Jospiah
jospiah.sdn025@yahoo.com
SD Negeri 006 Koto Sentajo
ABSTRACT
The background of this research is the low ability of long jump student of grade V of SD Negeri 025
Koto Senjato, from 45 students only 19 students (42,22%) reaching KKM, mean student average is
56,40. This study is a classroom action research that aims to improve students' long jump skills with a
play approach. This research was conducted at SD Negeri 025 Koto Senjato, the subject of this
research is the students of class v with the number of 45 students. This research was conducted in two
cycles with four stages, namely: planning, implementation, observation, and reflection. The result of
the research stated that after applied the play approach, the students' ability in the race far has
increased in the prasiklus the total number of students who completed is 19 students (42.22%) with the
average value of 56.40. In the first cycle has increased with the number of 27 students (60.00%) with
an average value of 68.80. And in the second cycle has increased with the number of 38 students
(84.44%) with an average value of 76.40. Based on the results of this study, it can be concluded that
the play approach can improve the ability of long jump student of grade V of SD Negeri 025 Koto
Senjato.
ABSTRAK
Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya kemampuan lompat jauh siswa kelas V SD
Negeri 025 Koto Senjato, dari 45 siswa hanya 19 siswa (42,22%) yang mencapai KKM,
sedangkan rata-rata nilai siswa adalah 56,40. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan
kelas yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan lompat jauh siswa dengan pendekatan
bermain. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 025 Koto Senjato, subjek penelitian ini
adalah siswa kelas v dengan jumlah 45 siswa. Penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus
dengan empat tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Hasil
penelitian menyatakan bahwa setelah diterapkan pendekatan bermain, kemampuan siswa
dalam lomba jauh mengalami peningkatan pada prasiklus jumlah siswa yang tuntas berjumlah
19 siswa (42,22%) dengan rata-rata nilai sebesar 56,40. Pada siklus I mengalami peningkatan
dengan jumlah 27 siswa (60,00%) dengan nilai rata-rata sebesar 68,80. Dan pada siklus II
mengalami peningkatan dengan jumlah 38 siswa (84,44%) dengan nilai rata-rata sebesar
76,40. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pendekatan bermain dapat
meningkatkan kemampuan lompat jauh siswa kelas V SD Negeri 025 Koto Senjato.
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2017 | ISSN: 2303-1514 |
564
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2017 | ISSN: 2303-1514 |
565
saja ditemui kegiatan belajar mengajar yang Dari uraian di atas terutama yang
hasil pembelajarannya kurang maksimal. menyangkut pentingnya penyampaian
Paling tidak ada dua macam faktor yang materi serta dengan pertimbangan supaya
menyebabkan rendahnya tingkat minat dan pembelajaran lebih efektif dan
kemampuan dalam mengikuti pembelajaran menyenangkan, maka peneliti merasa perlu
lompat jauh siswa SD Negeri 025 Koto untuk mengkaji tentang pembelajaran
Sentajo Kecamatan Sentajo Raya ORPSDW MDXK GHQJDQ MXGXO ³3HQLQJNDWDQ
Kabupaten Kuantan Singingi, yaitu faktor Pembelajaran Lompat Jauh melalui
eksternal dan faktor internal. Yang Pendekatan Bermain Siswa Kelas V SD
termasuk faktor eksternal, di antaranya Negeri 025 Koto Sentajo´ Rumusan
pengaruh lingkungan, yakni lingkungan masalah dalam penelitian ini adalah apakah
pedesaan yang sebagian besar orangtuanya penerapan pendekatan bermain dapat
dari golongan menengah kebawah dan meningkatkan kemampuan lompat jauh
berprofesi buruh yang dituntut untuk siswa kelas V SD Negeri 025 Koto Senjato?
memenuhi kebutuhan primer sehingga Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
kurang memperhatikan kemajuan belajar meningkatkan kemampuan lompat jauh
siswa. Akibatnya, siswa tidak terbiasa melalui penerapan pendekatan bermain.
