Anda di halaman 1dari 11

“ISLAMISASI ILMU DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT ILMU”

“diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu’”

Dosen Pengampu : Tri Eka Putra Muhtarivansyah Waruwu, MA.

Sem. III-A/Perbandingan Madzhab

Disusun oleh :

Siti Mauliza (0202201015)

PRODI PERBANDINGAN MADZHAB

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur
kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan
InayahNya sehingga saya dapat merampungkan penyusunan proposal penelitian ilmiah pada
mata kuliah Filsafat Ilmu dengan judul “Islamisasi Ilmu Dalam Perspektif Filsafat Ilmu” tepat
pada waktunya.

Penyusunan proposal penelitian ilmiah ini memenuhi tugas dari dosen saya, Bapak Tri
Eka Putra Muhtarivansyah Waruwu, MA., semaksimal mungkin saya upayakan dan didukung
bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak
lupa saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam
merampungkan proposal penelitian ilmiah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan
lapang dada saya membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi
saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.

Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari proposal penelitian ilmiah


sederhana ini dapat diambil manfaatnya dan besar keinginan saya dapat menginspirasi para
pembaca untuk mengangkat permasalahan lain yang relevan pada tulisan tulisan selanjutnya.

Penyusun

Siti Mauliza

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dibandingkan dengan kemajuan ilmu-ilmu alam, menurut Sutrisno Hadi, ilmu-ilmu
sosial humonaria, termasuk ilmu-ilmu agama, ternyata masih sangat terbelakang.
Keterbelakangan ini sangat ditentukan banyak hal, yaitu : pertama, metodologi penelitian
yang kurang memadai di kalangan ulama dan cendekiawan keagamaan; kedua, kurang
mendalamnya penguasaan medan kajian keagamaan; ketiga, masih kurangnya pemahaman
terhadap perkembangan dinamika masyarakat dan tanda-tanda jaman; dan, keempat, belum
tajamnya kemampuan analisis mereka. Untuk itu diperlukan ilmu bantu seperti teori-teori
dalam ilmu kemasyarakatan, ilmu kemanusiaan, ilmu kealaman, bahkan filsafat, termasuk
filsafat ilmu sebagai cabang darinya.
Dalam memecahkan keterbelakangan pengembangan ilmu-ilmu sosial-humaniora,
penulis memandang perlu untuk melakukan upaya sistematis dalam Islamisasi ilmu dengan
menawarkan filsafat ilmu sebagai sudut pandang atau perspektifnya. Menurut Koento
Wibisono Siswomiharjo, hal ini karena filsafat ilmu dapat kita jadikan gambaran; yaitu
sebagai jaring interaksi-interelasi antara berbagai cabang ilmu. Gambaran filsafat ilmu ini
berarti dapat pula kita aplikasikan pada gagasan Islamisasi ilmu tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pemikiran di atas, penulis merumuskan masalah yang dikaji, yaitu :
1. Mengapa kita perlu melakukan Islamisasi ilmu?
2. Mengapa filsafat ilmu dapat digunakan sebagai perspektif dalam gagasan Islamisasi
ilmu?
3. Bagaimana filsafat ilmu itu dapat digunakan dalam Islamisasi ilmu?

Keempat rumusan masalah tersebut akan dijadikan pijakan dalam pembahasan hasil
penelitian ini.

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui mengapa perlu melakukan islamisasi ilmu
2. Untuk mengetahui mengapa filsafat ilmu itu dapat digunakan dalam islamisasi ilmu
3. Untuk mengetahui bagaimana filsafat ilmu itu dapat digunakan dalam islamisasi ilmu

ii
D. SISTEMATIKA PENULISAN
Penulisan proposal penelitian karya ilmiah ini akan disusun secara sistematik. Dimulai
dari pendahuluan, yang terdiri atas latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, dan
sistematika penulisan. Pada bab selanjutnya, terdapat pembahasan berdasarkan rumusan
masalah dan tujuan yang disebutkan pada bab awal. Terakhir adalah Penutup, yang berisi
kesimpulan dan saran.

