PENDAHULUAN
Pesan dalam hal ini yaitu berbagai bentuk informasi. Komunikasi efektif
apabila pesan yang dikirim itu sama dengan apa yang dimaksudkan oleh si
pengirim. Komunikasi efektif sangat membantu organisasi dalam mencapai
sasaran dan tujuan dari organisasi. Terdapat banyak faktor yang mempengarui
keberhasilan dan kegagalan dalam pelaksanaan organisasi. Salah satu faktor
yang sangat dominan mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan organisasi
sangat ditentukan oleh kualitas Komunikator. Sebagaimana diungkapkan oleh
1
Fachrunnisa (Sunyoto & Burhanudin, 2011:70) bahwa keberhasilan atau
kegagalan organisasi selalu diasosikan dengan pemimpinnya. Peran seorang
pemimpin organisasi dalam mengarahkan,membina, membimbing bawahanya
akan berpengaruh bagi kelancaran organisasi untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan olehnya. Pimpinan yang berhasil adalah pimpinan yang
mampu menjadi komunikator yang baik dan efektivitas.
Ada banyak cara berbeda untuk berkomunikasi satu sama lain. Masing-
masing jenis Komunikasi berperan penting dalam berbagai informasi. Berikut
ini rangkuman tentang jenis-jenis Komunikasi:
2
Gunakan suara yang kuat dan percaya diri : saat menyampaiakan
informasi kepada khalayak ramai, pastikan menggunakan suara yang
kuat agar semua orang dapat dengan mudah mendengarnya. Percaya
diri saat berbicara membuat ide bisa bisa ditangkap dengan jelas dan
mudah dipahami orang lain.
Hindari kata-kata pengisi : saat berkomunikasi secara umum, hindari
menggunakan kata-kata pengisis seperti “um” , “seperti” atau “ya”.
Meski terasa alami di ucapkan setelah menyelesaikan kalimat, hal itu
dapat mengganggu audiens.
3
nonverbal. Misalnya, jika anda melihat bahwa ketika seseorang
menganggukan kepalanya, itu mengomunikasikan persetujuan dan
umpan balik positif secara efisien, gunakan itu dalam pertemuan
berikutnya ketika memiliki perasaan yang sama.
Email dan obrolan adalah bentuk komunikasi tertulis yang umum di tempat
kerja. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk
mengembangkan keterampilan komunikasi tertulis:
Berusahalah untuk kesederhanaan : Komunikasi tertulis harus
sesederhana dan sejelas mungkin, meski mungkin berguna untuk
memasukkan banyak detail dalam komunikasi instruksional. Dalam
menulis jangan mengandalkan nada. Berhati – hatilah saat mencoba
mengkomunikasikan nada tertentu saat menulis.
Luangkan waktu untuk meninjau Komunikasi tertulis : menyisihkan
waktu untuk membaca kembali email, surat, atau memo dapat
membantu anda mengidentifikasi kesalahan. Untuk komunikasi penting
atau yang akan dikirim ke banyak orang, mungkin bisa meminta kolega
terpercaya meninjaunya juga.
Simpanlah file tulisan yang efektif atau menyenangkan : Jika anda
menerima pamflet, email, atau memo tertentu yang menurut anda
sangat membantu dan menarik, simpanlah itu untuk referensi saat
menulis. Memasukan metode atau gaya yang anda suka dapat
membantu anda meningkat seiring waktu.
4
4 Komunikasi Visual adalah tindakan menggunakan foto, seni, gambar,
sketsa, bagan, dan grafik untuk menyampaikan informasi. Visual sering
digunakan sebagai bantuan saat presentasi. Setiap orang memiliki gaya
belajar yang berbeda – beda. Adanya komunikasi visual mungkin lebih
membantu bagi beberapa orang dalam mengkonsumsi ide dan informasi.
Komunikasi administrasi yang dalam hal ini komunikasi dua arah antara
pemimpin dan bawahan atau sebaliknya hanya terjadi didalam organisasi,
dimaksudkan untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan organisasi menuju
pencapaian tujuannya melalui pemahaman anggota secara tepat atas tugas
diembannya, artinya bahwa melalui komunikasi administrasi dua arah para
anggota organisasi dapat memahami secara tepat tugas yang hendak
dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
5
dua arah yang efektif selain menimbulkan semangat dan kegairahan kerja
pegawai. Maka di harapkan prestasi kerja pegawai akan meningkat pula.
Komunikasi itu terjadi dalam mekanisme hubungan vertikal yang terjadi antara
pemimpin dengan bawahan dan sebaliknya secara horizontal antara teman
kerja atau sesama pegawai yang berada di Kantor Kecamatan Kairatu, serta
komunikasi yang bersifat diagonal yakni hubungan yang terjalin antara
pimpinan dengan bawahan.
6
pemahaman menganai tugas-tugas yang harus dilakukan yang mengakibatkan
terganggunya penyelesaian pelaksanaan tugas.
7
KOMUNIKASI ADMINISTRASI DI KANTOR KECAMATAN KAIRATU
KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT.
a. Tujuan penelitian
b. Manfaat penelitian
8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Teori
9
Berdasarkan berbagai penjelasan diatas, maka penelitian berpendapat
bahwa efektivitas adalah suatu keadaan dimana hasil yang diperoleh dari
usaha anggota organisasi, sesuai dengan tujuan organisasi yang diharapkan.
