Anda di halaman 1dari 18

TUGAS

EKOLOGI TUMBUHAN

OLEH
ALLVANIALISTA IKALOR
E1A012004
PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS MATARAM
2015

SOAL-SOAL EKOLOGI TUMBUHAN


1. Apakah benang/alur yang menghubungkan antara tumbuhan yang satu dengan lainnya
dan tumbuhan

dengan lingkungan mereka? Bagaimana fleksiblitas alur ini, dan

bagaimana hubungannya?
2. Bagaimana tumbuhan "memecahkan" masalah penyebaran, perkecambahan di situs
yang cocok, kompetisi, dan akuisisi energi dan nutrisi?
3. Bagaimana mereka dapat menahan periode yang tidak menguntungkan dari kebakaran,
banjir, atau badai?
4. Apa yang bisa tumbuhan ceritakan pada kita tentangn kehadiran mereka, semangat, atau
kelimpahan tentang masa lalu, sekarang, dan tentu saja masa depan habitat mereka?
5. Dapatkah tumbuhan digunakan sebagai alat ilmiah untuk menganalisis seluk-beluk
lingkungan atau untuk menguji hipotesis tentang evolusi?
6. Apa yang bisa tumbuhan beritahu kepada kita tentang harapan pengaturan lahan?
7. Setelah hutan di tebang, apa yang akan menggantikannya, berapa lama akan mengambil
proses, dan bagaimana cara yang paling efisien memanipulasi proses ini?
8. Ketika rumput peternakan domestic melimpah pada waktu tertentu, seperti apakah
kenampakan vegetasinya? dan seberapa besar dukungan hewan di kemudian hari?
9. Setelah humus dimusnahkan oleh pertambangan di daerah semi kering, tumbuhan apa
harus diperkenalkan untuk menstabilkan lanskap yang direnovasi?
10. Setelah lahan kosong disemprot, dibakar, dan ditanam kembali sebagai lahan rumput,
apa yang akan terjadi terhadap kualitas DAS, tingkat hara tanah, dan tingkat
pendangkalan di belakang bendungan di dekatnya?
11. Apakah yang dimaksud dengan waktu tinggal herbisida dalam tanah? dan adakah efek
samping pada organisme non target?
12. Berapa banyak backpackers dapat menggunakan jejak alpine tanpa mengubah vegetasi
yang berdekatan? Jika kebakaran atau banjir adalah bencana alam yang harus kambuh
dengan frekuensi tertentu untuk mempertahankan jenis vegetasi particular, bagaimana
kita dapat menggabungkan bencana rutin seperti dalam rencana manajemen lokal,
regional dan nasional?
13. Gambarkan konsep antara ekologi, lingkungan, dan vegetasi!
14. Jelaskan berbeda antara synecology dan konsep autoecology di masyarakat tumbuhan!
15. Menulis sampel synecology dan autoecology konsep dalam tumbuhan!

JAWABAN
1. Benang/alur yang menghubungkan antara tumbuhan dan tumbuhan serta tumbuhan dan
lingkungan ialah factor-faktor biotic dan abiotik, dimana tumbuhan dan tumbuhan

berinteraki dengan factor abiotik yang ada di sekitarnya yakni air, tanah, ph, suhu dan
kelembaban. Begitu pula dengan hubungan antara tumbuhan dengan lingkungannya di
hubungkan dengan factor abiotik seperti tanah atau air sebagai medium tumbuhnya atau
factor biotik apabila tumbuhan terseebut melkat dengan tumbuha lain sebagai inangnya.
Untuk mengukur leksibilitas alur ini dilihat dari segi interaksi yang terjadi karena antara
tumbuhan dengan tumbuhan dan tumbuhan dengan lingkungannya terjadi beberapa pola
interaksi yang berupa interaksi mutualisme, parasitisme, komensalisme, netralisme, dsb.
Baik tumbuhan maupun lingkungan merupakan 2 faktor kehidupan yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain karena hubunganya yang begitu dekat.
2. Bagaimana tumbuhan "memecahkan" masalah penyebaran, perkecambahan di situs
yang cocok, kompetisi, dan akuisisi energi dan nutrisi?
Jawaban:
Untuk dapat memecahkan masalah penyebaran tumbuhan melkukan penyebaran
yang di bantu/ melalui bberapa perantara, yakni
a. Penyebaran tumbuhan oleh angin adalah penyebaran yang memanfaatkan
hembusan angin yang membawa biji atau buah dari tumbuhan itu jauh dari
induknya yaitu ketempat yang lain dan tumbuh dan berkembang di sana.
Tumbuhan yang penyebarannya dibantu oleh angin disebut dengan anemokori.
Contoh tumbuhan yang menggunakan perantaraan angin ialah buah anggrek
merupakan buah kotak yang memecah dengan celah-celah, untuk melepaskan bijibijinya yang halus dan mudah diterbangkan angin.
b. Penyebaran tumbuhan dengan perantara Air
Tumbuhan yang penyebarannya di bantu air pada umumnya memiliki jaringan
pengapung (seperti gabus) yang terisi udara atau jaringan yang tak basah oleh air.
Misalnya adalah jaringan sabut pada buah-buah kelapa (Cocos), ketapang
(Terminalia)

atau

putat

(Barringtonia).

