PRIVENDHY
L211 15 321
Segala puji dan syukur kehadirat TUHAN YANG MAHA ESA, atas berkat
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir
Praktek Kerja Lapang (PKL) Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan
Departemen Perikanan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas
Hasanuddin ini dengan judul “Rehabilitasi mangrove jenis Rhisophora mucronata
dengan metode penanaman di desa Ballang Baru kecamatan Tarowang
Kabupaten Jeneponto ”.
Praktek Kerja Lapang (PKL) ini dapat diselesaikan oleh penulis berkat
bantuan, dukungan dan doa dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih dan penghargaan setinggi – tingginya kepada :
1. Ir. Basse Siang Parawansa, MP. selaku dosen pembimbing utama dan Kanda
Idham Malik, S.Pi selaku pembimbing lapangan yang telah meluangkan waktu
membimbing penulis dari awal hingga selesainya laporan PKL ini.
2. Bapak/ibu dosen penguji; Prof. Dr. Ir. Sharifuddin Bin Andy Omar, M.Sc dan
Dr. Sri Wahyuni Rahim, S.T, M.Si atas saran dan kritik dalam penyempurnaan
laporan ini.
3. Dekan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Ketua Program Studi Manajemen
Sumberdaya Perairan dan seluruh staf dan pengajar Fakultas Ilmu Kelautan dan
Perikanan khususnya para dosen Program Studi Manajemen Sumberdaya
Perairan.
4. Kepada orang tua penulis, Bapak Pilipus Lalan dan Ibunda Ribka , beserta
Saudara serta keluargaku tercinta atas segala doa dan dukungan yang tak henti
– hentinya baik secara moril dan materil.
5. Saudara seperjuangan Mahasiswa Program Studi Manajemen Sumberdaya
Perairan Angkatan 2015 UNHAS dan teman-teman seperjuangan PKL Rahmat
Maulana.
6. Semua pihak yang ikut membantu baik secara langsung maupun tak langsung
yang tak sempat saya sebutkan namanya satu persatu dalam penyusunan
laporan PKL ini.
i
Kesempurnaan segalanya milik TUHAN YANG MAHA ESA, oleh karena itu
penulis sadar dalam Laporan Praktek Kerja Lapang ini masih banyak kekurangan dan
belum sempurna yang disebabkan oleh keterbatasan penulis, sehingga penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diperlukan.
Akhir kata penulis berharap agar Laporan Praktek Kerja Lapang ini bermanfaat
serta memberi nilai untuk kepentingan ilmu pengetahuan selanjutnya, dan segala
amal baik serta jasa dari pihak yang membantu penulis mendapat berkat dan karunia-
Nya. Aamiin.
Penulis
Privendhy
ii
Daftar isi
Kata Pengantar ……………………………………………………………………………………………………………..i
Daftar isi………………………………………………………………………………………………………………………..iii
Daftar gambar……………………………………………………………………………………………………………….iv
Daftar tabel……………………………………………………………………………………………………………..………v
I. PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Tujuan dan Kegunaan ........................................................................................... 2
II. GAMBARAN UMUM .......................................................................................................... 3
A. Gambaran Umum Lokasi ...................................................................................... 3
B. Gambaran Umum Instansi (World Wide Fund Of Nature) ............................... 4
C. Visi Misi WWF Indonesia ...................................................................................... 4
1. Visi WWF Indonesia .................................................................................................. 4
2. Misi WWF Indonesia.................................................................................................. 4
3. Strategi Kerja WWF Indonesia ................................................................................ 5
III . METODE PRAKTIK KERJA LAPANG ......................................................................... 6
A. Waktu dan Tempat ................................................................................................. 6
B. Alat dan Bahan ....................................................................................................... 6
C. Metode Praktik Kerja Lapang ............................................................................... 6
D. Sumber Data Praktek Kerja Lapang.................................................................... 7
IV. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG .............................................................................. 8
A. Survei dan Penentuan Penanaman .................................................................... 8
B. Sosialisasi Dengan Masyarakat ........................................................................... 9
C. Jenis Mangrove (Rhizopora mucronata) .......................................................... 10
D. Pengumpulan buah Mangrove ........................................................................... 11
E. Pemilihan buah ......................................................................................................... 12
F. Penanaman Bibit ...................................................................................................... 13
G. Monitoring ................................................................................................................. 14
V. PENUTUP......................................................................................................................... 16
A. Rangkuman.............................................................................................................. 16
B. Saran ...................................................................................................................... 16
iii
DAFTAR GAMBAR
1. Peta Lokasi Rehabilitasi ....................................................................................... 3
2. Survei lokasi penanaman ..................................................................................... 8
3. Sosialisasi manfaat Mangrove.............................................................................. 9
4. Mangrove Jenis Rhizopora mucronate ............................................................... 10
5. pengumpulan bibit mangrove ............................................................................. 11
6. Pemilihan buah .................................................................................................. 12
7. Bibit dengan kondisi tidak baik ........................................................................... 12
8. perendaman buah pada waring .......................................................................... 12
9. Penanaman bibit mangrove................................................................................ 14
10. monitoring hasil penanaman ............................................................................. 15
iv
DAFTAR TABEL
v
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri atas sekitar 17.504 buah
pulau dengan panjang garis pantai sekitar 95.181 km yang ditumbuhi oleh mangrove
dengan lebar beberapa meter sampai beberapa kilometer dari garis pantai (Kusmana
dkk, 2014).
