Anda di halaman 1dari 23

2.6.

Analisis Masalah
1. Laporan harian covid-19 Sumatera Selatan di akhir bulan April 2022
menyatakan bahwa tren kasus konfirmasi positif baru menurun tajam setelah
sebelumnya pada bulan Februari terjadi peningkatan kasus aktif dan
kematian juga menurun sehingga Satgas Covid-19 melonggarkan PPKM
(Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Mikro).
a. Apa makna dari laporan harian covid-19 Sumatera Selatan di akhir bulan April
2022 menyatakan bahwa tren kasus konfirmasi positif baru menurun tajam setelah
sebelumnya pada bulan Februari terjadi peningkatan kasus aktif dan kematian juga
menurun sehingga Satgas Covid-19 melonggarkan PPKM?
b. Apa saja jenis-jenis dari laporan?
 Berdasarkan Bentuknya :
1. Laporan yang berbentuk memo. Biasanya laporan pendek yang memuat hal
– hal pokok saja, dan beredar di kalangan intern organisasi.
2. Laporan berbentuk Surat, isinya lebih panjang daripada laporan yang
berbentuk memo, sekitar tiga lembar folio. Bisa ditujukan ke luar
organisasi.
3. Laporan berbentuk naskah. Laporan ini bisa panjang atau pendek. Bila
panjang dibuat dalam format buku, dan dalam penyampaiannya mutlak
diperlukan surat atau memo pengantar.
4. Laporan berbentuk Campuran. Laporan ini tidak lain gabungan antara
bentuk naskah dengan memo atau surat. Dibuat begini karena isinya cukup
kompleks sehingga harus dipadukan dengan bentuk naskah agar
pengkodean bagian – baiannya lebih mudah dilakukan.

 Berdasarkan maksud pelaporannya


1. Laporan informativ, yaitu laporan yang dimaksudkan untuk memberi
informasi dan bukan dimaksudkan untuk memberi analisis atau
rekomendasi. Titik pentingnya adalah pemberian informasi yang akurat dan
terinci.
2. Laporan rekomendasi, yaitu laporan yang di samping memberikan
informasi juga menyertakan pendapat si pelapor, dengan maksud
memberikan rekomendsasi (usul yang tidak mengikat). Meski demikian
akurasi dan rincian informasi tetap diperlukan supaya rekomendasi yang
diberikan juga meyakinkan.
3. Laporan analitis, yaitu laporan yang memuat sumbangan pikiran si pelapor,
bisa berupa pendapat atau saran, setelah melalui analitis yang matang dan
mendalam. Kebanyakan laporan akademis berada pada kategori ini.
4. Laporan Pertanggung jawaban, laporan memberi gambaran tentang
pekerjaan yang sedang dilaksanakan (Progress report) atau sudah
dilaksanakan (bersifat evaluatif).
5. Laporan Kelayakan (feasibility report).

 Bedasarkan waktu penyampaiannya


1. Laporan Insidental. Laporan ini tidak disampaikan secara rutin, hanya
sekali-sekali saja dalam rangka suatu kegiatan yang tidak terjadwal tetap.
2. Laporan periodic. Ditulis dalam suatu periode tertentu dan dinamai sesuai
periodenya pula. Contoh: Laporan harian, Mingguan, Bulanan dan
seterusnya.

ATAU
1. Laporan berdasarkan klasifikasinya:
a. Menurut formalitasnya
- Laporan formal: biasanya menekankan objektivitas, organisasi pelaporan
harus dibuat sesuai aturan tertentu, data dan fakta yang ditampilkan harus
lengkap dan jelas. Analisisnya harus mendalam dan penulisannya
menghindari penggunaan ungkapan-ungkapan yang bersifat personal.
- Laporan informal: biasanya hanya singkat dan menggunakan bahasa yang
tidak baku. Contohnya laporan memorandum, laporan surat, laporan dalam
bentuk cetakan

2. Laporan berdasarkan karakteristiknya


a. Menurut fungsinya
- Laporan informasional: laporan yang memberikan informasi secara objektif
mengenai salah satu bagian/unit dalam organisasi yang disampaikan
kepada bagian/unit lain dalam organisasi yang sama
- Laporan analitis: laporan yang menyajikan data untuk membantu
memecahkan persoalan.

b. Laporan vertikal dan lateral (berkaitan dengan ke mana dan kepada siapa
laporan tersebut disampaikan)
- Laporan vertikal: bersifat vertikal karena disampaikan kepada atasan.
Fungsi laporan vertikal ini adalah untuk menjalankan salah satu fungsi
manajemen yaitu kontrol.
- Laporan lateral: disampaikan kepada unit kerja atau bagian yang berbeda
tetapi levelnya sama. Misalnya laporan pembelian buku oleh perpustakaan
kepada bagian keuangan pusat. Fungsi laporan lateral ini adalah agar
manajemen dapat menjalankan koordinasi antarbagian/unit dalam
organisasi

c. Laporan eksternal atau internal


- Laporan eksternal: disampaikan kepada pihak luar organisasi. Misalnya
koleksi perpustakaan yang baru ditawarkan, kebijakan-kebijakan
peminjaman buku yang baru, sistem peminjaman, jam buka perpustakaan -
Laporan internal: disampaikan kepada publik yang berada di dalam
lingkungan organisasi bersangkutan. Misalnya laporan keuangan tahunan
atau laporan pembelian buku di perpustakaan

