Anda di halaman 1dari 18

CASE PBL FOR STUDENT

(PBL 1)

A. CASE PBL 1:
Pada hari ini seorang remaja bernama Nayla berusia 13 tahun datang bersama ibunya ke
Puskesmas untuk berkonsultasi. Ibu Nayla mengatakan putrinya mengalami nyeri perut seperti di
remas-remas setiap kali menstruasi, bahkan terkadang sampai izin tidak masuk sekolah karena
nyeri yang dialaminya. Selain itu, 1 bulan terakhir ini, anaknya tidak menstruasi. Biasanya Nayla
menstruasi sekitar tanggal 5 atau 6 tiap bulannya namun sampai saat ini belum menstruasi
(terlambat 1 minggu). Menarche 8 bulan yang lalu. Aktivitas sehari-hari bersekolah dan
mengikuti les. Terkadang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dan Nayla jarang sekali berolahraga
kecuali saat pelajaran olahraga di sekolahnya. Pola nutrisi : Nayla makan 3 kali sehari dengan
makanan yang bervariasi namun tidak terlalu suka makan sayur, sangat suka ayam yang dijual di
salah satu tempat makan cepat saji dan sangat suka minum minuman bersoda atau kemasan.
Pemeriksaan fisik : KU baik, TB 145 cm, BB 40 kg, TD 100/60 mmHg, wajah tidak pucat,
konjungtiva agak pucat, tidak ada massa dan tidak ada nyeri tekan pada perut.

B. TUGAS MAHASISWA
Lakukan tugas atau langkah berikut:

1. Temukan kata kunci (key word)


1. Dhea (Remaja usia 13 tahun, nyeri perut setiap menstruasi, sudah 1 bulan tidak
menstruasi, menarche 8 bulan yang lalu)
2. Fitria (kebiasaan makanan cepat saji)
3. Henggarintyas (Jarang melakukan aktivitas fisik)
4. Hana (kurang suka makan sayur)
5. Henggarintyas (Suka makanan cepat saji atau fast food)
6. Amarsya (tb 145 cm, bb 40kg, td 100/60)
7. Lutfia (konjungtiva agak pucat)
8. Vita Ayu (Nayla suka minuman soda, saat pemeriksaan fisik perut tidak ada masalah,
saat ditekan perut tidak nyeri)
9. Elva ( pemeriksaan fisik KU baik )
10. Qorry (pemeriksaan fisik wajahnya tidak pucat)
11. Siti faradiba ( mengalami terlambat menstruasi)
12. Claudia Bunga (Makan rutin 3x sehari dengan makanan yang bervariasi)
2. Identifikasi masalah
1. Henggarintyas (Apa penyebab nayla tidak menstruasi selama satu bulan?)
2. Claudia (Apakah makanan cepat saji yang sering dikonsumsi nayla berpengaruh pada
siklus menstruasi?)
3. Safa (Apakah nyeri perut nayla seperti diremas-remas menandakan kondisi patofisiologis
tertentu?)
4. Amarsya (IMT tubuh nayla normal jika ditinjau? Dan apakah IMT tersebut dapat
mempengaruhi siklus menstruasinya?)
5. Dhea ( Apakah hubungan antara usia dengan nyeri perut saat menstruasi?)
6. Vita (Apakah aktivitas fisik berpengaruh pada siklus menstruasi?)
7. Hana ( hubungan antara pola makan dengan siklus menstruasi?)
8. Luthfia (Apakah konjungtiva pucat bisa mengarah ke gangguan siklus menstruasi?
9. Siti (apakah terlambatnya siklus menstruasi yang dialami berhubungan dengan menarche
yang dialami baru-baru ini)
10. Qorry’ (Apakah kebiasaan mengonsumsi minuman bersoda dapat berpengaruh pada
siklus menstruasi?)

3. Brainstorming
1. Hengga ( benar bahwa pola nutrisi berkaitan dengan pola mens karena berhubungan dgn
hormon estrogen)
2. Lutfia ( mengarah pada dismenore karena terjadi peningkatan prostaglandin pada lapisan
uterus sehingga menyebabkan kontraksi pada uterus yang berujung nyeri)
3. Dhea (IMT yang kurang/lebih dari normal berpengaruh terhadap siklus mens)
4. Amarsya ( IMT naila normal sehingga tidak termasuk penyebab telatnya mens naila)
5. Hana (Nutrisi naila lebih ke arah lemak sehingga kurang mengontrol hormon dan
menyebabkan siklus tidak teratur) Bunga (Kandungan dalam fast food dapat
menyebabkan kekurangan vitamin A, B, C, D, serta zat besi yang dapat menyebabkan
siklus menstruasi yang tidak teratur ). Vita (naila kurang zat besi sehingga tekanan
darahnya rendah dan siklus mens nya tidak lancar).
6. Qorry (Untuk penyebab dari perut seperti diremas-remas dan telatnya menstruasi dari
nayla ini bukan dari patologis tertentu karena ditinjau dari pemeriksaan fisik tidak ada
massa dan nyeri tekan pada perut, dan kemungkinan juga karena amenorea akibat
perubahan hormon)
7. Hengga dan dhea (penyebab naila tidak mens karena kurangnya aktivitas fisik dan nutrisi
yang kurang tercukupi. Perubahan hormon pada naila yang dipengaruhi oleh pola
makan). Shafa (ada kemungkinan ada gangguan pada organ reproduksi yang
berhubungan dengan menstruasi seperti ovarium). Luthfia (ada kemungkinan mengalami
anemia sehingga berpengaruh pada siklus mens).

