Oleh Kelompok 5
DOSEN PENGAMPU
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur tercurah kepada Allah SWT yang telah memberi kesehatan kepada kami
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat berserta salam kita curahkan
kepada Nabi Muhammad SAW. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada pihak yang
telah terlibat membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Harapan kami semoga dengan makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, khususnya kami yang membuat dan Dan untuk kedepannya
dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, kami yang masih banyak
kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini, kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca untuk makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ....................................................................................... 2
DAFTAR ISI ....................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 5
C. Tujuan ....................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Proses Perubahan Budaya Menurut Pitirim Sorokin...................................6
a. Kebudayaan Ideasional......................................................................6
b. Kebudayaan Inderawi........................................................................6
c. Kebudayaan Campuran.....................................................................8
B. Akibat Perubahan Budaya Menurut Pitirim Sorokin...................................9
C. Konsep Perubahan Budaya Menurut Pitirim Sorokin..................................9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................12
B. Saran........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
3. Bagaiamana konsep perubahan budaya menurut Pitirim Sorokin?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana proses budaya menurut Pitirim Sorokin
2. Untuk mengetahui sebab dan akibat perubahan budaya menurut Pitirim Sorokin
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
1. Indrawi aktif
2. Inderawi Pasif
3. Inderawi sinis
7
kultur inderawi mengatakan bahwa kebenaran hanya dapat diperoleh melalui
perasaan. Sedangkan mengenai kebebasan, kultur inderwi mengaitkanya
dengan kemaampuan individu untuk melakukan apa saja yang diinginkanya
(“bebas dari” segala hambatan lahiriah).
2.13 Kebudayaan campuran (idealistis)
Kebudayaan campuran merupakan gabungan antara ideasionan dengan
kebudayaan inderawi aktif. Kultur gabungan mengakui bahwa ada sebagian
kebenaran yang dapat diperoleh melalui intuisi atau wahyu, dan sebagian lagi
diperoleh lewat perasaan. Begitupua dengan realitas dan nilai. Ada ealitas yang
dapat ditangkap oleh panca indera dan ada pula yang tidak dapat ditangkanya.
Yang tidak bisa ditangkap oleh panca indera itu dapat dijelaskan olleh kultur
ideasional. Pendek kata, Sorokin mengakui sifat multidimensionalitas dari
realitas itu sendiri.
Sebagaimana dua kultur sebelumnya, Sorolin membagi kultur gabungan
ini menjadi dua bagian besar. Pertama, mentalitas idealistis. Mentalitas
inimerupakan campuran organis dari mentalitas ideasional dengan inderawi
sedemikian rupa sehingga keduanya terlihta sebagai pengertian-pengertian yang
abash mengenai aspek-aspek tertentu dari realitas tertinggi. Dengan kata lain,
dasar berpikir keuda mentalitas itu secara sistematis dan logis saling berkatian.
Kedua. Mentalitas ideasioanl tiruan. Mentalitas ini didominasi oleh pendekatan
inderawi. Kendati sedemikian, unsur-unsur inderawi, sebagai dua prinsip yang
berlawanan. Di sini unsur-unsur ideasional dan inderawi tidak terintegrasi
secara sistematis, tapi sekedar berdampingan saja.
Bertautan dengan tipe-tipe budaya diatas, Sorokin mengatakan bahwa
tidak ada keanekaragaman total dalam setiap sistem kebudayan empiris. Tidak
ada supersistem yang benar-benar memonopoli, dalam arti tanpa berdampingan
secara damai dengan sistem-sistem lain. Selain itu, Sorokin menegaskan bahwa
ketiga pola diatas tidak bisa diartikan bahwa sistem kebudayan tertentu
hanyalahh semacam rekapitulasi sistem kebudayan terdahulu sehingga
lingkaran perubahan akan berarti seolah-olah kutur inderawi, misalnya akan
berputar kemabli ke tipe kultur yanga ada di zaman ideasional. Tak ada pola
menurut garis lurus dalam sejarah. Proses sosial ditandai oleh pola
perkembangan kebudayaan yang melingkar.
2.2 Akibat perubahan budaya menurut Pitirim Sorokin
8
Sorokin mengemukakan 3 kemungkinan penjelasan mengenai perubahan
sosiokultural yaitu:
1. Pertama, perubahan mungkin diakibatkan faktor eksternal terhadap sistem
sosiokultural. Contohnya, jika kita mencari penjelasan mengenai perubahan
dalam keluarga, kita mencari faktor ekonomi ( industrialisasi )
atauperubahan demografi, atau bahkan faktor beologis sebagai mekanisme
penyebab. Ini berdasarkan asumsi bahwa keluarga kurang lebih adalah
kelompok pasip yang akan tetap seperti itu kecuali diganggu oleh kekuatan
dari luar.
