Anda di halaman 1dari 63

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Salah satu unsur penting dalam menjalankan organisasi yaitu,


komunikasi.Komunikasi sangat di butuhkan oleh sebuah organisasi dalam
setiap proses manajemen baik dari perencanaan sampai pengawasan.
Komunikasi berfungsi membantu anggota untuk mencapai tujuan baik tujuan
secara individu maupun tujuan kelompok. Keefektifan dalam menjalankan
organisasi sangat berkaitan dengan komunikasi. Pelaksanaan tugas dapat
tercapai dengan efektif apabila ditunjang oleh Komunikasi yang baik pula.
Penguasaan teknik-teknik berkomunikasi yang tepat akan berdampak pada
keberhasilan organisasi dalam pencapaian tujuannya.

Sebuah organisasi baik besar maupun kecil, pasti akan


menyelenggarakan suatu kegiatan yang berhubungan antara orang yang satu
dengan orang yang lain, sehingga merupakan suatu kegiatan yang
menyeluruh guna mencapai suatu tujuan. Tujuan tersebut sangat dipengaruhi
oleh berbagai faktor, yakni faktor yang berhubungan dengan manusia ataupun
bukan manusia, yang meliputi sarana, alat dan bahan. Namun demikian faktor
yang paling dominan adalah manusia. Karena manusia sebagai pelaku utama
dalam kegiatan organisasi tersebut. Tersedianya sarana dan alat yang lengkap
tanpa dibarengi dengan kemampuan dan semangat kerja yang tinggi mustahil
dapat berhasil.

Pesan dalam hal ini yaitu berbagai bentuk informasi. Komunikasi efektif
apabila pesan yang dikirim itu sama dengan apa yang dimaksudkan oleh si
pengirim. Komunikasi efektif sangat membantu organisasi dalam mencapai
sasaran dan tujuan dari organisasi. Terdapat banyak faktor yang mempengarui
keberhasilan dan kegagalan dalam pelaksanaan organisasi. Salah satu faktor
yang sangat dominan mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan organisasi
sangat ditentukan oleh kualitas Komunikator. Sebagaimana diungkapkan oleh

1
Fachrunnisa (Sunyoto & Burhanudin, 2011:70) bahwa keberhasilan atau
kegagalan organisasi selalu diasosikan dengan pemimpinnya. Peran seorang
pemimpin organisasi dalam mengarahkan,membina, membimbing bawahanya
akan berpengaruh bagi kelancaran organisasi untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan olehnya. Pimpinan yang berhasil adalah pimpinan yang
mampu menjadi komunikator yang baik dan efektivitas.

Pada hakikatnya, komunikasi merupakan proses jalur informasi dan


pengertian dari seseorang ke orang lain. Jadi istilah komunikasi atau dalam
bahasa inggris Communication yang berasal dari bahasa latin comunicatio
bersumber dari kata comunis yang berarti sama. Sama dalam hal ini adalah
adanya kesamaan makna dalam komunikasi.

Komunikasi di pandang sebagai aspek yang paling penting karena melalui


komunikasi ini dapat diciptakan kesadaran dari setiap pribadi anggota
organisasi terhadap eksistensi serta kontribusi yang dituntut dari padanya
dalam rangka pencapaian tujuan organisasi dan maupun tujuan pribadinya.
Dalam hal demikian maka antara pimpinan organisasi dituntut untuk
memahami keberadaan bawahannya karena perilaku yang akan diwujudkan
kecenderungan di warnai oleh hakekat tujuan yang tidak selalu menyadari
adanya ikatan antara tujuan organisasi yang dituntut dari pegawainnya.

Ada banyak cara berbeda untuk berkomunikasi satu sama lain. Masing-
masing jenis Komunikasi berperan penting dalam berbagai informasi. Berikut
ini rangkuman tentang jenis-jenis Komunikasi:

1 Komunikasi verbal adalah penggunan bahasa untuk berbagai informasi


melalui bicara atau bahasa isyarat. Hal tersebur merupakan satu diantara
jenis yang paling umum dan sering digunakan.

Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengembangkan


ketrampilan Komunikasi Verbal:

2
 Gunakan suara yang kuat dan percaya diri : saat menyampaiakan
informasi kepada khalayak ramai, pastikan menggunakan suara yang
kuat agar semua orang dapat dengan mudah mendengarnya. Percaya
diri saat berbicara membuat ide bisa bisa ditangkap dengan jelas dan
mudah dipahami orang lain.
 Hindari kata-kata pengisi : saat berkomunikasi secara umum, hindari
menggunakan kata-kata pengisis seperti “um” , “seperti” atau “ya”.
Meski terasa alami di ucapkan setelah menyelesaikan kalimat, hal itu
dapat mengganggu audiens.

2 Komunikasi Nonverbal adalah penggunaan bahasa tubuh, gerak tubuh, dan


ekspresi wajah untuk menyampaikan informasi kepada orang lain. Hal ini
bisa digunakan secara sengaja maupun tidak sengaja.

Komunikasi Nonverbal berguna saat mencoba memahami pikiran dan


perasaan orang lain. Berikut beberapa langkah dapat dilakukan untuk
mengembangkan keterampilan Komunikasi Nonverbal:
 Perhatikan bagaimana perasaan secara fisik : Saat mengalami
serangkaian emosi, cobalah mengidentifikasi di mana perasaan emosi
tersebut. Misalnya, saat merasa cemas, mungkin bisa memperhatikan
kondisi perut yang mungkin terasa mulas. Mengembangkan kesadaran
diri tentang bagaimana emosi yang sedang dirasakan bisa
memengaruhi tubuh dalam memberi penguasaan yang lebih besar atas
Komunikasi yang disampaikan.
 Bersikaplah sungguh-sungguh dengan Komunikasi Nonverbal :
Berusahalah menunjukkan bahasa tubuh yang positif saat merasa
waspada, tubuh untuk mendukung Komunikasi Verbal jika merasa
bingung atau cemas tentang suatu informasi.
 Tiru Komunikasi Nonverbal yang efektif : jika anda merasa ekspresi
wajah atau bahasa tubuh tertentu bermanfaat untuk situasi tertentu,
gunakan itu sebagai panduan saat meningkatkan komunikasi

3
nonverbal. Misalnya, jika anda melihat bahwa ketika seseorang
menganggukan kepalanya, itu mengomunikasikan persetujuan dan
umpan balik positif secara efisien, gunakan itu dalam pertemuan
berikutnya ketika memiliki perasaan yang sama.

3 Komunikasi Tertulis adalah tindakan menulis, mengetik atau mencetak


simbol seperti huruf dan angka untuk menyampaikan informasi. Menulis
biasanya digunakan untuk berbagi informasi melalui buku, pamflet, blog,
surat, memo dan lainny.

Email dan obrolan adalah bentuk komunikasi tertulis yang umum di tempat
kerja. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk
mengembangkan keterampilan komunikasi tertulis:
 Berusahalah untuk kesederhanaan : Komunikasi tertulis harus
sesederhana dan sejelas mungkin, meski mungkin berguna untuk
memasukkan banyak detail dalam komunikasi instruksional. Dalam
menulis jangan mengandalkan nada. Berhati – hatilah saat mencoba
mengkomunikasikan nada tertentu saat menulis.
 Luangkan waktu untuk meninjau Komunikasi tertulis : menyisihkan
waktu untuk membaca kembali email, surat, atau memo dapat
membantu anda mengidentifikasi kesalahan. Untuk komunikasi penting
atau yang akan dikirim ke banyak orang, mungkin bisa meminta kolega
terpercaya meninjaunya juga.
 Simpanlah file tulisan yang efektif atau menyenangkan : Jika anda
menerima pamflet, email, atau memo tertentu yang menurut anda
sangat membantu dan menarik, simpanlah itu untuk referensi saat
menulis. Memasukan metode atau gaya yang anda suka dapat
membantu anda meningkat seiring waktu.

4
4 Komunikasi Visual adalah tindakan menggunakan foto, seni, gambar,
sketsa, bagan, dan grafik untuk menyampaikan informasi. Visual sering
digunakan sebagai bantuan saat presentasi. Setiap orang memiliki gaya
belajar yang berbeda – beda. Adanya komunikasi visual mungkin lebih
membantu bagi beberapa orang dalam mengkonsumsi ide dan informasi.

Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengembangkan


keterampilan komunikasi visual:
 Tanya orang lain sebelum memasukan visual : Jika anda
mempertimbangkan untuk berbagi bantuan visual dalam presentasi,
pertimbangkan untuk meminta umpan balik dari orang lain.
Menambahkan visual terkadang dapat membuat konsep
membingungkan atau tidak jelas. Dengan mendapatkan perspektif
pihak ketiga dapat membantu dalam memutuskan apakah visual bisa
menambah nilai komunikasi.
 Pertimbangkan audiens : Pastikan untuk menyertakan visual yang
mudah dipahami oleh audiens. Jika anda menampilkan bagan dengan
data yang tidak dikenal, pastikan untuk meluangkan waktu dan
menjelaskan apa yang ada dalam visual yang ditampilkan. Perlu
diingat, tidak boleh menggunakan visual yang sensitif, menyinggung,
kekerasan, atau grafis dalam bentuk apapun.

Komunikasi administrasi yang dalam hal ini komunikasi dua arah antara
pemimpin dan bawahan atau sebaliknya hanya terjadi didalam organisasi,
dimaksudkan untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan organisasi menuju
pencapaian tujuannya melalui pemahaman anggota secara tepat atas tugas
diembannya, artinya bahwa melalui komunikasi administrasi dua arah para
anggota organisasi dapat memahami secara tepat tugas yang hendak
dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Melalui komunikasi administrasi dua arah tersebut dimaksudkan dapat


meningkatkan perstasi kerja pegawai terhadap organisasi. Dengan komunikasi

5
dua arah yang efektif selain menimbulkan semangat dan kegairahan kerja
pegawai. Maka di harapkan prestasi kerja pegawai akan meningkat pula.
Komunikasi itu terjadi dalam mekanisme hubungan vertikal yang terjadi antara
pemimpin dengan bawahan dan sebaliknya secara horizontal antara teman
kerja atau sesama pegawai yang berada di Kantor Kecamatan Kairatu, serta
komunikasi yang bersifat diagonal yakni hubungan yang terjalin antara
pimpinan dengan bawahan.

Pentingnya Komunikasi Administrasi dalam rangka mencapai tujuan


organisasi dengan berorientasi pada perubahan perilaku. Di pandang sebagai
suatu kebenaran organisasi karena tidak satupun kegiatan oraganisasi dapat
dilaksanakan tanpa komunikasi. Komunikasi demikian dikenal sebagai
komunikasi administrasi.

Komunikasi dimaksudkan untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan organisasi


menuju pencapaian tujuannya melalui pemahaman anggota secara tepat atas
beban tugas yang diembannya, artinya bahwa melalui komunikasi administrasi
para anggota organisasi dapat memahami secara tepat tugas yang hendak
dilaksanakan dalam rangka merealisasi tujuan organisasi sebab komunikasi
merupakan unsur terpenting yang harus ada dan terpenuhi di dalam oragisasi
atau kantor

Komunikasi yang efektif perlu diterapkan dalam menjalankan tugas,


fungsi, dan kewenangan sesuai dengan pembagian tugas dan kedudukan
dalam tim atau jabatan. Oleh karena itu, komunikasi menjadi hal yang mutlak
penting untuk diterapkan disetiap organisasi terutama oragisasi pemerintahan.

Tidak hanya komunikasii secara umum namun komunikasi yang efektif


bagi pelaksanaan tugas, penerapan komuniiasi administrasi sebagai suatu
sistem yang berstruktur serta memiliki fungsi yang dibuat untuk mencapai
tujuan adalah hal yang juga mutlak perlu dikaji dan diterapkan guna
mendukung kelancaran setiap pelaksanaan tugas secara aplikatif pemecahan
terhadap berbagai permasalahan yag dapat timbul akibat adanya kurangya

6
pemahaman menganai tugas-tugas yang harus dilakukan yang mengakibatkan
terganggunya penyelesaian pelaksanaan tugas.

Komunikasi administrasi yang efektif merupakan suatu faktor pendorong


utama dari kesekian faktor yang dapat meningkatkan tercapainya pelaksanaan
tugas yang efektif pula sesuai yang diharapkan oleh sebuah organisasi,
dengan komuikasi administrasi yang efektif kendala-kendala atau rintangan-
rintangan dapat terselesaikan dengan baik pula.

komunikasi administrasi sendiri merupakan salah satu cabang dari disiplin


ilmu komunikasi organisasi. Hal yang membedakan komunikasi administrasi
dengan komunikasi lain pada umumnya menurut Thoha (1990:117) adalah
dilihat dari sandaran subtansinya, yaitu administrasi, selain perbedaan
suptansi, hal lain yang membedakan komunikasi administrasi dengan
komunikasi lain ialah dilihat dari pelaku komunikasi, ruang lingkup, dan tujuan
penggunaannya.