3. Laporan berdasarkan bentuknya


a. Laporan yang berbentuk memo. Biasanya laporan pendek yang memuat hal
– hal pokok saja, dan beredar di kalangan intern organisasi.
b. Laporan berbentuk Surat, isinya lebih panjang daripada laporan yang
berbentuk memo, sekitar tiga lembar folio. Bisa ditujukan ke luar
organisasi.
c. Laporan berbentuk naskah. Laporan ini bisa panjang atau pendek. Bila
panjang dibuat dalam format buku, dan dalam penyampaiannya mutlak
diperlukan surat atau memo pengantar.
d. Laporan berbentuk Campuran. Laporan ini tidak lain gabungan antara
bentuk naskah dengan memo atau surat. Dibuat begini karena isinya cukup
kompleks sehingga harus dipadukan dengan bentuk naskah agar
pengkodean bagian – baiannya lebih mudah dilakukan.

4. Berdasarkan waktu penyampaiannya:


a. Laporan Insidental. Laporan ini tidak disampaikan secara rutin, hanya
sekali- sekali saja dalam rangka suatu kegiatan yang tidak terjadwal tetap.
b. Laporan periodic. Ditulis dalam suatu periode tertentu dan dinamai sesuai
periodenya pula. Contoh: Laporan harian, Mingguan, Bulanan dan
seterusnya ( Royandiah, 2014 ).

c. Bagaimana struktur dari laporan harian?


d. Bagaimana epidemiologi dari COVID-19?
e. Apa saja varian dari virus COVID-19?
Jawab:
Dengan munculnya beberapa varian, CDC dan WHO telah membentuk sistem
klasifikasi untuk membedakan varian SARSCoV-2 yang muncul menjadi varian
yang menjadi perhatian (variants of concern) dan varian yang diminati (variants of
interest)
1. SARS-CoV-2 Variants of Concern (VOCs)
a. VOC 202012/01 (B.1.1.7 lineage)
b. 501Y.V2 (B.1.351 lineage)
c. P.1 (B.1.1.28.1 lineage)
2. SARS-CoV-2 Variants of Interest (VOI)

WHO 30 Maret 2021 menggambarkan tiga Variants of Interest (VOIs), yaitu


B.1.427 / B.1.429; B.1.525, dan B.1.1.28.2.
1. SARS-CoV-2 B.1.427 dan B.1.429 Disebut juga dengan varian CAL.20C /
L452R, muncul di AS sekitar Juni 2020 dan meningkat dari 0% menjadi >50%
kasus berurutan dari 1 September 2020, hingga 29 Januari 2021, menunjukkan
peningkatan 18,6-24% dalam penularan relative terhadap wild-type circulating
strains. Varian ini 8 mengandung mutasi spesifik (B.1.427: L452R, D614G;
B.1.429: S13I, W152C, L452R, D614G). Karena penularannya yang meningkat,
jenis ini diklasifikasikan sebagai varian yang menjadi perhatian di AS
2. SARS-CoV-2 B.1.525 dan B.1.526 Memiliki mutasi lonjakan (B.1.525: A67V,
Δ69 / 70, Δ144, E484K, D614G, Q677H, F888L; B.1.526: (L5F *), T95I,
D253G, (S477N *), (E484K *), D614G, (A701V *)) dan pertama kali terdeteksi
di New York pada November 2020 dan diklasifikasikan sebagai varian yang
diminati oleh CDC dan WHO karena potensi penurunan netralisasi oleh
perawatan antibodi dan serum vaksin
3. SARS-CoV-2 B.1.1.28.2 / P2 Memiliki mutasi lonjakan (L18F; T20N; P26S;
F157L; E484K;D614G; S929I; dan V1176F) dan pertama kali terdeteksi di
Brazil pada April 2020 dan diklasifikasikan sebagai varian yang diminati oleh
CDC karena potensi pengurangan netralisasi oleh antibodi perawatan dan serum
vaksin. (Aleem A, 2021).
f. Apa saja tugas dan wewenang dari satgas COVID-19 dalam PPKM?
g. Apa saja manifestasi klinis dari COVID-19?
Jawab:
Gejala ringan didefinisikan sebagai pasien dengan infeksi akut saluran
napas atas tanpa komplikasi, bisa disertai dengan demam, fatigue, batuk
(dengan atau tanpa sputum), anoreksia, malaise, nyeri tenggorokan, kongesti
nasal, atau sakit kepala. Pasien tidak membutuhkan suplementasi oksigen. Pada
beberapa kasus pasien juga mengeluhkan diare dan muntah.

Pasien COVID-19 dengan pneumonia berat ditandai dengan demam,


ditambah salah satu dari gejala: (1) frekuensi pernapasan >30x/menit
(2) distres pernapasan berat, atau (3) saturasi oksigen 93% tanpa
bantuan oksigen. Pada pasien geriatri dapat muncul gejala-gejala yang atipikal.
Sebagian besar pasien yang terinfeksi SARS-CoV-2 menunjukkan gejala-gejala
pada sistem pernapasan seperti demam, batuk, bersin, dan sesak
napas.Berdasarkan data 55.924 kasus, gejala tersering adalah demam, batuk
kering, dan fatigue. Gejala lain yang dapat ditemukan adalah batuk produktif,
sesak napas, sakit tenggorokan, nyeri kepala, mialgia/artralgia, menggigil,
mual/muntah, kongesti nasal, diare, nyeri abdomen, hemoptisis, dan kongesti
konjungtiva. Lebih dari 40% demam pada pasien COVID-
19 memiliki suhu puncak antara 38,1-39°C, sementara 34% mengalami
demam suhu lebih dari 39°C.3 Perjalanan penyakit dimulai dengan masa
inkubasi yang lamanya sekitar 3-14 hari (median 5 hari)(Susilo et al., 2020).
h. Bagaimana cara pencegahan penularan dari COVID-19?
i. Bagaimana cara menegakkan diagnosis dari COVID-19?