4. Systematic classification
5. Tentukan learning objective (LO)
1. Siti Faradiba, henggarintyas,amarsya ( mengetahui dan memahami penyebab dari
terjadinya siklus menstruasi yang tidak teratur )
2. Elva (Memahami penggolongan Dismenore)
3. Mengetahui tata laksana dari siklus yang tidak teratur dan dismenorea

6. Diskusi Kelompok

1. mengetahui dan memahami penyebab dari terjadinya siklus menstruasi yang tidak normal
: (SEPAKAT)
- Dhea :
a. Hubungan Pola Makan dengan Siklus Menstruasi
Pola makan termasuk nutrisi yang diperoleh sangat berpengaruh terhadap siklus
menstruasi. Seseorang yang jarang maupun kurang mengkonsumsi sayur dan buah bisa
menjadi penyebab siklus mens tidak normal. Seperti ketika kekurangan vit. C itu dapat
menghambat proses absorbsi besi sehingga produksi besi yang fungsinya menghasilkan
hemoglobin akan berkurang. Zat besi rendah, hemoglobin juga rendah, sehingga
menyebabkan anemia, dan anemia bisa menyebabkan siklus mens tidak normal karena
berkaitan dengan hormon steroid seperti androgen dan estrogen yang merupakan faktor
utama dalam pengaturan siklus mens. Kemudian, seseorang yang memiliki kebiasaan
makan makanan cepat saji juga mempengaruhi siklus mens, karena kebanyakan makanan
tersebut mengandung lemak tinggi. Konsumsi makanan berlemak dapat mempengaruhi
siklus menstruasi karena ketersediaan lemak berpengaruh pada produksi hormon. Jadi,
seorang yang memiliki penumpukan lemak menyebabkan tubuhnya bingung dalam
mengatur hormonnya sehingga produksi hormon terganggu dan siklus menstruasinya
cenderung tidak normal karena hormon estrogen berlebih akibat lemak berlebih.
Kekurangan lemak juga berpengaruh karena tubuh tidak mempunyai cukup sel lemak
untuk memproduksi estrogen yang dibutuhkan untuk menstruasi.

Sumber:
Lestari, M. Dan Fachry, A. 2019. ‘Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Siklus Haid
Tidak Teratur Pada Mahasiswi Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jayapura’, Jurnal Sehat
Mandiri, vol. 14, no. 2, p. 57–63.

- Henggarintyas : pengaruh IMT terhadap siklus menstruasi, sekresi GnRh,


● Faktor IMT

Indeks Massa Tubuh (IMT) yang tidak normal berkaitan dengan siklus
menstruasi yang tidak teratur. Terdapat beberapa teori yang membahas hal ini.
Teori pertama berkaitan dengan jumlah estrogen yang meningkat dalam darah,
dimana lebih panjangnya siklus menstruasi disebabkan oleh jumlah estrogen yang
meningkat dalam darah akibat jumlah lemak tubuh yang berlebihan. Kadar
estrogen yang tinggi akan memberikan feed back negatif terhadap sekresi GnRH
yang berpengaruh terhadap siklus menstruasi. Teori kedua berkaitan dengan
hipothalamus, dimana kelaparan, extreme exercise dan stres dapat menjadi
pemicu pada supresi hipothalamus. Wanita yang memiliki berat badan kurang
secara sederhana tubuhnya akan menghentikan proses pembuatan estrogen.
Lemak yang terganggu dapat menghentikan sel untuk mengubah kolesterol
menjadi estrogen ekstra. Hal ini akan menyebabkan siklus menstruasi menjadi
lebih panjang dan terganggu pada Wanita.

● Faktor durasi tidur


Durasi tidur berpengaruh terhadap ketidakteraturan siklus menstruasi
karena durasi tidur yang buruk dapat menghambat sintesis hormone melatonin
yang mempengaruhi produksi dan sintesis hormone esterogen. Hal ini yang dapat
menyebabkan ketidakteraturan siklus menstruasi. Pada remaja waktu tidur yang
baik antara 7 – 9 jam per hari pada malam hari.
Sumber :
Yolandiani, R. P. dkk. 2020. ‘Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakteraturan siklus
mesntruasi pada remaja’, Jurnal Keperawatan Indonesia. Vol. 68, no. 02, p. 1-10.
Tanisiwa, F. I. dkk. 2019. ‘Body mass index with specification of the menstrual cycle in
women of reproductive age in West Leihitu District’, Pattimura Medical Review. Vol 1,
no. 1, p. 60-71.

- Safa : Faktor Psikis (stress), penurunan hormon LH


Stres merupakan suatu respon fisiologis, psikologis dan perilaku dari manusia yang
mencoba untuk mengadaptasi dan mengatur baik tekanan internal dan eksternal (stresor).
Stres merangsang HPA (hypothalamus-pituitary-adrenal cortex) aksis, sehingga
dihasilkan hormon kortisol menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan hormonal
termasuk hormon reproduksi dan terjadi suatu keadaan siklus menstruasi yang tidak
teratur. Elevasi dari hormon kortisol ini juga akan berdampak terhadap penurunan LH,
dimana hormo tsb adalah salah satu hormon yang bertanggung jawab dalam siklus
menstruasi. Jika ada hormon yang terganggu, maka siklus menstruasi pun akan
terganggu.
Berdasarkan hasil penelitian Nasution pada tahun 2010 yang dilakukan pada mahasiswi
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2007, menunjukkan 79,1%
responden dengan stres didapati 23,7% responden mengalami siklus
menstruasi yang tidak teratur. Sebanyak 20,9% yang tidak stres didapati 0,7% mengalami
siklus mentruasi yang tidak teratur. Data beberapa hasil studi juga dikatakan bahwa
wanita yang menderita gangguan psikiatri dilaporkan sebanyak 22,1% mengalami
menstruasi tidak teratur.