Berdasarkan berbagai definisi yang telah di kemukakan oleh para ahli di


atas, maka komunikasi administrasi menurut penelitian adalah proses kegiatan
menyampaikan pesan dalam berbagai bentuk dari pengirirm pesan kepada
penerima pesan , dengan melibatkan unsur-unsur komunikasi dan terjadi
dalam ruang lingkup kerja organisasi baik dalam hubungan internal maupun
eksternal, yang bertujuan untuk menunjang aktivitas administrasi dalam rangka
usaha kerjasama untuk mencapai tujuan dan memperlancar pelaksanaan
tugas-tugas organisasi.

Uraia di atas menggambarkan, bahwa komunikasi yang efektif dalam


sebuah organisasi merupakan hal yang penting dalam mencapai tujuan
organisasi sehingga dengan komunikasi yang efktif pegawai dapat bekerja
lebih baik dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat yang
membutuhkan pelayanan. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik
untuk meniliti lebih lanjut dengan memberi judul “EFEKTIVITAS

7
KOMUNIKASI ADMINISTRASI DI KANTOR KECAMATAN KAIRATU
KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT.

1.2 Perumusan Dan Pembatasan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “ bagaimana Efektivitas


Komunikasi Administrasi yang terjadi pada di Kantor Kecamatan Kairatu
Kabupaten Seram Bagian Barat.

1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian

a. Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Efektivitas


Komunikasi Administrasi yang terjadi di Kantor Kecamatan Kairatu
Kabupaten Seram Bagian Barat.

b. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai:

a. Sebagai bahan informasi / kajian bagi Kantor Camat Kairatu


Kabupaten Seram Bagian Barat terkait dengan Komunikasi
Administrasi.
b. Manfaat praktis adalah hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan
sebagai bahan informasi bagi studi serupa dalam wilayah yang.

8
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Teori

2.1.1 Pengertian Efektivitas

Secara umum, pengertian Efektivitas adalah suatu keadaan yang


menunjukan tingkat keberhasilan atau pencapaian suatu tujuan yang di ukur
dengan kualitas, Kuantitas dan waktu sesuai dengan yang telah di rencanakan
sebelumnya. Efektivitas adalah suatu tingkat keberhasilan yang dihasilkan oleh
seseorang atau organisasi dengan cara tertentu sesuai dengan tujuan yang
hendak dicapai maka suatu kegiatan di anggap semakin efektif. Dan menurut
kamus besar bahasa Indonesia “KBBI” efektivitas ialah daya guna, keaktifan
serta adanya kesesuaian dalam suatu kegiatan antara seseorang yang
melaksanakan tugas dengan tujuan yang ingin dicapai.

Suatu program dapat dikatakan berhasil jika mencapai tujuan organisasi


dengan efektif. Berikut beberapa uraian defenisis efektivitas yang
dikemukakan oleh para ahli, diantaranya Daft (2007) dalam Priansa dan
Garnida (2013;11) menyatakan bahwa efektivitas berkaitan dengan sejauh
mana organisasi mencapai tujuan yang telah ditentukan. Sementara itu, Akmal
(2006) dalam Priansa dan Garnida (2013:11) menyatakan bahwa efektivitas
adalah pencapaian usaha yang sesuai dengan rencanaya (doing the right
things) atau rencana hasil dibandingkan dengan realisasi hasil.

Sementara definisi efektivitas menurut Mahmudi (2013 : 86 ) terkait dengan


hubungan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang sesungguhnya
dicapai. Efektivitas merupakan hubungan antara output dengan tujuan.
Semakin besar kontribusi output terhadap pencapaian tujuan, maka semakin
efektif apabila output yang dihasilkan bisa memenuhi tujuan yang diharapkan
atau dikatakan spending wisely.

9
Berdasarkan berbagai penjelasan diatas, maka penelitian berpendapat
bahwa efektivitas adalah suatu keadaan dimana hasil yang diperoleh dari
usaha anggota organisasi, sesuai dengan tujuan organisasi yang diharapkan.
Suatu program atau kebijakan dapat dikatakan efektif apabila output
(keluaran)yang dihasilkan dari kegiatan organisasi tersebut sesuai dengan
tujuan yang diharapkan

Suatu program dapat dikatakan berhasil jika mencapai tujuan organisasi


dengan efektif. Berikut beberapa uraian definisi efektivitas yang di kemukakan
oleh para ahli, di antaranya daft (2007) dalam priansa dan Garnida
(2013:11)menyatakan bahwa efektivitas berkaitan dengan sejauh mana
organisasi mencapai tujuan yang telah ditentukan. Sementara itu, Akmal
(2006) dalam Priansa dan Garnida (2013:11) menyatakan bahwa efektivitas
adalah pencapaian usaha yang sesuai dengan rencananya (doing the right
things) atau rencana hasil dibandingkan dengan realisasi hasil.

Sedangkan definisi efektivitas menurut Mahmudi (2013:86) terkait dengan


hubungan yang diharapkan dengan hasil yang sesungguhnya dicapai.
Efektivitas merupakan hubungan antara output dengan tujuan. Semakin besar
kontribusi output terhadap pencapaian tujuan, maka semakin efektif
organisasi, program, atau kegiatan. Suatu organisasi, program, atau kegiatan
dinilai efektif apabila output yang dihasilkan bisa memenuhi tujuan yang
diharapkan atau dikatakan spending wisely.

Berdasarkan berbagai penjelasan di atas, maka penelitian berpendapat


bahwa efektivitas adalah keadaan di mna hasil yang diperoleh dari usaha
anggota organisasi, sesui dengan tujuan organisasi yang diharapkan. Suatu
program atau kebijakan dapat dikatakan efektif apabila output (keluaran) yang
dihasilkan dari kegiatan organisasi tersebut sesuai dengan tujuan yang
diharapkan.

10
2.1.2 Pengertian Komunikasi

Komunikasi berperan penting dalam aspek kehidupan manusia.


Dengan komunikasi, manusia dapat saling berinteraksi satu sama lain.
Wiryanto (2006:5) menyatakan bahwa komunikasi mengandung makna
bersama-sama (common). Secara etimologis atau menurut asal katanya, istila
komunikasi ini berasal dari bahasa latin communication, yang berarti
pemberitahuan atau pertukaran. Kata sifatnya communis, bermakna umum
atau bersama-sama.

Secara terminologis menurut Rogers dan Kincaid (1981) dalam fajar


(2009:32), komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih
membentuk atau melakukan pertukaran informasi antara satu sama lain, yang
pada gilirannya terjadi saling pengertian yang mendalam.

Sementara menurut Webster New collegiate Dictionary dalam Riswadi


(2009;1) komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi di antara
individu melalui sistem lembaga-lembaga, tanda-tanda atau tingkah laku.

Sementara definisi komunikasi klasik menurut Laswell (1948) dalam


Morisan dan Wardhani (2009:7) menyatakan bahwa komunikasi adalah who
says what, in what channel, to whom, with what effect – siapa mengatakan
apa, pada saluran apa, kepada siapa, dengan efek seperti apa.

Sementara menurut Berelson dan Steiner (1964) dalam Fajar


(2009:32) komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan,
emosi,keahlian,dan lain-lain melalui penggunaan symbol-simbol seperti kata-
kata, gambar-gambar, angka-angka, dan lainya.

Sedangkan menurut pendapat Colquit, Lepine, dan


Wesson(2011:422) dalam Wibowo (2015:165) Komunikasi adalah proses
dengan mana informasi dan arti atau makna ditransfer dari sender kepada
receiver .

11
Komunikasi berperan penting dalam kehidupan manusia. Dengan
komunikasi, manusia dapat saling berinteraksi satu sama lain. Wiryanto
(2006.5) menyatakan bahwa komunikasi mengandung makna bersama-sama
(common). Secara etimologis atau menurut asal katanya, istila komunikasi ini
berasal dari bahasa latin communication, yang berarti pemberitahuan atau
pertukaran, kata sifatnya communis, bermakna umum atau bersama-sama.
Istilah komunikasi berpangkal pada perkataan lain communis yang artinya
membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau
lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa latin communico
yang artinya membagi ( Cherry dalam Stuart,1983).

komunikasi sebagai ilmu yang multidisiplin mempunyai banyak


pengertian dan makna sesuai dengan latar belakang bidang ilmu yang memberi
pengertian. Sehingga komunikasi dapat diartikan dalam perspektif sosiologi,
psikologi, psikologi sosial, antropologi, politik, dan sebagainya. Komunikasi,
sebuah istilah atau kalimat yang akan lebih mudah diucapkan daripada mencari
definisi yang tunggal. Menurut Theodore Clevenger Jr (dalam Littlejhon, 2009:
4) masalah yang selalu ada dalam mendefinisikan komunikasi untuk tujuan
penelitian atau ilmiah berasal dari fakta bahwa kata kerja “berkomunikasi”
memiliki posisi yang kuat dalam kosakata umum dan karenanya tidak mudah
didefinisikan untuk tujuan ilmiah.

Frank Dance mencoba memberikan tiga konseptual yang membentuk


dimensi dasar definisi komunikasi, yaitu tingkat pengamatan, tujuan, dan
penilaian normatif. Dimensi pengamatan atau keringkasan yaitu definisi
komunikasi yang diberikan berdasarkan kategori pengertian yang masih umum,
luas dan bebas. Misalnya, definisi komunikasi sebagai “proses yang
menghubungkan semua bagian-bagian yang terputus” merupakan definisi yang
umum.

Dimensi tujuan yaitu definisi komunikasi yang menggambarkan proses


pengiriman dan penerimaan pesan dengan maksud tertentu. Misalnya, definisi

12
komunikasi yang menerangkan tentang “situasi- situasi tersebut merupakan
sebuah sumber yang mengirimkan sebuah pesan kepada penerima dengan
tujuan tertentu untuk mempengaruhi perilaku penerima”. Dimensi penilaian
normatif yaitu definisi komunikasi yang menyertakan pernyataan tentang
keberhasilan, keefektifan, atau ketepatan. Misalnya, komunikasi didefinisikan
“komunikasi merupakan pertukaran sebuah pemikiran atau gagasan.Asumsinya
adalah sebuah pemikiran atau gagasan berhasil ditukarkan

Sebuah definisi singkat dibuat oleh Harold D. Lasswell bahwa cara


yang tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi ialah menjawab
pertanyaan “Siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui
saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya” Lain halnya dengan Steven,
Justru ia mengajukan sebuah definisi yang lebih luas, bahwa komunikasi terjadi
kapan saja suatu organisasi memberi reaksi terhadap suatu objek atau stimuli.
Apakah itu berasal dari seseorang atau lingkungan sekitarnya. Misalnya
seorang berlindung pada suatu tempat karna di serang bada, atau kedipan
mata sebagai reaksi terhadap sinar lampu, juga adalah peristiwa komunikasi.

Everett M. Rogers seorang pakar Sosiologi pedesaan amerika yang telah


banyak memberi perhatian pada studi riset komunikasi , khususnya pada hal
penyebaran inovasi membuat definisi bahwa:

“ Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada
satu penerima atau lebih dengan maksud untuk mengubah tingka lakuh
mereka”

(2009;32) komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih
membentuk atau melakukan pertukaran informasi antara satu sama lain , yang
pada gilirannya terjadi saling pengertian yang mendalam. Sementara menurut
Webster New Collogiate Dictionary dalam Reiswandi (2009;1) komunikasi
adalah suatu proses pertukaran informasi di antara indivindu melalui sistem
lambang-lambang, tanda-tanda atau tingka laku. Pada hakikatnya,

13
Menurut Kreitner dan Kinicki (2010) dalam Wibowo (2017 : 1650)
komunikasi adalah pertukaran informasi antara sender kepada receifer dan
menari kesimpulan sebagai persepsi tentang makna sesuatu antara individual
yang terlihat .juga dikatakan sebagai pertukaran interpersonal dari informasi
dan pengertian Rymon S Ross (dalam sinambela , 2012 : 511), mendefinisikan
komunikasi sebagai suatu proses mayorit , memilih dan mengirimkan symbol-
simbol sehingga membantu pendengaran membangkitkan makna atau
responden dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh sang
komunikator, menurut Greenberg dan Baron (dalam wibowo, 2017: 166)
menyebutkan komunikasi adalah proses dengan mana orang , kelompok, atau
oraganisasi sebagai the sender mengirimkan beberapa tipe informasi sebagai
the message kepada orang, kelompok atau organisasi lain.

Dengan demikian dapat di pahami bahwa komunikasi adalah proses


penyampaian informasi dari suatu pihak lain individu, kelompok atau
organisasi sebagai sender kepada pihak lain sebagai receiver untuk
memahami dan terbuka peluang memberikan respon balik kepada resender.
(Wibowo,2017 : 166)

Sedangkan menurut pendapat Colguit, Lepine, dan Wesson (2011: 422)


dalam Wibowo (2015; 165) komunikasi adalah proses dengan mana informasi
dan arti atau makna ditransfer dari sender kepada receifer

Dari berbagai definisi diatas, maka komunikasi menurut penelitian adalah


proses penyampaian pesan yang dilakukan oleh pemberi pesan
(communicator) dengan menggunakan teknik, media dan saluran tertentu agar
diperoleh pengertian bersama mengenai suatu hal.

