Anda di halaman 1dari 15

BAB III

TINJAUAN UMUM KIMIA FARMA TRADING AND DISTRIBUTION

3.1. Sejarah Kimia Farma Trading and Distribution


Kimia Farma merupakan BUMN yang berbentuk perseroan terbatas (PT)
bergerak dibidang kesehatan dimana pelaksanaannya harus sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan No.1191/MENKES/SK/IX/2002. PT. Kimia Farma
Trading and Distribution (KFTD) dulunya merupakan divisi Pedagang Besar
Farmasi (PBF) dari PT Kimia Farma Tbk, divisi ini memiliki tugas utama
mendistribusikan produk-produk farmasi yang diproduksi PT. Kimia Farma Tbk,
ke outlet-outlet yang tersebar ke seluruh Indonesia. Berbekal kemampuan serta
pengalaman menangani pendistribusian produk-produk, PT. Kimia Farma Tbk.
sejak tahun 1917, pada tanggal 4 Januari 2003 yang merupakan divisi Pedagang
Besar Farmasi (PBF) kemudian berkembang menjadi anak perusahaan dengan
nama PT. Kimia Farma Trading and Distribution, yang berbasis Jasa Layanan
Perdagangan dan Distribusi. PT. Kimia Farma Trading and Distribution secara
umum dalam penyelenggaran terbagi dalam Trading yang mengarah pada
penjualan institusi (tender) dan distribusi yang mengarah pada penjualan rutin.
Visi Kimia Farma Tradinga and Distribution yaitu menjadi perusahaan
terkemuka di bidang distribusi dan perdagangan produk kesehatan. Sedangkan
misi Kimia Farma Tradinga and Distribution antara lain :
a. Meningkatkan jaringan dan layanan distribusi serta aktivitas produk
kesehatan.
b. Melaksanakan proses bisnis berkualitas yang didukung oleh Sumber Daya
Manusia yang kompeten dan sistem informasi yang handal.
c. Memberikan nilai tambah dan manfaat yang berkesinambungan kepada
stake holder.

23
3.2. Struktur Organisasi Kimia Farma Trading and Distribution
Kimia Farma Trading and Distribution cabang Samarinda dipimpin oleh
Habib Almunawwar, S.Farm., Apt. sebagai Branch Manager atau Kepala cabang
Kimia Farma Trading and Distribution cabang Samarinda. Kepala cabang
bertanggung jawab memimpin tiga supervisor utama, penanggung jawab
Pedagang Besar Farmasi, penanggung jawabalat kesehatan, penanggung jawab
NAPZA dan kasir. Apoteker Penanggung jawab Pedagang Besar Farmasi
adalah Jhoda Dwi Komala, S.Farm.,Apt. sekaligus sebagai penanggung jawab
NAPZA. Penanggung jawab alkes adalah Ery Ramadhani dan kasir adalah
Rahmawati. Tiga supervisor utama meliputi supervisor penjualan adalah Heri
Wardani, supervisor tata usaha adalah Rika Amelia dan supervisor logistik adalah
Jhoda Dwi Komala, S.Farm., Apt.
Supervisor penjualan membawahi fakturis dan sales force. Fakturis adalah
Vivin Rinama dan sales force adalah Aris Sujanto, Dwianto, Karnelis Bale,
Mulyadi, Sugeng, Teguh, Yasin dan Yuli R.
Supervisor tata usaha membawahi collector atau penagih dan inkaso, admin
umum dan sumber daya manusia. Penagih adalah Budiono dan Sunaryo. Inkaso,
admin umum dan sumber daya manusia adalah Asriyani, A.Md.
Supervisor logistik membawahi transit in dan out, admin logistik dan
penyimpanan. Transit in dan transit out dipegang oleh Wawan, admin logistik
adalah Arniah sedangkan penyimpanan adalah Muh. Rahim.

