Anda di halaman 1dari 13

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI

PERMAINAN PLASTISIN PADA ANAK PLAYGROUP


DI PAUD NUR ROHMAH PLUPUH SRAGEN
TAHUN AJARAN 2013/2014

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan


Guna Mencapai Derajat
Sarjana S1
Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Diajukan Oleh:

ZUSTINA VEBY ROHMAH

NIM A520100066

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014

1
1
UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI
PERMAINAN PLASTISIN PADA ANAK PLAYGROUP
DI PAUD NUR ROHMAH PLUPUH SRAGEN
TAHUN AJARAN 2013/2014

Zustina Veby Rohmah, A520100066, Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan


Anak Usia Dini, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014, 114 Halaman.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas anak Playgroup di


PAUD Nur Rohmah melalui permainan plastisin. Metode yang digunakan adalah
penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah suatu upaya
untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan
sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan, tindakan tersebut dilakukan secara
kolaborasi dengan pihak yang bersangkutan. Tujuan diadakannya suatu penelitian
tindakan kelas adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas
pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus ada 4 kali
pertemuan. Prosedur penelitian dilakukan melalui 4 langkah yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan (observasi) dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah
anak didik Playgroup kelompok B PAUD Nur Rohmah yang berjumlah 15 anak
yang terdiri dari 6 orang anak laki-laki dan 9 anak perempuan. Metode
pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Metode analisis data menggunakan tabulasi skor. Hasil penelitian setiap siklus
menunjukkan adanya peningkatan kreativitas anak mulai dari prasiklus 40,8%,
siklus I adalah 62,0% dan siklus II dengan hasil 86,3%. Penelitian ini
meyimpulkan bahwa penggunaan permainan plastisin dapat meningkatkan
kreativitas anak Playgroup di PAUD Nur Rohmah Plupuh Sragen Tahun Ajaran
2013/2014. Penelitian ini dari siklus I sampai siklus II mengalami kenaikan yang
baik.

Kata kunci : Kreativitas, Permainan, Plastisin.

1
2

A. PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi,


maka dari itulah pemerintah mengatur hal ini sedemikian rupa, baik dalam
aturan undang-undang maupun kebijakan-kebijakan agar setiap individu
berhak dan mendapatkan pendidikan. PAUD adalah pendidikan anak usia dini
yang upaya pembinaannya dengan memberikan stimulasi pendidikan untuk
membantu perkembangan jasmani dan rohani anak agar memiliki kecakapan
hidup dalam mempersiapkan anak untuk masuk ke jenjang selanjutnya.
Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Busthomi berikut.
”Pentingnya PAUD dalam UU NO. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab I, Pasal 1, Butir 14 bahwa, Pendidikan
anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada
anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Selain
itu menurut Busthomi pendidikan merupakan kebutuhan dasar
manusia yang harus terpenuhi, maka dari itulah pemerintah mengatur
hal ini sedemikian rupa, baik dalam aturan undang-undang maupun
kebijakan-kebijakan agar setiap individu berhak dan mendapatkan
pendidikan. Pendidikan sangat bermanfaat bagi anak usia dini
banyak penelitian yang dilakukan oleh para ahli dan hasil penelitian
itu mengatakan bahwa usia awal anak merupakan periode emas bagi
perkembangan anak. 50% dari perkembangan kecerdasan anak
terjadi pada usia 0-4 tahun, 30%-nya berlangsung hingga 8 tahun dan
sisanya usia setelah itu (Busthomi, 2012: 11).”

