net/publication/355022519
CITATIONS READS
0 3,722
1 author:
I Made Yudhiantara
Universitas Warmadewa
9 PUBLICATIONS 0 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by I Made Yudhiantara on 02 October 2021.
PENDAHULUAN
Era tahun 1980 dan awal 1990-an telah muncul pendekatan manajerial baru pada
sektor publik, sebagai penyempurnaan model administrasi tradisional. Pendekatan ini
mempermudah beberapa permasalahan yang ada pada model sebelumnya, namun cara
ini menimbulkan perubahan dramatis dalam operasi sektor publik. Pendekatan
manajerial memiliki banyak istilah seperti : managerialism (Pollit, 1990), New public
management (Hood, 1991) : market-based public administration (Lan and
Rosenbloom), 1992) atau intreprenuerial government (Osborne and Gaebler, 1992).
Selanjutnya lebih banyak dikenal dengan istilah new public management (dan
managerialism dimana penggunaan istilah tersebut dapat saling dipertukarkan,
walaupun istilah managerialism cenderung digunakan sebagai pejorative (ekspresi
untuk mengkritik ) oleh para penulis lain.
Perbedaan penggunaan istilah “new public management” tersebut meskipun
merefleksikan perbedaan pandangan dan penekanan, namun pada umumnya mereka
juga memiliki kesamaan points. Pertama, apapun istilah yang dipakai, hal tersebut
tetap menggambarkan state of nature dari traditional public administration dengan
atensi yang lebih besar diberikan untuk pencapaian tujuan organisasi,serta
responsibilitas dari para manajer. Kedua, adanya keinginan untuk mereformasi
birokrasi klasik dengan menyusun model organisasi, SDM dan system serta kondisi
kerja yang lebih fleksibel. Ketiga, sistem organisasi dan objektivitas individu
diletakkan secara jelas dan ini memungkinkan pemantauan hasil melalui performance
indicators/indikator prestasi / kinerja atau program-program systematic evaluation
lainnya seperti konsep Triple E: economi, efficiency dan effectiveness. Keempat,
fungsi pemerintahan adalah menghadapi market test, seperti mengikat
kontrak/persetujuan atau separasi steering from rowing. Keterlibatan pemerintah tidak
harus selalu berarti memerlukan peraturan birokratik. Kelima, dalam beberapa kasus
terdapat sebuah kecenderungan kearah pereduksian fungsi pemerintah melalui
privatisasi. Semua point ini dihubungkan ke satu tujuan yaitu merubah orientasi dari
proses ke hasil yang diinginkan.
Manajemen publik adalah cabang atau satu aspek dari bidang studi yang lebih luas
yakni ilmu administrasi publik .Sebagai bagian dari Administrasi Publik, Manajemen
Publik adalah ilmu dan seni yang berintikan methodology terapan untuk merancang
program program administrasi publik,restrukturisasi organisasi, kebijakan dan
perencanaan manajerial, alokasi sumberdaya, system penganggaran (budgeting
systems), pengelolaan financial, manajemen SDM, masalah audit serta evaluasi
program. Secara lebih spesifik,sering pula dikatakan bahwa manajemen publik
memandang administrasi publik sebagai profesi sedangkan administrasi publik
memandang manajer publik sebagai praktisi.
Fungsi utama dan isu mutakhir dalam studi manajemen public antara lain mencakup :
Management of InformationTechnology
Privatization
Rationality and Accountability
Planning and Control
Productivity and Eeffective use of human resource
Manajemen Publik memiliki fokus internal untuk membuat agar mesin pemerintahan
dan organisasi non profit dapat bekerja dengan baik, meskipun demikian ia tidak bisa
terlepas dari interaksi dan pengaruh lingkungan dimana organisasi publik itu berada.
Hal ini sejalan dengan pernyataan Perry & Kraemer :
Dari uraian diatas tampak bahwa Manajemen Publik mencakup subyek yang sangat
kompleks. Fokus studinya tidak sesederhana bagaimana seorang manajer mengelola
organisasi public atau bagaimana orang orang di-manage dalam organisasi publik.