24
Branch Manager
Habib Almunawwar, S.Farm.,
Apt
Penanggung Jawab PBF dan NAPZA
Jhoda Dwi Komala, S.Farm., Apt

Penanggung Jawab Alkes


Ery Ramadhani

Supervisor Penjualan Supervisor Tata Penanggung Jawab PBF dan


Heri Wardani Usaha NAPZA
Rika Amelia Jhoda Dwi Komala, S.Farm., Apt
Sales Force
1. Aris Sujianto Penyimpanan
2. Dwianto Collector/Penagih
1. Budiono Muh Rahim
3. Kornelis Bale
4. Mulyadi 2. Sunaryo
Transit Out
5. Sugeng Wawan
6. Teguh Inkaso, Admin Umum
7. Yasin & SDM Admin Logistik
8. Yuli R. Asriyani, A.Md Arniah
Fakturis
Vivin Rinama

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Kimia Farma Trading and Distribution


Cabang Samarinda
3.3. Pengelolaan Kimia Farma Trading and Distribution
Kimia Farma Trading and Distribution diketuai oleh Branch Manager.
Jabatan Branch Manager bertujuan untuk melakukan perencanaan, peng-
organisasian, pengendalian kegiatan penjualan reguler dan institusi, distribusi dan
administrasi Unit Bisnisnya di wilayah dalam rangka mencapai target yang telah
ditetapkan oleh perusahaan. Branch Manager mempunyai tugas, tanggung jawab
dan wewenang yaitu sebagai berikut:
A. Tugas dan Tanggung Jawab
1. Bertanggung jawab secara langsung kepada Branch Manager atas
pencapaian target sebagaimana ditetapkan perusahaan.
2. Bertugas dan bertanggung jawab atas keberhasilan dalam memperoleh
penjualan regular dan institusi sesuai target yang ditetapkan perusahaan.
25
3. Melaksanakan seluruh peraturan dan kebijakan yang ditetepkan
perusahaan.
4. Melakukan pengelolaan seluruh harta kekayaan (uang, barang, orang,
gedung, kendaraan) dan harta lainnya milik perusahaan.
5. Melakukan evaluasi atau kebenaran kegiatan seluruh transaksi bisnis
sesuai dengan ketentuan dan Standar Operasional Prosedur yang berlaku.
6. Menyusun dan merencanakan program kerja tahunan.
7. Bertanggung jawab atas tercapainya total penjualan dan laba sesuai
petumbuhan dan jumlah yang ditargetkan oleh perusahaan.
8. Menjaga dan meningkatkan citra perusahaan di lingkungan Kantor dan
seluruh area coverage cabang.
9. Melakukan kunjungan dan pembinaan terhadap pelanggan yang potensial
dan pelanggan baru (berdasarkan form kunjungan).
10. Melakukan koordinasai dengan prinsipal setempat untuk mendukung
pencapaian sasaran dan tujuan Perusahaan.
11. Melaksanakan pengadaan produk berasarkan stock level yang ditetapkan.
12. Menetapkan sistem hantaran yang efektif dan efisien.
13. Menganalisis mutu persediaan barang dagangan baik barang laku, barang
tidak laku, barang kurang laku maupun barang expire date.
14. Bertanggung jawab terhadap aset cabang.
15. Melakukan pembinaan terhadap seluruh Sumber Daya Manusia di cabang.
16. Menciptakan dan menjaga suasana yang kondusif dan harmonisasi
hubungan kerja diantara seluruh pegawai yang ada di cabang.
17. Melaksanakan seluruh kebijakan dan program yang ditetapkan perusahaan.
18. Melakukan pengendalian terhadap seluruh kegiatan administrasi internal
perusahaan meliputi administrasi penjualan, pembelian, piutang dagang,
hutang, kas atau bank serta perpajakan sesuai dengan ketentuan dan
standar Operasional Prosedur yang berlaku.
19. Membantu dan melaksanakan proyek institusi pusat di wilayah kerjanya.
20. Menjadi pimpinan koordinasi pemasaran produk Kimia Farma.
21. Mengelola dan mengkoordinasikan dengan baik seluruh kegiatan cabang
26
yang saling terkait, mulai dari kegiatan penjualan, logistik dan administrasi
sesuai dengan ketentuan dan Standar Operasional Prosedur yang berlaku.
22. Bertanggung jawab terhadap tercapainya kerjasamadan keharmonisan
hubungan kerja antara Unit Kerja Logistik dan Unit Bisnis di cabang.
23. Membangun hubungan dan kerja sama yang sinergis dengan seluruh
jajaran lainnya di perusahaan.
24. Melaporkan kepada Branch Manager mengenai permasalahan hukum
yang terjadi di cabang.
B. Wewenang
1. Mengambil keputusan berdasarkan tugas dan tanggungjawabnya.
2. Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada Branch Manager untuk
kebutuhan promosi, mutasi, dan degradasi SDM.
3. Memberikan laporan dan pertimbangan kepada Branch Manager terkait
dengan sanksi sampai dengan adanya keputusan berupa PHK di unitnya
apabila terjadi pelanggaran dan kelalaian yang merugikan perusahaan.
4. Melakukan kegiatan sesuai dengan kuasa cabang yang diberikan oleh
Branch Manager.

