Resume Chapter 1
Basic Concepts of Strategic Management
Terima kasih kami ucapkan pula kepada dosen mata kuliah Manajemen Stratejik, Bapak
Rully Agusdin, S.E., M.M. serta pihak-pihak yang telah berkontribusi dan membantu kami dalam
penyusunan makalah ini. Kami berharap makalah yang berisikan Resume yang berkaitan dengan
chapter 1 ini dapat digunakan sebagai salah satu bahan referensi bacaan demi memudahkan proses
belajar.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis masih jauh dari kata sempurna, oleh
karenanya kami mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini.
Penulis
2
Daftar Isi
Kata Pengantar ................................................................................................................................ 2
STRATEGY FORMULATION................................................................................................ 12
3
Strategic Decision Making ............................................................................................................ 17
Adaptive Mode...................................................................................................................... 17
4
Chapter 1 – Basics Concepts of Strategic Management
5
3. Ada beberapa hal yang menyebabkan professional manager menerapkan management
strategis di perusahaannya :
a. Meningkatnya risiko terjadinya error / kesalahan
b. Salah pengalokasian dana
c. Kehilangan dana / kehancuran ekonomi
Tujuannya adalah untuk membuat perusahaannya tetap kompetitif dalam lingkungan yang
bergejolak
4. Tahapan dalam Management Strategis
a. Fase 1 – Basic Financial Planning : (Range waktu : 1 Tahun)
i. Manager membuat perencanaan serius ketika mereka diminta untuk
mengusulkan budget untuk tahun berikutnya.
ii. Biasanya menggunakan Analisa yang sederhana dengan informasi yang
didapatkan dari dalam perusahaan itu sendiri
b. Fase 2 – Forecast-based Planning : (Range waktu : 3-5 tahun)
i. Biasanya manager mengusulkan rencana 5 tahunan di dalam perusahaan.
Disini di tentukan apa saja proyek yang dapat berjalan lebih dari satu tahun
ii. Membutuhkan waktu yang lama dalam persiapannya untuk memastikan
semua hal yang telah direncanakan sesuai dan dapat dijalankan oleh bidan-
bidang terkait, biasanya menggunakan data-data internal dan
memperhatikan trend yang sedang berjalan
c. Fase 3 – Externally Oriented (strategic) planning :
i. Biasanya dilakukan oleh Top Management dengan membuat sistem formal
perencanaan strategis. Perusahaan diminta untuk responsive terhadap
perubahan yang ada di pasar serta persaingan didalamnya dengan berpikir
serta bertindak secara strategis.
ii. Terkonsentrasi pada pekerja di bidang perencanaan strategis yang bertugas
untuk mengembangkan rencana strategis untuk perusahaan.
iii. Konsultan biasanya menyediakan Teknik yang inovatif serta lebih canggih
yang digunakan oleh pekerja bagian perencanaan untuk mengumpulkan
informasi dan meramalkan tren dimasa mendatang.
iv. Upper-level managers biasanya akan bertemu 1x yang dipimpin oleh
planning straff untuk mengevaluasi dan memperbaharui rencana yang sudah
ada.
v. Perencanaan dengan sistem “Top-Down” menekankan formula strategi
formal dan mengirimkannya masalah dalam pengimplementasi kepada
lower-management.
vi. Peran konsultan biasanya lebih besar dibandingkan lower-level
management dalam pembuatan rencana jangka panjang
d. Fase 4 – Strategic Management :
i. Dibutuhkan input dan komitmen dari lower-level manager. Top-
management akan membuat kelompok perencanaan yang berisi dari
berbagai manager dari berbagai tingkatan dan beragam departemen serta
6
kelompok kerja. Tugasnya untuk mengembangkan dan mengintegrasikan
beberapa bagian dari rencana yang berfokus dan menekankan pada
competitive advantage perusahaan.
ii. Pada tahap ini dibuat beberapa informasi mendetail mengenai masalah yang
ada dalam implementasi, evaluasi dan pengontrolan.
IMPACT OF GLOBALIZATION
11. Globalisasi sudah merubah gaya berbisnis modern saat ini, karena saat ini perusahaan
sudah bekerjasama dan terintegrasi secara internasional dalam pasar dan korporasi. Saat
7
ini, sudah banyak perusahaan yang mengglobal, sehingga strategic management semakin
dianggap penting untuk tetap mengarahkan pengembangan internasional dan posisi
perusahaan dalam menjaga competitive advantagenya.
IMPACT OF INNOVATION
12. Inovasi digunakan untuk mendeskripsikan produk baru, jasa, metode, dan pendekatan
organisasi yang dapat membuat bisnis mencapai return yang luar biasa.
13. Boston Consulting Group menemukan bahwa invoasi merupakan top 3 priority selama 3
kuartal pada tahun 2014 . Penemuannya :
a. 61% perusahaan lebih banyak mengalokasikan uangnya untuk inovasi pada tahun
2014 dibanding 2013
b. 75% responden melaporkan bahwa inovasi dalam investasi adalah yang ditargetkan
utama dalam keunggulan jangka panjang dan competitive advantage saat ini
c. 5 Perusahaan terbaik dalam hal inovasi adalah : Apple, Google, Samsung,
Microsoft dan IBM
d. 70% dari eksekutif merasa bahwa kapabilitas inovasi perusahaannya hanya berada
di angka rata-rata dan 13% eksekutif lainnya merasa perusahaannya lemah dalam
inovasi
IMPACT OF SUSTAINABILITY
14. Sustainability merujuk pada praktik bisnis dalam mengatur triple bottom line yang sudah
dijelaskan sebeumnya.
15. Perusahaan memiliki tanggung jawab terhadap pada shareholdersnya, sehingga harus dapat
berkembang di dalam perubahan industi, lingkungan dan lingkungan fisik. Selain itu
perusahaan juga memiliki tanggung jawab terhadap para pekerjanya, konsumen dan
komunitas dimana usahanya berjalan.
16. Standard untuk environmental efficiency adalah ISO 14001
17. Untuk memahami biaya emisi, setiap perusahaan perlu untuk mengevaluasi kerentanan
teradap iklim yang berkaitan dengan perbahan regional terkait dengan ketersediaan energi
dan air, keandalan dari ifnrastruktur dan supply chains, dan penyebaran penyakin infeksi.
8
melangkah lebih jauh dengan mengusulkan bahwa tidak hanya organisasi beradaptasi dengan
lingkungan yang berubah, tetapi mereka juga memiliki kesempatan dan kekuatan untuk
membentuk kembali lingkungan mereka. Perspektif ini adalah yang dominan diambil dalam
manajemen strategis. Argumennya bahwa adaptasi adalah proses dinamis yang sesuai dengan
pandangan organizational learning theory, yang mengatakan bahwa organisasi menyesuaikan
diri secara defensif dengan lingkungan yang berubah dan menggunakan pengetahuan secara
ofensif untuk meningkatkan kesesuaian antara dirinya dan lingkungannya. Perspektif ini
memperluas perspektif pilihan strategis untuk menyertakan orang-orang di semua tingkatan yang
terlibat dalam memberikan masukan ke dalam keputusan strategis.
Fleksibilitas strategis menuntut komitmen jangka panjang untuk pengembangan dan pemeliharaan
sumber daya dan kemampuan kritis. Ini juga menuntut perusahaan menjadi learning organization
(organisasi yang terampil dalam menciptakan, memperoleh, dan mentransfer pengetahuan dan
dalam memodifikasi perilakunya untuk mencerminkan pengetahuan dan wawasan baru).
Menurut Chandler, perusahaan muncul dari pengetahuan pengusaha individu, yang kemudian
berkembang menjadi pengetahuan organisasi. Pengetahuan organisasi ini terdiri dari tiga kekuatan
dasar: keterampilan teknis; pengetahuan fungsional, seperti produksi dan pemasaran; dan keahlian
manajerial. Pengetahuan ini mengarah ke area baru di mana perusahaan dapat berhasil dan
menciptakan hambatan masuk bagi pesaing baru. Chandler percaya bahwa begitu sebuah
9
perusahaan telah membangun basis pembelajarannya hingga pada titik di mana ia telah menjadi
perusahaan inti dalam industrinya, para pemula wirausaha jarang dapat berhasil masuk. Dengan
demikian, pengetahuan organisasi menjadi keunggulan kompetitif yang sulit dipahami dan ditiru.
Manajemen strategis sangat penting untuk organisasi pembelajaran untuk menghindari stagnasi
melalui pemeriksaan diri dan eksperimen secara terus menerus. Orang-orang di semua tingkatan,
tidak hanya manajemen puncak, berpartisipasi dalam manajemen strategis — membantu
memindai lingkungan untuk informasi penting, menyarankan perubahan pada strategi dan program
untuk memanfaatkan perubahan lingkungan, dan bekerja dengan orang lain untuk terus
meningkatkan metode kerja, prosedur, dan teknik evaluasi.
• Pemindaian lingkungan
• Perumusan strategi
• Implementasi strategi
• Evaluasi dan pengendalian.
10
ENVIRONMENTAL SCANNING
Environmental scanning adalah pemantauan, evaluasi, dan penyebaran informasi dari
lingkungan eksternal dan internal kepada orang-orang kunci di dalam perusahaan. Tujuannya
adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor strategis — elemen eksternal dan internal yang akan
membantu dalam analisis keputusan strategis perusahaan. Cara paling sederhana untuk
merepresentasikan hasil pemindaian lingkungan adalah melalui pendekatan SWOT. SWOT adalah
akronim yang digunakan untuk menggambarkan Strengths, Weaknesses, Opportunities, and
Threats tertentu yang tampaknya menjadi faktor strategis untuk perusahaan tertentu. External
environment terdiri dari variabel (Opportunities, and Threats) yang berada di luar organisasi dan
biasanya tidak berada dalam kendali manajemen puncak jangka pendek.
Internal environment perusahaan terdiri dari variabel (Strengths, Weaknesses) yang ada di dalam
organisasi itu sendiri dan berada dalam kendali manajemen puncak jangka pendek.
11
STRATEGY FORMULATION
Strategy formulation adalah proses investigasi, analisis, dan pengambilan keputusan yang
memberikan perusahaan kriteria untuk mencapai keunggulan kompetitif. Ini termasuk
mendefinisikan keunggulan kompetitif bisnis, mengidentifikasi kelemahan yang memengaruhi
kemampuan perusahaan untuk tumbuh, menyusun misi perusahaan, menentukan tujuan yang dapat
dicapai, dan menetapkan pedoman kebijakan.
Sebuah misi dapat didefinisikan secara sempit atau luas cakupannya. Contoh pernyataan misi yang
luas adalah yang digunakan oleh banyak perusahaan: "Melayani kepentingan terbaik pemilik
saham, pelanggan, dan karyawan". Pernyataan misi yang didefinisikan secara luas seperti ini
membuat perusahaan tidak membatasi dirinya pada satu bidang atau lini produk, tetapi gagal
mengidentifikasi secara jelas apa yang dibuatnya atau produk / pasar mana yang ingin ditekankan.
Pernyataan luas relatif tidak berguna sementara pernyataan sempit memberikan arahan dan nilai
bagi organisasi.
Istilah goal sering digunakan secara bergantian dengan istilah objective. Dalam buku ini, kami
lebih suka membedakan kedua istilah tersebut. Berbeda dengan objective, kami menganggap goal
sebagai pernyataan terbuka tentang apa yang ingin dicapai, tanpa kuantifikasi apa yang ingin
dicapai dan tidak ada kriteria waktu untuk penyelesaian. Misalnya, pernyataan sederhana tentang
12
"peningkatan profitabilitas" dengan demikian adalah goal, bukan objective, karena tidak
menyatakan berapa banyak laba yang ingin dihasilkan perusahaan tahun depan. Objective yang
baik harus berorientasi pada tindakan dan dimulai dengan kata untuk. Contoh dari tujuan adalah
"untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan pada tahun 2017 sebesar 10% dibandingkan 2016."
13
atau segmen pasar tertentu yang dilayani oleh unit bisnis tersebut. Strategi bisnis dapat
masuk ke dalam dua kategori keseluruhan: strategi kompetitif dan kooperatif.
Functional strategy adalah pendekatan yang diambil oleh area fungsional untuk mencapai
tujuan dan strategi perusahaan dan unit bisnis dengan memaksimalkan produktivitas
sumber daya. Ini berkaitan dengan pengembangan dan pembinaan kompetensi khusus
untuk memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan atau unit bisnis. Perusahaan
bisnis menggunakan ketiga jenis strategi secara bersamaan. Hierarchy of strategy adalah
pengelompokan jenis strategi berdasarkan level dalam organisasi. Hierarki strategi adalah
bersarangnya satu strategi dengan strategi lainnya sehingga mereka saling melengkapi dan
mendukung.
STRATEGY IMPLEMENTATION
Strategy implementation adalah proses di mana strategi dan kebijakan dijalankan melalui
pengembangan program, anggaran, dan prosedur. Proses ini mungkin melibatkan perubahan dalam
14
budaya, struktur, dan / atau sistem manajemen keseluruhan organisasi. Akan tetapi, kecuali jika
perubahan drastis di seluruh perusahaan diperlukan, penerapan strategi biasanya dilakukan oleh
manajer tingkat menengah dan bawah, dengan tinjauan oleh manajemen puncak. Terkadang
disebut sebagai perencanaan operasional, implementasi strategi sering kali melibatkan keputusan
sehari-hari dalam alokasi sumber daya.
15
3. Menstimulasi untuk memulai kembali proses dari awal
Performance merupakan hasil dari kegiatan perusahaan. Termasuk di dalamnya hasil aktual
(sebenarnya) dari proses manajemen strategis perusahaan. Pelaksanaan strategic management ini
dibenarkan dalam hal kemampuannya untuk meningkatkan kinerja perusahaan, dan biasanya
diukur berdasarkan keuntungan dan return on investment dari perusahaan.
FEEDBACK/LEARNING PROCESS
Sebagaimana perusahaan atau divisi di dalamnya mengembangkan program atau strategi,
perusahaan/divisi harus kembali ke awal, merevisi atau memeriksa keputusan yang telah diambil.
Misal, kinerja yang buruk biasanya mengindikasikan adanya kesalahan, baik itu kesalahan di
strategi atau pun di penerapannya. Hal ini juga bisa berarti adanya perubahan di dalam variabel
kunci (contohnya seperti perubahan kondisi ekonomi dan peraturan).
Periode statis Inersia (diam) di bagian organisasi (statis, tidak ada perubahan atau manajemen
percaya bahwa strategi yang dilaksanakan sekarang masih benar dan hanya butuh sedikit
perbaikan).
Fenomena di mana perubahan ini membutuhkan waktu yang lama, menunjukkan adanya
punctuated equilibrium, yang menggambarkan, bahwa perusahaan berkembang melalui posisi
stabil (tidak berubah/statis) di waktu yang cukup panjang. Terjadi melalui perubahaan yang relatif
singkat (revolutionary periods). Sehingga untuk menangani ini, perusahana membutuhkan sesuatu
yang “mengagetkan” untuk masuk ke dalam sistemnya, untuk memotivasi manajemen untuk
benar-benar melakukan penilaian kembali terhadap situasi perusahaan.
Triggering Events, sesuatu yang bertindak sebagai stimulus untuk adanya perubahan di dalam
strategi. Hal yang bisa menjadi triggering events:
16
2. External Intervention, contohnya seperti adanya komplain dari customer
3. Threat of A Change in Ownership, misalnya ada takeover tiba-tiba dari perusahaan lain
4. Performance Gap, misal, ada penurunan penjualan dan keuntungan
5. Strategic Inflection Point, melalui pengenalan teknologi baru, adanya peraturan yang
berbeda, perubahan nilai dan keinginan customers.
1. Rare, tidak biasa dan biasanya tidak memiliki “awalan” untuk diikuti
2. Consequential, menyerahkan sumber daya penting dan meminta komitmen yang besar dari
orang-orang di semua level
3. Directive, membentuk suatu “awalan” untuk keputusan yang lebih kecil dan untuk
keputusan di masa depan
Adaptive Mode
1. Muddling Through, nama lainnya
2. Mencari solusi reaktif terhadap masalah yang ada dari pada peluang (Reaktif)
3. Terjadi banyak tawar-menawar untuk memprioritaskan tujuan
4. Strateginya terbagi dan dikembangkan untuk memajukan perusahaan secara bertahap
5. Terjadi di banyak universitas, rumah sakit besar, agensi pemerintahan, dan banyak
perusahaan besar
17
Planning Mode
1. Melibatkan proses pencarian informasi yang dilakukan secara sistematis,
mencari/menghasilkan alternative strategi yang layak/dapat dilakukan, dan pemilihan
strategi secara rasional.
