Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“TEORI TAM, UTAUT DAN AISAS”


(Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah “DIGITAL MARKETING”)

OLEH:

KELOMPOK 5

KELAS : VI B2 EKOMONI DAN BISNIS

NAMA : IDA BAGUS RUBY ANANDITHA NIM : 20192140173

NAMA : GUSTI NYOMAN REKEN NIM : 20192140166

NAMA : I B KRISHNA DUTA KUSUMA NIM : 20192140184

DOSEN :

I KOMANG SUMERTA, SE.,MM.,CMA

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NGURAH RAI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan

karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul teori TAM, UTAUT dan

AISAS tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk

memenuhi tugas mata kuliah digital marketing

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih banyak kekurangan

karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami, serta makalah ini dapat dikatakan

jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun guna sempurnanya makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi kami khususnya bagi para pembaca pada umumnya.

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 2
1.3 Tujuan Pembahasan ........................................................................................ 2

BAB II PEMBAHSAN ......................................................................................... 3

2.1 Technology Acceptance Model (TAM) .......................................................... 3


2.2 Unified Theory Of Acceptance And Use Of Technology (UTAUT) ............ 6
2.3 AISAS (Attention, Interest, Search, Action Dan Share) ............................... 7
BAB III PENUTUP ............................................................................................ 10

3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era digitalisasi saat ini, teknologi dan informasi mengalami perkembangan yang
sangat cepat seiring dengan peningkatan kebutuhan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan
pasar. Dengan adanya perkembangan teknologi dalam dunia bisnis, hal ini sangat
mempengaruhi sistem informasi dalam perusahaan, terutama perkembangan teknologi
komputer yang berkembang cepat hal ini sangat membantu memudahkan perusahaan dalam
mengelola data yang semula manual menjadi terkomputerisasi. Handayani (2007)
menyatakan penggunaan teknologi dan informasi dalam bidang akuntansi akan membantu
seseorang dalam melakukan pengerjaan yang lebih efisien, efektif, dan dapat menghasilkan
informasi yang berkualitas untuk pengambilan keputusan bisnis. Dengan penggunaan
teknologi dan sistem informasi akuntansi dengan komputer memerlukan dana investasi yang
cukup besar, tetapi dengan memiliki teknologi dan informasi maka perusahaan dapat
memperoleh manfaat yang didapat dari teknologi tersebut diantaranya adalah dapat
membantu dalam proses operasi yang semula manual menjadi terkomputerisasi, menyimpan
data dalam kapasitas yang besar dengan cepat dan aman, mengelolah data menjadi informasi
yang berkualitas, dengan hal tersebut kemampuan perusahaan dapat meningkat dan dapat
membantu meningkatkan proses berbagai jenis transaksi dengan mudah dan cepat, dengan
demikian komputer merupakan suatu kebutuhan bagi perusahaan, atau bahkan perusahaan
pada zaman sekarangan perusahaan bersandar pada teknologi komputer untuk kelangsungan
bisnisnya

Dalam proses penerapan sebuah teknologi tentu saja terdapat berbagai kendala yang
mungkin muncul baik dari sistem teknologi tersebut maupun dari penggunanya, ada beberapa
teori yang dapat digunakan untuk menjelaskan bagaimana teknologi informasi tersebut dapat
diterima atau ditolak oleh penggunanya, antara lain teori Technology Acceptance Model
(TAM), Unified Theory Of Acceptance And Use Of Technology (UTAUT) dan AISAS
(Attention, Interest, Search, Action Dan Share). Teori-teori tersebut menjelaskan bagaimana
sebuah teknologi dapat diterima oleh perusahaan dan karyawannya dan juga bagaimana
teknologi informasi digunakan untuk melakukan promosi dan menggait pelanggan sebuah
perusahaan.

1
1.2 Rumusan Masalah
A. Apa pengertian dari Technology Acceptance Model (TAM)?
B. Apa pengertian dari Unified Theory Of Acceptance And Use Of Technology
(UTAUT)?
C. Apa pengertian dari AISAS (Attention, Interest, Search, Action Dan Share) ?

1.3 Tujuan Pembahasan


A. Untuk mengetahui pengertian dari theory Technology Acceptance Model (TAM).
B. Untuk mengetahui pengertian dari Unified Theory Of Acceptance And Use Of
Technology (UTAUT).
C. Untuk mengetahui pengertian dari AISAS (Attention, Interest, Search,
Action Dan Share).