Tumbuhan

yang

penyebarannya

(biji/buahnya) dibantu oleh air disebut hidrokori. Penyebaran secara hidrokori


dapat mencapai tempat yang sangat jauh, karena buah/biji dari tumbuhan itu akan
terbawa oleh arus air tersebut. Ciri ciri dari biji Penyebaran secara hidrokori
adalah ringan dan memiliki pelindung yang baik bagi embrionya (biji).
c. Penyebaran tumbuhan dengan perantara Hewan
Pemencaran oleh binatang biasa terjadi pada buah-buah yang memiliki bagianbagian yang banyak mengandung gula atau bahan makanan lainnya. Musang,
misalnya, menyukai buah-buah yang manis atau mengandung tepung dan minyak
yang menghasilkan energi. Aneka macam buah, termasuk pepaya, kopi dan aren,
dimakannya namun biji-bijinya tidak tercerna dalam perut agen tersebut. Biji-biji

itu, setelah terbawa ke mana-mana dalam tubuh musang misalnya, akhirnya


dikeluarkan bersama tinja, di tempat yang bisa jadi cukup jauh dari pohon asalnya.
Demikian pula yang terjadi pada beberapa macam biji-biji rumput dan semak yang
dimakan oleh ruminansia. Pemencaran seperti itu disebut endozoik. Penyebaran
tumbuhan dengan bantuan hewan (Zookori) biasanya terjadi pada tumbuhan yang
memiliki buah berair dan buah kacang-kacangan. Hewan yang berperan biasanya:
burung, kelelawar, tikus, serangga, dan mamalia yang memakan buah tersebut. Biji
dari buah yang dimakan tidak dapat dicerna karena terlalu keras sehingga biji-biji
tersebut dikeluarkan bersama kotoran diberbagai tempat yang dilalui oleh hewan
tersebut. Penyebaran seperti ini dalam biologi biasanya disebut endozoik.
d. Penyebaran tumbuhan dengan perantara manusia
Penyebaran tumbuhan dengan perantara manusia sering disebut Antropokori.
Manusia memiliki pengaruh yang cukup besar dalam persebaran tumbuhan.
Terutama manusia dengan ilmu dan teknologi yang dimilikinya dapat melakukan
persebaran tumbuhan dengan cepat dan mudah.

Perkecambahan
Tumbuhan melakukan perkecambaha n bila telah menemukan tempat yang
cocok untuk perkembangannya adalah memerlukan suhu yang cocok, banyaknya
air yang memadai, dan persediaan oksigen yang cukup. Periode dormansi juga
merupakan persyaratan bagi perkecambahan banyak biji sebagai contoh, biji buah
apel hanya dapat berkecambah setelah masa dingin yang lama. Ada bukti bahwa
perkecambahan kimia terbentuk di dalam bijinya ketika terbentuk. Pencegahan ini
lambat laun akan dipecah pada suhu rendah sampai tidak lagi memadai untuk
menghalangi perkecambahan ketika kondisi lainnya membaik. Perkecambahan
diawali dengan penyerapan air dari lingkungan air dari lingkungan sekitar biji, baik
tanah, udara, maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah
membesarnya ukuran biji yang disebut tahap imbibisi. Biji menyerap air dari
lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah maupun dari udara (dalam bentuk uap air
ataupun embun). Efek yang terjadi membesarnya ukuran biji karena sel-sel embrio

membesar dan biji yang melunak.


Kompetisi
Semua jenis tumbuhan yang hidup melakukan kompetisi dalam kehidupannya,
dimana dalam melakukan kompetisi ini maka akan diketahui mana yang mampu
bertahan dan yang tidak mampu bertahan. Salah satu bentuk kompetisi yang
dilakukan oleh tumbhan yakni dengan mengeluarkan senyawa alelopati sehingga

beberapa jenis tumbuhan yang berada di sekitarnya tidak dapat hidup, karena

senyawa yang dihasilkan bersifat racun bagi organism lain.


Mendapatkan energi dan nutrisiTumbuhan dapat merubah bahan organik menjadi
bahan anorganik melalui proses fotosintesis, dari proses fotosintesis tersebut maka
akan dihasilkan energi yang berupa energi ATP (adenosine-tri-phosphate) sehingga
tumbuhan tersebut dapat mendapatkan energi dari proses diatas.

3. Bagaimana mereka dapat menahan periode yang tidak menguntungkan dari kebakaran,
banjir, atau badai?
Jawab:
Tumbuhan dapat bertahan dari masa-masa sulit yakni ketika terjadi kebakaran, banjir
atau badai karena tubuh tumbuhan juga dilengkapi oleh pertahanan, yakni beberapa
tumbuhan memiliki kulit kayu yang tebal yang dapat menahan api apabila terjadi
kebakaran. Tumbuhan merespons terhadap cekaman dingin atau suhu yang turun
apabila terjadi banjir dengan cara mengubah komposisi lipid membrannya. Contohnya
adalah meningkatnya proporsi asam lemak tak jenuh, yang memiliki srruktur yang
mampu menjaga membran tetap cair pada suhu lebih rendah dengan cara menghambat
pembentukan kristal. Modifikasi molekuler seperti itu pada membran membutuhkan
waktu beberapa jam hingga beberapa hari, yang menjadi satu alasan bahwa pendinginan
secara mendadak umumnya lebih mencekam bagi tumbuhan dibandingkan dengan
penurunan suhu udara secara perlahan-lahan. Selain itu tumbuhan juga akan
meningkatkan laju transpirasi apabila terjadi kelebihan air dalam tubuhnya. Sedangkan
untuk menahan periode badai tumbuhan dilengkapi oleh system perakaran yang kuat
serta struktur daun melaui urat-urat daun yang terbentuk untuk mengurangi besarnya
terpaan angin yang di alaminya.
4. Apa yang bisa tumbuhan ceritakan pada kita tentang kehadiran mereka, semangat, atau
kelimpahan tentang masa lalu, sekarang, dan tentu saja masa depan habitat mereka?
Jawab:
Tumbuhan dapat menceritakan kehadiran mereka baik di masa lalu, masa kini dan masa
depan dengan melihat fosil-fosil yang banyak ditemukan pada masa lampau dan
membandingkannya dengan tumbuhan yan hidup di masa kini, dari fosil tersebut kita
dapat memprediksi jenis tumbuhan apa yang dulunya melimpah. Untuk melihat
kelimpahan tumbuhan masa kini dengan melihat dan menghitung

penyebaran

tumbuhan di berbagai wilayah, selain itu dengan melihat kondisi lingkungan ,masa kini
kita juga dapat memprediksi tumbuhan apa saa yang dapat bertahan di masa depan dan