2. Mencari peluang baru dan juga menyelesaikan masalah (Proaktif dan Reaktif)
3. Contohnya terjadi di IBM
Logical Incrementalism
1. Merupakan sintesis dari entrepreneurial mode
2. Top management memiliki ide yang jelas tentang apa misi dan sasaran dari perusahaan
tetapi di dalam perkembangannya mode ini menggunakan proses interaktif. Di mana proses
interaktif ini memungkinkan perusahaan untuk menyelidiki/memeriksa bagaimana
keadaan di masa depan, percobaan, dan belajar dari “partial commitment” dari pada dari
formulasi global dari keseluruhan strategi perusahaan.
3. Berguna ketika lingkungan mengalami perubahan yang cepat dan ketika menjadi penting
bagi perusahaan untuk membangun persetujuan dan membangun sumber daya yang
dibutuhkan sebelum strategi diberlakukan di seluruh perusahaan
1. Mengevaluasi hasil kinerja saat ini (Dilihat Dari ROI, Profitability, Misi, Objektif, Stratgis,
Dan Aturan Perusahaan)
2. Mengkaji ulang tata kelola perusahaan (Kinerja dari board of directors dan top
management)
3. Mengamati dan menilai lingkungan eksternal (Untuk menentukan faktor strategis yang
dapat mendatangkan peluang dan hambatan)
4. Mengamati dan menilai lingkungan internal (Untuk menentukan faktor strategis yang
menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan)
5. Menganalisis faktor stategis (Menunjukkan daerah yang bermasalah, mengkaji dan
merevisi misi, objektif dari perusahaan sebagaimana dibutuhkan)
18
6. Membentuk, mengavaluasi, dan memilih strategi alternatif terbaik
7. Mengimplementasikan strategi yang dipilih (Melalui program, budget, dan prosedur)
8. Mengevaluasi strategi yang telah diimplementasikan (Melalui sistem feedback dan
mengawasi aktivitas untuk memastikan tingkat penyimpangan minimum dari rencana)
19
Makalah Manajemen Stratejik
Resume Chapter 4
Environmental Scanning and Industry Analysis
Terima kasih kami ucapkan pula kepada dosen mata kuliah Manajemen Stratejik, Bapak
Rully Agusdin, S.E., M.M. serta pihak-pihak yang telah berkontribusi dan membantu kami dalam
penyusunan makalah ini. Kami berharap makalah yang berisikan Resume yang berkaitan dengan
chapter 1 ini dapat digunakan sebagai salah satu bahan referensi bacaan demi memudahkan proses
belajar.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis masih jauh dari kata sempurna, oleh
karenanya kami mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini.
Penulis
2
Daftar Isi
Kata Pengantar ................................................................................................................................ 2
HYPERCOMPETITION .......................................................................................................... 21
3
MONITORING COMPETITORS FOR STRATEGIC PLANNING ....................................... 24
Forecasting .................................................................................................................................... 25
4
Chapter 4 – Enviromental Scanning and Industry Analysis
Environmental scanning :
5
b. Societal Environment :
i. Lingkungan masyarakat yang memiliki kekuatan, dimana mereka tidak
memberikan dampak secara langsung terhadap aktivitas perusahaan jangka
pendek namun dapat mempengaruhi aktivitas perusahaan jangka panjang
ii. Dapat mempengaruhi :
1. Economic Forces : Mengatur pertukaran dari bahan baku, uang,
tenaga, dan informasi
2. Technological Forces : Memberikan pemecahan atas suatu masalah
3. Political-Legal Forces : Alokasi kekuasaan dan membatasi serta
melindungi hukum dan aturan
4. Sociocultural Forces : mengatur nilai-nilai, budaya, dan adat istiadat
di masyarakat
c. Task Environment : Berkaitan dengan segala sesuatu yang secara langsung
mempengaruhi perusahaan dan terpengaruh olehnya.
i. Contoh :
1. Pemerintah
2. Komunitas setempat
3. Supplier
4. Kompetitor
5. Customer
6. Creditors
7. Pekerja / serikat pekerja
8. Asosiasi perdagangan
9. Kelompok-kelompok khusus
ii. Berfokus pada industri yang dijalani. Analisa Industri berfokus pada factor-
faktor kunci dalam lingkungan tugas perusahaan
Ketiga factor ini harus dimonitor untuk mengetahui factor-faktor strategis yang memiliki
pengaruh kuat terhadap keberhasilan dan kegagalan perusahaan.
Perubahan signifikan di natural environement cenderung mempengaruhi societal
environment dari suatu bisnis (misalnya ketersediaan bahan baku dan biaya), dan akhirnya
dapat berdampak pada task environment karena terjadi peningkatan atau penurunan dari
keseluruhan industri
6
i. Polusi yang dapat dirasakan oleh orang lain.
1. Dari hal ini muncul konsep sustainability, dimana keberlangsungan
suatu perusahaan beroperasi dalam jangka waktu lama bukan hanya
dipengaruhi oleh kondisi ekonomi dan sistem sosial saja, namun
juga dipengaruhi oleh ekosistem alam dimana perusahaan berada.
ii. Global Warming → Ketinggian air laut, cuaca dan iklim menjadi susah
untuk diprediksi karena mengalami perubahan.
c. Perusahaan harus memperhatikan factor-faktor yang kadang dianggap remeh,
seperti ketersediaan air dan udara yang bersih.
d. Perusahaan harus memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan dari sebelum
kegiatan dimulai, sehingga apabila ditemukan suatu dampak yang dapat merugikan,
perusahaan bisa take control hal tersebut dan bahkan bisa menjadikannya peluang
untuk memenuhi kebutuhan pasar dimasa yang akan mendatang seperti contohnya
pembuatan teknologi green cars yang ramah lingkungan.
Bisa jadi tren yang terjadi di satu area STEEP merupakan hal yang penting untuk
perusahaan di suatu industri, namun tidak terlalu penting untuk perusahaan di industri lain.
7
2. 8 tren di socialcultural telah mengubah North America dan sebagian besar dunia :
a. Increasing Environmental Awareness → Lebih mengaplikasikan hal-hal yang
berkaitan dengan daur ulang dan konservasi lingkungan
b. Growing Health Consciousness → Peduli terhadap kesehatan individu sebagai cara
utama untuk mendapatkan kesehatan fisik dan hidup yang lebih panjang.
c. Expanding Seniors Market → Lebih memperhatikan konsumen dengan usia diatas
55 tahun karena jumlahnya akan meningkat dalam beberapa waktu kedepan
d. Impact of Millenials → Ada pengaruh besar dari milenial untuk produk dan jasa
yang akan hadir di masa depan
e. Declining Mass Market → Barang / jasa harus lebih ke personalized karena lebih
diminati
f. Changing Pace and Location of Life → Adanya perubahan dalam mengirimkan
informasi promosi. Perusahaan bisa bekerjasama dengan operator telekomunikasi
atau satelit untuk menyampaikan informasi tersebut secara soft selling misalnya
lewat iklan iklan yang bisa diakses lewat HP dimana saja
g. Changing Household Composition → di US populasi orang-orang yang single-
parent akan bisa menjadi yang utama.
h. Increasing diversity ofworkforce and markets → Akan ada peningkatan dimana
kaum minoritas akan mendominasi angka pertumbuhan populasi di US sampai 90%
3. Perubahan pada bagian teknologi di Societal Environment dapat memberikan dampak yang
baik untuk beberapa industri. Banyak perubahan yang terjadi sehingga orang-orang lebih
mudah untuk mengakses jasa yang ditawarkan, misalnya di Netflix di Indonesia. Orang-
orang sekarang bisa menonton tayangan holywood hanya dengan menyentuh layer
handphone saja.
4. Peneliti di George Washington University telah mengidentifikasi beberapa hal yang
berkaitan dengan teknologi yagn telah memberikan dampak signifikan dalam berbagai
industri :
a. Portable information devices and electronic networking → penggabungan internet
network, gambar di televisi dan kenyamanan dalam menggunakan smart device
memudahkan kita untuk tetap berhubungan dalam bisnis maupun kegiatan personal
b. Alternative energy sources → Penggunaan tenaga angina, geothermal,
hydroelectric,solar, biomass meningkat sangat pesat
c. Precision farming → Teknologi pertanian yang bisa mendukung pertanian di
berbagai kontur tanah
d. Virtual personal assistants → sistem robotic yang dapat membantu pekerjaan
sehari-hari dalam pekerjaan yang bekerja seolah-olah seperti manusia
e. Genetically altered organisms → Pengembangan ilmu studi baru dalam pertanian
untuk menghasilkan bibit unggul yang berkualitas
f. Smart, mobile robots → robot yang bisa bekerja dengan bantuan sensor, dimasa
depan bisa menggantikan pekerjaan manusia
5. Tren di bagian Economic di societal environment dapat memiliki dampak yang jelas
terhadap aktivitas bisnis. Contohnya peningkatan bunga yang dapat berpengaruh terhadap
penjualan dan berbagai hal di dunia karena semuanya akan terpengaruh nantinya
8
6. Tren di bagian Ecological telah mengalami peningkatan yang sangat cepat saat ini. Elemen
ini berfokus pada pertimbangan atau dampak atas kegiatan suatu bisnis. Dampak dari
pergantian iklim di perusahaan dapat dikategorikan menjadi 6 risiko :
a. Regulatory Risk → Sebagian besar perusahaan sudah berkomitmen pada Kyoto
Protocol untuk menurunkan Gas Rumah Kaca.
b. Supply Chain Risk → Supplier bisa makin rentan terhadap aturan pemerintah,
misalnya peningkatan social cost karena terjadi peningkatan emisi oleh berbagai
perusahaan, atau bisa juga karena sumber daya alamnya semakin berkurang,
pajaknya mengalami kenaikan
c. Product and Technology Risk → Produk yang ramah lingkungan bisa jadi satu
syarat di kemudian hari. Di US barang-barang seperti ini sudah menjadi popular
bagi konsumen.
d. Litigation Risk → Perusahaan yang menimbulkan polusi secara berlebihan dapat
dituntut secara hukum
e. Reputational Risk → Polusi yang ditimbulkan oleh perusahaan dapat menurunkan
reputasi perusahaan. Ketika Asesment dilakukan dan ternyata hasilnya buruk, citra
perusahaan bisa menurun
f. Physical Risk → Muncul bencana alam seperti kekeringan, banjir, badai, dan
kenaikan permukaan air laut akibat polusi yang ada
Ekonomi global senilai US $ 66 triliun beroperasi melalui seperangkat aturan yang ditetapkan oleh
World Trade Organization (WTO). Terdiri dari 155 negara anggota dan 29 negara pengamat, WTO
adalah forum bagi pemerintah untuk merundingkan perjanjian perdagangan dan menyelesaikan
sengketa perdagangan. Awalnya didirikan pada tahun 1947 sebagai General Agreement on Tariffs
and Trade (GATT), WTO didirikan pada tahun 1995 untuk memperluas aturan dasar bagi
perdagangan internasional. Tujuan sistem ini adalah untuk mendorong perdagangan bebas antar
negara dengan efek samping yang paling tidak diinginkan. Di antara prinsip-prinsipnya adalah
perdagangan tanpa diskriminasi. Hal ini dicontohkan oleh klausul negara yang paling disukai, yang
menyatakan bahwa suatu negara tidak dapat memberikan bea cukai yang lebih rendah kepada mitra
dagang tanpa memberikannya kepada semua negara anggota WTO lainnya. Prinsip lainnya adalah
menurunkan hambatan perdagangan secara bertahap melalui negosiasi. WTO juga mendukung
persaingan yang sehat, prediktabilitas pasar anggota, dan dorongan pembangunan dan reformasi
ekonomi. Sebagai hasil dari banyak negosiasi, negara maju telah mulai mengizinkan impor bebas
bea dan bebas kuota dari hampir semua produk dari negara kurang berkembang.
9
Setiap negara atau kelompok negara tempat perusahaan beroperasi menghadirkan lingkungan
sosial yang unik dengan serangkaian variabel sosiokultural, teknologi, ekonomi, ekologi, dan
politik-hukum yang berbeda untuk dihadapi perusahaan. Lingkungan masyarakat internasional
sangat bervariasi sehingga lingkungan internal perusahaan dan proses manajemen strategis harus
sangat fleksibel. Karena hukum Islam (syariah) melarang bunga (riba), pinjaman modal di negara-
negara Islam harus diatur atas dasar bagi hasil dan bukan suku bunga.
Untuk menjelaskan banyak perbedaan di antara lingkungan masyarakat dari satu negara ke negara
lain, perhatikan Tabel 4–3. Ini mencakup daftar variabel ekonomi, teknologi, politik-hukum, dan
sosial budaya untuk negara atau wilayah tertentu.
10
Sebelum merencanakan strateginya untuk lokasi internasional tertentu, perusahaan harus
memindai lingkungan negara tersebut untuk mencari persamaan dan perbedaannya jika
dibandingkan dengan negara asal perusahaan. Berfokus hanya pada negara maju dapat
menyebabkan perusahaan kehilangan peluang pasar yang penting. Meskipun negara-negara
tersebut mungkin belum berkembang ke titik di mana mereka memiliki permintaan yang signifikan
untuk spektrum produk yang luas, mereka kemungkinan besar berada di ambang pertumbuhan
yang cepat dalam permintaan untuk produk-produk tertentu. Menggunakan konsep memasuki di
mana persaingan tidak ada, ini mungkin merupakan peluang bagi perusahaan untuk memasuki
pasar ini — sebelum persaingan terjadi.
Pada tahun 2002 IBM membuat alat yang disebut WebFountain untuk membantu perusahaan
menganalisis sejumlah besar data lingkungan yang tersedia di Internet. WebFountain adalah sistem
penemuan informasi canggih yang dirancang untuk membantu mengekstrak tren, mendeteksi pola,
dan menemukan hubungan dalam sejumlah besar data mentah. Misalnya, IBM berusaha untuk
mempelajari apakah ada kecenderungan diskusi yang lebih positif tentang bisnis elektronik. Dalam
11
seminggu, perusahaan memiliki data yang digunakan para ahli di dalam perusahaan untuk
menggantikan firasat mereka dengan analisis.
Tidak ada perusahaan yang berhasil memantau semua faktor eksternal. Pilihan harus dibuat
mengenai faktor mana yang penting dan mana yang tidak. Meskipun manajer setuju bahwa
kepentingan strategis yang menurut mereka penting, mereka terkadang melewatkan atau memilih
untuk mengabaikan perkembangan baru yang penting.
12
Kesediaan untuk menolak informasi yang tidak biasa dan juga negatif disebut strategic myopia.
Jika perusahaan perlu mengubah strateginya, mungkin tidak mengumpulkan informasi eksternal
yang sesuai untuk mengubah strategi dengan sukses.
Kekuatan tinggi dapat dianggap sebagai ancaman karena kemungkinan akan mengurangi
keuntungan. Kekuatan rendah, sebaliknya, dapat dilihat sebagai peluang karena memungkinkan
perusahaan memperoleh keuntungan lebih besar. Dalam jangka pendek, kekuatan ini bertindak
sebagai pembatas aktivitas perusahaan. Dalam jangka panjang, bagaimanapun, adalah mungkin
bagi perusahaan, melalui pilihan strateginya, untuk mengubah kekuatan dari satu atau lebih
kekuatan untuk keuntungan perusahaan.
13
Threat of New Entrants
New entrants dalam suatu industri biasanya membawa kapasitas baru, keinginan untuk
mendapatkan pangsa pasar, dan potensi sumber daya yang besar. Oleh karena itu, mereka
merupakan ancaman bagi perusahaan mapan. Ancaman masuk tergantung pada adanya hambatan
masuk dan reaksi yang dapat diharapkan dari pesaing yang ada. Entry barrier merupakan
halangan yang menyulitkan suatu perusahaan untuk memasuki suatu industri. Beberapa
kemungkinan hambatan untuk masuk adalah:
• Economies of scale
• Product differentiation
• Capital requirements
• Switching costs
• Access to distribution channels
• Cost disadvantages independent of size
• Government policy
14
dapat menyebabkan persaingan. Menurut Porter, persaingan yang intens terkait dengan adanya
beberapa faktor, antara lain:
• Number of competitors
• Rate of industry growth
• Product or service characteristics
• Amount of fixed costs
• Capacity
• Height of exit barriers
• Diversity of rivalsThreat of Substitute Products or Services
• Pembeli membeli sebagian besar produk atau layanan penjual (misalnya, filter oli yang
dibeli oleh produsen mobil besar).
• Pembeli memiliki potensi untuk berintegrasi ke belakang dengan memproduksi produk itu
sendiri (misalnya, rantai surat kabar dapat membuat kertasnya sendiri).
• Pemasok alternatif banyak karena produknya standar atau tidak berbeda (misalnya,
pengendara dapat memilih di antara banyak pompa bensin).