2. Kedua, teori keabdian. Perubahan terjadi karena faktor internal yang ada
didalam sistem itu sendiri. Sistem itu sendirilah yang bersifat berubah:
“sistem tak dapat membantu perubahan, meskipun semua kondisi eksternal
tetap”.
3. Ketiga, mencari penyebab perubahan baik pada faktor internal maupun
eksternal.
9
bahwa kita akan menuju kearah “puncak kecemerlangan kultur ideasioanl atau
kultur gabungan baru” dan keran itu misi kultur dan budaya masyarakat Barat yang
kreatif itu akan terus berlanjut.
Kendatipun demikian, ada beberapa hal yang patut dikritisi secara cermat yaitu :
Pertama, Sorokin kurang memperlihatkan faktor sosio-psokilogis. Sorokin
mengabaikan apa yang disebut McClelland “kebutuhan manusia untuk berperstasi.”
Kebutuhan manusia untuk berpreatas itulah yang menodorngnya atau maju dan
berkembang, ide, cara berpikir dan cara memandang dunia. Dengan kemampuan
yang dimilinya manusia dapat mengembangkan iptek, dan melakukan inovasi
terhadanya sesuai dengan dan tuntutan zaman. Dengan demikian manusia bukanlah
alat, maliankan “dalang” dari nasibnya sendiri.
Kedua, berkaitan dengna gambaran profetisnya tentang berakhirnya kultur
barat dimasa depan, ramalan Sorokin tentang berakhirnya peradaban Barat di masa
depan terkesan simplistic dan terlalu berlebihan. Gagasan-gagasan Sorokin, kalau
ditelaah lebih dalam, hanyalah interpretasi atas peristiwa-peristiwa empiris menurut
model perubahan sosio-budaya yang bersifat umum daripada menganalisis
peristiwa-peristiwa itu sendiri. Kalau demikian halnya ahli-ahli lain pun bisa
melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Sorokin. Tetap hasil interpertasi
atas peristiwa-peristiwa itu tidak mesti persisi sama,
Ketiga, berkaitan dengan pendekatan historis yang digunakanya. Dalam
menganlisis sosio-budaya, Sorokin menggunakan model teoritis untuk melihat data,
dan menafsirkan data itu berdasarkan model yang telah dibuatnya. Akibatnya sulit
sekali untuk membayangkan bagaimana data yang sama dapat dipakai untuk
mendukung penafsiran alternative. Kelamahan dari penggunaan data untuk
mendukung suatu model tertentu adalah bahwa data itu bisa jadi menyimpang dari
model yang digunakan untuk mennafsirkannya. Jadi ada semacam kecendeurngan
umu dalam analisis Sorokin, terutama mengenai derajat integrasi budaya dalam
kurun waktu yang relative stabil, untuk terlampau ditekankan dan terlampau
menarik garis putus antara tahap-tahap yang berbeda.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menurut Sorokin, peradaban besar berada dalam siklus tiga sistem kebudayaan
yang berputar tanpa akhir. Siklus tiga sistem kebudayaan ini membentuk satu-
kesatuan yang unsurnya dirembesi oleh prinsip sentral yang sama dan membentuk
nilai dasar yang sama, ketiga supersistem ini yaitu kebudayan ideasioanl, kebudayaan
inderawi dan kebudayan . Sorokin mengemukakan 3 kemungkinan penjelasan
mengenai perubahan sosiokultural yaitu: Pertama, perubahan mungkin diakibatkan
faktor eksternal terhadap sistem sosiokultural. Kedua, teori keabdian. Perubahan
terjadi karena faktor internal yang ada didalam sistem itu sendiri. Sistem itu sendirilah
yang bersifat berubah: “sistem tak dapat membantu perubahan, meskipun semua
kondisi eksternal tetap”. Ketiga, mencari penyebab perubahan baik pada faktor
internal maupun eksternal.
Sorokin berpendapat, bahwa pertama didalam sistem yang terintegrasi dengan
erat, perubahan akan terjadi secara keseluruhan, seluruh bagian akan berubah
bersama. Kedua, terjadi di beberapa bagian tertentu tanpa terjadi dibagian lain.
Ketiga, jika suatu kultur hanya merupakan pengelompokan semata maka setiap bagian
mungkin berubah tanpa mempengaruhi bagian lainnya. Keempat, jika kultur itu
tersusun dari sejumlah sistem dan kumpulan yang hidup berdampingan secara damai
3.2 Saran
Kami mahasiswa selaku penyusun makalah masih dalam proses pembelajaran.
Jadi kami maish membutuhkan bimbingan dari pihak yang terkait. Supaya
kedepannya kami bisa terus berupaya untuk belajar lagi dan melakukan perubahan-
perubahan menuju sesuatu yang lebih baik lagi.
11
DAFTAR PUSTAKA
Johnson, Doyle Paul. 1990. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Jilid 1. (Penerjemah
Robert M.Z. Lawang). Jakarta : Gramedia
12