tumbuhan apa saja yang terancam punah di masa depan. Selain itu tumbuhan
mengaajrkan kita tentang semangat kehidupan melaui proses pertahanan hidupnya dan
toleransinya terhadap perubahan lingkungan karena tentunya tumbuhan melakukan
perjuangan yang begitu keras untuk dapat mempertahankan kehidupanya dan jenisnya
agar tidak punah.
5. Dapatkah tumbuhan digunakan sebagai alat ilmiah untuk menganalisis seluk-beluk
lingkungan atau untuk menguji hipotesis tentang evolusi?
Jawab:
Ya, tumbuhan dapat digunakan untuk menganalisis seluk beluk lingkungan karena
tumbuhan dapat dijadikan sebagai bioindikator sertadapat dijadikan petunjuk mengenai
kondisi lingkungan

dan sebagai petunjuk adanya evolusi melalui fosil daun yang

ditemukan di bebatuan yang terdapat pada lapisan tanah sehingga dapat menguji
hipotesis tentang evolusi.
6. Apa yang bisa tumbuhan beritahu kepada kita tentang harapan pengaturan lahan?
Jawab:
Tumbuhan dapat memberitahukan kepada kita mengenai pengaturan lahan yang lebih
baik yakni apabila ingin menanam suatu jenis tumbuhan tertentu harus menyesuaikan
dengan jenis tanah dan jenis tumbuhan yang akan di tanam disana. Lahan tempat hidup
tumbuhan harus menyediakan unsure hara dan mineral yang penting bagi pertumbuhan
tumbuhan. Unsur hara ini nantinya diubah menjadi persenyawaan organik karbohidrat,
lemak, protein dan lain-lain, setelah melewati proses penyerapan oleh akar tumbuhan.
Contohnya apabila ingin membuka lahan pertanian maka jenis tanah yang sebaiknya
digunakan ialah tanah humus. Tanah ini sifatnya sangat subur karena berasal dari hasil
pembusukan bahan-bahanorganik. Tanah ini banyak ditemukan di Pulau Jawa,
Sumatera, dan Sulawesi.
Sedangkan apabila tanahnya berupa tanah kapur yang berasal dari batu gamping yang
telah melapuk jenis tumbuhan yang cocok untuk ditanami disana ialah pohon jati,
palawija, dan lain-lain.
7. Setelah hutan di tebang, apa yang akan menggantikannya, berapa lama akan mengambil
proses, dan bagaimana cara yang paling efisien memanipulasi proses ini?
Jawab:
Tumbuhan yang akan menggantikannya di mulai dari tumbuhan pioner seperti
jenis lumut dan paku-pakuan, lalu d ikuti oleh tumbuhan perdu dan semak,serta
tumbuhan-tumbuhan asli yang dulunya tumbuh disana.

Proses untuk mengembalikannya menjadi hutan bergantung kembali dengan


kondisi lingkungan yakni factor-faktor biotic dan abiotik yakni kondisi tanah,
suhu, udara, cahaya, air serta kemampuan perkecambahan setiap tumbuhan
tersebut. Prosesnya dapat memakan waktubeberapa tahun atau puluhan tahun
bergantung pula pada kepedulian masyarakat dalam melindungi kawasan hutan

tersebut
Salah satu cara memanipulasi proses ini ialah dapatmelalui rekayasa genetk,
membantu penyerbukan secara vegetative, pemberian pupuk tambahan ataupun
pemberian herbisida atau peptisida untuk mengurangi serangan hewan atau
gulma yang dapat mengganggu proses tumbuhnya tumbuhan dalam ekosistem

hutan tersebut.
8. Ketika rumput peternakan domestic melimpah pada waktu tertentu, seperti apakah
kenampakan vegetasinya? dan seberapa besar dukungan hewan di kemudian hari?
Jawab:
Apabila rumput pada peternakan domestic melimpah, kenampakan vegetasi dari
segi dominansi, frekuensi

dan kerapatannya menjadi tinggi. vegetasi yang

tampak ialah vegetasi dari padang rumput.


Pengertian Padang Rumput
Padang rumput adalah dataran tanpa pohon (kecuali yang berada di dekat sungai
atau danau) yang umumnya ditumbuhi rumput pendek.Padang rumput menjadi
istilah di kehutanan yang tidak asing meski terdapat berbagai macam kata yang
berkaitan dengan hutan. Padang rumput sendiri terletak di daerah yang memiliki
musim kering yang panjang dan musim penghujan yang pendek. Hal ini dapat
dilihat di kawasan Indonesia seperti Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur.
Biasanya padang rumput terletak di daerah yang memiliki ketinggian sekitar
900-4000m diatas permukaan laut.
Padang rumput ini terjadi secara alami disebabkan adanya cuaca yang
mempengaruhi rendahnya curah hujan. Curah hujan yang rendah mengakibatkan
tumbuhan kesulitan untuk menyerap air, sehingga tumbuhan yang dapat
bertahan ialah rumput. Seperti diketahui bahwa rumput dapat hidup dan
beradaptasi dalam keadaan tanah yang kering. Oleh karena itu tumbuhan rumput
lebih

banyak

tumbuh

dibandingkan

dengan

tumbuhan

yang

lain.

Padang rumput membentang mulai dari daerah tropis sampai dengan daerah
beriklim sedang, seperti Hongaria, Rusia Selatan, Asia Tengah, Amerika
Selatan, Australia. Savana merupakan padang rumput yang dipenuhi beberapa
jenis pohon yang menyebar, biasanya terletak di wilayah tropis dan subtropics
Pada habitat darat dikenal istilah Bioma yaitu daerah habitat yang meliputi skala

yang luas atau bisa juga diartikan kumpulan species (terutama tumbuhan) yang
mendiami tempat tertentu di bumi yang dicirikan oleh vegetasi tertentu yang
dominan dan langsung terlihat jelas di tempat tersebut. Oleh karena itu biasanya
bioma diberi nama berdasarkan tumbuhan yang dominan di daerah tersebut
salah

satunya

adalah

padang

rumput.