2.1.3 Pengertian Administrasi

Administrasi merupkan salah satu unsur terpenting didalam oraganisasi.


Administrasi secara etimologi dalam pasolog (2011: 1-2) berasal dari bahasa

14
latin ( yunani) yang terdiri atas dua kata, yaitu “ad” dan “ministrate” yang
berarti “to serve” dalam bahasa Indonesia berarti melayani dan memenuhi.
Sedangkan. Menurut Dimock dan Dimock (1978: 15) dalam Pasolong
(2011:2) kata administrasi berasal dari kata “ad” dan “ministrate” yang berarti
juga “to serve”. Sementara itu Sukudin dan Darmadi (2011: 14)
mengemukakan istilah administrasi secara etimologis atau menurut asal
katanya berasal dari kata to administrate yang berarti to manage
(mengelola).

Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) (2011 : 11),


Administrasi adalah (1) usaha dan kegiatan yang meliputi penetapan tujuan
serta penetapan cara penyelengaraan pembinaan organisasi ; (2) usaha dan
kegiatan yang berkaitan dengan penyelengaraan kebijakan untuk mencapai
tujuan; (3) Kegiatan yang berkaitan penyelenggaraan pemerintahan, (4)
Kegiatan kantor dan tata usaha.

Haryadi (2009; 1), membedakan pengertian administrasi ke dalam dua


jenis, yaitu Administrasi dalam arti sempit dan administrasi dalam arti luas:

1. Administrasi dalam arti sempit adalah kegiatan penyusunan dan


pencatatan data dan informasi secara sistematis dengan tujuan untuk
menyediakan keterangan serta memudahkan memperolehnya kembali
secara keseluruhan dan dalam satu hubungan satu sama lain.
Administrasi dalam arti sempit ini sebenarnya lebih tepat di sebut dengan
tata usaha.
2. Administrasi dalam arti luas adalah kegiatan kerjasama yang dilakukan
sekelompok orang berdasarkan pembagian kerja sebagaimana di
tentukan dalam struktur dengan mendayagunakan sumber daya untuk
mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Jadi, pengertian administrasi
dalam arti luas memiliki unsur-unsur sekelompok orang, kerjasama,
pembagian tugas secara struktur , kegiatan yang runtutdalam proses,
tujuan yang akan dicapai, dan pemanfaatan berbagai sumbe.

15
Dari berbagai definisi di atas, maka administrasi menurut peneliti adalah
kegiatan kerja sama yang dilakuka oleh sekelompok orang atau lebih untuk
mendukung aktivitas penyelengaraan organisasi di dalam mencapai tujuan
secara efektif dan efisien.

Menurut Carl I.Hovland, ilmu komunikasi adalah upaya yang


sistematis untuk merumuskan ecara tegas asas-asas penyampaian informasi
serta pembentukan pendapat dan sikap Kesamaan bahasa yang dipergunakan
dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna. Dengan
lain perkataan, mengerti bahasanya saja belum tentu mengerti makna yang
dibawakannya. Jelas bahwa percakapan kedua orang tadi dapat dikatakan
komunikatif.

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti berpendapat bahwa komunikasi


merupakan salah satu unsur penting dalam pelaksanaan fungsi administrasi
satu organisasi. Oleh karna itu, komunikasi administrasi yang efektif harus di
terapkan dengan sebaik mungkin agar hal ini dapat menunjang ativitas
orgaisasi di dalam mencapai tujuan.

2.1.4. Komunikasi Administrasi


1. Definisi Komunikasi Administrasi
Komunikasi administrasi merupakan unsur penting yang menjadi roda
penggerakan dalam pelaksanaan fungsi administrasi satu organisasi. .
komunikasi administrasi sendiri merupakan salah satu cabang dari disiplin
ilmu komunikasi organisasi. Hal yang membedakan komunikasi administrasi
dengan komunikasi lain pada umumnya menurut Thoha (1990:117) adalah
dilihat dari sandaran subtansinya, yaitu administrasi, selain perbedaan
subtansi, hal lain yang membedakan komunikasi administrasi dengan
komunikasi lain ialah dilihat dari pelaku komunikasi, ruang lingkup, dan tujuan
penggunaannya.

16
berikut ini uraian definisis komunikasi administrasi yang di kemukakan
oleh para ahli, di antaranya Thayer (1961) dalam Gamett (1997:3)
menyatakan bahwa:
“ administrative communication is any communication intended to facilitate
the management of an nonmass-media communication intended to
perpetuate directly or indirectly, the goals of an organized group. An
administrative communication my be originated to tell somebody
something to ask somebody something, to recommend something to
somebody, or to predispose someone toward a certain or attitude”

Sementara itu Yuwono (1985 :2) mendefinisikan komunikasi administrasi


adalah proses penyampaian atau pemindahan informasi dan ide dari para
anggota organisasi dan sumber lain yang dilakukan dalam rangkan
mewujudkan tujuan organisasi.
Selain itu Westra dkk (1989:14) mendefinisikan komunikasi administrasi
adalah suatu proses penyampaian berita dan ide yang terjadi dalam setiap
usaha kerja sama manusia untuk mencapai suatu tujuan.
Sedangkan pengertian definisi komunikasi administrasi menurut pendapat
Thoha (1990:117) adalah proses penyampaian brita yang terjadi dalam usaha
kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan
perkataanlain komunikasi administrasi adalah suatu proses penyampaian
berita yang terjadi dalam suatu organisasi tertentu.
Selain itu Komaruddin (1994:21) mendefinisikan komunikasi administrasi
adah proses penyampaian informasi dan pengertian dari seseorang kepada
orang lain yang terjadi dalam aktivitas administrasi.
Dari berbagai definisi di atas, di ketahui bahwa komunikasi administrasi
adalah proses penyampaian pesan yang dilakukan oleh anggota organisasi
dalam rangka usaha kerja sama untuk mencapai tujuan.
Selain merupakan suatu proses, komunikasi administrasi juga merupakan
suatu kegiatan, seperti yang dikemukakan oleh Wiriadihardja (1987: 34)
bahwa komunikasi administrasi adalah segala kegiatan yang bersifat

17
penyampaian informasi antara dua atau lebih pihak- pihak yang terlihat dalam
komunikasi (komunikator dan komunikan) dengan tujuan agar mekanisme
administrasi berjalan sebagaimna yang di harapkan.
Sementara Gie (1988:81) mendefinisikan komunikasi administrasi dengan
istilah tata hubungan adalah suatu rangkaian kegatan yang menyampaiakan
warta dari seseorang kepada orang lain dalam rangka usaha kerja sama
untuk mencapai tujuan tertentu.
Sementara itu Sutarto (1991:23) mendefinisikan komunikasi administrasi
adalah rangkaian kegiatan penataan saling menyampaikan warta antar para
pejabat dalam kerjasama untuk mencapai tujuan tertent.
Dari berbagai definisi di atas, diketahui bahwa komunikasi administrasi
adalah rangkaian kegiatan menyampaikan pesan antara dua orang atau lebih
dalam usaha kerjasama untuk mencapai tujuan.
Berdasarkan berbagai definisi yang telah di kemukakan oleh para ahli di
atas, maka komunikasi administrasi menurut penelitian adalah proses
kegiatan menyampaikan pesan dalam berbagai bentuk dari pengirirm pesan
kepada penerima pesan , dengan melibatkan unsur-unsur komunikasi dan
terjadi dalam ruang lingkup kerja organisasi baik dalam hubungan internal
maupun eksternal, yang bertujuan untuk menunjang aktivitas administrasi
dalam rangka usaha kerjasama untuk mencapai tujuan dan memperlancar
pelaksanaan tugas-tugas organisasi.

2. Peran Komunikasi Administrasi

Komunikasi administrasi berperan penting dalam keberlangsungan hidup


organisasi. Keberhasilan suatu organisasi di dalam mencapai tujuan tidak
terlepas pula dari penerapan dan pelaksanaan komunikasi administrasi yang
efektif. Hal ini di karenakan komunikasi administrasi merupakan salah satu
unsur terpenting yang harus ada dan terpenuhi di dalam pelaksanaan kerja
organisasi.

18
Oleh karna itu, penerapan komunikasi administrasi yang efektif akan
memberikan dampak yang positif terhadap pelaksanaan kerja organisasi di
dalam mencapai tujuan. hal tersebut sebagaimana dikemukakan oleh Yuwono
(1986;6-7) bahwa komunikasi administrasi di katakan efektif jika;
1. Timbulnya kemahiran kerja di antara para pejabat dan personil dalam
organisasi aparatur pemerintah.
2. Timbulnya kemauan kerja personil organisasi.
3. Timbulnya kerja sama antar personil organisasi
Ketiga hal tersebut merupakan ukuran untuk menilai keberhasilan dan
kegagalan komunikasi administrasi. Adapun efektivitas komunikasi
administrasi di pengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: kualitas komunikator
informasi yang disampaikan, media dan saluran komunikasi, komunikan, serta
suasana komunikasi antara komunikator dan komunikan

3. Efektivitas Komunikasi Administrasi


Menyadari komunikan terhadap munculnya berbagai permasalah dan
hambatan yang dapat terjadi pada penerapan teknik komunikasi administrasi
di dalam pelaksanaan kerja anggota organisasi untuk mencapai tujuan,
sebagaimana telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya, maka agar
dapat memperoleh hasil komunikasi administrasi yang efektif dalam
pelaksanaan kerja anggota organisasi perlu di lakukan beberpa cara atau
teknik komunikasi yang tepat.
Oleh karena itu, penerapan komunikasi administrasi yang efektif akan
memberikan dampak yang positif terhadap pelaksanaan kerja organisasi di
dalam mencapai tujuan. Hal tersebut sebagaimana dikemukakan oleh
Yumono (1985 ;6-7) bahwa komunikasi administrasi di katakana efektif jika:
1. Timbulnya kemahiran kerja di antara para pejabat dan personil dalam
organisasi aparatur pemerintah.
2. Timbulnya kemauan kerja personil organisasi
3. Timbulnya kerjasama antar personil organisasi

19
Ketika hal tersebut merupakan ukuran untuk menilai keberhasilan dan
kegagalan komunikasi administrasi. Adapun efektivitas komunikasi
administrasi dipengaruhi oleh beberapa faktor , yaitu kualitas komunikator,
informasi yang di sampaikan, media dan saluran komunikasi, komunikan serta
suasana komunikasi, antar komunikator dan komunikan
Sementara itu Wiriadihardja (1987;34) dalam bukunya mengemukakan
agar komunikasi administrasi dapat berjalan dengan lancar dan berhasil baik,
maka perlu ada keragaman bahasa, pengertian, pebafsiran, dan penindakan
atau perlakuan di antara para pihak yang berkomunikasi. Di samping itu
Wiriadihardja (1987;37) juga menyampaiakn bahwa untuk menciptakan
ketertiban pelaksanaan tugas secara cepat, tepat, cermat, aman dan teratur,
maka perlu di jelaskan kedudukan dan peranan masing-masing anggota
serata fungsi, tugas dan tata cara kerja menurut jenjang komunikasi
administrasi.
Sementara itu, Yuwono (1985;9-10) berpendapat bahwa komunikasi
sangat berpengaruh bagi keberhasilan komunikasi administrasi. Teknik
komunikasi administrasi pada hakekatnya menyangkut dua hal yaitu:

1. Data komunikasi
Data menurut Amsyah (2005 ;83) adalah fakta yang terjadi karena adanya
kegiatan organisasi yng terjadi pada lini transaksi, manajemen ini bahwa lini
tengah, dan lini atas.
Yuwono (1985 ; 9-10) berpebdapat bahwa efektivitas suatu komunikasi
bergantung pada kebermmanfaatan data yang di komunikasikan. Kegagalan
komunikasi administrasi terjadi, jika anggota organisasi menyampaikan suatu
hal yang tidak sesuai dengan data sebenarnya. Sehingga dapat menimbulkan
makna yang berbeda. Oleh karna itu , data yang di sampaikan dalam
komunikasi administrasi harus memenuhi syarat:
a. data yang di sampaikan harus benar.
b. data yang di sampaikan harus up to date

20
c. data yang di sampaikan harus ada kaitnya (relevan) dengan bidang
pekerjaan dan tepat kedudukan masing-masing anggota organisasi.

2. penyampaian informasi
Informasi menurut Amsyah (2005;289) adalah bahan yang di hasilkan dari
pengolahan data sementara menurut Wursanto (2005; 156), informasi atau
keterangan ialah segenap rangkaian perkataan, kaimat, gambar, kode, atau
tanda tertulis lainnya yang mengandung pengertian, buah pikiran atau
pengetahuan apapun yang dapat di pergunakan oleh setiap orang yang
mempergunakanya untuk melaukan tindakan-tindakan yang benar, baik
dan tepat.