untuk melakukan aktifitas jasmani dan lebih Pendidikan jasmani menurut
tertarik untuk membantu orangtuanya. UNESCO lewat ICSPE adalah suatu proses
Dari faktor internal, faktor-faktor pendidikan seseorang sebagai individu
yang berpengaruh di antaranya pendekatan maupun anggota masyarakat yang
pembelajaran, metode, media, atau sumber dilakukan secara sadar dan sistematik
pembelajaran. Jika kondisi pembelajaran melalui berbagai kegiatan jasmani, dalam
semacam itu dibiarkan berlarut-larut, bukan rangka memperoleh peningkatan
tidak mungkin kemampuan aktifitas kemampuan dan keterampilan jasmani,
jasmani dikalangan siswa akan terus berada pertumbuhan, kecerdasan dan pembentukan
pada tataran yang rendah. Para siswa akan watak. Belajar sebagai suatu proses adaptasi
terus-menerus mengalami kesulitan dalam atau penyesuaian tingkah laku yang
mengekspresikan kemampuan dan berlangsung secara progresif. Sutikno
minatnya. Begitu juga dengan KBM di SD (2009) belajar adalah proses usaha yang
Negeri 025 Koto Sentajo Kecamatan dilakukan oleh seseorang untuk
Sentajo Raya Kabupaten Kuantan Singingi, memperoleh suatu perubahan yang baru
siswa kurang aktif dalam bergerak sebagai sebagai pengalamannya sendiri
khususnya saat mengikuti mata pelajaran dalam interaksi dengan lingkungannya.
olahraga pokok bahasan Atletik lompat Dari beberapa definisi di atas dapat
jauh. Dengan berbagai alasan kalau disimpulkan bahwa belajar adalah
melompat kakinya sakit, takut kena perubahan yang terjadi di dalam diri
terpeleset, bisa melukai lutut, sehingga seseorang setelah melakukan aktifitas
dalam proses pembelajaran lompat jauh tertentu (Sutikno, 2009).
guru penjas mengalami kesulitan jika tidak Dalam kegiatan pembelajaran yang
mengemas materi lompat jauh dengan cara diterapkan guru berarti pula penyediaan
yang efektif dan menyenangkan. Dan untuk pengalaman belajar bagi siswa.
itu perlu solusi yang tepat, salah satunya Dari uraian diagram di atas, ketika
dengan cara pendekatan bermain, sehingga akan menentukan strategi pembelajaran,
upaya untuk mengatasi permasalahan dalam guru harus berpikir dari bawah ke atas,
pencapaian hasil belajar lompat jauh bukan dari atas ke bawah (Mansur, 2007).
tersebut mudah-mudahan dapat teratasi.
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2017 | ISSN: 2303-1514 |
566
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2017 | ISSN: 2303-1514 |
567
dihadapinya. Itu sebabnya mengajar bersifat membangkitkan motivasi pada siswa untuk
kreatif yang memerlukan inventivitas guru. berpartisipasi. Menurut Saputra (2001)
Bermain sangat di sukai oleh anak- kegiatan atletik bernuansa permainan
anak, karena sifat dari bermain sendiri mengandung beberapa ciri sebagai berikut:
adalah menyenangkan. Menurut Saputra 1. Siswa terlibat dalam tugas gerak yang
(2001 PHQ\DWDNDQ ´EHUPDLQ DGDODK berfariasi dengan irama tertentu.
NHJLDWDQ \DQJ PHQ\HQDQJNDQ´ EHUPDLQ 2. Mengakibatkan kegemaran berlomba/
adalah bentuk kegiatan yang bermanfaat/ bersaing secara sehat.
prodXNWLI XQWXN PHQ\HQDQJNDQ GLUL´ 3. Menyalurkan hasrat siswa untuk
Bermain adalah aktifitas yang mencoba menggunakan alat-alat berlatih.
menyenangkan, serius dan sukarela, di 4. Tugas gerak yang mengandung resiko
mana anak berada dalam dunia yang tidak yang sepadan dengan kemampuan siswa
nyata atau sesungguhnya. Bermain bersifat dan menjadi tantangan.
menyenangkan karena anak diikat oleh 5. Menguji ketangkasan untuk
sesuatu hal yang menyenangkan, dengan melaksanakan tugas-tugas gerak yang
tidak banyak memerlukan pemikiran. baru.