Periode emas yang dimaksud merupakan periode yang sangat kritis bagi
anak. Perkembangan yang didapatkan pada periode ini sangatlah berpengaruh
terhadap perkembangan anak terutama pada perkembangan pada periode
berikutnya hingga masa dewasanya.
Pendidikan anak usia dini tidaklah hanya dipandang dari segi kemampuan
akademiknya melainkan juga dipandang dari segi aspek perkembangan secara
keseluruhan. Pendidikan dalam diri anak tidak tergantung dari seorang
pendidik saja tetapi juga melalui strategi, metode, materi, media yang akan
pendidik berikan kepada anak. Semua itu haruslah bersifat menarik dan
3

menyenangkan. Oleh sebab itu, pendidik berperan penting dalam memberikan


suatu stimulus yang berupa media untuk mengembangkan kemampuan anak.
Anak belajar melakukan suatu eksplorasi atau eksperimen melalui lingkungan
sekitar agar anak belajar memahami sesuatu yang anak belum ketahui dan
menjawab semua rasa ingin tahu anak secara sendiri.
Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Piaget (dalam Busthomi, 2012:
15) berikut.

”Anak belajar melalui interaksi dengan lingkungannya. Anak seharusnya


mampu melakukan percobaan dan penelitian sendiri. Guru bisa menuntun
anak-anak dengan menyediakan bahan-bahan yang tepat, tetapi yang
terpenting agar anak dapat memahami sesuatu, ia harus membangun
pengertian itu sendiri, dan ia harus menemukannya sendiri.”

Guru memerlukan kemampuan untuk menciptakan suasana yang


menyenangkan dan kondusif agar anak terangsang untuk lebih ingin
mengembangkan imajinasi dalam dirinya. Setiap anak berpotensi kreatif.
Melalui sebuah permainan yang menyenangkan dapat membangun kualitas
anak sesuai dengan usia anak, cara pengembangannya juga sesuai umur anak
sehingga dalam perkembangan dengan cara yang berbeda-beda tetapi maksud
dan tujuannya sama, sama-sama mengembangkan kemampuan dalam diri
anak.
Permainan plastisin merupakan permainan yang dapat mengembangkan
kreativitas anak, dari permainan itu anak dapat berimajinasi. Kreativitas yang
ada pada diri anak akan lebih berkembang dengan menciptakan hal baru
melalui permainan plastisin. Kreativitas perlu dikembangkan sejak dini,
karena kreativitas merupakan suatu kemampuan yang sangat berarti dalam
kehidupan manusia.
Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Bruner (dalam Busthomi,
2012: 74) berikut.

”Setiap materi dapat diajarkan kepada setiap kelompok umur dengan


cara-cara yang sesuai dengan perkembangannya. Kuncinya adalah pada
permainan atau bermain. Permainan atau bermain adalah kata kunci pada
pendidikan anak usia dini. Ia sebagai media sekaligus sebagai subtansi
4

pendidikan itu sendiri.Dunia anak adalah dunia bermain, dan belajar


dilakukan dengan atau sambil bermain yang melibatkan semua indera
anak .”

Atas dasar ini disimpulkan bahwa untuk menciptakan generasi yang


berkualitas dan cerdas maka pendidikan dimulai sejak dini. Dan satu-satunya
cara untuk memulainya adalah dengan memberikan strategi, metode, materi
yang menyenangkan bagi anak agar bisa mengembangkan segala aspek
perkembangan anak secara optimal terutama pada kreativitas anak. Kreativitas
anak dapat berkembang melalui suatu permainan pembangunan yaitu
permainan plastisin. Kegiatan permainan plastisin selain untuk membuat anak
bisa mengembangkan motoriknya juga dapat mengetahui arti berusaha dan
melatih kesabaran anak. Jadi anak tidak hanya berkembang dalam motoriknya
tetapi juga mengembangkan sosial emosinya secara keseluruhan begitu juga
aspek perkembangan yang lainnya.
Permainan plastisin dapat meningkatkan kreativitas anak karena di
laksanakan dengan proses belajar yang menyenangkan. Kegiatan bermain di
lakukan tanpa memaksa anak dan dilakukan sesuai usia anak.Hasil dari sebuah
observasi awal dilakukan oleh peneliti di PAUD Nur Rohmah anak-anaknya
cenderung kurang kreatif, dikarenakan guru kurang memanfaatkan media
pembelajaran atau alat peraga edukatif seperti plastisin, balok dan sebagainya,
sehingga kreativitas anak kurang maksimal.
Guru juga masih suka menggunakan lembar kerja karena lebih mudah,
efektif, praktis dan tanpa memerlukan persiapan yang lama. Oleh karena itu
peneliti menerapkan permainan plastisin pada anak Playgroup di PAUD Nur
Rohmah karena permainan plastisin sangat di perlukan dalam pengembangan
motorik halus anak.
Perumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah melalui permainan
plastisin dapat meningkatkan kreativitas anak pada anak Playgroup di PAUD
Nur Rohmah Plupuh Sragen Tahun Ajaran 2013/2014?Penelitian ini memiliki
tujuan penelitian baik tujuan umum maupun tujuan khusus. Tujuan umum
pada penelitian iniadalah untuk meningkatkan kreativitas anak melalui
5

