LAPORAN LENGKAP
KELOMPOK II (DUA)
ASISTEN : ANDI ANNISAR DZATI IFFAH
i
HALAMAN PENGESAHAN
Prof. Dr. Amran Saru, ST. M.Si Andi Annizar Dzati Iffah
NIP. 19670924 199503 1 001 NIM. L111 14 305
ii
KATA PENGANTAR
Pertama-tama Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas
rahmat dan pertolongan-Nya yang telah memberikan kemudahan pada kami
sehingga penyusunan laporan ini dapat selesai sesuai dengan yang diharapkan.
Laporan ini kami susun dengan maksud menambah informasi dan pengetahuan
kita mengenai Teknik Rehabilitasi Ekosistem Mangrove di Kawasan
Eduwisata Lantebung Kelurahan Bira Kecamatan Tamalanrea Makassar
Provinsi Sulawesi Selatan.
Akhir kata, kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-
besarnya kepada segala pihak jika dalam laporan ini terdapat kekeliruan atau
ada kata yang tidak berkenan di hati pembaca. Sebagai manusia biasa,
penyusun tentu tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun penyusun sangat harapkan untuk
kesempurnaan penyusunan selanjutnya.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................iii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vi
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
C. Ruang Lingkup.......................................................................................3
B. Manfaat Mangrove.....................................................................................5
C. Tahap-tahap Pembibitan........................................................................8
1. Pemilihan bibit........................................................................................8
2. Persiapan bibit........................................................................................9
3. Persemaian bibit...................................................................................10
4. Pembibitan mangrove...........................................................................12
1. Pemilihan bibit......................................................................................17
2. Persiapan bibit......................................................................................18
1. Pemilihan bibit......................................................................................20
iv
2. Penyiapan bibit.....................................................................................20
3. Transportasi bibit..................................................................................21
4. Penanaman mangrove.........................................................................21
B. Hasil.........................................................................................................22
C. Pembahasan............................................................................................24
A. Simpulan..................................................................................................26
B. Saran.......................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................27
v
DAFTAR GAMBAR
vi
vii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hutan mangrove sebagai salah satu ekosistem wilayah pesisir dan lautan
yang sangat potensial bagi kesejahteraan masyarakat baik dari segi ekonomi,
sosial dan lingkungan hidup. Beberapa daerah wilayah pesisir di Indonesia sudah
terlihat adanya degradasi dari hutan mangrove. Hal ini dikarenakan adanya
perluasan tambak dan lahan pertanian serta adanya penebangan yang tidak
terkendali. Telah terbukti bahwa penggunaan lahan tersebut tidak sesuai dengan
pencemaran air sungai/air laut dan eksploitasi sumberdaya laut yang tak ramah
2006).
1
Terkhusus di Kawasan Ekowisata Mangrove Lantebung Kelurahan Bira
2010. Hampir setiap tahun dilakukan kegiatan rehabilitasi sesuai kondisi lahan
dan kemampuan pengelola dalam hal ini masyarakat dan pemerintah setempat.
hutan. Agar penanaman ini berjalan dengan baik dan berhasil, masyarakat
merekalah yang sehari-hari berada dan berinteraksi dengan tanaman dan lokasi
hutan mangrove. Oleh karena itu, pelaksanaan teknik rehabilitasi yang dilakukan
ekosistem pesisir dan laut. Kawasan Lantebung dianggap sesuai sebagai lokasi
kawasan rehabilitasi mangrove dan melihat pada setiap lokasi hutan mangrove
topografi suatu wilayah rehabilitasi hutan mangrove perlu dilakukan pada lokasi-
2
penanaman mangrove di Kawasan Ekowisata Mangrove Lantebung Kelurahan
Kegunaan dari praktik lapang ini adalah praktikan dapat mengetahui dan
C. Ruang Lingkup
Laut ini yaitu mencakup tentang pemilihan bibit mangrove, persiapan bibit,
Kata mangrove dipakai sebagai istilah kata bakau untuk menghidari salah satu
pengertian dengan hutan yang melulu terdiri dari Rhizophora spp. Dengan
3
demmikian mangrove merupakan sekelompok tumbuhan yang berbeda satu
fisiologi terhadap habitat yang dipengaruhi oleh pasng surut (Soeroyo, 1992).