Suatu program atau kebijakan dapat dikatakan efektif apabila output
(keluaran)yang dihasilkan dari kegiatan organisasi tersebut sesuai dengan
tujuan yang diharapkan
10
2.1.2 Pengertian Komunikasi
11
Komunikasi berperan penting dalam kehidupan manusia. Dengan
komunikasi, manusia dapat saling berinteraksi satu sama lain. Wiryanto
(2006.5) menyatakan bahwa komunikasi mengandung makna bersama-sama
(common). Secara etimologis atau menurut asal katanya, istila komunikasi ini
berasal dari bahasa latin communication, yang berarti pemberitahuan atau
pertukaran, kata sifatnya communis, bermakna umum atau bersama-sama.
Istilah komunikasi berpangkal pada perkataan lain communis yang artinya
membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau
lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa latin communico
yang artinya membagi ( Cherry dalam Stuart,1983).
12
komunikasi yang menerangkan tentang “situasi- situasi tersebut merupakan
sebuah sumber yang mengirimkan sebuah pesan kepada penerima dengan
tujuan tertentu untuk mempengaruhi perilaku penerima”. Dimensi penilaian
normatif yaitu definisi komunikasi yang menyertakan pernyataan tentang
keberhasilan, keefektifan, atau ketepatan. Misalnya, komunikasi didefinisikan
“komunikasi merupakan pertukaran sebuah pemikiran atau gagasan.Asumsinya
adalah sebuah pemikiran atau gagasan berhasil ditukarkan
“ Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada
satu penerima atau lebih dengan maksud untuk mengubah tingka lakuh
mereka”
(2009;32) komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih
membentuk atau melakukan pertukaran informasi antara satu sama lain , yang
pada gilirannya terjadi saling pengertian yang mendalam. Sementara menurut
Webster New Collogiate Dictionary dalam Reiswandi (2009;1) komunikasi
adalah suatu proses pertukaran informasi di antara indivindu melalui sistem
lambang-lambang, tanda-tanda atau tingka laku. Pada hakikatnya,
13
Menurut Kreitner dan Kinicki (2010) dalam Wibowo (2017 : 1650)
komunikasi adalah pertukaran informasi antara sender kepada receifer dan
menari kesimpulan sebagai persepsi tentang makna sesuatu antara individual
yang terlihat .juga dikatakan sebagai pertukaran interpersonal dari informasi
dan pengertian Rymon S Ross (dalam sinambela , 2012 : 511), mendefinisikan
komunikasi sebagai suatu proses mayorit , memilih dan mengirimkan symbol-
simbol sehingga membantu pendengaran membangkitkan makna atau
responden dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh sang
komunikator, menurut Greenberg dan Baron (dalam wibowo, 2017: 166)
menyebutkan komunikasi adalah proses dengan mana orang , kelompok, atau
oraganisasi sebagai the sender mengirimkan beberapa tipe informasi sebagai
the message kepada orang, kelompok atau organisasi lain.
14
latin ( yunani) yang terdiri atas dua kata, yaitu “ad” dan “ministrate” yang
berarti “to serve” dalam bahasa Indonesia berarti melayani dan memenuhi.
Sedangkan. Menurut Dimock dan Dimock (1978: 15) dalam Pasolong
(2011:2) kata administrasi berasal dari kata “ad” dan “ministrate” yang berarti
juga “to serve”. Sementara itu Sukudin dan Darmadi (2011: 14)
mengemukakan istilah administrasi secara etimologis atau menurut asal
katanya berasal dari kata to administrate yang berarti to manage
(mengelola).
15
Dari berbagai definisi di atas, maka administrasi menurut peneliti adalah
kegiatan kerja sama yang dilakuka oleh sekelompok orang atau lebih untuk
mendukung aktivitas penyelengaraan organisasi di dalam mencapai tujuan
secara efektif dan efisien.
16
berikut ini uraian definisis komunikasi administrasi yang di kemukakan
oleh para ahli, di antaranya Thayer (1961) dalam Gamett (1997:3)
menyatakan bahwa:
“ administrative communication is any communication intended to facilitate
the management of an nonmass-media communication intended to
perpetuate directly or indirectly, the goals of an organized group. An
administrative communication my be originated to tell somebody
something to ask somebody something, to recommend something to
somebody, or to predispose someone toward a certain or attitude”
17
penyampaian informasi antara dua atau lebih pihak- pihak yang terlihat dalam
komunikasi (komunikator dan komunikan) dengan tujuan agar mekanisme
administrasi berjalan sebagaimna yang di harapkan.
Sementara Gie (1988:81) mendefinisikan komunikasi administrasi dengan
istilah tata hubungan adalah suatu rangkaian kegatan yang menyampaiakan
warta dari seseorang kepada orang lain dalam rangka usaha kerja sama
untuk mencapai tujuan tertentu.
Sementara itu Sutarto (1991:23) mendefinisikan komunikasi administrasi
adalah rangkaian kegiatan penataan saling menyampaikan warta antar para
pejabat dalam kerjasama untuk mencapai tujuan tertent.
Dari berbagai definisi di atas, diketahui bahwa komunikasi administrasi
adalah rangkaian kegiatan menyampaikan pesan antara dua orang atau lebih
dalam usaha kerjasama untuk mencapai tujuan.
