Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH KNOWLEDGE MANAGEMENT TERHADAP KINERJA

KARYAWAN: STUDI KASUS DEPARTEMEN


FRONT OFFICE SURABAYA PLAZA HOTEL

Natalia Kosasih
Dosen Program Manajemen Perhotelan, Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen
Petra
Email: natalia_bryan@yahoo.com
Sri Budiani
Alumnus Program Manajemen Perhotelan, Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen
Petra
Email: chen_swangswang@yahoo.com

Abstrak: Pada era persaingan bebas saat ini diharapkan knowledge management dapat
memberikan kontribusi yang baik bagi sumber daya manusia khususnya pada dunia hospitality.
Penelitian ini bertujuan mengukur pengaruh dari knowledge management terhadap kinerja karyawan
dengan studi kasus pada departemen front office di Surabaya Plaza Hotel. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa knowledge management secara tidak langsung mempengaruhi kinerja karyawan,
ada pengaruh yang signifikan antara personal knowledge terhadap job procedure, dan faktor yang
paling dominan mempengaruhi kinerja karyawan adalah technology.
Kata kunci: knowledge management, kinerja karyawan, Surabaya Plaza Hotel.
Abstract: At the era of the global competition, knowledge management hopefully could provide
sufficiently significant contributions to human resources, particularly among the hospitality world.
This research is aimed at measuring the influence of knowledge management on the performance of
the employees using case studies on the front office department at the Surabaya Plaza Hotel. The
outcome of this research reveals that knowledge management indirectly affects the employee’s
performance, personal knowledge significantly affects job procedure, and the most dominant
element of influencing the employee’s performance is technology.
Keywords: knowledge management, working performance, Surabaya Plaza Hotel

Hotel sebagai salah satu industri jasa yang Lebih lanjut kinerja karyawan akan mencapai
menyediakan jasa penginapan mengalami perkem- hasil yang lebih maksimal apabila didukung dengan
bangan yang sangat pesat, sehingga timbul banyak knowledge yang dimiliki. Setiap karyawan diharap-
persaingan dalam industri ini. Di masa krisis yang kan dapat terus menggali pengetahuannya dan tidak
melanda seperti saat ini, banyak pihak yang menya- hanya bergantung atau terpaku pada sistem yang ada.
dari adanya tuntutan untuk memiliki kemampuan Sehingga dapat dikatakan bahwa setiap karyawan
dalam membuat rencana pengembangan sumber mempunyai peran di dalam meningkatkan per-
daya manusia yang berkualitas. usahaannya. Seperti yang dikatakan oleh Fatwan
Dalam upaya pengembangan ini, pihak mana- (2006), faktor yang mempengaruhi lingkungan bisnis
jemen khususnya di bidang jasa seperti hotel dapat saat ini bukan lagi era informasi, tetapi sudah beralih
melakukan perbaikan ke dalam, yaitu dengan mela- ke era pengetahuan.
kukan performance appraisal. Menurut pendapat Menyadari adanya fenomena tersebut maka
Rivai (2005) evaluasi kinerja (performance evalua- Surabaya Plaza Hotel melakukan suatu gebrakan
tion) yang dikenal juga dengan istilah penilaian kerja dengan menerapkan knowledge management (KM)
(performance appraisal), performance rating, per- pada karyawannya. Berdasarkan penuturan Anshori
formance assessment, employee evaluation, merit, (2004) selaku General Manager SPH, knowledge
rating, efficiency rating, service rating, pada management yang diterapkan pada Surabaya Plaza
dasarnya merupakan proses yang digunakan Hotel terbagi menjadi 2 yaitu, tacit knowledge dan
perusahaan untuk mengevaluasi job performance. explicit knowledge. Yang pertama adalah penge-
Jika dikerjakan dengan benar, hal ini akan tahuan individu yang didapat dari pengalaman
memberikan manfaat yang penting bagi karyawan, keseharian, yang sulit diduplikasikan dan diajarkan
departemen sumber daya manusia, maupun bagi kepada orang lain dimana penulis mengkategorikan
hotel itu sendiri. dalam bentuk pengetahuan individu atau personal
Jurusan Manajemen Perhotelan, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=HOT
80
Kosasih, Pengaruh Knowledge Management Terhadap Kinerja 81
Karyawan