Aktivitas manajemen publik akan selalu bersentuhan dengan masalah kebijakan
publik,politik dan berbagai kepentingan publik. Jadi, sebagai sebuah bidang studi,
manajemen publik merupakan interdisciplinary study tentang aspek aspek umum
organisasi yang memiliki orientasi rasional-instrumental pada satu sisi dan disisi
lainnya political policy orientations.Seperti yang dikemukakan oleh oleh J.Stevven
Ott dkk :
Public management is complex roles,relationships and functions that require
sensitive balancing among political,economic,and social concerns for equity,ethics,
and integrating diverse perspectives into a common agenda for improving the
commonweal.This agenda often needs to be accomplished in
complex,competitive,and inequitable environments.
3 FUNGSI MANAJEMEN
Fungsi utama yang kedua adalah managing internal components yang dilakukan
anatara lain melalui upaya upaya seperti staffing, menset struktur dan system untuk
membantu mencapai tujuan yang diidentifikasi dalam strategi. Lebih rinci,fungsi
manajemen yang kedua ini mencakup :
Disamping itu, juga terjadi perubahan dalam penggunaan sektor private yang lebih
luas untuk menciptakan image baru (kepercayaan), efisiensi, daya saing, dan sistem
kontrak produksi yang lebih terbuka bagi publik dalam penyediaan barang dan jasa
atau dalam melakukan kontrak serta untuk menghilangkan monopoli
Sebagai bentuk baru dari administrasi tradisional, manajemen publick antara lain
berupaya memperkenalkan :
1. Pengembangan sumber daya manusia,
termasuk pemberian reward atas prestasi,
2. Keterlibatan staf dalam pengambilan keputusan,
3. Pengendoran /kontrol, dalam pencapaian target
4. Penggunaan teknologi informasi,
5. Pelayanan terhadap para klien,
6. Sistem Kontrak dan
7. Deregulasi untuk menghindari monopoli.
Sementara itu, pakar pendekatan managerialism bernama Hood (1991, hal. 4-5)
memberikan beberapa karakteristik program managerial, atau apa yang dia sebut
sebagai “new public management” seperti diringkas menjadi tujuh point berikut :
Standar ketegasan dan pengukuran prestasi yang meliputi penjabaran yang jelas atas
tugas, tujuan dan target prestasi Standar ini memerlukan statemen yang jelas terhadap
tujuan, serta efisiensi yang tajam terhadap obyektif/tujuan.
Fokus yang lebih besar pada kontrol output. Sumber daya diarahkan pada bidang-
bidang sesuai pengukuran prestasi, sejalan dengan orientasi untuk mengutamakan
hasil ketimbang prosedur-prosedur.
Penekanan yang lebih besar terhadap disiplin dan penghematan penggunaan sumber
daya.
Dari uraian diatas jika diringkas setidaknya ada empat jenis perubahan konstitusi
program managerial: pertama perubahan yang berfokus pada output, kedua alterasi
administrasi input, yang ketiga perubahan tentang batasan agen-agen pemerintah, dan
keempat perubahan dalam bentuk hubungan dengan pimpinan politik dan publik,
sehingga manager lebih responsibel
Fokus pada outputs
Perubahan utama pada program managerial adalah organisasi berfokus pada output,
daripada input. Organisasi publik berbuat sesuatu, kemudian mereka dapat
mengetahui apa yang mereka lakukan, seberapa baik dikerjakan, serta siapa yang
bertanggung jawab terhadap pencapaian tujuan/hasil. Untuk pencapaian
obyektif/tujuan tersebut, ada lima langkah yang telah dikembangkan:
Pertama, organisasi menentukan seluruh strategi serta obye-obyeknya. Yang kedua,
program direncanakan untuk menemukan tujuan khusus. Yang ketiga, struktur
organisasi dan anggaran sesuai dengan program. Yang keempat, pengukuran prestasi
dan eksplorasi hambatan hambatan. Yang ke lima, adanya evaluasi pencapaian tujuan.
Perubahan pada inputs
Ada beberapa perubahan input, walaupun tak sepenting pada fokus output, namun
memiliki dampak yang signifikan terhadap managemen sektor publik, yang meliputi :
sumber daya staff, anggaran, teknologi dsb Perubahan tersebut,antara lain tampak
dalam hal hal berikut : penciutan staff, pengenalan sistem indikator prestasi yang
menekankan perlunya mewujudkan nilai nilai ekonomis (efisiensi), tanggung jawab
yang lebih besar, serta pengenalan sistem perencanaan baru yang mana kesemuanya
dalam rangka pencapaian tujuan secara kongkrit
Sudah tentu, tidak ada teori yang kebal kritik, bahkan teori ekonomi sekalipun. Dalam
dunia nyata, tidak semua individu berperilaku rasional, demikian juga yang terjadi
terhadap para manajer public, birokrat/administrator publik .Tidak semua dari mereka
dapat memaksimalkan keunggulan yang mereka miliki. Penggunaan metode-metode
ekonomi memiliki batasan-batasan jika diterapkan pada lingkungan politis sektor
publik yang esensial. Sebagai misal, jenis rasionalisme ekonomi tertentu yang dewasa
ini sedang digunakan menyimpan beberapa masalah.