Berdasarkan berbagai definisi yang telah di kemukakan oleh para ahli di
atas, maka komunikasi administrasi menurut penelitian adalah proses
kegiatan menyampaikan pesan dalam berbagai bentuk dari pengirirm pesan
kepada penerima pesan , dengan melibatkan unsur-unsur komunikasi dan
terjadi dalam ruang lingkup kerja organisasi baik dalam hubungan internal
maupun eksternal, yang bertujuan untuk menunjang aktivitas administrasi
dalam rangka usaha kerjasama untuk mencapai tujuan dan memperlancar
pelaksanaan tugas-tugas organisasi.
18
Oleh karna itu, penerapan komunikasi administrasi yang efektif akan
memberikan dampak yang positif terhadap pelaksanaan kerja organisasi di
dalam mencapai tujuan. hal tersebut sebagaimana dikemukakan oleh Yuwono
(1986;6-7) bahwa komunikasi administrasi di katakan efektif jika;
1. Timbulnya kemahiran kerja di antara para pejabat dan personil dalam
organisasi aparatur pemerintah.
2. Timbulnya kemauan kerja personil organisasi.
3. Timbulnya kerja sama antar personil organisasi
Ketiga hal tersebut merupakan ukuran untuk menilai keberhasilan dan
kegagalan komunikasi administrasi. Adapun efektivitas komunikasi
administrasi di pengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: kualitas komunikator
informasi yang disampaikan, media dan saluran komunikasi, komunikan, serta
suasana komunikasi antara komunikator dan komunikan
19
Ketika hal tersebut merupakan ukuran untuk menilai keberhasilan dan
kegagalan komunikasi administrasi. Adapun efektivitas komunikasi
administrasi dipengaruhi oleh beberapa faktor , yaitu kualitas komunikator,
informasi yang di sampaikan, media dan saluran komunikasi, komunikan serta
suasana komunikasi, antar komunikator dan komunikan
Sementara itu Wiriadihardja (1987;34) dalam bukunya mengemukakan
agar komunikasi administrasi dapat berjalan dengan lancar dan berhasil baik,
maka perlu ada keragaman bahasa, pengertian, pebafsiran, dan penindakan
atau perlakuan di antara para pihak yang berkomunikasi. Di samping itu
Wiriadihardja (1987;37) juga menyampaiakn bahwa untuk menciptakan
ketertiban pelaksanaan tugas secara cepat, tepat, cermat, aman dan teratur,
maka perlu di jelaskan kedudukan dan peranan masing-masing anggota
serata fungsi, tugas dan tata cara kerja menurut jenjang komunikasi
administrasi.
Sementara itu, Yuwono (1985;9-10) berpendapat bahwa komunikasi
sangat berpengaruh bagi keberhasilan komunikasi administrasi. Teknik
komunikasi administrasi pada hakekatnya menyangkut dua hal yaitu:
1. Data komunikasi
Data menurut Amsyah (2005 ;83) adalah fakta yang terjadi karena adanya
kegiatan organisasi yng terjadi pada lini transaksi, manajemen ini bahwa lini
tengah, dan lini atas.
Yuwono (1985 ; 9-10) berpebdapat bahwa efektivitas suatu komunikasi
bergantung pada kebermmanfaatan data yang di komunikasikan. Kegagalan
komunikasi administrasi terjadi, jika anggota organisasi menyampaikan suatu
hal yang tidak sesuai dengan data sebenarnya. Sehingga dapat menimbulkan
makna yang berbeda. Oleh karna itu , data yang di sampaikan dalam
komunikasi administrasi harus memenuhi syarat:
a. data yang di sampaikan harus benar.
b. data yang di sampaikan harus up to date
20
c. data yang di sampaikan harus ada kaitnya (relevan) dengan bidang
pekerjaan dan tepat kedudukan masing-masing anggota organisasi.
2. penyampaian informasi
Informasi menurut Amsyah (2005;289) adalah bahan yang di hasilkan dari
pengolahan data sementara menurut Wursanto (2005; 156), informasi atau
keterangan ialah segenap rangkaian perkataan, kaimat, gambar, kode, atau
tanda tertulis lainnya yang mengandung pengertian, buah pikiran atau
pengetahuan apapun yang dapat di pergunakan oleh setiap orang yang
mempergunakanya untuk melaukan tindakan-tindakan yang benar, baik
dan tepat.
21
d. pertimbangan waktu (timing and timelinnes)
1). Penggunaan waktu yang tepat
Komunikator harus mempertimbangkan waktu yang tepat untuk
menyampaikan informasi, karena penangkapan informasi di pengaruhi
pula oleh keadaan komunikan pada saat komunikasi itu berlangsung.
Maka, harus dipertimbangkan saat-saat dimana suatu informasi dapat
masuk kedalam pikiran dan dapat diingat dengan baik oleh komunikan.
Bahkan dalam keadaan darurat sekalipun, komunikator tidak dapat
mengesampingkan begitu saja asas pertimbangan waktu ini.
2). Dapat di gunakan pada waktunya
Penyampaian informasi juga harus berpedoman pada asas timelinnes,
bahwa informasi yang di sampaikan dapat digunakan pada waktunya
oleh pejabat yang menerima, atau dengan kata lain informasi harus di
sampaikan pada saat yang tepat.
e. Pengedaran (distribution)
informasi-informasi di dalam organisasi harus didistribusikan secara
tepat kepada pihak-pihak yang di tuju.
Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa
pelaksanaan komunikasi administrasi yang efektif di pengaruhi oleh teknik
pemilihan data dan teknik penyampaian informasi yang tepat digunakan oleh
komunikator. Komunikator harus dapat memilih data yang akan disampaikan
dengan benar, up to date (terkini), dan juga memiliki keterkaitan dengan
tugas-tugas anggota organisasi selain itu, teknik penyampaian informasi juga
harus dilakukan dengan memperhatikan beberapa asas, di antaranya asas
kejelasan, asas konsekuen, asas kecukupan, asas perimbangan waktu dan
asas pengedaran (distribution).
Wilbur Scharmm dalam Mufid (2012:128-129) menyebut sebagai “the
conditions of success in communication”, yakni kondisi yang harus di penuhi
jika kita ingin agar pesan yang akan kita sampaikan menghasilkan tanggapan
yang kita inginkan the conditions of success in communication tersebut
meliputi:
22
1. Pesan harus di rancang dan disampaikan dengan sedemikian rupa,
sehingga dapat menarik perhatian komunikan.
2. Pesan harus menggunakan lambang yang memiliki pengertian yang sama
antara komunikator dan komunikan, sehingga sama-sama mengerti.
3. Pesan harus dapat menumbuhkan kebutuhan pribadi komunikan
sekaligus menyediakan alternatif mencapai kebutuhan tersebut.
4. Pesan harus berkaitan dengan kebutuhan kelompok dimana komunikan
berada.
23
dan cara berkomunikasi pada segala situasi dan kondisi, tanpa
membuang banyak waktu untuk penyesuaian.
3. Tempat
Di mana kita berkomunikasi dengan seseorang juga berpengaruh
terhadap cara kita berkomunikasi.
4. Media yang digunakan.
Jenis media atau saluran komunikasi yang digunakan, apakah komunikasi
tulisan, lisan, non verbal ataupun dengan menggunakan peralatan lainnya
(misalnya telepon, faximile, internet, dan sebagainya) ikut berperan dalam
tercapainya komunikasi yang efektif.
5. Pesan yang disampaikan.
Jenis pesan atau berita yang akan disampaikan (berita penting, sedih,
gembira, teguran, formal, informal dan sebagainya).
24
Berikut cara-cara berkomunikasi yang efektif menurut Liliweri (2014:393-
394), yaitu:
1 Kredibilita komunikator.
2 Penuhi sedapat mungkin kebutuhan komunikan.
3 Bangun pesan yang bersifat strategis.
4 Susun pesan yang jelas.
5 Tekan sekecil mungkin gangguan komunikasi.
6 Manfaat umpan bali.
25
b. Definisi strategi komunikasi
Pada umumnya strategi komunikasi berarti keseluruhan keputusan
konstitusional tentang tindakan yang akan dijalankan guna mencapai tujuan.
Dalam pengertian diatas, ada beberapa hal yang penting dalam
pengertian strategi komunikasi menurut santoso (2010: 150-151), yaitu:
1 Suatu keputusan
Komunikator di dalam proses komunikasi perlu secara tegas mengambil
keputusan saat akan melaksanakan komunikasi. Keputusan yang di ambil
dapat berupa(a)perencanaan komunikasi, (b)pengelolaan komunikasi.
2 Konstitusional
Proses komunikasi berlangsung pada saat tertentu saja. Artinya ada
waktu terbatas untuk berlangsungnya proses komunikasi. Oleh Karena itu,
setiap proses komunikasi perlu strategi sendiri-sendiri.
3 Tindakan yang dilaksanakan
Tindakan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang bertindak sebagai
komunikator yang berupa tindakan untuk: (a) memahami khalayak
sasaran/komunikan, (b) menyusun pesan dan menggunakan media.
4 Tujuan
Yang dimaksud tujuan adalah efek positif dari proses pada komunikasi
pada komunikan, artinya ada satu pengertian antara komunikator dan
komunikan.
c. Strategi komunikasi
Menurut santoso (2010:151-153), strategi komunikasi dapat di lakukan
dua langkah penting, yaitu:
1) Langkah persiapan strategi komunikasi
Langkah persiapan strategi komunikasi, meliputi:
a) Persiapan komunikator
Dalam persiapan komunikator, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
(1) Komunikator memenuhi syarat-syarat pokok dan syarat-syarat
penunjang.
26
(2) Komunikator harus dapat:
(a) Berfikir secara dedukatif, yakni berfikir yang bersifat umum
terhadap sasaran.
(b) Berfikir secara khusus, yakni berfikir untuk konsentrasi pada proses
yang dihadapi.
(c) Berfikir memecahkan masala, yakni berfikir dalam mengatur
masalah yang timbul dalam proses komunikasi.
(d) Berfikir konseptif, yakni berfikir yang dapat menggambarkan situasi
dan langkah-langkah yang diambil sehingga proses komunikasi
terhindar dari hambatan.
(e) Berfikir kreatif, artinya berfikir yang dapat menemukan hal-hal yang
bermanfaat bagi proses komunikasi.
b) Persiapan pesan
Pesan-pesan perlu disiapkan yang berupa:
(1) Pesan-pesan memenuhi syarat-syarat yang dibutuhkan, yaitu:
(a) Pesan harus direncanakan dan disampaikan dengan cara-cara
yang menarik perhatian komunikan.misalnya, pesan disusun secara
sistematis.