3.3.1. Pengelolaan Obat dan Alat Kesehatan


Pengelolaan obat dan alat kesehatan dilakukan oleh apoteker penanggung
jawab PBF dan apoteker penanggung jawab alat kesehatan. Jabatan APJ
(Apoteker Penanggung Jawab) bertujuan untuk melaksanakan evaluasi dan
pengendalian terhadap kegiatan kefarmasian, namun tidak terbatas pad
pengadaan, penyimpanan, pengamanan, pendistribusian/penyaluran, pengelolaan
dan pencatatan mutasi obat di gudang dengan menerapkan standar
pelayanan/praktek kefarmasian yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri
Kesehatan RI.

27
A. Tugas dan Tanggung Jawab
1. Bertugas dan bertanggung jawab untuk melakukan pekerjaan kefarmasian
yang meliputi pengadaan, penyimpanan, pengelolaan dan pendistribusian
atau penyaluran serta mutasi obat dan narkotika dari gudang perusahaan
kepada pelanggan berdasarkan ketentuan Cara Distribusi Obat yang Baik
(CDOB) sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan
RI ke pelanggan dan SOP yang berlaku.
2. Bertugas dan bertanggung jawab melakukan pemesanan obat dan
narkotika kepada sumber-sumber yang resmi dan sah (produsen) yang
telah terdaftar di Kementrian Kesehatan RI dengan menggunakan format
Surat Pesanan (SP) standar.
3. Bertugas dan bertanggung jawab untuk menyalurkan obat dan narkotika
sesuai dengan Surat Pesanan (SP) kepada apotek, rumah sakit, toko obat
atau lembaga lain, dimana SP ditandatangani oleh Apoteker Penanggung
Jawab dan selanjutnya di cap Perusahaan atau Instansi Pemesan.
4. Bertugasdan bertanggung jawab untuk melakukan pencatatan,
pendokumentasian dan pelaporan berkala (penerimaan, penyimpanana dan
pengeluaran obat dan narkotika) sesuai Peraturan Perundang-undangan
yang berlaku tentang mutasi obat dan narkotika.
5. Bertugas dan bertanggung jawab untuk melakukan penghentian/penarikan
(recall) atas obat dan narkotika yang tidak memenuhi syarat dan
selanjutnya mengembalikan obat dan narkotika kepada produsen sesuai
dengan ketentuan BPOM RI dan perusahaan yang berlaku.
6. Bertugas dan bertanggung jawab untuk melakukan pemusnahan atas obat-
obatan dan narkotika yang telah kedaluwarsa (expire date/ED), rusak dan
tidak memenuhi persyaratan sebagai obat layak edar setelah memperoleh
izin prinsip dari direksi dan sesuai dengan ketentuan BPOM RI.
7. Bertugas dan bertanggung jawab menegakan disiplin dalam melaksanakan
pekerjaan praktek kefarmasian sesuai dengan Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku.