Padang rumput terdiri atas steppa dan prairi. Steppa merupakan suatu
wilayah yang ditumbuhi rumput-rumputan pendek. Istilah steppa digunakan
untuk menyebutkan padang rumput di Eurasia. Adapun padang rumput tinggi di
Amerika Utara dinamakan prairi yang didominasi oleh jenis padang rumput

Indian Grasses.
Dampaknya bagi hewan ternak, kebutuhan akan rumput menjadi terpenuhi.

9. Setelah humus dimusnahkan oleh pertambangan di daerah semi kering, tumbuhan apa
harus diperkenalkan untuk menstabilkan lanskap yang direnovasi?
Jawab:
Salah satu cara untuk menstabilkan lahan bekas pertambangan ialah melalui
revegetasi atau reklamasi. Reklamasi dengan spesies-spesies pohon dan tumbuhan
bawah yang terpilih dapat memberikan peranan penting dalam mereklamasi hutan
tropika. Reklamasi dengan jenis-jenis lokal dan eksotik yang telah beradaptasi dengan
kondisi tempat tumbuh yang terdegradasi dapat memulihkan kondisi tanah dengan
menstabilkan tanah, penambahan bahan-bahan organik dan produksi serasah yang
dihasilkan sebagai mulsa untuk memperbaiki keseimbangan siklus hara dalam tanah
reklamasi.
Tahap pertama kegiatan revegetasi lahan bekas tambang harus ditanami terlebih
dahulu dengan tumbuhan-tumbuhan pioner cepat tumbuh yang mampu beradaptasi
cepat dengan kondisi lingkungan. Beberapa jenis tumbuhan cepat tumbuh yang umum
digunakan untuk revegetasi adalah sengon laut (Albizzia falcata), akasia (Acasia
mangium, Acasia crassicarpa), lamtoro (Leucaena glauca), turi (Sesbania grandiflora),
gamal (Gliricidia sepium), dan sebagainya.
Tumbuhan cepat tumbuh ditanam bersamaan atau segera setelah tumbuhan
penutup tanah ditanam. Ada beberapa jenis tumbuhan cepat tumbuh yang ditanam
sebagai pohon pelindung yang melindungi tumbuhan pokok atau tebing, pematah angin,
mengurangi intensitas cahaya dan suhu, meningkatkan kelembaban udara dan
mempertahankan kelembaban tanah, dan menambah bahan organik. Tumbuhan ini
berfungsi untuk menciptakan iklim mikro yang cocok untuk ekosistem hutan.

Setelah tumbuhan pioner cepat tumbuh sudah berkembang dengan baik, maka
tumbuhan lokal dapat digunakan untuk memperkaya variasi jenis tumbuhan. Tumbuhan
lokal adalah tumbuhan yang sudah tumbuh secara alami di sekitar daerah
penambangan. Jenis-jenis tumbuhan lokal dapat dilihat pada Rona Awal Laporan
Amdal. Bibit tumbuhan lokal dapat diperoleh dari bibit kecil di hutan sekitar daerah
penambangan. Kerjasama dengan masyarakat lokal sangat penting untuk memperoleh
bibit tumbuhan lokal. Tumbuhan lokal umumnya sulit tumbuh pada kondisi lahan
terbuka. Oleh karena itu tumbuhan lokal ditanam setelah tumbuhan cepat tumbuh sudah
tumbuh dengan baik. Semakin banyak jenis dan jumlah tumbuhan lokal maka
ekosistem hutan semakin baik dan mendekati hutan alami. Untuk mensukseskan
kegiatan reklamasi lahan bekas tambang maka faktor yang tak kalah penting adalah
lokasi pembibitan untuk tumbuhan cepat tumbuh dan tumbuhan lokal. Tumbuhan lokal
perlu diaklimatisasi sebelum ditanam pada lahan bekas tambang yang sudah ditumbuhi
tumbuhan cepat tumbuh.
Tumbuhan selain kehutanan umumnya memerlukan syarat tumbuh yang lebih
sulit. Oleh karena itu, persiapan lahan untuk penanaman, persiapan benih, bibit, dan
perawatan tumbuhan memerlukan penangangan yang lebih baik dibandingkan dengan
reklamasi untuk lahan hutan. Untuk tumbuhan perkebunan, kelapa sawit dan karet
merupakan dua jenis tumbuhan yang relatif mudah tumbuh di lahan marjinal seperti
lahan bekas tambang. Hanya saja tumbuhan sawit memerlukan curah hujan yang cukup
tinggi. Untuk tumbuhan pangan dan hortikultura memerlukan penanganan yang lebih
intensif lagi dibandingkan tumbuhan perkebunan yang mencakup persiapan lahan,
penanaman, dan perawatan tumbuhan.
10. Setelah lahan kosong disemprot, dibakar, dan ditanam kembali sebagai lahan rumput,
apa yang akan terjadi terhadap kualitas DAS, tingkat hara tanah, dan tingkat
pendangkalan di belakang bendungan di dekatnya?
Jawab:
Kualitas DAS akan menurun apabila ada kegiatan di suatu DAS maka kegiatan
tersebut dapat mempengaruhi aliran air di bagian hilir baik dari segi kuantitas
maupun kualitas. Penebangan hutan secara sembarangan di bagian hulu suatu DAS
dapat mengganggu distribusi aliran sungai di bagian hilir. Pada musim hujan air
sungai akan terlalu banyak bahkan sering menimbulkan banjir tetapi pada musim
kemarau jumlah air sungai akan sangat sedikit atau bahkan kering. Disamping itu
kualitas air sungai pun menurun, karena sedimen yang terangkut akibat

meningkatnya erosi cukup banyak. Perubahan penggunaan lahan atau penerapan


agroteknologi yang tidak cocok pun dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas air

yang mengalir ke bagian hilir.


Tingkat hara tanah juga berkurang akibat kehilangan unsur hara dari daerah
perakaran (kemerosotan kesuburan tanah atau pemiskinan tanah), akumulasi garam
(salinisasi), penggenangan (water logging), dan akumulasi limbah industri atau
limbah kota (pencemaran). Bersama dengan sedimen, unsur-unsur hara terutama N
dan P serta bahan organikpun banyak yang ikut terbawa masuk ke dalam waduk

atau sungai (Sinukaban 1981.