• Biaya pergantian pemasok sangat sedikit (misalnya, perlengkapan kantor mudah
ditemukan).
• Produk yang dibeli mewakili persentase yang tinggi dari biaya pembeli, sehingga
memberikan insentif untuk berbelanja dengan harga yang lebih rendah (misalnya, bensin
yang dibeli untuk dijual kembali oleh toko serba ada merupakan setengah dari total biaya
mereka).
• Seorang pembeli memperoleh keuntungan rendah dan karenanya sangat sensitif terhadap
perbedaan biaya dan layanan (misalnya, toko grosir memiliki margin yang sangat kecil).
• Produk yang dibeli tidak penting untuk kualitas akhir atau harga produk atau jasa pembeli
dan dengan demikian dapat dengan mudah diganti tanpa mempengaruhi produk akhir
secara negatif (misalnya, kabel listrik yang dibeli untuk digunakan dalam lampu).
15
The Bargaining Power of Suppliers
Pemasok dapat memengaruhi industri melalui kemampuan mereka menaikkan harga atau
mengurangi kualitas barang dan jasa yang dibeli. Pemasok sangat berpengaruh jika beberapa
factor:
Industry Evolution
Ketika suatu industri masih baru, orang mungkin membeli produk, berapa pun harganya, karena
itu secara unik memenuhi kebutuhan yang ada. Hal ini biasanya terjadi dalam fragmented
industry di mana tidak ada perusahaan yang memiliki pangsa pasar yang besar, dan setiap
16
perusahaan hanya melayani sebagian kecil dari total pasar dalam persaingan dengan yang lain
(misalnya, jasa kebersihan). Saat pesaing baru memasuki industri, harga jatuh sebagai hasil dari
persaingan. Perusahaan menggunakan kurva pengalaman dan skala ekonomi untuk mengurangi
biaya lebih cepat daripada persaingan. Perusahaan terkadang berintegrasi untuk mengurangi biaya
lebih jauh dengan mengakuisisi pemasok dan distributor mereka. Pesaing mencoba untuk
membedakan produk mereka satu sama lain untuk menghindari persaingan harga yang ketat yang
umum terjadi pada industri yang sedang berkembang.
Pada saat suatu industri memasuki tahap kedewasaan, produk cenderung menjadi lebih seperti
komoditas. Ini sekarang menjadi consolidated industry didominasi oleh beberapa perusahaan
besar, yang masing-masing berjuang untuk membedakan produknya dari produk pesaing. Ketika
pembeli menjadi lebih canggih dari waktu ke waktu, keputusan pembelian didasarkan pada
informasi yang lebih baik. Harga menjadi perhatian yang dominan, mengingat tingkat kualitas dan
fitur yang minimum, dan margin keuntungan menurun.
Saat industri bergerak melalui maturity menuju kemungkinan penurunan, tingkat pertumbuhan
penjualan produknya melambat dan bahkan mungkin mulai menurun. Sejauh hambatan keluar
rendah, perusahaan mulai mengubah fasilitas mereka untuk penggunaan alternatif atau menjualnya
ke perusahaan lain. Industri cenderung berkonsolidasi di sekitar pesaing yang lebih sedikit tetapi
lebih besar.
Global industries, sebaliknya, beroperasi di seluruh dunia, dengan MNC hanya membuat sedikit
penyesuaian untuk keadaan khusus negara. Dalam industri global, aktivitas MNC di satu negara
17
tidak terpengaruh secara signifikan oleh aktivitasnya di negara lain. MNC di industri global
menghasilkan produk atau layanan di berbagai lokasi di seluruh dunia dan menjualnya, hanya
membuat sedikit penyesuaian untuk persyaratan negara tertentu. Contoh industri global adalah
pesawat komersial, elektronik ritel, semikonduktor, mesin fotokopi, mobil, jam tangan, dan ban.
Perusahaan industri terbesar di dunia dalam hal pendapatan penjualan, sebagian besar, adalah
perusahaan multinasional yang beroperasi di industri global
Faktor-faktor yang cenderung menentukan apakah suatu industri akan menjadi industri
multidomestik atau global adalah:
Sejauh tekanan untuk koordinasi kuat dan tekanan responsivitas lokal lemah untuk MNC dalam
industri tertentu, industri tersebut akan cenderung menjadi global. Sebaliknya, ketika tekanan
responsivitas lokal kuat dan tekanan koordinasi lemah untuk perusahaan multinasional dalam suatu
industri, industri tersebut akan cenderung multidomestik. Di antara dua ekstrim ini terdapat
sejumlah industri dengan karakteristik yang berbeda-beda baik dari industri multidomestik
maupun global. Ini adalah regional industries, di mana MNC terutama mengoordinasikan
aktivitas mereka di dalam wilayah, seperti Amerika atau Asia.
18
STRATEGIC GROUPS
Strategic group adalah sekumpulan unit bisnis atau perusahaan yang "mengejar strategi serupa
dengan sumber daya serupa." Mengkategorikan perusahaan dalam satu industri ke dalam satu set
kelompok strategis sangat berguna sebagai cara untuk lebih memahami lingkungan persaingan.
Penelitian menunjukkan bahwa beberapa kelompok strategis dalam industri yang sama lebih
menguntungkan daripada yang lain. Karena struktur dan budaya perusahaan cenderung
mencerminkan jenis strategi yang diikutinya, perusahaan atau unit bisnis yang termasuk dalam
kelompok strategis tertentu dalam industri yang sama cenderung menjadi saingan yang kuat dan
cenderung lebih mirip satu sama lain daripada pesaing di strategi lain dalam industri yang sama.
Kelompok strategis dalam industri tertentu dapat dipetakan dengan memplot posisi pasar pesaing
industri pada grafik dua dimensi, menggunakan dua variabel strategis sebagai sumbu vertikal dan
horizontal:
1. Pilih dua karakteristik umum, seperti harga dan menu yang membedakan perusahaan dalam
suatu industri satu sama lain.
19
2. Buat plot perusahaan, dengan menggunakan dua karakteristik ini sebagai dimensi.
3. Buatlah sebuah lingkaran di sekitar perusahaan-perusahaan yang paling dekat satu sama
lain sebagai satu kelompok strategis, variasikan ukuran lingkaran secara proporsional
dengan bagian grup dari total penjualan industri.
Dimensi lain, seperti kualitas, layanan, lokasi, atau derajat integrasi vertikal, juga dapat digunakan
dalam grafik tambahan industri restoran untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang
bagaimana berbagai perusahaan dalam industri tersebut bersaing.
STRATEGIC TYPES
Dalam menganalisis tingkat intensitas persaingan di dalam suatu industry atau kelompok stratejik
tertentu, perusahaan dapat mencirikan kompetitornya.
• Strategic type merupakan kategori dari perusahaan yang didasari dengan orientasi stratejik
yang sama dengan kombinasi struktur, budaya, dan proses yang konsisten dengan
strateginya tersebut.
• Menurut Miles and Snow, perusahaan yang bersaing di dalam suatu industry dapat
dikategorikan menjadi 4 tipe (berdasarkan orientasi stratejiknya secara umum):
o Defenders, lini produk terbatas dan fokus untuk mengembangkan efisiensi dari
operasinya. Orientasi pada efisiensi biaya.
o Prospectors, memiliki cukup banyak lini produk dan berfokus kepada inovasi
produk serta peluang di pasar. Orientasi pada penjualan, terkadang membuatnya
inefisien. Cenderung menekankan kreativitas dibandingkan dengan efisiensi.
o Analyzers, beroperasi setidaknya di dua product-market area yang berbeda, satu
stabil dan satu yang lain bervariasi (variable). Di area yang stabil, penekananya
kepada efisiensi. Di variable areas penekanan kepada inovasi.
o Reactors, kurang konsisten dalam hubungan strategi-struktur-budaya. Responnya
terhadap tantangan lingkungan cenderung menjadi perubahan strategis secara
sedikit demi sedikit.
• Tujuan pengkategorian:
o Membantu menjelaskan mengapa perusahaan yang mengalami situasi yang sama,
tetapi reaksi/tingkah lakunya bisa berbeda-beda
o Membantu manager dalam memonitor efektivitas dari orientasi strategis tertentu
20
o Mengembangkan skenario untuk perkembangan industry di masa depan
HYPERCOMPETITION
• Menurut D’Aveni, di dalam hypercompetiton, frekuensi, keberanian, dan keagresifan dari
pergerakan/perubahan yang dilakukan secara dinamis oleh pemain-pemain di dalam
industry ini mengalami peningkatan untuk membentuk kondisi “constant disequilibrium
and change”.
• Di dalam hypercompetitive industri, informasi mengenai teknologi, competitive
advantage, berasal dari pengetahuan yang up to date terhadap trend di lingkungan dan
aktivitas persaingan, ditambah dengan keberanian untuk mengambil risiko agar bisa
mendapatkan “new advantage”
21
• Industri matrix merangkum key success factors di dalam industry tertentu
• Keterangan:
o Di kolom 1, apa saja faktor yang menentukan kesuskesan di industri
o Kolom 2, berikan pembobotan untuk setiap faktor dari 1.0 (yang paling penting)
sampai kepada 0.0 (paling tidak penting) berdasarkan impact yang diberikan faktor
terhadap kesuksesan
o Kolom 3, periksa bagaimana rate perusahaan A di dalam industry berdaarkan pada
seberapa baik perusahaan berhadapan dengan setiap fakto kesuksesannya (rating
misal 1-5 dengan 5 itu outstanding, 1 poor)
o Kolom 4, kalikan bobot kolom2 dengan rating untuk mendapatkan “factor’s
weighted score for company A”
o Kolom 5, ulangi tahap pada kolom 3, namun untuk perusahaan lain (perusahaan B
misal)
o Kolom 6, kalikan bobot di kolom 2 yang telah ditentukan dengan rating dari
perusahaan B
o Akhirnya, tambahkan weighted scors untuk semua faktor di kolom 4 dan 6 untuk
menentukan total weighted scores untuk perusahaan A dan B. Nah, total weighted
scores ini mengindikasikan seberapa baik setiap perusahaan ini merespond key
success factors saat ini maupun key success factors expected (masa depan) di dalam
lingkungan suatu industry
22
Competitive Intelligence
Competitive Intelligence adalah suatu program formal dalam pengumpulan informasi competitor
perusahaan. Berdasarkan penelitian terdapat hubungan yang kuat antara kinerja eprusahaan (dilihat
dari ROI) dengan aktivitas competitive intelligence. 1 dari 3 perusahaan membuat fungsi
competitive intelligence dengan unit sendiri, dengan selebihnya dimasukkan ke dalam masing-
masing fungsi di perusahaan seperti contonya marketing, strategic planning, information services,
business development, product development, atau unit lain.
23
MONITORING COMPETITORS FOR STRATEGIC PLANNING
Aktivitas utama dari Competitive Intelligence unit adalah mengawasi pesaingnya—organisasi
yang menawarkan produk atau jasa yang sama atau saling menggantikan sifatnya di area bisnis di
mana beberapa perusahaan beroperasi.
1. Kenapa bisa ada competitor? Mereka ada hanya untuk dapet untung atau untuk mendukung
unit lain?
2. Di sisi mana dia add value (menambahkan nilai) untuk customer? Kualitas yang lebih
tinggikah? Atau harga yang lebih murah, atau credit terms yang lebih baik atau pelayanan
yang lebih baik
3. Customer kita yang kayak gimana yang mereka tertarik? Best customers atau malah
customer yang kita ga ingin atau malah semuanya?
4. Apakah dasar biaya dan likuiditasnya? Berapa banyak cash yang mereka punya? Gimana
caranya mereka dapet supplynya?
5. Apakah mereka tidak terlalu terbuka tentang suppliernya dari pada kita? Apakah
suppliersnya lebih baik dari perusahaan kita?
6. Apa yang mereka tujukan kedepan? Apakah mereka punya rencana strategis untuk
menargetkan target market kita? Seberapa komitmen mereka mau berkembang?
7. Bagaimana aktivitas mereka dapat berpengaruh terhadap strategi kita? Haruskah kita
menyesuaikan rencana kita?
8. Seberapa lebih baik perusahaan kita harus berjalan untuk memenangkan customer? Apakah
salah satu dari kita punya competitive advantage di pasar?
9. Apakah aka nada competitor baru yang bisa muncul selama beberapa tahun ke depan?
Siapa saja pendatang baru potensial?
10. Kalo kita adalah customer, akankah kita memilih produk dari perusahaan kita
dibandingkan dengan competitor? Apa yang bisa melukai customer yang kita punya
sekarang maksudnya ada ga yang bisa bikin customer complaints? Apa yang dilakukan
competitor untuk menyelesaikan complaints ini?
24
Forecasting
Environmental Scanning memungkinkan kita untuk mendapatkan “hard data” di situasi saat ini
dan trend saat ini, tapi intuisi dan keberuntungan dibutuhkan secara akurat untuk memprediksi
apakah trend ini akan terus berlanjut. Nah, hasil dari perkiraan ini biasanya berdasarkan dari
serangkaian asumsi yang bisa saja valid bisa juga tidak.
DANGER OF ASSUMPTIONS
Asumsi yang salah ini biasanya menjadi alasan terjadinya forecasting erros, makanya manajer
yang sedang membentuk rencana stratejik jarang sekali mempertimbangkan asumsi sebagai kunci
suksesnya. Biasanya strategic plan ini didasarkan pada proyeksi atau gambaran tentang keadaan
saat ini.
25
3. Expert Opinion, ahli di area atau bidang tertentu mencoba untuk melakukan perhitungan
kemungkinan perkembangan, dasarnya adalah interaksi dari variabel kunci
4. Delphi Technique, yang memisahkan ahli-ahli secara independen untuk menilai
kemungkinan terjadi sesuatu (specified events). Nah hasil-hasil penilaian ini nantinya akan
disatukan dan dikirimkan kembali kepada masing-masing ahli untuk dilakukan
penyesuaian sampe akhirnya terjadi kesepakatan
5. Statistical Modeling, teknik kuantitatif yang mencoba untuk menemukan sebab atau
setidaknya faktor penjelas yang menghubungkan dua atau lebih time-series bersamaan.
Dasarnya adalah data masa lalu, kalo pola hubungannya berubah, maka tingkat akurasinya
juga bisa menurun. Contohnya analisis regresi.
6. Prediction Market, teknik perkiraan baru, yang memungkinakan untuk dilakukan sebab
adanya kemudahan akses melalui internet. Hasil perkiraan prediction market dari grup
yang besar (terdiri dari banyak anggota) akan lebih baik dibandingkan dengan para ahli,
sebab mereka lebih bisa menghasilkan data yang berbeda-beda (variasi datanya)
7. Cross-impact Analysis
8. Scenario Writing, yang paling banyak digunakan setelah trend extrapolation.
a. Skenario berfokus pada penggambaran dari kemungkinan masa depan yang
berbeda-beda yang ditampikan melalui narrative fashion.
b. Skenario bisa cuma berbentu tulisan deskripsi atas keadaan masa depan bisa juga
kombinasi dengan teknik lain
c. Industry scenario, merupakan gambaran perkiraan dari industry tetentu, bagaimana
kemungkinannya di masa depan. Bisa dikembangkan dengan cara melakukan
analisis terhadap kemungkinan akibat dari tekanan sosial kepada key groups di
industry tertentu.
d. Industry Scenario ini prosesnya
i. Menilai kemungkinan pergeseran di lingkungan sosial juga alam
ii. Identifikasi ketidakpastian di setiap 6 tekananan di dalam environmental
task
1. Potential entrants
2. Competitors
3. Subtitutes
26
4. Buyers
5. Suppliers
6. Key stakeholders
iii. Buat sumsi masuk akal tentang trend masa depan
iv. Kombinasikan asumsi tentang individual trend dengan skenario
v. Analisis situasi industry yang bisa sebelumnya
vi. Tentukan sumber competitive advantage dari setiap skenario
vii. Prediksi tingkah laku pesaing di setiap skenario
viii. Pilih seknario yang paling mungkin terjadi atau yang paling punya impact
yang kuat untuk masa depan perusahaan
Selain itu EFAS table juga dapat menilai bagaimana perusahaan merespon faktor-faktor tertentu
secara spesifik dilihat dari bobot kepentingannya (seberapa pentingnya faktor ini) untuk
perusahaan.