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)


Technology Acceptance Model (TAM) merupakan salah satu model yang dibangun
untuk menganalisis dan memahami factor-faktor yang mempengaruhi diterimanya
penggunaan teknologi komputer yang diperkenalkan pertama kali oleh Fred Davis pada tahun
1986. TAM merupakan hasil pengembangan dari Theory of Reasoned Action (TRA), yang
lebih dahulu dikembangkan oleh Fishbein dan Ajzen pada 1980.
Technology Acceptance Model (TAM) adalah konsep yang baik untuk
menggambarkan perilaku user atau kepuasan pelanggan. Banyak perusahaan yang
menerapkan aplikasi berlandaskan metode TAM yang bertujuan untuk mengetahui perilaku
user terhadap aplikasi yang di buat perusahaan. Sebagai tolak ukur perusahaan apakah
penerapan yang di lakukan di terima masyarakat secara luas. Jika belum di terima maka
presentasenya akan buruk.
TAM bertujuan untuk menjelaskan dan memperkirakan penerimaan (acceptance) dan
respon pengguna terhadap suatu sistem informasi. TAM menyediakan suatu basis teoritis
untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan terhadap suatu tekhnologi
dalam suatu organisasi. TAM menjelaskan hubungan sebab akibat antara keyakinan (akan
manfaat suatu sistem informasi dan kemudahan penggunaannya) dan perilaku,
tujuan/keperluan, dan penggunaan aktual dari pengguna/user suatu sistem informasi. Contoh
fitur yang di terapkan adalah kuesioner, kolom komentar, life chat, aplikasi yang friendly.
Aplikasi yang baik adalah aplikasi yang tidak menyulitkan pelanggan. Aplikasi yang baik
adalah aplikasi yang mudah di mengerti tanpa pengguna membaca petunjuk penggunaan.
Respon dan pengaksesannya cepat, data dan informasi akurat, dan bisa di akses kapan saja
Manfaat Technology Acceptance Model (TAM)
Manfaat yang dirasa terhadap manfaat teknologi dapat diukur dari beberapa faktor
sebagai berikut (Wijaya, 2006):
1. Penggunaan teknologi dapat meningkatkan produktivitas pengguna.
2. Penggunaan teknologi dapat meningkatkan kinerja pengguna.
3. Penggunaan teknologi dapat meningkatkan efisiensi proses yang dilakukan
pengguna.

3
Menurut jurnal Eki Saputra dan Misfariyan (2013), penjelasan dari gambar diatas adalah
sebagai berikut.
1. Perceived Ease of Use (PEOU)
Persepsi tentang kemudahan penggunaan sebuah teknologi didefinisikan sebagai suatu
ukuran dimana seseorang percaya bahwa komputer dapat dengan mudah dipahami
dan digunakan. Beberapa indikator kemudahan penggunaan teknologi informasi,
meliputi:
a. Komputer sangat mudah dipelajari.
b. Komputer mengerjakan dengan mudah apa yang di inginkan oleh pengguna.
c. Komputer sangat mudah untuk meningkatkan keterampilan pengguna.
d. Komputer sangat mudah untuk dioperasikan.
2. Perceived Usefulness (PU)
Persepsi terhadap kemanfaatan didefinisikan sebagai suatu ukuran dimana
penggunaan suatu teknologi dipercaya akan mendatangkan manfaat bagi orang yang
menggunakannya. Dimensi tentang kemanfaatan teknologi informasi meliputi:
a. Menjadikan pekerjaan lebih mudah, bermanfaat, menambah produktivitas.
b. Mempertinggi efektivitas, mengembangkan kinerja pekerjaan.
3. Attitude Toward Using (ATU)
Attitude Toward Using (ATU) dalam TAM dikonsepkan sebagai sikap terhadap
penggunaan sistem yang berbentuk penerimaan atau penolakan sebagai dampak bila
seseorang menggunakan suatu teknologi dalam pekerjaannya. Peneliti lain
menyatakan bahwa faktor sikap (attitude) sebagai salah satu aspek yang
mempengaruhi perilaku individual. Sikap seseorang terdiri atas unsure kognitif/cara