Yudita, N. et all. 2017. ‘Hubungan Stress dengan Pola Siklus Menstruasi Mahasiswa
Kedokterna Universitas Andalas’, Jurnal Kesehatan Andalas, vol. 6, no. 2, p. 57–63.
- Qorry :
Faktor kebiasaan makan seperti tinggi gula juga akan memperberat gejala PMS. Gula
adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi, mengubah makan
menjadi manis dan merupaka pemanis sederhana yang paling sering digunakan baik di
makanan maupun minuman. Konsumsi gula yang berlebih juga akan menyebabkan
tubuh mengalami dehidrasi lebih cepat sehingga mudah lelah, lemas, lesu, letih, bahkan
pingsan. Sehingga dapat memperparah dismenorhea. Mengonsumsi gula yang berlebih
juga akan menambah kadar gula dalam darah meningkat sehingga dapat menyebabkan
resistensi insulin yang dapat mempengaruhi hormon seks termasuk siklus haid. Minuman
soda berkarbonat (soft drink) ternyata juga memiliki kandungan kafein dan pemanis
buatan (aspartame). Kafein dapat menyebabkan konstriksi pembuluh darah uterus (rahim)
sehingga terjadi penurunan aliran darah uterus, yang mana dapat mengurangi perdarahan
menstruasi dan memperpendek durasi mens. Selain itu, didapatkan juga bahwa mereka
yang mengonsumsi kafein dalam jumlah banyak menjadi dua kali lebih mungkin untuk
mengalami siklus menstruasi yang lebih pendek dibandingkan mereka yang tidak
mengonsumsi. Efek vasokonstriktor dari kafein ini pun yang kemudian menyebabkan
nyeri saat menstruasi terasa lebih berat. Sehingga sebaiknya pada saat menstruasi, wanita
mengurangi atau tidak mengonsumsi minuman yang mengandung kafein. Kafein perlu
dihindari karena bisa menyempitkan pembuluh darah dan membuat tubuh terdehidrasi.
Maka dari itu bila mengonsumsi kafein, tubuh akan merasa tidak nyaman dan
menimbulkan sakit kepala serta meningkatkan kecemasan (Ramadhani, Setiawati and
Evayanti, 2016).

Ramadhani, R. Setiawati, O. R. and Evayanti, Y. 2016. Analisis Faktor Yang


Mempengaruhi Pre Menstrual Syndrome Pada Remaja Putri Di Smpn 5 Bandar Lampung
Tahun 2015. Jurnal Dunia Kesmas, vol. 5, no. 2, pp. 65-73

- Claudia Bunga : Usia Menarche


Pada usia menarche yang masih dini juga akan dapat mengakibatkan kejadian
patofisiologis seperti dismonere primer. Menarche yang lebih awal dapat memicu
terjadinya siklus ovulasi yang lebih cepat, sehingga dapat menyebabkan siklus dari
menstruasi juga tida teratur.

Sumber :
Farida, W., Sulistyani, dan Huda, A. 2020. ‘Hubungan Antara Siklus Gizi, Usia
Menarche, dengan kejadian Dysmonerrhea Primer pada Remaja Putri.’
E-Journal Kesehatan, vol.8, no.2.

- Vita : Olahraga yang rutin saat haid akan memperlancar sirkulasi darah sehingga
mengurangi nyeri perut atau dismenore. Olahraga yang ringan dapat membantu otot
menjadi rileks dan bisa memperlancar haid. Walaupun olahraga memiliki banyak
keuntungan, tetapi olahraga yang berat juga dapat menyebabkan beberapa gangguan.
Olahraga yang terlalu berat dapat menimbulkan gangguan pada fisiologi siklus
menstruasi, gangguan dapat berupa tidak adanya menstruasi (amenore), penipisan tulang
(osteoporosis), menstruasi tidak teratur. Hasil penelitian dari jurnal, siklus menstruasi
tidak teratur mayoritas berasal dari kelompok aktivitas fisik intensitas tinggi. Siswi yang
termasuk kelompok aktivitas fisik intensitas sedang dan intensitas rendah mayoritas
memiliki siklus menstruasi yang teratur. Dengan demikian, peneliti berasumsi bahwa
intensitas aktivitas fisik merupakan salah satu faktor penyebab ketidakteraturan siklus
menstruasi.

Hal ini sesuai dengan penelitian Souza et.al, (2013) yang menyebutkan bahwa aktivitas
fisik intensitas tinggi akan menyebabkan peningkatan jumlah hormon ghrelin, dimana
hormon Ghrelin menyebabkan pulsalitas Luteinizing Hormone (LH) menurun, padahal
Luteinizing Hormone (LH) berperan penting dalam proses ovulasi dan pematangan
corpus luteum. Selain itu dalam penelitiannya, Souza et al. juga menyebutkan bahwa
peningkatan hormon ghrelin merupakan pertanda bahwa tubuh sedang mengalami defisit
energi. Sehingga aktivitas fisik berhubungan dengan siklus menstruasi, oleh karena itu
jika melakukan olahraga harus dengan intensitas rendah seperti yoga agar otot kita rileks,
dan sebaliknya saat menstruasi jangan terlalu lelah dan melakukan aktivitas yang berat
karena dapat memperparah kelainan menstruasi tersebut.

Sumber :

Souza MJ, Leidy HJ, O’Donnell E, Lasley B, Williams NI (2013). Fasting Ghrelin Levels
in Physically Active Women: Relationship with Menstrual Disturbances and Metabolic
Hormones.

Naibaho, W. N. K. et al. (2014) ‘Hubungan antara Tingkat Aktivitas Fisik dan Siklus
Menstruasi pada Remaja di SMA Warga Kota Surakarta’, Nexus Kedokteran Komunitas,
3(2), pp. 162–169.