27
Cara menganalisis EFAS Table:
1. Tulis 10 eksternal faktor (peluang dan hambatan yang paling penting) dari sebuah
perusahaan
2. Berikan boot untuk masing-masing faktor dengan skala 1.00 (most important) hinga 0.00
(tidak penting)
3. Berikan rating untuk masing-masing faktor dengan skala 5.00 (outstanding) hingga 1.00
(poor) untuk melihat bagaimana respons perusahaan terhadap faktor tersebut
4. Kalikan weight dengan rating untuk mendapatkan weighted score
5. Di kolom 5, ada kolom komentar yang mencatat tentang mengapa beberapa faktor dipilih
dan bagiamana ia diberikan bobot dan dihitung/diperkirakan
6. Akhirnya, berikan weighted scores untuk semua ekstrnal faktor. Total weighted scorenya
nanti akan mengindikasikan seberapa baik perusahaan merespon keadaan serta faktor-
faktor yang diharapkan akan terjadi di lingkungan eksternal perusahaan. skornya bisa
digunakan untuk membandingkan satu perusahaan dengan perusahaan lain di industry. Cek
28
untuk memastikan apakah total weighted score benar-benar mencerminkan kinerja
perusahaan saat ini di dalam hal market share dan profitability.
29
Makalah Manajemen Stratejik
Resume Chapter 5
Organizational Analysis and Competitive Advantage
Terima kasih kami ucapkan pula kepada dosen mata kuliah Manajemen Stratejik, Bapak
Rully Agusdin, S.E., M.M. serta pihak-pihak yang telah berkontribusi dan membantu kami dalam
penyusunan makalah ini. Kami berharap makalah yang berisikan Resume yang berkaitan dengan
chapter 5 ini dapat digunakan sebagai salah satu bahan referensi bacaan demi memudahkan proses
belajar.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis masih jauh dari kata sempurna, oleh
karenanya kami mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini.
Penulis
2
Daftar Isi
Kata Pengantar ................................................................................................................................ 2
Culture........................................................................................................................................... 10
3
STRATEGIC HUMAN RESOURCE MANAGEMENT (HRM) ISSUES.............................. 18
4
A Resource-Based Approach to Organizational Analysis – Vrio
Perusahaan harus memperhatikan institusinya serta lingkungan eksternal untuk mengerti
lingkungan kompetitif perusahaan dan dengan itu pula bisa mengidentifikasikan internal strategic
factors berupa Strenghts dan Weakness perusahaan untuk mengambil kesempatan dan
menghindari ancaman.
5
7. Core competency bisa secara mudah ditiru apabila transparan, dapat dipindahkan dan dapat
di replikasi
a. Tranparency : kecepatan kompetitor dapat memahami hubungan sumber daya
dengan kapabilitas dalam menunjang kesuksesan strategi perusahaan
b. Transferability : kemampuan kompetitor untuk mengumpulkan sumberdaya dan
kapabilitas untuk menunjang tantangan kompetitif
c. Replicability : kemampuan kompetitor untuk menduplikasi sumberdaya dan
kaapbilitas untuk mengimitasi kesuksesan perusahaan lain
Merupakan hal yang mudah untuk dipelajari dan mengimitasi core compentency dari
perushaaan lain jika hal itu berasal dari explicit knowledge (pengetahuan yang dapat
dengan mudah disampaikan dan mudah dianalisa)
Tacit Knowledge → tidak mudah di komunikasikan karena berasal dari hal-hal mendasar
didalam pengalaman pekerja di dalam budaya organisasi.
Business Models
1. Model bisnis adalah metode perusahaan dalam membuat profit di lingkungan bisnis saat
ini. Didalamnya termasuk rancangan struktural penting dan karakteristik dari kegiatan
6
operasional perusahaan dan bagaimana cara mendapatkan pendapatan dan keuntungan.
Biasanya tersusun dari 5 elemen :
a. Who it serves
b. What it provide
c. How it makes money
d. How it differentiates and sustains competitive advantage
e. How ti provides its product / service
2. Model bisnis yang paling sederhana adalah untuk menyediakan barang atau jasa yang dapat
dijual dan menghasilkan keuntungan. Beberapa model bisnis lainnya yang lebih rumit
adalah :
a. Customer Solutions Model : Menyediakan apa yang dibutuhkan oleh konsumen
b. Profit Pyramid model : menjual produknya di setiap segmen harga (harga rendah
dengan profit rendah dan harga tinggi dengan profit tinggi)
c. Multicomponent system / installed base model : 1 produk ada beberapa kebutuhan
seperti printer ada tinta ada kertas ada komponen-komponen lainnya
d. Advertising model : Produknya gratis, sehingga banyak konsumen, tujuannya
untuk menarik iklan agar mau mengiklankan produknya di perusahaan kita
(contohnya radio)
e. Switchboard model : Perusahaan jadi penghubung antara penjual dan pembeli
dalam jumlah yang besar
f. Time model : First mover advantage
g. Efficiency model : Menunggu standarisasi pasar, ketika sudah terjadi perusahaan
akan menjual di bawah harga pasar, alhasil profit jadi tinggi
h. Blockbuster model : berfokus pada investasi yang besar dan bisa menghasilkan
income yang besar juga, terutama apabila mereka bisa mematenkan produknya
(contoh : obat-obatan)
i. Profit multiplier model : Mengembangkan konsep dari suatu hal yang tidak bisa
menghasilkan profit jadi bisa menghasilkan profit (contoh Disneyland
menggunakan karakter-karakternya untuk menarik pengunjung)
j. Entrepreneurial model : Berfokus pada produk yang terspesialisasi di market-
market tertentu yang kecil namun memiliki potensi yang besar untuk berkembang.
7
k. De facto industry standard model : perusahaan menawarkan produknya secara
gratis / berbiaya rendah untuk menjadikannya sebagai standar di industrinya.
• Simple structure tidak memiliki kategori fungsional atau produk dan sesuai untuk
perusahaan kecil yang didominasi pengusaha dengan satu atau dua lini produk yang
beroperasi di ceruk pasar yang cukup kecil dan mudah diidentifikasi.
• Functional structure sesuai untuk perusahaan menengah dengan beberapa lini produk
dalam satu industri. Karyawan cenderung menjadi spesialis dalam fungsi bisnis yang
penting bagi industri tersebut, seperti manufaktur, pemasaran, keuangan, dan sumber daya
manusia.
8
• Divisional structure sesuai untuk perusahaan besar dengan banyak lini produk di beberapa
industri terkait. Karyawan cenderung menjadi spesialis fungsional yang diatur menurut
perbedaan produk / pasar.
• Strategic business units (SBUs) merupakan modifikasi dari struktur divisi. Unit bisnis
strategis adalah divisi atau kelompok divisi yang terdiri dari segmen pasar produk
independen yang diberi tanggung jawab dan kewenangan utama untuk mengelola wilayah
fungsionalnya sendiri. Sebuah SBU dapat memiliki ukuran atau level berapa pun tetapi
harus memiliki (1) misi unik, (2) pesaing yang dapat diidentifikasi, (3) fokus pasar
eksternal, dan (4) kendali atas fungsi bisnisnya.
• Conglomerate structure sesuai untuk perusahaan besar dengan banyak lini produk di
beberapa industri yang tidak terkait. Varian dari struktur divisi, struktur konglomerat
(kadang-kadang disebut perusahaan induk) biasanya merupakan kumpulan dari perusahaan
independen secara hukum (anak perusahaan) yang beroperasi di bawah satu payung
perusahaan tetapi dikendalikan melalui dewan direksi anak perusahaan.
9
Culture
Budaya perusahaan adalah kumpulan keyakinan, harapan, dan nilai-nilai yang dipelajari dan
dimiliki oleh anggota perusahaan dan ditransmisikan dari satu generasi karyawan ke generasi
lainnya. Budaya perusahaan secara umum mencerminkan nilai-nilai pendiri dan misi perusahaan.
Budaya perusahaan memberikan rasa identitas kepada perusahaan. Ini sering kali mencakup
sejumlah aturan kerja informal yang dipatuhi karyawan tanpa pertanyaan. Praktik kerja ini dari
waktu ke waktu menjadi bagian dari tradisi perusahaan yang tidak perlu dipertanyakan lagi. Oleh
karena itu, budaya mencerminkan nilai-nilai perusahaan.
Budaya perusahaan memiliki dua atribut yang berbeda, yaitu intensitas dan integrasi. Intensitas
budaya adalah sejauh mana anggota suatu unit menerima norma, nilai, atau konten budaya lain
yang terkait dengan unit tersebut. Integrasi budaya adalah sejauh mana unit di seluruh organisasi
berbagi budaya yang sama.
Perubahan dalam misi, tujuan, strategi, atau kebijakan tidak mungkin berhasil jika bertentangan
dengan budaya perusahaan yang diterima. Seperti halnya struktur, jika budaya organisasi sesuai
dengan strategi baru, itu adalah kekuatan internal. Di sisi lain, jika budaya perusahaan tidak sesuai
dengan strategi yang diusulkan, itu merupakan hal yang serius. Budaya perusahaan juga penting
10
ketika mempertimbangkan akuisisi. Penggabungan dua budaya yang berbeda, jika tidak ditangani
dengan bijak, dapat menciptakan beberapa konflik internal yang serius.
Marketing Mix
Marketing mix mengacu pada kombinasi tertentu dari variabel kunci di bawah kendali perusahaan
yang dapat digunakan untuk mempengaruhi permintaan dan untuk mendapatkan keunggulan
kompetitif.
11
perspektif manajemen strategis, konsep ini memiliki nilai yang kecil karena posisi sebenarnya dari
setiap produk dan kurva aktual dari produk itu hanya dapat dipastikan dengan melihat ke belakang.
Strategi adalah tentang membuat keputusan secara real-time untuk masa depan bisnis. The
Innovation Issue menunjukkan bagaimana sebuah perusahaan dapat menggunakan kebijaksanaan
konvensional dari siklus hidup produk untuk keuntungannya melawan pesaing terdepan.
Corporate brand (merek perusahaan) adalah jenis merek di mana nama perusahaan berfungsi
sebagai merek. Value dari merek perusahaan adalah bahwa merek tersebut biasanya mewakili
kesan konsumen terhadap perusahaan dan dengan demikian dapat diperluas ke produk yang saat
ini tidak ditawarkan. Meskipun perpindahan jenis merek mungkin tidak disarankan secara
strategis, kesan konsumen terhadap suatu merek setidaknya dapat menyarankan kategori produk
baru untuk dimasuki meskipun perusahaan mungkin tidak memiliki kompetensi dalam membuat
atau memasarkan jenis produk atau layanan tersebut.
12
Reputasi perusahaan adalah persepsi yang dipegang luas tentang perusahaan oleh masyarakat
umum. Ini terdiri dari dua atribut: (1) persepsi pemangku kepentingan tentang kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan barang berkualitas dan (2) keunggulan perusahaan di benak
pemangku kepentingan. Reputasi perusahaan yang baik dapat menjadi sumber daya strategis. Ini
dapat berfungsi dalam pemasaran sebagai sinyal dan penghalang masuk. Ini memberikan
kontribusi untuk barang-barangnya dengan harga premium. Reputasi sangat penting ketika
kualitas produk atau layanan perusahaan tidak dapat diamati secara langsung dan hanya dapat
dipelajari melalui pengalaman. Reputasi cenderung tahan lama dan sulit ditiru orang lain. Kondisi
ini dapat memburuk dari waktu ke waktu tanpa kewaspadaan terus-menerus, tetapi berpotensi
memberikan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Ini mungkin juga memiliki dampak yang
signifikan pada harga saham perusahaan.
Financial Leverage
Konsep financial leverage (rasio total hutang terhadap total aset) sangat membantu dalam
menggambarkan bagaimana hutang digunakan untuk meningkatkan pendapatan yang tersedia bagi
pemegang saham biasa. Ketika perusahaan membiayai aktivitasnya dengan penjualan obligasi atau
catatan alih-alih melalui saham, laba per saham didorong: bunga yang dibayarkan atas hutang
mengurangi pendapatan kena pajak, tetapi lebih sedikit pemegang saham yang berbagi keuntungan
daripada jika perusahaan telah menjual lebih banyak saham untuk dibiayai aktivitasnya. Oleh
karena itu, leverage yang tinggi dapat dianggap sebagai kekuatan perusahaan pada saat
kemakmuran dan peningkatan penjualan, atau sebagai kelemahan pada saat resesi dan penurunan
13
penjualan. Ini karena leverage bertindak untuk memperbesar efek laba per saham dari peningkatan
atau penurunan penjualan aktual.
Capital Budgeting
Capital budgeting adalah analisis dan pemeringkatan kemungkinan investasi pada aset tetap seperti
tanah, bangunan, dan peralatan dalam hal pengeluaran tambahan dan penerimaan tambahan yang
akan dihasilkan dari setiap investasi. Departemen keuangan yang baik akan dapat menyiapkan
anggaran modal tersebut dan memeringkatnya berdasarkan beberapa kriteria yang diterima atau
tingkat rintangan (misalnya, tahun untuk membayar kembali investasi, tingkat pengembalian yang
diinginkan, atau waktu untuk mencapai titik impas) untuk tujuan pengambilan keputusan strategis.
Kebanyakan perusahaan memiliki lebih dari satu tingkat rintangan dan memvariasikannya sebagai
fungsi dari jenis proyek yang sedang dipertimbangkan. Proyek dengan signifikansi strategis tinggi,
seperti memasuki pasar baru atau mempertahankan pangsa pasar, seringkali memiliki tingkat
rintangan yang lebih rendah.
Unit R&D perusahaan harus dievaluasi untuk kompetensi teknologi baik dalam pengembangan
dan penggunaan teknologi inovatif. Korporasi tidak hanya harus melakukan upaya penelitian yang
14
konsisten (yang diukur dengan pengeluaran perusahaan yang cukup konstan yang menghasilkan
inovasi yang dapat digunakan), tetapi juga harus mahir dalam mengelola personel penelitian dan
mengintegrasikan inovasi mereka ke dalam operasi sehari-hari. Perusahaan juga harus mahir
dalam transfer teknologi, proses membawa teknologi baru dari laboratorium ke pasar.
R&D Mix
Sebagian besar perusahaan akan memiliki campuran R&D dasar, produk, dan proses, yang
bervariasi menurut industri, perusahaan, dan lini produk. Keseimbangan jenis penelitian ini
dikenal sebagai R&D Mix dan harus sesuai dengan strategi yang sedang dipertimbangkan dan
untuk setiap siklus hidup produk. Misalnya, secara umum diterima bahwa R&D produk biasanya
mendominasi tahap awal product’s life cycle, sedangkan proses R&D menjadi sangat penting di
tahap selanjutnya (ketika desain produk dipadatkan dan penekanannya adalah pada pengurangan
biaya dan peningkatan kualitas).
Teknologi baru umumnya lebih berisiko dan kurang menarik bagi pelanggan perusahaan mapan
saat ini. Produk yang berasal dari teknologi baru lebih mahal dan tidak memenuhi persyaratan
pelanggan (persyaratan yang didasarkan pada teknologi lama). Perusahaan baru biasanya lebih
tertarik pada teknologi baru karena ini adalah salah satu cara untuk menarik peluang pasar yang
sedang berkembang di pasar yang saat ini didominasi oleh perusahaan mapan. Meskipun teknologi
baru mungkin lebih mahal untuk dikembangkan, ia menawarkan peningkatan kinerja di area yang
menarik bagi ceruk kecil ini, tetapi tidak ada konsekuensi bagi pelanggan pesaing yang sudah
mapan.
15
STRATEGIC OPERATION ISSUES
• Tugas utama dari manajer operasi adalah mengembangkan dan menjalankan sistem yang
akan menghasilkan produk dan jasa dengan kualitas tertentu, yang disesuaikan dengan cost
dan waktu yang tersedia.
• Terdapat 2 jenis sistem/proses operasi
o Intermittent system
▪ Arti: Barang diproses secara berkala namun pekerjaan dan rangkaian
prosesnya dapat bervariasi
▪ Ciri-cirinya: labor intensive (menggunakan pekerja yang cukup banyak),
dengan sedikit otamtisasi (jarang menggunakan mesin), fixed cost-nya
kecil, namun slope variable costnya bisa jadi curam sekali.
▪ Keuntungan: bisa beroperasi dengan level rendah tapi masih untung
▪ Strategi yang dapat dilakukan: mencari pasar niche, sehingga perusahaan
dapat menghasilkan dan menjual dengan kuantitas yang kecil dan custom
(disesuaikan dengan preferensi pembeli)
o Continous system
▪ Arti: produk dapat secara terus menerus dirangkai atau diproses
▪ Ciri-cirinya: sedikit pekerja namun highly skilled, menggunakan mesin-
mesin canggih, fixed costnya tinggi
▪ Keuntungan: karena sistemnya terus menerus dan bisa langsung banyak
memproduksi, perusahaan dapat mencapai economies of scale
▪ Strategi yang dapat dilakukan: mencari pasar niche, sehingga perusahaan
dapat menghasilkan dan menjual barang dalam kuantitas yang besar.