4
pandang (cognitive), afektif (affective), dan komponen-komponen yang berkaitan
dengan perilaku (behavioral components).
4. Behavioral Intention to Use (ITU)
Behavioral Intention to Use (ITU) adalah kecenderungan perilaku untuk tetap
menggunakan suatu teknologi. Tingkat penggunaan sebuah teknologi komputer pada
seseorang dapat diprediksi dari sikap perhatiannya terhadap teknologi tersebut,
misalnya keinginanan menambah peripheral pendukung, motivasi untuk tetap
menggunakan, serta keinginan untuk memotivasi pengguna lain.
5. Actual System Usage (ASU)
Actual System Usage (ASU) adalah kondisi nyata penggunaan sistem. Dikonsepkan
dalam bentuk pengukuran terhadap frekuensi dan durasi waktu penggunaan teknologi.
Seseorang akan puas menggunakan sistem jika mereka meyakini bahwa sistem
tersebut mudah digunakan dan akan meningkatkan produktifitas mereka yang
tercermin dari kondisi nyata penggunaan.
Faktor-faktor Technology Acceptance Model (TAM)
Faktor penyebab pengalaman sebenarnya berkaitan erat dengan faktor kedua dari TAM yaitu
kemudahan yang dirasa dalam menggunakan teknologi. Menurut Wijaya (2006), kemudahan
yang dirasa dalam menggunakan teknologi dipengaruhi beberapa faktor, yaitu :
1. Faktor pertama berfokus pada teknologi itu sendiri misalnya pengalaman
pengguna terhadap penggunana teknologi yang sejenis. Pengalaman baik
pengguna akan teknologi sejenis akan mempengaruhi persepsi pengguna terhadap
teknolog.
2. Faktor kedua adalah reputasi akan teknologi tersebut yang diperoleh oleh
pengguna. Reputasi yang baik yang didengar oleh pengguna akan mendorong
keyakinan pengguna akan kemudahan penggunaan teknologi tersebut, demikian
pula sebaliknya.
3. Faktor ketiga yang mempengaruhi persepsi pengguna terhadap kemudahan
menggunakan teknologi adalah tersedianya mekanisme support yang handal.

5
2.2. UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY (UTAUT)
Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) merupakan
salah satu model penerimaan teknologi terkini yang dikembangkan oleh Venkatesh, dkk.
UTAUT mensintesis elemen-elemen pada delapan model penerimaan teknologi terkemuka
untuk memperoleh kesatuan pandangan mengenai penerimaan pengguna. Kedelapan teori
terkemuka yang disatukan di Kegunaan Persepsian (Perceived Usefulness), Kemudahan
Penggunaan Persepsian (Perceived Ease of Use), Sikap terhadap menggunakan teknologi
(Attitude towards Using Technology), Minat Perilaku Menggunakan Teknologi (Behavioral
Intention to Use), Penggunaan Teknologi Sesungguhnya (Actual Technology Use) dalam
UTAUT yaitu :
1. Theory of Reason Action (TRA),
2. Technology Acceptance Model (TAM),
3. Motivational Model (MM),
4. Theory of Planned Behavior (TPB),
5. Combined TAM and TPB,
6. Model of PC Utilization (MPTU),
7. Innovation Difussion Theory (IDT),
8. Social Cognitive Theory (SCT).
UTAUT terbukti lebih berhasil dibandingkan kedelapan teori yang lain dalam menjelaskan
sekitar 70 persen dari varian niat perilaku untuk menggunakan teknologi dan sekitar 50
persen dari varian dalam menggunakan teknologi. UTAUT bertujuan menjelaskan minat
pengguna untuk menggunakan SI dan perilaku pengguna berikutnya (Venkatesh et al dalam
Sedana dan Wijaya, 2010).
Terdapat tujuh konstruk yang tampaknya selalu signifikan menjadi pengaruh-
pengaruh langsung terhadap minat atau penggunaan, yaitu ekspektasi kinerja, ekspektasi
usaha, pengaruh sosial, kondisi yang memfasilitasi, sikap terhadap menggunakan teknologi,
keyakinan-sendiri, dan kecemasan. Namun, dalam model UTAUT hanya memiliki empat
konstruk yang memainkan peran penting sebagai determinan langsung dari niat untuk
menggunakan sistem (behavioral intention) dan penggunaan sistem informasi (use behavior)
yaitu Performance expectancy (ekspektasi kinerja), Effort expectancy (ekspektasi usaha),
Social Influence (pengaruh sosial) dan Facilitating conditions (kondisi yang memfasilitasi).
Jenis kelamin, umur, pengalaman dan sukarela penggunaan digunakan untuk menengahi
dampak empat faktor utama diatas terhadap minat penggunaan dan perilaku (Venkatesh et al
dalam Sedana dan Wijaya, 2010).

