Anda di halaman 1dari 3

BAHASA INDONESIA

1. Bahasa daerah Jawa Tengah (Solo)


a) Bahasa daerah di Solo, Jawa Tengah dikenal dengan Bahasa Jawa
Surakarta atau Bahasa Jawa Kewu atau dikenal juga dengan Dialek
Mataram. Bahasa ini banyak digunakan di daerah Solo Raya dan
Daerah Istimewa Yogyakarta. Bahasa ini banyak dipengaruhi oleh
dialek kewu. Dialek ini menjadi standar pengajaran untuk materi
bahasa Jawa di Provinsi Jawa Tengah, Daerah Istimewa
Yogyakarta dan Jawa Timur.
b) Pada jaman penjajahan, pulau jawa menjadi pulau yang memiliki
pengaruh besar. Hal ini terjadi karena Pulau Jawa merupakan pusat
pemerintahan Hindia Belanda dan juga pusat pergerakan
kemerdekaan. Pada tahun 1991 diadakan sebuah kongres yang
disebut kongres Bahasa Jawa. Kongres ini dilakukan untuk
melestarikan Bahasa Jawa dan menelurusuri asal usul Bahasa Jawa.
Sampai saat ini tidak ada yang tahu pasti tentang asal usul Bahasa
Jawa karena Bahasa Jawa sudah digunakan sejak zaman kerajaan
dahulu kala. Berdasarkan keberadaaannya, Bahasa Jawa sudah ada
sejak abad IX. Para peneliti yang melakukan penelitian tentang
Bahasa Jawa menganggap bahsa Bahasa Jawa adalah sebuah
peninggalan yang tidak diketahui asal usul nya.
c) Kata pertama adalah “Mokmen”. Kata “Mokmen” berarti “bisa
minta waktu sebentar”. Kata ini berasal dari Bahasa Inggris
“Moment please”. Kata “Mokmen” biasanya digunakan oleh polisi
di daerah solo saat ada Razia. Kata kedua adalah “Teh Kampul”.
“Teh Kampul” berasal dari the yang disajikan dengan air the
dengan irisan jeruk nipis yang mengapung (kemampul).
2. Dalam proses komunikasi, tentunya mahasiswa membutuhkan semua
keterampilan komunikasi yang berupa membaca, menyimak, menulis, dan
berbicara.
- Hubungan membaca dan menulis
Keterampilan membaca dan menulis adalah keterampilan yang saling
melengkapi. Mahasiswa perlu membaca untuk tau apa yang akan
dituangkannya dalam tulisan. Dalam proses menulis tentu saja
mahasiswa akan lebih cenderung menggunakan kata kata yang sering
ia baca. Maka dari itu semakin baik keterampilan membaca akan
memberikan dampak pada keterampilan menulis
- Hubungan membaca dan berbicara
Sama hal nya seperti menulis, mahasiswa akan lebih sering
mengucapkan kata kata yang sering dibaca. Pengetahuan seseorang
dapat dinilai dari kosa kata yang digunakan berbicara. Baik atau
tidaknya kosa kata seseorang tergantung pada banyak nya ia membaca.
Maka kemampuan berbicara seorang mahasiswa akan tergantung pada
kemahiran nya dalam membaca
- Hubungan menyimak dengan menulis
Keterampilan menyimak dan menulis adalah keterampilan yang saling
melengkapi. Keterampilan menyimak membutuhkan penyandian dari
symbol sedangkan keterampilan menulis menggunakan symbol.
Mahasiswa akan menggunakan symbol symbol yang didapat dari hasil
menyimak untuk dituangkan dalam tulisan.
- Hubungan menyimak dan berbicara
Keterampilan menyimak dan berbicara adalah keterampilan yang
saling bergantung. Menyimak dan berbicara merupakan keterampilan
berbahasa secara lisan. Menyimak dan berbicara sama sama
membutuhkan penyandian dari symbol symbol lisan. Pada dasarnya
Bahasa yang digunakan oleh seseorang dalam berkomunikasi berasal
dari Bahasa yang sering ia dengarkan. Maka Bahasa yang sering
disimak oleh mahasiswa akan cenderung ia gunakan dalam berbicara.
3. Bahasa melayu mulai banyak berkembang pada abad ke 7. Hal ini terjadi
karena adanya beberapa alasan, yaitu:
- Bahasa melayu digunakan sebagai Bahasa budaya pada zaman
sriwijaya (digunakan menjadi Bahasa buku pelajaran agama Budha)
- Bahasa melayu digunakan sebagai Bahasa perhubungan antar suku di
Nusantara
- Bahasa melayu digunakan sebagai Bahasa perdagangan baik sebagai
Bahasa dagang antar suku di Nusantara dan juga Bahasa dagang bagi
pedagang yang datang dari luar nusantara.
- Banyaknya peninggal kerajaan islam yang menggunakan Bahasa
melayu seperti pada batu nisan
- Bahasa melayu dapat diterima dengan mudah oleh masyarakat karena
Bahasa melayu tidak mengenal tutur
4. Alasan Bahasa melayu dipilih dan disepakati untuk diangkat menjadi
Bahasa Indonesia adalah karena system Bahasa melayu dikenal sederhana.
Dalam hal ini masyarakat dapat mudah memahami Bahasa melayu karena
Bahasa melayu tidak memiliki banyak tingkatan. Beda halnya dengan
Bahasa lain yang ada di Nusantara pada saat itu seperti Bahasa jawa, Bali,
Sunda, dan Madura yang masing masing memiliki tingkatannya sendiri.

Anda mungkin juga menyukai