iii
BAB II
PEMBAHASAN
A. LANDASAN TEORI
Filsafat dan ilmu, menurut Amsal Bakhtiar, adalah dua kata yang saling terkait
baik secara substansial maupun historikal. Ini karena kelahiran ilmu tidak lepas dari
peranan filsafat. Demikian pula sebaliknya, perkembangan ilmu memiliki peran besar
dalam memperkuat keberadaan filsafat. Filsafat, tegas Bakhtiar, telah berhasil
mengubah pola pemikiran umat manusia pada umumnya. Berkat andil filsafat, pola
pikir kuno yang selalu tergantung pada dewa diubah menjadi pola pikir yang
menyandarkan diri pada rasio. Peristiwa alam, seperti gerhana dan bencana alam, tidak
lagi selalu dikaitkan dengan anggapan bahwa dewa sedang tertidur atau marah, namun
sudah mulai membacanya sebagai fenomena alamiah.
Konteks filsafat ilmu sebagai perspektif dalam Islamisasi ilmu mengandung arti
bahwa filsafat ilmu dapat dijadikan sudut pandang, tolok ukur, atau posisi berdiri kita
untuk menganalisis dan menyusun rangkaian landasan berfikir yang sangat
memungkinkan dalam membangun suatu kerangka kesimpulan-kesimpulan tertentu
bagi pengembangan keilmuan Islam. Karena itu terlebih dahulu kita harus
membicarakan konteks ontologi filsafat ilmu agar mempunyai wawasan yang jelas bagi
apa dan bagaimana sudut pandang, tolok ukur, dan posisi berdiri kita tersebut. Orang
mulai kembali melirik dan banyak berharap kepada filsafat. Kalau pun itu tidak dapat
menyelesaikan persoalan, namun setidaknya untuk memahami dan mencari akar dari
persoalan persoalan yang mengemuka dengan dilakukan secara sistematis, dan
universal.
Kemudian filsafat ilmu menawarkan dirinya sebagai perspektif bagi ilmu-
ilmu lain, termasuk keilmuan Islam. Filsafat ilmu sekaligus juga membawa misi untuk
mengikis suatu pandangan bahwa ilmu merupakan barang yang sudah jadi dan tertutup
bagi perubahan dan pembaharuan serta pengembangan . Filsafat ilmu sebagai
perspektif atau cara pandang, seperti yang diistilahkan oleh Siswomiharjo, memiliki
batasan atau ruang lingkup tertentu yang menjadi identitas dalam penyelidikan atau
refleksi mendasar terhadap wacana keilmuan. Ruang lingkup yang menjadi bahan
kajian dalam filsafat ilmu pada dasarnya dapat disederhanakan dalam tiga pertanyaan

1
mendasar, yaitu: apa yang ingin diketahui (ontologi), bagaimana cara memperoleh
pengetahuan itu (epistemologi), dan apakah nilai pengetahuan tersebut bagi manusia
(aksiologi). Ketiga pertanyaan mendasar ini berusaha dicari jawabannya melalui filsafat
ilmu dengan menggunakan metode-metode tertentu.
B. KERANGKA TEORI

Pada bagian terdahulu telah diungkapkan bahwa keterbelakangan pengembangan


ilmu dalam Islam adalah salah satunya dikarenakan belum tersedianya atau setidaknya
belum lengkapnya metodologi yang memadai serta kurang tajamnya kemampuan
analisis di kalangan umat Islam sehingga diperlukan ilmu-ilmu bantu untuk mencari
jalan keluar dari permasalahan ini. Pengembangan keilmuan dalam gagasan Islamisasi
ilmu sangat membutuhkan filsafat ilmu sebagai perspektifnya. Ini karena filsafat ilmu
adalah salah satu cabang ilmu filsafat yang tumbuh paling belakangan sebagai
kesadaran untuk menyatukan kembali ikatan-ikatan antara ilmu pengetahuan dengan
filsafat (sebagai sumber dari ilmu). tiga, filsafat ilmu diterapkan dalam Islamisasi ilmu
dengan cara dijadikan sebuah sudut pandang, tolok ukur, atau posisi berdiri kita untuk
menganalis dan menyusun kerangka kerja pengembangan keilmuan Islam, dengan
menggunakan pendekatan dan metodologi yang tersedia dalam filsafat.