knowledge. Yang kedua, pengetahuan yang bisa 2. Explicit knowledge


ditransformasikan antar individu sehingga lebih Explicit knowledge bersifat formal dan sistematis
mudah dideskripsikan ke dalam dokumen, praktik, yang mudah untuk dikomunikasikan dan dibagi
pelatihan dan lain-lain dimana penulis mengkategori- (Carrillo et al., 2004). Penerapan explicit knowledge
kan dalam bentuk job procedure, dan technology. ini lebih mudah karena pengetahuan yang diperoleh
Pada akhirnya suatu sistem manajemen baru dalam bentuk tulisan atau pernyataan yang dido-
seperti knowledge management tentunya membutuh- kumentasikan, sehingga setiap karyawan dapat
kan proses yang cukup lama untuk penyesuaiannya, mempelajarinya secara independent. Explicit know-
sehingga dibutuhkan metode-metode yang koope- ledge dalam penelitian ini adalah job procedure dan
ratif agar dapat membantu kelancaran sistem ter- technology.
sebut. Surabaya Plaza Hotel sendiri telah menjalan- Job procedure adalah tanggung jawab atau tugas
kan sistem ini sejak pertengahan juni 2002 lalu, yang bersifat formal atau perintah resmi atau cara
walaupun ada hambatan dan kesulitan yang dihadapi melakukan hal-hal. Berdasarkan pernyataan Anshori
namun pasti ada hasil yang telah diraih oleh pihak selaku pihak yang mencetuskan knowledge mana-
manajemen sendiri. gement, salah satu bentuk konkret dari explicit
TEORI PENUNJANG knowledge adalah Standard Operation Procedure.
Konsep Knowledge Management Standard Operation Procedure atau prosedur pelak-
sanaan dasar dibuat untuk mempertahankan kualitas
Knowledge management menjadi guidance dan hasil kerja, dimana tugas-tugas akan semakin
tentang pengelolaan intangible assets yang menjadi mudah dikerjakan dan tamu akan terbiasa dengan
pilar perusahaan dalam menciptakan nilai (dari sistem pelayanan yang ada.
produk/jasa/solusi) yang ditawarkan perusahaan Teknologi merupakan salah satu elemen pokok
kepada pelanggannya. Oleh karena itu, pemahaman yang terdapat pada knowledge management, dikenal
mengenai nilai buku perusahaan harus disertai sebagai media yang mempermudah penyebaran
dengan pemahaman nilai intangible assets perusa- explicit knowledge. Salah satu teknologi paling
haan. mutakhir yang saat ini digunakan oleh banyak
Jenis penerapan knowledge management ada dua, perusahaan untuk proses penyebaran knowledge
yaitu: adalah intranet, dimana hal ini didasarkan pada
1. Tacit Knowledge kebutuhan untuk mengakses knowledge dan melaku-
Pada dasarnya tacit knowledge bersifat personal, kan kolaborasi, komunikasi serta sharing knowledge
dikembangkan melalui pengalaman yang sulit untuk secara ”on line”. Intranet atau disebut juga internal
diformulasikan dan dikomunikasikan (Carrillo et al., internet merupakan salah satu bentuk teknologi
2004). Berdasarkan pengertiannya, maka tacit yang diterapkan di Surabaya Plaza Hotel. Intranet
knowledge dikategorikan sebagai personal know- menawarkan kesempatan untuk menggunakan tele-
ledge atau dengan kata lain pengetahuan yang komunikasi yang maju yang telah dikembangkan
diperoleh dari individu (perorangan). dari internet.
Menurut Bahm (1995, p. 199) penelitian pada Konsep Kinerja Karyawan
sifat dasar pengetahuan seketika mempertemukan Kinerja merupakan hasil kerja atau karya yang
perbedaan antara knower dan known, atau seringkali dihasilkan oleh masing-masing karyawan untuk
diartikan dalam istilah subject dan object, atau membantu badan usaha dalam mencapai dan me-
ingredient subjective dan objective dalam penga- wujudkan tujuan badan usaha. Pada dasarnya kinerja
laman. dari seseorang merupakan hal yang bersifat individu
Pengalaman yang diperoleh tiap karyawan tentu- karena masing-masing dari karyawan memiliki
nya berbeda-beda berdasarkan situasi dan kondisi tingkat kemampuan yang berbeda. Kinerja seseorang
yang tidak dapat diprediksi. Definisi experience yang tergantung pada kombinasi dari kemampuan, usaha,
diambil dari kamus bahasa Inggris adalah the dan kesempatan yang diperoleh (Dale, 1992, p. 3).
process of gaining knowledge or skill over a period of Menurut Bernardin dan Russel (1993, p. 382)
time through seeing and doing things rather than terdapat 6 kriteria untuk menilai kinerja karyawan,
through studying. Yang artinya proses memperoleh yaitu:
pengetahuan atau kemampuan selama periode ter- 1. Quality
tentu dengan melihat dan melakukan hal-hal dari- Tingkatan dimana proses atau penyesuaian pada
pada dengan belajar. cara yang ideal di dalam melakukan aktifitas atau
memenuhi aktifitas yang sesuai harapan.