28
B. Wewenang
Melakukan evaluasi, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan
pengadaan, penyimpanan, pengelolaan dan pendistribusikan atau penyaluran
serta mutasi obat dan narkotika sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan
dan SOP yang berlaku.
Selain itu, Apoteker Penanggung Jawab PBF juga yang bertanggungjawab
terhadap peredaran Narkotika, Psikotropika dan Prekursor. Apoteker
bersangkutan sudah mendapatkan izin edar dari menteri. Tugas dari penanggung
jawab yaitu memeriksa keabsahan surat pemesanan, memastikan pemenuhan
persyaratan keamanan, khasiat dan mutu sebelum melakukan penyaluran dan
penyerahan, memastikan jumlah barang yang dipesan sesuai yang tercantum
dalam surat pesanan, menolak pemesanan dari outlet yang tidak mempunyai hak
dan izin melakukan pemesanan, menyediakan gudang penyimpanan khusus
terpisah dari obat lainnya dan memegang kunci gudang.
Tujuan untuk jabatan Penanggung Jawab (PJ) Alat Kesehatan adalah
melaksanakan evaluasi dan pengendalian terhadap kegiatan kefarmasian
termasuk namun tidak terbatas pada pengadaan, penyimpanan, pengamanan,
pendistribusian atau penyaluran, pengelolaan dan pencatatan mutasi alat
kesehatan di gudang dengan menerapkan standar pelayanan atau praktek
kefarmasian yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI.
A. Tugas dan Tanggung Jawab
1. Bertugas dan bertanggung jawab untuk melakukan pekerjaan kefarmasian
yang meliputi pengadaan, penyimpanan, pengelolaan, pendistribusian atau
penyaluran serta mutasi alat kesehatan dari gudang perusahaan kepada
pelanggan berdasarkan ketentuan Cara Distribusi Alat Kesehatan yang
Baik (CDAKB) sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri
Kesehatan RI ke pelanggan dan SOP yang berlaku.
2. Bertugas dan bertanggung jawab melakukan pemesanan alat kesehatan
kepada sumber-sumber yang resmi dan sah (produsen) yang telah terdaftar
di Kementrian Kesehatan RI dengan menggunakan format Surat Pesanan
(SP) standar.
29
3. Bertugas dan bertanggung jawab untuk menyalurkan alat kesehatan sesuai
dengan Surat Pesanan (SP) kepada Apotek, rumah sakit, toko obat atau
lembaga lain, dimana SP ditandatangani oleh Apoteker Penanggung Jawab
dan selanjutnya di cap perusahaan atau institusi pemesan (kecuali toko
obat oleh asisten apoteker).
4. Bertugas dan bertanggung jawab untuk melakukan pencatatan,
pendokumentasian dan pelaporan berkala (penerimaan, penyimpanana dan
pengeluaran Alat Kesehatan) sesuai Peraturan Perundang-undangan yang
berlaku tentang mutasi Alat Kesehatan.
5. Bertugas dan bertanggung jawab untuk melakukan penghentian/penarikan
(recall) atas alat kesehatan yang tidak memenuhi syarat dan selanjutnya
mengembalikan alat kesehatan kepada produsen sesuai dengan ketentuan
BPOM RI dan perusahaan yang berlaku.
6. Bertugas dan bertanggung jawab untuk melakukan pemusnahan atas alat
kesehatan yang telah kedaluwarsa, rusak dan tidak memenuhi persyaratan
sebagai obat layak edar setelah memperoleh izin prinsip dari direksi dan