6
2.3. AISAS (ATTENTION, INTEREST, SEARCH, ACTION DAN SHARE)
AISAS adalah model yang dirancang untuk melakukan pendekatan secara efektif
kepada target audiens dengan melihat perubahan perilaku yang terjadi khususnya terkait
dengan latar belakang kemajuan teknologi internet. AISAS merupakan singkatan dari
Attention, Interest, Search, Action dan Share dimana seorang konsumen yang memperhatikan
produk, layanan, atau iklan (Attention) dan menimbulkan ketertarikan (Interest) sehingga
muncul keinginan untuk mengumpulkan informasi (Search) tentang barang tersebut.
Dalam proses pengambilan keputusan pembelian, khususnya pada barang yang high-
involvement, pelanggan akan melakukan pencarian yang lebih mendalam dibandingkan
barang barang dengan keterlibatan yang rendah. Oleh karena itu, Dentsu (dalam Sugiyama
dan Andree, 2011:51) mengemukakan sebuah model komunikasi pemasaran yang didapat
dari perkembangan teknologi, yang diberi nama dengan model AISAS.
Sugiyama dan Andree (2011:79) berpendapat bahwa AISAS adalah model yang
dirancang untuk melakukan pendekatan secara efektif kepada target audiens dengan melihat
perubahan perilaku yang terjadi khususnya terkait dengan latar belakang kemajuan teknologi
internet. AISAS merupakan singkatan dari Attention, Interest, Search,
Action dan Share dimana seorang konsumen yang memperhatikan produk, layanan, atau
iklan (Attention) dan menimbulkan ketertarikan (Interest) sehingga muncul keinginan untuk
mengumpulkan informasi (Search) tentang barang tersebut. Konsumen kemudian membuat
penilaian secara keseluruhan berdasarkan informasi yang dikumpulkan, kemudian membuat
sebuah keputusan untuk melakukan pembelian (Action). Setelah pembelian, konsumen
menjadi penyampai informasi dengan berbicara pada orang lain atau dengan mengirim
komentar dan tayangan di Internet (Sharing).
Dalam jurnal yang ditulis oleh Chen Ya li dan Huang Tao Zhe (2012), menyebutkan
bahwa AISAS merupakan pengembangan dari AIDMA (Attention, Interset, Demand,
Memory, Action) yang digunakan dalam pemasaran tradisional. Sedangkkan dalam era
internet, pengguna internet dapat dengan mudah mengakses informasi atau membagikan
informasi, sehingga model AIDMA telah berubah menjadi AISAS (Attention, Interest,
Search, Action, Share).
Sugiyama dan Andree (2011) dalam The Dentsu Way juga menjelaskan bahwa AISAS
merupakan perubahan pada pola perilaku konsumen sebelumnya yaitu AIDMA (Attention,
Interest, Desire, Memory dan Action). AIDMA adalah model sederhana namun efektif untuk
periklanan tradisional dengan produk yang relatif sederhana, di mana tujuan sebenarnya
adalah membuat konsumen memilih suatu merek dari antara banyak pilihan. Model ini

7
mengasumsikan bahwa informasi yang diberikan oleh perusahaan melalui iklan adalah semua
yang dibutuhkan konsumen dan tujuannya, agar konsumen dapat mengingat merek dan janji
merek pada titik pembelian. Model AIDMA dapat bekerja untuk perusahaan di mana
konsumen memiliki sedikit alasan untuk mempelajari lebih lanjut tentang produk di luar
pesan iklan sebelum melakukan pembelian. Namun, di era internet, setiap orang dapat dengan
mudah mengakses informasi menyebabkan adanya perkembangan yang hebat dari “kontak
aktif dengan informasi,” yaitu, setelah konsumen memperhatikan sebuah produk, layanan,
atau iklan, mereka dengan sukarela menggali lebih dalam, dan berbagi dengan orang lain
informasi menarik yang mereka dapatkan. Selain arus informasi dari perusahaan (pengirim)
kepada konsumen (penerima), dua perilaku konsumen yang unik yaitu, mengumpulka dan
berbagi informasi dimana sudah menjadi faktor penting dalam keputusan pembelian.
Berdasarkan perubahan lingkungan informasi ini, Dentsu sekarang menganjurkan model
perilaku konsumsi baru yang disebut AISAS (Attention, Interest, Search, Action, Share).
Dentsu menciptakan model AISAS pada tahun 2004 dan mendaftarkannya di Jepang sebagai
merek dagang pada tahun 2005. Dentsu menggunakan model AISAS sebagai dasar untuk
banyak campaign.