▪ Kerugian: selama resesi potensi ruginya tinggi (lebih tinggi dari yang
intermittent) karena, selama resesi akan ada penurunan penjualan. Dan
untuk menutupinya, lebih susah untuk menjual plant/fixed assets dari pada
melakukan lay-off pegawai.
16
Experience curve
• Experience curve menyatakan bahwa biaya per unit produksi akan turun dalam
sejumlah persen tertentu (biasanya 20-30%) ketika total akumulasi unit produksi
naik dua kali lipat.
• Berapa persennya ini beragam tergantung pada
o Waktu pekerja untuk mempelajari tugas baru
o Bagaimana perkembangan produk
o Bagaimana skala ekonomi perusahaan
o Dan bagaimana cost dari raw materials yang digunakan perusahaan
• Untuk sampai kepada yang dimaksud dengan experience curve membutuhkan: investing
in R&D and fixed assets, yang artinya fixed cost akan lebih tinggi dan fleksibilitas menurun
• Sehingga nantinya diharapkan, lower unit cost → lower price → high number of unit sold
→ increase market demand → high market share → high profits
• Biasanya manajemen menggunakan experience curve ini untuk memperkirakan biaya
produksi:
o Dari produk yang belum pernah dibuat dengan teknik/proses yang sedang
digunakan perusahaan saat ini
o Menggunakan teknik/proses yang baru untuk produk yang sudah ada sebelumnya
• Experience curve ini mungkin ga bisa digunakan untuk perusahaan tertentu dengan
berbagai alasan
17
• Flexible manufacturing ini memungkinkan perusahan untuk menghasilkan output yang
rendah (dengan customization tadi) tapi dengan biaya produksi per unit yang relatif rendah
18
o Keanggotaan biasanya dinamis (fluid) tidak tetap, menyesuaikan dengan kebutuhan
tugas yang harus diselesaikan
o Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan virtual teams ini menggantikan sistem
traditional face-to-face work groups
▪ Struktur organisasi yang lebih flat dengan meningkatnya kebutuhan
koordinasi cross-functional
▪ Lingkungan yang turbulen (uncertain) membutuhkan kerja sama di dalam
organisasi
▪ Meningkatnya otonomi pekerja dan partisipasi pekerja dalam buat
keputusan
▪ Kebutuhan pengetahuan yang semakin tinggi yang merupakan akibat dari
tekanan pada jasa yang semakin besar
▪ Meningkatnya globalisasi perdagangan dan akitivitas kerja sama
Human diversity sendiri merupakan keberagaman ras, budaya, dan juga latar belakang di
lingkungan kerja. Di keadaan demografis yang kian berubah, perusahaan sekarang berfokus untuk
mempekerjakan karyawan tanpa melihat latar belakang etnisnya. Berdasrkan penelitian,
perusahaan, meningkatkan keberagaman, dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Dan
19
perusahaan dengan komitmen yang tinggi terhadap pekerjanya, akan lebih mudah dan berhasil
untuk memberlakukan strategi kompetitifnya.
Impact of Performance
Terdapat 4 kontribusi IT terhadap kinerja perusahaan:
• Mengotomatisasi proses back-office dan dapat membangun sebuah data-base yang besar
• Mengotomatisasi tugas individu
• Meningkatkan fungsi bisnis yang menjadi kunci → productivity improvements
• Mengembangkan competitive advantage perusahaan
Supply Chain Management yaitu pembentukan jaringan untuk kegiatan sourcing raw materials,
pembuatan, penyimpanan, dan pendistribusian produk.
Leaders di dalam suatu organisasi mengintegrasikan sistem informasi yang modern di dalam
perusahaannya (corporate value chains) untuk menyeleraskan usaha perusahaan dengan
keunggulan kompetitif yang perusahaan ingin dapatkan. Contoh teknologi terbaru yang digunakan
untuk supply chain management ini adalah RFID (Radio-frequency identification) yang di
dalamnya terdapat informasi mengenai produk yang dapat digunakan untuk tracking inventory dan
untuk keperluan distribusi.
20
The Strategic Audit: A Checklist for Organizational Analysis
SYNTHESIS OF INTERNAL FACTORS (IFAS)
Setelah melakukan scanning terhadap lingkungan internal organisasi dan mengidentifikasi faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas, strategi, juga kinerja perusahaan, perusahaan mungkin
ingin merangkum analisisnya akan faktor-faktor ini, perusahaan dapat menggunakan IFAS, untuk
mengatur (organize) internal factors ke dalam “strengths and weakness” dari perusahaan
menggunakan VRIO Framework (Value, Rareness, Imitability, and Organization). VRIO ini
digunakan untuk menilai seberapa penting setiap faktor untuk menjadi kekuatan dari perusahaan.
Langkah untuk menggunakan IFAS:
1. List internal factors 8 hingga 10, kekuatan dan kelemahan paling penting perusahaan
2. Berikan bobot dengan 1.0 paling penting dan 0.0 tidak penting
3. Berikan rating setiap faktor dari 5.00 (outstanding) hingga 1.0 (poor) berdasarkan
bagaimana respons spesifik perusahaan terhadap faktor tersebut
4. Kalikan antara bobot dengan weight dari masing-masing faktor, untuk mendapatkan
factor’s weighted score
5. Catat mengapa faktor dipilih dan bagaimana bobotnya diperhitungkan
6. Akhirnya, tambahkan weighted scores untuk semua faktor internal, yang ada di kolom 4,
untuk menentukan total weighted score untuk perusahaan tersebut. Total weighted ini
21
mengindikasikan seberapa baik perusahaan merespons faktor-faktor tersebut, dan faktor
yang nantinya diharapkan akan hadir nantinya, di dalam organisasi tersebut.
22
Makalah Manajemen Stratejik
Resume Chapter 6
Strategy Formulation: Business Strategy
Terima kasih kami ucapkan pula kepada dosen mata kuliah Manajemen Stratejik, Bapak
Rully Agusdin, S.E., M.M. serta pihak-pihak yang telah berkontribusi dan membantu kami dalam
penyusunan makalah ini. Kami berharap makalah yang berisikan Resume yang berkaitan dengan
chapter 6 ini dapat digunakan sebagai salah satu bahan referensi bacaan demi memudahkan proses
belajar.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis masih jauh dari kata sempurna, oleh
karenanya kami mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini.
Penulis
2
Daftar Isi
Kata Pengantar ................................................................................................................................ 2
Business Strategies.......................................................................................................................... 7
Collusion ............................................................................................................................... 10
3
A Framework for Examining Business Strategy
• Strategy formulation sering merujuk kepada perencanaan strategis atau perencanaan
jangka panjang, yang mana, perencanaan ini fokus untuk mengembangkan misi, sasaran,
strategi, dan kebijakan perusahaan
• Untuk membuat sebuah perencanaan, perusahaan akan memulainya dengan melakukan
analisis situasi. Di mana analisis situasi berguna untuk menyelaraskan atau menyocokkan
antara kekuatan dan peluang yang kita miliki dengan kelemahan dan tantangan yang akan
kita hadapi.
• Analisis situasi dapat dilakukan dengan:
o VRIO framework, yang dengan ini kita bisa menganalisis
▪ Apa saja potensi competitive advantage yang kita punya
▪ Apakah perusahaan sudah diatur/di-manage untuk mengambil/memilki
competitive advantage itu
o SWOT analysis
▪ Swot analysis ini merupakan akronim dari Strengths, Weaknesses,
Opportunity, and Threat (4 kuadran)
▪ Rumus: Strategic Alternative = O/(S-W)
▪ Dengan menggunakan SWOT ini membantu kita untuk menentukan: untuk
kita meningkatkan kekuatan (strengths) kita supaya kita bisa berbeda
dengan yang lain? Atau kita mengurangi kelemahan (Weaknesses) kita
supaya kita bisa kompetitive gitu
▪ Ada beberapa kritik untuk SWOT: opini, sebenarnya apa yang menjadi
kekuatan bisa menjadi kelemahan, begitu juga dengan peluang dan
tantangan, usaha yang dilakukan tidak meningkatkan “kebenaran” dari
daftar SWOT yang udah dibuat tadi, single point time approach, tidak ada
pendekatan evaluasi yang tervalidasi
• Bagaimana pun sebagai pihak yang menyusun strategi, penting untuk mengetahui apa saja
kekuatan kita, apa akibat yang ditimbulkan dari kelemahan kita, apakah kita bisa
mengambil peluang (kesempatan) yang ada, dan bagaimana caranya untuk mengurangi
tantangan
4
GENERATING A STRATEGIC FACTORS ANALYSIS SUMMARY (SFAS)
MATRIX
• SFAS ini merangkum fakotr-faktor strategis dari organisasi, dengan menggabungkan
faktor eksternal (dari EFAS) dan faktor internal (dari IFAS).
• EFAS, IFAS, dan SFAS ini dikembangkan karena adanya kritik terhadap SWOT
• Dalam pembentukannya SFAS Matrix ini butuh kurang dari 10 faktor strategis (yang
dipadatkan gitu, antara internal dan eksternal). Dan penyebutan faktor-faktor ini dapat
dilakukan dengan review dari tim manajemen dan pemberian beban yang disesuaikan
dengan prioritas organisasi.
5
o Di kolom 2, berikan bobot untuk faktor-faktor tersebut, dan totalnya harus 1,00.
o Di kolom 3, berikan rating berdasarkan dengan bagaimana respon dari perusahaan
terhadap faktor-faktor tadi
o Di kolom 4, dikaliin antara bobot dan ratingnya
o Di kolom 5, tentukan jangka waktunya, apakah short-term, intermediate-term, atau
long-term
o Di kolom 6, ulangi kemudian tinjau kembali komen untuk setiap faktor. Total
weighted score untuk rata-rata peruashaan di industry itu selalu 3,00
6
Mission and Objectives
• Cara pertama yang dapat dilakukan untuk mendesain strategi yang baik adalah dengan
membuat “pernyataan misi” untuk perusahaan
• Dan misi yang dibuat ini harus berfokus terhadap keuntungan (competitive) advantage
yang setiap individu bisa gunakan untuk membuat keputusan. Artinya dalam buat misi,
misinya ini harus fokus pada advantages yang emang benar bisa digunakan gitu
• Employee yang terlatih, termotivasi + misi yang seragam = menuntun perusahaan ke
keadaan terbaiknya
• Misi yang efektif itu ga hanya harus spesifik tetapi juga harus ada benang merahnya atau
“common thread”. Kenapa harus ada benang merahnya? Supaya bisa fokus kepada enegi
setiap orang di dalam organisasi
• Sebuah misi yang baik, terdiri dari 5 elemen:
o Harus singkat jadi setiap pekerja bisa ingat apa pernyataan misi perusahaan
o Desainnya harus simple (sederhana) jadi setiap orang bisa mengerti apa yang
diinginkan sama team’s leaders
o Harus ada arahannya atas kegiatan apa yang akan dilakukan oleh pegawai
o Pernyataannya memungkinkan karyawan tahu apa yang dilakukan oleh perusahaan
dan apa yang tidak dilakukan oleh perusahaan
o Statementnya harus terukur sehingga perusahaan bisa melihat bagaimana
progressnya
• Company’s objective juga tidak kalah penting, kalau nantinya dalam implementasi strategi,
kenyataan tidak sesuai dengan harapan, ada 2 hal yang dapat dilakukan
o Strateginya yang diganti
o Objectives-nya yang harus disesuaikan, jadi lebih realistis
Business Strategies
Business strategi ini berfokus dalam meningkatkan posisi kompetitifnya perushaaan atau unit
bisnis perusahaan (produk dan jasa) di dalam industri atau segmen pasar tertentu. Strategi bisnis
ini bisa competitive (berjuang melawan competitor lain) atau bisa cooperative (kerja sama)
sifatnya.
7
PORTER COMPETITIVE STRATEGIES
Competitive strategi ini menimbulkan pertanyaan: apakah kita harus kompetisi (menjadi beda)
dengan dasar biaya rendah atau dengan dasar kualitas? Pertanyaan lain adalah harus kita
berkompetisi head-to-head dengan competitor utama (dengan pasar yang paling diacari) atau kita
fokus di niche yang market-nya ga terlalu dicari banget tapi tetap menguntungkan?
8
1. Differenciation Focus : Berfokus pada beberapa aspek dalam penjualan seperti biaya,
kelompok pembeli tertentu, segmentasi lini produk atau geographic market.
9
2. Ditemukan sebuah cara yang lebih cepat dalam mengkonsolidasikan fragmented industry
yang bernama Strategic Rollup. Intinya adalah penggabungan beberapa perusahaan.
Perbedaannya dengan merger dan akuisisi :
a. Melibatkan banyak perusahaan kecil dan menjadikannya bagian-bagian penting
dalam suatu perusahaan besar yang saling terintegrasi
b. Perusahaan dapat menurunkan biayanya dan bisa menerapkan cost-leadership
COOPERATIVE STRATEGIES
Perusahaan juga dapat menggunakan strategi kooperatif untuk mendapatkan keunggulan
kompetitif dalam suatu industri dengan bekerja sama dengan perusahaan lain. Terdapat dua jenis
strategi kerja sama yang umum yaitu collusion dan strategic alliances.
Collusion
Collusion adalah kerjasama aktif perusahaan-perusahaan dalam suatu industri untuk mengurangi
output dan menaikkan harga guna menyiasati hukum penawaran dan permintaan. Kolusi mungkin
eksplisit, di mana perusahaan bekerja sama melalui komunikasi langsung dan negosiasi, atau diam-
diam, di mana perusahaan bekerja sama secara tidak langsung melalui sistem sinyal informal.
Kolusi yang eksplisit merupakan tindakan ilegal di sebagian besar negara dan di sejumlah asosiasi
perdagangan regional, seperti Uni Eropa.
Kolusi juga bisa diam-diam (tacit), dalam hal ini tidak ada komunikasi langsung di antara
perusahaan yang bersaing. Menurut Barney, kolusi yang dilakukan diam-diam (tacit) dalam suatu
industri kemungkinan besar akan berhasil jika (1) terdapat sejumlah kecil pesaing yang dapat
10
diidentifikasi, (2) biaya serupa di antara perusahaan, (3) satu perusahaan cenderung bertindak
sebagai pemimpin harga, (4) ada budaya industri umum yang menerima kerja sama, (5) penjualan
ditandai dengan frekuensi tinggi pesanan kecil, (6) persediaan besar dan simpanan pesanan adalah
cara normal untuk menangani fluktuasi permintaan, dan (7) ada adalah hambatan masuk yang
tinggi untuk mencegah pesaing baru. Tacit Collusion ini bisa juga menjadi illegal.
Strategic Alliances
Strategic alliance adalah kesepakatan kerjasama jangka panjang antara dua atau lebih perusahaan
atau unit bisnis independen yang terlibat dalam kegiatan bisnis untuk keuntungan ekonomi
bersama.
Sebuah studi oleh Cooper & Lybrand menemukan bahwa perusahaan yang terlibat dalam aliansi
strategis memiliki pendapatan 11% lebih tinggi dan tingkat pertumbuhan 20% lebih tinggi
daripada perusahaan yang tidak terlibat dalam aliansi. Membentuk dan mengelola aliansi strategis
adalah kemampuan yang dipelajari dari waktu ke waktu. Penelitian mengungkapkan bahwa
semakin banyak pengalaman yang dimiliki perusahaan dengan aliansi strategis, semakin besar
kemungkinan aliansinya akan berhasil, tetapi juga ada bahwa aliansi strategis ini bisa berdampak
kerugian.
1. Untuk memperoleh atau mempelajari kemampuan baru. Aliansi sangat berguna jika
pengetahuan atau kemampuan yang diinginkan didasarkan pada pengetahuan diam-diam
atau pengetahuan baru yang kurang dipahami teknologi. Sebuah studi menemukan bahwa
perusahaan dengan aliansi strategis memiliki teknologi manufaktur yang lebih modern
daripada perusahaan tanpa aliansi
2. Untuk mendapatkan akses ke pasar tertentu. Dalam survei oleh Economist Intelligence
Unit, 59% eksekutif menyatakan bahwa alasan utama mereka untuk terlibat dalam aliansi
adalah kebutuhan untuk ekspansi cepat dan murah ke pasar baru.
3. Untuk mengurangi risiko keuangan. Menggunakan aliansi dengan pemasok adalah cara
yang populer untuk melakukan outsourcing dengan biaya yang mahal.
4. Untuk mengurangi risiko politik. Membentuk aliansi dengan mitra lokal adalah cara yang
baik untuk mengatasi kekurangan sumber daya dan kemampuan saat melakukan ekspansi
ke pasar internasional.
Jenis aliansi: mutual service consortia to joint ventures dan licensing arrangements to value-chain
partnerships.
