Anda di halaman 1dari 13

PENGAMATAN EKOSISTEM

DI TAMAN SD LABORATORIUM UPI KAMPUS SERANG

Disusun Oleh :

1. Muhammad Nurshalim (1808564)


2. Muhammad Rizqy Adam (1804676)

Laporan Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekologi Perairan
Tropis

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KELAUTAN DAN PERIKANAN


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS SERANG
2020
1. Identifikasi Komponen Biotik dan Abiotik
Kami melakukan pengamatan ekosistem pada hari senin, 16 Maret 2020
pada pukul 9:30 – 10:05 WIB, di Taman SD Laboratorium UPI Kampus
Serang. Berdasarkan pengamatan kami di lokasi tersebut, kami mendapatkan
hasil identifikasi sebagai berikut:
 Komponen Biotik
 Produsen
 Rumput
 Tumbuhan Berbunga
 Pohon pisang
 Pohon kangkung
 Konsumen
 Capung
 Belalang
 Kupu-Kupu
 Lalat
 Katak
 Bunglon
 Kucing
 Semut
 Pengurai (dekomposer)
 Jamur
 Belatung
 Komponen Abiotik
 Air
Sebagian besar tubuh makhluk hidup tersusun oleh air dan tidak
ada satupun makhluk hidup yang tidak membutuhkan air. Air
digunakan sebagai pelarut di dalam sitoplasma, untuk menjaga tekanan
osmosis sel, dan mencegah sel dari kekeringan. Sedangkan bagi unsur
abiotik misalnya tanah dan batuan, air digunakan sebagai pelarut dan
pelapuk. Oleh karena itu air sangat berperan penting dalam kehidupan
dibumi ini, begitu pula dengan kehidupan di Taman SD Lab. UPI
Serang.
 Udara (Oksigen)
Udara sangat penting bagi kehidupan di bumi ini. Oksigen yang
kita gunakan untuk bernapas atau Karbondioksida yang diperlukan
tumbuhan untuk berfotosintesis juga berasal dari udara. Ketika kami
berada dilokasi pengamatan udara di sana terasa masih cukup baik dan
segar, buktinya banyak terdapat kupu-kupu dengan variasi warna yang
menandakan lingkungan tersebut masih mempunyai kualitas udara
yang baik.
 Suhu
Pada umumnya mahkluk hidup rata-rata dapat bertahan hidup
hanya pada kisaran suhu 0 °−40 ° C hanya makhluk hidup tertentu saja
yang dapat bertahan hidup dibawah atau diatas suhu tersebut.
 Tanah
Keberadaan suatu ekosistem juga dipengaruhi oleh kondisi tanah.
Tanah merupakan tempat hidup bagi berbagai jenis organisme,
terutama tumbuhan. Adanya tumbuhan akan menjadikan suatu daerah
memiliki berbagai organisme pemakan tumbuhan dan organisme lain
yang memakan pemakan tumbuhan tersebut, sehingga akan terjadilan
suatu rantai makanan maupun jaring-jaring makanan di lingkungan
tersebut.
 Cahaya
Ketika kami mengamati lokasi, terlihat tumbuhan dan hewan
terkena intensitas cahaya yang bervariasi. Namun, dalam pengamatan
ini kami hanya melakukan pengamatan satu kali (sewaktu) sehingga
tidak bisa menggambarkan intensitas cahaya dalam sehari.
 Iklim
Iklim adalah kumpulan pola musim yang khas sebagai satu
kesatuan. Iklim diwilayah tempat kami tinggal (Indonesia) termasuk
iklim tropis, sehingga wajar saja jika banyak tumbuhan dan hewan
yang dapat hidup diwilayah ini.
 Kelembaban
Kelembaban adalah konsentrasi uap air diudara, ketika kami
melakukan pengamatan tingkat kelembabannya sedang sehingga
berbagai biota dapat hidup disana
2. Faktor Pembatas Di Taman SD Laboratorium UPI Kampus Serang
 Air, air di daerah sebelah SD Lab. terdapat di daerah kawasan taman SD
