Anda di halaman 1dari 2

BAB 1 ACARA 6

LATAR BELAKANG

Tempe adalah salah satu makanan tradisional khas Indonesia. Di tanah air, tempe sudah
lama dikenal selama berabad-abad silam. Makann ini diproduksi dan dikonsumsi secara turun
temurun, khususnya di daerah Jawa Tengah dan sekitarnya.Tempe merupakan makanan yang
terbuat biji kedelai atau beberapa bahan lain yang diproses melalui fermentasi dari apa yang
secara umum dikenal sebagai “ragi tempe”. Lewat proses fermentasi ini, biji kedelai mengalami
proses penguraian menjadi senyawa sederhana sehingga mudah dicerna.

Proses fermentasi pada tempe meningkatkan derajat ketidakjenuhan terhadap lemak.


Asam lemak tidak jenuh ini mempunyai efek penurunan terhadap kandungan kolestrol serum,
sehingga dapat menetralkan efek negatif sterol di dalam tubuh. Tempe merupakan sumber
vitamin B yang sangat potensial. Jenis vitamin yang terkandung dalam tempe antara lain vitamin
B1, B2, asam pantotenat, asam nikotinat, vitamin B6, dan B12.

Tempe mengandung mineral makro dan mikro dalam jumlah yang cukup. Kapang tempe
dapat menghasilkan enzim fitase yang akan menguraikan asam fitat (yang mengikat beberapa
mineral) menjadi fosfor dan inostol. Dengan terurainya asam fitat, mineral-mineral tertentu
seperti besi, kalsium, magnesium, dan zink menjadi lebih tersedia untuk dimanfaatkan
tubuh.Didalam tempe juga ditemukan suatu zat antioksidan dalam bentuk isoflavon yang sangat
dibutuhkan tubuh untuk menghentikan reaksi pembentukan radikal bebas.

Produksi tempe kebanyakan dilakukan oleh industri skala kecil dan rumah tanggan.
Metode dalam memproduksi tempe umumnya menggunakan cara-cara yang tradisional. Artinya,
masih belum menerapkan teknologi modern. Pada dasarnya, cara membuat tempe terdiri dari 2
bagian besar, yaitu proses pemasakan kedelai dan dilanjutkan dengan proses fermentasi.

Jenis tempe kedelai ada jenis tempe yang lain, yakni tempe leguminosa non kedelai dan
tempe non leguminosa. Tempe leguminosa non kedelai diantaranya adalah tempe benguk, tempe
kecipir, tempe kedelai hitam, tempe lamtoro, tempe kacang hijau, tempe kacang merah, dsb.
Sedangkan jenis tempe non leguminosa diantaranya tempe gandum. tempe sorgum, tempe
campuran beras dan kedelai, tempe ampas tahu, tempe bongkrek, tempe ampas kacang, dan
tempe tela.

Ciri tempe yang "berhasil" adalah ada lapisan putih di sekitar kedelai dan pada saat
dipotong, tempe tidak hancur. Perlu diperhatikan agar tempe berhasil alat yang digunakan untuk
membuat tempe sebaiknya dijaga kebersihannya. Menjaga kebersihan saat membuat tempe ini
sangat diperlukan karena fermentasi tempe hanya terjadi pada lingkungan yang higienis.
Gangguan pada pembuatan tempe di antaranya adalah tempe tetap basah, jamur bau busuk,
tempe bau busuk, dan jamur hanya tumbuh baik di satu tempat.

TUJUAN

Adapun tujuan dari prraktikum ini yaitu untuk mengetahui proses pembuatan tempe.

Anda mungkin juga menyukai