Mangrove yaitu tumbuhan yang hidup antara laut dan adaratan, ada yang
berbentuk pohon ada pula yang berbentuk semak (shrub), pada pasang akarnya-
akarnya tergenang oleh air garam tetapi pada waktu air surut akar-akar itu
komunitas atau masyarakat tumbuhan atau hutan yang tahan terhadap kadar
garam/salinitas (pasang surut air laut) dan kedua sebagai individu spesies
komponen yang terdiri atas mangrove sejati, yakni mangrove yang hanya dapat
langsung kena pasang surut air laut). Mangrove yang merupakan komponen
antara rata-rata permukaan laut terendah dan rata-rata tinggi air pasang penuh
dalam garis pasang surut dan di beberapa terumbu karang yang telah mati.
4
berkembang dengan baik apabila aliran sungai membawa lumpur dan pasir ke
dasar laut yang kemudian bercampur kembali dan terangkut oleh ombak, pasang
dan aliran (Soeroyo, 1992). Sedangkan IUCN (1993) dalam Idawaty (1999),
tergantung pada faktor-faktor cuaca, bentuk lahan pesisir, jarak antar pasang
B. Manfaat Mangrove
masyarakat yang hidup di daerah pesisir sangat banyak sekali. Baik itu langsung
dirasakan oleh penduduk sekitar maupun peranan, manfaat dan fungsi yang
tidak langsung dari hutan mangrove itu sendiri. Tumbuhan yang hidup di hutan
mangrove bersifat unik karena merupakan gabungan dari ciri-ciri tumbuhan yang
secara ekologis dan ekonomis. Beberapa manfaat dan fungsi hutan mangrove
a. Fungsi Fisik :
5. Menjadi wilayah penyangga, serta berfungsi menyaring air laut menjadi air
5
6. Mengolah limbah beracun, penghasil O2 dan penyerap CO2.
b. Fungsi Biologi :
udang.
3. Tempat berlindung, bersarang dan berkembang biak dari burung dan satwa
lain.
c. Fungsi Ekonomi :
2. Penghasil bahan baku industri : pulp, tanin, kertas, tekstil, makanan, obat-
3. Penghasil bibit ikan, nener, kerang, kepiting, bandeng melalui pola tambak
silvofishery.
sp.
6
Gambar 1. Rhizopora sp.
memiliki diameter hingga 70 cm dengan kulit kayu berwarna gelap hingga hitam
dan terdapat celah horizontal. Akar tunjang dan akar nafas yang tumbuh dari
substrat masih berupa lumpur lunak, namun kadar salinitasnya agak rendah
berikut:
Divisio : Spermatophyta
Class :Dicotiledonae
Order :Myrtales
Family :Rhizophoraceae
Genus :Rhizophora
Species :Rhizophorasp.
C. Tahap-tahap Pembibitan
1. Pemilihan bibit
Buah yang dipilih untuk pembibitan haruslah buah yang tua dan tidak
terkena serangan hama penggerek. Buah bakau dan buah tumu biasanya dipetik
dari pohon dengan memanjat atau menggunakan galah. Kedua buah ini apabila
7
dipungut dari yang jatuh biasanya banyak yang sudah terkena serangan hama
penggerek. Pohon bakau yang baik sebagai sumber buah berasal dari tegakan
mucronata) yang tua berwarna hijau tua atau kecoklatan dengan kotiledon
(cincin) sudah memanjang. Buah bakau kecil/bakau bini (R.apiculata) yang tua
buah berasal dari tegakan 5 tahun lebih. Kedua buah ini biasanya dipungut dari
buah yang jatuh dari pohon. Ciri-ciri api-api (Avicennia marina) yang tua
berwarna putih kekuningan dengan kulit buah sedikit mulai mengelupas, sedang
api-api (A. alba) berwarna coklat kekuningan. Buah prepat (Sonneratia alba)
yang tua berwarna hijau tua, sedangkan pedada (S. caseolarist) berwarna
akan mengerti buah seperti apa yang layak untuk ditanam (Khazali, 1999).