2. Berdasarkan penelitian secara kualitatif dengan FGD pada beberapa tokoh


masyarakat, Protokol Kesehatan seperti menggunakan masker, menjaga
jarak dan mencuci tangan saat keluar rumah masih sangat rendah sehigga
Dinas Kesehatan mengkhawatirkan akan terjadi peningkatan kasus pasca
libur Panjang lebaran.
a. Apa makna berdasarkan penelitian secara kualitatif dengan FGD pada beberapa
tokoh masyarakat, Protokol Kesehatan seperti menggunakan masker, menjaga
jarak dan mencuci tangan saat keluar rumah masih sangat rendah sehigga Dinas
Kesehatan mengkhawatirkan akan terjadi peningkatan kasus pasca libur panjang
lebaran?
b. Apa saja macam-macam metode penelitian?
c. Apa saja jenis-jenis desain penelitian kualitatif?
Jawab:
Jenis-jenis penelitian kualitatif, yaitu: (Masturoh& nauri, 2018)
1. Etnografi Etnografi berasal dari bahasa yunani yang berarti sebuah deskripsi
mengenai manusia. Secara lengkap pengertian Etnografi yaitu studi yang
sangat mendalam tentang perilaku yang terjadi secara alami pada sebuah
budaya atau suatu kelompok sosial yang bertujuan untuk memahami sebuah
budaya tertentu dari sudut pandang pelakunya. Dengan kata lain etnografi
merupakan metodologi untuk studi deskriptif mengenai kebudayaan dan
masyarakat.
2. Studi Kasus Studi kasus adalah suatu penelitian intensif menggunakan
berbagai sumber bukti terhadap suatu entitas tunggal yang dibatasi oleh
ruang dan waktu. Dalam penelitian kasus memungkinkan peneliti untuk
mengumpulkan informasi yang rinci dan kaya yang mencakup dimensi–
dimensi sebuah kasus tertentu atau beberapa kasus kecil. Selanjutnya
karakteristik studi kasus antara lain:
a. Eksplorasi mendalam dan menyempit
b. Fokus pada peristiwa nyata dalam konteks kehidupan sesungguhnya
c. Dibatasi oleh ruang dan waktu
d. Bisa hanya merupakan kilasan atau penelitian longitudinal tentang
peristiwa yang sudah maupun yang sedang terjadi dari berbagai sumber
informasi dan sudut pandang
e. Disajikan secara mendetail dan deskriptif
f. Pandangan menyeluruh, meneliti hubungan dan keterpautan
g. Fokus pada realitas yang diterima apa adanya maupun realitas yang
penting dan tidak biasa
h. Bermanfaat untuk membangun sekaligus menguji teori.

3. Grounded Theory Penelitian grounded dilaksanakan oleh peneliti langsung


ke lapangan tanpa diawali dengan rancangan tertentu, semua dilaksanakan di
lapangan dari mulai merumuskan masalah berdasarkan temuan di lapangan
dan data yang diperoleh di lapangan merupakan sumber teori. Bungin (2012)
menyebutkan bahwa teori berdasarkan data, sehingga teori juga lahir dan
berkembang di lapangan. Pettigrew dalam Martha (2016), menyebutkan
bahwa pendekatan grounded theory memungkinkan peneliti melakukan
penelitian posesual, yaitu penelitian yang fokus pada rangkaian peristiwa,
tindakan, dan aktivitas individu maupun kolektif yang berkembang dari
waktu ke waktu dalam konteks tertentu.
4. Phenomenology Penelitian kualitatif dengan pendekatan phenomenology
merupakan pendekatan yang menekankan secara holistik, yaitu meneliti
suatu objek penelitian dalam suatu konstruksi ganda dan dalam konteks
“natural” bukan parsial (Martha, 2016). Van Manen (1990) dalam Martha
(2016) menyebutkan bahwa phenomenology adalah studi tentang fenomena
dan situasi, dan makna dari temuan adalah tujuan akhir dari penelitian
tersebut. Phenomenology bertujuan untuk memberikan gambaran yang
akurat dari fenomena yang dipelajari atau untuk memahami pengalaman
hidup individu dan tujuan hidup mereka (informan) serta tidak untuk
menghasilkan teori atau model atau pengembangan penjelasan umum.
Beberapa pendekatan kualitatif diklasifikasikan menjadi phenomenology jika
penelitian fokus pada pengalaman (Masturoh& nauri, 2018).

ATAU
• Studi kasus(casestudies) :
suatu proses pengumpulan data dan informasi secara mendalam, mendetail,
intensif, holistik, dan sistematis tentang orang, kejadian, social set- ting
(latar sosial), atau kelompok dengan menggunakan berbagai metode dan
teknik serta banyak sumber informasi untuk memahami secara efektif
bagaimana orang, kejadian, latar alami (social setting) itu beroperasi atau
berfungsi sesuai dengan kon- teksnya.
• Grounded theory methodology
suatu metodologi umum untuk mengembangkan teori melalui penelitian
kualitatif yang dilakukan secara sistematis dan mendasar. Teori dibangun
berdasarkan data yang dikumpulkan tentang suatu fenomena yang menjadi
fokus pe- nelitian. Para ahli/peneliti membangun teori secara induktif dari
penelitian fenomena yang tampak di lapangan.