Tingkat pendangkalan di belakang bendungan pun akan terjadi akibat eutrofikasi
berlebihan dalam danau atau waduk sehingga memungkinkan perkembangan
tananam air menjadi lebih cepat dan pada akhirnya mempercepat pendangkalan dan
kerusakan waduk atau danau yang berada di belakang lingkungan.

11. Apakah yang dimaksud dengan waktu singgah herbisida dalam tanah dan adakah efek
samping pada organisme non target?
Jawab:
Waktu singgah herbisida ialah lamanya

bahan aktif beracun yang terkandung

dalam herbisida diam di dalam tanah. Lamanya waktu singgah (residence time) di

tanah sebanding dengan peningkatan resistensi degradasi pestisida


Efeknya bagi organism non target ialah, dapat membunuh hewan lain yang
memberikan pengaruh penting pada konservasi alam, misalnya saja dapat
menyebabkan kematian larva kupu-kupu raja (Danais plexippus) yang merupakan
spesies yang penting pada konservasi alam di Amerika Serikat. Serta dapat
membuat organisme lain yang bersifat parasit justru menjadi kebal terhadap
herbisida. Selain itu herbisida yang terbawa oleh udara dapat meracuni hewan yang

berada di sekitarnya dan manusia yang menghirupnya.


Tanah yang tidak disemprot herbisida diketahui memiliki kualitas yang lebih baik,
dan mengandung kadar organik yang lebih tinggi sehingga meningkatkan
kemampuan tanah dalam menahan air. Hal ini diketahui memiliki dampak positif
terhadap hasil pertanian di musim kering. Telah diketahui bahwa pertanian
organik menghasilkan 20-40% lebih banyak Kadar organik yang rendah juga
meningkatkan kemungkinan pestisida meninggalkan lahan dan menuju perairan,
karena bahan organik tanah mampu mengikat pestisida. Bahan organik tanah juga
bisa mempercepat proses pelapukan bahan kimia herbisida.

12. Berapa banyak backpackers dapat menggunakan jejak alpine tanpa mengubah vegetasi
yang berdekatan? Jika kebakaran atau banjir adalah bencana alam yang harus kambuh
dengan frekuensi tertentu untuk mempertahankan jenis vegetasi particular, bagaimana
kita dapat menggabungkan bencana rutin seperti dalam rencana manajemen lokal,
regional dan nasional?
Jawab:
Jumlah penggunaan jejak alpin tanpa merusak vegetasi yang berdekatan dapat
dilakukan selama backpackers melakukan pendakian sesuai dengan jalur yang telah
ditentukan. Apabila backpackers dan pendaki lain membuat jalur-jalur baru atau
jalan pintas/short cut saat itulah ia akan merusak vegetasi yang berdekatan pada

jalur-jalur tersebut.
Bencana alam dengan frekuensi tertentu yang berguna untuk mempertahankan jenis
vegetasi particular dapat digabungkan dalam rencana manajemen local, regional
dan nasional dalam upaya antisipasi apabila bencana tersebut datang sehingga
dapat mengurangi dampaknegatif yang mungkin ditimbulkan bagi lingkungan dan
masyarakat sekitar. Rencana manajemen local, regional dan nasional dapat berupa
persiapan tenaga medis dan sukarelawan yang siap membantu apabila terjadi
bencana rutin dari segi kesehatan, LSM dan organisasi lain yang bergerak dalam

bidang kemanusiaan.
13. Gambarkan antara konsep ekologi, lingkungan, dan vegetasi!
Jawab:
Ekologi adalah bagian dari cabang Biologi yang berhubungan dengan penyelidikan
tentang berbagai tingatan kehidupan mulai dari system organ dan populai. Ekologi
merupakan ilmumulti isiplin yang menggunakan disiplin ilmu lain untuk
menjelaskan fenomena yang diamati secara alami. Ekologi memiliki cakupan luas
dan cakupan signifikan dalam berbagai bidang seperti manajemen jarak, hutan;
pertanian - peternakan; budidaya ikan; konservasi tanah dan produk-produknya
(mineral, tanah, vegetasi, air); ekologi ruang; masalah peningkatan populasi;

polusi; urbanisasi; perencanaan kota; mitigasi bencana.


Lingkungan adalah semua komponen biotik (hidup) dan abiotik (tak hidup) faktor
yang mengelilingi dan berpotensi mempengaruhi suatu organisme, dengan kata lain
lingkungan ialah habitat organisme. Contoh faktor biotik meliputi kompetisi,

mutualisme, alelopati, dan interaksi lainnya antara organisme. Faktor abiotik


mencakup semua aspek kimia dan lingkungan

fisik yang mempengaruhi

pertumbuhan dan distribusi pabrik.


Vegetasi terdiri dari semua spesies tumbuhan di suatu daerah (flora) dan cara
spesies yang didistribusikan spasial atau temporal. Jika daerah besar, vegetasi yang
akan terdiri dari beberapa communities tumbuhan menonjol. Setiap jenis vegetasi
dicirikan oleh bentuk pertumbuhan tumbuhan dominant nya (yang terbesar, paling

banyak, karakteristik tumbuhan).