Bermain juga bersifat serius karena bermain
memberikan kesempatan untuk Menurut Kamus Besar Bahasa
meningkatkan perasaan anak untuk Indonesia (2003) bahwa bermain adalah
menguasai sesuatu dan memunculkan rasa melakukan sesuatu untuk bersenang-
untuk menjadi manusia penting. Bermain senang. Sedangkan menurut Mahendra
bersifat tidak nyata karena anak berada di (2004) bermain adalah dunia anak, sambil
luar kenyataan, dengan memasuki suatu bermain mereka belajar, dalam belajar,
dunia imajiner. Bermain memberikan suatu anak-anak adalah ahlinya. Dari pengertian
arena di mana anak masuk dan terlibat di atas dapat disimpulkan yang dimaksud
untuk menghilangkan dirinya, namun bermain adalah dunia anak yang menjadi
secara berlawanan asas anak kadangkadang aktifitas jasmani dengan cara melakukan
menemukan dirinya dari bermain. sesuatu untuk bersenang-senang. Fungsi
Berdasarkan pendapat di atas dapat Bermain Anak yang bermain akan
disimpulkan bahwa aktifitas jasmani siswa melakukan aktifitas bermain dengan
yang dilakukan dengan rasa senang dan sukarela dan akan melakukan aktifitas
mempunyai tujuan pegembangan bermain tersebut dengan kesungguhan,
mempunyai dampak yang positif pada demi memperoleh kesenangan dari aktifitas
pertumbuhan dan perkembangan anak. tersebut. Menurut Sukintaka (1992)
Sehingga melalui bermain dapat bermain dengan rasa senang, untuk
memberikan pengalaman belajar yang memperoleh kesenangan, kadang
sangat berharga untuk siswa. Siswa dan memerlukan kerjasama dengan teman,
bermain merupakan dua hal yang tidak menghormati lawan, mengetahui
dapat dipisahkan satu sama lain. Bermain kemampuan teman, patuh pada peraturan,
bagi siswa merupakan kebutuhan hidup GDQ PHQJHWDKXL NHPDPSXDQ GLULQ\D´
seperti halnya kebutuhan akan makan, Selanjutnya menurut Saputra (2001) dengan
minum, tidur, dan lain-lain. Melalui bemain dapat memberikan pengalaman
bermain anak dapat mengaktualisasikan diri belajar yang sangat berharga untuk siswa,
dan mempersiapkan diri untuk menjadi kegiatan bermain dapat meningkatkan siswa
dewasa. Seperti halnya atletik adalah dengan sasaran aspek yang dapat di
nuansa permainan menyediakan kembangkan menurut lima aspek.
pengalaman gerak yang kaya yang
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2017 | ISSN: 2303-1514 |
568
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2017 | ISSN: 2303-1514 |
569
a. Ayunkan paha kaki yang tidak c. Tolakan dilakukan dengan arah ke depan
digunakan untuk menumpu secara cepat atas (sudut tolakan 45 derajat). dari
ke posisi horizontal dan dipertahankan. besarnya kekuatan kaki tolak, dan
b. Luruskan sedikit mata kaki, lutut, dan pelompat dalam meluruskan kaki tumpu
pinggang pada waktu melakukan selurus-lurusnya dan secepat-cepatnya.
tolakan.
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2017 | ISSN: 2303-1514 |
570
a. Lengan dan badan ditarik ke depan harus berwarna putih dan datar dengan
bawah, begitu juga kaki ditarik tanah, minimal harus ditanam sejauh 1
mendekati badan. meter dari tepi depan bak pasir
b. Luruskan kaki dan tekuk lagi sedikit pendaratan.
sesaat sebelum menyentuh tanah. 4. Lebar tempat pendaratan minimal 2,75
c. Pada waktu kedua kaki telah mendarat di m dan panjangnya minimal 10 m.
bak pasir, duduklah di atas kedua kaki. 5. Permukaan pasir di dalam tempat
pendaratan harus datar dengan sisi atas
Ada beberapa peraturan yang harus papan tolakan.
dipenuhi dalam penyelenggaraan lompat 6. Apabila peserta lomba lebih dari 8
jauh, yaitu: orang, setiap peserta hanya
1. Lintasan awalan lompat jauh lebar diperbolehkan melompat 3 kali
minimal 1,22 m dan panjang minimal 45 lompatan. 8 pelompat dengan lompatan
m. terbaik dapat melompat tiga kali lagi
2. Panjang papan tolakan 1,22 m, lebar 20 untuk menentukan pemenangnya.
cm, dan tebal 10 cm. Apabila peserta hanya 8 orang atau
3. Pada sisi dekat dengan tempat menolak kurang, semua peserta harus melompat 6
harus diletakkan papan plastisin untuk kali. Cara menentukan pemenangnya,
mengetahui apabila kaki penolak yaitu dengan mengambil pelompat yang
melakukan kesalahan. Papan tolakan lompatannya paling jauh.