• Penelitian historis(historical research)


merupakan salah satu tipe dan pendekatan dalam penelitian kualitatif yang
bertujuan untuk merekonstruksi kembali secara sistematis, akurat, dan
objektif kejadian atau peristiwa yang pernah terjadi dimasa lampau dengan
menggunakan pendekatan normatif dan interpretatif.
• Fenomenologi (phenomenology)
ilmu tentang gejala atau hal-hal apa saja yang tampak. Namun perlu
dipahami dengan sungguh-sungguh bahwa suatu fenomena pada hakikinya
suatu kesadaran dan interaksi: apa yang diamati sebagai sesuatu set terpisah
dari pengamat (observer). Dengan demikian, pengamat betul-betul yakin
hasil pengamatan dan analisis interaktif itu, itulah sikap yang
sesungguhnya dan alami (natural attitude).
• Etnometodologi (ethnomethodology)
studi mengenai cara-cara anggota masyarakat (komunitas) memahami
kegiatan sosial mereka se- hari-hari.
• Etnografi (ethnography)
menulis/catatan tentang orang atau anggota kelompok sosial dan budaya.
Dalam arti luas merupakan suatu studi tentang sekelompok orang 16 untuk
menggambarkan kegiatan dan pola sosiobudaya mereka (Muri, 2014).

Sumber:
Muri,Yusuf. 2014. “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan”.
Jakarta : prenadamedia group.

d. Bagaimana cara pengumpulan data kualitatif?


e. Apa tujuan diterapkannya protokol kesehatan?
f. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari penelitian kualitatif?
Jawab:
Kelebihan :
a. Permasalahan dapat diteliti secara lebih detail dan mendalam .
b. Wawancara tidak dibatasi oleh pertanyaan spesifik yang telah disiapkan,
namun dapat diarahkan kearah yang lebih mendalam pada saat wwancara
dilaksanakan.
c. Kerangka pikiran dan arah penelitian dapat direvisi dengan cepat oleh
peneliti atas adanya informasi baru.
d. Data yang dikumpulkan didasarkan atas pengalaman indiviu yang sangat
kuat dan kadang lebih meyakinkan dibandingkan data kuantitatif yang
bersifat data agregat.
e. Pada penelitian kualitatif memang ada data seringkali didapat dari sedikit
kasus atau individu sehingga temuan tidak dapat digeneralisasi ke populasi
yang lebih besar. Namun temuan dapat ditansfer ke situasi atau setting yang
lain (sastroasmoro, 2014).

Kekurangan:
a. Kualitas penelitian sangat bergantung pada keterampilan induvidu dan lebih
mudah dipengaruhi oleh bias personal dan idiosinkrasi peneliti
b. Akurasi penelitian lebih sulit dipertahankan, dianalisis dan disajikan
c. Besarnya volume data membuat analisis dan interpretasi menghabiskan
waktu yang lama
d. Seringkali penelitian kualitatif tidak dapat dimengerti dan diterima sebaik
penelitian kualitatif oleh komunitas ilmiah
e. Kehadiran peneliti selama pengumpulan data (yang sering tidak dapat
dihindari dalam penelitian kualitatif) dapat mempengaruhi respons subjek
f. Saat menyajikan temuan penelitian, kerahasiaan identitas subjek dapat
menjadi masalah (Sastroasmoro,2014).

g. Apa saja langkah-langkah dalam melakukan penelitian kualitatif?


h. Apa perbedaan antara penelitian kualitatif dengan penelitian kuantitatif?
i. Apa saja kriterian dan syarat penelitian dapat dikatakan sahih?
Jawab:
1. Sumber masalah penelitian berdasarkan sumber yang sahij seperti
kepustakaan ( buku ajar, karangan asli dalam jurnal , metaanalisis) ,
pendapat pakar yang bersifat spekulatif sering dapat dicari landasan
teorinya untuk dikembangkan menjadi masalah penelitian.
2. Relevansi merupakan hal utama yang harus dipikirkan pada awal tiap
penelitian. Peneliti harus memprediksi hasil penelitian yang akan diperoleh,
apakah relevan dengan kemajuan ilmu, tata laksana pasien, kebijakan
kesehatan, atau dasar untuk riset selanjutnya.
3. Memberikan nilai baru dalam penelitian sering dihubungkan dengan
orisinalitas suatu penelitian, hal yang seringkali membuat gamang peneliti.
4. Penelitian tidak boleh bertentang dengan etika ( Sastroasmoro,2014).

j. Bagaimana langkah-langkah dalam melakukan penelitian dengan metode FGD?