Kritikus manajemen public bernama Pollit beragumen bahwa pelayanan publik agak
jauh berbeda dari model konsumen umum apapun. Hal ini mudah dipahami karena
dua alasan: Pertama, penyuplai atau transaksi-transaksi konsumen akan jasa publik
cenderung bersifat sangat kompleks dari pada yang dihadapi oleh konsumen di sebuah
pasar bisnis normal. Kedua, konsumen jasa publik tidak pernah hanya terdiri dari para
konsumen, mereka juga masyarakat awam. Dan karenanya mengandung sejumlah
implikasi-implikasi unik pada transaksi (Pollit, 1990, hal.126). Transaksi-transaksi
jasa publik sungguh lebih kompleks. Dan konsumen yang menjadi masyarakat awam
sesungguhnya menciptakan beberapa komplikasi. Sebagai contoh, pada satu
sisi,masyarakat menuntut lebih jasa pemerintah dan pada sisi lain,mereka acapkali
mengeluhkan tarif pajak. Ini selalu bersifat paradoksal.
Asal mula manajerilisme yang bersumber dari lingkungan (lokus) bisnis swasta
melahirkan salah satu sumber kecaman. Sektor publik mungkin berkarakter sangat
berbeda sehingga model-model manajemen sektor swasta menjadi tidak relevan untuk
digeneralisir penerapannya pada sector publik. Sebagai contoh, merubah fokus
organisasi dari orientasi input ke orientasi output sudah tentu ditempuh dengan
penerapan strategi-strategi, langkah-langkah yang saling terkait untuk menentukan
sasaran-sasaran seting, dengan program-program yang terencana untuk
mempertemukan tujuan-tujuan. Semua langkah ini berurutan satu sama lain dalam
gerak-logis. Dari program tersebut sasaran-sasaran dan hasil-hasil kemudian dapat
dispesifikasi. Akan tetapi sasaran-sasaran yang terbatas dan jelas, prioritas-prioritas
yang stabil dan eksplisit sangat jarang dijumpai dalam realita organisasi jasa publik.
New Taylorism
Salah satu kecaman teoritis yang khusus dikemukakan oleh Pollit, isinya,
manajerilisme mewakili sebuah kebangkitan ide-ide manajemen ilmiah. Dengan
penekatan pada kontrol pengeluaran pemerintah dan desentralisasi tanggungjawab
manajemen akan target-target dan evaluasi melalui indikator kinerja, Pollit
menemukan filosofi manajemen ilmiah pada pendekatan managerialism. Ia
menyebutnya dengan neo-Taylorian (Taylor dengan karakteristik baru
(1990,hal.56).Pollit memandang manajerialisme sebagai adekuasi langsung dari
manajemen ilmiah Taylor.
Politisasi
Mungkin, proses reformasi ini dilaksanakan pada sebuah pijakan tertentu akan tetapi
orang dalam sistem ini tidak tahu di/kemana mereka harus bersandar. Sehingga dapat
dimengerti, mengapa banyak pelayan publik merasa dibawah tekanan. Kepastian dan
keteraturan telah berganti dengan ketidakpastian. Kantor-kantor diorganisir dan
mengalami begitu banyak restrukturisasi sehingga melahirkan sebuah kondisi yang
membingungkan.