Untuk mengetahui apakah informasi yang di sampaikan untuk guna atau


tida, menurut Moekijat (1989 ; 66-67) bergantung pada tujuan penerima
informasi, ketelitian pemindahan dan pemrosesan data, waktu, bentuk, ruang
atau tempat, serta semantic (ilmu arti kata).
Mengenai hal ini, Yuwono (1985 :10-13) juga berpedapat agar
penyampaian informasi dapat berjalan dengan efektif, ada beberapa pedoman
yang bisa digunakan, yaitu:
a. kejelasan (clarity)
informasi yang disampaiakan harus jelas dan tidak menggunakan
bahasa yang berbelit-belit dalam penyampaiannya.
b. Konsekuen (consistency)
adanya kesesuaian antara isi komunikasi dengan tujuan organisasi
c. Kecukupan (adequacy)
penyampaian informasi hendaknya berpedoman pada asas memadai
kebutuhan atau dapat menyampaikan maksud penyampaiannya dengan
cukup. Pelaksanaan asas kecukupan ini mencakup dua hal, yaitu
mengenai kuantitas dan persoalan detail. Pemberi informasi harus
mempertimbangkan seberapa banyak informasi itu harus di berikan dan
seberapa jauh mendetailnya suatu informasi itu harus di sampaikan .

21
d. pertimbangan waktu (timing and timelinnes)
1). Penggunaan waktu yang tepat
Komunikator harus mempertimbangkan waktu yang tepat untuk
menyampaikan informasi, karena penangkapan informasi di pengaruhi
pula oleh keadaan komunikan pada saat komunikasi itu berlangsung.
Maka, harus dipertimbangkan saat-saat dimana suatu informasi dapat
masuk kedalam pikiran dan dapat diingat dengan baik oleh komunikan.
Bahkan dalam keadaan darurat sekalipun, komunikator tidak dapat
mengesampingkan begitu saja asas pertimbangan waktu ini.
2). Dapat di gunakan pada waktunya
Penyampaian informasi juga harus berpedoman pada asas timelinnes,
bahwa informasi yang di sampaikan dapat digunakan pada waktunya
oleh pejabat yang menerima, atau dengan kata lain informasi harus di
sampaikan pada saat yang tepat.
e. Pengedaran (distribution)
informasi-informasi di dalam organisasi harus didistribusikan secara
tepat kepada pihak-pihak yang di tuju.
Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa
pelaksanaan komunikasi administrasi yang efektif di pengaruhi oleh teknik
pemilihan data dan teknik penyampaian informasi yang tepat digunakan oleh
komunikator. Komunikator harus dapat memilih data yang akan disampaikan
dengan benar, up to date (terkini), dan juga memiliki keterkaitan dengan
tugas-tugas anggota organisasi selain itu, teknik penyampaian informasi juga
harus dilakukan dengan memperhatikan beberapa asas, di antaranya asas
kejelasan, asas konsekuen, asas kecukupan, asas perimbangan waktu dan
asas pengedaran (distribution).
Wilbur Scharmm dalam Mufid (2012:128-129) menyebut sebagai “the
conditions of success in communication”, yakni kondisi yang harus di penuhi
jika kita ingin agar pesan yang akan kita sampaikan menghasilkan tanggapan
yang kita inginkan the conditions of success in communication tersebut
meliputi:

22
1. Pesan harus di rancang dan disampaikan dengan sedemikian rupa,
sehingga dapat menarik perhatian komunikan.
2. Pesan harus menggunakan lambang yang memiliki pengertian yang sama
antara komunikator dan komunikan, sehingga sama-sama mengerti.
3. Pesan harus dapat menumbuhkan kebutuhan pribadi komunikan
sekaligus menyediakan alternatif mencapai kebutuhan tersebut.
4. Pesan harus berkaitan dengan kebutuhan kelompok dimana komunikan
berada.

Dengan pelaksanaan komunikasi administrasi yang tepat dan efektif ini,


maka dapat membantu dan mempermuda pekerjaan anggota organisasi di
dalam melaksanakan tugas-tugas dan pekerjaan, menimbulkan semangat
kerja, dan menciptakan kerjasama antar anggota organisasi. Tanpa adanya
komunikasi administrasi ini, organisasi ini tidak akan dapat berjalan dengan
baik, anggota organisasi juga tidak dapat menjalankan tugas dan fungsinya
dengan maksimal. Hal ini karena komunikasi administrasi adalah penghubung
pemikiran dan ide-ide antar pegawai atau anggota organisasi, baik dalam
hubungannya dengan lingkungan dalam (internal) maupun lingkungan luar
(eksternal) organisasi.

Dalam berkomunikasi menurut Hasan (2005:90) ada beberapa faktor atau


unsur yang perlu diperhatikan, antara lain:

1. Siapa yang dihadapi


Penerima pesan atau dengan siapa kita berbicara sangat berperan dalam
berkomunikasi, hal itu bisa berhubungan dengan factor usia, jenis
kelamin, posisi atau jabatan, pendidikan, latar belakang budaya, dan
sebagainya.
2. Situais dan kondisi
Dalam situasi tertentu (formal, informl, situasi pekerjaan, santai dan lain
sebagainya) akan berpengaruh dalam cara kita berkomunikasi, sehingga
sedini mungkin kita dapat mengetahuinya dan menerapkan semua bentuk

23
dan cara berkomunikasi pada segala situasi dan kondisi, tanpa
membuang banyak waktu untuk penyesuaian.
3. Tempat
Di mana kita berkomunikasi dengan seseorang juga berpengaruh
terhadap cara kita berkomunikasi.
4. Media yang digunakan.
Jenis media atau saluran komunikasi yang digunakan, apakah komunikasi
tulisan, lisan, non verbal ataupun dengan menggunakan peralatan lainnya
(misalnya telepon, faximile, internet, dan sebagainya) ikut berperan dalam
tercapainya komunikasi yang efektif.
5. Pesan yang disampaikan.
Jenis pesan atau berita yang akan disampaikan (berita penting, sedih,
gembira, teguran, formal, informal dan sebagainya).

Berbagai penelitian menurut Liliweri (2014:393) menunjukan pendapat


para ahli komunikasi tentang efektivitas komunikasi, diantaranya yaitu:
1 Komunikasi yang efektif apabila setiap orang yang terlibat dalam proses
komunikasi maupun meletakan dan mengfungsikan komunikasi di dalam
suatu konteks tertentu.
2 Efektivitas komunikasi ditentukan oleh sejauh mana manusia
meminimalkan kesalapahaman atas pesan-pesan yang dipertukarkan oleh
komunikator dan komunikan.
3 Salah satu studi yang pernah dilakukan M. Hammer dan J. Champy
(1993) menetapkan tiga tema sentral efektivitas komunikasi, yaitu
ketrampilan komunikasi, kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan
tekanan, dan kemampuan untuk membangun relasi-relasi.
4 F. Hawes dan D.J. Kealey (1981) menyebutkan tiga aspek yang dapat
dijadikan sebagai faktor penentu efektivitas komunikasi yakni interaksi
antar pribadi, efektivitas yang diciptakan oleh profesionalisme, dan
kemampuan menyesuaikan diri sehingga dua pihak merasa puas dalam
relasi antar pribadi.

24
Berikut cara-cara berkomunikasi yang efektif menurut Liliweri (2014:393-
394), yaitu:
1 Kredibilita komunikator.
2 Penuhi sedapat mungkin kebutuhan komunikan.
3 Bangun pesan yang bersifat strategis.
4 Susun pesan yang jelas.
5 Tekan sekecil mungkin gangguan komunikasi.
6 Manfaat umpan bali.

Di samping itu, strategi komunikasi juga ikut berperang penting bagi


proses berlangsungnya komunikasi, sehingga komunikasi dapat berkelanjutan
dan dapat mencapai tujuan seperti yang diharapkan. Strategi komunikasi
menurut Santoso (2010:150-153) membahas hal-hal yang berkaitan dengan
proses komunikasi yang meliputi:
a. Alasan – alasan pengambilan strategi komunikasi
Beberapa alasan pengambilan strategi komunikasi menurut santoso
(2010: 150).
1 Komunikasi berkaitan dengan suatu proses yang melibatkan faktor-faktor
psikologis dan sosial dari masing-masing individu yang terlibat di
dalamnya. Oleh karena itu, strategi untuk memperoleh proses komunikasi
perlu diambil, khususnya oleh komunikator.
2 Biasanya dalam proses komunikasi, pesan yang disampaikan lebih dari
satu buah, sehingga komunikator harus menyusun pesan secara
sistematis agar pesan-pesan dapat diterima komunikan secara jelas.
3 Proses komunikasi diharapkan dapat diterima dan dapat di beri efek pada
komunikan. Sehingga komunikator perlu memiliki strategi.
4 Komunikator harus dapat menjadikan pesan yang di sampaikan adalah
pesan yang paling utama di dalam memberi efek dalam proses
komunikasi.

25
b. Definisi strategi komunikasi
Pada umumnya strategi komunikasi berarti keseluruhan keputusan
konstitusional tentang tindakan yang akan dijalankan guna mencapai tujuan.
Dalam pengertian diatas, ada beberapa hal yang penting dalam
pengertian strategi komunikasi menurut santoso (2010: 150-151), yaitu:
1 Suatu keputusan
Komunikator di dalam proses komunikasi perlu secara tegas mengambil
keputusan saat akan melaksanakan komunikasi. Keputusan yang di ambil
dapat berupa(a)perencanaan komunikasi, (b)pengelolaan komunikasi.
2 Konstitusional
Proses komunikasi berlangsung pada saat tertentu saja. Artinya ada
waktu terbatas untuk berlangsungnya proses komunikasi. Oleh Karena itu,
setiap proses komunikasi perlu strategi sendiri-sendiri.
3 Tindakan yang dilaksanakan
Tindakan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang bertindak sebagai
komunikator yang berupa tindakan untuk: (a) memahami khalayak
sasaran/komunikan, (b) menyusun pesan dan menggunakan media.
4 Tujuan
Yang dimaksud tujuan adalah efek positif dari proses pada komunikasi
pada komunikan, artinya ada satu pengertian antara komunikator dan
komunikan.

c. Strategi komunikasi
Menurut santoso (2010:151-153), strategi komunikasi dapat di lakukan
dua langkah penting, yaitu:
1) Langkah persiapan strategi komunikasi
Langkah persiapan strategi komunikasi, meliputi:
a) Persiapan komunikator
Dalam persiapan komunikator, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
(1) Komunikator memenuhi syarat-syarat pokok dan syarat-syarat
penunjang.

26
(2) Komunikator harus dapat:
(a) Berfikir secara dedukatif, yakni berfikir yang bersifat umum
terhadap sasaran.
(b) Berfikir secara khusus, yakni berfikir untuk konsentrasi pada proses
yang dihadapi.
(c) Berfikir memecahkan masala, yakni berfikir dalam mengatur
masalah yang timbul dalam proses komunikasi.
(d) Berfikir konseptif, yakni berfikir yang dapat menggambarkan situasi
dan langkah-langkah yang diambil sehingga proses komunikasi
terhindar dari hambatan.
(e) Berfikir kreatif, artinya berfikir yang dapat menemukan hal-hal yang
bermanfaat bagi proses komunikasi.

b) Persiapan pesan
Pesan-pesan perlu disiapkan yang berupa:
(1) Pesan-pesan memenuhi syarat-syarat yang dibutuhkan, yaitu:
(a) Pesan harus direncanakan dan disampaikan dengan cara-cara
yang menarik perhatian komunikan.misalnya, pesan disusun secara
sistematis.
(b) Pesan harus menggunakan tanda-tanda atau lambang yang
didasarkan pada pengalaman yang sama antara komunikator dan
komunikan sehingga mereka memiliki pengertian yang sama.
Misalnya, bahasa yang digunakan dimengerti bersama.
(c) Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi dan komunikan
serta memberi saran-saran untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
(d) Pesan harus membangkitkan respons dari komunikan saat
komunikasi berlangsung.

(2) Pesan –pesan harus disusun secara sistematis seperti melalui :


(a) AA procedure (from attention to action procedure) artinya pesan
harus membangkitkan perhatian (attention) guna menggerakan

27
seseorang melakukan tindakan (action) sesuai dengan tujuan yang
di tetapkan.
(b) AIDDA (Attention interest, desire, decision,and action).yakni pesan
membangkitkan perhatian (attention), menumbuhkan minat
(interest),sehingga komunikan tumbuh keinginannya (desire), dan
mengambil keputusan (decision), serta akhirnya melakukan suatu
tindakan (action).

c) Persiapan metode
Metode yang digunakan untuk menyampaikan pesan juga perlu
disampaikan, seperti:
(1) Metode harus bersifat repetisi mengingat komunikasi berlangsung
berulang-ulang.
(2) Metode bersifat penyaluran,artinya metode dapat digunakan sebagai
alat menyampaikan pesan sehingga pesan mudah diterima
komunikan.
(3) Metode bersifat persuasif, artinya metode yang dapat mempengaruhi
atau mengajak sasaran untuk melakukan tindakan.
(4) Metode bersifat edukatif,yakni metode yang dapat memberikan
petunjuk atau arah tentang isi pesan dan tindakan yang perlu di ambil
sasaran.
(5) Metode yang bersifat kursif, yaitu metode yang dapat memberi
tekanan pada sasaran guna segera mengambil tindakan.

d) Persiapan pemahaman komunikan


Komunikan dalam proses komunikasi merupakan faktor penting karena
komunikan ini diharapkan dapat dipengaruhi untuk selanjutnya
komunikan mengambil tindakan yang sesuai dengan tujuan komunikasi.
Komunikan yang merupakan sasaran dari proses komunikasi dapat
berupa individu, kelompok, individu, atau massa.