Lab. yaitu terdapat pada kolam dan kran air. Oleh karena itu kemungkinan
jika tanaman disana tidak rajin diberikan air maka lama-kelamaan akan
kurang subur. Namun ini hanya berlaku saat musim kemarau saja. Ketika
kami berada dilokasi pengamatan kualitas air disana ada yang masih bagus
karna jernih (kolam biasa) dan ada pula yang sudah keruh dan kotor
(kolam lele).
 Suhu, suhu yang terdapat di taman SD Lab. saat itu sekitar siang pukul
10:00 walaupun suhu disekitar lumayan terik tapi suhu di daerah samping
SD lab bisa dikatakan sejuk dikarenakan banyak pohon rindang yang
tumbuh, perkiraan sekitar 29°-31° C
 Tanah, kondisi tanah pada waktu diamati yaitu padat lalu berwarna
cokelat, dan banyak ditumbuhi tumbuhan rumput dan tanaman rambat
lainnya juga banyak dijumpai tanaman pohon pisang, bisa jadi tanah
banyak mengandung unsur hara, disekitar samping SD lab terdapat kebun
yang diperkirakan menjadi sumber tambahan pupuk dan meningkatkan
fosfor dalam tanah, dalam hal ini komponen makhluk hidup di dalam
tanah seperti cacing dan mikroorganisme dalam tanah juga membantu
menyuburkan tanah
 Curah Hujan, kondisi lingkungan di Taman Laboratorium UPI Kampus
Serang cukup baik dan terlihat subur, ini bisa terjadi sebab saat ini sedang
musim penghujan sehingga banyak terlihat serangga dan hewan-hewan
kecil lainnya, selain itu ketika suatu tempat sering turun hujan maka
lingkungan tersebut akan sangat cocok ditinggali dan menjadi tempat
untuk bereproduksi oleh biota-biota yang berukuran kecil
 Intensitas cahaya, cahaya yang diterima di Taman Laboratorium UPI
Kampus Serang cukup baik dan tersebar merata karena tidak ada
penghalang diatasnya sehingga berbagai jenis tumbuhan dapat tumbuh
subur didaerah ini terutama tumbuhan berbunga, yang mana tumbuhan ini
menghasilkan nektar yang bermanfaat untuk serangga khususnya kupu-
kupu karena itu merupakan makanannya.
 Angin, kondisi di Taman Laboratorium UPI Kampus Serang ketika itu
tidak terlalu berangin dan stabil sehingga berbagai jenis flora dan fauna
dapat tinggal dengan nyaman tanpa terusak oleh hempasan angin, serta
dapat membantu proses penyerbukan tanaman.
3. Siklus Yang Terjadi Di Ekosistem Taman SD Laboratorium UPI Kampus
Serang
Berdasarkan pengamatan kami dilokasi pengamatan, siklus yang terjadi di
taman SD Lab. Ini adalah siklus hidrologi sebab ditandai dengan b
 Siklus Hidrologi
 Matahari menyinari permukaan Bumi termasuk sumber- sumber air
sehingga sumber- sumber air tersebut mengalami penguapan.
 Lalu uap air yang telah terbentuk (hasil pemanasan) bergerak karena
tertiup oleh angin ke daratan.
 Terbentuklah awan akibat dari pemanasan itu tadi,
 Diperjalanan menuju ke daratan terjadilah evapotranspirasi (penguapan
oleh tumbuhan) lalu awan tersebut kembali tertiup angin dan akhirnya
sampai di kawasan upi serang
 Hujan turun di atas Taman Lab. UPI serang dan kawasan disekitarnya
 Air yang turun di Taman Lab. UPI Serang kemudian akan meresap
kedalam tanah, sebagian diserap oleh akar-akar tanaman, sebagian lagi
dikonsumsi oleh berbagai biota yang hidup disana, dan sebagian lagi
mengalir ke sungai kemudian mengalir lagi ke laut untuk kembali
mengalami siklus hidrologi.