Ketidakjelasan Spesifikasi
Dalam hal praktis mengambil contoh kasus Indonesia, misalnya dalam karya
pembangunan pedesaan maka kekuatan pengembangan potensi Desa dan kawasan
perdesaan perlu didukung oleh semua unsur. Pengembangan potensi Desa dan
Kawasan Perdesaan tak bisa dilakukan satu unsur saja. Komitmen dan sinergi antar
unsur satu dengan unsur lainnya menjadi kunci utama.Dengan kata lain, kolaborasi
multi pihak diperlukan. Maka konsep pentahelix atau multipihak dimana unsur
Pemerintah, akademisi, badan atau pelaku usaha, masyarakat atau komunitas, dan
media bersatu padu berkoordinasi serta berkomitmen untuk mengembangkan potensi
lokal Desa dan kawasan perdesaan. Potensi lokal Desa dan kawasan perdesaan yang
tetap mengedepankan kearifan lokal dan bersumber daya lokal. Melalui kolaborasi
multipihak, setiap hasil karya merupakan produksi besama (co-production) dan
penciptaan bersama (co-production).Pada konteks inilah diperlukan kolaborasi bagi
penciptaan sistem manajemen yang murah,efisien,cepat, sekaligus bertanggung jawab.
Birokrasi sebagai agen pembangunan,yang merupakan aktor utama manajemen sektor
publik selama ini dituntut untuk mampu berkolaborasi dan berjejaring dengan
berbagai stake holder. Dari jenis jenis kolaborasi ini muncul konsep kerjasama Triple
Helix (pemerintah,swasta,masyarakat) dan Penta Helix (pemerintah,masyarakat,
perguruan tinggi,perusahaan dan media) ( Kumorotomo,2021). Di Indonesia cukup
dikenal istilah PPP (Public Privat Partnership) yang memadukan kolaborasi swasta-
pemerintah. Dalam perkembangan selanjutnya, melahirkan konsep governansi
kolaboratif atau Colaborative Governance
DASAR-DASAR TEORITIS MANAJEMEN PUBLIK
Teori ekonomi menawarkan kejelasan, prediksi dan empirisme, didukung oleh teori
motivasi tentang bagaimana orang bertindak. Ekonom juga memiliki relevansi
langsung dengan pemerintahan. Sektor publik menyediakan barang dan jasa yang
seharusnya dapat dikelola seefisien mungkin. Fokus manajemen yang berorientasi
pada hasil, efisiensi dan perhitungan yang cermat sangat mengacu pada teori
ekonomi.
Manajemen swasta, khususnya yang sangat membantu NPM adalah dalam merancang
bagian-bagian sistem publik. Sudah tentu, sektor publik harus bersikap adil dan tidak
setengah hati dalam menghandel klien. Karakteristik politis sektor publik tidak
membuatnya berbeda dari sektor swasta. Tetapi ini tidak berarti bahwa semua
tindakan bersifat politis, atau bahwa semua tindakan-tindakan politis hanya perlu
ditangani oleh para politisi. Mungkin poin terpenting yang diambil dari sektor swasta
adalah fokus terhadap sasaran-sasaran. Administrasi tradisional dikecam karena
fokusnys pada struktur dan proses ketimbang hasil. Sedangkan sektor swasta biasa
bereksperimen dengan kerangka kerja/struktur organisatoris dengan konsep konsep
desentralisasi, dan fleksibilitas .
PENUTUP
Seperti yang dikatakan Perry & Kraemer, Public Management is major segment of the
broader field of public administration.Lebih lanjut dikatakan bahwa public
management is concerned with the functions and processes of management in
agencies at all levels of government as well as the non-profit sector. Thus,public
management focuses on the managerial tools,techniques, knowledges,and skills that
can be used to turn ideas and policy into programs of action.A few of these
techniques and competencies are : position classification systems, recruitment and
selection procedures,management by influence, budget analysis and
formulation,supervisory skills,long range or strategic planning,program and
organizational evaluation, feedback and control mechanism (management information
systems), contract management,project management and reorganization.
REFERENSI
Bryant, Coralie & White, Louis G., Manajemen Pembangunan Untuk Negara
Berkembang, Rusyanto L.(Peny) LP3ES, Jakarta, 1987.
Graham, Cole B., Jr., & Hays S.W., Managing The Public Organization, Washington
DC : CQ Press, 1986.
Kumorotomo,Wahyudi.2021. Menciptakan Pemerintahan yang Lincah,Kolaboratif
dan Akuntabel,: Tantangan manajemen Publik di Indonesia dalam
Lele,Gabriel dan Wahyudi Kumorotomo,(ed),2021. Tinjauan Studi Majamen
dan Kebijakan Publik di Indonesia:Menegaskan Identitas dan meneguhkan
Relevansi
Terry, G.R., Principle of Management, Third edt., Homewood, Illionis, R.D. Irwin,
Inc., 1960.