Syifa Putri r 24
Tujuannya ;
7. mengatasi atau mencegah edema dan menghindari bahan makanan yang diduga sebagai penyebab.
2. lama sakit.
1. kebebasan -> melakukan modifikasi diet ada kebebasan atau toleran untuk berubah. Namun
perubahan tetap di fokuskan pada kebutuhan tubuh akan zat gizi Esensial yang diperlukan sesuai dengan
penyakitnya.
2. Individual -> makanannya direncanakan sebaiknya disesuaikan dengan kebiasaan makan terutama
asupan makanan, kesukaan status ekonomi ,agama dan faktor lingkungan termasuk sarana dan prasana
pengolahan makanan.
3. Sederhana -> sebaiknya tidak memberatkan penyediaannya sehingga mudah untuk dilaksanakan.
DASAR DAN CARA MODIFIKASI DIET ;
dasar utama modifikasi diet adalah kebutuhan gizi individu dari pasien yang dilayani secara kuantitas
adalah jumlah energi dan zat gizi nya disesuaikan dengan kebutuhan pasien dengan memperhatikan
usia, jenis kelamin, aktivitas dan kondisi lain lain. Kondisi lain ya kondisi lain yang perlu diperhatikan
adalah status gizi sebelum sakit, status gizi saat ini, dan bagaimana sebaiknya status gizi berikutnya,
apakah perlu ditingkatkan atau diturunkan atau dipertahankan. faktor pertimbangan lain lainnya yang
perlu dipertimbangkan adalah Patofisiologi penyakit, prediksi lama sakit, jumlah dan jenis zat gizi yang
mungkin hilang selama sakit, toleransi pasien terhadap makanan, kondisi sosial ekonomi , budaya ,
agama, kesukaan , dll.
1. Modifikasi Konsistensi -> mengubah bentuk dan konsistensi dari regimen atau makanan yang
diberikan pada pasien. dasar modifikasi bentuk atau konsistensi tetap pada kebutuhan gizi pasien, jika
kebutuhan gizi tidak tercapai dengan konsistensi tersebut, maka perlu ada beberapa pertimbangan.
misalnya makanan itu hanya diberikan satu sampai dua hari saja atau diberikan dengan modifikasi
lainnya. contohnya modifikasi pemberian yaitu oral dan enteral.
2. Modifikasi nilai gizi -> nilai gizi yang dimaksud bisa berupa modifikasi energi, modifikasi zat gizi seperti
protein, karbohidrat, vitamin, mineral dan serat.