Yang dimaksud orang yang lebih tua di sini adalah kakek, nenek,
ayah, ibu, pakdhe, bulik, kakak dan yang lain. Terhadap mereka
biasanya orang jawa menggunakan bahasa krama bahkan krama inggil
dalam bertutur sapa. Seorang yang berbicara dengan bahasa Jawa
tinggi (krama inggil) secara mulus adalah alus. Jiwa dan watak
seseorang akan alus sepanjang ia secara emosional memahami
struktur akhir keberadaannya atau mampu menempatkan diri secara
tepat.
orang yang belum dikenal dengan mengesampingkan usia dan kedudukan. Orang
asing yang belum dikenal bisa dari daerah sendiri maupun dari luar daerah. Orang
asing yang sedaerah, dalam hal ini ialah orang Jawa dengan orang Jawa lain yang
belum dikenal sama sekali. .Biasanya orang Jawa menggunakan kata-kata yang
pantas untuk memberi hormat pada orang asing. Terkadang orang Jawa
menggunakan bahasa krama biasa kepada orang asing yang lebih muda dan
menggunakan bahasa krama inggil terhadap orang asing yang lebih tua. Untuk
menyapa orang yang dikenal tetapi tidak begitu dekat atau orang yang belum
dikenal sama sekali
Kepada orang yang setara atau
sederajat
Orang Jawa yang setara baik usia, derajat dan sudah dikenal akrab kebanyakan
menggunakan tataran bahasa ngoko. Hal ini bukan berarti tanpa ada
penghormatan di antara mereka atau mengesampingkan unggah-ungguh, tetapi
dengan bahasa ngoko sudah dianggap sebagai prinsip saling menghormati.
Sikap pada saat mereka berkomunikasi atau tepatnya berbicara, mereka bebas
dengan tidak meninggalkan sopan santun. Orang Jawa yang menggunakan
bahasa Jawa ngoko ini biasanya dilakukan antara bawahan dengan bawahan,
anak muda dengan anak muda, bukan dari golongna ningrat, rakyat biasa
dengan rakyat biasa termasuk murid dengan murid. Seperti kalimat ”kowe arep
neng endi?”, atau ”Sampean arep neng endi?”.
Kepada orang yang lebih muda atau bawahan
Untuk menjaga keharmonisan dan kesalarasan sosial, maka orang yang lebih
tua harus dapat menjaga kehormatannya dihadapan orang yang usianya lebih
muda. Kebanyakan orang tua menggunakan bahasa Jawa ngoko atau krama
madya terhadap orang usianya lebih muda.32 Orang Jawa yang lebih tua
menggunakan bahasa Jawa ngoko kepada orang yang lebih muda, apabila
sudah dikenal akrab atau mempunyai hubungan darah. Disamping usia juga
status sosial. Sebagai atasan atau orang yang mempunyai kedudukan
sederajat lebih tinggi, orang Jawa tetap akan berusaha menjaga sikap
berbicara kepada orang biasa atau bawahannya. Orang yang lebih rendah
mengambil pola andap-asor dan yang lebih tinggi mengambil pola yang lebih
tinggi, meskipun terkadang sedikit terkesan sombong.
Terimakasih
Semoga bermanfaat