28
Oleh karena itu, perlu memahami komunikan sebelum proses komunikasi
berlangsung dimana pemahaman ini diarahkan pada sifat-sifat komunikan.
Sifat-sifat komunikan dapat dibedakan menjadi.
(1) Innovator atau penemuan ide, yakni orang atau mereka yang sering
menemukan suatu fikiran yang baru tentang satu hal. Para innovator ini
sering sukar menerima pesan atau mudah menerima pesan.
(2) Early adopters atau pengambilalihan awal, yaitu orang atau mereka yang
cepat untuk segera menerima pesan yang disampaikan
(3) Early majority atau mayoritas awal, yakni orang atau mereka yang mudah
menerima pesan dibandingkan orang lain.
(4) Majorty atau mayoritas, yakni orang atau mereka dapat menerima atau
menolak pesan yang merupakan terbesar dari kelompok.
(5) Non-adopters atau peroleh pengambilalihan, yakni orang atau mereka
yang terang-terangan menolak pesan yang di sampaikan.

4. Komunikasi Administrasi Internal


Sebagian besar kegiatan Administrasi pada sebuah Kantor atau
organisasi terdiri dari mengadakan hubungan-hubungan didalam
lingkungannya sendiri maupun dengan pihak luar. Untuk menyederhanakan
penyebutan hubungan-hubungan didalam lingkungan organisasi sendiri dapat
disebut komunikasi internal (The Liang Gie, 1988:89)
Wursanto (1987:47), mengatakan bahwa Komunikasi Administrasi
secara Internal adalah Komunikasi yang berlangsung /terjadi didalam suatu
organisasi. Jadi Komunikasi ini hanya terjadi didalam lingkungan organisasi itu
sendiri.
Didalam lingkungan organisasi dapat terjadi berbagai macam Komunikasi
secara structural didalam lingkungan organisasi yang dapat dibedakan dalam
4 macam yaitu:
1. Komunikasi dari atasan ke bawahan ,dapat dibedakan menjadi berbagai
macam bentuk seperti petunjuk, Keterangan umum, Pemerintah, teguran
dan pujian.

29
2. Komunikasi dari bawahan kepada atasan dapat digolongkan menjadi
beberapa macam seperti laporan , keluhan, pendapat dan saran.
3. Komunikasi yang langsung berhubungan secara horizontal atau secara
mendatar adalah komunikasi yang berlangsung antara pegawai yang
mempunyai kedudukan yang sama dalam wujud tukar-menukar informasi
dan pendapat .
Komunikasi ini dapat dibedakan menjadi:
a. Komunikasi antara pimpinan dengan pimpinan yang setingkat.
b. Komunikasi antara bawahan dengan bawahan.

4). Komunikasi yang berlangsung secara diagonal, adalah aliran Komunikasi


dari orang-orang yang memiliki hirarkhi yang berbeda dan tidak memiliki
wewenang secara langsung. Wujud dari komunikasi ini berupa tukar-
menukar informasi (keterangan) , pendapat dan petunjuk.

2.1.5. Pengertian Efektivitas Komunikasi

a. Efektivitas Komunikasi

Efektivitas ialah suatu situasi yang dapat memperlihatkan predikat


kesuksesan atau kekalahan kualitas manajemen yang akan mendapatkan
maksud tertentu. Sedangkan komunikasi merupakan suatu proses
penyampaian pesan kepada komunikan yang melalui media dan terdapat feed
back.

Sehingga akan disimpulkan efektivitas komunikasi yaitu suatu proses


penyampaian pesan yang akan dicapai sesuai dengan tujuan pada isi pesan
tersebut dan dapat menimbulkan pengaruh atau efek, maka pesan tersebut
dinyatakan berhasil ketika komunikasi dapat berjalan lancar dan efektif.

Menurut Cultip (2006:357-358) yang dikutip di dalam buku Effective Publik


Relations terdapat tiga elemen komunikasi yang penting yaitu sumber
pengirim (komunikator), pesan dan tujuan(penerima).komunikasi yang efektif

30
membutuhkan efesiensi dari semua pihak pada ketiga elemen tersebut,
dengan mempertimbangkan prinsip utama dalam mengimplementasikan
melalui unsur 7c pada proses komunikasi antara lain: credibility (kredibilitas),
context (konteks), content (isi), clarity (kejelasan), continuity and consistency
(kontiunitas dan konsistensi), channel (saluran), capability of the audiens
(kapasitas kemampuan audien).

Untuk mengukur efektivitas komunikasi dari proses komunikasi pelayanan


public merupakan kegiatan mengevaluasi hasil dari kegiatan pelayanan.
Proses tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah proses pelayana yang
dilakukan suda efektif atau belum. Untuk mengukur efektivitas komunikasi
pelayanan dapat dilakukan tiga pendekatan yaitu: pendekatan sumber
(resource approach), pendekatan proses (process approach), dan pendekatan
sasaran (goals approach) proses pengukuran yang paling sederhana adalah
melalui pendekatan sasaran yaitu dengan melihat peleksanaan yang sesuai
mekanisme yang telah ditentukan pada instansi itu sendiri, disana dapat dilihat
komunikasi dapat berjalan dengan baik atau tidak selama komunikasi
pelayanan di jalankan. Pengukuran tersebut dilakukan akan berbagai metode
survei. Untuk mengetahui ukuran efektivitas komunikasi terhadap pelayanan.
Dan untuk mencapai efektivitas komunikasi yaitu dengan kesadaran akan
kebutuhan komunikasi yang efektif dan penggunaan umpan balik karena
komunikasi umpan balik atau dua arah proes komunikasi dapat berjalan lebih
efektif. Penggunaan komunikasi umpan balik dapat meningkatkan efektivitas
komunikasi karena melalui tatap muka.

Selain itu efektivitas komunikasi juga diartikan bahwa seberapa jauh


pencapaian target untuk menyampaikan suatu pernyataan atau pesan oleh
seseorang kepada orang lain.adapun beberapa pendapat para ahli sebagai
berikut : Menurut Effendy (2010 :14) menggunakan efektivitas komunikasi
yang prosesnya mencapai tujuan yang di rencanakan sesuai dengan biaya
yang dianggarkan, waktu yang di tetapkan dan jumblah personil yang
ditentukan. Selain itu, Susanto (2008:156) menyatakan efektivitas adalah daya

31
pesan untuk memengarui atau tingkat kemampuan pesan untuk memengaruhi
public atau pihak terkait. Sedangkan Kurniawan (2005 :109) menyatakan
efektivitas sebagai kemampuan melaksanakan tugas, fungsi (operasi
kegiatan, program atau misi) suatu organisasi atau sejenisnya yang tidak
adanya tekanan atau ketegangan di antara pelaksanaanya.

Menurut Mrtani dan Lubis (2007) yang di kutip oleh (Linda 2018:210)
pengukuran efektivitas komunikasi suatu organisasi ada tiga pendekatan yang
dapat digunakan yaitu

1. Pendekatan sumber(resource approach) yakni mengukur efektivitas dari


input. Pendekatan mengutamakan adanya keberhasilan organisasi untuk
memperoleh sumber daya, baik fisik maupun nonfisik yang sesuai dengan
kebutuhan organisasi.
2. Pendekatan proses (process approach) adalah untuk melihat sejauh mana
efektivitas pelaksanaan program dari semua kegiatan. Proses internal
atau mekanisme organisasi
3. Pendekatan sasaran (goals approach) di mana pusat perhatian pada
aotput, mengukur keberhasilan organisasi untuk mencapai hasil (output)
yang sesuai dengan rencana.

Menurut Jalaluddin Rahmad (2008:277), terdapat beberapa efek


antaranya sebagai berikut:

1. Efek kognitif, ialah perubahan yang dapat terjadi apabila kita dapat
mengetahui serta paham akan pendapat khalayak. Efek ini menyangkut
dengan pemahaman, kepercayaan, atau informasi.
2. Efek efektif, ialah terdapat perubahan yang muncul dan dapat dirasakan,
disukai, ataupun dibenci khalayak, yang dapat terkait dengan emosi,
tingkah laku, dan nilai.
3. Efek Behavioral, ilah mengarah pada sikap yang nyatadan dapat di amati,
dan berkaitan dengan pekerjaan atau tingkah laku yang akan di lakukan.

32
Efektivitas tidak terlepas pada : faktor yang ingin dicapai manusia,nilai-
nilai, serta sistem instasi itu sendiri dan dapat terhubung dengan faktor waktu,
sasaran, jumlah, serta kualitas. Dengan konteks ini efektivitas memiliki sifat
multidimensional, maka strategi yang terpilih pada peningkatan efektivitas
terkait pada kekhususan atau spesifikasi faktor pada permasalahan yang akan
disampaikan. Yang akan digaris bawahi sesuatu dinyatakan efektif belum
tentu efisian, maka begitu pula sebaliknya sesuatu yang efisien belum tentu
efektif maka akan ditegaskan bahwa sesuatu aktivitas akan terbukti tidak
efesien, maka di permasalahkan lagi keefesiensinya.

b. Pengaruh dan hambatan komunikasi

persoalan komunikasi yang paling menjadi perhatian adalah bagaimana


komunikasi yang kita lakukan biasa efektif terhadap orang lain. Itu biasa
mencari dukungan, membina hubungan, memengaruhi orang lain agar mau
melakukan apa yang kita inginkan, menetapkan keputusan, dan berbagai
hubungan porfesional lainnya (Depdagri-LAN, 2007:2). Untuk mencapai
komunikasi yang efektif perlu di perhatikan faktor-faktor yang
memengaruhinya. Menurut Effendy (2011) dalam buku komunikasi pelayanan
public (Hardiyansyah (2015:14) faktor – faktor yang memengaruhi komunikasi
adalah.

a) Komunikasi harus tepat waktu dan tepat sasaran. Ketetapan waktu untuk
menyapaikan komunikasi harus betul-betul diperhatikan. Sebab apabila
penyampaian komunikasi tersebut terlambat maka kemunkinan apa yang
disampaikan tidak ada manfaatnya lagi.

b) Komunikasi harus lengkap. Selain komunikasi yang disampaikan harus


mudah dimengerti oleh sipenerima komunikasi maka komunikasi harus
lengkap sehingga tidak menimbulkan keraguan bagi penerima
komunikasi. Hal itu perlu ditekankan, sebab meskipun komunikasi mudah
dimengerti tetapi apabila komunikasi tersebut kurang lengkap, maka hal

33
itu menimbulkan keraguan bagi penerima komunikasi, sehingga
pelaksanaan tidak sesuai dengan apa yang diinginkan.

c) Komunikasi perlu memperhatikan situasi dan kondisi. Dalam


menyampaikan suatu komunikasi, apabila bilamana komunikasi yang
harus disampaikan tersebut merupakan hal-hal yang penting yang perlu
pengertian secara mendalam, maka faktor situasi dan kondisi yang tepat
perlu diperhatikan. Apabila solusi dan kondisi di rasakan kurang tepat.
Bilamana komunikasi yang akan disampaikan tersebut dapat di tunda
maka sebaiknya penyampaian komunikasi tersebut ditangguhkan.

d) Komunikasi perlu menghindarkan kata-kata tidak enak. Agar komunikasi


yang di sampaikan mudah dimengerti dan di indahkan maka perlu
dihindarkan kata- kata yang kurang baik. Dengan kata-kata yang kurang
enak di maksud adalah kata-kata yang dapat menyinggung perasaan
penerima informasi, meskipun dalam komunikasi. Seringkali seseorang
harus berubah sikap, tingkah laku dan perbuatan dari orang – orang
sesuai dengan yang diinginkan, untuk itu dalam pelaksanaan komunikasi
harus di sertai dengan persuasi.

Adapun hambatan komunikasi yaitu:

a) Hambatan teknis
keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi. Dari sisi teknologi,
semakin berkurang dengan adanya temuan baru dibidang kemajuan
teknologi komunikasi dan informasi, sehingga saluran komunikasi dapat di
andalkan dan efesien sebagai media komunikasi.
Menurut Cruden dan Sherman dalam buku komunikasi organisasi (Irene
Silviani 2020:67-68) jenis hambatan teknis dan komunikasi:
1) tidak ada rencana atau prosedur kerja yang jelas.
2) kurangnya informasi atau penjelasan.
3) kurangnya ketrampilan membaca.
4) pemilihan media (saluran) yang kurang tepat.