2
BAB III

METODE PENELITIAN

Untuk mengumpulkan bahan-bahan dalam penyusunan penelitian ini digunakan cara


atau metode yaitu :

A. PENDEKATAN PENELITIAN
Dalam penulisan ini saya memakai pendekatan kualitatif dimana pendekatan
kualitatif adalah pendekatan yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan
analisis. proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian
kualitatif. landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian
sesuai dengan fakta dilapangan. selain itu landasan teori juga sangat bermanfaat
untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai
pembahasan hasil penelitian.
B. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian yang yang dilakukan adalah penelitian kualitatif. Metode
kualitatif digunakan untuk meneliti pada kondisi objek ilmiah. Dengan digunakan
metode kualitatif, maka data yang didapat akan lebih lengkap, lebih mendalam,
kredibel, dan bermakna sehingga tujuan penelitian dapat tercapai.
Rancangan penelitian kualitatif dengan cara membaca berbagai informasi
tertulis, berfikir dan melihat objek dengan cara melakukan wawancara dengan
beberapa pertanyaan dan sebagainya.
C. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN
Lokasi penelitian dilakukan dirumah masing-masing dengan bantuan jalur
komunikasi melalui aplikasi whatsapp. Pertanyaan dan jawaban dilakukan
menggunakan aplikasi tersebut dikarenakan kegiatan perkuliahan sampai sekarang
masih berlangsung secara daring (dalam jaringan).
D. SAMPEL DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Pada penelitian ini, hanya 3 sampel yang diambil. Dan kepada 3 sampel ini
penulis menanyakan beberapa pertanyaan, dan sampel menjawab pertanyaan
berdasarkan pemikiran dan argumentasinya masing-masing.
Dalam penilitian ini, penulis mengumpulkan data dengan cara mengajukan
beberapa pertanyaan yang menjadi latar belakang penulisan ini, adapun pertanyaan-

3
pertanyaan yang diajukan ialah : pertama, Mengapa kita perlu melakukan Islamisasi
ilmu; kedua, Mengapa filsafat ilmu dapat digunakan sebagai perspektif dalam
gagasan Islamisasi ilmu?; ketiga, bagaimana filsafat ilmu itu dapat digunakan
dalam islamisasi ilmu. lalu penulis mengumpulkan jawaban-jawaban dari
pertanyaan tersebut. Dan penulis juga melakukan penelitian kepustakaan dari jurnal
dan sebagainya yang bisa menjadi literatur yang berkenaan dengan materi
penelitian ini.
E. VARIABEL TERIKAT
Variable terikat : mahasiwa mahasiswi UIN Sumatera Utara dari 3 Prodi yang
berbeda, diantaranya Prodi Perbandingan Madzhab (Saudari Dinda Elika),
Pendidikan Bahasa Arab (saudari Annisa), dan Hukum Keluarga Islam (saudara
Farhan Manurung).
F. TEKNIK PENOLAHAN DATA
1. Reduksi Data
Tiga sampel menjawab pertanyaan tersebut. Kemudian jawaban
jawaban tersebut dikumpulkan dikarenakan berbeda pendapat pada setiap
orang, tetapi pada intinya pemikiran mereka tetap sama. Pada intinya bahwa
islamisasi ilmu sangat perlu, dan filsafat ilmu sangat dibutuhkan dalam proses
islamisasi ilmu ini.
2. Menarik Kesimpulan/Verifikasi
Dari data data yang diperoleh melalui pengajuan beberapa pertanyaan
kepada beberapa sampel serta berdasarkan literatur yang ada, dapat ditarik
kesimpulan bahwa Islamisasi ilmu adalah pembaruan pemahaman, yang mulai
dipengaruhi pemahaman sekuler, yang menyebabkan ilmu agama mulai jauh
dari ketentuan Al Qur'an dan Hadis Rasulullah. Dengan ada nya islamisasi,
maka ilmu dikembalikan kepada ilmu rabbaniyah, dimana seluruh ilmu
merupakan dari Allah SWT, islamisasi menuntun kembali pemahaman sesuai
dengan ketentuan Al Qur'an dan Sunnah Rasulullah.
Hal ini sangat penting dimasa saat ini, dimana pemahaman sekuler mulai
menyebar dan merusak nilai nilai ilmu agama, dengan islamisasi orang orang
kembali berpemahaman dan berkelakuan baik qalb atau pun fi'li sesuai dengan
tuntunan Al Qur'an dan Sunnah Rasulullah yang sebenarnya benarnya.
filsafat ilmu membahas tentang hakikat nya ilmu itu,penting nya ilmu
itu. Apalagi dalam gagasan islamisasi ilmu itu sendiri. filsafat ilmu bisa
4
digunakan sebagai gagasan atau tempat berdirinya dalam melakukan islamisasi.
Dimana merujuk pada latar belakang mengapa islamisasi harus dilakukan salah
satunya adalah karena kurang nya pengetahuan mendalam akan ilmu ilmu
pengetahuan terutama ilmu agama. Dengan adanya filsafat ilmu dengan salah
satu tujuan untuk melakukan penyelidikan medalam kepada ilmu pengetahuan
yang mulai menyebar dengan berbagai pemahaman, adanya filsafat sebagai
penyatu ilmu ilmu tersebut dan dikembalikan kepada sains islam/ilmu
rabbaniyah.
Filsafat ilmu dapat digunakan sebagai gagasan islamisasi dengan
menjadikan filsafat ilmu sebagai tonggak berdiri/gagasan untuk menganalisis
dan menyusun rencana secara sistematis tentang hal apa yg harus dilakukan agar
islamisasi berjalan sempurna dan cenderung tidak memakan waktu yang lama
akibat tergerus pemahaman sekuler juga akibat terpengaruhi globalisasi.
G. KETERBATASAN
Penelitian kecil ini adalah pembelajaran, dan pengalaman, banyak hal-hal yang
belum penulis ketahui mengenia banyak hal dalam teknis pembuatan proposal
penelitian. jadi mohon dimaklumi dengan adanya ketidaksempurnaan proposal
sederhana ini, tugas proposal ini menjadi bagian dari pengalaman yang dapat
membuat penulisa memiliki pengetahuan baru, buah dari hasil mencari-cari
beberapa referensi untuk memahami sebuah probosal penelitian. Karena penulis
menyadari bahwa proposal penelitian ini jauh dari baik, kedepan InsyaAllah penulis
akan mempelajari lebih dalam dan memperbaiki segala kesalahan dengan
semaksimal mungkin.