(b) Pesan harus menggunakan tanda-tanda atau lambang yang
didasarkan pada pengalaman yang sama antara komunikator dan
komunikan sehingga mereka memiliki pengertian yang sama.
Misalnya, bahasa yang digunakan dimengerti bersama.
(c) Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi dan komunikan
serta memberi saran-saran untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
(d) Pesan harus membangkitkan respons dari komunikan saat
komunikasi berlangsung.
27
seseorang melakukan tindakan (action) sesuai dengan tujuan yang
di tetapkan.
(b) AIDDA (Attention interest, desire, decision,and action).yakni pesan
membangkitkan perhatian (attention), menumbuhkan minat
(interest),sehingga komunikan tumbuh keinginannya (desire), dan
mengambil keputusan (decision), serta akhirnya melakukan suatu
tindakan (action).
c) Persiapan metode
Metode yang digunakan untuk menyampaikan pesan juga perlu
disampaikan, seperti:
(1) Metode harus bersifat repetisi mengingat komunikasi berlangsung
berulang-ulang.
(2) Metode bersifat penyaluran,artinya metode dapat digunakan sebagai
alat menyampaikan pesan sehingga pesan mudah diterima
komunikan.
(3) Metode bersifat persuasif, artinya metode yang dapat mempengaruhi
atau mengajak sasaran untuk melakukan tindakan.
(4) Metode bersifat edukatif,yakni metode yang dapat memberikan
petunjuk atau arah tentang isi pesan dan tindakan yang perlu di ambil
sasaran.
(5) Metode yang bersifat kursif, yaitu metode yang dapat memberi
tekanan pada sasaran guna segera mengambil tindakan.
28
Oleh karena itu, perlu memahami komunikan sebelum proses komunikasi
berlangsung dimana pemahaman ini diarahkan pada sifat-sifat komunikan.
Sifat-sifat komunikan dapat dibedakan menjadi.
(1) Innovator atau penemuan ide, yakni orang atau mereka yang sering
menemukan suatu fikiran yang baru tentang satu hal. Para innovator ini
sering sukar menerima pesan atau mudah menerima pesan.
(2) Early adopters atau pengambilalihan awal, yaitu orang atau mereka yang
cepat untuk segera menerima pesan yang disampaikan
(3) Early majority atau mayoritas awal, yakni orang atau mereka yang mudah
menerima pesan dibandingkan orang lain.
(4) Majorty atau mayoritas, yakni orang atau mereka dapat menerima atau
menolak pesan yang merupakan terbesar dari kelompok.
(5) Non-adopters atau peroleh pengambilalihan, yakni orang atau mereka
yang terang-terangan menolak pesan yang di sampaikan.
29
2. Komunikasi dari bawahan kepada atasan dapat digolongkan menjadi
beberapa macam seperti laporan , keluhan, pendapat dan saran.
3. Komunikasi yang langsung berhubungan secara horizontal atau secara
mendatar adalah komunikasi yang berlangsung antara pegawai yang
mempunyai kedudukan yang sama dalam wujud tukar-menukar informasi
dan pendapat .
Komunikasi ini dapat dibedakan menjadi:
a. Komunikasi antara pimpinan dengan pimpinan yang setingkat.
b. Komunikasi antara bawahan dengan bawahan.
a. Efektivitas Komunikasi
30
membutuhkan efesiensi dari semua pihak pada ketiga elemen tersebut,
dengan mempertimbangkan prinsip utama dalam mengimplementasikan
melalui unsur 7c pada proses komunikasi antara lain: credibility (kredibilitas),
context (konteks), content (isi), clarity (kejelasan), continuity and consistency
(kontiunitas dan konsistensi), channel (saluran), capability of the audiens
(kapasitas kemampuan audien).
31
pesan untuk memengarui atau tingkat kemampuan pesan untuk memengaruhi
public atau pihak terkait. Sedangkan Kurniawan (2005 :109) menyatakan
efektivitas sebagai kemampuan melaksanakan tugas, fungsi (operasi
kegiatan, program atau misi) suatu organisasi atau sejenisnya yang tidak
adanya tekanan atau ketegangan di antara pelaksanaanya.
Menurut Mrtani dan Lubis (2007) yang di kutip oleh (Linda 2018:210)
pengukuran efektivitas komunikasi suatu organisasi ada tiga pendekatan yang
dapat digunakan yaitu
1. Efek kognitif, ialah perubahan yang dapat terjadi apabila kita dapat
mengetahui serta paham akan pendapat khalayak. Efek ini menyangkut
dengan pemahaman, kepercayaan, atau informasi.
2. Efek efektif, ialah terdapat perubahan yang muncul dan dapat dirasakan,
disukai, ataupun dibenci khalayak, yang dapat terkait dengan emosi,
tingkah laku, dan nilai.
3. Efek Behavioral, ilah mengarah pada sikap yang nyatadan dapat di amati,
dan berkaitan dengan pekerjaan atau tingkah laku yang akan di lakukan.