Hutan mangrove sebagai sumber daya alam tropis yang mempunyai manfaat
ganda, baik dari aspek sosial, ekonomi, maupun ekologi. Berbeda dengan hutan
daratan, hutan mangrove memiliki habitat yang lebih spesifik karena adanya interaksi
antara komponen penyusun ekosistem yang kompleks dan rumit. Komponen
penyusun ekosistem tersebut saling berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang
utuh dan tidak dapat berdiri sendiri. Ekosistem mangrove dikenal sebagai hutan yang
mampu hidup beradaptasi pada lingkungan pesisir yang sangat ekstrim, tapi
keberadaannnya rentan terhadap perubahan lingkungan. Perubahan lingkungan
tersebut disebabkan adanya tekanan ekologis yang berasal dari alam dan manusia.
Bentuk tekanan ekologis yang berasal dari manusia umumnya berkaitan dengan
pemanfaatan mangrove seperti konversi lahan menjadi pemukiman, pertambakan,
pariwisata, pencemaran, dan penebangan hutan mangrove secara besar-besaran
(Poedjirahajoe dkk, 2017).
1
Tingkat kerusakan ekosistem mangrove dunia, termasuk Indonesia sangat cepat
akibat pembukaan tambak, penebangan hutan mangrove, pencemaran lingkungan,
reklamasi dan sedimentasi, pertambangan, sebab-sebab alam seperti badai atau
tsunami, dan lain-lain.(Setyawan, 2002 dalam Setyawan dan Winarno, 2006).
Oleh sebab itu, perlunya dilakukan suatu upaya untuk menjaga kelestarian
mangrove salah satunya dengan rehabilitasi. salah satu contoh kegiatan rehabilitasi
ialah kegitan penanaman bibit mangrove di desa Ballang Baru, kecamatan tarowang,
kabupaten Jeneponto.
Tujuan dari praktek kerja lapang ini adalah untuk mengetahui cara penanaman
mangrove sebagai upaya rehabilitasi guna mengurangi kerusakan lingkungan.
Kegunaan dilakukannya praktek kerja lapang ini adalah sebagai sarana untuk
mengaplikasikan ilmu yang di dapat di bangku kuliah serta salah satu syarat wajib
untuk menyelesaikan pendidikan di tingkat S1 Fakultas Ilmu Kelautan dan perikanan
jurusan Perikanan..
2
II. GAMBARAN UMUM
3
Sulawesi Selatan dengan fasilitas yang lengkap. Adapun fasilitas yang ada di
kawasan objek wisata ini sudah cukup memadahi seperti tersedianya WC umum,
tracking mangrove, gazebo, photo spot dll.
B. Gambaran Umum Instansi (World Wide Fund Of Nature)
World Wide Fund Of Nature (WWF) Indonesia merupakan bagian dari WWF
Internasional dan merupakan salah satu organisasi konservasi independen terbesar
di Indonesia yang telah memulai kegiatannya sejak tahun 1962. Pendorong berdirinya
WWF Indonesia adalah Prof. Emil Salim, Pia Alisjahbana dan Harun Al rasjid. WWF
Indonesia dimulai dengan melakukan penelitian di Ujung Kulon untuk menyelamatkan
populasi badak yang nyaris punah.
Pada tahun 1998, WWF Indonesia resmi menjadi lembaga nasional berbadan
hukum yayasan yang dikelola oleh dewan penyantun yang terdiri dari dewan
penasehat, dewan pengawas, dan dewan pelaksana. Dewan ini berfungsi sebagai
lembaga penentu arahan strategis dan kredibilitas WWF Indonesia. Para anggota
dewan berbagi tanggung jawab secara kelembagaan melalui komite operasional.