Jurusan Manajemen Perhotelan, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra


http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=HOT
82 JURNAL MANAJEMEN PERHOTELAN, VOL.3, NO.2, SEPTEMBER 2007: 80-
88

2. Quantity Kerangka Berpikir


Jumlah yang dihasilkan diwujudkan melalui nilai SURABAYA PLAZA HOTEL

mata uang, jumlah unit, atau jumlah dari siklus FRONT OFFICE
aktifitas yang telah diselesaikan.
IMPLEMENTASI
3. Timeliness KNOWLEDGE
MANAGEMENT
Tingkatan di mana aktifitas telah diselesaikan
dengan waktu yang lebih cepat dari yang ditentu- TACIT KNOWLEDGE EXPLICIT
kan dan memaksimalkan waktu yang ada untuk KNOWLEDGE

aktifitas lain. JOB PROCEDURE TECHNOLOGY


4. Cost effectiveness PERSONAL KNOWLEDGE
Experience
Pemahaman Standard
Operation Procedure
Penggunaan
Intranet
Tingkatan dimana penggunaan sumber daya (SOP)

perusahaan berupa manusia, keuangan, dan tek- Kinerja Karyawan Front Office:
nologi dimaksimalkan untuk mendapatkan hasil 1. Quality
2. Quantity
yang tertinggi atau pengurangan kerugian dari 3. Timeliness
4. Need for Supervision
tiap unit. 5. Interpersonal Impact

5. Need for supervision


Tingkatan dimana seorang karyawan dapat mela- Gambar 1. Kerangka Berpikir
kukan pekerjaannya tanpa perlu meminta per- Hipotesis
tolongan atau bimbingan dari atasannya. Berdasarkan teori di atas penulis menyusun hipo-
6. Interpersonal impact tesis sebagai berikut:
Tingkatan di mana seorang karyawan merasa 1. Personal knowledge, job procedure, technology
percaya diri, punya keinginan yang baik, dan secara signifikan mempengaruhi kinerja karya-
bekerja sama di antara rekan kerja. wan hotel.
Namun dari ke-6 kriteria tersebut, terdapat 2. Personal knowledge berpengaruh terhadap pema-
kriteria yang penulis anggap tidak relevan untuk haman karyawan akan job procedure.
penelitian ini, yaitu cost effectiveness dikarenakan 3. Yang paling dominan mempengaruhi kinerja
yang dapat mengetahui dan melakukan pengukuran karyawan hotel adalah job procedure.
keefektifan biaya adalah karyawan pada level METODE PENELITIAN
managemen bukan karyawan operasional, dimana Jenis Penelitian, Populasi dan Sampel
dalam penelitian ini yang dipilih sebagai anggota Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian
sampel adalah karyawan operasional. ini adalah penelitian penjelasan (explanatory
Hubungan Antara Knowledge Management dan research) dengan metode kuantitatif. Populasi pene-
Kinerja Karyawan litian ini adalah karyawan departemen front office di
Untuk menghasilkan kinerja yang baik, maka Surabaya Plaza Hotel yang berjumlah 43 orang.
perusahaan membutuhkan sistem yang baik pula. Metode pengambilan sampel yang digunakan
Sistem ini bukan hanya peraturan atau standar yang adalah judgement sampling yaitu sampel yang dipilih
ada melainkan juga melibatkan pihak-pihak yang berdasarkan karakteristik tertentu, dalam hal ini
terkait langsung yaitu sumber daya manusianya. adalah karyawan front office Surabaya Plaza Hotel
Salah satu sistem manajemen yang menawarkan pada level operasional yang bekerja minimal 1 tahun
suatu disiplin yang memperlakukan intelektual seba- sebanyak 26 orang.
gai aset yang dikelola adalah knowledge mana- Jenis dan Sumber Data
gement (Honeycutt, 2002), yang diukur dengan 3
variabel yaitu personal knowledge, job procedure, Dalam penelitian ini jenis data yang dikumpul-
dan technology. Dalam prakteknya knowledge mana- kan, yaitu:
gement dapat menjadi guidance tentang pengelolaan 1. Data primer merupakan data yang diperoleh
peneliti untuk tujuan khusus dalam menjawab
intangible asset yang menjadi pilar perusahaan
masalah penelitian (Malhotra, 2004). Data primer
dalam menciptakan nilai. Perusahaan perlu menge-
dalam penelitian ini adalah data mengenai
tahui sejauh mana knowledge management berperan di implementasi knowledge management yang
dalam meningkatkan kinerja karyawan khususnya di terdiri dari: personal knowledge, job procedure,
indusrti perhotelan. Maka dari itu, kinerja karya- wan
akan diukur melalui 5 kriteria penilaian karya- wan,
yaitu: quality, quantity, timeliness, need for
supervision, dan interpersonal impact.