- Luthfia : Seorang perempuan yang kekurangan gizi, fungsi organ reproduksinya akan
berkurang, dan menyebabkan penurunan berat badan yang juga bisa berpengaruh
terhadap perubahan hormon tertentu yang berkaitan dengan gangguan hipotalamus
sehingga siklus ovulasi juga akan terganggu. Begitu juga perempuan yang memiliki
kelebihan berat badan akan berpengaruh pada fase folikular (FP) dan fase luteal (LP) di
dalam siklus menstruasi yang meliputi dua mekanisme. Pertama adalah terjadi
hiperinsulinemia, akibatnya ada ketidakseimbangan SHBG dan androgen yang
menyebabkan tidak terjadi ovulasi. Kedua, kelebihan berat badan mengakibatkan
peradangan metabolik dan sistemik kronis yang dapat mengubah fungsi reproduksi
sumbu hipotalamus-hipofisis-gonad (HPG). Selain itu, kelebihan berat badan akibat
trigliserida menyebabkan peningkatan resistensi leptin pada aksis HPG sehingga dapat
meningkatkan risiko gangguan makan dan hipogonadisme atau kegagalan gonad. Jadi,
perempuan baik dengan kekurangan maupun kelebihan nutrisi berdampak pada
penurunan fungsi hipotalamus yang tidak memberi rangsang terhadap hipofisis anterior
untuk memproduksi FSH yang berfungsi sebagai penstimulasi pembentukan 3 sampai 30
folikel yang mengandung sel telur dan pematangan folikel. Selain itu, berdampak pula
pada produksi LH yang berfungsi dalam ovulasi yang apabila tidak dibuahi akan
mengalami peluruhan. Oleh karena itu, apabila kerja FSH dan LH terganggu, maka siklus
menstruasi akan ikut terganggu (Astuti dan Noranita, 2016).

Astuti, E. P. Dan Noranita, L. 2016. ‘Prevalensi Kejadian Gangguan Menstruasi


Berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) Pada Siswa Kelas VII SMP’, Jurnal Ilmu
Kebidanan, vol. 3, no. 1, p. 58-64.

- Qorry : Nutrisi pada konsumsi buah dan sayur mengakibatkan defisiensi vit C yang
menghambat proses absorpsi besi
Absorpsi besi yang efektif dan efisien memerlukan suasana asam dan adanya reduktor,
seperti vitamin C. Absorpsi besi dalam bentuk nonheme dapat meningkat empat kali lipat
dengan adanya vitamin C. Oleh karena itu, kekurangan vitamin C dapat menghambat
proses absorpsi besi. Vitamin C dapat menghambat pembentukan hemosiderin yang
diimobilisasi untuk membebaskan besi jika diperlukan. Vitamin C juga memiliki peran
dalam pemindahan besi dari transferin di dalam plasma ke feritin hati. Hal ini sebagai
risiko potensial defisiensi zat gizi bagi kelompok remaja putri yang mengalami
menstruasi setiap bulan. Asupan zat gizi yang kurang dari kebutuhan tubuh dapat
menyebabkan siklus menstruasi tidak teratur. Siklus menstruasi dihitung berdasarkan
lamanya empat fase pada satu siklus menstruasi. Fase-fase siklus menstruasi tersebut
adalah fase menstrual, fase preovulatori, ovulasi dan fase pasca ovulatori. Satu siklus
menstruasi terjadi selama 25 hingga 32 hari. Remaja vegetarian yang defisiensi protein,
vitamin C dan zat besi berkaitan dengan fase preovulatori sedangkan defisiensi vitamin
B12 berkaitan dengan fase ovulasi. Selain itu kelebihan dan kekurangan gizi secara
umum berdampak pada penurunan fungsi hipotalamus memberikan ransangan impuls ke
Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH).
Wahyuni, Y., & Dewi, R. (2018). Gangguan siklus menstruasi kaitannya dengan asupan
zat gizi pada remaja vegetarian. Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal of
Nutrition), vol. 6, no. 2.

- Safa : Amenore pada atlet sbg kasus nyata dari gabungan 2 faktor penyebab gangguan
mens
Sistem reproduksi perempuan sangat sensitif terhadap stres fisiologis.
Banyakatlet perempuan mengalami masalah gangguan menstruasi yang
berkaitan dengan latihan, seperti menarche yang tertunda, oligomenore dan
amenore. Kejadian amenore pada atlet adalah antara 5%-46%. Amenore pada atlet
diduga terjadi karena pemakaian energi yang berlebihan dan simpanan energi yang
rendah, yang menyebabkan gangguan pada hormon sistem reproduksi yang terlibat
dalam fisiologi menstruasi.
Amenore pada atlet yang mengalami overtraining
terjadi karena gangguan pada hipotalamus. Gangguan terutama terletak
pada sekresi pulsatif GnRH. Terjadi penekanan terhadap sekresi pulsatif GnRH yang
normalnya berlangsung tiap 60-90
menit. Penekanan mengakibatkan penurunan frekuensi maupun amplitudo pulsatil
sekresinya. Penekanan terhadap GnRH terjadi karena pengaruh penurunan berat
badan, asupan energi yang rendah, maupun gangguan terhadap keseimbangan energi
akibat ketidakseimbangan antara pemasukan dan pemakaian energi. Pada atlet dapat terjadi
pemakaian energi yang berlebih karena porsi latihan fisik yang berat sedangkan asupan energi
tidak mencukupi. Kekurangan energi juga mempengaruhi sekresi pulsatil LH.

Batubara, F. and Ibrahim, B. 2018. ‘Amenore pada Atlet yang mengalami overtraining’.
Majalah Kedokteran UKI 2018. Vol. 34 No.2