34
b) Gangguan sematik
gangguan sematik menjadi hambatan dalam proses penyampaian
pengertian atau ideal secara efektif. Defenisi semakinsebagai studi atas
perhatian, yang di ungkapkan leawat bahasa.
Pengertian (komunikator dan komunikan), tetapi sringkali proses
penafsiranya keliru. Tidak adanya hubungan antara symbol(kata) dan apa
yang disimbolkan (arti atau penafsiran). Dapat mengakibatkan kata yang
dipakai ditafsirkan sangat berbeda dari apa yang di maksud sebenarnya.
Untuk menghindari mis komunikasi semacam ini, seseorang komunikator
harus memilih kata-kata yang tepat sesuai dengan karakteristik
komunikannya, dan melihat kemungkinan penafsiran terhadap kata-kata
yang dipakai.

c) Hambatan manusiawi
terjadi karena adanya faktor, emosi dan prasangka pribadi, persepsi,
kecakapan atau tidakan kecakapan, kemampuan atau tidak kemampuan
alat-alat pancaindera seseorang, dan lain-lain. Menurut Cruden dan
Sherman:
1) Hambatan yang berasal dari perbedaan individual manusia
Perbedaan persepsi, perbedaan umur, perbedaan keadaan emosi,
ketrampilan mendengarkan, perbedaan status, pencarian informasi,
penyaringan informas.
2) hambatan yang ditibulkan oleh iklim psikologis dalam organisasi.
Suasana iklim kerja dapat memengarusi sikap dan perilaku staf dan
efektivitas komunikasi.

c. Metode Komunikasi Efektif


komunikasi dapat dijadikan landasan pemahaman tentang manusia. Dan
tanpa komunikasi manusia tidak dapat memanusiakan manusiayang lain, oleh
sebab itu komunikasi tidak bisa terlepas dari manusia. Dan untuk

35
menghasilkan komunikasi yang efektif di mulai dari perilaku komunikasi yaitu
komunikan dan komunikator.
Menurut Arifin (2011) pada metode komunikasi efektif yaitu:
1. Redudancy (repetition)
Ialah khalayak dapat terpengaruh dengan cara mengirim pesan
berulang-ulang kepada khalayak. Pada metode ini terdapat berbagai
manfaat yang dapat di tarik. Manyaatnya yaitu khalayak dapat
memperhatikan pesan yang diterima, karna akan berkosentrasi pada
pesan yang berulang- ulang, agar lebih banyak menarik perhatian.
Manfaat lainya, bahwa khalayak tidak akan mudah melupakan hal yang
penting disampaikan berulang – ulang itu. Selanjutnya dengan metode
repetition ini, komunikator memperoleh untuk meperbaiki kesalahan –
kesalahan yang tidak disengaja dalam penyampaian – penyampaian
sebelumnya.
2. Canalizing
Yaitu memengaruhi seseorang dan terutama harus mengetahui terlebih
dahulu apa itu kerangka referensinya serta pengalama – pengalaman
seseorang dan selanjutnya komunikator dapat menyusun pesan sesuai
dengan metode tersebut. Dalam hal ini,agar seseorang yang pertama
menerima pesan tersebut dapat memahaminya. Maksudnya komunikator
menyediakan saluran – saluran tertentu untuk menguasai motif – motif
tersebut yang telah melekat pada diri seseorang dan termasuk pada
proses canalizing merupakan mengetahui maksud seseorang ataupun
kelompok yang diteliti.
3. Informatif
Pada konteks ini yang kita ketahui pada komunikasi massa salah
satunya bentuk pesan yang bersifat informatif, yaitu salah satu bentuk
isis pesan, yang bermaksud dapat memengaruhi seseorang dengan cara
(metode) memberikan penjelasan dengan kata lain, penyampaian
sesuatu sesuai dengan kenyataan dab data – data yang ril serta
informasi – informasi yang benar jadi dengan penerangan (information)

36
berarti pesan – pesan yang di lontarkan itu berisis tentang fakta – fakta
dan pendapat – pendapat yang dapat di pertanggung jawabkan
kebenaranya, sehingga bagi komunikan dapat diberi kesembatan untuk
menilai, menimbang – nimbang dan mengambil keputusan atas dasar
pemikiran- pemikiran yang sehat.
4. Persuasif
Persuasive ialah, memengaruhi seseorang dengan cara mengajak. Hal
tersebut dapat kita mengubah pemikiran seseorang, terutama
perasaanya. Metode persuasif ini dalah salah satu upaya untuk
memengarusi seseorang melalui komunikasi sehingga seseorang tidak
di beri kesempatan untuk berfikir secara kritis, bahkan seseorang akan
berpengaruh secara tidak sadar. Dengan itu, metode komunikator dapat
menciptakan situasi di mana akan berdampak pada komunikannya
seperti dengan mudah terkena sugesti. Dengan dampak sugesti kepada
masyarakat akan mudah pada jalan:
a) menghambat (inhibition)
b) memecah bela (dissociation) proses berfikirnya
c) proses berpikir akan bermasalah karena:
a. kelelahan
b. emosiona

2.1.6.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Komunikasi


Administrasi.

komunikasi administrasi dikatakan efektif jika mampu merealisasikan


misis komunikasi. Sehingga akan menimbulkan akibat-akibat positif dalam
dunia kerja. Ada pun faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi
administrasi menurut Yuwono (1985 ;7):

a. Kualitas komunikator

37
komunikator merupakanfaktor penting dalam komunikasi administrasi.
Kualitas komunikator ialah sifat-sifat yang menimbulkan kepercayaan
penerima berita (komunikan). Kualitas komunikator menyangkut
kemampuan berpikir dan bermental baik. ( Yuwono 1985 : 8).

b. teknik komunikasi

teknik komunikasi pada hakekatnya menyangkut data komunikasi dan


penyampaian informasi. Efektivitas suatu komunikasi sangat tergantung
kepada bermanfaat tidaknya data yang dikomunikasikan. Kegagalan
komunikasi akan terjadi jika anggota organisasi menyampaikan suatu hal
yang tidak sesuai dengan data yang sebenarnya, entah itu kebiri, di
putarbalikan atau di tambahi sehingga mempunyai makna yang sangat
berbeda (Yuwono 1985;8).

c. Media komunikasi

komunikasi dalam organisasi aparatur pemerintah dapat mempergunakan


media, dapat pula tanpa media. Kalau tanpa media lazim disebut
komunikasi primer, sedangkan jika mempergunakan media di sebut
komunikasi sekunder. Komunikasi primer dipergunakan dengan
pertimbangan utama untuk maksud hubungan kerja yang harmonis, sedang
komunikasi sekunder di gunakan dengan pertimbangan-pertimbangan
efesiensi (yuwono 1985;15).

d. Saluran komunikasi

adalah alat untuk menyampaikan warta dari sumber warta kepada


penerima warta . dalam suatu organisasi saluran komunikasi harus di atur
dan dirumuskan dengan sebaik-baiknya dan selanjutnya di beritahukan
para anggota organisasi untuk di jadikan pedoman dalam komunikasi.
Saluran komunikasi pada umum nya mengikuti struktur organisasi formal
yang bertingkat-tingkat. Namun selain berdasarkan struktur, komunikasi

38
dapat menempuh jalan lain, misalnya karena ada peraturan-peraturan atau
policy-policy dari pimpinan yang mengatur saluran komunikasi.

e. Iklim komunikasi

iklim komunikasi adalah suasana komunikasi yang diciptakan oleh pola


hubungan antara pribadi yang berlaku di situ. Secara umum dapat
dikatakan bahwa suasana komunikasi yang baik adalah suasana yang
bersih dari prangsangka-prasangka yang subyektif, perasaan golongan
atau kedaerahan. Suasana yang baik tersebut akan akan membantu
efektivitas komunikasi ( Yuwono 1985;18).

f. Komunikan

di samping persyaratan-persyaratan tertentu yang harus dimiliki oleh


komunikator, maka di perlukan pula persyaratan-persyaratan pada
komunikan agar supaya pelaksanaan komunikasi administrasi dapat
berjalan efektif dan efisien.

2.3 Penelitian Relevan

1). penelitian yang dilakukan oleh Susan Novalin (2010).tentang hubungan


komunikasi administrasi dengan produktivitas kerja pada dinas pendapatan
pengelolaan keuangan dan asset kota Bengkulu. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa ternyata tanggapan responden mengenai komunikasi
administrasi di DPPKA kota Bengkulu masuk dalam kategori sedang sebesar 6
dan tanggapan responden mengenai produktivitas kerja juga masuk dalam
kategori sedang sebesar 58,18%. Komunikasi administrasi dengan
produktivitas kerja memiliki hubungan yang sangat kuat. Hal ini di buktikan
dengan hasil perhitungan data dengan menggunakan korelasi product moment,
diman nilai korelasi X dan Y= 0,863 lebih besar dari harga r table yaitu sebesar
0,266 dengan tingkat kesalahan 5% sehingga di dapat rxy=0,863>0,266 ini
membuktikan bahwa HO dan HA di terima. Dengan demikian, ternyata

39
komunikasi administrasi memiliki hubungan terhadap produktivitas kerja
pegawai.

2). Penelitian bambang Irawan (2015) yang berjudul “ pengaruh kualitas


pelayanan dan efektivitas komunikasi interpersonal dan perilaku masyarakat
(studi kepemilihan dokumen resmi kependudukan dan pencatatan sipil)”
simpilan penelitian ini adalah terbukti ada makna positif antara komunikasi antar
pribadi terhadap perubahan perilaku masyarakat. Uuntuk meningkatkan kualitas
pelayanan perlu memperhatikan keseragaman sarana dan prasarana tata
ruang pelayanan baik di tingkat kecamatan maupun di tingkat kelurahan dan di
perlukannya pendegelasian kewenangan dalam hal pengurus akta kelahiran
WNA, dan dari suku dinas dukcapil kecamatan untuk akta kelahiran WNI.
Sehingga akar masalah kependudukan dan pencatatan sipil dapat di atasi
sesuai dengan kaidah Good Gevernance.

3). penelitian Muhammad Ahdiyat (2013) yang berjudul “ meningkatkan


efektivitas komunikasi antarpribadi melalui layanan konselingkelompok pada
siswa kelas VII C SMP Negeri 3 Kendal tahun ajaran 2012-2013”simpulkan dari
penelitian ini adalah efektivitas komunikasi antarpribadi yang rendah dapat
ditingkatkan melalui layanan konseling kelompok.

2.4 Kerangka Pikir

Kerangaka pikir ini di dasarkan atas berbagai identifikasi masalah


yang terkait dengan efektivitas komunikasi administrasi yang terjadi pada
pegawai di kantor kecamatan kairatu kabupaten seram bagian barat yaitu:
terdapat perbedaan pola komunikasi administrasi pada pegawi di kantor
kecamatan kairatu pada setiap pemerintahan yang berbeda. Efektivitas
komunikasi administrasi ole Yuwono 1985 sebagai indikator untuk menganalisis
efektivitas komunikasi administrasi yang terjadi pada pegawai kantor
kecamatan kairatu. Efektivitas komunikasi administrasi Yuwono (1985:7) di
pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: kualitas komunikator, informasi yang

40
disampaikan, media dan saluran komunikasi, komunikan, serta suasana
komunikasi antar komunikator dan komunikan.

Teori efektivitas administrasi oleh Yuwono dipilih karena pada teori


tersebut terkandung unsur-unsur pokok komunikasi yaitu komunikator,
informasi atau pesan, media dan saluran komunikasi, komunikan, serta
suasana komunikasi antar komunikator dan komunikan. Dengan mengetahui
keseluruhan unsur komunikasi administrasi tersebut, maka dapat di peroleh
analisis mengenai jenis,bentuk dimensi, jaringan, pola serta aluran proses
komunikasi administrasi pada pegawai di kantor kecamatan kairatu.

Skema 2.1 Kerangka pemikiran penelitia

Efektivitas Komunikasi Administrasi

1.Kualitas komunikator
2.Informasi yang di sampaikan
3. Media dan Saluran Komunikasi
4. Komunikan

Komunikasi administrasi di kantor kecamatan


kairatu

2.2 Definisi Operasional

Penelitian ini menggunakan teori evektivitas komunikasi


administrasi oleh Yuwono (1985). Pada teori tersebut di jelaskan bahwa
efektivitas komunikasi administrasi di pengaruhi oleh beberapa faktor. Berikut

41
penjabaran faktor-faktor efektivitas komunikasi administrasi tersebut beserta
fenomena yang di amati dalam penelitian ini:

1. Kualitas komunikator

Fenomena yang diamati adalah pelaku komunikato, latar belakang,


pendidikan, kemampuan bahasa, teknik komunikasi, dan metode
komunikasi yang di gunakan oleh komunikator.

