Dosen Pengampu :
Dr. Ir. Desi Ardilla S.P., M.Si
Oleh:
MICO YOARISANDI
2004310001
TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada dosen matakuliah serta teman-teman yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini. Karena tanpa mereka makalah ini tidak
akan rampung.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah fermentasi ini masih jauh dari kata
Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini.
Penulis
ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pengolahan bahan pangan secara tradisional sudah dikenal sejak dahulu.
Salah satu cara pengolahan yang dilakukan adalah dengan fermentasi. Fermentasi
telah lama digunakan dan merupakan salah satu cara pemrosesan dan bentuk
Fermentasi dapat terjadi karena adanya aktivitas mikroba pada substrat organik
memungkinkan makanan lebih bergizi, lebih mudah dicerna, lebih aman, dapat
memberikan rasa yang lebih baik dan memberikan tekstur tertentu pada produk
pangan. Fermentasi juga merupakan suatu cara yang efektif dengan biaya rendah
pangan, relatif lebih efisien karena hanya menggunakan energi rendah dapat
menghasilkan makanan yang lebih awet. Saat ini, proses fermentasi sudah
berkembang sangat pesat. Pada awalnya terjadi tanpa kendali sepenuhnya. Adanya
mikrobiologi pangan, seperti anggur, asam cuka, keju, bir, yoghurt, tape, tempe,
Sawi putih merupakan salah satu dari sekian banyak jenis tanaman hijau yang
biasa digunakan untuk membuat sayur dan bahan olahan makanan lainnya seperti
1
capcay. Alasan kebanyakan orang memilih sawi putih untuk dijadikan pilihan
bahan olahan makanan adalah selain harganya yang ekonomis, rasa dari jenis
tanaman hijau ini bersifat netral yaitu tidak terasa pahit dan juga tidak terlalu manis.
Namun sebenarnya selain dapat diolah menjadi sayuran biasa seperti capcay, sawi
putih juga dapat dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan makanan khas Korea
Rumusan Masalah
Adapun tujuan dan manfaat yang diperoleh dari hasil pembuatan makalah
tentang fermentasi kimchi ini antara lain untuk mengetahui pengertain kimchi
secara umum, jenis-jenis kimchi, proses pembuatan kimch, proses fermentasi pada
2
PEMBAHASAN
agar dapat merubah sifat bahan sehingga dihasilkan produk fermentasi yang
air.
Fermentasi
Fermentasi merupakan suatu proses perubahan kimia pada suatu substrat
Fermentasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu spontan dan tidak
dalam bentuk starter atau ragi dalam proses pembuatannya, sedangkan fermentasi
tidak spontan adalah yang ditambahkan starter atau ragi dalam proses
bahan yang difermentasi menjadi produk yang diinginkan pada proses fermentasi.
3
Definisi Kimchi
Kimchi adalah makanan tradisional Korea yang merupakan salah satu jenis asinan
sayuran hasil fermentasi yang diberi bumbu pedas. Setelah digarami dan dicuci,
sayuran dicampur dengan bumbu-bumbu yang terbuat dari kecap ikan, bawang putih,
jahe, bubuk cabai merah, dan beberapa bumbu lainnya Sayuran yang paling umum
Di zaman dulu, kimchi diucapkan sebagai chim-chae. Kimchi berasal dari kata chim
yang direndam”. Di Korea, kimchi selalu dihidangkan di waktu makan sebagai salah
satu jenis banchan yang paling umum. Asinan berwarna hijau merupakan bentuk awal
Kimchi sewaktu cabai belum dikenal di Korea. Warga Korea mengenal kimchi dengan
sebutan “banchan”.
Jenis-Jenis Kimchi
A. Macam-macam kimchi untuk musim dingin :
• Tong paech’u kimchi (resep tradisional kimchee dengan variasi sayur sawi
putih)
• Sokpak tongch`imi (kimchee dengan kombinasi sayur sawi putih dan lobak)
4
B. Macam-macam kimchi untuk musim semi :
• T’ong peach’u pom kimchi (kimchee sawi putih ektras asin dan pedas yang
• P’ut paech’u kimchi (kimchee daun sawi putih yang masih muda)
gugur)
dengan air mengalir hingga ke lembar terdalam daun sawi. Sesudah bersih, rendam
sawi dan kubis dalam campuran tiga genggam garam yang sudah dilarutkan dengan
air matang untuk sedikitnya enam jam sampai sawi putih terlihat layu.Setelah enam
5
jam, angkat sawi dan kubis dan cuci kembali dengan air bersih hingga ke sela-sela
lipatan daun sawi dan kubis agar sisa garam tercuci bersih. Tiriskan. Bila suka sawi
bisa dibiarkan utuh begitu saja atau dipotong menjadi dua bagian dengan membuang
ujung-ujung sawi.