sesuai dengan ketentuan BPOM RI.
7. Bertugas dan bertanggung jawab menegakan disiplin dalam melaksanakan
pekerjaan praktek kefarmasian sesuai dengan Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku.
B. Wewenang
Melakukan evaluasi, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan
pengadaan, penyimpanan, pengelolaan dan pendistribusian atau penyaluran serta
mutasi Alat Kesehatan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan dan
Standar Operasional Prosedur yang berlaku.
3.3.2. Administratif
Bagian administratif terbagi menjadi dua bagian Tata Usaha dan kasir. Kasir
bertanggung jawab untuk penerimaan penagihan piutang dan mencatat hasil
penagihan piutang, melakukan pembukuan dan pelaporan mutasi kas. Sedangkan,
wewenang untuk kasir yaitu berwenang di dalam proses pengiriman kas.
Memvalidasi pembayaran dari piutang dari outlet, apotek, klinik dan rumah sakit
30
di sistem Sehingga dapat melakukan orderan kembali. Supervisor tata usaha
bertugas mengelola semua kegiatan administrasi dan keuangan dalam lingkungan
Kimia Farma Trading and Distribution cabang Samarinda berkoordinasi dengan
supervisor penjualan dan logistik untuk mendapatkan data yang benar dan
akurat sehingga menghasilkan laporan dan informasi yang tepat, relevan,
konsisten sebagai alat pengendalian, pengamanan aset dan sumber daya serta
pengambil keputusan.
Pengelolaan keuangan oleh supervisor tata usaha di bantu oleh bagian
inkaso, admin. umum dan SDM dan bagian penagih. Tugas supervisor tata
usaha meliputi membuat perencanaan biaya operasional selama sebulan,
mengurus pajak pembelian dan membuat laporan pembayaran pajak, laporan kas
bank yang berkoordinasi dengan kasir, memeriksa laporan piutang dagang
dari bagian inkaso. Pengelolaan sumber daya manusia seperti kualifikasi
penerimaan karyawan baru. Pengelolaan arsip dengan cara membuat arsip segala
setoran yang diterima dan tagihan yang harus dikeluarkan oleh kasir berhubungan
dengan setoran kas bank dan perpajakan.
Bagian penagih bertugaspenagihan outlet-outlet sesuai dengan tanggal
jatuh tempo tagihan, mencatat tagihan di buku setoran sebagai bukti tagihan telah
dibayar dan menyerahkan tagihan yang dibayar oleh outlet kepada kasir. Buku
setoran berisi tanggal penagihan, nama outlet dan jumlah tagihan yang
dibayarkan.
Bagian inkaso bertugas mengumpulkan data outlet yang belum melakukan
pembayaran berupa data faktur penjualan asli (putih) dari outlet, mencetak nota
pembayaran untuk melakukan penagihan untuk diserahkan ke bagian penagih,
dan membuat rekapitulasi penerimaan barang yang telah dibayar outlet untuk
diserahkan kepada kasir.Bagian inkaso merangkap sekaligus sebagai penanggung
jawab administrasi umum dan sumber daya manusia.Tugas dan tanggung jawab
administrasi umum dan sumber daya manusia adalah membuat database pegawai
untuk data pusat, melaporkan kontrak kerja karyawan dan cuti kerja karyawan
dan membuat laporan inventaris distributor setiap triwulan.