Jurusan Manajemen Perhotelan, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra


http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=HOT
Kosasih, Pengaruh Knowledge Management Terhadap Kinerja 83
Karyawan

technology. Selain itu yang termasuk data primer e. SOP dapat meningkatkan produktivitas kerja
adalah data tentang kinerja karyawan berdasarkan dan mengefesiensi waktu.
performance appraisal form yang bersumber dari f. Pemahaman mengenai SOP sudah sangat
data sekunder Surabaya Plaza Hotel. baik.
2. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan g. SOP dapat dijadikan acuan dalam pelaksana-
untuk tujuan tertentu selain dari masalah pene- an pelatihan dalam departemen saya.
litian (Malhotra, 2004). Data penelitian sekunder h. SOP dalam departemen telah memenuhi
adalah berupa data mengenai Standard Operation standar yang ada.
Procedure karyawan front office, struktur organi- i. Seorang karyawan yang memiliki ide dari
sasi Surabaya Plaza Hotel dan struktur organisasi pengalaman yang dimilikinya dan diubah
departemen front office, serta job description sub- dalam bentuk SOP merupakan gagasan yang
divisi front office antara lain reservation, baik.
reception, business centre, telephone operator, j. SOP yang ada sudah memberikan hasil yang
dan concierge. cukup efektif.
Definisi Operasional Variabel 3. Technology adalah media penyebaran informasi
1. Personal knowledge adalah pengetahuan yang melalui sarana intranet yang digunakan untuk
diperoleh karyawan front office berupa penga- mendukung tiap kegiatan kerja di dalam
laman baik dari kejadian sehari-hari ataupun dari perusahaan. Indikator empirik:
sumber lainnya. Indikator empirik: a. Pemahaman tentang intranet sudah baik.
a. Setiap karyawan harus memiliki pengalaman b. Frekuensi menggunakan fasilitas intranet
kerja minimal 1 tahun di bidangnya. selama jam kerja.
b. Karyawan yang berpengalaman cenderung c. Intranet merupakan sarana yang sesuai untuk
bekerja lebih profesional daripada karyawan mendapat dan menyebarkan informasi.
yang belum memiliki pengalaman sama d. Pengetahuan akan intranet wajib diketahui
sekali. oleh semua karyawan baik staff maupun
c. Pengalaman bukan hanya diperoleh dari diri karyawan penyelia.
sendiri tetapi juga dari orang lain. e. Fasilitas intranet yang ada saat ini sangat
d. Mendapatkan pengalaman baru setiap hari. membantu proses kerja karyawan.
e. Pengalaman yang diperoleh memperkaya f. Fasilitas intranet dapat meningkatkan efisiensi
pengetahuan. kerja baik dari segi waktu dan biaya.
f. Akan lebih baik apabila mempelajari penga- g. Frekuensi penggunaan intranet untuk mencari
laman dari departemen lain, walaupun tidak informasi dan menambah pengetahuan.
termasuk dalam tanggung jawab karyawan h. Pemanfaatan teknologi di departemen sudah
satu departemen. benar-benar efektif.
g. Mengkomunikasikan pengalaman kerja de- i. Fasilitas Intranet sangat membantu di dalam
ngan rekan kerja. menyimpan dan mengirim data.
h. Ikut ambil bagian dalam forum ’Sharing best- TEKNIK ANALISIS DATA
practices’ dan membagikan pengalaman
untuk kemajuan perusahaan. 1. Statistik Deskriptif
i. Kegiatan’Sharing best-practices’ bermanfaat Dalam penelitian ini penulis melakukan
untuk menambah pengalaman. perhitungan distribusi frekuensi dan mean (nilai
j. Masalah yang dihadapi dapat dijadikan pela- rata-rata) untuk memberikan gambaran atau
jaran yang berharga deskripsi dari data yang diperoleh.
2. Job procedure adalah tanggung jawab atau tugas 2. Analisis Path Dengan Menggunakan Per-
yang harus dijalankan oleh karyawan front office modelan SEM (Structural Equation Modeling)
berdasarkan Standard Operation Procedure Menurut Basuki (2006) prinsip structural
yang ada dan sifatnya formal. Indikator empirik: equation model merupakan pendekatan ter-
a. SOP dapat menjamin terciptanya produk yang integrasi dari confirmatory factor analysis dan
standar meskipun dikerjakan oleh orang yang path analysis (analisis jalur). Analisis jalur mem-
berbeda. pelajari apakah hubungan yang terjadi disebab-
b. Dengan adanya SOP pekerjaan menjadi ter- kan oleh pengaruh langsung dan tidak langsung
arah dan terkoordinir. dari variabel independen terhadap variabel depen-
c. SOP merupakan sarana komunikasi dalam den, mempelajari ketergantungan sejumlah varia-
mencapai sasaran dan tujuan perusahaan. bel dalam suatu model (model kausal), mengana-
d. SOP dapat menunjukkan tanggung jawab lisis hubungan antar variabel dari model kausal
kerja dengan sangat jelas. yang telah dirumuskan oleh peneliti atas dasar
Jurusan Manajemen Perhotelan, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=HOT
84 JURNAL MANAJEMEN PERHOTELAN, VOL.3, NO.2, SEPTEMBER 2007: 80-
88