3. Dinas Kesehatan ingin melakukan penelitian kuantitatif faktor-faktor apa
yang menyebabkan penurunan tren kasus konfirmasi positif, kasus aktif dan
kematian, serta apakah kasus Covid 19 di Sumatera Selatan bisa disebut
endemic.
a. Apa makna dinas Kesehatan ingin melakukan penelitian kuantitatif faktor-
faktor apa yang menyebabkan penurunan tren kasus konfirmasi positif, kasus
aktif dan kematian, serta apakah kasus Covid 19 di Sumatera Selatan bisa
disebut endemik?
b. Bagaimana cara pengumpulan data kuantitatif?
c. Apa saja jenis-jenis desain penelitian kuantitatif dan pada kasus?
Jawab:
Beberapa peneliti menggolongkan penelitian dalam berbagai jenis(ragam)
penelitian sesuai dengan kriteria yang ditetapkan menurut kepentingan
penelitian ini. Diantaranya,bila dipandang dari tujuan/maksud penelitian
dikenal dengan adanya penelitian eksploratif,penelitian pengembangan atau
penelitian verifikatif. Ditinjauh dari pendekatannya dikenal dengan penelitian
longitudinal dan penelitian cross sectional. Namun secara umum,penelitian
cenderung dibedakan atas penelitian kualitatif dan kuantitatif (John dan
Creswell,2015). Penelitian Kuantitatif Desain penelitian kuantitatif dibagi aras
dua pembagian besar yaitu observasional dan eksperimental. Penelitian
obervasional yaitu :
1. Penelitian cross sectional merupakan salah satu studi obsevarsional untuk
menentukan hubungan antara faktor risiko dan penyakit (sastroasmoro,
2008).
2. Penelitian casus control/retrospektif study merupakan penelitian
epidemiologis analitik observasional yang menelaah hubungan antara efek
(penyakit atau kodisi kesehatan) tertentu dengan faktor risiko tertentu.
Desain penelitian ini dapat digunakan untuk menilai berapa besarkah
peran faktor risiko dalam kejadian suatu penyakit.
3. Penelitian cohort merupakan studi epidemiologis non ekspiremental yang
sering digunakan untuk mempelajari hubungan antara faktor risiko dengan
efek atau penyakit. Model pendekatan yang digunakan pada rancangan
cohort ialah pendekana waktu secara longitudinal atau time periode
approach. Penelitian Eksperimental yaitu : Adalah suatu penelitian yang
dilakukan dengan memanipulasi atau menginterfensi sejumblah variabel
dari ubjek penelitian, dengan cara mengobservasi efek dari manipulasi
atau intervensi tersebut (imron dan munif, 2010).
d. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari penelitian kuantitatif?
e. Apa saja variable-variabel dalam penelitian dan pada kasus?
f. Bagaimana cara pengambilan sampel pada kasus?
Jawab:
Cara pemilihan sampel dapat digolongkan menjadi 2 yaitu pemilihan
berdasarkan peluang (probability sampling) dan pemilihan tidak
berdasarkan peluang (non-probability sampling)(Sastroasmoro,
2018).

1. Probability sampling
Tiap subjek dalam populasi (terjangkau) mempunyai kesempatan
yang sama untuk terpilih atau untuk tidak terpilih sebagai sampel
penelitian.
a. Simple random sampling
Hitung terlebih dahulu jumlah subjek dalam populasi
(terjangkau) yang akan dipilih subjeknya sebagai sampel
penelitian. Setiap subjek diberi bernomor, dan dipilih
sebagian dari mereka dengan bantuan table angka random.
b. Systematic sampling
Seluruh subjek yang dapat dipilih, setiap subjek nomor
kesekian dapat dipilih sebagai sampel.
c. Stratified random sampling
Sampel dipilih secara acak untuk satu strata, kemudian
hasilnya dapat digabungkan menjadi satu sampel yang
terbebas dari variasi untuk setiap strata. Variable yang
seringdipilih biasanya jenis kelamin, umur, ras, kondisi
social, status gizi, tempat penelitian, dan lain-lain.
d. Cluster sampling
Sampel dipilih secara acak pada sampel individu dalam
populasi yang terjadi secara alamiah, missal wilayah.
2. Menurut Sastroasmoro (2018), Pada penelitian kualitatif, sampel
biasanya diambil dengan menggunakan medote Non-probability
sampling karena lebih praktis dan mudah. Beberapa metode
Non- probability sampling yang sering digunakan adalah:
a. Consecutive Sampling
Semua subyek yang datang dan memenuhi kriteria
pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jmlah
subyek yang diperlukan terpenuhi.
b. Convenient Sampling
Sampel diambil tanpa sistematika tertentu, sehingga jarang
dapat dianggap mewakili populasi terjangkau, apalagi
populasi target penilaian.
c. Judgemental Sampling/Purposive Sampling
Responden dipilih berdasarkan pada pertimbangan
subyektif, bahwa responden tersebut dapat memberikan
informasi yang memadai untuk menjawab pertanyaan
penelitian. (Sastroasmoro, 2018).
Teknik sampling pada penelitian ini menggunakan teknik non
probably sampling jenis consecutive sampling dan sampel yang
digunakan pada kasus adalah pasien COVID 19 di Sumatera Selatan.

g. Bagaimana sistematika penelitian pada kasus?


h. apa saja klasifikasi dari data penelitian?
i. Bagaimana etika dalam melakukan penelitian?
j. Bagaimana cara menuliskan latar belakang pada kasus?
k. Bagaimana cara menetukan rumusan masalah pada kasus?
l. Bagaimana cara menentukan tujuan pada kasus?
m. Bagaimana cara menentukan manfaat pada kasus?
Jawab:
Manfaat penelitian sangat berhubungan erat dengan kegunaan ilmiah dan
kegunaan praktis dari hasil penelitian yang diteliti oleh peneliti, penjelasannya
adalah sebagai berikut :
1. Manfaat ilmiah, artinya berguna untuk memberi sumbangsih terhadap ilmu
pengetahuan yang ada relevansinya dengan bidang ilmu yang sedang
dipelajari. Contohnya : Untuk memberikan sumbangan informasi bagi
perkembangan ilmu manajemen pendidikan tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja guru.
2. Manfaat praktis, artinya bahwa kegunaan penelitian bagi dunia praktis yang
berlangsung di lapangan. Contohnya: untuk mengatasi menurunya kinerja
guru, perbaikan sistem pendidikan, dan lain sebagainya. (Sastroasmoro, 2018)
a) Bagi Pemerintah Penelitian ini dapat menjadi pertimbangan dalam
pembuatan program kebijakan pemerintah dalam mencegah dan
menanggulangi kasus kejadian Covid-19
b) Bagi Masyarakat Penelitian ini dapat digunakan untuk menambah
pengetahuan mengenai prevalensi kejadian Covid-19 serta faktor-faktor
yang menyebabkan peningkatan kasus konfirmasi positif, kasus aktif dan
peningkatan kematian kasus kejadian Covid-19
c) Bagi Peneliti Lain Penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan
referensi dalam penelitian selanjutnya mengenai Covid-19
n. Bagaimana cara menentukan hipotesis pada kasus?
o. Bagaimana cara menuliskan hasil penelitian pada kasus?
p. Bagaimana cara menentukan populasi pada kasus? Sama seperti 3f
q. Apa saja landasan teori pada penelitian kasus ini?
r. Bagaimana cara pengumpulan dan analsisi data?
s. Bagaimana cara penentuan kerangka teori dan kerangka konsep pada penelitian
kasus ini?
t. Bagaimana cara menentukan data yang valid dalam penelitian?
u. Apakah kasus COVID-19 di Sumatera Selatan bisa disebut endemik?
v. Bagaimana suatu penyakit bisa dikatakan endemik?
w. Bagaimana cara penulisan metode ilmiah?
Jawab:

1. Bagian Awal
Bagian awal proposal karya ilmiah adalah halaman judul yang
memuat: judul penelitian, keterangan jenis proposal karya ilmiah,
lambang, nama mahasiswa, nomor mahasiswa, nama program studi,
dan waktu pengajuan. Bagian-bagian di halaman judul proposal
ditulis menggunakan jenis huruf dan ukuran huruf yang sama, yaitu
Times New Roman ukuran 12.
a. Judul penelitian
Judul dibuat singkat, jelas, menunjukkan dengan tepat topik
masalah yang hendak diteliti, dan tidak membuka peluang
penafsiran yang beraneka ragam.
b. Keterangan jenis proposal karya ilmiah
Bagian ini menunjukkan jenis proposal karya ilmiah, contoh:
Proposal Skripsi, Proposal Tesis, atau Proposal Disertasi. 3.
Lambang, Lambang ditempatkan di tengah halaman dengan
diameter sebesar 5,5 cm.
c. Nama mahasiswa
Nama ditulis dengan lengkap sesuai ijazah yang diperoleh dalam
jenjang pendidikan terakhirdan tanpa gelar kesarjanaan apapun
untuk mahasiswa S2 dan S3. Cantumkan nomor mahasiswa di
bawah nama mahasiswa.
d. Nama program studi
Bagian ini menunjukkan nama program studi di mana proposal
karya ilmiah diajukan. Nama program studi diikuti dengan nama
fakultas, universitas, dan kota.
e. Waktu pengajuan