Campurkan jadi satu gula, bubuk cabai, jahe, bawang putih, daun bawang, lobak, saus
ikan, dan sedikit garam. Baurkan campuran bumbu secara merat menutupi semua
bagian sawi hingga ke sela-sela lembar daun terdalam. Simpan dalam wadah tertutup
rapat dan biarkan sedikitnya 2×24 jam sampai bumbu meresap ke dalam daging sawi
dan jangan menyimpan di dalam lemari es. Proses penyimpanan lebih lama akan lebih
baik karena proses fermentasi berlangsung sempurna dan rasa yang dihasilkan akan
lebih maksimal. Setelah itu, baru simpan kimchi dalam lemari es. Kimchi siap saji bisa
disantap begitu saja atau disuguhkan sebagai makanan pembuka sebelum makanan
utama.
Produk utama hasil fermentasi berupa asam laktat, namun terdapat produk
sebelumnya menyebabkan rasa dan tekstur yang lebih kompleks.Mikroba yang terlibat
dalam proses fermentasi kimchi yaitu LAB (Lactid Acid Bacteria): Leuconostoc
6
lactis, Lactobacillus sakei, Pediococcus pentosaceus, dan beberapa ragi (yeast asam-
asam organik).
1. Tahap awal.
laktat, asam asetat, ethanol, mannitol, karbon dioksida, dan asam-asam organik
yang memberi rasa asam yang khas pada kimchi serta menciptakan suasana anaerob
2. Tahap kedua
laktat pada pH 3. Bakteri ini menciptakan rasa asam pada kimchi. Leuconostoc
3. Tahap Akhir
Laju fermentasi kimchi dapat dipengaruhi oleh konsentrasi garam dan suhu.
Kimchi optimum dikonsumsi jika mengandung 0,6-0,8% titrasi asam (pH 4,2), 3%
NaCl, dan kandungan asam organiknya yang cukup tinggi. Peranan LAB dalam
proses fermentasi kimchi adalah memberikan rasa yang khas pada kimchi.
7
Beberapa LAB memliki aktivitas antimikroba tertentu yang berguna dalam
Produk utama hasil fermentasi kimchi berupa asam laktat, namun terdapat
produk metabolit lain seperti fruktosa, manitol, polisakarida dan lain-lain. Sehingga
Kimchi telah memainkan peran sebagai sumber penting dari nutrisi dalam sayuran
berbagai jenis nutrisi berdasarkan materi dan tingkat fermentasi. Biasanya, bahan yang
digunakan dalam pembuatan kimchi memiliki sedikit kalori dan kadar gula rendah,
tetapi mengandung jumlah tinggi serat, vitamin (terutama vitamin A dan C), dan
Nutrisi yang dihasilkan selama fermentasi (bakteri asam laktat dan asam asetat)
membantu melindungi terhadap kanker dan bakteri. Serat dalam kubis bukan nutrisi,
usus, dan membantu mencegah sembelit dan kanker usus. Cabai merah dan bawang
putih membantu untuk menurunkan kolesterol darah dan membantu dalam pembekuan
8
Tabel 1.1 Kandungan Nutrisi dari Kimchi
Kandungan gizi dalam satu porsi kimchi tidak perlu diragukan lagi. Meskipun
air mendominasi kandungannya, nilai gizi yang terdapat dalam satu porsi kimchi
sangatlah padat, beragam, dan kompleks. Bayangkan saja dalam satu porsi
umumnya terdapat kubis Cina (brassica), brokoli, lada, bawang merah, dan sawi
putih yang merupakan sumber vitamin C, B, dan E yang kombinasi efeknya dapat
mencapai ratusan manfaat, tidak hanya bagi tubuh, tapi juga bagi jiwa. Lalu bawang
turunan yang disebabkan oleh virus, mencegah efek penuaan dini, serangan jantung,
dan stroke. Cuka dan minyak biji-bijian yang dikandung kimchi juga sangat baik
9
Fruktan yang terkandung di dalam sawi putih juga mampu melindungi kepadatan
10
PENUTUP
Kesimpulan
1. Kimchi adalah makanan tradisional Korea yang merupakan salah satu jenis
dioksida, dan asam-asam organik yang memberi rasa asam yang khas pada
mencegah penuaan kulit), anti kanker (anti mutagenik dan anti tumor),
11
DAFTAR PUSTAKA
Lee, Jung-Sook, Gun-Young Heoa, Jun Won Leea, Yun-Jung Oha, Jeong A Parka,
Yong-Ha Parka, Yu-Ryang Pyunb dan Jong Seog Ahn. Analysis of Kimchi
Microflora Using Denaturing Gradient Gel Electrophoresis.International
Journal of Food Microbiology, 102 (2): 143-150.
12