31
3.3.3. Sumber Daya Manusia
1. Supervisor Penjualan
Memiliki kewajiban dalam hal promosi produk-produk dari supplyer
menjalin koordinasi dengan supervisor lain untuk mencapai target penjualan
yang telah ditetapkan. Untuk mencapai target penjualan supervisor penjualan
menerapkan prinsip Divisionalisasi Team. Target penjualan berdasarkan satu
divisi untuk satu orang sales force. Prinsip divisionalisasi memberikan otoritas
kerja yang lebih besar kepada delegasi yang bersangkutan. Delegasi yang
menerima tanggung jawab tersebut terdiri beberapa orang yang membentuk tim.
Ada 9 divisi yang berperan penting dalam hal penjualan produk, yakni
diantaranya:
1. Divisi 1 yaitu produk kimia farma channel farma dalam kota. Contoh
outlet:
2. Divisi 2 yaitu produk kimia farma channel non farma dalam kota.
3. Divisi 3 yaitu produk kimia farma channel farma luar kota.
4. Divisi 4 yaitu produk kimia farma channel non farma luar kota.
5. Divisi 5 yaitu produk non kimia farma, channel farma dalam kota.
6. Divisi 6 yaitu produk non kimia farma non channel farma dalam kota.
7. Divisi 7 yaitu produk non kimia farma, channel farma luar kota
8. Divisi 8 yaitu produk non kimia farma, non channel farma luar kota
9. Divisi 9 yaitu untuk BMHP (Bahan Medis Habis Pakai) dan Alkes.
Supervisor Penjualan berkewajiban mengecek dan memeriksa laporan
penjualan yang dibuat sales force perhari dan mengadakan morning meeting
untuk meningkatkan kemampuan menjual. Data laporan penjualan sales
force berisi namasales force, target dan realisasi penjualan, target dan realisasi
kunjungan, pesanan atau keluhan dari outlet yang dikunjungi dan new open
outlet.
Supervisor Penjualan bertugas merekapitulasi peta pasar dari data laporan
penjualan sales forcetiap minggu serta menganalisa informasi pasar yang
diterima sales force, memproses surat pesanan outlet yang diberikan kepada
sales force berkoordinasi dengan Apoteker Penanggung Jawab Pedagang
32
Besar Farmasi untuk menetapkan orderan tersebut layak atau tidak layak
diproses kemudian menyetujui atau menolak surat pesanan setelah berdiskusi
dengan Apoteker Penanggung Jawab Pedagang Besar Farmasi. Bila pemesanan
disetujui maka supervisor penjualan berkoordinasi dengan supervisor logistik
untuk memeriksa keadaan stok digudang apakah barang pesanan tersedia atau
tidak, berkoordinasi dengan supervisor tata usaha bagian inkaso untuk
memeriksa status piutang dagang pelanggan, dan memerintah fakturis untuk
mencetak faktur penjualan sesuai surat pesanan dari pelanggan, supervisor tata
usaha bagian inkaso, supervisor logistik dan Apoteker Penanggung Jawab.
Supervisor penjualan membuat costomer record card yang berisi daftar riwayat
pembelian costumer di Kimia Farma Trading and Distribution cabang Samarinda
dengan melihat data arsip faktur penjualan yang disimpan fakturis.
Supervisor penjualan berkewajiban mengadakan pelatihan dan mengatur
pola jadwal kerja sales force. Pelatihan tersebut mengajarkan salam pembuka ke
outlet yang dikunjungi, mengatasi keberatan yang disampaikan outlet,
taking order dari outlet yang dikunjungi, penagihan kepada outlet yang
dikunjungi, membantu display obat outlet yang dikunjungi dan memberikan
salam penutup setelah selesai melakukan kunjungan.
Supervisor bertanggung jawab memimpin terhadap kinerja dari fakturis.
Fakturis bertugas menerima pemesanan dari supervisor penjualan, entry
penjualan dan menyerahkan ke gudang, membuat faktur penjualan dan
membuat faktur retur.
2. Supervisor Logistik
Supervisor logistik bertanggung jawab terhadap proses logistik mulai dari
perencanaan pembelian, pengendalian persediaan, penerimaan, penyimpanan,
pengiriman barang yang digudang baik obat-obatan maupun alat kesehatan,
keluhan dan bertanggung jawab mengkarantina obat dikembalikan atau
rusak, hasil penarikan kembali atau diduga palsu.
Supervisor logistik mengawasi kinerja bagian transit in dalam proses
penerimaan barang dan melakukan proses penerimaan barang datang digudang
meliputi kesesuaikan jumlah barang yang datang dengan faktur dan komputer,
33
tanggal kadaluarsa barang yang diterima, nomor batch dan jenis barang
yang diterima (bentuk sediaan dan dosis), mengawasi bagian transit out dalam
pengeluaran atau pengiriman barang dan kinerja bagian gudang dalam
penyimpanan barang, menjalin kerja sama yang baik antar petugas logistik dan
berkoordinasi dengan supervisor lainnya.
Bagian gudang penyimpanan membantu supervisor logistik untuk menjaga
kondisi penyimpanan barang yang ada di gudang dengan baik, memeriksa
keadaan penyimpanan digudang agar bebas dari hama, membuat nota retur
jika ada barang yang di retur, menempatkan barang retur ditempat
penyimpanan barang retur, membantu supervisor penjualan untuk pengecekan
ketersediaan barang digudang.
Bagian transit in membantu supervisor logistik melakukan penerimaan
barang pesanan yang datang ke gudang dan mencatat jumlah barang yang
diterima dan melaporkan ke supervisor logistik. Sedangkan bagian transit out
membantu supervisor logistik menyiapkan barang yang dipesan sesuai dengan
faktur penjualan, mengisi kartu stok di gudang saat pengeluaran barang dan
melakukan pemeriksaan barang keluar di transit out. Supervisor logistik berkerja
sama dengan bagian ekspedisi pihak III untuk mengantarkan barang yang
dipesan ke alamat outlet. Supervisor logistik bertanggung jawab memastikan
barang yang dipesan selama proses pengiriman terjaga keamanan, mutu dan
khasiatnya.