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2017 | ISSN: 2303-1514 |
571
indikator yang telah ditetapkan dan belajar siswa. Analisa dilakukan untuk
sekenario pembelajarannya. mengetahui kelebihan dan kekurangan
d. Menyiapkan alat peraga atau media dalam pembelajaran.
pembelajaran.
e. Menyiapkan alat evaluasi berupa
tehnik non tes dan lembar kerja. HASIL DAN PEMBAHASAN
f. Menyiapkan lembar observasi untuk A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
mengamati aktivitas siswa. Penelitian ini merupakan penelitian
tindakan kelas, yang menerapkan
2. Tindakan Pelaksanaan (action) pendekatan bermain dalam proses
Pelaksanaan tindakan dengan pembelajarannya. Dalam pelaksanaan
mengimplementasikan dari perencanaan penelitian, peneliti melalui empat tahapan
yang telah disiapkan yaitu pelaksanaan kegiatan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan,
pembelajaran menggunakan pendekatan pengamatan, dan refleksi. Adapun deskripsi
bermain. Dalam pelaksanaaan PTK ini pelaksanaan kegiatan dalam penelitian ini
direncanakan dalam 2 siklus. Siklus I yaitu adalah:
kompetensi dasar 4.2 Mempraktikkan 1. Deskripsi Pelaksanaan pada Siklus I
kombinasi pola gerak jalan, lari dan lompat. 1. Perencanaan (planning)
Siklus II yaitu kompetensi dasar 4.2 a. Pembuatan skenario pembelajaran.
Mempraktikkan kombinasi pola gerak jalan, Dalam hal ini, peneliti membuat RPP
lari dan lompat. sebagai dasar skenario pembelajaran
dengan indikator pembelajaran
3. Pengamatan (observation) lompat jauh melalui pendekatan
Pengamatan merupakan cara bermain
menghimpun bahan-bahan keterangan b. Persiapan sarana dan sumber
(data) yang dilakukan dengan mengadakan pembelajaran. Mempersiapkan media
pengamatan dan pencatatan secara pembelajaran berupa peluit,
sistematis terhadap fenomena-fenomena stopwatch, cangkul, bak lompat, dan
yang sedang dijadikan sasaran pengamatan/ buku panduan lompat jauh.
observasi. Kegiatan pengamatan dilakukan c. Persiapan instrument penelitian untuk
untuk mengetahui bagaimana reaksi siswa pembelajaran. Mempersiapkan
pada kegiatan pembelajaran penjasorkes instrument yang sudah dibuat oleh
dengan menggunakan metode bagian. peneliti berupa lembar pengamatan,
Tujuan dari pengamatan ini adalah untuk lembar observasi aktivitas siswa,
acuan kegiatan selanjutnya. Pengamatan angket tingkat kepuasan siswa dalam
menggunakan lembar observasi lembar mengikuti pembelajaran. Instrument
aktivitas siswa. yang berupa lembar observasi dan
angket tersebut diberikan kepada
4. Refleksi (reflection) kolaborator sebelum pembelajaran
Refleksi yaitu tindakan mengkaji, dimulai untuk dipelajari terlebih
melihat, dan mempertimbangkan hasil atau dahulu oleh guru kolaborator yang
dampak tindakan dari berbagai kriteria. kemudian akan diisi pada saat
Berdasarkan refleksi tersebut, peneliti tindakan berlangsung. Setelah
bersama kolaborator dapat melakukan penelitian selesai, peneliti dan guru
variasi, perbaikan untuk rencana kolaborator mendiskusikan hasil dari
berikutnya. Langkah ini dilakukan untuk penelitian tersebut dan merencanakan
menganalisa aktivitas siswa dan hasil tindakan selanjutnya, apakah akan
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2017 | ISSN: 2303-1514 |
572
mengulang pada siklus pertama atau guru penjasorkes. Perubahan yang terjadi
melanjutkan ke siklus kedua. yaitu pada siklus pertama, siswa
berkompetisi secara individu, sedangkan
2. Tindakan (action) siklus kedua siswa berkompetisi secara
a. Guru mempersiapkan siswanya di berkelompok yang dibagi menjadi duabelas
halaman Sekolah dan siswa kelompok, yang setiap kelompoknya
dibariskan, kemudian mempresensi terdapat empat anak.
siswa. 1. Perencanaan (planning)
b. Guru memimpin doa sebelum a. Pembuatan skenario pembelajaran.
