Anda di halaman 1dari 2

Bahasa Jawa memiliki beberapa tingkat tutur, atau ragam bahasa yang berhubungan dengan

etika pembicara pada lawan bicara atau orang yang dibicarakan.

1. Bahasa Ngoko Lugu

Ngoko lugu merupakan tingkatan pertama dan paling dasar dalam bahasa Jawa. Bahasa ini hanya
diterapkan untuk komunikasi dengan orang yang lebih muda atau orang yang kedudukannya sejajar
dengan kita. Misalnya, komunikasi antara orangtua dengan anaknya, majikan dengan pembantunya,
atau sesama teman yang sudah dekat dan saling akrab.

Dalam kehidupan masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya, bahasa juga turut menentukan sopan atau
tidaknya seseorang. Apabila orang yang secara usia atau kedudukan lebih rendah berbicara dengan
orang tua menggunakan bahasa ngoko lugu, maka ia akan dianggap kurang sopan.

2. Bahasa Ngoko Alus

Tingkatan kedua, ialah ngoko alus. Setingkat lebih tinggi daripada ngoko lugu, bahasa ini digunakan
untuk komunikasi dengan orang yang sudah akrab tapi masih menjunjung tinggi kesopanan dan rasa
saling menghormati. Misalnya, komunikasi antara sesama rekan kerja di kantor. Ya

3. Krama lugu

Tingkatan yang lebih tinggi dari ngoko, ialah bahasa krama. Bahasa krama dibagi lagi menjadi dua,
yakni krama lugu dan krama inggil. Krama lugu inilah yang merupakan tingkatan paling dasar dari
bahasa Krama.

4. Krama Inggil

Krama inggil merupakan tingkatan tertinggi dalam bahasa Jawa. Tak jauh berbeda dari Krama
lugu, bahasa ini digunakan untuk komunikasi dengan orang yang lebih tinggi, baik secara usia
maupun kedudukannya.

Bahasa krama biasa digunakan ketika hendak berbicara dengan orang yang lebih dihormati.
Tingkat kehalusan dan kesopanannya dinilai lebih tinggi daripada basa ngoko.

Bahasa krama umumnya digunakan dalam percakapan dengan orang yang memiliki status atau
derajat lebih tinggi. Contoh kalimatnya biasa dipakai dalam acara formal yang memerlukan
unggah-ungguh lengkap.

Fakta-Fakta tentang Bahasa Jawa :

1. Bahasa Jawa Memiliki Banyak Penutur

Seperti telah disebutkan sebelumnya. Bahasa Jawa merupakan bahasa dengan penutur
terbanyak di Indonesia. Bahasa jawa banyak dituturkan oleh masyarakat yang tinggal di wilayah
Jawa tengah, Yogyakarta, Jawa timur dan sebagian penduduk di daerah Banten juga penduduk
disekitar kawasan Pantai utara, seperti Karawang, Cirebon, Indramayu dan Subang.

Selain di Nusantara, bahasa Jawa digunakan oleh masyarakat di negara Suriname dan juga di
Aruba, Curacao dan Kaledonia baru. Meskipun jumlah penuturnya tak sebanyak di negara
Suriname yang mayoritas penduduknya juga bersuku Jawa.

2. Memiliki Dialek atau Logat Berbeda


Sama seperti bahasa Sunda, bahasa Jawa juga memiliki logat yang berbeda antara satu daerah
dengan daerah lainnya. Logat orang yang tinggal di pesisir pantai utara tentu saja akan berbeda
dengan Penutur di wilayah Solo dan Yogyakarta yang dikenal lembut.

3. Terbagi Kedalam Beberapa Strata

Dalam masyarakat Jawa, terdapat beberapa pilihan penggunaan Bahasa Jawa dan pilihan Bahasa
Jawa ini memiliki tingkatan yang berbeda (mulai dari tingkatan bahasa yang kasar hingga
tingkatan bahasa yang halus).

Nah, tingkatan bahasa inilah yang kemudian menentukan kesan hormat dan sopan-nya si
penutur. Dalam kehidupan bermasyarakat di ruang lingkup masyarakat Jawa, terdapat 3 ragam
bahasa, yaitu ngoko, madya, dan krama. Dan bahasa krama sendiri masih terbagi lagi menjadi
beberapa sub bahasa, seperti Bahasa Jawa Krama Inggil, krama desa, bahasa istana/ keraton,
dan bahasa kasar.

Sumber :

https://salamadian.com/bahasa-jawa-halus/

Anda mungkin juga menyukai