4
3. Mempromosikan etika pelestarian yang kuat, kesadaran, serta aksi konservasi, di
kalangan masyarakat Indonesia.
4. Melakukan advokasi dan mempengaruhi kebijakan, hukum, dan institusi terkait
untuk mendorong tata kelola lingkungan yang lebih baik.
5
III . METODE PRAKTIK KERJA LAPANG
Praktek kerja lapang ini dilaksanakan pada bulan Maret 2020 hingga juni 2020
desa Ballang Baru, kecamatan Tarowang, kabupaten Jeneponto dengan luas lokasi
penanaman .
Adapun alat yang digunakan dalam kegiatan Praktek Kerja Lapang ini dapat
dilihat pada Tabel 1
Adapun bahan yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapang ini dapat dilihat
pada Tabel 2
Metode pelaksanaan yang dilakukan dalam praktik kerja lapang ini adalah :
1. Melakukan survey secara langsung untuk menentukan lokasi rehabilitasi dengan
6
metode penanaman bibit.
2. Sosialisasi kepada masyarakat terkait manfaat mangrove
3. Melakukan pengumpulan bibit mangrove
4. Melakukan seleksi bibit mangrove
5. Melakukan penanaman bibit mangrove
6. Melakukan monitoring setelah penanaman
Sumber data yang digunakan dalam Praktik Kerja Lapang (PKL) yaitu data
primer dan data sekunder. Data primer didapatkan dari prakti langsung di lokasi
kegiatan yaitu di wisata Mangrove Idaman, desa Ballang Baru, kecamatan Tarowang
kabupaten jeneponto dan diskusi bersama pihak WWF dan masyarakat sekitar
mengenai mangrove. Sedangkan data sekunder didapat dari studi literatur dari
penelitian-penelitian sebelumnya mengenai Mangrove.
7
IV. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG
8
lokasi ini memang sudah tersedia mangrove jenis Rhizopora Mucronata sebelumnya
hanya saja sudah mengalami kerusakan dikarenakan alih fungsi lahan menjadi
tambak dan lahan pemukiman warga serta banyaknya sampah yang ada di sekitar
hutan mangrove.
9
C. Jenis Mangrove (Rhizopora mucronata)
10
Adapun klasifikasi Rhizophora mucronata menurut (Cronquist, 1981) sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Mytales
Famili : Rhizophoraceae
Genus : Rizhophora
Species : Rhizhopora mucronata
Menurut Bengen, 2003 bibit propagul diambil tidak jauh dari lokasi pembibitan
hal ini agar buah tidak memerlukan penyesuaian diri yang terlalu besar dengan
kondisi lingkungannya sehingga mangrove dapat tumbuh secara optimal.
Kegiatan pengumpulan buah ini bertujuan untuk mendapatkan buah yang akan di
tanam sebagai bibit. Pengumpulan buah dengan memetik langsung dari pohon
atau dari buah yang jatuh di tanah.
Pada saat pengumpulan buah melibatkan beberapa masyarakat, Ikatan
Pelajar Muhammadyah dan mahasiswa PKL yang dilaksanakan pada waktu pagi
hari. Berdasarkan diskusi dengan pihak WWF buah yang dipilih harus dari buah
yang berusia sudah tua dengan tinggi pohon ± 10 meter yang dicirikan dengan
warna buah yang berwarna hijau tua serta untuk jenis rhizhopora mucronata
memiliki panjang buah ±40 cm , untuk buah yang muda sendiri berwarna hijau
muda dan pada saat diangkut ke tempat perendaman cepat layu dan mati hal ini
dikarenakan buah yang berusia muda berkualitas rendah. Serta menurut
pembimbing lapangan buah yang baik diambil yaitu yang mudah terlepas dari
pohonnya bukan yang sudah jatuh dari pohonnya dikarenakan buah yang sudah
jatuh biasanya sudah jelek dan kualitasnya buruk untuk di jadikan bibit.
Pengumpulan buah mangrove pada kegiatan ini berjumlah 7500 buah yang
kemudian akan di seleksi mana buah yang layak dan tidak untuk di tanam. adapun
bibit yang layak di tanam nantinya akan di rendah selama 5 hari untuk merangsang
pengeluaran akar pada buah atau yang biasa disebut propagul.
11
Gambar .5 pengumpulan bibit
E. Pemilihan buah
12
perendaman bibit kemudian disortir lagi supaya bibit yang memiliki kualitas baik dapat
dipisahkan dengan bibit yang memiliki kualitas yang kurang baik. Bibit mangrove yang
baik bercirikan dengan hampir lepasnya bongkol buah dari batang buah, buah yang
sudah matang dicirikan oleh warna hijau tua kecoklatan dengan kotiledon (cincin)
berwarna kuning, sudah lepas dari pericarp (bandulan), memiliki ukuran panjang ±50
cm, sedangkan buah yang jelek ditandai dengan, permukaan buah berlubang-lubang
berwarna hitam yang disebkan oleh hama dan kutu, dan mengakibatkan buah tidak
akan tumbuh.
F. Penanaman Bibit
13
Jarak tanam untuk perlindungan bibit lebih rapat untuk tujuan produksi.
Karena pada perlindungan bibit diperlukan jarak yang agak rapat agar dapat menahan
sedimen dan mampu meredam gelombang maupun arus yang dapat mengakibatkan
abrasi, sedangkan untuk tujuan produksi diperlukan jarak yang agak luas agar
pertumbuhan mangrove dapat dengan cepat tumbuh besar sehingga menghasilkan
produksi seperti kayu. Adapun jarak yang digunakan pada saat penanaman di desa
Ballang Baru yaitu jarak 1m x 1m. penanaman bibit mangrove dilakukan dengan cara
menancapkan bagian radikula ke substrat sedalam ±10 cm dan vertikal tegak lurus
agar bibit tidak mudah tercabut oleh arus ombak.
G. Monitoring
Setelah melaksanakan kegiatan penanaman, tahap selanjutnya ialah
kegiatan monitoring. kegiatan monitoring bertujuan untuk melihat kelangsungan
hidup dan kondisi bibit mangrove yang telah ditanam. Monitoring atau Pemantuan
ini direncanakan dilaksanakan setiap minggu untuk melihat perkembangan bibit
setelah ditanam namun dikarenakan adanya musibah Covid-19 yang terjadi
sehingga pemantauan di laksanakan hanya pada bulan mei di saat kondisi sudah
memungkinkan untuk melakukan pemantauan. Dimana persentasi dari
keberhasilan bibit yang hidup digunakan sebagai indikator keberhasilan
penanaman mangrove.
Keberhasilan penanaman Mangrove di pengaruhi oleh berbagai faktor. Salah
14
satu faktor penunjang keberhasilan penanaman adalah adanya pasang surut air
laut. Dikarenakan adanya pasang surut yang berada pada daerah penanaman
bertujuan untuk membawa unsur hara berperan penting dalam pemeliharaan bibit
mangrove yang telah ditanam.sehingga meningkatkan pertumbuhan bibit.
Pada kegiatan Monitoring juga dilakukan kegiatan dengan memeriksa
kondisi dan memastikan tidak ada sampah yang tersangkut, atau dengan
mencabuti tanaman mangrove yang mati agar pertumbuhan tumbuhan lainnya
tidak terganggu.
Dari hasil monitoring yang dilakukan 2 bulan setelah penanaman presentase
keberhasilan hidup mangrove kurang lebih mencapai 40% atau sekitar ± 3000 bibit
mangrove dari 7500 bibit mangrove yang ditanam. Selain faktor penunjang ada
juga faktor penghambat pertumbuhan bibit yaitu tidak adanya pembuatan APO
(alat pemecah ombak) sehingga bibit buah mangrove terkena langsung oleh
gelombang pasang surut air laut, banyaknya sampah plastik dan teritip yang
menempel pada bibit bakau yang terbawa oleh gelombang arus sehingga
menghambat proses pertumbuhan bibit mangrove disertai dengan tingginya
intensitas cahaya juga mengakibatkan beberapa bibit yang ditanam mengalami
pengeringan pada bibit.
15
V. PENUTUP
A. Rangkuman
Praktek kerja lapang dilaksanakan pada bulan Februari hingga juni 2020 di
desa Ballang Baru, kecamatan Tarowang, kabupaten Jeneponto. Adapun tahap-tahap
kegiatan ini yaitu melakukan survey lokasi penanaman ,mengadakan sosialisasi
kepada masyarakat tentang manfaat mangrove, melakukan pengumpulan bibit
mangrove jenis Rhizophora mucronata, melakukan seleksi bibit dan melakukan
penanaman serta melakukan monitoring atau pemantauan bibit pasca penanaman.
pada saat penanaman jarak tanam yang digunakan yaitu 1m x 1m karena tujuan
penanaman ialah rehabilitasi. Setelah melakukan penanaman , selanjutnya dilakukan
monitoring atau pemantauan dan didapatkan Persentasi keberhasilan hidup
mangrove setelah 3 bulan penanaman yaitu 40% atau sekitar ±3000 bibit dari 7500
bibit yang telah ditanam.
B. Saran
16