- Hana Navisah : Hormon dan Pola Makan, pola makan yang tidak baik akan memberi
rangsangan kepada hipotalamus dalam memberikan ransangan kepada hipofisa anterior
untuk menghasilkan FSH dan LH apabila produksi hormon tersebut terganggu maka
siklus menstruasi juga akan terganggu. Status gizi mempengaruhi keseimbangan hormon
estrogen dan progesteron, pada wanita dengan gizi lebih, produksi hormon progesteron
menurun, sedangkan pada wanita kurus produksi hormon estrogen lebih sedikit, dimana
dapat mempengaruhi siklus menstruasi. Apabila produksi hormon terganggu akan
mengganggu pula siklus menstruasi (Dwi Ayu dan Apriliyanti, 2022)
- Amarsya :stress yang mempengaruhi kinerja hormon pada tubuh, hipotalamus akan
terganggu. Hipotalamus yang bertugas melepas GnRH akan terganggu, misalkan saat
seseorang mengalami stres psikis hipotalamus justru akan melepas ACTH hormon yang
dilepaskan ke aliran darah ketika stres. Selanjutnya kortisol akan hadir di tubuh dalam
keadaan antisipasi, siap beraksi yang memiliki efek negatif pada otak. Otak tidak dapat
mengatasi adrenalin dengan baik sehingga mulai timbul efek negatif pada tubuh. Nah,
jika produksi GnRH terganggu, pengendalian dan pelepasan hormon LH dan FSH yang
seharusnya dilakukan GnRH juga ikut terganggu. Akibatnya hormon estrogen dan
progesteron dalam ovarium untuk menjaga siklus haid tetap teratur juga mengalami
ketidakseimbanhan dalam produksinya yang menyebabkan gangguan siklus menstruasi
terjadi (Sari, I, N., 2020).
- Siti Faradiba : Aktivitas fisik yang berat merangsang inhibisi Gonadotropin Releasing
Hormon (GnRH) dan aktivitas gonadotropin sehingga menurunkan level dari serum
estrogen. Sehingga dalam hal ini aktivitas berat menyebabkan adanya gangguan
menstruasi. Aktivitas fisik yang dilakukan lebih berkontribusi pada aktivitas melakukan
pekerjaan berat.
Olahraga berlebih bisa mengakibatkan terjadinya gangguan disfungsi hipotalamus yg
menyebabkan gangguan sekresi GnRH. Dimana disfungsi hipotalamus yg berkaitan
memakai kegiatan fisik yg berat bermasalah di pulsasi GnRH, mampu mengakibatkan
menarche yg tertunda dan persoalan siklus menstruasi. kegiatan yang menginduksi
amenorrhea berkaitan pada kondisi hipoestrogenisme.
- Claudia Bunga : Perubahan Hormon dapat terjadi karena makanan yang dikonsumsi,
salah satunya makanan cepat saji, kandungan gizi pada fastfood yaitu tinggi lemak, tinggi
kalori, tinggi gula, dan rendah serat. Kandungan asam lemak yang tinggi akan
mempengaruhi hormon progresteron pada masa fase luteal dari siklus menstruasi (
rahma,2021). Sehingga, apabila perubahan hormon terjadi maka akan mengakibatkan
siklus menstruasi yang tidak etratur

Sumber :

Rahma, B. 2021. ‘ Hubungan Kebiasaan Konsumsi fastfood dan stress terhadap siklus
menstruasi pada Remaja Putri’. Journal Health Sains, vol. 2, no.4
Ayu, D., Apriliyanti. 2020. ‘Hubungan Pola Makan dan Status Gizi dengan Siklus
Menstruasi pada Remaja Putri’, Stikes Ngudia Husada Madura

- Siti Faradiba : Selain itu peningkatan berat badan yang berlebih dapat menyebabkan
gangguan siklus haid melalui jaringan adiposa yang aktif akan mempengaruhi rasio pada
hormon estrogen dan androgen. Pada remaja perempuan yang mengalami kelebihan berat
badan akan terjadi peningkatan produksi estrogen dikarenakan selain bagian ovarium,
pada jaringan adiposa juga bisa mengolah estrogen. Peningkatan yang terjadi
terus-menerus secara tidak langsung mengakibatkan peningkatan pada hormon androgen
dimana dapat mengganggu perkembangan folikel dan berujung pada pengaruh
penghasilan folikel yang kurang matang

2. Memahami Definisi, penggolongan, serta perbedaan Dismenore.


(Claudia,qorry, dan hengga jadi satu)
● Claudia dan Henggarintyas: Dismenore primer
Dismenore
Dismenore mempengaruhi
Disminore primer biasa terjadi paa beberapa waktu setelah menarche biasanya 12
bulan atau lebih.
● Fitria Silvi dan Henggarintyas : Dismenore sekunder terjadi karena adanya
kelainan pada wanita dengan endometriosis atau penyakit peradangan pelvik,
penggunaan alat kontrasepsi yang dipasang di dalam uterus, dan tumor atau polip
yang berada dalam uterus. Beberapa gejala dismenore sekunder yakni nyeri terus
menerus saat menstruasi, meningkat bersamaan dengan keluarnya darah
menstruasi dan menghilang setelah menstruasi, mengalami gejala gastrointestinal
(maag), mengalami kesulitan atau kesakitan saat berkemih, pendarahan diluar
siklus menstruasi dan volume darah yang berlebihan, sakit yang luar biasa
mengganggu aktivitas sehari-hari bahkan bisa tidak sadarkan diri. (Nurfarianti,
Tursina and Sukamto, 2016). Dismenore sekunder biasa terjadi pada perempuan
yang berumur 30-40 tahun.

● Elva : Menurut Multidimensional Scoring of Andersch and Milsom tentang


intensitas rasa nyeri dismenorea diklasifikasikan menjadi 3 yakni :
● Disemenorea ringan
Berarti nyeri haid yang dialami tanpa adanya pembatasan aktifitas
sehari-hari dan tidak diperlukan penggunaan analgetik serta tidak ada
keluhan sistemik.
● Dismenore sedang
Berarti nyeri haid yang dialami dapat mempengaruhi aktifitas sehari-hari,
maka dari itu dibutuhkan analgetik untuk mengurangi/menghilangkan rasa
sakit
● DIsmenore berat
Berarti nyeri haid yang dialami pasien disertai keterbatasan aktifitas yang
parah dan mengganggu aktifitas sehari-hari, diberikan analgetik untuk
menghilangkan rasa sakit minimal, dan ditemukan juga keluhan sistemik
seperti muntah, pingsan, dll
Sumber : Larasati, TA. Alatas, F. 2016. ‘Dismenore Primer dan Faktor Risiko
Dismenore Primer pada Remaja’ Jurnal Majority. vol. 5. no. 3. pp 80
● Henggarintyas :
Klasifikasi Dismenore berdasarkan jenis nyeri, yaitu :
● Dismenorea spasmodik
Yaitu nyeri yang terasa di bagian perut bawah dan berawal sebelum haid
atau segera setelah haid.
● Dismenore kongestif
Penderita dismenorea kongestif biasanya akan tahu sejak beberapa hari
sebelum haid. Mereka akan mengalami pegal, sakit kepala, sakit
punggung, merasa lelah, pegal pada paha, sakit pada payudara, susah tidur,
dll.
Sumber : Made, N. Dan Dewi, S. 2013. ‘Pengaruh dismenore pada remaja’, p.
323-329
● Qorry : Definisi umum dismenore. Qorry : Dismenore primer,penyebab, faktor
risiko