5
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Akhirnya penulis menyimpulkan bahwa gagasan Islamisasi ilmu sangat
erat dengan adanya beberapa faktor yang melatarbelakanginya, di
antaranya adalah: kebutuhan tersedianya metodologi penelitian yang
memadai di kalangan umat Islam, khususnya ulama atau cendekiawan
keagamaan lainnya; kurang mendalam dan luasnya penguasaan medan
kajian keagamaan pada mereka; dan untuk mengantisipasi perkembangan
dinamika masyarakat dan tanda-tanda jaman.
Pengembangan keilmuan dalam gagasan Islamisasi ilmu sangat
membutuhkan filsafat ilmu sebagai perspektifnya. Ini karena filsafat ilmu
adalah salah satu cabang ilmu filsafat yang tumbuh paling belakangan
sebagai kesadaran untuk menyatukan kembali ikatan-ikatan antara ilmu
pengetahuan dengan filsafat (sebagai sumber dari ilmu) yang selama ini
menunjukkan fenomena yang memprihatinkan akibat semakin jauhnya
jarak antara keduanya. Masing-masing merambah pada jalan yang berlainan
dan tidak saling menyapa dan bahkan terkadang saling berbenturan satu
sama lain.
Filsafat ilmu, dalam konteks fungsinya, juga diartikan sebagai
penyelidikan lebih lanjut tentang ciri-ciri pengetahuan ilmiah dan cara-
cara untuk memperolehnya dengan melakukan kegiatan berefleksi secara
mendasar sistematis, dan universal.
Filsafat ilmu sebagai perspektif bagi pengembangan sains Islam
mengandung pengertian bahwa filsafat ilmu dapat dijadikan sebuah sudut
pandang, tolok ukur, kita untuk menganalis dan menyusun framework
pengembangan sains Islam. Analisis dan penyusunan ini dapat dilakukan
pada setiap bidang disiplin ilmu yang ada dalam Islam.

6
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Abdur Rachim, 1992, Metode Penelitian Tafsir dan Pengembangannya dalam
Amin, M. Masyhur (ed.), Pengantar ke Arah Metode Fenelitian dan Pengembangan Ilmu
Pengetahuan Agama, Balai Penelitian P3M IAIN Yogyakarta, Yogyakarta.

Amien, Miska Mohammad, 1983, Epistemologi Islam: Pengantar Filsafat


Pengetahuan Islam. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.

Bakhtiar, Amsal, Filsafat Ilmu, Edisi Revisi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai