Anda di halaman 1dari 30

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang PKL

Sekolah menengah kejuruan sebagai salah satu sub system

Pendidikan Nasional, memiliki kedudukan dan peranan sangat penting

dalam fungsi menyiapkan tenaga kerja terampil untuk menunjang

system Pendidikan Nasional, upaya penyiapan tenaga kerja yang

terampil sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan industri, didekati

melalui kebijaksanaan “Link and Match”. Kebijaksanaan ini membawa

Pendidikan kejuruan berpijak dan berada didunia usaha dan industri.

Salah satu alternatif implementasi kebijaksanaan “link and Match”

adalah penyelenggaraan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL). Pada

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Pada dasarnya Praktek Kerja Lapangan merupakan suatu

penyelenggaraan yang mengintegrasikan secara tersistem Pendidikan

didunia usaha dan industri.

Pengintegrasian kegiatan Pendidikan ini akan menghasilkan

perbedaan standar nilai disekolah dan didunia kerja serta sekaligus

mendekatkan supplay and demand ketenagakerjaan.

Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah kegiatan wajib bagi siswa

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yaitu kegiatan belajar dengan

objek dan tempat langsung di Dunia Usaha / Dunia Indsutri dalam

Kurikulum 2013 (rev 2017) pelaksanaan PKL.

1
Proses Pembelajaran didunia kerja (DUDI) disebut dengan Praktik

kerja lapangan (PKL) untuk penerapan, pemantapan, dan peningkatan

kopetensi. Pelaksanaan PKL melibatkan praktisi ahli yang

berpengalaman dibidangnya melalui pembimping praktik.

B. Tujuan PKL

Adapun tujuan pelaksanaan PKL antara lain :

1. Meningkatkan pemahaman dan memantapkan serta mengembangkan

ilmu siswa yang didapat disekolah dan menerapkan didunia usaha

dan industri.

2. Meningkatkan keterampilan berupa penguasaan kemampuan

professional kejuruan siswa.

3. Menumbuh kebangkan sikap professional dan etos kerja siswa.

4. Mengenalkan kepada siswa aspek aspek usaha yang potensial

didunia usaha/industri, seperti : struktur organisasi , manajemen,

asosiasi usaha dan jenjang karir.

5. Membekali siswa dengan pengalaman kerja yang sebenarnya.

6. Memberi motifasi siswa untuk berwirausaha.

7. Mengharapkan terjadinya penyerapan perkembangan teknologi dari

dunia usaha / dunia industri kesekolah dan sebaliknya.

8. Memberi masukan dan timbal balik, guna memperbaiki dan

mengembangkan serta kesesuaian Pendidikan kejuruan dengan

kebutuhan tenaga kerja lapangan.

2
9. Memberi peluang untuk pemasaran dan penelurusan lulusan.

10. Memberikan pengalaman kerja langsung (real) untuk menanamkan

(internalize) iklim kerja positif dan berorentasi pada pedulimutu

proses dan hasil kerja.

11. Menanamkan etos kerja yang tinggi bagi peserta didik untuk

memasuki dunia kerja menghadapi tuntunan pasar kerja global.

12. Memenuhi hal hal yang belum dipenuhi disekolah agar mencapai

keutuhan standar kompetensi lulusan.

13. Mengaktualisasikan penyelenggaraan model Pendidikan system

ganda (PSG) antara SMK dan institusi pasangan (DUDI),

memadukan secara sistematis dan sistemik program Pendidikan di

SMK dan program latihan di dunia kerja (DUDI).

C. Garis Besar Isi Laporan

 BAB I Pendahuluan

Pada bab ini akan diuraikan tentang latar belakang diadakan PKL serta

tujuan PKL dan juga dijelaskan mengenai garis besar isi laporan.

 BAB II Pelaksanaan PKL

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai bersangkutan institusi tempat

melaksanakan PKL yaitu bengkel mobil BUDI yang mengikuti

kepegawaian dan struktu organisasi. Semua kegiatan PKL yang akan

dilaksanakan dalam waktu yang ditentukan akan diuraikan secara rinci

beserta teori yang mendukung yang didapat selama kegiatan PKL.

3
 BAB III Penutup

Bab ini merupakan kesimpulan dari keseluruhan isi laporan dan

beberapa saran yang mungkin untuk dilakukan baik oleh pihak sekolah

sebagai pelaksana PKL maupun pihak instansi.

4
BAB II PELAKSANAAN PKL

A. UMUM

1. Sejarah intansi Lembaga

Bengkel mobil Budi didirikan pada tahun 2017 oleh Budi Saputra.

Dahulu sebelum mendirikan bengkel , Pak Budi pernah bekerja di

Bengkel Dedi sebagai mekanik disana. Setelah beberapa tahun bekerja

disana , akhirnya dia memutuskan untuk resign dan memutuskan untuk

membuka bengkel sendiri. Akhirnya pada tahun 2017 bang Budi dapat

membuka bengkel sendiri di Jl, Tanah Bakali.

2. Struktur Organisasi Instansi

Bengkel “Mobil Budi” dipimpin sendiri oleh bapak Budi Saputra

sekaligus sebagai mekaniknya sendiri.

3. Bidang usaha dunia usaha / dunia industri / instansi.

Bengkel “Mobil Budi” menerima service mobil dan menjual spare

part.

4. Pemeliharaan tempat dan lingkungan kerja

Sebelum melakukan bongkar pasang yang berhubungan dengan Oli

terlebih dahulu menampung olinya yang keluar dengan wadah supaya

olinya tidak mencemari lingkungan sekitar. Setelah selsai perbaikan

tempat lokasi bengkel dibersihkan supaya kita merasakan kenyamanan

dan kebersihan.

5
B. Khusus

1. Teori dan kopetensi yang Diperaktekan

A. .   Pengertian Gardan (Differential)

Differential atau sering dikenal dengan nama gardan adalah komponen

pada mobil yang  berfungsi untuk meneruskan tenaga mesin ke poros roda.

Putaran roda semuanya berasal dari proses pembakaran yang terjadi dalam

ruang bakar. Proses pembakaran inilah yang kemudian akan menggerakkan

piston untuk bergerak naik turun. Lalu  gerak naik turun piston ini akan

diteruskan untuk memutar poros engkol. Gerak putar poros engkol ini akan

diteruskan untuk memutar roda gila / flywheel. Putaran roda gila akan

diteruskan untuk memutar kopling kemudian diteruskan memutar transmisi ke

as kopel lalu ke gardan. Gardan akan meneruskan putaran ini ke as roda dan as

roda akan memutar roda, sehingga kendaraan dapat berjalan. Jadi urutan

perpindahan tenaga dan putaran dari mesin sampai ke roda, sehingga

kendaraan atau mobil dapat berjalan.

6
Gambar 1 Uni Gardan (Differential)

B. Fungsi Gardan

1) Merubah arah putaran mesin

Posisi mesin pada mobil untuk truck atau khusunya mobil yang

menggunakan as kopel, memiliki posisi mesin yang memanjang ke depan.

Sehingga arah putaran dari roda gila jelas tidak searah dengan arah putaran

roda. Maka gardan inilah yang membuat arah dari putaran mesin menjadi

searah dengan arah putaran roda (yaitu maju ke depan).

2) Memperbesar momen

Momen adalah tenaga putaran dari sebuah benda yang berputar.

Putaran poros engkol mempunyai tenaga atau momen. Tenaga dari suatu

benda yang berputar dengan cepat adalah kecil, sedangkan tenaga dari

benda yang berputar lambat adalah besar. Seperti kita ketahui bahwa

selambat – lambatnya mesin berputar memiliki kecepatan minimal 600

rpm. Maksudnya adalah dalam satu menit poros engkol berputar 600 kali.

Sedangkan pada kecepatan tinggii memiliki kecepatan hingga 12.000 rpm,

berarti poros engkol berputar 12.000 kali dalam 1 menit. Agar tenaga dari

poros engkol ini menjadi besar, maka kecepatan putaran dari poros engkol

ini harus diperlambat. Disinilah gardan memperlambat kecepatan putaran

dari poros engkol tersebut, sehingga tenaga putar atau momen menjadi

besar dan mobil dapat bergerak atau berjalan.

7
3) Membedakan putaran roda kiri dan kanan saat membelok

Gambar 2. Sistem Gardan

Pada saat mobil berbelok, putaran roda bagian dalam cenderung

lebih lambat daripada putaran roda bagian luar. Hal ini dimaksudkan agar

mobil dapat  berbelok dengan baik dan tidak slip. Jika kedua roda antara

yang kiri dan kanan selalu sama, maka mobil tak akan membelok. Di

sinilah gardan membuat putaran roda kiri dan kanan tidak sama, sehingga

mobil dapat membelok dengan baik.

Gambar 3. Letak Gardan pada mobil

8
Jadi jelaslah bahwa gardan memiliki fungsi yang sangat penting

pada mobil, sehingga mobil tersebut dapat berjalan dengan baik.

C. Bagian-bagian/ Komponen Gardan

Gambar 4 Komponen gardan

1.        Rel Axle Housing

Bagian ini dapat dikatakan sebagai tumpuan berat muatan mobil, karena

letaknya dibagian roda belakang, khususnya pada mobil muatan atau

minibus.

2.        Gasket

Bagian yang digunakan untuk menghambat kebocoran oli gardan bagian

ini juga penting. Kalau bocor akan mengakibatkan pelumasan pada gigi

gardan tidak sempurna yang buntutnya kerusakan pada gigi gardan.

3.        Differential Carrier

9
Gigi differential dipasang pada bagian ini. Untuk penyetelan ulang atau
penggantian gigi baru bagian ini delepaskan dari differential housing.
4.        Differential Ring gear dan drive pinion gear kit

Dinamakan kit karena untuk memperbaiki differential cukup dengan

mengganti bagian bagian ini.

5.        Oil Seal

Oil Seal yang terletak di bagian ujung dari differential housing ini

berfungsi mencegah agar oli tidak habis. Kalau ANda menemukan di

sekitar bagian ini ada basah akibat rembesan oli sebaiknya segera

mengganti seal baru.

6.        Universal joint Flange

Bagian yang meneruskan putaran propeler shaft differential disamping itu

ia juga berfungsi sebagai penyumbat agar oli tidak keluar.

7.        Differential Pinion atau montir menyebutnya gigi satelit

Gigi ini yang mengatur supaya pada saat mobil menikung kecepatan roda

kiri dan kanan bisa saling menyesuaikan diri.

8.        Mur pengancing drive shaft

ini sering kurang diperhatikan. Tidak terlintas untuk memeriksa apakah

masih terkancing dengan baik terutama pada mobil muatan.

10
Gambar 5 Komponen Komponen Gardan

D. Langkah Kerja Gardan

Fungsi utama gardan adalah membedakan putaran roda kiri dan kanan

pada saat mobilsedang membelok. Hal itu dimaksudkan agar mobil dapat

membelok dengan baik tanpamembuat kedua ban menjadi slip atau

tergelincir.

Adapun cara kerja gardan adalah sebagai berikut :

1.    Pada saat mobil berjalan lurus :

Pada saat mobil berjalan lurus keadaan kedua ban roda kiri dan kanan sama

– sama dalam kecepatan putaran yang sama. Dan juga beban yang

ditanggung roda kiri danroda kanan adalah sama. Sehingga urutan

perpindahan putaran dari as kopel akanditeruskan untuk memutar drive

pinion. Drive pinion akan memutar ring gear, dan ringgear bersama-sama

dengan differential case akan berputar. Dengan berputarnya differential case,

maka pinion gear akan terbawa berputar bersama dengan differentialcase

11
karena antara differential case dan pinion gear dihubungkan dengan pinion

shaft. Karena beban antara roda kiri dan roda kanan adalah sama saat jalan

lurus, maka pinion gear akan membawa side gear kanan dan side gear kiri

untuk berputar dalamsatu kesatuan. Jadi dalam keadaan jalan lurus

sebenarnya pinion gear tidak berputar, pinion gear hanaya membawa side

gear untuk berputar bersama-sama dengan differential case dalam kecepatan

putaran yang sama. Bila differential case berputar satu kali, maka side gear

juga berputar satu kali juga, demikian seterusnya dalamkeadaan lurus.

Putaran side gear ini kemudian akan diteruskan untuk menggerakkan asroda

dan kemudian menggerakkan roda.

2.    Pada saat kendaraan membelok :

Pada saat mobil sedang membelok beban yang ditanggung pada roda bagian

dalamadalah lebih besar daripada beban yang ditanggung roda bagian luar.

Misalkan sebuahmobil sedang belok ke kiri, maka beban pada roda kiri akan

lebih besar daripada bebanroda kanan. Dengan demikian urutan perpindahan

tenaganya adalah sebagai berikut ; Putaran dari as kopel akan diteruskan

untuk memutar drive pinion. Drive pinion akanmemutar ring gear. Dengan

berputarnya ring gear maka differential case akan terbawa juga untuk

berputar. Karena beban roda kiri lebih besar dari roda kanan saat belok

kekiri , maka side gear sebelah kiri akan memberi perlawanan terhadap

pinion gear.

12
E. Kerusakan Pada Gardan

Gardan juga memiliki urutan cara kerja yang perlu Anda ketahui, dimulai

dari putaran mesin, kemudian putaran awal tersebut diteruskan oleh

transmisi. Tugas dari transmisi ini ialah mengatur dan menentukan proses

oper atau perpindahan gigi. Kemudian proses ini diteruskan oleh gardan

yang akan membuat roda mobil kendaraan Anda dapat berputar dan

berjalan.Gardan dalam kendaraan memiliki bagian-bagian tersendiri antara

lain :

 Cincin dorong

 Mur penyetel

 Pinion penggerak

 Roda gigi samping atau side gear

 Cincin atau o-ring

 Bantalan belakang

 Pinion gear

 Spaser

 Tutup bantalan

 Pengunci mur penyetel

 Mur penyetel

13
 Differential caarier

 Penahan oli

 Baut, dan masih banyak lagi.

Permasalahan tentu akan terjadi pada putaran roda ban mobil jikalau

salah satu diantara bagian atau komponen gardan di atas mengalami

gangguan berupa kerusakan dan sebagainya. Cermati uraian berikut ini :

1. Terdengarnya Suara yang Berdengung dan Bising

Bagi Anda pengguna mobil yang menggunakan penggerak roda bagian

belakang, ketika mobil melaju dengan kecepatan yang cukup tinggi,

kemungkinan Anda akan mendengar suara yang berdengung dan berisik

dengan kurun waktu yang cukup lama. Hal tersebut tentu akan terjadi jika

gigi atau gear gardan sudah mengalami keausan. Disarankan bagi Anda

untuk segera mengganti gigi gardan tersebut dengan yang baru agar bunyi

dengung yang mengganggu aktivitas Anda berkendara akan segera hilang.

Tak hanya gigi gardan yang telah mengalami keausan, bunyi berdengung

tersebut juga dapat terjadi jika jarak bebas antara gigi atau gear gardan

yang satu dengan yang lainnya mengalami kelonggaran. Untuk mengatasi

hal tersebut, Anda hanya perlu menyetel ulang jarak bebas antara gigi

gardan tersebut.

2. Timbul Getaran pada Gardan

14
Apakah Anda pernah merasakan bergetarnya bagian gardan mobil ketika

Anda sedang mengemudi mobil?. Getaran tersebut dapat saja terjadi

karena laher gardan yang mengalami kerusakan atau sudah ambrol.

Bergetarnya gardan mobil juga dapat terjadi dikarenakan oleh gear atau

gigi gardan tersebut rusak akibat buruknya kualitas bahan atau juga bisa

karena benturan yang sering terjadi.

3. Kebocoran Oli Gardan

Gejala kerusakan gardan mobil yang terakhir ialah oli gardan yang

mengalami kebocoran. Oli gardan yang bocor tentu dapat terjadi karena

beberapa penyebab antara lain :

 Penyebab pertama ialah pada bagian baut tap oli gardan yang berfungsi

untuk mengeluarkan oli gardan tersebut. Kebocoran oli tentu akan

terjadi akibat kurang kencangnya baut ketika dipasang atau drat baut

yang bisa saja telah mengalami keausan namun tetap dipaksa untuk

dipasang.

 Penyebab kedua ialah packing gardan. Anda membutuhkan lem untuk

menyatukan antara selongsong gardan dengan gardan. Tidak ratanya

pemberian lem pada gardan tersebut berpotensi sebagai penyebab

terjadinya kebocoran pada oli gardan.

 Selain dua penyebab di atas, oli gardan juga dapat mengalami

kebocoran ketika seal pinion yang telah mengalami keausan atau dapat

15
juga karena karet pada seal pinion tersebut telah robek atau bahkan

sudah rusak.

 Penyebab terakhir ialah terjadinya permasalahan pada bagian seal roda

bagian belakang khusus untuk mobil yang menggunakan penggerak

roda bagian belakang.

Dengan mengetahui berbagai gejala gardan mobil yang mengalami

kerusakan, tentu tak ada alasan lagi bagi Anda untuk melakukan perawatan

dan pemeriksaan terhadap komponen satu ini secara rutin. Namun, bagi

Anda yang gardan mobilnya sudah terlanjur mengalami kerusakan,

penggantian dan pemilihan komponen baru yang berkualitas penting untuk

Anda lakukan. Tak perlu susah untuk mencari tempat yang menyediakan

gardan mobil beserta komponennya, 

Gambar 6. Kerusakan Pada Gardan

16
2. Persiapan Kerja

a. Tata Tertib Dunia Usaha


 Berdisiplin, jujur, bertanggung jawab
 Menggunakan pakaian praktik
 Menggunakan alat sesuai fungsinya
 Menjaga kebersihan tempat kerja
 Sebelum melakukan pembongkaran, tandai komponen agar tidak
terluka
 Bekerja sesuai dengan prosedur
b. Keselamatan Kerja
 Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan
 Melakukan pelepasan, pengujian dan penggantian komponen
 Memperhatikan intruksi yang disampaikan guru/intrustur
 Setelah selesai bereskan alat – alat yang telah digunakan
c. Persiapan Alat dan Bahan
 Unit gardan
 Kunci ring
 Kunci sock
 Palu
 Obeng
 Pipa
 Balok

17
3. Gambar Kerja

Gambar 7 Kerja Gardan

4. Proses Kerja

a) Pembongkaran

 Angkutan kendaraan

 Mengeluarkan oli pelumas aksel

 Melepas poros penggerak

18
Gambar 8. Melepas Poros Penggerak

 Melepas roda tromol

Gambar 9. Cara Melepas Roda Tromol

Melepas poros penggerak aksel:

a. Melepas bagian-bagian yang menghalangi keluarnya poros penggerak

aksel

b. Melepas mur penahan poros penggerak aksel

c. Tarik keluar poros penggerak aksel dengan palu luncur

d. Lepas mur dan turunkan penggerak aksel dari dudukannya

Perhatikan!

Jika sulit lepas jangan gunakan obeng atau pahat hingga merusakkan

paking/permukaan duduka

 Melepas poros-poros penggerak aksel

19
a) Melepas bagian-bagian yang menghilangkan keluarnya poros penggerak

aksel

b) Melepas mur penahan poros penggerak aksel.

c) Tarik keluar poros penggerak aksel dengan palu luncur

d) Lepas mur dan turunkan penggerak aksel dan dudukannya

Perhatian : jika sulit lepas gunakan obeng atau pahat hingga merusak

paking/permukaan dudukan.

 Membongkar penggerak aksel

a) Sebelum dibongkar terlebih dahulu periksa/mengukur celah kebebasan

kontak gigi pinion dengan gigi korona.

b) Beri tanda pada tutup bantalan

c) Lepas plat pengunci buat penyetel

d) Lepas buat pengikat tutup bantalan

e) Amgkat keluar rumah diferensial

Gambar 10. Membongkar Pembongkar aksel

20
Perhatian : baut penyetel, cincin bantalan bagian kiri dan kanan tidak boleh

tertukar/beri tanda

 Mengukur tinggi pinion dengan mistar dalam ukuran ini penting untuk

control dalam pemasangan agar pinion dapat dipasang dengan baik/seperti

semula.

 Membongkar rumah differensial.

 Melepas bantalan rumah differensial dan beri tanda/bantalan tidak boleh

tertukar

 Beri tanda lepas baut pengikat gigi

 Korona sedikit demi sedikit dan menyilang

 Melepas gigi korona (jangan memukul di satu tempat hingga lepas).

 Lepas pasak dan keluarkan poros gigi planet

 Mengeluarkan gigi planet dan gigi satelit, susun sesuai pemasangan hingga

tak terjadi kesalahan.

b). Membongkar/ melepas poros ponion

 Bebaskan pasak pengunci, lepas mur pengikat poros kemudian gunakan

baler untuk melepas sil poros ponion.

 Melepas bantalan poros ponion, perhatian kedudukan poros harus tegak

lurus terhadap alat pres, perhatian cincin pembatas pada bantalan jangan

sampai hilang.

21
Gambar.11 Membongkar / Melepas Poros Ponion

Lepas cincin bantalan poros pinion, perhatian saat mengepres batang penumbuk

harus tegak lurus jangan menghilangkan cincin pembatas bila ada.

c. Pemerikasaan

 Bersihkan semua penggerak aksel yang telah dibongkar

 Bagian pasak mur pengikat flens

 Kebebasan radial flens terhadap poros pinion

 Setiap overhaul penggerak aksel sil poros pinion harus diganti baru

 Keausan / permukaan kedudukan bantalan poros pinion

 Keausan dudukan bantalan poros pinion

 Keausan permukaan gerak bantalan

 Keausan duduk bantalan rumah garden

22
 Keausan poros gigi planet

 Keausan gigi planet dan gigi satelit

 Kerusakan pasak poros gigi planet harus diganti

 Keausan ring pembatas gigi planet dan ring pembatas gigi satelit

Gambar.12 Bagian Poros Propeler

d. Pemasangan

 memberikan oli pelumas penggerak aksel pada semua bagian yang akan

dipasang

 setiap pekerjaan overhaul dan paking diganti baru

 dalam tahap – tahap pemasangan tanda harus kembali pada posisi semula

e. Poros Pinion

 Memasang cincin luar bantalan poros pinion

 Memasang sil poros pinion

 Memasang bantalan poros pinion

23
 Memasang bantalan poros pinion dengan ring pembatas sisi miring

menghadap ke gigi pinion

 Memasang poros pinion dengan pengencangan 130 – 200 Nm, dan

jaringan, dan jangan lupa memasang pipa pembatas control momen putar

poros, jika

 Memakai : pipa

pembats baru 0.7 –

1.5 Nm, pipa pembatas

lama 0.5 Nm

 Mengukur / control

pinion harus sama dengan semula

Gambar 13. komponen-komponen Garden

f. Differensial

 Perhatikan pemasangan ring pembatas bagian yang terdapat alur

olimenghadap ke gigi planet dan satelit

24
 Memasang gigi differensial, control celah antara gigi planet dengan rumah

differensial : 0,1 – 0,2 mm dan gigi-gigi harus dapat berputas halus

 Memasang gigi korona dengan dipanaskan terlebih dahulu, momen

pengencangan 70-80 Nm.

Perhatikan ! jangan lupa pengunci baut harus terpasang

 Sebelum dipasang tutup bantalan, baut penyetel harus dapat berputar

dengan baik

 Pasang tutup bantalan dan keraskan pengikat 2/3 dari moment pengerasan.

 Menyetel celah kebebasan antara gigi korona dengan gigi ponion 0.5-0.2

mm atau dilihat di buku data

 Baut dudukan bantalan dikencangkan dengan moment pengencangan 70-

90 Nm. Control pre-load keseluruhan :1.7-2.5 Nm

 Control keolengan pada gigi korona 0.07-0.03 mm

 Memeriksa permukaan kontak, oleskan cairan pewarna/spidol non

permanen pada gigi korona kemudian di putar hingga tampak bekas

kontak permukaan gigi

 Mengontrol sekali lagi celah kebebasan antara gigi pinion dan gigi korona

 Memasang plat pengunci baut penyetel.

25
Gambar 14. Differensial (Gardan)

g. Memasang penggerak aksel

 Bersihkan permukaan dudukan penggerak aksel

 Bersihkan aksel biasanya pada bagian bawah terdapat bram

 Pasang penggerak aksel, jangan lupa paking momen pengerasaan 16-22

Nm

 Pasang poros aksel

 Pasang poros penggerak aksel dan memeriksa kebebasan aksial poros

 Mengisi oli penggerak aksel SAE 90 (Hipoid-oli).

Gambar 15. pemasangan

h. Tahap pengujian

Setelah pengerjaan selesai uji keberhasilan. Gardan diuji oleh pembimbing

yang tadinya rusak menjadi baik. Ternyata setelah melakukan perbaikan hasilnya

memuaskan.

26
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Kegiatan Praktek Kerja Industri merupakan kegiatan yang sangat

bermanfaat bagi siswa dan siswi, dan dapat mengenal lebih jauh

bagaimana cara bekerja dilapangan sesuai keahlian masing-masing siswa.

Sehingga siswa dapat melihat gambaran mengenai kagiatan bidang usaha

dimasa yang akan datang, serta siswa-siswi mengetahui standar

kompetensi yang akan dijadikan peluang kerja dan kesempatan kerja.

Dalam dunia usaha dibutuhkan kedisiplinan yang cukup baik, instansi-

instansi biasanya memerlukan karyawan yang disiplin, terampil, rajin dan

cerdas.

Setelah penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) selama

3 bulan di Bengkel ”Mobil Budi”. Penulis menyimpulkan di dalam

Laporan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN), bahwa pada gardan harus

dilakukan perbaikan dan perawatan berkala secara rutin. Dengan

melakukan perbaikan dan perawatan berkala kerusakan pada komponen

dapat segera diketahui dan pengendara kendaraan tersebut dapat terhindar

dari resiko kecelakaan.

27
B. Saran

Setelah selesai melakukan Prakterk Kerja Industri (PRAKERIN)

penulis banyak mendapat pelajaran-pelajaran tentang perawatan dan

perbaikan Gardan. Untuk itu penulis menyarankan agar pemilik kendaraan

rutin mengontrol oli gardan pada kendaraan untuk mengetahui bagaimana

kondisi gardan kendaraan kita supaya pada saat kita berkendara kita bisa

aman dan terhindar dari kecelakaan yang tidak diinginkan.

28
KEPUSTAKAAN

https://devisofiah23.blogspot.com/2015/06/pengertian-bagian-bagian-fungsi-
dan.html
http://blog.belionderdil.co.id/penyebab-dan-gejala-kerusakan-gardan-mobil-serta-
solusinya/
https://automotivexist.blogspot.com/2016/09/masalah-yang-sering-timbul-pada-
gardan-mobil.html
https://devisofiah23.blogspot.com/2015/06/cara-bongkar-pasang-gardan-
mobil.html

29
LAMPIRAN

30

Anda mungkin juga menyukai