32
Efektivitas tidak terlepas pada : faktor yang ingin dicapai manusia,nilai-
nilai, serta sistem instasi itu sendiri dan dapat terhubung dengan faktor waktu,
sasaran, jumlah, serta kualitas. Dengan konteks ini efektivitas memiliki sifat
multidimensional, maka strategi yang terpilih pada peningkatan efektivitas
terkait pada kekhususan atau spesifikasi faktor pada permasalahan yang akan
disampaikan. Yang akan digaris bawahi sesuatu dinyatakan efektif belum
tentu efisian, maka begitu pula sebaliknya sesuatu yang efisien belum tentu
efektif maka akan ditegaskan bahwa sesuatu aktivitas akan terbukti tidak
efesien, maka di permasalahkan lagi keefesiensinya.
a) Komunikasi harus tepat waktu dan tepat sasaran. Ketetapan waktu untuk
menyapaikan komunikasi harus betul-betul diperhatikan. Sebab apabila
penyampaian komunikasi tersebut terlambat maka kemunkinan apa yang
disampaikan tidak ada manfaatnya lagi.
33
itu menimbulkan keraguan bagi penerima komunikasi, sehingga
pelaksanaan tidak sesuai dengan apa yang diinginkan.
a) Hambatan teknis
keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi. Dari sisi teknologi,
semakin berkurang dengan adanya temuan baru dibidang kemajuan
teknologi komunikasi dan informasi, sehingga saluran komunikasi dapat di
andalkan dan efesien sebagai media komunikasi.
Menurut Cruden dan Sherman dalam buku komunikasi organisasi (Irene
Silviani 2020:67-68) jenis hambatan teknis dan komunikasi:
1) tidak ada rencana atau prosedur kerja yang jelas.
2) kurangnya informasi atau penjelasan.
3) kurangnya ketrampilan membaca.
4) pemilihan media (saluran) yang kurang tepat.
34
b) Gangguan sematik
gangguan sematik menjadi hambatan dalam proses penyampaian
pengertian atau ideal secara efektif. Defenisi semakinsebagai studi atas
perhatian, yang di ungkapkan leawat bahasa.
Pengertian (komunikator dan komunikan), tetapi sringkali proses
penafsiranya keliru. Tidak adanya hubungan antara symbol(kata) dan apa
yang disimbolkan (arti atau penafsiran). Dapat mengakibatkan kata yang
dipakai ditafsirkan sangat berbeda dari apa yang di maksud sebenarnya.
Untuk menghindari mis komunikasi semacam ini, seseorang komunikator
harus memilih kata-kata yang tepat sesuai dengan karakteristik
komunikannya, dan melihat kemungkinan penafsiran terhadap kata-kata
yang dipakai.
c) Hambatan manusiawi
terjadi karena adanya faktor, emosi dan prasangka pribadi, persepsi,
kecakapan atau tidakan kecakapan, kemampuan atau tidak kemampuan
alat-alat pancaindera seseorang, dan lain-lain. Menurut Cruden dan
Sherman:
1) Hambatan yang berasal dari perbedaan individual manusia
Perbedaan persepsi, perbedaan umur, perbedaan keadaan emosi,
ketrampilan mendengarkan, perbedaan status, pencarian informasi,
penyaringan informas.
2) hambatan yang ditibulkan oleh iklim psikologis dalam organisasi.
Suasana iklim kerja dapat memengarusi sikap dan perilaku staf dan
efektivitas komunikasi.
35
menghasilkan komunikasi yang efektif di mulai dari perilaku komunikasi yaitu
komunikan dan komunikator.
Menurut Arifin (2011) pada metode komunikasi efektif yaitu:
1. Redudancy (repetition)
Ialah khalayak dapat terpengaruh dengan cara mengirim pesan
berulang-ulang kepada khalayak. Pada metode ini terdapat berbagai
manfaat yang dapat di tarik. Manyaatnya yaitu khalayak dapat
memperhatikan pesan yang diterima, karna akan berkosentrasi pada
pesan yang berulang- ulang, agar lebih banyak menarik perhatian.
Manfaat lainya, bahwa khalayak tidak akan mudah melupakan hal yang
penting disampaikan berulang – ulang itu. Selanjutnya dengan metode
repetition ini, komunikator memperoleh untuk meperbaiki kesalahan –
kesalahan yang tidak disengaja dalam penyampaian – penyampaian
sebelumnya.
2. Canalizing
Yaitu memengaruhi seseorang dan terutama harus mengetahui terlebih
dahulu apa itu kerangka referensinya serta pengalama – pengalaman
seseorang dan selanjutnya komunikator dapat menyusun pesan sesuai
dengan metode tersebut. Dalam hal ini,agar seseorang yang pertama
menerima pesan tersebut dapat memahaminya. Maksudnya komunikator
menyediakan saluran – saluran tertentu untuk menguasai motif – motif
tersebut yang telah melekat pada diri seseorang dan termasuk pada
proses canalizing merupakan mengetahui maksud seseorang ataupun
kelompok yang diteliti.
3. Informatif
Pada konteks ini yang kita ketahui pada komunikasi massa salah
satunya bentuk pesan yang bersifat informatif, yaitu salah satu bentuk
isis pesan, yang bermaksud dapat memengaruhi seseorang dengan cara
(metode) memberikan penjelasan dengan kata lain, penyampaian
sesuatu sesuai dengan kenyataan dab data – data yang ril serta
informasi – informasi yang benar jadi dengan penerangan (information)
36
berarti pesan – pesan yang di lontarkan itu berisis tentang fakta – fakta
dan pendapat – pendapat yang dapat di pertanggung jawabkan
kebenaranya, sehingga bagi komunikan dapat diberi kesembatan untuk
menilai, menimbang – nimbang dan mengambil keputusan atas dasar
pemikiran- pemikiran yang sehat.