11
Mutual Service Consortia. Mutual service consortium adalah kemitraan perusahaan serupa di
industri serupa yang mengumpulkan sumber daya mereka untuk mendapatkan manfaat yang terlalu
mahal untuk dikembangkan sendiri, seperti akses ke teknologi canggih. Mutual service consortium
cukup lemah dan jauh, sesuai untuk mitra yang ingin bekerja sama tetapi tidak berbagi kompetensi
inti mereka. Hanya ada sedikit interaksi atau komunikasi di antara mitra.
Joint Venture. Joint venture adalah kegiatan usaha koperasi, yang dibentuk oleh dua atau lebih
organisasi terpisah untuk tujuan strategis, yang menciptakan badan usaha independen dan
mengalokasikan kepemilikan, tanggung jawab operasional, dan risiko keuangan serta penghargaan
kepada setiap anggota, dengan tetap mempertahankan identitas / otonomi mereka yang terpisah.
Joint Venture adalah bentuk aliansi strategis yang paling populer. Mereka sering terjadi karena
perusahaan yang terlibat tidak ingin atau tidak dapat bergabung secara legal secara permanen. Joint
Venture menyediakan cara untuk menggabungkan sementara kekuatan mitra yang berbeda untuk
mencapai hasil yang bernilai bagi semua.
Joint Venture sering kali dimaksudkan untuk sementara, terutama oleh beberapa perusahaan yang
mungkin melihatnya sebagai cara untuk memperbaiki kelemahan kompetitif sampai mereka dapat
mencapai dominasi jangka panjang dalam kemitraan.Penelitian menunjukkan bahwa Joint Venture
cenderung lebih berhasil bila kedua mitra memiliki kepemilikan yang sama dalam usaha tersebut
dan saling bergantung satu sama lain untuk mendapatkan hasil.
Value-Chain Partnerships. Value-chain partnership adalah aliansi yang kuat dan erat di mana
satu perusahaan atau unit membentuk kesepakatan jangka panjang dengan pemasok atau
distributor utama untuk keuntungan bersama. Penelitian menunjukkan bahwa pemasok yang
12
terlibat dalam hubungan jangka panjang lebih menguntungkan daripada pemasok dengan banyak
kontrak jangka pendek.
Semua bentuk aliansi strategis melibatkan ketidakpastian. Banyak masalah yang perlu ditangani
ketika aliansi pertama kali dibentuk, dan masalah lain muncul kemudian. Banyak masalah berkisar
pada fakta bahwa mitra aliansi perusahaan mungkin juga menjadi pesaingnya, baik segera atau di
masa depan. Menurut Profesor Peter Lorange, satu masalah pelik dalam aliansi strategis adalah
bagaimana bekerja sama tanpa memberikan kompetensi inti perusahaan atau unit bisnis:
“Terutama ketika teknologi maju terlibat, akan sulit bagi mitra dalam aliansi untuk bekerja sama
dan berbagi secara terbuka pengetahuan strategis, tetapi wajib jika usaha patungan ingin berhasil.”
Oleh karena itu, penting bahwa perusahaan atau unit bisnis yang tertarik untuk bergabung atau
membentuk aliansi strategis.
13
Makalah Manajemen Stratejik
Resume Chapter 7
Strategy Formulation: Corporate Strategy
Terima kasih kami ucapkan pula kepada dosen mata kuliah Manajemen Stratejik,
Bapak Rully Agusdin, S.E., M.M. serta pihak-pihak yang telah berkontribusi dan membantu
kami dalam penyusunan makalah ini. Kami berharap makalah yang berisikan Resume yang
berkaitan dengan chapter 7 ini dapat digunakan sebagai salah satu bahan referensi bacaan demi
memudahkan proses belajar.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis masih jauh dari kata sempurna, oleh
karenanya kami mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini.
Penulis
2
Daftar Isi
Kata Pengantar ........................................................................................................................... 2
Concentration ..................................................................................................................... 5
3
Corporate Strategy
• Corporate Srtategy itu menunjukkan adanya 3 isu penting, yang dihadapi oleh
perusahaan:
o Bagaimana orientasinya perusahaan dalam hal perkembangan, stabilitas, atau
penghematan (directional strategy)
o Bagaimana industri juga pasar di mana perusahaan ini bersaing (portfolio
analysis)
o Bagaimana cara manajemen mengkoordinasikan aktivitas, transfer sumber
daya, dan mengolah kapabilitas (kemampuan) di antara lini produk dan unit
bisnis (parenting strategy)
• Corporate Strategy ini intinya tentang, pilihan-pilihan perusahaan ini ingin diarahkan
kemana (the choice of direction for a firm) baik dari sisi perusahaan secara keseluruhan,
manajemen bisnisnya, maupun portfolio produknya
• Corporate strategy ini termasuk di dalamnya keputusan tentang bagaimana arus
keuangan dan sumber daya lainnya masuk dan keluar perusahaan.
Directional Strategy
• Jadi untuk meningkatkan posisi kompetitifnya, perusahaan harus menentukan
bagaimana orientasi perusahaan terhadap growth dengan memperhatikan 3 pertanyaan
ini:
o Seharusnya kita expand, di-cut, atau lanjutin operasinya tanpa ada perubahan?
o Seharusnya kita konsentrasi aktivitas kita di industry yang sekarang atau
haruskah kita diversifikasi ke industry lain?
o Kalau kita ingin berkembang dan perluas secara nasional atau global,
seharusnya kita ngelakuin itu melalui internal development atau external
acquisitions, merger, atau aliansi strategis?
• Jadi directional strategy perusahaan ini terdiri dari 3 orientasi umum (grand strategies)
o Growth strategies, perluas aktivitas perusahaan
o Stability strategies, dengan ga melakukan perubahan kepada aktivitas yang
sedang dilakukan
o Retrenchment strategies, mengurangi aktivitas perusahaan
4
GROWTH STRATEGIES
• Continuing growth berarti perusahaan meningkatkan penjualannya dan mengambil
keuntungan dari experience curve untuk mengurangi biaya/unit dari produk yang akan
dijual sehingga dapat meningkatkan keuntungan
• Sebuah perusahaan bisa berkembang secara internal dengan cara memperluas
operasinya baik secara global maupun domestic, atau mereka bisa berkembang secara
eksternal melalui merger, akuisisi, dan bikin aliansi
o Merger, transaksi yang melibatkan dua atau lebih perusahaan, keuda prusahaan
tersebut bertukar stock agar bisa membentuk satu perusahaan baru
▪ Ukurannya sama = mergers of equals
▪ Kalau merger karena percaya bahwa itu merupakan kepentingan terbaik
mereka, namanya gabungan = friendly mergers
o Akuisisi, adalah pembelian perusahaan lain. Di beberapa kasus, hasil dari akusis
ini perusahaan bisa terus beroperasi sebagai entitas yang independen atau bisa
juga completely jadi subsidiary-nya atau jadi divisinya perusahaan yang akuisisi
▪ Different size (ukurannya beda)
▪ Bisa friendly atau hostile sifatnya, kalo hostile itu biasanya
pengambilalihan
• Dari perspektif manajemen, growth ini menarik karena dua alasan:
o Growth yang dilakukan, dasarnya emang karena demand yang naik, bisa
menutupi kekurangan perusahaan
o Perusahaan yang berkembang menawarkan lebih banyak kesempatan untuk
maju, promosi, dan menawarkan pekerjaan yang menarik
• Dua strategi berkembang yang dasar: concentraction dan diversification
Concentration
• Akan masuk akal dilakukan jika lini produk perusahaan yang sedang dijalankan oleh
perusahaan ini memiliki potensi berkembang
• Perusahaan dapat melakukan vertical growth dan horizontal growth dalam strategi
concentration
o Vertical growth, bisa dilakukan dengan mengambil alih fungsi bisnis yang
sebelumnya disediakan oleh supplier atau distributor.
▪ Vertical integration: tingkat di mana perusahaan beroperasi secara
vertikal di banyak lokasi dalam value chain industry, mulai dari
5
ekstraksi bahan baku sampai ke proses pembuatan sampai kepada proses
retailing
▪ Backward integration: keadaan ketika fungsi bisnis tertentu masih
disediakan oleh supplier
▪ Forward integration: keadaan ketika fungsi bisnis tertentu masih
disediakan atau dilakukan oleh distributor
▪ Full integration: perusahaan 100% membuat pasokan bahan yang
penting dan mengontrol distributornya sepenuhnya
▪ Taper Integration: perusahaan memproduksi kurang dari setengah bahan
yang dibutuhin untuk produksi secara sendiri dan beli setengahnya lagi
dari supplier luar
▪ Quasi Integration: perusahaan tidak membuat key supplies (pasokan
bahan pentingnya) tapi beli kebanyakan/hampir seluruhnya (most)
bahan-bahan produksinya dari supplier luar. Nah tapi si supplier ini
dikontrol secara parsial sama perusahaan (ga dikontrol sepenuhnya)
o Long-term contracts: merupakan perjanjian antara dua perusahaan untuk
nyediain barang dan jasa untuk satu sama lain untuk waktu yang telah
ditentukan
▪ Tidak bisa dianggap sebagai vertical integration, kecuali ada aturan
tentang “perusahaan yang terlibat dalam agreement ini tidak bole
memiliki hubungan kerja sama yang sejenis dengan perusahaan
competitor”
▪ Kalo case-nya ada perjanjian seperti di poin satu maka perusahaan ini
statusnya adalah captive company (independen tapi secara terkontrak
dengan perusahaan lain dan terikat dengan perusahaan lain)
▪ Sekarang ini perusahaan udah banyak beralih dari vertical growth
strategis, menjadi kepada cooperative contractual relationship mulai dari
outsoure sampai ke buat aliansi
o Horizontal Growth: perusahaan bisa melakukan ini dengan cara memperluas
operasinya ke lokasi geografis lain atau dengan meningkatkan range produknya
yang ditawarin di pasar
▪ Lebih bisa bertahan menurut penelitian
6
▪ Horizontal integration: hasil dari horizontal growth, di mana merujuk
kepada, tingkat di mana perusahaan beroperasi di beberapa wilayah
geografis tetapi masih dalam posisi bisnis yang sama di value chain
▪ Horizontal growth ini bisa dilakukan secara internal atau eksternal
(akuisis aliansi dengan perusahaan di industry yang sama)
▪ Dan biasanya, horizontal growth ini tercapai melalui international
expansion
Diversification Strategies
• Menurut Richard Rumelt, perusahaan mulai untuk memikirkan tentang diversifikasi
ketika si perusahaan ini memang ingin berkembang dan memiliki kesempatan untuk
berkembang
• Biasanya terjadi ketika industrinya ini sudah mulai matang dan perusahaan yang
bertahan sudah sampai di limit growth ketika gunakan vertical horizontal growth
strategies
• Ada 2 strategi diversifikasi dasar yang dapat dijalankan: concentric dan conglomerate
1. Conglomerate (Unrelated) Diversification.
- Sebuah perusahaan mendiversifikasikan produknya ke sektor lain yang tidak
berhubungan dengan lini bisnis saat ini. Misal MNC (Stasiun Televisi) memiliki
MNC Sekuritas (Finansial), Mr Aladin (Tour & Travel)
- Dilakukan untuk menjaga profit
Biasanya para manager melakukan pembelian perusahaan lain dengan tujuan menambahkan
kapabilitas, memperluas Kawasan penjualan dan meningkatkan pertumbuhan, namun biasanya
perusahaan yang tumbuh dari proses akuisisi tidak memiliki performa finansial yang lebih baik
dibandingkan dengan perusahaan yang tumbuh secara internal.
7
No-Change Strategy
- Perusahaan tidak melakukan perubahan apapun dalam kegiatan bisnisnya karena
tidak ada ancaman dari kompetitor dan perusahaan bisa berjalan tanpa ada
hambatan.
Profit Strategy
- Dilakukan ketika sales mengalami penurunan, dilakukan dengan cara mengurangi
investasi dan pengeluaran-pengeluaran jangka pendek. Intinya mencari cara untuk
mengurangi biaya-biaya yang bisa diminimalisir agar profit bisa terlihat bagus.
RETRENCHMENT STRATEGIES
Biasanya dilakukan ketika perusahaan memiliki competitive position yang lemah di beberapa
atau seluruh lini produknya yang berimbas pada performa yang buruk, yang ditandai dengan
penurunan penjualan dan profit serta mengalami kerugian.
Turnaround Strategy
- Menekankan pada perbaikan efisiensi operasional, biasanya dilakukan ketika
masalah sudah menyebar tapi belum sampai pada kondisi kritis.
Captive Company Strategy
- Perusahaan kecil bekerjasama dengan Perusahaan besar dengan menjadi supplier
perusahaan besar, tujuannya untuk memotong biaya-biaya yang tidak diperlukan
secara signifikan
Sell-Out / Divestment Strategy
- Menjual perusahaan ke perusahaan lain, bisa juga hanya menjual beberapa lini
bisnis ke perusahaan lain untuk mengurangi cakupan bisnisnya
Bankruptcy / Liquidation Strategy
- Bankruptcy : Menyerahkan perusahaan kepada pengadilan karena tidak bisa
membayar hutang yang dimiliki.
- Liquidation : Penutupan perusahaan secara permanen dan menjual seluruh aset yang
dimiliki perusahaan untuk membayar hutang-hutang dan kewajiban yang ada
kepada para shareholders
8
Portfolio Analysis
BCG GROWTH-SHARE MATRIX
1. Question Mark
- Produk baru yang memiliki potensi untuk sukses namun memerlukan banyak uang
untuk pengembangan, uang tersebut bisa didapatkan dari produk yang sudah
matang dan memiliki penjualan yang baik.
2. Stars
- Market Leader, memiliki kemampuan menghasilkan uang yang cukup untuk
mengelola pangsa pasar yang luas dan biasanya pangsa pasar tersebut berkontribusi
terhadap pendapatan perusahaan.
3. Cash Cow
- Menghasilkan banyak uang dan cukup untuk mengelola pangsa pasar perusahaan
tapi biasanya uang yang dihasilkan digunakan untuk pengembangan produk di level
“Question Mark”
4. Dog
- Memiliki pangsa pasar yang rendah dan tidak memiliki potensi untuk menghasilkan
banyak uang, biasanya karena berada pada industri yang tidak menarik dan tidak
memiliki posisi pasar yang signifikan)
- Keputusan yang dapat diambil : Menjual perusahaan / mengelola perusahaan
dengan sedikit uang yang bisa dihasilkan
9
• Mendorong manajemen puncak untuk mengevaluasi setiap bisnis korporasi secara
individual, menetapkan tujuan, dan mengalokasikan sumber daya untuk masing-
masing.
• Merangsang penggunaan data yang berorientasi eksternal untuk melengkapi
pertimbangan manajemen.
• Menimbulkan masalah ketersediaan arus kas untuk digunakan dalam ekspansi dan
pertumbuhan.
• Penggambaran grafisnya memfasilitasi komunikasi.
1. Mengembangkan dan menerapkan strategi portfolio untuk setiap unit bisnis dan
kebijakan perusahaan untuk mengelola seluruh aliansi di seluruh perusahaan.
2. Memantau portofolio aliansi dalam hal penerapan strategi unit bisnis dan strategi dan
kebijakan perusahaan.
3. Mengkoordinasikan portofolio untuk mendapatkan sinergi dan menghindari konflik
antar aliansi.
4. Membangun sistem manajemen aliansi untuk mendukung tugas-tugas lain dari
manajemen multi aliansi.
10
Corporate Parenting
Analisis portofolio cenderung memandang hal-hal secara finansial, mengenai unit bisnis dan
lini produk sebagai investasi yang terpisah dan independen. Menghitung dampak dan
kesesuaian memasuki industri baru atau akuisisi bisnis baru dalam industri saat ini bisa sangat
sulit.
Corporate parenting atau parenting strategy, memandang korporasi dalam hal sumber daya
dan kapabilitas yang dapat digunakan untuk membangun nilai unit bisnis serta menghasilkan
sinergi antar unit bisnis.
Definisi lainnya: Perusahaan multibisnis menciptakan nilai dengan memengaruhi bisnis yang
mereka miliki. Perusahaan induk terbaik menciptakan nilai lebih daripada pesaing mereka jika
mereka memiliki bisnis yang sama. Perusahaan-perusahaan tersebut memiliki apa yang kami
sebut sebagai keunggulan parenting.
Corporate parenting menghasilkan strategi perusahaan dengan berfokus pada kompetensi inti
dari perusahaan induk dan pada nilai yang tercipta dari hubungan antara induk dan bisnisnya.
Dalam bentuk kantor pusat perusahaan, induk memiliki banyak kekuasaan dalam hubungan
ini. Jika ada kesesuaian yang baik antara keterampilan dan sumber daya orang tua dengan
kebutuhan dan peluang unit bisnis, korporasi cenderung menciptakan nilai. Namun, jika tidak
ada kecocokan yang baik, korporasi kemungkinan besar akan menghancurkan nilai. Penelitian
menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki kesesuaian yang baik antara strategi dan peran
parenting mereka berkinerja lebih baik daripada perusahaan yang tidak memiliki kecocokan.