3.4. Perpajakan
Jenis pajak yang dikelola di bagian tata usaha PT. Kimia Farma Trading and
Distribution antara lain pajak pertambahan nilai (PPN) dan Pajak Penghasilan
(PPh).
3.4.1. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai
Barang dan Jasa dan Pajak dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah, Pajak
Pertambahan Nilai adalah pajak yang dikenakan atas :
34
a. Penyerahan barang kena pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh
pengusaha
b. Impor barang kena pajak
c. Penyerahan jasa kena pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh
pengusaha
d. Pemanfaatan barang kena pajak tidak berwujud dari luar Daerah Pabean
e. Pemanfaatan jasa kena pajak oleh pengusaha kena pajak
Daerah Pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah
darat, perairan dan ruang udara diatasnya serta tempat-tempat tertentu di Zona
Ekonomi Eksklusif dan Landas Kontinen. Barang kena pajak adalah barang yang
dikenakan pajak. Dalam PPN dikenal pula istilah diantaranya yaitu:
a. Pajak keluaran yaitu, PPN terutang yang wajib dipungut oleh pengusaha
kena pajak yang melakukan penyerahan barang kena pajak. Dalam hal ini
pajak keluaran merupakan pajak yang dikeluarkan oleh KFTD kepada
pelanggan terhadap transaksi jual beli yang dilakukan, dibuktikan dengan
adanya faktur pajak.
b. Pajak masukan yaitu, PPN yang seharusnya sudah dibayar oleh penguasaha
kena pajak karena perolehan barang kena pajak. Pajak masukan dalam hal
ini merupakan pajak yang telah dibayarkan oleh KFTD pada saat proses
pembelian barang kepada pihak principal pihak III, dibuktikan dengan
adanya Surat Setoran Pajak (SSP)
Faktur pajak yaitu, bukti pemungutan pajak yang dibuat oleh pengusaha
kena pajak yang melakukan penyerahab barang kena pajak. Faktur pajak dalam
hal ini dibundel menjadi satu bersama dengan faktur penjualan. Faktur pajak
pelanggan akan dikelola oleh pihak KFTD pusat.
3.4.2. Pajak Penghasilan (PPh)
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1983 tentang
Pajak Penghasilan, pajak penghasilan merupakan pajak yang dikenakan terhadap
orang pribadi atau perseorangan dan badan berkenan dengan penghasilan yang
diterima atau diperolehnya selama satu tahun pajak. Badan yang terdiri dari
Perseroan Terbatas, Perseroan Komandoditer, Badan Usaha Milik Negara dan
35
daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, persekutuan, perseroan atau
perkumpulan lainnya dan bentuk usaha tetap.
Orang pribadi yang dimaksud yaitu pegawai yang dikenakan pajak meliputi
pegawai tetap dan tidak tetap yang jumlah nominal kena pajaknya disesuaikan
dengan statusnya antara kawin, kawin dengan memiliki anak dan memiliki
tanggungan terhadap anak serta status tidak kawin. Berdasarkan PMK No.
162/PMK.001/2012 besarnya pajak yang dibayarkan dalam satu tahun yaitu Rp
24.300.000,- untuk pegawai dengan status tidak kawin, Rp 2.025.000,- untuk
pegawai dengan status kawin dan untuk status kawin dengan tanggungan anggota
keluarga berupa anak, jumlah anak yang ditanggung maksimal tiga orang.
Sedangkan, Badan Usaha Milik Negara dalam hal ini yaitu KFTD, dikenakan
pajak pula atas badan usaha dengan penghasilan yang diterima atau diterimanya
selama satu tahun pajak. Jumlah nominal pajak yang dikenakan berdasarkan dari
jumlah pemasukan yang didapat selama satu tahun.
Dalam hal pengelolaan pajak diambil alih oleh KFTD pusat, sedangkan
besarnya nominal paja penghasilan yang harus dibayarkan ke Direktorat Jenderal
Pajak dihitung oleh KFTD di cabang masing-masing di bagian tata usaha.