pertimbangan teoritis, serta menguji seperangkat Analisis statistik yang digunakan adalah Partial
hipotesis kausal dan menginterpretasikan hu- Least Square (PLS) yang persamaannya adalah:
bungan tersebut (langsung atau tidak langsung). a. Job procedure = α personal knowledge
3. Partial Least Square (PLS) b. Kinerja = β1. personal knowledge + β2. job
Partial least square dikembangkan sebagai alter- procedure + β3. technology
natif untuk situasi dimana dasar teori pada peran- Goodness of Fit
cangan model lemah dan atau indikator yang
tersedia tidak memenuhi model pengukuran Dalam Partial Least Square (PLS) terdapat 2
refleksif. Partial least square merupakan metode macam model yaitu:
analisis yang powerful karena dapat diterapkan a. Outer Model
pada semua skala data, tidak membutuhkan Composite Reliability
banyak asumsi dan ukuran sample tidak harus Kelompok indikator yang mengukur sebuah
besar. variabel memiliki reliabilitas komposit yang baik jika
ANALISIS DAN PEMBAHASAN memiliki composite reliability≥0,7, walaupun bukan
Analisis Profil Responden merupakan standar yang absolut. Dalam hal ini
Hasil analisis data profil responden yang diper- penulis tidak melakukan uji reliabilitas terhadap
oleh penulis yaitu responden laki-laki sebanyak 20 variabel kinerja dikarenakan data tersebut merupa-
orang (76,9%), responden perempuan sebanyak 6 kan data sekunder dari Surabaya Plaza Hotel. Berikut
orang (23,1%), rata-rata usia responden 32 tahun. penulis menyajikan tabel composite reliability.
Prosentase latar belakang pendidikan paling banyak
adalah lulusan SMU sebanyak 10 orang (38,5% ). Tabel 1. Composite Reliability
Responden dalam penelitian ini paling banyak Koefisien Jumlah
berasal dari sub-divisi concierge sebanyak 14 orang Variabel Laten Reliability Indikator
(53,8%). Rata-rata responden menekuni bidangnya Personal 0,788 10
saat ini adalah 8 tahun. Knowledge
Analisis Partial Least Square Job procedure 0,806 10
Technology 0,605 9
Diagram Jalur
Sumber: Data primer, diolah
Pada bagian ini penulis membuat diagram jalur Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa variabel
yang akan membahas mengenai analisis pengaruh personal knowledge dan job procedure dianggap
personal knowledge, job procedure, dan technology reliabel dikarenakan composite reliabilitynya ≥ 0,7.
terhadap kinerja karyawan hotel. Selain itu, analisis Sedangkan variabel technology dianggap tidak
ini juga digunakan untuk mengetahui variabel mana reliabel dikarenakan composite reliability-nya ≤ 0, 7.
yang paling dominan berpengaruh terhadap kinerja b. Inner Model
karyawan. Dalam pengolahan data kuesioner penulis
Goodness of fit model diukur menggunakan R-
menggunakan program SPSS. Berikut diagram jalur
untuk partial least square: square variabel laten dependen dengan interpretasi
yang sama dengan regresi Q-square predictive
Experience
Personal relevance untuk model struktural, mengukur
seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh model
dan juga estimasi parameternya. Nilai Q-square
Quantity
Kinerja harus>0 di mana menunjukkan model memiliki
predictive relevance. Berikut model regresi dalam
penelitian ini:
Standard Job Procedure Timeliness
Operation R²=0,315
Karyawan
R²=0,687
1. Personal knowledge=α job procedure (R²=0,315)
Procedure
Need for
Yang artinya kemampuan personal knowledge
Supervision
Interpersonl untuk menjelaskan keragaman pemahaman ten-
Impact
tang job procedure adalah sebesar 0,315 atau 31,
5%.
Intranet Technology
2. Kinerja=β1. personal knowledge+β2. job
procedure+β3. technology (R²=0,687)
Gambar 2. Diagram Jalur Partial Least Square Yang artinya kemampuan kinerja untuk men-
Pengaruh Knowledge Management jelaskan keragaman personal knowledge, job
Terhadap Kinerja Karyawan