Pendekatan corporate strategy ini berguna tidak hanya dalam memutuskan bisnis baru apa yang
akan diakuisisi tetapi juga dalam memilih bagaimana setiap unit bisnis yang ada harus dikelola
dengan baik.
Oleh karena itu, tugas utama kantor pusat perusahaan adalah untuk mendapatkan sinergi antar
unit bisnis dengan menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk unit, mentransfer
keterampilan dan kapabilitas antar unit, dan mengkoordinasikan kegiatan fungsi unit bersama
untuk mencapai ruang lingkup ekonomi. Hal ini sesuai dengan konsep yang dibahas pada Bab
1 di mana peran perusahaan besar adalah memfasilitasi dan mentransfer aset dan layanan
pengetahuan ke seluruh perusahaan. Hal ini sangat penting mengingat 75% atau lebih nilai
pasar perusahaan modern berasal dari aset tidak berwujudnya pengetahuan dan kemampuan
organisasi.
11
DEVELOPING A CORPORATE PARENTING STRATEGY
Terdapat 3 steps dalam pencarian corporate strategy yang tepat:
1. Memeriksa setiap unit bisnis (atau perusahaan target dalam kasus akuisisi) dalam
kaitannya dengan faktor-faktor strategisnya: Orang-orang dalam unit bisnis mungkin
mengidentifikasi faktor-faktor strategis ketika mereka membuat strategi bisnis untuk
unit mereka. Salah satu pendekatan populer adalah membangun pusat keunggulan di
seluruh perusahaan. Pusat keunggulan adalah “unit organisasi yang mewujudkan
sekumpulan kapabilitas yang telah secara eksplisit diakui oleh perusahaan sebagai
sumber penting penciptaan nilai, dengan maksud agar kapabilitas ini dapat
dimanfaatkan oleh dan / atau disebarluaskan ke bagian lain dari perusahaan. . ”
2. Menguji setiap unit bisnis (atau perusahaan sasaran) dalam hal area di mana kinerja
dapat ditingkatkan: Ini dianggap sebagai peluang parenting. Misalnya, sebuah unit
mungkin memiliki keterampilan manufaktur dan logistik yang baik, tetapi tidak hebat.
Perusahaan induk yang memiliki keahlian kelas dunia di bidang ini dapat meningkatkan
kinerja unit tersebut. Induk perusahaan juga dapat mentransfer beberapa orang dari satu
unit bisnis yang memiliki keterampilan yang diinginkan ke unit lain yang
membutuhkan keterampilan tersebut. Orang-orang di kantor pusat perusahaan
mungkin, karena pengalaman mereka di banyak industri, melihat area di mana
peningkatan dimungkinkan yang bahkan tidak disadari oleh orang-orang di unit bisnis.
Kecuali jika area tertentu secara signifikan lebih lemah daripada persaingan, orang-
orang di unit bisnis mungkin tidak menyadari bahwa area tersebut dapat ditingkatkan,
terutama jika setiap unit bisnis hanya memantau industri tertentu sendiri.
3. Menganalisis seberapa cocok perusahaan induk dengan unit bisnis (atau perusahaan
sasaran): Kantor pusat perusahaan harus menyadari kekuatan dan kelemahannya sendiri
dalam hal sumber daya, keterampilan, dan kapabilitas. Untuk melakukan hal tersebut,
perusahaan induk harus menanyakan apakah memiliki karakteristik yang sesuai dengan
parenting opportunity di setiap unit bisnisnya. Itu juga harus menanyakan apakah ada
ketidakcocokan antara karakteristik orang tua dan faktor penentu keberhasilan dari
setiap unit bisnis.
12
bisnis. Jika digunakan untuk membangun sinergi, ini bertindak seperti strategi parenting.
Ketika digunakan untuk meningkatkan posisi kompetitif satu atau lebih unit bisnis, ini dapat
dianggap sebagai strategi bersaing perusahaan. Dalam persaingan multipoin, perusahaan
multibisnis besar bersaing dengan perusahaan multibisnis besar lainnya di sejumlah pasar.
Kompetitor multipoint ini merupakan perusahaan yang saling bersaing tidak hanya dalam satu
unit bisnis, tetapi juga dalam sejumlah unit bisnis. Meskipun setiap unit bisnis memiliki
tanggung jawab utama untuk strategi bisnisnya sendiri, terkadang diperlukan bantuan dari
perusahaan induknya, terutama jika unit bisnis pesaing mendapatkan dukungan finansial yang
besar dari perusahaan induknya. Dalam hal ini, kantor pusat perusahaan mengembangkan
strategi horizontal untuk mengkoordinasikan berbagai tujuan dan strategi unit bisnis terkait.
13
Resume Chapter 9 Strategy Implementation: Global Strategy
Manajemen Stratejik
Terima kasih kami ucapkan pula kepada dosen mata kuliah Manajemen Stratejik, Bapak
Rully Agusdin, S.E., M.M. serta pihak-pihak yang telah berkontribusi dan membantu kami dalam
penyusunan makalah ini. Kami berharap makalah yang berisikan resume yang berkaitan dengan
chapter 9 ini dapat digunakan sebagai salah satu bahan referensi bacaan demi memudahkan proses
belajar.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis masih jauh dari kata sempurna, oleh
karenanya kami mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini.
Penulis
2
Daftar Isi
Kata Pengantar ............................................................................................................................2
International Coordination...........................................................................................................4
International Entry
Beberapa opsi yang paling popular digunakan untuk international entry:
Exporting, merupakan salah satu cara untuk meminimalisir risiko dan percobaan menjual
produk spesifik. Shipping bisa dilakukan oleh perusahaan sendiri dari home country.
Intinya perusahaan bisa memilih untuk menangani sendiri semua fungsi kunci atau bisa
juga mengalihkan ke perusahaan ekspor
Licensing, di bawah persetujuan license ini, maka perusahaan akan mengabulkan hak
kepada perusahaan lain di host-country untuk memproduksi atau menjual produk. Licensee
membayar kompensasi atas technical dan marketing expertise yang disediakan oleh
licensor
Franchising, franchiser mengabulkan hak kepada perusahaan lain untuk membuka retail
store menggunakan nama dan sistem operasi dari franchiser
Joint Ventures, dilakukan untuk mengombinasikan sumber daya dan keahlian yang
dibutuhkan untuk mengembangkan produk dan teknologi baru
3
Acquisitions, cara cepat untuk masuk ke area internasional, dengan cara membeli
perusahaan lain yang sudah beroperasi di area host-country yang dituju
Green-field development, perusahaan dapat membangun pabrik untuk proses manufaktur
serta sistem distribusinya sendiri. Biasanya kompleks dan mahal.
Production sharing, proses dalam mengombnasikan kemampuan tenaga kerja yang lebih
tinggi dan teknologi yang tersedia di negara maju dengan tenaga kerja murah di negara
berkembang
Turnkey operations, kontrak untuk membentuk fasilitasi operasi yang imbalannya adalah
fee (upah). Jadi fasilitasnya ditransfer ke host-country atau ke perusahaan ketika
fasilitasnya udah selesai proses pembuatannya.
BOT concept, Build Operate, Transfer, merupakan variasi dari turnkey. Jadi perusahaan
ini mengoperasikan fasilitas yang dibuat tadi, untuk waktu yang telah ditentukan (tetap),
selama waktu itu, ia balik modal (mendapatkan kembali berapa besar yang diinvestasikan)
sekaligus mengambil untung (profit), yang kemudian, fasilitasnya diubah menjadi milik
pemerintah dengan biaya yang sedikit atau bahkan no cost kepada host-country. Contohnya
pemerintah A yang kerja sama dengan perusahaan X untuk membangun toll, dengan
pemerintah A berkontribusi sebesar 88 juta dollar dari 655 juta dollar, dan perusahaan X
bisa mendapatkan revenue dari toll tersebut selama 50 tahun. Setelah itu, perusahaan X
harus mengembalikan fasilitasnya kepada pemerintah A.
Manegemen Contracts, perusahaan lain dapat menggunakan beberapa personel
perusahaan untuk membantu perusahaan di host-country dengan biaya dan waktu yang
telah ditentukan
International Coordination
Perusahaan internasional merupakan perusahaan yang terlibat di dalam beberapa kombinasi
aktivitas mulai dari ekspor impor sampai kepada full-scale manufacturing di negara lain.
Multinational Corporation merupakan perusahaan internasional dengan keterlibatan yang sangat
dalam dunia global. Untuk menjadi perusahaan global, MNC ini harus mengelola operasi di
seluruh dunia selayaknya mereka saling terhubung satu sama lainnya.
4
Global MNC ini memiliki tantangan dalam mendapatkan skala ekonominya, di mana ia melakukan
standardisasi produk (untuk menurunkan cost) tetapi juga di waktu yang bersamaan harus dapat
merespon perbedaan preferensi dari local customers.
Terdapat strategic alliances yang dapat melengkapi atau menggantikan aktivitas fungsional di
dalam internal perusahaan
Partner harus setuju terhadap nilai fundamental dan memiliki visi yang sama
Strategi aliansi harus diturunkan dari strategi bisnis (baik corporate maupun functional)
Aliansi harus menjadi penting bagi kedua belah pihak
Partner harus saling bergantung untuk mendapatkan objektif yang jelas dan realistis
Joint activities harus memiliki added value untuk customers dan partners
Aliansi ini harus dapat diterima oleh stakeholders
Partners berkontribusi dalam kekuatan kunci perusahaan tapi melindungi kompetensi kunci
Stage 1 (Domestic Company), mereka mengekspor beberapa produk mereka melalui local
dealers atau distributor lokal di negara yang dituju itu, sehingga efeknya untuk struktur
organisasi ini minimal, karena departemen ekspot yang handle semuanya
Stage 2 (Domestic Company with Export Division), kalau stage 1 sudah sukses, biasanya
perusahaan bangun kantor penjualan di negara yang dituju itu untuk mengurangi
middlemen atau perantara dan supaya punya kontrol yang lebih baik terhadap marketing
Stage 3 (Primarily Domestic Company with International Division), kalau stage 2-nya udah
sukses, ngebawa perusahaan untuk bangun fasilitas manufaktur di negara tujuan (key
5
countries). Jadi perusahaan menambahkan divisi internasional dengan tanggung jawab
yang menyeluruh di negara itu
Stage 4 (Multinational Corporation with Multidomestic Emphasis), nah kalau ini,
perusahaan sudah mulai meningkatkan investasinya di negara-negara lain. Jadi perusahaan
buat local operating division (divisi operasi lokal di host country), untuk bisa lebih baik
dalam melayani pasar. Product linenya diperluas, kapasitas manufaktur lokal dibangun.
Fungsi manajerialnya diatur secara lokal. Seiring berjalannya waktu, ketika sudah
berkembang, nantinya, parent corporation dan subsidiary dikelola secara terpisah
Stage 5 (MNC with Global Emphasis), MNC yang sudah sukses akan pindah ke-stage ini,
di mana mereka sudah memiliki sumber daya manusia, research and development,
financing strategis secara mendunia (worldwide). Jadi pertimbangannya sudah
pertimbangan global, mulai dari produk hingga marketingnya.
International Employment
Mengimplementasikan strategi ekspansi internasional dapat menjadi sangat mahal.
Kebanyakan perusahaan itu menghabiskan 2-3 kali lebih banyak dalam menggaji ekspatriat (orang
yang dikirim ke luar/kantor cabang untuk tugas). Dan banyak juga ekspat-ekspat ini balik ke home
country tapi pekerjaannya tidak sebagus yang diharapkan. Ada juga mereka yang merasa ga puas
dengan organisasi dan pekerjaannya, bahkan ada yang ke luar setelah setaun pulang dari tugas.
Nah masalahnya adalah: karena perusahaan gagal dalam mengedukasi karyawannya tentang
budaya dan aturan di negara lain. Oleh karenanya, MNC ini menekankan kepada intercultural
training untuk manager yang akan dikirimkan untuk penugasan ke luar negeri. Dan biasanya
mereka sampai 5 tahun penugasan. Biasanya kalo perusahaannya kurang support untuk pelatihan
budaya seperti ini, bisa menyebabkan masalah-masalah seperti yang disebutkan di atas,
ketidakpuasan pekerja, pulang lebih awal, sampai keluar. Oleh karenanya, ada beberapa
rekomendasi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan proses ekspatriasi:
1. Ada alasan yang menarik atau memaksa untuk mengirimkan orang ke luar negeri
2. Pilih orang yang memang terbuka untuk beradaptasi dengan lingkungan baru dan memang
mau menerima tugas
3. Pekerjakan mentor baik di home country maupun di host-country
6
4. Kembangkan komunikasi yang terbuka dan dengan frekuensi yang sering dilakukan
5. Bentuk rencana repatriasi
6. Bentuk pendekatan untuk dapat sharing experience (berbagi pengalaman) dan sharing
lessons (berbagi pelajaran) di dalam perusahaan
Staffing strategy yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah dengan meng-hire atau
menggunakan orang yang memang berorientasi internasional, ga memandang ia berasal dari
negara mana atau di negara apa dia akan ditempatkan.
Measurement of Performance
3 performance evaluation tools yang paling banyak digunakan:
Yang menjadi penghalang yang paling penting dalam perdagangan internasional adalah perbedaan
standard, di mana terdapat 3 kategori standard:
1. Safety/Environment (keamanan/lingkungan)
2. Energy Efficiency (efisiensi energy)
3. Testing Procedures
7
Perusahaan harus memiliki kontrol yang ketat terhadap unitnya, dengan cara:
1. Few fairly uniform products around the world (produknya seragam di seluruh dunia)
2. Kunci operasionalnya terpusat
3. Research tidak hanya lokal/pasar nasional tetapi juga global arena
8
Makalah Manajemen Stratejik
Resume Chapter 12
Evaluation and Control
Terima kasih kami ucapkan pula kepada dosen mata kuliah Manajemen Stratejik, Bapak Rully
Agusdin, S.E., M.M. serta pihak-pihak yang telah berkontribusi dan membantu kami dalam penyusunan
makalah ini. Kami berharap makalah yang berisikan Resume yang berkaitan dengan chapter 12 ini
dapat digunakan sebagai salah satu bahan referensi bacaan demi memudahkan proses belajar.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis masih jauh dari kata sempurna, oleh
karenanya kami mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini.
Penulis
2
Daftar Isi
Kata Pengantar ...................................................................................................................................... 2
Shareholder Value......................................................................................................................... 6
Behavior Substitution.................................................................................................................. 12
Suboptimization .......................................................................................................................... 12
ALIGNING INCENTIVES............................................................................................................. 12
3
Measuring Performance
Salah satu hambatan untuk kontrol yang efektif adalah kesulitan dalam mengembangkan langkah-
langkah yang tepat dari kegiatan dan output penting. Kinerja adalah hasil akhir dari aktivitas. Pilih
langkah-langkah untuk menilai kinerja berdasarkan unit organisasi yang akan dinilai dan tujuan yang
akan dicapai. Tujuan yang ditetapkan sebelumnya dalam perumusan strategi bagian dari proses
manajemen strategis (berurusan dengan profitabilitas, pangsa pasar, dan pengurangan biaya, antara lain)
tentu harus digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan setelah strategi diterapkan.
APPROPRIATES MEASURES
Return on investment (ROI) dan earnings per share (EPS), adalah hal yang tepat untuk mengevaluasi
kemampuan korporasi atau divisi untuk mencapai tujuan profitabilitas. Tetapi tidak memadai untuk
mengevaluasi tujuan perusahaan tambahan seperti tanggung jawab sosial atau pengembangan
karyawan. Meskipun profitabilitas adalah tujuan utama perusahaan, ROI dan EPS hanya dapat dihitung
setelah laba dikomputasi selama periode tertentu. Oleh karena itu, perusahaan perlu mengembangkan
langkah-langkah yang memprediksi kemungkinan profitabilitas. Ini disebut sebagai steering control
karena mereka mengukur variabel yang mempengaruhi profitabilitas di masa depan. Setiap industri
memiliki seperangkat metrik utamanya sendiri yang cenderung memprediksi keuntungan.
Contoh steering control yang digunakan oleh toko ritel adalah rasio turnover persediaan, di mana biaya
barang pengecer yang dijual dibagi dengan nilai rata-rata persediaannya. Langkah ini menunjukkan
seberapa keras investasi dalam persediaan bekerja; semakin tinggi rasionya, semakin baik. Contoh
lainnya adalah kepuasan pelanggan. Perubahan kepuasan pelanggan perusahaan biasanya berhasil
melalui rantai nilai perusahaan dan akhirnya tercermin dalam laba triwulanan.