2. Informasi yang di sampaikan

Fenomena yang diamati ini adalah jenis, isi, sifat, waktu, tujuan dan
manfaat dari informasi yang disampaikan.

3. Media dan saluran komunikasi

Fenomena yang diamati ini adalah alat komunikasi yang digunakan, jenis
media komunikasi, karekter komunikasi, dan kemampuan komunikan dalam
menafsirkan informasi.

4. Komunikan

Fenomena yang di amati adalah pelaku komunikasi, jumlah komunikan, tipe


komunikan, karakter komunikan, dan kemampuan komunikan dalam
menafsirkan informas.

Untuk menganalisis lebih jauh kalimat indikator tersebut, maka


peneliti menetapkan beberapa sub indikator untuk mengidentifikasi efektivitas
komunikasi administrasi yang terjadi pada pegawai di kantor kecamatan
kairatu, yang didasarkan pada teori efektivitas komunikasi administrasi oleh
Ywono (1985 : 7). Berikut indikator yag di tetapkan pada peneliti ini

42
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Desain penelitian hakekatnya merupakan penggambaran cara-cara


seseorang peneliti guna memenuhi tujuan studi yang di tetapkan. Dengan
melihat desain peneliti dapat di ketahui arah dan tujuan penelitian, tipe dan
jenis penelitian. Penelitian ini di desain dengan menggunakan pendekatan
kulitatif, yang mengkaji realitas sosial di sekelilingnya. Ritzer dalam Bugin
(2007;3) menjelaskan bahwa ide dasar semua teori dalam paradigma sosial
sebenarnya berpandangan bahwa manusia adalah actor yang kreatif dan
realitas sosialnya. Artinya tindakan manusia tidak sepenuhnya di tentukan oleh
norma-norma, kebiasaan-kebiasaan nilai-nilai dan sebagainya yang
kesemuanya itu tercakup dalam fakta sosial yaitu tindakan yang
menggambarkan struktur dan pranata sosial.

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kantor kecamatan kairatu kabupaten


seram bagian barat.

3.3. Informasi Penelitian

Karena tipe penelitian yang dipilih adalah kualiatif, maka yang menjadi
sumber informasi adalah informasi penelitian, yakni orang dianggap yang paling
mengetahui mengenai masalah yang diteliti. Pemilihan informasi penelitian
dilakukan secara purposive ( sengaja) yakni para pegawai yang bekerja pada
kantor kecamatan kairatu kabupaten seram bagian barat.

43
3.4 Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan


menggunakan metode :

1. Wawancara

Wawancara mendalam, dilakukan untuk mendapatkan data yang


valid dan reliable dari informasi penelitian, dengan instrument
penelitian dengan berupa paduan wawancara, buku catatan dan kaset
rekaman.

2. Observasi

Pengamatan dapat dilakukan dengan pengamatan langsung.


Pengamatan ini juga bisa menggunakan teknik terstruktu dan tidak
terstruktu. Pengamatan ini dilakukan untuk mendapatkan informasi
tentang tindakan atau kegiatan informasi dan yang lainnya. Tujuan
dari observasi adalah untuk mendeskrpsikan suatu hal yang akan
dipelajari dalam penelitian ini, aktifitas-aktifitas yang sedang
berlangsung, serta orang –orang yang terlibat didalamnya.

3. Dokumen

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.


Dokumen bisa dalam bentuk tulisa, gambar atau karya seorang.
Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya jurnal, sejarah kehidupan,
biografi, peraturan, kebijakan. Document yang bentuk gambar
misalnya foto, video, sketsa, dan lain-lain. Studi dokumen merupakan
pelengkap dari pengguna metode observasi dan wawancara dalam
penelitian kualitatif ( Sugiyono 2015: 326) dokumen dalam penelitian
ini adalah berupa foto, video, arsip yang didapatkan ketika dilapangan.

44
3.5Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik
analisis kualitatif, yang dengan mengkaji data dimulai dengan menelaah,
menyusun dalam satu kesatuan, yang kemudian dikategorikan pada tahap
berikutnya dan memeriksa keabsahan data serta mendefenisikannya dengan
analisis sesuai dengan kemampuan daya peneliti untuk membuat kesimpulan
penelitian. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian kualitatif
mencakup transkip hasil wawancara, reduksi data, analisis, interprestasi data
dan triangulasi. Dari hasil analisis data yang kemudian dapat ditarik
kesimpulan. Berikut ini adalah teknik analisis data yang digunakan oleh
peneliti :
1. Reduksi, Reduksi data bukanlah suatu hal yang terpisah dari analisis,
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan, pengabstraksian, dan transformasi data kasar yang
muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Kegiatan reduksi data
berlangsung terus menerus, terutama selama proyek yang berorientasi
kualitatif berlangsung atau selama pengumpulan data.
2. Triangulasi, selain menggunakan reduksi data peneliti juga menggunakan
teknik Triangulasi data sebagai teknik untuk mengecek keabsahan data.
Dimana dalam pengertiannya triangulasi adalah teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam
membandingkan hasil wawancara tehadap objek penelitian.
3. Penarikan Kesimpulan, Kegiatan analisis ketiga adalah menarik kesimpulan
dan verifikasi. Ketika pengumpulan data dilakukan, seorang penganalisis
kualitatif mulai mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan, pola-pola,
penjelasan, alur sebab akibat, dan proposisi. Kesimpulan yang mula-mula
masih belum jelas akan meningkat menjadi lebih terperinci. Kesimpulan-
kesimpulan “final” akan muncul pada bergantung pada besarnya kumpulan-
kumpulan catatan lapangan, penyimpanan, dan metode pencarian ulang
yang digunakan, kecakapan peneliti, dan tuntunan pemberi data.

45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kecamatan merupakan pembagian wilayah administrative di Indonesia


di bawah kabupaten atau kota. Kecamatan terdiri atas desa-desa atau
keluraha-kelurahan. Kecamatana atau sebutan lain adalah wilayah kerja camat
sebagai perangkat daerah/kota (PP 19 Tahun 2008). Kedudukan kecamatan
merupakan perangkat daerah kabupaten/kota sebagai pelaksana teknis
kewilayahan yang mempunyai wilayah kerja tentunya dipimpin oleh camat.

4.1.1. Letak geografis

Wilayah kecamatan kairatu berada pada wilayah pulau seram, dimana


pada Utara berbatasan dengan Kecamatan kairatu barat. Luas wilayah
kecamatan kairatu 329.63 km2. Desa yang memiliki luas wilayah terbesar
adalah desa kamarian sebesar 152.61km 2 dan terkecil adalah desa waipirit
9.50km2. Dilihat dari sisi jarak dari ibukota kecamatan dengan desa, maka jarak
yang terjauh adalah desa Kamarian 12,00 km dan yang terdekat adalah Desa
waimital sejauh 2 km.

4.1.2. Iklim

pada tahun 2015, suhu Udara di kecamatan kairatu dengan rata-rata


tertinggi ada pada bulan Desember yaitu 28.2 0C, sedangkan rata-rata terendah
ada pada bulan Oktober dengan 1014.1 (mb), kecepatan angin pada Bulan
Oktober dengan 6.8 (knoot), serta lamnya penyinaran matahari berada pada
Bulan September yaitu 89.1 (%), dengan rata-rata curah hujan tertinggi ada
pada Bulan Juni sebesar 674 (mm) dan hari hujan terbanyak pada Bulan april
dengan 23 hari.

46
4.1.3. Luas dan Jarak
Gambar 4.1. Lus Kecamatan Kairatu irinci per Desa
Desa Luas (Km2)
(1) (2)
1. Kairatu 43,41
2. Seruawan 46,80
3. Kamarian 152,61
4. Waimital 13,56
5. Hatusua 34,59
6. Uraur 29,16
7. Waipirit 9,50
KECAMATAN KAIRATU 329.63
Sumber Data : Kantor Kecamatan kairatu

4.1.4. Sejarah Pemerintahan Kecamatan Kairatu

Sejak tahun 1965 sampai sekarang tercatat sebanyak 16 orang camat yang
telah bertugas memegang tampuk pemerintahan di kecamatan ini. Tahun 2021,
terdapat 35 orang pegawai yang bekerja di kantor kecamatan dalam 22 dusun,
26 RW.

4.2. Visi dan Misi kantor Kecamatan Kairatu

a. Visi :

Terwujudnya SKPD Kecamatan kairatu yang berkemampuan untuk


menjawab tuntutan dan perkembangan sesuai dengan tupoksi masing-masing,
sehingga dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan pemerintahan di
Kecamatan Kairatu dapat terselenggara secara efektif, efisien, dan
berkesinambungan di berbagai bidang-bidang.

47
b. Misi :

1. Menetapkan peran dan fungsi aparatur kecamatan dalam pelaksanaan tugas


pemerinthan dan pelayanan kepada masyarakat.
2. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas pemerintah desa dalam
menjalankan tugas dan fungsi pemerintahan di desa.
3. Meningkatkan peran serta lembaga adat dan organisasi kemasyarakatan
serta partisipasi masyarakat dalam pemberdayaan dan pembangunan
masyarakat desa.
4. Menciptakan ketentraman dan ketertiban umum di wilayah kecamatan.
5. Meningkatkan upaya-upaya peningkatan kesejahteraan, kesehatan, gizi
masyarakat serta pembinaan kepemudaan, peranan wanita dan olahraga.
6. Meningkatkan pelayanan umum kepada masyarakat.
7. Meningkatkan pelaksanaan tugas lain yang di berikan Bupati Seram Bagian
Barat.

48
49
4.3. Karakteristik Informan Penelitan

Mengenai karakteristik Informan penelitian akan diuraikan dengan


mengelompokkan informan atas dua unsur kelompok masing-masing
sebagai berikut:

a. unsur pegawai kantor camat kairatu

menurut karakteristik informan unsur pegawai kantor kecamatan kairatu


akan dirinci menurut Usia, Golongan Pangkat, Masa Jabatan dan Jenis
Kelamin.

Untuk menegtahui karakteristik informan pegawai sebagaimana


dimaksud akan disampaikan masing-masing sebagai berikut:

1. Usia Informan

Berikut ini karakteristik informan unsur pegawai kantor kecamatan


kairatu menurut usia.

Tabel. 4.2. Karakteristik informan menurut umur

No Kelompok Usia Frekuensi Presentasi

1 38-45 4 57,14%
2 46-57 3 42,85%
Jumlah 7 100
Sumber Data Hasil Penelitian 2021

Berdasarkan data table di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:


Informan dengan usia antara 38-45 tahun berjumlah 4 orang atau setara
dengan 57,14% sedangkan informan dengan usia antara 46-57 sebanyak 3
orang atau setara dengan 42,85%.

2. Golongan kepangkatan Unforman

Tabel. 4.3. Karakteristik informan menurut Golongan

50
No Golongan pangkat Frekuensi Presentasi

1 Golongan II 2 28,57%
2 Golongan III 5 71,42%
Jumlah 7 100
Sumber Data Hasil Penelitian 2021

Berdasarkan data table di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:


Informan dengan golongan pangkat II berjumlah 2 orang atau setara dengan
28,57% sedangkan informan dengan golongan pangkat III sebanyak orang 5
atau setara dengan 71,42%

3. Masa Kerja

Tabel. 4.4. Karakteristik informan menurut masa kerja

No Masa kerja Frekuensi Presentasi

1 10-20 Tahun 2 28,57%


2 21-30 Tahun 5 71,42%
Jumlah 7 100
Sumber Data Hasil Penelitian 2021

Berdasarkan data table di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:


Informan dengan Masa Kerja 10-20 Tahun berjumlah 2 orang atau setara
dengan 28,57% sedangkan informan dengan Masa Kerja 21-30 Tahun
sebanyak orang 5 atau setara dengan 71,42%.

4. Jenis Kelamin

Tabel. 4.5. Karakteristik informan menurut Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi Presentasi

1 Laki-laki 4 57,14%

51
2 Perempuan 3 42,85 %
Jumlah 7 100
Sumber Data Hasil Penelitian 2021

Berdasarkan data table di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:


Informan Laki-laki berjumlah 4 orang atau setara dengan 57,14% sedangkan
informan Perempuan sebanyak 3 orang atau setara dengan 42,85%.

4.4. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Dalam kegiatan suatu organisasi hubungan antara bagian yang satu


dengan bagian yang lain pasti selalu ada. Seperti apa yang diutarakan oleh
Sukadi Dars Owiryono (1980:16) : “komunikasi adalah proses penggunaan
lambang-lambang yang bermakna antara 2 orang atau lebih dengan tujuan
menciptakan saling pengertian”. Sementara itu James E. Robbin dan Barbara
S. Jones dalam Drs. Turman Sirait (1980:11) menyatakan “Komunikasi adalah
suatu tingkah laku perbuatan atau kegiatan penyampaian atau pengoperan
lambang-lambang yang mengandung arti atau makna atau perbuatan
penyampaian suatu gagasan atau informasi dari seseorang kepada orang
lainnya atau lebih jelasnya suatu pemindahan atau penyampaian informasi atau
mengenai pikiran atau perasaan” .