4. Persuasif
Persuasive ialah, memengaruhi seseorang dengan cara mengajak. Hal
tersebut dapat kita mengubah pemikiran seseorang, terutama
perasaanya. Metode persuasif ini dalah salah satu upaya untuk
memengarusi seseorang melalui komunikasi sehingga seseorang tidak
di beri kesempatan untuk berfikir secara kritis, bahkan seseorang akan
berpengaruh secara tidak sadar. Dengan itu, metode komunikator dapat
menciptakan situasi di mana akan berdampak pada komunikannya
seperti dengan mudah terkena sugesti. Dengan dampak sugesti kepada
masyarakat akan mudah pada jalan:
a) menghambat (inhibition)
b) memecah bela (dissociation) proses berfikirnya
c) proses berpikir akan bermasalah karena:
a. kelelahan
b. emosiona
a. Kualitas komunikator
37
komunikator merupakanfaktor penting dalam komunikasi administrasi.
Kualitas komunikator ialah sifat-sifat yang menimbulkan kepercayaan
penerima berita (komunikan). Kualitas komunikator menyangkut
kemampuan berpikir dan bermental baik. ( Yuwono 1985 : 8).
b. teknik komunikasi
c. Media komunikasi
d. Saluran komunikasi
38
dapat menempuh jalan lain, misalnya karena ada peraturan-peraturan atau
policy-policy dari pimpinan yang mengatur saluran komunikasi.
e. Iklim komunikasi
f. Komunikan
39
komunikasi administrasi memiliki hubungan terhadap produktivitas kerja
pegawai.
40
disampaikan, media dan saluran komunikasi, komunikan, serta suasana
komunikasi antar komunikator dan komunikan.
1.Kualitas komunikator
2.Informasi yang di sampaikan
3. Media dan Saluran Komunikasi
4. Komunikan
41
penjabaran faktor-faktor efektivitas komunikasi administrasi tersebut beserta
fenomena yang di amati dalam penelitian ini:
1. Kualitas komunikator
Fenomena yang diamati ini adalah jenis, isi, sifat, waktu, tujuan dan
manfaat dari informasi yang disampaikan.
Fenomena yang diamati ini adalah alat komunikasi yang digunakan, jenis
media komunikasi, karekter komunikasi, dan kemampuan komunikan dalam
menafsirkan informasi.
4. Komunikan
42
BAB III
METODE PENELITIAN
Karena tipe penelitian yang dipilih adalah kualiatif, maka yang menjadi
sumber informasi adalah informasi penelitian, yakni orang dianggap yang paling
mengetahui mengenai masalah yang diteliti. Pemilihan informasi penelitian
dilakukan secara purposive ( sengaja) yakni para pegawai yang bekerja pada
kantor kecamatan kairatu kabupaten seram bagian barat.
43
3.4 Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
2. Observasi
3. Dokumen
44
3.5Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik
analisis kualitatif, yang dengan mengkaji data dimulai dengan menelaah,
menyusun dalam satu kesatuan, yang kemudian dikategorikan pada tahap
berikutnya dan memeriksa keabsahan data serta mendefenisikannya dengan
analisis sesuai dengan kemampuan daya peneliti untuk membuat kesimpulan
penelitian. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian kualitatif
mencakup transkip hasil wawancara, reduksi data, analisis, interprestasi data
dan triangulasi. Dari hasil analisis data yang kemudian dapat ditarik
kesimpulan. Berikut ini adalah teknik analisis data yang digunakan oleh
peneliti :
1. Reduksi, Reduksi data bukanlah suatu hal yang terpisah dari analisis,
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan, pengabstraksian, dan transformasi data kasar yang
muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Kegiatan reduksi data
berlangsung terus menerus, terutama selama proyek yang berorientasi
kualitatif berlangsung atau selama pengumpulan data.
2. Triangulasi, selain menggunakan reduksi data peneliti juga menggunakan
teknik Triangulasi data sebagai teknik untuk mengecek keabsahan data.
Dimana dalam pengertiannya triangulasi adalah teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam
membandingkan hasil wawancara tehadap objek penelitian.
3. Penarikan Kesimpulan, Kegiatan analisis ketiga adalah menarik kesimpulan
dan verifikasi. Ketika pengumpulan data dilakukan, seorang penganalisis
kualitatif mulai mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan, pola-pola,
penjelasan, alur sebab akibat, dan proposisi. Kesimpulan yang mula-mula
masih belum jelas akan meningkat menjadi lebih terperinci. Kesimpulan-
kesimpulan “final” akan muncul pada bergantung pada besarnya kumpulan-
kumpulan catatan lapangan, penyimpanan, dan metode pencarian ulang
yang digunakan, kecakapan peneliti, dan tuntunan pemberi data.