Jurusan Manajemen Perhotelan, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra


http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=HOT
Kosasih, Pengaruh Knowledge Management Terhadap Kinerja 85
Karyawan

procedure, dan technology adalah sebesar 0,687 berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja
atau 68,7%. karyawan hotel. Hanya variabel personal
Selanjutnya perolehan R² dimasukkan ke dalam knowledge, dan technology yang berpengaruh
persamaan Q-square berikut: secara signifikan, sedangkan job procedure
Q² = 1 – (1 – job procedure) (1 – kinerja) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
= 1 – (1 – 0,315) (1 – 0,687) kinerja karyawan hotel. Dengan demikian
= 1 – (0.685) (0,313) maka hipotesis yang menyatakan bahwa ada
= 0,785595 pengaruh yang signifikan antara personal
Dari perhitungan ini nilai Q²=0,785595>0, yang knowledge, job procedure, technology
berarti model memiliki predictive relevance, di terhadap kinerja karyawan hotel ditolak.
mana semakin mendekati 1 berarti model Hipotesis inner model 2:
semakin baik. P4 = 0.045349<α=0, 10, sehingga signifikan
3. Analisis Uji Hipotesis (personal knowledge terhadap job
Pada pengujian ini penulis akan melakukan procedure)
resampling bootstraping untuk mengetahui apa- Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa Ho
kah nilai antara personal knowledge, job pro- ditolak, karena personal knowledge berpenga-
cedure, technology akan bersifat signifikan ruh secara signifikan terhadap job procedure.
mempengaruhi kinerja karyawan dan apakah Dengan demikian hipotesis yang menyatakan
nilai dari variabel personal knowledge bersifat bahwa ada pengaruh antara personal know-
signifikan mempengaruhi job procedure. Statistik ledge terhadap pemahaman karyawan akan
uji yang digunakan adalah statistik t atau uji t. job procedure diterima.
Tabel 2. Analisis Uji t 2. Pengambilan keputusan berdasarkan perban-
original mean of Standard T- dingan t hitung dengan t tabel
sample sub- deviation t hitung 1= 1.557
P_Value
estimatesamples Statistic t hitung 2= 0.345
personal - 0.561 0.566 0.331 1.695 t hitung 3= 1.632
>jobpros 0.045349
Karena t hitung 1=1.557>t tabel=1.282, t
personal -
0.499 0.235 0.32 1.557 hitung 2=0.345<t tabel=1.282, t hitung
>kinerja 0.060052
jobpros - 3=1.632>t tabel=1.282, apabila melihat besar-
>kinerja 0.099 0.11 0.286 0.345 nya pengaruh dari tiap variabel maka variabel
Tekno - 0.36512 yang berpengaruh paling dominan adalah
>kinerja variabel technology. Dengan demikian hipo-
0.562 0.382 0.344 1.632 tesis yang menyatakan bahwa pengaruh yang
S
0.051655 paling dominan adalah job procedure ditolak.
u
mber: Data primer, diolah. Pembahasan Hasil Penelitian
a. Hipotesis statistik
H1 = terdapat pengaruh positif antara personal 1. Dari keseluruhan analisis yang telah dilakukan
knowledge, job procedure, technology ter- penulis menemukan bahwa pengaruh langsung
hadap kinerja karyawan. antara job procedure ke kinerja menunjukkan
H2 = terdapat pengaruh positif antara personal arah yang positif namun nilainya sangat kecil
knowledge terhadap job procedure. yaitu sebesar 0,099 (perolehan angka dapat
H3 = job procedure merupakan intervening an- dilihat pada tabel 4.26). Namun apabila melihat
tara personal knowledge dengan kinerja. pengaruh secara total antara personal knowledge
b. Keputusan dan job procedure ke kinerja maka perolehan
1. Pengambilan keputusan berdasarkan p-value nilainya akan lebih tinggi, dengan perhitungan
Hipotesis inner model 1: sebagai berikut:
P1 = 0.060052<α=0, 10, sehingga signifikan Pengaruh total terhadap kinerja = (0,561 x 0,099)
(personal knowledge) + 0,499 = 0,555
P2 = 0.345>α=0, 10, sehingga tidak signi- Yang artinya job procedure yang diimbangi
fikan (job procedure) dengan personal knowledge akan memberikan
P3 = 0.051655<α=0, 10, sehingga signifikan pengaruh yang baik bagi kinerja karyawan hotel.
(technology) 2. Penulis juga menemukan bahwa pemahaman
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa Ho Standard Operation Procedure sebagai indikator
diterima, karena tidak semua variabel bebas