Berikut adalah penjelasan dari model AISAS menurut Sugiyama:

1. Attention, Tahap attention adalah tahap dimana perusahaan membuat suatu konten
yang dapat menarik perhatian masyarakat. Dalam dunia digital, konten dapat dibuat
menarik dan di-upload ke Instagram. Informasi tersebut tentu harus menarik agar
publik tertarik untuk mengikuti lebih jauh.
2. Interest, Tahap ini adalah tahapan dimana publik tertarik dengan konten yang
perusahaan ciptakan. Publik biasanya akan memberikan feedback di Instagram

8
dengan simbol love. Oleh sebab itu, daya tarik konten harus sangat diperhatikan oleh
perusahaan.
3. Search, Ini adalah tahapan dimana publik akan mencari tahu lebih jauh tentang
informasi dari perusahaan/produk tersebut. Publik bisa melakukan pencarian di
Instagram perusahaan tersebut, melihat konten-konten lain dan feedback dari para
konsumen nya sebelum memutuskan untuk membeli produk tersebut.
4. Action, Ini merupakan tahapan dimana publik sudah memutuskan untuk menjadi
konsumen dari perusahaan tersebut.
5. Share, Ini merupakan tahapan dimana publik memberikan feedback terhadap produk
yang dibelinya dari perusahaan. Publik akan membagikan pengalamannya kepada
masyarakat baik melalui testimoni, komentar dan lainnya.
Perusahaan juga dapat memperoleh feedback yang cepat dari audience-nya sebab di
dalam proses AISAS, audience akan lebih aktif dalam menanggapi pesan dari
perusahaan. Perusahaan atau pelaku usaha harus mampu memberikan sesuatu yang
positif dan bermanfaat bagi publik.

Contoh Perubahan Strategi AIDA ke AISAS


Salah satu brand yang memutuskan untuk mengganti model AIDA ke AISAS adalah XL.
Seperti yang dikutip Peneliti dari blog Edhy Aruman pada Oktober 2011, salah satu dosen
LSPR (London School of Public Relations), sejak awal 2010 XL memutuskan untuk
mengganti model AIDA menjadi AISAS.
Turina Farouk, Vice President Marketing Communications XL, mengganti model AIDA ke
AISAS karena AIDA lebih banyak bermain di passive process, di mana pada sebagian besar
tahap dalam flow tersebut (pada attention, interest dan desire), audience cenderung pasif,
hanya menerima pesan. Hanya pada fase action, audience berinteraksi dengan brand.

Model AISAS digunakan untuk mengikis fase pasif tersebut. Pengelola brand tidak butuh
waktu yang terlalu lama untuk menunggu audience aktif terlibat dengan brand. Audience
akan dirangsang untuk lebih aktif di fase search – action – share. Perusahaan harus berfikir
bagaimana cara pelanggan menggapai perusahaan, bukan hanya bagaimana perusahaan
menggapai pelanggan.

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Technology Acceptance Model (TAM) adalah konsep yang baik untuk
menggambarkan perilaku user atau kepuasan pelanggan. TAM bertujuan untuk mengetahui
perilaku user terhadap aplikasi yang di buat perusahaan. Sebagai tolak ukur perusahaan
apakah penerapan yang di lakukan di terima masyarakat secara luas atau tidak.
Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) merupakan
salah satu model penerimaan teknologi terkini yang dikembangkan oleh Venkatesh, dkk.
UTAUT mensintesis elemen-elemen pada delapan model penerimaan teknologi terkemuka
untuk memperoleh kesatuan pandangan mengenai penerimaan pengguna sebuah teknologi.
UTAUT bertujuan menjelaskan minat pengguna untuk menggunakan Sistem Informasi dan
perilaku pengguna berikutnya.
AISAS adalah model yang dirancang untuk melakukan pendekatan secara efektif
kepada target audiens atau pelanggan dengan melihat perubahan perilaku yang terjadi
khususnya terkait dengan latar belakang kemajuan teknologi internet. Tahapan AISAS yaitu
Attention, Interest, Search, Action, Share yang berarti perusahaan akan membuat konten yang
menarik pada masyarakat, setelah tertarik maka akan membuat masyarakat mencari
informasi tentang produk tersebut, yang akhirnya menjadi membeli. Setelah memakai produk
tersebut maka otomatis akan disebarluaskan oleh konsumen baik melalui media internet dan
sosial media

10

Anda mungkin juga menyukai