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.2. Iklim
46
4.1.3. Luas dan Jarak
Gambar 4.1. Lus Kecamatan Kairatu irinci per Desa
Desa Luas (Km2)
(1) (2)
1. Kairatu 43,41
2. Seruawan 46,80
3. Kamarian 152,61
4. Waimital 13,56
5. Hatusua 34,59
6. Uraur 29,16
7. Waipirit 9,50
KECAMATAN KAIRATU 329.63
Sumber Data : Kantor Kecamatan kairatu
Sejak tahun 1965 sampai sekarang tercatat sebanyak 16 orang camat yang
telah bertugas memegang tampuk pemerintahan di kecamatan ini. Tahun 2021,
terdapat 35 orang pegawai yang bekerja di kantor kecamatan dalam 22 dusun,
26 RW.
a. Visi :
47
b. Misi :
48
49
4.3. Karakteristik Informan Penelitan
1. Usia Informan
1 38-45 4 57,14%
2 46-57 3 42,85%
Jumlah 7 100
Sumber Data Hasil Penelitian 2021
50
No Golongan pangkat Frekuensi Presentasi
1 Golongan II 2 28,57%
2 Golongan III 5 71,42%
Jumlah 7 100
Sumber Data Hasil Penelitian 2021
3. Masa Kerja
4. Jenis Kelamin
1 Laki-laki 4 57,14%
51
2 Perempuan 3 42,85 %
Jumlah 7 100
Sumber Data Hasil Penelitian 2021
52
kegunaannya agar tercipta satu pemahaman, pengertian dan makna yang
sama dalam gerak dan tindakan yang sama pula untuk suatu pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Guna mencapai hal tersebut dalam
proses penyampaian informasi agar dapat diterima dengan baik, maka peran
seorang pemimpin organisasi yang dalam hal ini bertindak sebagai komunikator
sangat di tentukan
1. Kualitas komunikator,
2. informasi yang di sampaikan,
3. media dan saluran komunikasi,
4.komunikan.
Berikut ini hasil wawancara yang dilakukan dengan camat Kairatu yang
berinisial M. mengenai pentingnya kualitas komunikator pada sebuah
organisasi atau kantor. Beliau mengatakan bahwa:
53
ini sangat penting sebab dengan komunikasi yang baik kita dapat
mengetahui apa yang di butuhkan dan apa yang terjadi di masyarakat
kita dan dari komunikasi juga maka kita dapat melakukan evaluasi apa
saja yang masih kurang dan perlu di tambahkan dari kinerja kita selama
ini.(hasil wawancara 8 Oktober 2021)”.
54
Suatu perintah yang paling utama seharusnya menggunakan
Komunikasi Primer, dengan Komunikasi dapat tersampaikan maksud dan
tujuan serta hubungan harmonis.
“sistem Komunikasi yang saya tahu yaitu formal dan non formal atau ada
yang tertulis dan ada yang lisan tergantung dari hal apa yang harus di
sampaiakan kepada mereka, jadi Komunikasi antara pimpinan dan
bawahan ini apabila hal yang di sampaikan merupakan hal yang penting,
sudah tentu harus menggunakan Komunikasi secara formal tetapi
apabila hal yang disampaiakan merupakan kesepakatan bersama bisa
saja menggunakan lisan atau media komunikasi seperti (Handpone) ”.
Sementara hasil wawancara yang di lakukan dengan salah satu
narasumber yang berinisial I. Selaku salah seorang pegawai mengenai media
Komunikasi yaitu:
“Media Komunikasi yang baik yaitu secara tatap muka sebab apabila
menggunakan media lain seperti (handpone) sering tidak efektiv. Agar
penerima informasi baik atasan maupun bawahan tidak salah dalam
mencerna informasi yang diberikan sebab media Komunikasinya secara
langsung”
Dari hasil wawancara ini dapat dilihat bahwa Komunikasi yang terjadi di
Kantor Kecamatan Kairatu merupakan Komunikasi situasional atau Komunikasi
yang disesuaikan dengan kondisi dan informasi yang akan disampaikan.
55
“ya, bisa dilihat seperti yang terjadi di Kantor ini, apabila ada bawahan
yang melakukan kesalahan maka akan di berikan nasehat atau instruksi
seperti yang telah diberikan oleh atasan sebab bagi ASN kita terikat oleh
aturan yang suda di buat”
Dalam memberikan perintah dapat di pahami dengan baik dan bila mana
menghadapi kendala bagaimana solusi untuk mendapatkan umpan balik atas
perintah yang di berikan.
56
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
57
Dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Efektivitas komunikasi
administrasi di kantor kecamatan kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat
berjalan sesuai dengan aturan yang di tetapkan yaitu sebelum pegawai
memberikan informasi kepada masyarakat harus di sampaikan terlebih dahulu
kepada atasan atau camat Kairatu sehingga setiap informasi yang disampaikan
dapat dianggap benar dan tidak terjadi kesalahan informasi, sebaliknya
demikian apabila camat mendapatkan informasi terkait pelayanan yang
diberikan merupakan masukan yang perlu di tindak lanjuti maka hal ini perlu di
sampaikan malalui rapat yang di hadiri aperatur pegawai tersebut
5.2. Saran
Ada beberapa saran yang peneliti ingin sampaikan terkait dengan hasil
penelitian yaitu:
58
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
KARYA ILMIAH
59
L
60
Lampiran 1. Dokumentasi wawancara dengan Bpak Camat Kairatu
61
Lampiran 3. Dokumentasi wawancara dengan pegawai kantor Camat
Kairatu
62
Lampiran 5. Depan Kantor Camat Kairatu
63