e
a
c d
8
2. Persiapan bibit
lumpur dari sekitar persemaian. Untuk buah jenis bakau dan tengar, benih dapat
langsung disemaikan dan sekaligus disapih pada kantong plastik atau botol air
mineral bekas yang telah dilubangi bawah-nya dan diisi media tanam. Jenis api-
api dan prepat benih harus disemaikan terlebih dahulu. Buah api-api, benih
dapat ditebarkan langsung dibak persemaian atau kulit buah dibelah dua terlebih
dahulu sebelum disemaikan di bak persemaian. Untuk buah prepat, dari satu
buah dapat berisi lebih dari 150 benih. Namun sering kali ditemukan sebagian
Mendapatkan benih prepat, buah yang sudah tua direndam di dalam air
kemudian disemaikan di bak semai yang berisi tanah lumpur. Apabila semai
kedua jenis ini telah berumur kurang lebih 1 bulan atau ditandai dengan
keluarnya daun 5 - 6 helai, semai dipindahkan ke kantong plastik atau botol air
dilakukan apabila air pasang tidak sampai membasahi bibit. Setelah bibit bakau
atau tumu berumur sekitar 3 - 4 bulan, bibit siap untuk ditanam di lapangan.
Sedangkan bibit api-api atau prepat siap ditanam setelah berumur sekitar 5 - 6
bulan.
9
Gambar 3. Bibit mangrove yang sudah siap ditanam (Khazali, 1999).
3. Persemaian bibit
a) Pemilihan tempat
untuk jalan inspeksi, saluran air, gubuk kerja dan bangunan ringan lainnya
(Khazali, 1999).
ketinggian antara 1-2 meter. Apabila disekitar lokasi persemaian terdapat banyak
kambing, maka bangunan persemaian harus dirancang agar kambing tidak dapat
10
Gambar 4. Tempat persemaian (Khazali, 1999).
memuat kurang lebih 1200 kantong plastik (polybag) ukuran 15 x 20 cm, dimana
untuk penghematan dapat digunakan botol air mineral bekas. Dalam ukuran
bedeng yang sama dapat memuat 1280 botol air mineral bekas ukuran 500 ml,
datar diberi batas berupa bambu agar kantong plastik atau botol air mineral
bekas tidak jatuh. Antar bedeng sebaiknya ada jalan inspeksi untuk
a b
Gambar 5. Bedeng persemaian: (a) tanah yang didalami,(b) tanah yang diberi
batas bambu (Khazali, 1999).
4. Pembibitan mangrove
11
lumpur secara tegak dengan bakal kecambah menghadap keatas. Pada lokasi
buah/benih dimasukkan kedalam lubang secara tegak. Setelah itu lubang ditutup
kembali dengan tangan sehingga benih dapat berdiri tegak dengan baik. Apabila
ingin memasang ajir sebagai tanda adanya tanaman baru, maka ajir ditanam
atau diberi penutup dengan pakispakisan ,piyai, daun nipah, ranting atau lainnya.
Hal ini untuk menghindari sengatan matahari langsung (sesuai dengan sifatnya
Penanaman buah tanpa naungan biasanya dilakukan diareal yang tidak terbuka
12
5. Faktor-faktor keberhasilan dan kegagalan pembibitan
yang baru dipetik atau dipungut dan langsung ditanam umumnya akan
sudah disimpan lebih dari beberapa hari (Mulia dan Sumardjani dalam Khazali,
dkk, 1996).
1) Faktor Pasang-surut
mangrove. Dalam kondisi seperti itu menjadikan komunitas hewan serta ikan
yang mampu hidup dan berasosiasi dengan ekosistem mangrove menjadi lebih
2) Cahaya
intensitas, kualitas, lama (mangrove adalah tumbuhan long day plants yang
13
lebih kecil dan sedangkan laju kematian adalah sebaliknya; (4) cahaya
3) Curah hujan
tumbuhan mangrove; (2) curah hujan yang terjadi mempengaruhi kondisi udara,
suhu air, salinitas air dan tanah; (3) curah hujan optimum pada suatu lokasi yang
1500-3000 mm/tahun.
4) Suhu
sebagai berikut: (1) suhu berperan penting dalam proses fisiologis (fotosintesis
dan respirasi); (2) produksi daun baru Avicennia marina terjadi pada suhu 18-
20ºC dan jika suhu lebih tinggi maka produksi menjadi berkurang; (3) Rhizophora
stlylosa, ceriops, excocaria, Lumnitzera tumbuh optimal pada suhu 26-28°C; (4)
bruguire tumbuh optimal pada suhu 27°C dan xylocarpus tumbuh optimal pada
suhu 21-26°C.
5) Angin
(1) angin mempengaruhi terjadinya gelombang dan arus; (2) angin merupakan
agen polinasi dan diseminarsi biji sehingga membantu terjadi proses reproduksi
tumbuhan mangrove.
6) Salinitas
14
Salinitas atau kadar garam air laut, diketahui bahwa slinitas atau kadar
garam air laut memberikan pengaruh bagi tumbuhan mangrove sebagai berikut
(Wiranata, 2016):
c). Salinitas air akan meningkat jika pada siang hari cuaca panas dan dalam
keadaan pasang;
7) Oksigen terlarut
yang ada atau yang dikandung oleh air memberikan pengaruh bagi tumbuhan
c) Oksigen terlarut berada dalam kondisi tertinggi pada siang hari dan
8) Substrat
mangrove;
15
b) Rhizophora mucronata dapat tumbuh baik pada substrat yang
tegakan, misalnya jika komposisi substrat lebih banyak liat (clay) kation
avicennia/sonneratia/rhizophora/bruguiera;
hara yang terdapat di dalam ekosistem mangrove terdiri dari hara inorganik dan
16
D. Tahap-tahap Penanaman Mangrove
1. Pemilihan bibit
bakau yang telah berumur lebih dari 8 tahun dan diusahakan homogen dalam 1
air tawar selama 3 hari untuk menghindari serangan hama dan penyakit pada
merah. Menurut Noor (1999) mengatakan bahwa bakau besar (R. Mucronata)
memiliki kotiledon berwarna kuning dengan panjang 4-5 cm, sedangkan panjang
ideal hipokotil untuk disemai 36-70 cm, Bakau merah (R. Apiculata) memiliki
kotiledon berwarna merah dan kuning dengan panjang 3-4 cm, sedangkan
panjang hipokotil 18-40 cm. Bakau kurap (R. Stylosa) memiliki kotiledon
berwarna merah dan kuning dengan panjang 2-3 cm, sedangkan panjang
Berdasarkan data diatas kita akan coba bagi ukuran setiap jenis
17
1) Rhizophora mucronata : (A(40-45 cm), B(46-50 cm), C(51-55 cm), D(56-60
31cm), E(>31cm))
2. Persiapan bibit
bekas tambak atau sedimen yang sesuai dengan karakteristik pohon induknya.
Media dibiarkan selama kurang lebih 24 jam agar tidak terlalu cair. Media tanam
berukuran lebar 12 cm dan tinggi 20 cm, yang telah diberi lubang kecil-kecil
cm). Setiap 6-10 benih, diikat menjadi satu agar tidak mudah rebah. Ikatan
dibuka setelah daun pertama keluar. Daun pertama akan keluar setelah 1 bulan,
Kantong plastik atau botol air mineralbekas dilepaskan secara hati-hati agar
tidak merusak perakarannya. Kantong plastik atau botol ini dikumpulkan untuk
lubang secara tegak sebatas leher akar dan ditutup kembali dengan lumpur. Bila
ingin memasang ajir sebagaitanda adanya tanaman baru, maka ajir ditanam
18
disamping bibit. Bila untuk melindungi bibit agar tidak hanyut dibawa ombak,
yang baru dipetik atau dipungut dan langsung ditanam umumnya akan
sudah disimpan lebih dari beberapa hari (Mulia dan Sumardjani dalam Khazali
dkk, 1996).
19
BAB III. METODOLOGI PRAKTIK
Alat yang digunakan pada praktik lapang yaitu kamera berfungsi untuk
dan tali rafia berfungsi untuk mengikat patok dengan bibit mangrove.
Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu lumpur berfungsi sebagai
1. Pemilihan bibit
Bibit yang dipilih adalah jenis mangrove Rhizophora sp. Bibit yang
2. Penyiapan bibit
20
3. Transportasi bibit
warga setempat.
4. Penanaman mangrove
Kantong plastik atau botol air mineral bekas dilepaskan secara hati-hati agar
dimasukkan kedalam lubang secara tegak sebatas leher akar dan ditutup
kembali dengan lumpur. Bila ingin memasang ajir sebagai tanda adanya
tanaman baru, maka ajir ditanam disamping bibit. Bila untuk melindungi bibit
agar tidak hanyut dibawa ombak, bibit diikatkan pada ajir (Khazali, 1999).
21
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
lapang tersebut memiliki beberapa tempat lokasi yang cocok ditanami tumbuhan
pengaruhi oleh pasang surut air laut dan lokasi berdekatan dengan muara
sungai.
B. Hasil
sesuai dengan yang diharapkan dimana semua mangrove tidak tumbuh dan
berkembang atau bisa dikatakan mati, hal tersebut dikarenakan dalam proses
22
penanaman tidak sesuai pada kriteria keberhasilan dan kerusakan yang sudah
tertera pada tinjauan pustaka, misal dalam hal jarak tanam, faktor sedimen yang
23
Gambar 12. Monitoring hasil kegiatan rehabilitasi mangrove
C. Pembahasan
Provinsi Sulawesi Selatan dikatakan tidak berhasil dari mangrove yang di tanam.
didapatkan hasil mangrove mati semua. Diasumsikan bahwa bisa saja terdapat
pantai/sungai, jarak tanam dan jumlah bibit, jarak tanam ideal adalah 1x1 m atau
1x2 m.
Bibit mangrove yang baru ditanam akan mati jika lebih dari setengah dari
terendam air kurang dari 30% dari bagian tubuhnya. Selain itu ketinggian akan
24
menjadi faktor yang sangat penting karena mangrove akan tumbuh pada daerah
pasang surut air laut. Mangrove akan mati jika ditanam pada substrat yang
berada terlalu tinggi dan terlalu rendah dari permukaan air pasang dan surut.
Oleh karna itu, identifikasi berbagai faktor yang bisa merusak mangrove sebelum
dengan baik.
25
E. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
dengan beberapa metode yaitu mulai dari pemilihan buah mangrove yang sudah
tua dan jatuh dari pohonya, pemilihan lokasi rehabilitasi mangrove yang masih di
pengaruhi pasang surut air laut, pemilihan substrat yang sesuai yaitu lempung
mangrove mati dikarenakan pada saat penanaman tidak sesuai dengan kriteria,
B. Saran
kriteria untuk rehabilitasi mangrove, serta pemberian bekal bagi mahasiswa agar
proses rehabilitasi berjalan sesuai yang diinginkan dan didapatkan hasil yang
memuaskan.
26
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, A. 2014. Program CSR Pertamina MOR VII Sulawesi Tanam Mangrove
di Kelurahan Bira Makassar 30 Ribu Pohon.
http://m.beritakotaonline.com/14329/program-csr-pertamina-mor-vii-
sulawesi-tanam-mangrove-di-keluarahan-bira-makassar-30-ribu-pohon/
(Diakses pada Sabtu, 23 September 2017 Makassar).
Dahuri, M., J. Rais., S.P. Ginting., dan M.J. Sitepu. 1996. Pengelolaan Sumber
Daya Wilayah Pesisir Secara Terpadu. PT. Pradnya Paramita: Jakarta.
Santoso, N., H.W. Arifin. 1998. Rehabilitas Hutan Mangrove Pada Jalur Hijau Di
Indonesia. Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Mangrove (LPP
Mangrove):Jakarta.
27
Wiranata, 2016. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mangrove.
http://materiilmugeografi.wordpress/2016/01/faktor-yang-mempengaruhi-
pertumbuhan.html. (Diakses pada Jumat, 29 September 2017, Makassar).
28