permainan plastisin. Sedang tujuan khususnya adalah untuk mengetahui


perkembangan kreativitas pada anak Playgroupmelalui permainan plastisin di
PAUD Nur Rohmah Plupuh Sragen Tahun Ajaran 2013/2014.
Selain itu di dalam penelitian ini juga terdapat manfaat secara teoritisdan
praktis yaitu di harapkan mampu menambah keilmuan dan pengetahuan dalam
dunia pendidikan pada umumnya dan khususnya mengenai perkembangan
kreativitas anak melalui permainan plastisin pada anak Playgroup Nur
Rohmah Plupuh Sragen. Sedang manfaat praktisnya adalah bagi pendidik, di
harapkan dapat menambah wawasan guru sebagai tenaga pendidik khususnya
dalam proses meningkatkan kreativitas anak untuk menciptakan suasana yang
menyenangkan dan tidak membosankan bagi anak, bagi anak didik sendiri
membantu mereka agar dapat meningkatkan kreativitas melalui permainan
plastisin dan manfaat bagi sekolah dapat memberikan tambahan informasi
dalam mengembangkan kualitas pengajaran di sekolah.
Penelitian ini mengacupada penelitian terdahulu yang relevan
denganpenelitian yang akan dilakukan dan diteliti yaitu Nurhayati (2012)
dengan judul Peningkatan Kreativitas Anak Usia Dini dengan Bereksplorasi
Melalui Koran Bekas Di Taman Kanak-Kanak Aisyiyah 2 Duri. Berdasarkan
tindakan penelitian Siklus I dan Siklus II dapat dijabarkan keberhasilan
kreativitas dengan bereksplorasi melalui koran bekas sebagai berikut: Sikap
positif anak dalam mengikuti kegiatan ada peningkatan, yaitu : Anak yang
antusias dalam mengikuti kegiatan meningkat dari 3 orang dengan persentase
15% pada siklus I, menjadi 14 orang dengan persentase 70% pada Siklus II.
Pada aspek percaya diri dalam menyelesaikan kegiatan 3 orang dengan
persentase 15% padaSiklus I, meningkat menjadi 17 orang dengan persentase
85% pada Siklus II. Pada aspek aktif dalam melakukan kegiatan dari 4 orang
dengan persentase 20% menjadi 15 orang dengan persentase 75%, ditinjau
dari aktifitas guru, pembelajaran pada siklus II sudah berjalan dengan baik dan
berhasil. Kemampuan anak dalam kegiatan: Pada aspek anak dapat
melaksanakan kegiatan dengan koran bekas pada Siklus I 5 orang dengan
persentase 25% dan pada Siklus II 17 orang dengan persentase 85%, pada
6