Nyeri menstruasi (dismenore) sering disebut sebagai kram menstruasi atau nyeri
mentruasi. Dalam bahasa Inggris, dismenore disebut sebagai “painful period” atau
menstruasi yang menyakitkan. Dismenore menyebabkan terganggunya aktivitas
sehari-hari. Dismenore biasanya dimulai saat 6–12 tahun setelah menarche. Nyeri saat
haid ini biasanya mulai dialami saat usia 15–17 tahun, hingga puncaknya pada usia
20–24 tahun, dan akan mulai berkurang setelahnya (Adisa Swastika, 2019).
Dismenore merupakan nyeri pada perut bagian bawah yang dialami oleh wanita
sebelum maupun selama menstruasi tanpa disertai tanda patologi, biasanya dapat
berupa kram (Agussafutri, 2017). Dismenore (nyeri haid) adalah kekakuan atau
kekejangan dibagian bawah perut yang terjadi pada waktu menjelang atau selama
menstruasi, yang memaksa wanita untuk beristirahat atau berakibat pada menurunnya
kinerja dan kurangnya aktivitas sehari-hari (Inut et al., 2016). Dapat disimpulkan
bahwa dismenore yaitu nyeri pada perut bagian bawah yang di alami wanita sebelum
atau selama menstruasi, nyeri haid tersebut di mulai saat usia 6-12 tahun setelah
menarche (pertama haid), namun biasanya nyeri haid atau dismenore di mulai saat
usia 15-17 hingga puncaknya yaitu usia 20-24. Salah satu dampak dari dismenore
yaitu terganggunya aktivitas sehari-hari.

Penyebab dismenore primer adalah sebagai berikut:

1. Faktor endokrin.

Rendahnya kadar progesteron pada akhir fase korpus luteum. hormon progesteron
menghambat atau mencegah kontraktilitas uterus sedangkan hormon estrogen
merangsang kontraktilitas uterus. Endometrium dalam fase sekresi memproduksi
prostaglandin F2 sehingga menyebabkan kontraksi otot-otot polos. Jika kadar
prostaglandin yang belebihan memasuki peredaran darah, maka selain dismenore
dapat juga dijumpai efek lainnya seperti: nausea, muntah, diare, flushing.

2. Faktor kejiwaan atau gangguan psikis

Dismenore primer banyak dialami oleh remaja yang sedang mengalami tahap
pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun psikis. Ketidaksiapan remaja putri
dalam menghadapi perkembangan dan pertumbuhan pada dirinya tersebut,
mengakibatkan gangguan psikis yang akhirnya menyebabkan gangguan fisiknya.
Faktor kejiwaan yang secara emosional tidak stabil yang terjadi pada saat remaja,
apabila tidak mendapatkan penerangan yang baik tentang proses menstruasi dan
berkaitan juga dengan peningkatan hormon yaitu hormon prostaglandin yang dapat
meningkatkan kontraksi miometrium dan dapat mempersempit pembuluh darah,
sehingga dapat mengakibatkan kontraksi otot-otot rahim. Seperti: rasa bersalah,
ketakutan seksual, takut hamil, hilangnya tempat berteduh, konflik dengan
kewanitaannya, dan imaturitas.

Menurut Lestari (2013) faktor resiko terjadinya dismenore primer adalah:

1. Menarche pada usia lebih awal

Menarche pada usia lebih awal menyebabkan alat-alat reproduksi belum berfungsi
secara optimal dan belum siap mengalami perubahan-perubahan sehingga timbul
nyeri ketika menstruasi.

2. Belum pernah hamil dan melahirkan

Wanita yang hamil biasanya terjadi alergi yang berhubungan dengan saraf yang
menyebabkan adrenalin mengalami penurunan, serta menyebabkan leher rahim
melebar sehingga sensasi nyeri haid berkurang bahkan hilang.

3. Lama menstruasi lebih dari normal (7 hari)

Lama menstruasi lebih dari normal (7 hari), menstruasi menimbulkan adanya


kontraksi uterus, terjadi lebih lama mengakibatkan uterus lebih sering berkontraksi,
dan semakin banyak prostaglandin yang dikeluarkan. Produksi prostaglandin yang
berlebihan menimbulkan rasa nyeri, sedangkan kontraksi uterus yang turus menerus
menyebabkan suplai darah ke uterus terhenti dan terjadi dismenore.

4. Usia

Wanita semakin tua, lebih sering mengalami menstruasi maka leher rahim bertambah
lebar, sehingga pada usia tua kejadian dismenore jarang ditemukan.
Faktor risiko timbulnya dismenore secara umum yaitu:

1. Usia saat menarche

2. Riwayat keluarga dismenore

3. Depresi dan stress juga terbukti dalam meningkatkan risiko kejadian dismenore
karena stres menimbulkan penekanan sensasi saraf-saraf pinggul dan otot-otot
punggung bawah sehingga menyebabkan dismenore (Dzia, 2021)

Dzia, A. G. (2021) ‘Akupresur Untuk Dismenore: Study Literature Review’, Program


Studi S1 Ilm Keperawatan Fakltas Ilmu Kesehatan Universitas Muammadiyah Magelang
2021.