14. Jelaskan perbedaan antara synecology dan konsep autoecology!
Jawab:
a. Sinekologi yaitu ekologi yang mempelajari kelompok organisme yang tergabung
dalam satu kesatuan dan saling berinteraksi dalam daerah tertentu.
Sinekologi berdasarkan falsafah dasar bahwa tumbuhan secara keseluruhan
merupakan suatu kesatuan yang dinamis. Masyarakat tumbuhan dipengaruhi oleh
dua hal, yaitu keluar masuknya unsur-unsur tumbuhan dan turun naiknya berbagai
variable lingkungan hidup. Dalam sinekologi komunitas tumbuhan atau vegetasi
dianggap mempunyai perilaku sebagai suatu organisme utuh. Vegetasi bisa lahir,
tumbuh, matang, dan akhirnya mati.
Dua bidang kajian utama dalam sinekologi adalah:
Bidang kajian tentang klasifikasi komunitas tumbuhan.
Bidang kajian tentang analisis ekosistem.
Sinekologi mempelajari kelompok individu sebagai suatu komunitas. Pengaruh
lingkungan terhadap komposisi dan struktur vegetasi Morfologi, Anatomi,
Histologi, Fisiologi, Genetika. Sering pula kita dengar istilah lain seperti: ekologi
jenis, ekologi populasi, ekologi komunitas dan ekologi ekosistem. Namun sekarang
terdapat kecenderungan untuk meninggalkan pembagian seperti tersebut diatas.
Sinekologi perkembangan dari Geografi Tumbuhan, yang mengkaji pada tingkat
komunitas. Sinonim dari Sinekologi adalah Ekologi komunitas, Filososiologi,
Geobotani, Ilmu Vegetasi dan Ekologi Vegetasi.
Sinekologi mengkaji komunitas tumbuhan dalam hal:
1. Sosiologi Tumbuhan, yaitu deskripsi dan pemetaan tipe vegetasi dan komunitas.
2. Komposisi dan struktur komunitas.
3. Pengamatan dinamika komunitas, yang mencakup proses seperti transfer nutrien
dan energi antar anggota, hubungan antagonistis dan simbiotis antara anggota,
proses, dan suksesi (perubahan komunitas menurut waktu).
4. Mencoba untuk mendeduksi tema evolusioner yang menentukan bentuk
komunitas secara evolusioner

b. Autekologi, yaitu ekologi yang mempelajari suatu spesies organisme atau


organisme secara individu yang berinteraksi dengan lingkungannya
Autekologi, ekologi yang mempelajari suatu jenis (spesies) organisme yang
berinteraksi dengan lingkunganya. Biasanya ditekankan pada aspek siklus hidup,
adaptasi terhadap lingkungan, sifat parasitis atau non parasitis, dan lain-lain.
Autekologi, falsafah yang mendasarinya adalah dengan memandang sebagai ukuran
yang enggambarkan kondisi lingkungan sekitarnya. Clements menyatakan bahwa
setiap tumbuhan adalah alat pengukur bagi keadaan lingkungan hidup tempat ia
tumbuh. Dalam hal ini paling sedikit yang dimaksut dengan alam lingkunganya
adalah iklim dan tanah. Dari kajian ini lahir bidang kajian yang menilai bahwa
tumbuhan adalah sebagai indikator alam atau indikator lingkungan hidup. Bidang
kajian ini dikenal dengan ekologi fisiologi. Dari segi autekologi, maka di hutan bisa
dipelajari pengaruh suatu faktor lingkungan terhadap hidup dan tumbuhnya suatu
jenis pohon yang sifat kajiannya mendekati fisiologi tumbuhan, dapat juga
dipelajari pengaruh suatu faktor lingkungan terhadap hidup dan tumbuhnya suatu
jenis binatang liar atau margasatwa. Bahkan dalam autekologi dapat dipelajari pola
perilaku suatu jenis binatang liar, sifat adaptasi suatu jenis binatang liar, maupun
sifat adaptasi suatu jenis pohon.
15. Menulis sampel synecology dan autoecology konsep dalam tumbuhan!
Jawab:
a. Sampel dari synekology misalnya mempelajari struktur dan komposisi spesies
tumbuhan di hutan rawa, hutan gambut, atau di hutan payau, mempelajari pola
distribusi binatang liar di hutan alam, hutan wisata, suaka margasatwa, atau di
taman nasional, dan lain sebagainya.
b. Sampel dari autoecology misalnya mempelajari sejarah hidup suatu spesies
organisme, perilaku, dan adaptasinya terhadap lingkungan. Jadi, jika kita
mempelajari hubungan antara pohon Pinus merkusii dengan lingkungannya,
maka itu termasuk autekologi. Contoh lain adalah mempelajari kemampuan
adaptasi pohon merbau (Intsia palembanica) di padang alang-alang, dan lain
sebagainya.

EVALUASI BAB II
1. Deskripsikan latar belakang sejarah Ekologi Tumbuhan!
2. Deskripsikan korelasi antara konsep Geografi dengan Ekologi Tumbuhan!
3. Jelaskan fokus dari Ekologi Tumbuhan pada setiap negara dan periodenya!