Jurusan Manajemen Perhotelan, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra


http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=HOT
86 JURNAL MANAJEMEN PERHOTELAN, VOL.3, NO.2, SEPTEMBER 2007: 80-
88

dari job procedure dalam jangka waktu yang bahwa penerapan knowledge management harus
panjang (long run) tidak menunjukkan pengaruh diikuti antara pengetahuan yang dimiliki oleh
yang kuat terhadap kinerja, hal ini juga dapat intangible asset yaitu setiap individu atau karya-
dilihat dari jumlah responden atau karyawan wan dalam suatu perusahaan dan tangible asset
hotel yang lama menekuni bidangnya saat ini seperti teknologi yang dimiliki perusahaan ter-
kebanyakan lebih dari 9 tahun. Dengan jangka sebut. Saat ini penelitian dalam bidang jasa
waktu yang lama tersebut maka karyawan tidak mengenai penerapan knowledge management
lagi terpaku pada Standard Operation Procedure masih sangat jarang ditemukan, maka dari itu
yang ada, namun pada prosesnya karyawan juga penulis mengangkat penelitian ini sebagai gam-
belajar dari pengalaman yang diperoleh. baran baru bagi dunia jasa bahwa penerapan
3. Hasil temuan yang penulis peroleh dari hasil knowledge management juga dapat memberikan
penelitian sebelumnya tentang knowledge mana- manfaat nyata bagi kinerja perusahaan khususnya
gement yang dipaparkan oleh beberapa peneliti di industri perhotelan.
seperti Malhotra dan Ardichvili (2002) dimana
dalam penelitiannya di bidang teknologi atau e-
business, dipaparkan mengenai pentingnya pera-
nan knowledge management yang disertai dengan
kemampuan individu atau karyawan dalam peru-
sahaan. Selama ini banyak perusahaan melaku-
kan investasi pada aspek teknologinya agar selalu
up to date, tetapi tidak memperhatikan sumber
daya manusia yang dimiliki, akibatnya kinerja
perusahaan tidak maksimal dikarenakan tidak
diimbangi dengan pembekalan pengetahuan ter-
hadap sumber daya manusianya. Contoh kasus
pada perusahaan Xerox, John Seely Brown
selaku direktur perusahaan tersebut melakukan
investasi lebih dari USD 1 milyar pada teknologi
dalam perusahaannya. Namun peningkatan
efisiensi dan efektifitas pada pengetahuan
karyawan sangat minim akhirnya kinerja
perusahaan menjadi tidak maksimal. Sedangkan
pada penelitian lain yang dilakukan Donoghaue,
Harris dan Weitzman mengemukakan bahwa
knowledge management yang efektif membutuh-
kan kombinasi dari berbagai macam elemen
organisasi contohnya teknologi dengan praktisi
sumber daya manusia, struktur organisasi dan
budaya dalam artian untuk memastikan bahwa
pengetahuan yang benar diperlukan untuk ber-
tahan pada saat yang tepat. Penulis juga
menemukan selama ini kebanyakan penelitian
knowledge management dilakukan pada industri
di bidang teknologi, hal ini dikarenakan industri
teknologi mempunyai perkembangan produk
yang sangat cepat regenerasinya sehingga mem-
butuhkan orang-orang yang selalu memiliki
inovasi-inovasi mutakhir agar dapat terus exist
dalam dunia bisnis. Pada intinya perusahaan
dalam bidang teknologi sangat mementingkan
kemampuan individu dalam menggali pengeta-
huan yang dimilikinya untuk mengembangkan
perusahaan. Dan kesimpulan yang diperoleh
Jurusan Manajemen Perhotelan, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=HOT
Kosasih, Pengaruh Knowledge Management Terhadap Kinerja 87
Karyawan