Sedangkan The Liang Gie menyebutkan istilah komunikasi dengan


istilah tata hubungan yang dirumuskan sebagai berikut : “Komunikasi adalah
sebagai suatu proses yang mencakup penyampaian dan penyalinan yang
cermat dari ide-ide dengan maksud untuk menimbulkan tindakan-tindakan yang
akan mencapai tujuan organisasi secara efektif” (1987:174). Sedangkan Unong
U. Effendi mengemukakan dengan cara yang lebih terperinci, beliau
menyatakan sebagai berikut : “Komunikasi adalah proses penyampaian
sesuatu oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau mengubah
sikap, pendapat, atau perilaku baik secara langsung maupun tidak langsung
melalui media”(1985:6). Dari pendapat para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa komunikasi merupakan sarana untuk menyampaikan informasi. Yang

52
kegunaannya agar tercipta satu pemahaman, pengertian dan makna yang
sama dalam gerak dan tindakan yang sama pula untuk suatu pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Guna mencapai hal tersebut dalam
proses penyampaian informasi agar dapat diterima dengan baik, maka peran
seorang pemimpin organisasi yang dalam hal ini bertindak sebagai komunikator
sangat di tentukan

Untuk mengetahui bagaimana Efektivitas komunikasi administrasi di


kantor kecamatan kairatu saat ini, Maka peneliti menggunakan 4 indikator
efektifitas komunikasi administrasi oleh Yuwono (1985:7) meliputi :

1. Kualitas komunikator,
2. informasi yang di sampaikan,
3. media dan saluran komunikasi,
4.komunikan.

4.3.1. Kualitas Komunikator


Kualitas komunikasi akan searah apabila komunikatornya berkualitas
sehingga pesan yang di sampaikan dapat diterima dengan baik dan kemudian
dilaksanakan tanpa adanya mis communication atau kesalah dalam
penyampaian pesan.

Berikut ini hasil wawancara yang dilakukan dengan camat Kairatu yang
berinisial M. mengenai pentingnya kualitas komunikator pada sebuah
organisasi atau kantor. Beliau mengatakan bahwa:

“dalam sebuah organisasi terutama di kantor camat ini, maju dan


tidaknya sebuah kantor di tentukan oleh komunikasi yang baik. sudah
tentu komunikasinya harus searah dan terarah, sperti contoh komuniksi
yang di lakukan oleh saya kepada sekretaris yang dimana saya meminta
kepada sekretaris apabila ada temuan-temuan atau keluhan dari
masyarakat harus di sampaikan kepada saya, menurut saya komunikasi

53
ini sangat penting sebab dengan komunikasi yang baik kita dapat
mengetahui apa yang di butuhkan dan apa yang terjadi di masyarakat
kita dan dari komunikasi juga maka kita dapat melakukan evaluasi apa
saja yang masih kurang dan perlu di tambahkan dari kinerja kita selama
ini.(hasil wawancara 8 Oktober 2021)”.

Berdasarkan wawancara diatas kepada salah satu narasumber yaitu


camat pada kantor Kecamatan kairatu. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa
Komunikasi dalam sebuah organisasi merupakan tolak ukur kualitas pelayanan
sebab dari komunikasi yang baik setiap permasalahan dapat di atasi dengan
tepat.

4.3.2. Iklim Komunikasi

Puasnya Komunikasi dapat tercipta antar publik yang bekerjasama untuk


mencapai tujuan organisasi Iklim yang menunjang merupakan hal yang penting
dalam pencapaian tujuan bersama.

Hasil wawancara yang di lakukan dengan inisial W. Selaku salah


seorang pegawai pada kantor Kecamatan Kairatu mengenai Iklim Komunikasi:

“Untuk mencapai tujuan dari sebuah organisasi berkaitan dengan


Komunikasi sebab Komunikasi merupakan etika seseorang
menyampaikan pesan kepada masyarakat, jadi apabila pesan yang
disampaikan dengan etika baik tentu menciptakan Iklim Komunikasi yang
baik juga”
Sedangkan menurut inisial K. Selaku pegawai Kantor Kecamatan Kairatu
mengatakan bahwa.

“didalam berkomunikasi juga kita harus menciptakan suasana yang


harmonis agar yang penerima pesan atau informasi pun dapat
memahami maksud dari pesan itu dengan baik agar terhindar
kesalapahaman atau miscommunication.
4.3.3. Media dan Saluran Komunikasi

54
Suatu perintah yang paling utama seharusnya menggunakan
Komunikasi Primer, dengan Komunikasi dapat tersampaikan maksud dan
tujuan serta hubungan harmonis.

Dari hasil wawancara dengan salah satu narasumber yang berinisial J.


Mengatakan bahwa:

“sistem Komunikasi yang saya tahu yaitu formal dan non formal atau ada
yang tertulis dan ada yang lisan tergantung dari hal apa yang harus di
sampaiakan kepada mereka, jadi Komunikasi antara pimpinan dan
bawahan ini apabila hal yang di sampaikan merupakan hal yang penting,
sudah tentu harus menggunakan Komunikasi secara formal tetapi
apabila hal yang disampaiakan merupakan kesepakatan bersama bisa
saja menggunakan lisan atau media komunikasi seperti (Handpone) ”.
Sementara hasil wawancara yang di lakukan dengan salah satu
narasumber yang berinisial I. Selaku salah seorang pegawai mengenai media
Komunikasi yaitu:

“Media Komunikasi yang baik yaitu secara tatap muka sebab apabila
menggunakan media lain seperti (handpone) sering tidak efektiv. Agar
penerima informasi baik atasan maupun bawahan tidak salah dalam
mencerna informasi yang diberikan sebab media Komunikasinya secara
langsung”

Dari hasil wawancara ini dapat dilihat bahwa Komunikasi yang terjadi di
Kantor Kecamatan Kairatu merupakan Komunikasi situasional atau Komunikasi
yang disesuaikan dengan kondisi dan informasi yang akan disampaikan.

Komunikasi Administrasi secara internal dapat dijalankan dengan baik


apabila menggunakan saluran Komunikasi di Kantor serta di rumuskan dengan
perbaikan pedoman dalam Komunikasi mengikuti struktur Komunikasi formal
dan berjenjang.

Berikut ini merupakan hasil wawancara yang dilakukan dengan salah


satu pegawai yang berisinial C. Di Kantor Kecamatan Kairatu yaitu:

55
“ya, bisa dilihat seperti yang terjadi di Kantor ini, apabila ada bawahan
yang melakukan kesalahan maka akan di berikan nasehat atau instruksi
seperti yang telah diberikan oleh atasan sebab bagi ASN kita terikat oleh
aturan yang suda di buat”

Dari jawaban di atas dapat disimpulkan bahwa saluran Komunikasi yang


terjadi di Kantor Kecamatan Kairatu berjalan sesuai dengan aturan yang
berlaku.

4.3.4. Komunikan atau Penerima Informasi

Dalam memberikan perintah dapat di pahami dengan baik dan bila mana
menghadapi kendala bagaimana solusi untuk mendapatkan umpan balik atas
perintah yang di berikan.

Menurut hasil wawancara yang di lakukan dengan inisial H. Salah


seorang pegawai pada Kantor Kecamatan Kairatu:

“untuk mendapatkan umpan balik sebaiknya Komunikator menjelaskan


dengan baik sehingga Komunikan dapat memahami apa yang di
maksud. Solusi yang di tempuh jika Komunikan belum mengerti dengan
baik pesan yang disampaikan, maka Komunikan dalam hal ini
pegawai/bawahan dapat bertanya atau meminta penjelasan kembali dari
pemimpin.
Dari jawaban responden dapat disimpulkan bahwa setiap pesan yang
harus disampaikan dari Komunikator kepada Komunikan mesti dapat diterima
dengan baik, agar dapat di terima dan di olah oleh Komunikan tanpa terjadi
cacat Komunikasi atau Miscommunication.

56
BAB V

KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

Berdsarkan hasil pemaparan temuan-temuan di lapangan mengenai Efektivitas


komunikasi administrasi pada Kantor Kecamatan Kairatu Kabupaten Seram
Bagian Barat yang diukur menggunakan indikator faktor-faktor yang
mempengaruhi efektivitas komunikasi administrasi oleh Yuwono (1985 ;7).
Sebagai Berikut:

1. Kualitas Komunikator : Kualitas komunikator Pada kantor kecamatan


kairatu sudah berada pada posisi baik sebab setiap informasi yang di
dapat selalu di sampaikan dengan baik kepada komunikan atau penerima
informasi.
2. Media dan Saluran Komunikasi : media komunikasi secara umum di
kantor kecamatan kairatu adalah komunikasi langsung tanpa media
sebab mereka percaya bahwa komunikasi secara langsung dapat
mengurangi kendala dalam menerima informasi. Saluran Komunikasi :
Komunikasi yang terjadi di Kantor Kecamatan Kairatu berjalan sesui
dengan aturan yang berlaku, Komunikasi antara atasan dan bawahan,
Komunikasi antara sesama pegawai.
3. Iklim komunikasi : komunikasi yang terjadi di Kantor Kecamatan Kairatu
merupakan komunikasi situasinonal atau komunikasi yang disesuaikan
dengan kondisi dan informasi yang akan di sampaikan
4. komunikan : setiap pesan yang harus di sampaikan dari komunikator
kepada komunikan mesti dapat diterima dengan baik agar dapat di terima
dan di olah oleh komunikan tanpa terjadi cacat komunikasi atau
miscommunication.

57
Dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Efektivitas komunikasi
administrasi di kantor kecamatan kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat
berjalan sesuai dengan aturan yang di tetapkan yaitu sebelum pegawai
memberikan informasi kepada masyarakat harus di sampaikan terlebih dahulu
kepada atasan atau camat Kairatu sehingga setiap informasi yang disampaikan
dapat dianggap benar dan tidak terjadi kesalahan informasi, sebaliknya
demikian apabila camat mendapatkan informasi terkait pelayanan yang
diberikan merupakan masukan yang perlu di tindak lanjuti maka hal ini perlu di
sampaikan malalui rapat yang di hadiri aperatur pegawai tersebut

5.2. Saran
Ada beberapa saran yang peneliti ingin sampaikan terkait dengan hasil

penelitian yaitu:

1. Diharapkan dari penelitian yang dilakukan, bahwa pola komunikasi


antara pimpinan dan staff berpengaruh secara signifikan terhadap
kelangsungan di lingkungan kantor.baik latar belakang, karakter,sikap,
dan sifat pimpinan dan sifat staff sehingga dapat berkomunikasi dengan
efektif dan mencapai tujuan bersama.
2. Di harapkan dari penelitian ini ,bahwa semua hambatan yang ada dan
yang pernah terjadi dapat menjadi pembelajaran untuk kemajuan dan
pengembangan di lingkungan kantor di masa selanjutnya
3. Sebaiknya menggunakan pola komunikasi yang baik sehingga alur
informasi yang tersalurkan tidak hanya terpaku dan berasal dari pucuk
pimpinan saja, melainkan setiap kepala yang membidangi bidang
tertentu dapat memberikan informasi serta arahan yang di perlukan.

58
DAFTAR PUSTAKA
BUKU

Craswell, John . W. 2010. Research Design: pendekatan kualitatif, kuantatif,


dan Mixed terjemahan Achmad Fawaid. Yokyakarta: pustaka belajar

Cangara . 2010. Pengantar Ilmu Komunikasi . Depok: PT. Remaja Grafindo


Persada

Gie, The Ling. 1988. Administrasi Perkantoran Modern. Yokyakarta:


Supersukses & Nur cahaya

Joewono, Soehardiman. 1969. Beberapa faktor yang mempengaruhi


pelaksanaan Komunikasi Administrasi . Yokyakarta : BPA-UGM

Thoha, Miftah, 1990. Aspek-Aspek pokok ilmu Administrasi: suatu bunga


sampai bacaan , jakarta :Ghalia indonesia

Wiryanto, 2006. Pengantar ilmu Komunikasi. Jakarta: Balai pustaka

Yuwono,S. 1985. Ikhtisar Komunikasi Adminisrasi. Yokyakarta: Liberty

KARYA ILMIAH

Novalin, susan. 2010. Hubungan Komunikasi Administrasi Dengan


Produktivitas Kerja Pada Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan Dan
Aset Kota Bengkulu, Bengkulu: Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu
Politik Universitas Bengkulu

Syahroni Caca. 2004. Strategi Komunikasi Dalam Program Pembangunan


Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) – (Studi Negara)
Jakarta: Tesis Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas
Indonesia

59
L

60
Lampiran 1. Dokumentasi wawancara dengan Bpak Camat Kairatu

Lampiran 2. Dokumentasi wawancara dengan Bpak Camat Kairat

61
Lampiran 3. Dokumentasi wawancara dengan pegawai kantor Camat
Kairatu

Lampiran 4. Dokumentasi wawancara dengan pegawai Kantor Camatan


kairatu

62
Lampiran 5. Depan Kantor Camat Kairatu

63

Anda mungkin juga menyukai