Waktu pengajuan ditunjukkan dengan menuliskan tahun dimana


proposal diajukan
2. Bagian Utama dalam proposal karya ilmiah mencakup hal-hal yang
dijabarkan berikut ini
a. Latar belakang
Latar belakang berisi landasan konseptual dan kaitannya dengan
landasan kontekstual yang melatarbelakangi penelitian yang
dilakukan.
b. Rumusan masalah (wajib ada)
Bagian ini menjelaskan apa yang menjadi masalah dalam
penelitian. Rumusan masalah dirumuskan berdasarkan gejala
masalah yang muncul. Gejala tersebut kemudian didukung
dengan teori dan logika berpikir yang tepat, sehingga rumusan
masalah dapat tersampaikan secara akurat. Terdapat tiga kriteria
untuk menilai kualitas dari rumusan masalah: relevan, dapat
dijalankan dalam realitasnya, dan menarik. Rumusan masalah
dapat dikatakan relevan jika dapat berguna dari sudut pandang
praktis, teoretis, atau keduanya. Dalam menulis rumusan masalah,
mahasiswa sekurang-kurangnya harus dapat menjawab dengan
jelas: “Apa yang menjadi masalah?” dan “Mengapa masalah
tersebut menarik perhatian?” Rumusan masalah tidak dinyatakan
dengan kalimat tanya, tetapi berupa kalimat pernyataan yang
menunjukkan masalah penelitian.
c. Tujuan penelitian
Memuat penjelasan tentang sasaran yang lebih spesifik dan hal
yang menjadi tujuan penelitian. Isi dari tujuan penelitian bersifat
resiprokal dengan isi rumusan masalah. Tujuan penelitian
dituangkan dalam kalimat pernyataan.
d. Manfaat penelitian
Bagian ini menjelaskan apa manfaat penelitian bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan pelaksanaan pembangunan
dalam arti yang lebih luas.
3. Tinjauan pustaka
Tinjauan pustaka memuat uraian sistematis tentang temuan
penelitian-penelitian terdahulu yang mempunyai hubungan dengan
penelitian yang dilakukan. Tinjauan pustaka harus menunjukkan
bahwa permasalahan yang diteliti belum terjawab atau belum
terpecahkan secara jelas dan terperinci.
4.
Metode penelitian berisi uraian tentang bahan atau materi penelitian,
alat penelitian, variabel, dan data yang dikumpulkan. Tujuan dari
bagian ini adalah untuk memberikan informasi kepada pembaca
mengenai metode yang digunakan dalam proses mengumpulkan dan
menganalisis data.
a. Desain penelitian.
Fungsi dari desain penelitian adalah sebagai acuan strategi
penelitian agar peneliti dapat memperoleh data dan alat penelitian
yang valid sesuai dengan karateristik dan tujuan penelitian.
Desain penelitian merupakan arahan yang digunakan untuk
menghubungkan antara pertanyaan penelitian dengan metode
penelitian. Bagian ini juga memuat penjelasan singkat tentang
metode yang diambil untuk menjawab pertanyaan penelitian.
Terdapat tiga desain penelitian paling umum digunakan, yaitu
eksplorasi, deskripsi, dan eksplanatori.
b. Definisi operasional variabel
Bagian ini menjelaskan tentang definisi operasional variabel.
Penegasan istilah yang dipakai dalam penelitian perlu ditampilkan
agar tidak timbul perbedaan pengertian atau kesalahpahaman
makna. Istilah yang perlu diberikan penegasan adalah istilah-
istilah yang berhubungan dengan konsep-konsep pokok dalam
penelitian.
c. Populasi dan sampel
Populasi adalah sekumpulan orang atau objek yang memiliki
kesamaan dalam satu atau beberapa hal. Sampel adalah bagian
kecil (miniatur) dari populasi. Sampel harus akurat dan presisi.
Akurat berarti relevan dan tidak bias. Presisi berarti jumlah
sampel harus mencukupi dan/atau sesuai dengan yang disyaratkan
oleh perangkat lunak statistika.
d. Instrumen penelitian
Bagian ini memaparkan instrumen yang digunakan, tatacara
pengembangan instrumen, dan persyaratan mengenai reliabilitas
dan validitas.
e. Teknik pengumpulan data
Bagian ini menjelaskan tentang bagaimana data dikumpulkan dan
mencakup langkah - langkah pengumpulan data, waktu
pelaksanaan pengumpulan data, dan teknik yang digunakan.
f. Teknik analisis data
Bagian ini menjelaskan teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian dan alasan mengapa jenis analisis data tersebut
digunakan dalam penelitian. Pemilihan jenis analisis data
ditentukan dari kebutuhan penelitian dan tetap searah dengan
tujuan penelitian yang ingin dicapai.
5. Hasil penelitian dan pembahasan
Dalam penelitian yang menguji hipotesis, bab keempat memuat dua
bagian besar, yaitu bagian pertama yang berisi uraian tentang
deskripsi/karakteristik data dan bagian kedua yang memuat uraian
tentang hasil pengujian hipotesis. Dalam penelitian yang tidak
memuat hipotesis, bagian ini menjabarkan proses penelitian yang
dilakukan danpembahasan hasil penelitian. Lampiran (jika ada)
Lampiran memberikan beberapa penjelasan-penjelasan yang lebih
detail yang dianggap perlu di dalam penulisan proposal karya ilmiah,
tetapi dirasa mengganggu jika diletakkan di dalam proposal.
a. Deskripsi data
Bagian ini berisi tentang uraian data yang diperoleh. Deskripsi
data dapat disajikan dalam statistik deskriptif, distribusi frekuensi
yang disertai dengan grafik atau histogram,nilai rerata, dan lain
sebagainya.
b. Pengujian hipotesis (jika diperlukan)
Penjelasan tentang pengembangan, pengujian, dan hasil hipotesis
secara ringkas dan padat dipaparkan dalam bagian ini. Penjelasan
dibatasi pada interpretasi atas hasil olah data pada angka statistik
dan arti hasil tersebut.
c. Pembahasan/diskusi
Bagian pembahasan menguraikan apakah hipotesis terdukung
atau tidak terdukung oleh teori dan bukti ilmiah yang disertai
dengan penalaran logis.
6. Simpulan
Simpulan hasil penelitian dijelaskan dengan singkat, tepat, dan
terkait langsung dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian.
Simpulan menjawab tujuan penelitian dan merupakan ringkasan
temuan penelitian.

7. Bagian Akhir Bagian akhir memuat daftar pustaka dan lampiran


a. Daftar pustaka
Daftar pustaka memuat seluruh dan berbagai jenis pustaka yang
diacu dalam penelitian. Penjelasan secara khusus dan detail
untuk penulisan daftar pustaka yang diambil dari berbagai jenis
sumber dapat dilihat pada bagian penulisan daftar pustaka.
b. Lampiran
Lampiran memuat data atau keterangan lain yang berfungsi
untuk melengkapi uraian yang telah disajikan dalam bagian
utama karya ilmiah Format lampiran disesuaikan
dengan kebijaksanaan pembimbing dan kebutuhan
penelitian. Peneliti tidak harus selalu menampilkan
lampiran dalam bentuk cetak (hard copy), tetapi dapat
juga melampirkan dokumen dalam bentuk elektronik
(soft file).
(Sastroasmoro, S., 2018)

x. NNI?
1) HR. Bukhari dan Muslim dari Usamah bin Zaid Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda:
“Tha’un (wabah penyakit menular) adalah suatu peringatan dari Allah
SWT untuk menguji hamba-hamba-Nya dari kalangan manusia. Maka
apabila kamu mendengar penyakit itu berjangkit di suatu negeri,
janganlah kamu masuk ke negeri itu. Dan apabila wabah itu berjangkit
di negeri tempat kamu berada, jangan pula kamu lari daripadanya.”