4. Rantai Makanan Yang Terjadi Di Ekosistem Taman SD Laboratorium


UPI Kampus Serang
 Rumput −→ Belalang −→ Katak −→ Kucing −→ jamur (Pengurai)
 Tumbuhan Berbunga→ Kupu-Kupu→ Katak→ Kucing→ Pengurai
 Tumbuhan Berbunga ¿ Lalat ¿ Capung ¿ Bunglon ¿ Kucing ¿ Pengurai
5. Suksesi Yang Terjadi Di Taman SD Laboratorium UPI Kampus Serang
(Primer/Sekunder)
a. Suksesi primer: hujan deras dan angin kencang membuat tumbuhan
berguguran - tumbuhan yang mati terjadi proses dekomposi - tanah
menjadi lebih subur - tumbuhan yang sifatnya vegetatif mulai tumbuh di
daerah itu (contoh: rumput, tanaman bertunas) - lahan tersebut kembali
menjadi subur.
b. Suksesi sekunder: pegawai UPI merapihkan / memotong tumbuhan di
daerah samping SD lab - bekas-bekas tumbuhan berserakan di tanah
terdekomposi - mulai tumbuh tanaman vegetatif - tanaman vegetatif
beberapa jenis memiliki bunga - serangga datang dan membantu
penyerbukan - serangga berkembang biak di daerah tersebut dan
meletakan telurnya disana - daerah tersebut menjadi rindang kembali.

6. Piramida Ekologi Di Ekosistem Taman SD Laboratorium UPI Kampus


Serang
 Piramida Energi
Piramida energi adalah piramida yang menggambarkan terjadinya
penurunan energi pada tiap tahap tingkatan trofik. Jumlah total energi pada
setiap tingkatan trofik ke arah puncak piramida semakin kecil. Secara
umum konsumen hanya mampu memanfaatkan 10% energi yang diperoleh
dari organisme yang berada pada tingkat trofik di bawahnya, sebab
sebagian besar energi terbuang sebagai panas. Kami menggunakan
piramida energi sebagai pilihan karena piramida energi mampu
menggambarkan secara keseluruhan tentang sifat-sifat fungsional
komunitas yang terjadi diantara komponen biotik dan abiotik pada suatu
ekosistem. selain itu juga, piramida energi juga menunjukan kecepatan
arus makanan melalui rantai makanan. bentuk piramida ini tidak
dipengaruhi oleh suatu ukuran organisme atau kecepatan metabolisme
individu.
 Bentuk Piramida Energi Pada Taman SD Laboratorium UPI Kampus
Serang

5 kkal
Energi panas
yang hilang
K III
Kucin
g
KONSUMEN II

Bunglon, Capung, Katak

KONSUMEN I

Belalang, Kupu-Kupu, Lalat

PRODUSEN

Rumput, Tanaman Berbunga, dan Tumbuhan Lainnya

50 kkal

500 kkal

5000 kkal
Sinar Matahari Dekomposer

Dari piramida diatas dapat dilhat bahwa semakin kearah puncak piramida
maka energi yang dihasilkan oleh makhluk hidup tersebut semakin berkurang.
Para konsumen di puncak piramida makanan, sebagai sebuah kelompok, sehingga
memiliki lebih sedikit energi yang tersedia untuk mendukung mereka daripada
mereka yang lebih dekat ke bawah. Itulah mengapa jumlah mereka relatif sedikit
di sebagian besar komunitas. Akhirnya, jumlah energi yang digunakan dengan
yang tersisa tidak dapat mendukung tingkat lain. Itulah mengapa aliran energi
digambarkan dalam bentuk piramida dan energi yang memasuki komunitas pada
akhirnya hilang sebagai panas.

7. Dokumentasi Komponen Biotik dan Abiotik


1) Dokumentasi Komponen Biotik
a. Fauna

Gambar 1: Capung dan Katak


Gambar 2: Kucing
Gambar 3: Kupu-Kupu

Gambar 4: Populasi Kupu-Kupu


Gambar 5: Lalat
Gambar 6: Belalang

Gambar
7: Bunglon
b. Flora

Gambar 8: Jamur
Gambar 9: Rumput

2) Dokumentasi Komponen Abiotik


Gambar 10: Tanah

Gambar 11: Air Kolam Lele

Anda mungkin juga menyukai