aspek anak dapat memikirkan sebuah benda yang akan dibuat dengan koran
bekas pada Siklus I 3 orang dengan persentase 15% dan pada siklus II
meningkat menjadi 15 orang dengan persentase 75%, pada aspek anak dapat
menciptakan suatu benda dari Koran bekas pada Siklus I 2 orang dengan
persentase 10% dan pada Siklus II meningkat menjadi 16 orang dengan
persentase 80%, Pada aspek anak dapat menggunakan hasil karya dari koran
bekas dalam bermain pada siklus I 2 orang dengan persentase 10% dan pada
Siklus II meningkat 17 orang dengan persentase
85%.(http://ejournal.unp.ac.id/index.php/paud/article/view/1701/1470)
Mursini (2012) dengan judul peningkatan kreativitas anak melalui
permainan balok anak kelompok B di TK ABA Gading IV Belangwetan
Klaten Utara, Klaten Tahun Ajaran 2011/2012. Hasil dari penelitian, adanya
peningkatan yang signifikan terhadap kreativitas anak yang meliputi:
menyusun berbagai bentuk dari balok-balok, menciptakan bentuk bangunan
dari balok yang lebih kompleks dan menunjukkan sikap kerjasama dengan
prosentase keberhasilan, prasiklus 26,6%, siklus I 53,3 % dan siklus II 80%
jadi dapat disimpulkan bahwa ketiga siklus kreativitas anak sudah mencapai
target yang diharapkan.

B. METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian tindakan


kelas.Menurut Mulyasa (2011: 11) menyatakan bahwa penelitian tindakan
kelas merupakan suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok
peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan (treatment)yang sengaja
dimunculkan.Tindakan tersebut dilakukan pleh guru, oleh guru bersama-sama
dengan peserta didik, atau oleh peserta didik di bawah bimbingan dan arahan
guru denganmaksud untuk memperbaiki dan meingkatkan kualitas
pembelajaran.
Model penelitian tindakan kelas yang digunakan mengacu pada model
penelitian tindakan kelas (Arikunto, 2007: 16).Desain penelitiannya
7

menggunakan 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan


refleksi. Instrumen yang digunakan untuk menilai kemampuan anak berupa
tanda chek list () pada kategori sangat mampu sampai tidak mampu, serta
menggunakan tanda chek list ()sebagai alat pengamatan guru.
Tempat penelitian dilaksanakan di PAUD Terpadu Nur Rohmah yang
terletak di Jalan Raya Gemolong km 7 Wirosari Ngrombo Plupuh Sragen dan
memiliki jumlah peserta 15 anak untuk tahun ajaran 2013/2014.Waktu
penelitian pada bulan April semester II. Pengumpulan data pada penelitian ini
menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Jenis observasi yang
digunakan adalah observasi sistematis, karena peneliti dalam pelaksanaanya
menggunakan instrumen pengamatan berupa chek list.
Data yang berhasil dikumpulkan kemudian dianalisis dengan
menggunakan tabulasi skor untuk mengetahui berapa persen peningkatan
kreativitas anak di dalam satu kelas mulai dari prasiklus, sikus I hingga siklus
II. Perhitungan tabulasi skor bertujuan untuk mengetahui rata-rata peningkatan
anak satu kelas sehingga dari perhitungan itu terlihat keberhasilan penelitian
berapa persen.

C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PAUDterpadu Nur Rohmah merupakan sekolah yang berdiri sejak tahun


2008, sekolah ini yang sebelumnya berada di rumah kepala sekolah PAUD itu
sendiri tetapi mulai tahun 2012 PAUD tersebut pindah ke gedung yang baru.
Sekolah ini merupakan sekolah PAUD terpadu yaitu TPA, PLAYGROUP, dan
TK. Tempatnya sangat strategi dan mudah dijangkau, karena berada di pinggir
jalan tepat di depan SDN 1 Karangasem Plupuh Sragen.
Berdasarkan hasil analisis data menggunakan pengujian yaitu tabulasi
skormaka diperoleh hasil prasiklus 40,8%, siklus I diperoleh 62,0% dan siklus
II diperoleh 86,3% sehingga hipotesis yang penulis ajukan dapat terjawab
artinya melalui permainan plastisin dapat meingkatkan kreativitas anak
Playgroup Nur Rohmah Tahun Ajaran 2013/2014. Hal ini dikarenakan pada
8

permainan plastisin yang dilakukan guru pada anak bervariasi dan menarik.
Guru yang semangat dan kreatif dapat menambah semangat anak-anak untuk
melakukan kegiatan itu.