TYPES OF CONTROL
Kontrol dapat ditetapkan untuk fokus pada hasil kinerja aktual (output), aktivitas yang menghasilkan
kinerja (perilaku), atau pada sumber daya yang digunakan dalam kinerja (input).
4
• Kontrol output menentukan apa yang harus dicapai dengan berfokus pada hasil akhir perilaku
melalui penggunaan tujuan dan target kinerja.
• Kontrol perilaku menentukan bagaimana sesuatu harus dilakukan melalui kebijakan, aturan,
prosedur operasi standar, dan perintah dari atasan.
• Kontrol input menekankan sumber daya, seperti pengetahuan, keterampilan, kemampuan, nilai,
dan motif karyawan.
ACTIVITY-BASED COSTING
Activity-based costing (ABC) adalah metode akuntansi untuk mengalokasikan biaya tidak langsung
dan tetap untuk produk individu atau lini produk berdasarkan aktivitas bernilai tambah yang masuk ke
produk tersebut. Metode akuntansi ini sangat berguna dalam membangun analisis rantai nilai dari
kegiatan perusahaan untuk membuat keputusan outsourcing. Traditional cost accounting, sebaliknya,
berfokus pada penilaian inventaris perusahaan untuk tujuan pelaporan keuangan. Untuk mendapatkan
biaya unit, akuntan biaya biasanya menambahkan tenaga kerja langsung ke biaya bahan. Kemudian
mereka menghitung overhead dari sewa ke biaya R&D, berdasarkan jumlah jam kerja langsung yang
diperlukan untuk membuat produk. Untuk mendapatkan biaya unit, mereka membagi total dengan
jumlah item yang dibuat selama periode yang sedang dipertimbangkan. ABC memungkinkan akuntan
untuk membebankan biaya lebih akurat daripada metode tradisional karena mengalokasikan overhead
jauh lebih tepat.
1. Identifikasi risiko menggunakan analisis skenario, curah gagasan, atau dengan melakukan
penilaian sendiri risiko.
2. Peringkat risiko, menggunakan beberapa skala dampak dan kemungkinan.
3. Ukur risiko, menggunakan beberapa standar yang disepakati.
Beberapa perusahaan menggunakan nilai risiko, atau VAR (efek dari peristiwa yang tidak mungkin di
pasar normal), dan pengujian stres (efek peristiwa yang masuk akal di pasar abnormal) metodologi
untuk mengukur dampak potensial dari risiko keuangan yang mereka hadapi.
5
PRIMARY MEASURES OF CORPORATE PERFORMANCE
Traditional Financial Measures
Ukuran kinerja perusahaan yang paling umum digunakan (dari segi laba) adalah return on investment
(ROI). Ini hanyalah hasil dari membagi laba bersih sebelum pajak dengan jumlah total yang
diinvestasikan di perusahaan (biasanya diukur oleh total aset). Meskipun menggunakan ROI memiliki
beberapa keunggulan, ia juga memiliki beberapa keterbatasan. Sementara ROI memberikan kesan
objektivitas dan presisi, itu dapat dengan mudah dimanipulasi.
Earnings per share (EPS), yang melibatkan membagi laba bersih dengan jumlah saham biasa, juga
memiliki beberapa kekurangan sebagai evaluasi kinerja masa lalu dan masa depan.
Return on equity (ROE), yang melibatkan membagi laba bersih dengan total ekuitas, juga memiliki
keterbatasan karena juga berasal dari data berbasis akuntansi. Selain itu, EPS dan ROE seringkali tidak
terkait dengan harga saham perusahaan.
Operating cash flow, jumlah uang yang dihasilkan oleh perusahaan sebelum biaya pembiayaan dan
pajak, adalah ukuran luas dari dana perusahaan. Ini adalah pendapatan bersih perusahaan ditambah
depresiasi, penipisan, amortisasi, beban bunga, dan beban pajak penghasilan.
Shareholder Value
Karena keyakinan bahwa angka berbasis akuntansi seperti ROI, ROE, dan EPS bukanlah indikator yang
dapat diandalkan dari nilai ekonomi perusahaan, banyak perusahaan menggunakan Shareholder value
sebagai ukuran kinerja perusahaan yang lebih baik dan efektivitas manajemen strategis.
Shareholder value dapat didefinisikan sebagai nilai saat ini dari aliran arus kas yang diantisipasi di masa
depan dari bisnis ditambah nilai perusahaan jika dilikuidasi. Dengan alasan bahwa tujuan sebuah
perusahaan adalah untuk meningkatkan kekayaan pemegang saham, analisis nilai pemegang saham
berkonsentrasi pada arus kas sebagai ukuran utama kinerja.
Perusahaan konsultan New York Stern Stewart & Company merancang dan mempopulerkan dua
langkah nilai pemegang saham: economic value added (EVA) dan market value added (MVA). Prinsip
dasar EVA dan MVA adalah bahwa bisnis tidak boleh berinvestasi dalam proyek kecuali mereka dapat
menghasilkan keuntungan di atas biaya modal. Stern Stewart berpendapat bahwa kekurangan langkah-
langkah berbasis akuntansi tradisional adalah bahwa mereka menganggap biaya modal menjadi nol.
Economic value added (EVA) telah menjadi metode nilai pemegang saham yang sangat populer untuk
mengukur kinerja perusahaan dan divisi dan mungkin sedang dalam perjalanan untuk menggantikan
ROI sebagai ukuran kinerja standar. EVA mengukur perbedaan antara nilai pra-strategi dan pasca-
strategi untuk bisnis. Sederhananya, EVA adalah pendapatan operasional setelah pajak dikurangi total
biaya modal tahunan. Rumus untuk mengukur EVA adalah:
6
EVA = after-tax operating income - (investment in assets * weighted average cost of capital)
Market value added (MVA) adalah perbedaan antara nilai pasar korporasi dan modal yang
disumbangkan oleh pemegang saham dan pemberi pinjaman.
1. Tambahkan semua modal yang telah dimasukkan ke dalam perusahaan mulai dari
pemegang saham, pemegang obligasi, dan laba ditahan.
2. Klasifikasi ulang biaya akuntansi tertentu, seperti R&D, untuk mencerminkan bahwa
mereka sebenarnya adalah investasi dalam penghasilan di masa depan.
3. Dengan menggunakan harga saham saat ini, total nilai semua saham yang beredar,
menambah utang perusahaan. Ini adalah nilai pasar perusahaan. Jika nilai pasar perusahaan
lebih besar dari semua modal yang diinvestasikan di dalamnya, perusahaan memiliki MVA
positif yang berarti bahwa manajemen (dan strategi yang mengikutinya) telah menciptakan
kekayaan.
Penelitian juga mengungkapkan bahwa omset CEO berkorelasi secara signifikan dengan MVA
dan EVA, sedangkan ROA dan ROE tidak. Ini menunjukkan bahwa EVA dan MVA mungkin
langkah-langkah yang lebih tepat dari evaluasi pasar terhadap strategi perusahaan dan
manajemennya daripada langkah-langkah tradisional kinerja perusahaan. Namun demikian,
langkah-langkah ini hanya mempertimbangkan kepentingan keuangan pemegang saham dan
mengabaikan pemangku kepentingan lain, seperti pecinta lingkungan dan karyawan.
7
Setiap tujuan di setiap area (misalnya, menghindari kebangkrutan di area keuangan) kemudian diberi
satu atau lebih langkah, serta target dan inisiatif. Langkah-langkah ini dapat dianggap sebagai langkah-
langkah kinerja utama — langkah-langkah yang penting untuk mencapai opsi strategis yang diinginkan.
Misalnya, perusahaan dapat mencakup arus kas, pertumbuhan penjualan triwulanan, dan ROE sebagai
langkah-langkah keberhasilan di area keuangan. Ini dapat mencakup pangsa pasar (tujuan posisi
kompetitif), kepuasan pelanggan, dan persentase penjualan baru yang berasal dari produk baru (tujuan
penerimaan pelanggan) sebagai langkah-langkah di bawah perspektif pelanggan. Ini dapat mencakup
waktu siklus dan biaya unit (tujuan keunggulan manufaktur) sebagai langkah-langkah di bawah
perspektif bisnis internal. Ini bisa mencakup waktu untuk mengembangkan produk generasi berikutnya
(tujuan kepemimpinan teknologi) di bawah perspektif inovasi dan pembelajaran.
Management Audit. Audit manajemen sangat berguna bagi direksi dalam mengevaluasi penanganan
manajemen terhadap berbagai kegiatan korporasi. Audit manajemen telah dikembangkan untuk
mengevaluasi kegiatan seperti tanggung jawab sosial perusahaan, bidang fungsional seperti departemen
pemasaran, dan divisi seperti divisi internasional. Ini dapat membantu jika dewan telah memilih area
fungsional tertentu atau kegiatan untuk perbaikan.
Strategic Audit. Audit strategi dapat membantu menentukan mengapa area tertentu menciptakan
masalah bagi perusahaan dan membantu menghasilkan solusi untuk masalah tersebut. Dengan
demikian, bisa sangat berguna dalam mengevaluasi kinerja top management.
8
langkah-langkah fungsional khas, seperti pangsa pasar dan penjualan per karyawan (pemasaran), biaya
unit dan persentase cacat (operasi), persentase penjualan dari produk baru dan jumlah paten (R&D),
dan omset dan kepuasan kerja (HRM). Selama perumusan dan implementasi strategi, manajemen teratas
menyetujui serangkaian program dan mendukung anggaran operasi dari unit bisnisnya. Selama evaluasi
dan kontrol, pengeluaran aktual kontras dengan pengeluaran yang direncanakan, dan tingkat varians
dinilai. Ini biasanya dilakukan setiap bulan. Selain itu, manajemen atas mungkin akan memerlukan
laporan statistik berkala yang meringkas data tentang faktor-faktor kunci seperti jumlah kontrak
pelanggan baru, volume pesanan yang diterima, dan angka produktivitas.
RESPONSIBILITY CENTERS
Pusat tanggung jawab digunakan untuk mengisolasi unit sehingga dapat dievaluasi secara terpisah dari
seluruh korporasi. Oleh karena itu, setiap pusat tanggung jawab memiliki anggaran sendiri dan
dievaluasi tentang penggunaan sumber daya yang dianggarkan. Hal ini dipimpin oleh manajer yang
bertanggung jawab atas kinerja pusat. Pusat ini menggunakan sumber daya (diukur dalam hal biaya atau
pengeluaran) untuk menghasilkan layanan atau produk (diukur dalam hal volume atau pendapatan).
Ada lima jenis pusat tanggung jawab utama. Jenis ini ditentukan oleh cara sistem kontrol perusahaan
mengukur sumber daya dan layanan atau produk ini.
1. Pusat biaya standar: Pusat biaya standar terutama digunakan di fasilitas manufaktur. Biaya
standar (atau yang diharapkan) dihitung untuk setiap operasi berdasarkan data historis. Dalam
mengevaluasi kinerja pusat, total biaya standarnya dikalikan dengan unit yang dihasilkan.
Hasilnya adalah biaya produksi yang diharapkan, yang kemudian dibandingkan dengan biaya
produksi aktual.
2. Pusat pendapatan: Dengan pusat pendapatan, produksi, biasanya dalam hal penjualan unit atau
dolar, diukur tanpa pertimbangan biaya sumber daya (misalnya, gaji). Pusat ini dinilai dari segi
efektivitas daripada efisiensi. Efektivitas wilayah penjualan, misalnya, ditentukan dengan
membandingkan penjualan aktualnya dengan penjualan yang diproyeksikan atau tahun
sebelumnya. Keuntungan tidak dipertimbangkan karena departemen penjualan memiliki
pengaruh yang sangat terbatas atas biaya produk yang mereka jual.
3. Pusat pengeluaran: Sumber daya diukur dalam dolar, tanpa pertimbangan untuk biaya layanan
atau produk. Dengan demikian, anggaran akan disiapkan untuk biaya rekayasa (biaya yang
dapat dihitung) dan untuk biaya diskresi (biaya yang hanya dapat diperkirakan). Pusat
pengeluaran umum adalah departemen administrasi, layanan, dan penelitian. Mereka
menghabiskan uang perusahaan, tetapi mereka hanya secara tidak langsung berkontribusi pada
pendapatan.
4. Pusat laba: Kinerja diukur dalam hal perbedaan antara pendapatan (yang mengukur produksi)
dan pengeluaran (yang mengukur sumber daya). Pusat laba biasanya didirikan setiap kali unit
9
organisasi memiliki kontrol atas sumber daya dan produk atau layanannya. Dengan memiliki
pusat-pusat seperti itu, sebuah perusahaan dapat diatur ke dalam divisi lini produk yang
terpisah. Manajer masing-masing divisi diberikan otonomi sejauh dia mampu menjaga
keuntungan pada tingkat yang memuaskan (atau lebih baik).
5. Pusat investasi: Karena banyak divisi di perusahaan manufaktur besar menggunakan aset yang
signifikan untuk membuat produk mereka, basis aset mereka harus diperhitungkan dalam
evaluasi kinerja mereka. Dengan demikian, tidak cukup hanya fokus pada keuntungan, seperti
dalam kasus pusat laba. Kinerja pusat investasi diukur dalam hal perbedaan antara sumber daya
dan layanan atau produknya.
1. ERP bertugas untuk menggabungkan seluruh aktivitas bisnis utama dari proses pemesanan
sampai ke produksi yang tergabung dalam satu aplikasi. Sistem ini memberikan akses
instan terhadap informasi-informasi penting kepada seluruh orang disuatu organisasi.
2. ERP tidak bisa digunakan oleh seluruh perusahaan karena sistem yang rumit dan
membutuhkan standar yang tinggi di seluruh perusahan. 3 Alasan ERP dapat gagal
digunakan :
a. Penyesuaian software yang tidak memadai agar dapat sesuai dengan perusahaan
b. Pelatihan yang tidak memadai
c. Kurangnya dukungan dalam proses penerapan ERP
3. Keunggulan ketika ERP digunakan :
10
a. Mendapatkan competitive advantage
b. Merapikan kegiatan operasi
c. Membantu mengatur sistem manufaktur
GOAL DISPLACEMENT
Goal Displacement : terjadinya kebingunan antara cara dengan tujuan yang diterapkan. Akhirnya
perusahaan berfokus untuk
11
Behavior Substitution
1. Mengacu pada kejadian dimana ada pergantian aktivitas yang tidak mengarah pada
pencapaian dari tujuan perusahaan karena kesalahan dalam pemberian reward terhadap
pegawai
a. Contoh : Kalau Sales tinggi akan dapet reward, akhirnya para pekerja pada nyari
cara-cara yang buruk buat mencapai sales tinggi seperti maksa orang ngebeli
produknya contohya. Akhirnya sales tinggi tapi kualitasnya menurun. Hal ini
menjadi behavior substitution karena orang-orang diberikan reward karena apa
yang bisa diukur (di sini yang bisa diukur di Salesnya) bukan memberikan reward
karena kualitasnya.
Suboptimization
1. Mengacu pada kejadian dimana suatu divisi ingin mengoptimalkan pencapaiannya dengan
merugikan organisasi secara keseluruhan.
2. Intinya merugikan divisi lain dalam mencapai suatu tujuan
GUIDELINES FOR PROPER CONTROL
1. Perusahaan harus membentuk program pemberian insentif agar para pekerjanya dapat
berfokus pada apa yang diinginkan oleh perusahaan sehingga dapat meningkatkan nilai-
nilai yang ada pada perusahaan.
2. 3 Pendekatan yang bisa digunakan untuk menselaraskan perhitungan dan penghargaan :
a. Weighted-Factor Method :
Mengukurn dan memberikan penghargaan atas kinerja top manager Strategic
Business Units (SBU) dan para eksekutif ketika factor kinerja dan kepentingannya
berbeda dari satu SBU ke lainnya
12
b. Long-term evaluation method
Memberikan kompensasi kepada para manager karena berhasil mencapai tujuan
perusahaan dalam beberapa tahun
c. Strategic-funds method
Mendorong para eksekutif untuk memperhatikan bahwa biaya pengembangan
berbeda dari biaya yang dibutuhkan untuk operasi yang sedang dilakukan
3. Cara yang efektif untuk mencapai hasil strategis yang diinginkan melalui reward system
adalah dengan menggabungkan 3 pendekatan berikut :
a. Memisahkan dana stategis dari dana-dana jangka pendek, seperti yang dilakukan
dalam strategic-funds method
b. Kembangkan weighted-factor chart untuk setiap SBU
c. Mengukur kinerja pada tiga dasar :
i. Keuntungan sebelum pajak yang ditunjukkan oleh pendekatan dana
strategis
ii. Weighted-factor (b)
iii. Evaluasi jangka panjang terhadap SBU dan kinerja perusahaan
13