memulai pembelajaran, kemudian Dalam hal ini, peneliti membuat RPP
menyampaikan materi yang akan yang sudah di rubah sebagai dasar
diberikan. skenario pembelajaran dengan
c. Guru memberikan pemanasan berupa indikator jalan, lari dan lompat
SHUPDLQDQ ³&HSDW GDSDW´ EHEHUDSD b. Persiapan sarana dan sumber
menit kemudian dilanjutkan dengan pembelajaran. Mempersiapkan media
streaching. pembelajaran berupa peluit, bendera,
d. Di bagian pertama, guru memberikan stopwatch, cangkul, bak lompat, dan
contoh gerakan materi inti kepada buku panduan lompat jauh.
siswa. c. Persiapan instrument penelitian untuk
1. Siswa dibariskan menjadi empat pembelajaran. Mempersiapkan
bersaf, instrument yang sudah di buat oleh
2. Baris pertama jadi pelaku dan baris peneliti berupa lembar observasi
kedua jadi pengamat, begitu aktivitas siswa dan angket tingkat
selanjutnya. kepuasan siswa dalam mengikuti
3. Pelaku melakukan tahapan dari pembelajaran. Instrument yang
sikap jalan, lari dan lompat berupa lembar observasi dan angket
4. Pengamat melakukan pengamatan tersebut diberikan kepada guru
yang obyektif. kolaborator sebelum pembelajaran
3. Pengamatan (Observasi) dimulai untuk dipelajari terlebih
Melakukan pengamatan aktivitas dahulu oleh guru kolaborator yang
siswa dalam pembelajaran lompat jauh nantinya akan diisi oleh guru
yang dilakukan oleh pengamat. kolaborator pada saat tindakan
berlangsung. Setelah penelitian
4. Refleksi (Reflection) selesai, peneliti dan guru kolaborator
a. Mengevaluasi proses dan hasil mendiskusikan hasil dari penelitian
pembelajaran siklus pertama tersebut dan merencanakan tindakan
b. Mengkaji pelaksanaan pembelajaran selanjutnya, apakah akan mengulang
tindakan siklus pertama pada siklus kedua atau tidak.
c. Memperbaiki pelaksanaan tindakan
sesuai hasil evaluasi untuk digunakan 2. Tindakan (action)
pada siklus berikutnya a. Guru mempersiapkan siswanya di
d. Merencanakan perencanaan tindak halaman sekolah dan
lanjut untuk siklus kedua. membariskannya.
b. Guru memimpin doa sebelum
2. Deskripsi Pelaksanaan pada Siklus II pembelajaran, kemudian memberikan
Dalam siklus kedua ini, perubahan penjelasan tentang materi yang akan
model pembelajaran yang diberikan oleh diberikan.
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2017 | ISSN: 2303-1514 |
573
Berdasarkan tabel di atas, dapat siswa yang mencapai nilai KKM berjumlah
diketahui bahwa perolehan nilai 19 siswa (42,22%) dengan rata-rata nilai
kemampuan lompat jauh siswa pada 56,40.
interval nilai 81-100 berjumlah 4 siswa
(8,88%), pada interval nilai 71-80 2. Data Kemampuan Lompat Jauh pada
berjumlah 9 siswa (20,00%), pada interval Siklus I
nilai 61-70 berjumlah 7 siswa (15,55%), Adapun data tentang kemampuan
pada interval nilai 51-60 berjumlah 13 lompat jauh siswa pada siklus I dapat
siswa (28,88%), dan pada interval nilai <50 dilihat pada tabel di bawah ini.
berjumlah 12 siswa (26,66%). Jumlah
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2017 | ISSN: 2303-1514 |
575
nilai 61-70 berjumlah 6 siswa (13,33%), 3. Data Kemampuan Lompat Jauh pada
pada interval nilai 51-60 berjumlah 10 Siklus II
siswa (22,22%), dan pada interval nilai <50 Adapun data tentang kemampuan
berjumlah 8 siswa (17,77%). Jumlah siswa lompat jauh siswa pada siklus II dapat
yang mencapai nilai KKM berjumlah 27 dilihat pada tabel di bawah ini.
siswa (60,00%) dengan rata-rata nilai
68,80.
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2017 | ISSN: 2303-1514 |
575
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2017 | ISSN: 2303-1514 |
576
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2017 | ISSN: 2303-1514 |