3.5. Evaluasi Kimia Farma Trading and Distribution


3.5.1. Inspeksi diri dan audit mutu
PBF Kimia Farma Cabang Samarinda melakukan inspeksi diri setiap tiga
bulan sekali yang dilakukan oleh Apoteker Penanggung Jawab. Hasil dari inspeksi
diri dilaporkan ke BPOM dan Kimia Farma Trading and Distribution Pusat di
Jakarta. Laporan yang disampaikan berupa laporan pendukung jalannya CDOB,
pencatatan suhu dan kebersihan. Inspeksi juga dilakukan jika terjadi kesalahan
pada PBF yang bersangkutan sehingga perlu dilakukan Corrective Action and
Preventive Action (CAPA)
Pada PBF Kimia Farma, selain dilakukan inspeksi diri, terdapat juga audit
mutu. Audit mutu di PBF Kimia Farma merupakan audit yang dilakukan oleh
pihak internal dalam hal ini dilakukan oleh Satuan Pengawas Internal (SPI) dan
pihak eksternal yaitu BPOM, akuntan publik. Audit mutu dilakukan secara
36
periodik dan dilengkapi dengan surat pengantar dari pihak yang akan melakukan
audit. SPI yang melakukan audit adalah SPI yang ditunjuk dari pusat yaitu dari
Kimia Farma Holding yang bertugas khusus melakukan audit mutu.
3.5.2. Audit sediaan farmasi
Audit sediaan farmasi yang dilakukan PBF Kimia Farma Cabang Samarinda
berupa jumlah sediaan yang dicocokkan dengan kartu stok, penataan letak sediaan
yang dilihat apakah obat bercampur dengan kosmetik atau minuman. Selain itu
juga dilihat suhu tempat oenyimpanan sediaan farmasi yang telah sesuai dengan
suhu penyimpanan yang diisyaratkan atau tidak. Audit sediaan farmasi ini dapat
dilakukan oleh BPOM atau pihak internal perusahaan.
3.5.3. Audit SOP manajemen
Audit SOP Manajemen yang dilakukan oleh PBF Kimia Farmas Cabang
Samarinda yaitu mengenai mekanisme pengendalian dokumen dakam rangka
memastikan bahwa dokumen-dokumen yang dipakai masih berlaku dan jelas
pendistribusiannya atau tidak. Selain mengenai dokumen-dokumen, SOP
manajemen juga menjelaskan mengenai sistem kerja yang dilakukan oleh
karyawan PBF Kimi Farmas Cabang Samarinda, Saat audit, dilakukan
perbandingan anatara hal yang dijelaskan secara nyata dibandingkan dengan
CDOB yang berlaku.
3.5.4. Audit SOP distribusi
Audit SOP distribusi dilakukan untuk membandingkan apakah pekerjaan
pendistribusian yang dilakukan sudah sesuai CDOB atau tidak. Hal yang diaudit
seperti suhu saat pendistribusian, kendaraan yang digunakan untuk melakukan
pendistribusian, suhu chiller atau cool box yang digunakan, kelengkapan
dokumen saat pendistribusian.

37

Anda mungkin juga menyukai