1. Sejarah Ekologi Tumbuhan


Ahli-ahli ekologi tumbuhan mencoba menemukan faktor-faktor yang mendukung dan
berperanan dalam kehidupan vegetasi. Mereka terus menerus mencoba melakukan
penelitian ke arah yang lebih baik, sebagaimana ahli biologi lainnya dengan mengikuti
perkembangan kemajuan bidang kimia dan fisika, seperti ditemukannya DNA, ikatan
hidrogen dan partikel sub atom dan lain-lain. Manusia selalu berusaha untuk mengetahui
hasil penemuan yang sudah ada, dan dalam rangka untuk menggali penemuan yang akan
datang. Ahli ekologi tumbuhan sangat berkeinginan untuk mengetahui hubungan yang
lengkap antara tumbuhan yang satu dengan yang lainnya dan dengan lingkungannya.
Secara lebih mendasar, ekologiwan tumbuhan ingin menjawab beberapa pertanyaan
seperti; Bagaimana tumbuhan mengatasi masalah dispersal, perkecambahan pada tempat
yang cocok, kompetisi, nutrien dan pembebasan energi? Bagaimana tumbuhan dapat
bertahan terhadap keadaan yang kurang baik atau yang membahayakan, seperti api, banjir,
kemarau panjang dan lain-lain? Bagaimana tumbuhan dapat menjelaskan keberadaannya,
kekuatan tumbuh dan jumlahnya pada masa yang lalu, sekarang dan masa yang akan
datang pada habitat mereka?
Dengan mengembangkan pertanyaan tersebut di atas, maka banyak sekali informasi
yang bisa digali dari hubungan sesama tumbuhan dan dengan lingkungannnya. Ada
ekologiwan yang tertarik kepada masalah-masalah yang bersifat mendasar dalam
melakukan deskripsi vegetasi, tetapi ada juga ekologiwan yang yang tertarik pada masalah
penerapan informasi dasar tersebut, sehingga memunculkan ekologi terapan.
Ekologiwan tumbuhan terapan banyak dikenal sebagai manejer penggembalaan ternak,
rimbawan atau agronomiwan. Mereka berusaha untuk mengetahui bagaimana tumbuhan
beradaptasi dengan lingkungannya, sehingga tumbuhan tersebut dapat tetap berada pada
habitatnya.
Peletak dasar ekologi tumbuhan adalah Friedrich Heinrich Alexander von Humboldt
(1769-1859) ahli botani. Ia banyak meneliti tentang botani, dan memperkenalkan term
assosiasi, fisiognomi, hubungan antara distribusi tipe vegetasi dengan faktor-faktor
lingkungan seperti elevasi, ketinggian, dan temperatur. Humbolt juga dikenal sebagai
tokoh geografi tumbuhan.
Anton Kerner von Marilaun (1831-1898) dikenal setelah dia menerbitkan hasil
penelitiannya yang berjudul Plant Life of the Danube Basin (1863), dengan tuntas ia
menjelaskan pengertian dari suksesi. August Grisebach (1814-1879) telah melakukan
perjalanan yang luas dan telah mendeskripsikan lebih dari 50 tipe-tipe vegetasi utama
dalam term fisiognomi modern. Ia menjelaskan hubungan distribusi tumbuhan dengan
faktor-faktor lingkungan. Tokoh biologi lain yang mempunyai kontribusi dalam
perkembangan ekologi tumbuhan adalah Oscar Drude (1890 dan 1896), Adolf Engler

(1903), George Marsh (1864), Asa Gray (1889) dan Charles Darwin yang terkenal dengan
bukunya Origin of Species.
Ekologi tumbuhan berkembang dengan cepat setelah beberapa ahli botani juga tertarik
meneliti ekologi tumbuhan. Johannes Warming (1841-1924) berhasil mengidentikasi 2600
spesimen tumbuhan dan menulis sebuah buku tentang vegetasi ( 1982), dimana di
dalamnya diuraikan tentang geologi, tanah dan iklim, tipe-tipe vegetasi dan komunitas,
dominan dan subdominan, nilai adaptasi bermacam-macam life form, pengaruh api
terhadap komposisi komunitas dari suksesi serta fenologi dari komunitas dan taxa. Andreas
Franz Wilhelm Shimper (1856-1901) ahli botani Jerman, ia menerbitkan buku yang
berjudul Plant Geography on a Physiological Basis (1898 dan 1903), sebagai pemula
ekofisiologi. Selanjutnya Jozep Paczoski (1864-1941) dan Leonid Ramensky (1884-1953)
telah menulis hal-hal yang berkenaan dengan fito-sosiologi dan fitocoenocis. Clinton Hart
Merriam (1855-1942) dari Universitas Columbia, juga telah melakukan ekspedisi yang
panjang dalam melakukan penelitian vegetasi dalam hubungannya dengan zona elepasi.
Ahli ekologiwan yang sangat terkenal Frederick Edward Clements (1874-1945) besar
sekali sumbangannya terhadap kemajuan Ekologi Tumbuhan. Pada tahun 1898 ia telah
menerbitkan sebuah karya yang berjudul The Phytogeography of Nebraska. Ia juga banyak
menulis keadaan vegetasi di Amerika Utara, tentang formasi dan suksesi, varian lokal dan
lain-lain.
Sejak tahun 1925, ekologi tumbuhan terus berkembang dengan pesat, hal ini terjadi
karena sumbangan yang sangat besar dari para ekologiwan dari Eropa dan Amerika. Di
antara ekologiwan tersebut adalah Henry Gleason yang tahun 1926 dengan panjang lebar
menulis tentang asosiasi dan komunitas tumbuhan. Ekofisiologi telah dikembangkan
sekitar tahun 1940 dan 1950 an. Robert. H. Wittaker dari tahun 1940 an sampai 1970 an
telah pula mengembangkan sinekologi. Di Eropa, Christen Raunkier telah
mengembangkan klasifikasi life form dan metode sampling vegetasi. Tokoh yang juga
besar andilnya dalam pengembangan ekologi tumbuhan adalah Josias Braunn-Blanquet
(1884-1980) yang mengembangkan metode sampling komunitas, reduksi data, dan
nomenklatur asosiasi.
2. Hubungan Geografi dengan Ekologi Tumbuhan
Biologi merupakan ilmu yang mempelajari kehidupan makhluk hidup. Studi tentang
makhluk hidup ini bercabang dua yaitu ilmu tumbuhan (botani) dan ilmu hewan (zoologi).
Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena-fenomena
geosfera yaitu atmosfera, hidrosfera, litosfera, dan biosfera dengan sudut pandang
kelingkungan, kewilayahan dalam konteks keruangan.
Biologi yang dikaitkan dengan geografi memunculkan biogeografi, yaitu ilmu yang
mempelajari penyebaran makhluk hidup diatas permukaan bumi serta hubunganhubungannya dengan ruang dan waktu.
Biogeografi ini terbagi atas tiga disiplin ilmu yaitu geografi manusia (human geography),
geografi hewan (zoogeography) dan geografi tumbuhan (plant geography =
Phythogeography).
Geografi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari fenomena-fenomena tumbuhan dalam
hal persamaan maupun perbedaan dalam kaitannya dengan kelingkungan, kewilayahan
dalam konteks keruangan. Demikian juga dengan geografi hewan adalah sebagai ilmu

yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena dunia hewan yang berkaitan
dengan aspek kelingkungan maupun kewilayahan dalam konteks keruangan.
Fenomena dunia tumbuhan maupun hewan itu dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti
tanah (lahan), iklim, topografi dan tidak ketinggalan faktor manusia, dengan segala
subvariabel dari masing-masing faktor tersebut.
Geografi hewan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari fenomena-fenomena dunia
hewan dalam hubungannya dengan kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks
keruangan.
Tumbuhan merupakan makhluk hidup yang menetap, memiliki dinding sel yang terdiri
dari selulosa dengan sumber bahan makanan dari gas dan zat cair, melalui bantuan klorofil
oleh cahaya.
Tumbuhan dipermukaan bumi sebagai objek kajian bagi ahli geografi tumbuhan. Bentuk
fisik maupun sifat masyarakat tumbuhan tersebut berbeda-beda menurut besaran lintang,
topografi,
maupun
kedudukannya
pada
benua.
Oleh sebab itu para ahli geografi tumbuhan lebih memusatkan perhatiannya terhadap
hubungan tumbuhan dengan tanah, topografi dan iklim untuk mengkaji persebaran, jenis
beserta agihan.
Objek kajian geografi tumbuhan adalah tumbuhan tumbuhan yang sifatnya natural dan
bukan tumbuhan yang sudah mendapatkan perlakuan khusus atau rekayasa oleh manusia.
Pendekatan yang digunakan dalam kajian dunia tumbuhan adalah bukan saja dari segi
floristik saja yaitu pendekatan yang hanya berkaitan dengan tumbuhan itu saja, tetapi yang
lebih penting adalah pendekatan dari segi struktur yaitu, bagaimana dari tumbuhan yang
hidup itu terbentuk, tumbuh, berkembang dan tersebar. Secara umum penggolongan
tumbuhan yang tersebar dipermukaan bumi lebih didasarkan pada pendekatan struktur.
Sebab pendekatan tersebut sesuai dengan tujuan geografi tumbuhan yaitu mengetahui
persamaan dan perbedaan fenomena-fenomena dunia tumbuhan berdasarkan faktor
kelingkungan
maupun
kewilayahan
dalam
konteks
keruangan.
Selanjutnya geografi tumbuhan juga menitikberatkan kajiannya pada bioklimatologis
daripada aspek evolusi maupun penyusunan tumbuhan pada masa geologi.
Dengan demikian kajian geografi tumbuhan lebih diutamakan kepada reaksi-reaksi
tumbuhan terhadap unsur-unsur fisikal lingkungan seperti cahaya, panas, kelembaban,
jenis tanah terhadap jenis dan persebaran tumbuhan maupun sifat-sifatnya. Disamping itu
kajian tumbuhan dengan lingkungannya juga mempertimbangkan segala organisme hidup
pada suatu tempat tertentu pada masa tertentu dari suatu lingkungan tertentu pula. Kajian
itu disebut ekosistem yaitu ekologi tumbuhan.
Penentuan kedudukan unit-unit tumbuhan dipermukaan bumi pertama-tama harus
mempelajari keseluruhan sistem biosfera yang menyangkut zona-zona kehidupan Biosfera
dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan berdasarkan lingkungannya atau biosiklusnya
yaitu :
-biosiklus lautan
-biosiklus air tawar
-biosiklus daratan
Geografi tumbuhan lebih menitikberatkan kajiannya pada biosiklus daratan.
Biosiklus tumbuhan daratan dapat dikelompokkan secara garis besar pada empat biokor
utama yaitu :

-biokor lautan
-biokor savana
-biokor padang rumput
-biokor gurun
Tumbuhan sangat dipengaruhi oleh fenomena geosfer. Suatu lingkungan (geografi) atau
kawasan sempit tempat tumbuhnya, suatu tumbuhan tertentu disebut habitat misalnya
habitat dataran tinggi, dataran rendah tebing dan lain-lain.
Dalam lingkungan suatu habitat terdapat suatu unit ekosistem yang lebih kecil yang dihuni
oleh masyarakat tumbuhan.
Tumbuhan dapat juga dikelompokkan menurut strukturnya atau sifat-sifat fisiknya yang
tampak dari luar seperti :
1.Bentuk hidup (life form)
2.Ukuran dan stratifikasinya
3.Cakupan dalam arti luasnya daerah yang ditumbuhi (jarang, berpencar, tandus, dan lainlain)
4.Fungsi
5.Bentuk dan Ukuran daun
6.Tekstur daun
Disamping itu tumbuhan juga dapat dikelompokkan berdasarkan toleransi terhadap suhu,
kemudian air maupun tempat tumbuh atau habitat. Berdasarkan toleransi terhadap suhu
maka tumbuhan dapat digolongkan menjadi:
1.Tumbuhan daerah panas (megaterma)
2.Tumbuhan daerah sejuk (mesoterma)
3.Tumbuhan daerah dingin (mikroterma)
Berdasarkan ketersediaan air, maka tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi
1.Tumbuhan daerah basah (hidrofit)
2.Tumbuhan daerah dengan air yang cukup (mesofit)
3.Tumbuhan daerah kering (xerofit)
Berdasarkan habitat utama, maka tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi :
1.Tumbuhan dengan habitat terestrial (daratan)
2.Tumbuhan dengan habitat udara
3.Tumbuhan dengan habitat air (aquatik)
4.Tumbuhan dengan habitat mikro.
Urgensi mempelajari geografi tumbuhan antara lain :
1.Tumbuhan sebagai penyediaan bahan dasar dan mentah bagi manusia dan hewan
(bianatang)
2.Memelihara kondisi yang baik terhadap lingkungan.
3.Bahwa agihan atau persebaran tumbuhan berpengaruh terhadap persebaran dan migarasi
manusia dan hewan.
Objek utama kajian geografi tumbuhan adalah keseluruhan flora dan vegetasi yang
menutupi permukaan bumi, namun tumbuhan yang terutama dipelajari adalah tumbuhan
yang sempurna atau ideal yaitu tumbuhan berbiji, dimana tumbuhan tersebut mempunyai
akar, batang, daun, bunga dan biji.

3. Fokus dari Ekologi Tumbuhan


Fokus dari kajian Ekologi Tumbuhan di Indonesia adalah mangrove.

Anda mungkin juga menyukai