● Fitria silvi : Dismenore timbul akibat kontraksi disritmik lapisan miometrium


yang menampilkan satu atau lebih gejala mulai dari nyeri ringan hingga berat
pada perut bagian bawah, pinggang dan sisi medial paha. (Nurfarianti, Tursina
and Sukamto, 2016)
● Hana Navisah : perbedaan dismenore primer dan sekunder. Dismenore primer
onsetnya segera setelah menarche, nyeri pelvik/abdomen bawah(berkaitan dengan
onset aliran menstruasi dan berlangsung 8-27 jam), nyeri punggung dan paha,
nyeri kepala, diare, mual dan muntah, tidak didapatkan abnormalitas pada
pemeriksaan. Sedangkan dismenore sekunder onset dapat terjadi kapan saja
setelah menarche(biasanya setelah usia 25 tahun), adanya perubahan onset atau
intensitas nyeri selama menstruasi, gejala ginekologi lain(misal dispareunia,
menoragia), didapatkan abnormalitas pelvik pada pemeriksaan fisik. (Anggraini,
M, A.,et al.,2022)
Sumber : Anggraini, M, A., Lasiaprillianty, I, W., Danianto, A. 2022. ‘Diagnosis dan Tata
Laksana Dismenore Primer’, Jurnal CDK-303, vol. 49, no. 4.

3. Tata Laksana siklus menstruasi yang tidak teratur)


( SEPAKAT )
- Amarsya : preventif (tidur yang cukup, mengelola stress, menjaga pola makan
sehat, rutin olahraga) ata laksana preventif untuk mencegah ketidakteraturan
siklus menstruasi yang bisa dilakukan yaitu: Tidur yang Cukup. Tidur merupakan
waktu bagi tubuh untuk melakukan penyembuhan diri, regenerasi sel, dan
produksi hormon. Kurang tidur dapat membuat kadar beberapa hormon dalam
tubuh terganggu. Salah satunya adalah hormon estrogen dan progesteron yang
sangat berperan dalam perubahan siklus menstruasi.
Kelola Stres. Tidak hanya hormon, stres juga dapat memengaruhi siklus
menstruasi seseorang. Hal ini terjadi karena saat stres, hormon kortisol dalam
tubuh menjadi tidak seimbang, dan akan memengaruhi hypothalamus, yaitu
hormon yang mengatur periode menstruasi.
Jaga Pola Makan Sehat. Apa yang dikonsumsi akan sangat berpengaruh terhadap
apa yang terjadi pada tubuh. Begitu pula dalam urusan siklus menstruasi.
Kebiasaan mengonsumsi makanan yang tidak sehat seperti makanan cepat saji,
makanan olahan, atau makanan yang mengandung bahan pemanis tambahan dan
pengawet, dapat menjadi pemicu tidak lancarnya menstruasi seseorang.
Oleh karena itu, cobalah untuk mulai menjaga pola makan sehat dengan
memperbanyak konsumsi buah dan sayur. Buah-buahan yang banyak
mengandung vitamin C sangat dianjurkan dan baik untuk memperlancar haid.
Banyak mengonsumsi kacang-kacangan juga sangat dianjurkan, karena kacang
mengandung banyak lemak baik dan asam lemak omega-3 yang juga dapat
membantu melancarkan menstruasi.
Rutin Berolahraga. Tidak perlu olahraga berat, olahraga ringan yang dilakukan
rutin setiap hari juga tak hanya akan membuat tubuh terasa lebih bugar, tapi juga
dapat membuat menstruasi lebih lancar. Yoga merupakan jenis olahraga yang
sangat dianjurkan, karena dapat membantu meredakan stres dan melancarkan
sirkulasi darah dalam tubuh. Beberapa gerakan yoga seperti standing pose triangle
dan half-moon cukup baik dilakukan untuk merilekskan otot panggul. . Menjaga
berat badan sehat. Terlalu kurus atau terlalu gemuk sama-sama bisa mengacaukan
jadwal menstruasi. Oleh sebab itu, menjaga berat badan tetap ideal menjadi cara
terbaik untuk memperlancar haid Anda tiap bulannya. Mulailah menjaga berat
badan dengan membiasakan makan sehat dan berolahraga secara teratur. Olahraga
membantu menurunkan badan dengan cara yang sehat sekaligus menjaga daya
tahan tubuh tetap prima. Perbanyak makan sayur dan buah untuk mencukupi
kebutuhan vitamin serta mineral tubuh.
-
- Safa : preventif ( memberikan tablet tambah darah atau vitamin)
- Claudia : Promotif ( sosialisasi, penyuluhan)
- Dhea : Peran bidan (1. Membantu melakukan sosialisasi informasi dan edukasi
terkait kesehatan reproduksi dengan memanfaatkan media elektronik. 2.
Memberikan pelayanan Kesehatan reproduksi di puskesmas maupun Praktik
Bidan Mandiri.
- Elva : Peran bidan membentuk kader di tingkat desa yakni dengan sasaran karang
taruna
- Henggarintyas : kuratif
● Terapi akupuntur
Terapi akupunktur pada titik Guanyuan (CV 4), Shenshu (BL 23),
Sanyinjiao (SP 6), Shenmen (HT 7). Guanyuan (CV 4) merupakan titik pertemuan
antara meridian Ren dengan ketiga meridian Yin kaki. Tekniknya yaitu tonifikasi,
bertujuan untuk menguatkan organ uterus dan memelihara uterus. Shenshu (BL
23) merupakan titik Shu belakang dari organ ginjal, bertujuan untuk menguatkan
organ ginjal. Pada penusukkan Shenshu (BL 23) diberikan Teknik tonifikasi,
bertujuan untuk menguatkan organ ginjal. Shenmen (HT 7) diberikan teknik
tonifikasi untuk menguatkan organ jantung, sehingga jantung dapat membimbing
limpa. Pada titik Sanyinjiao (SP 6) diberi teknik sedasi, Sanyinjiao merupakan
titik pertemuan dari 3 meridian Yin kaki, yang baik digunakan untuk masalah
menstruasi tidak teratur, karena pada menstruasi tidak teratur organ yang
terserang adalah limpa, ginjal dan hati.