D. PENUTUP

Dari keseluruhan pembahasan penelitian pada skripsi ini tentang


peningkatan kreativitas anak Playgroup di PAUD Nur Rohmah melalui
permainan plastisin dapat diperoleh kesimpulan bahwa, melalui permainan
plastisin kreativitas anak Playgroup di PAUD Nur Rohmah Plupuh Sragen
dapat berkembang. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya perkembangan
kreativitas anak dari sebelum tindakan kreativitas anak prasiklus hanya 40,8%,
siklus I mencapai 62,0%, dan siklus II mencapai 86,3%. Maka dari itu upaya
pengembangan kreativitas anak Playgroup di PAUDNur Rohmahdapat
dikatakan berhasil karena telah memenuhi nilai prosentase maksimum yang
telah ditentukan yaitu 80%.
Implikasi penelitian ini adalah berkembangnya proses pembelajaran
anak dalam permainan plastisin yang lebih bervariasi sehingga membuat anak
lebih tertarik dan senang dalam mengikuti pembelajaran. Guru lebih kreatif
dalam menyampaikan pembelajaran karena melalui permainan plastisin anak
dapat mengembangkan ide dan gagasan yang ada dalam dirinya.
Berkembangnya kreativitas anak melalui permainan plastisin dapat membuat
anak lebih belajar dalam bereksperimen tentang pencampuran warna.
Penelitian ini juga memberikan saran kepada kepala sekolah agar
menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dengan memperlihatkan
fasilitas, sarana dan prasarana sekolah yang menunjang proses belajar
mengajar, khususnya pembelajaran yang dapat mengembangkan kreativitas
anak, menjaga hubungan baik antara kepala sekolah, guru, wali murid, dan
komite sekolah melalui kolaborasi kerja, mendengarkan setiap masukan, kritik
dan saran dari guru, melakukan pemantaun pada saat guru mengajar.
Saran bagi guru hendaknya lebih kreatif, aktif, dan inovatif dalam
menyampaikan pembelajaran, memanfaatkan lingkungan sekitar dalam
9

melakukan pembelajaran agar lebih menarik, memberikan motivasi bagi anak


yang kemampuannya kurang.Saran bagi anak dapat mengembangkan potensinya
sendiri melalui suatu permainan yang dimainkan tanpa mencontoh guru, belajar
melatih rasa percaya dirinya dalam menuangkan ide dan gagasan di dalam suatu
karya seninya sendiri.
Saran bagi orang tua hendaknya lebih memperhatikan perkembangan anak
dan memberikan fasilitas untuk lebih mengembangkan kreativitas anak.Selain itu
juga orang tua sebaiknya memotivasi anak agar kemampuan dalam diri anak
lebih terasah.Saran bagi peneliti berikutnya dapat dilakukan tindakan lebih lanjut
yang serupa dengan penelitian ini, terutama dalam mengembangkan kreativitas
pada anak. Dalam penelitian ini masih banyak kekurangan-kekurangan serta
dimungkinkan akan timbul permasalahan baru yang memerlukan penelitian lebih
lanjut.

E. DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.

Busthomi, Yazid. 2012. Panduan Lengkap Paud Melejitkan Potensi dan


Kecerdasan Anak Usia Dini. Perpustakaan Nasional: Citra Publising.

Mursini, Sri. 2012. Peningkatan Kreativitas Anak Melalui Permainan Balok


Pada Anak Kelompok B Di TK ABA GAding IV Belangwetan Klaten Utara
Tahun Ajaran 2011/2012.Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Skripsi.

Mulyasa, E. 2011. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja


RosdaKarya.

Nurhayati. 2012. Peningkatan Kreativitas Anak Usia Dini Dengan


Bereksplorasi Melalui Koran Bekas Di Taman Kanak-Kanak Aisyiyah 2
Duri.
Tersedia :http://ejournal.unp.ac.id/index.php/paud/article/view/1701/1470.
diakses pada hari sabtu, 30 November 2013. Pukul 10.00

Anda mungkin juga menyukai