DAFTAR REFERENSI
Ardichvilli, A. (2002). Knowledge management,
human resource department, and internet
technology. Advances In Developing Human
Resources, 4, (451), pp. 4 – 5.
Anshori, Y. (2004). Analisis keunggulan bersaing
melalui penerapan knowledge management
dan knowledge-based strategy di Surabaya
Plaza Hotel. Jurnal Manajemen Perhotelan,
1, (2), pp. 39 – 53.
Bateman, T. S., & Snell, S. A. (2002). Management
competing in the new era (5th ed.). Irwin:
McGraw-Hill.
Basuki, H. (2006, September). Modul workshop
metodologi penelitian SEM. Surabaya: ITS.
Bernardin, R. A. (1993). Human resource manage-
ment: An experimental approach. Singapore:
McGraw Hill.
Carrillo, P., Robinson, H., Al-Ghassani, A., Anumba,
C. (2004). Knowledge management in UK
construction: Strategies, resources and
barriers. Project Management Journal, 35,
(1), p. 46.
Dajan, A. (1996). Pengantar metode statistik (jilid
2). Jakarta: LPES.
Djohar, S. (2000, Juli). Knowledge management.
Majalah manajemen, pp. 28-30.
Fatwan, S., (2006, Februari). Knowledge mana-
gement, warna cerah dunia bisnis Indonesia.
SWA, 4, (22), p. 53.
Ferdinand, A. (2002). Structural equation modeling
dalam penelitian manajemen aplikasi model-
model rumit dalam penelitian untuk tesis
magister & disertasi doktor. Semarang:
Fakultas Ekonomi Undip.
Honeycutt, J. (2005). Knowledge management
strategies; Strategi manajemen pengetahuan.
Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Kuncoro, M. (2004). Metode kuantitatif: Teori dan
aplikasi untuk bisnis dan ekonomi (2nd ed.).
Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Jurusan Manajemen Perhotelan, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra


http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=HOT
88 JURNAL MANAJEMEN PERHOTELAN, VOL.3, NO.2, SEPTEMBER 2007: 80-88

Malhotra, N.K. (1996). Marketing research. Prentice Robbins & Coulter. (2002). Management (7th
Hall International, inc. London. ed.).USA: Prentice Hall.
______ (2004). Marketing research: An applied Santoso, S. (2000). Buku latihan SPSS: Statistik
orientation (4th ed.). Prentice Hall: New parametrik. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Jersey. Simamora, B. (1997). Panduan riset perilaku
Malhotra, Y. (2000). Knowledge management for [e- konsumen. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
] business performance information strategy. Singarimbun, E. (1991). Metode penelitian survai.
The Executive Journal, 16, (4), pp. 5-16. Jakarta: LP3ES.
______ (2003, September). Is knowledge the Soelaeman, T. S. (2004, November). Mengintip
ultimate competitive advantage? Business penerapan KM di Surabaya Plaza Hotel.
Management Asia, pp. 66-69. Majalah SWA, 24, (20), pp. 72 – 74.
Nykiel. (2005). Hospitality management strategies. Solimun. (2007). Memahami metode analisis kuan-
USA: Pearson Prentice Hall. titatif mutakhir. Lokakarya statistik mutakhir
di Universitas Kristen Petra, Surabaya.
O’Shannessy., & Minett. (2003). Introduction to
hospitality: The road to hospitality (2nd ed.). Sugiarto, E. (1997). Operasional kantor depan
Australia: Pearson Education. hotel. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Rivai, B.M. (2005). Performance appraisal. Jakarta: Sulastiyono, A. (2001). Manajemen penyelenggara
PT RajaGrafindo Persada. hotel. Bandung: Alfabeta.

Jurusan Manajemen Perhotelan, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra


http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=HOT

Anda mungkin juga menyukai