● Terapi herbal

Berupa serbuk pegagan (Centella asiatica (L.)) . Pegagan mempunyai sifat


fitoestrogen. Fitoestrogen berperan dalam menstabilkan fungsi hormonal
yakni dengan cara menghambat aktivitas estrogen yang berlebihan dan
dapat mensubstitusi estrogen dalam tubuh ketika kadarnya rendah.

Sumber :

Prayuni, E. D. dkk. 2018. ‘Therapy for irregular menstruation with acupunture and
herbal Pegagan (Centella Asiatica (L.))’, Journal of Vocation Health Studies. Vol.
02, p. 86-91.

- Luthfia : Kuratif ( terapi hormon)


Apabila gangguan siklus menstruasi disebabkan oleh insufisiensi ovarium primer
(kondisi ketika ovarium berhenti bekerja sebelum seseorang berusia 40 tahun
dimana ovarium juga berhenti memproduksi estrogen dan hormon seks lainnya),
dapat diberikan terapi pengganti hormon estrogen (ERT). Namun, terapi ini harus
diimbangi dengan pemberian progestin atau hormon progesteron untuk
mengurangi risiko terjadinya kanker rahim (National Institute of Health, 2017).
Apabila gangguan siklus menstruasi disebabkan oleh PCOS (Polycystic Ovarian
Syndrome), dapat diberikan terapi Clomiphene Citrate (CC) dimana obat tersebut
sering diresepkan untuk dapat membantu merangsang ovulasi (National Institute
of Health, 2017).

Tata Laksana dismenorea


- Luthfia : dismenore primer (kuratif : obat-obatan). Dismenorea primer
dapat diperingan gejalanya dengan obat penghilang nyeri/anti-inflamasi
seperti ibuprofen, ketoprofen, naproxen, dan obat obat
analgesik-antiinflamasi lainnya. Obat-obat analgesik ini akan mengurangi
produksi prostaglandin yang menyebabkan nyeri pada saat dismenore
(Sinaga dkk, 2017).
- Amarsya : dismenore primer (kuratif : kram dismenore primer dapat
ditangani sendiri di rumah dengan melakukan pijatan dan mengompres
hangat area perut, berolahraga ringan seperti yoga, berjalan santai, atau
bersepeda, melakukan relaksasi dengan yoga atau pilates, mandi air
hangat, serta mengonsumsi suplemen yang mengandung vitamin E,
vitamin B6, omega 3, dan magnesium
Untuk penatalaksanaan dismenore sekunder sendiri dapat dilakukan
tindakan operasi jika kram disebabkan oleh endometriosis atau miom.
Operasi pengangkatan rahim (histerektomi) dapat menjadi pilihan jika
faktor risiko dismenore sekunder sudah semakin parah
- Vita : peran bidan (konseling holistik). Perlu dijelaskan kepada penderita
bahwa dismenorea adalah gangguan yang tidak berbahaya untuk
kesehatan, hendaknya diadakan penjelasan dan diskusi mengenai cara
hidup, pekerjaan, kegiatan dan lingkungan penderita. Nasehat-nasehat
mengenai makanan sehat, istirahat yang cukup, dan olah raga mungkin
berguna.Kemudian diperlukan psikoterapi.
- Claudia Bunga : dismenore primer (Preventif : olahraga ringan secara rutin
)
- Henggarintyas : Kuratif
Yaitu dengan distraksi atau pengalihan perhatian dari penyebab nyeri.
Contohnya dengan mendengarkan musik. Musik dapat memberi efek yang
nyaman dan senang pada pendengarnya, sehingga menyebabkan otak akan
memproduksi serotonin dan endhorphin yang membuat seseorang merasa
nyaman dan tenang sehingga intensitas nyeri dapat berkurang.
Sumber : Mapusa, T. 2019. ‘Gambar Penatalaksanaan Dismenorea pada
remaja putri di SMP PGRI Pekanbaru’, Journal of Nursing Sciences. Vol.
8, no. 1, p. 24-31.
- Dhea Anissa : (promotif : Penyuluhan informasi tentang dismenore dan
perilaku dalam penanganan dismenore kepada masyarakat khususnya
remaja sebagai upaya pencegahan dan pengendalian penyakit dismenore)
CASE PBL FOR STUDENT
(PBL 2)

A. KASUS
Ny. Mawar (28 tahun) datang bersama suaminya Tn. Kumbang (32 tahun) ke Bidan
Praktik Mandiri dan mengatakan setelah 1,5 tahun menikah masih belum memiliki anak. Ny.
Mawar bekerja sebagai pegawai toko sedangkan Tn. Kumbang merupakan merupakan seorang
tukang bangunan. Sebelumnya ia mengatakan pernah menggunakan KB Suntik 1 bulan selama 1
tahun sejak awal pernikahan kemudian lepas KB karena ingin memiliki anak namun masih
belum hamil. Mereka ingin sekali mendapatkan anak laki-laki. Tn. Kumbang adalah seorang
perokok dan setiap hari dapat menghabiskan minimal 1 pack/hari. tn. Kumbang sering merokok
di dalam rumah. Selain itu, Tn. Kumbang juga sering mabuk-mabukan. Hasil anamnesa
didapatkan ayah dari Ny. Mawar menderita kencing manis dan ibunya menderita hipertensi, Tn.
Kumbang diketahui memiliki tinggi badan 170 cm dan berat badannya 120 kg dan merupakan
perokok aktif dan peminum alkohol. Dalam sehari Tn. Kumbang menghabiskan 10 batang rokok.
Hasil pemeriksaan Ny. Mawar didapatkan tinggi badan 165 cm dan berat badannya 46 kg.

B. TUGAS MAHASISWA
Lakukan tugas atau langkah berikut:
1. Temukan kata kunci (key word)
a.
2. Identifikasi masalah
a.
3. Brainstorming
a.
4. Systematic classification
a.
5. Tentukan learning objective (LO)

Anda mungkin juga menyukai