2) Q.S Al-Hujurat Ayat 6 “Hai orang-orang yang beriman, jika datang


kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan
teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum
tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal
atas perbuatanmu itu.”
3) HR Muslim No. 2223

Dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah bersabda: “Tidak ada


penyakit menular dan thiyarah (merasa sial dengan burung dan
sejenisnya), dan saya menyukai ucapan yang baik”. (HR Muslim
No. 2223)
4) HR Bukhari No. 5771 & Riwayat Muslim 2221

“Orang yang sakit tidak bisa menularkan penyakit pada orang yang
sehat”.
Maksud dari hadits tersebut adalah penyakit tidak dapat menular
dengan sendirinya. Namun Allah ta’ala jadikan penularan penyakit
itu ada sebab-sebabnya, diantaranya adalah bercampurnya dan
bergaulnya orang yang sakit dengan orang yang sehat. Sehingga
orang yang sehat tertular. Dan ada sebab-sebab lain yang
menyebabkan penularan penyakit (kontak fisik, udara, pandangan,
dll). Ini pendapat yang dikuatkan oleh Ibnu Shalah (lihat Ulumul
Hadits, hal. 257).
5) At-Taubah: 108

“Janganlah engkau melaksanakan salat dalam masjid itu selama-


lamanya. Sungguh, masjid yang didirikan atas dasar takwa, sejak
hari pertama adalah lebih pantas engkau melaksanakan salat di
dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan
diri. Allah menyukai orang-orang yang bersih.”
6) Q.S Al-Baqarah: 222
“Dan mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang haid.
Katakanlah, “Itu adalah sesuatu yang kotor.” Karena itu jauhilah
istri pada waktu haid; dan jangan kamu dekati mereka sebelum
mereka suci. Apabila mereka telah suci, campurilah mereka sesuai
dengan (ketentuan) yang diperintahkan Allah kepadamu. Sungguh
Allah menyukai orang yang tobat dan menyukai orang yang
menyucikan diri” (Q.S Al-Baqarah: 222)

Maksudnya pada pandemic Covid-19 ini selalu menjaga kebersihan


setelah berpergian dari luar rumah dengan cara tetap mencuci
tangan menggunakan sabun dan air mengalir atau menggunakan
hand sanitizer dan mandi jika telah sampai rumah agar tetap
menjaga kesehatan diri dan orang di sekitar kita agar
meminimalisir terjangkitnya Covid-19

2.7. Hipotesis
Dinas kesehatan akan melakukan penelitian kuantitatif dengan metode
observasional dengan jenis penelitian potong lintang/cross sectional untuk
mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan penurunan trend kasus konfirmasi
positif, kasus aktif, kematian, serta apakah kasus COVID-19 disumatera selatan
bisa disebut endemik

2.8. Kerangka Konsep


Penurunan COVID-19

Dilakukannya penelitian kualitatif dengan metode FGD

didapatkan hasil rendahnya protokol kesehatan

dinas kesehatan melakukan penelitian faktor-faktor yang menyebabkan


penurunan kasus positif COVID-19

penelitian kuantitatif dengan metode cross sectional

SUMBER:
Aleem A, Akbar Samad AB, Slenker AK. 2021. Emerging Variants of
SARSCoV-2 And Novel Therapeutics Against Coronavirus (COVID-
19) [Updated 2021 Apr 11]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island
(FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Diakses tanggal 25 mei 2021.

Creswell, J. W. (2003). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed


Methods Approaches. London: Sage Publications.

Creswell, John. 2015. Riset Pendidikan: perencanaan, Pelaksanaan, dan


Evaluasi Riset Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Masturoh, Imas dsn Nauri Anggita T. (2018). Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta : KEMENKES RI.

Sastroasmoro, Sudigdo. 2014. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian


Klinis. Jakarta: Sagung Seto.

Sastroasmoro, Sudigdo. 2014.Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis.


Jakarta: Sagung Seto.

Sastroasmoro, S dan Ismael, S. 2011. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian


Klinis Ed-4. Jakarta: Sagung Seto

Sastroasmoro, S dan Ismael, S. 2014. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian


Klinis Ed-5. Jakarta: Sagung Seto

Susilo, A., Rumende, C. M., Pitoyo, C. W., Santoso, W. D., Yulianti, M.,
Herikurniawan, H., Sinto, R., Singh, G., Nainggolan, L., Nelwan, E.
J., Chen, L. K., Widhani, A., Wijaya, E., Wicaksana, B., Maksum,
M., Annisa, F., Jasirwan, C. O. M., & Yunihastuti, E. (2020).
Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini. Jurnal
Penyakit Dalam Indonesia, 7(1), 45.
https://doi.org/10.7454/jpdi.v7i1.415.

WHO. (2020). Transmisi SARS-CoV-2: implikasi terhadap


kewaspadaan pencegahan infeksi. 1–10.

MANGATSS DITAAAKKK!!! <3

Anda mungkin juga menyukai