PEMBAHASAN
Paradigma Ilmiah Sosiologi Pendidikan
Paradigma ilmiah sosiologi pendidikan sebagaimana telah disebutkan sosiologi
pendidikan adalah kajian ilmiah tentang kehidupan sosial manusia pendidikan
para sosiolog pendidikan berusaha mencari tahu tentang hakikat dan sebab
tindakan kelompok orang yang teratur dan berulang dalam kegiatan pendidikan.
berbeda dengan psikolog pendidikan yang memusatkan perhatiannya pada
karakteristik pikiran dan tindakan orang perorang sosiolog pendidikan tertarik
pada tindakan real yang dimunculkan seseorang sebagai anggota kelompok
pendidikan.
secara konvensional ada dua tipe penting sosiologi pendidikan yaitu sosiologi
pendidikan mikro dan sosiologi pendidikan makro sosiologi pendidikan mikro
menyelidiki berbagai pola pikiran dan perilaku yang muncul dalam kelompok-
kelompok pendidikan terbatas para sosiolog mikro menelaah diantaranya gaya
komunikasi verbal dan nonverbal dalam hubungan sosial secara perseorangan
dalam lingkungan pendidikan tertentu integrasi kelompok, perkawanan, dan
pengaruh keanggotaan seseorang adapun sosiologi pendidikan makro mengkaji
berbagai pola sosial manusia pendidikan dalam skala besar sosiologi pendidikan
makro memusatkan perhatiannya pada manusia pendidikan sebagai keseluruhan
dan berbagai unsur pentingnya seperti ekonomi, sistem politik pola kehidupan
keluarga dan bentuk sistem keagamaan nya juga sosiologi pendidikan makro
memusatkan perhatiannya pada jaringan kerja pendidikan dari berbagai
masyarakat yang saling berinteraksi.
A. Peran ilmu dalam kajian sosial
karakteristik ilmu yang paling efektif adalah pendekatannya yang bersifat empiris
para ilmuwan menuntut agar semua pernyataan yang diklaim sebagai kebenaran
tunduk pada pengujian yang cermat dan diuji dengan fakta yang yang diperoleh
melalui observasi terhadap suatu objek ke atas kebenaran dikatakan shahih dalam
arti ilmiah bukan karena ia mempunyai alasan yang secara intuitif masuk akal atau
bukan karena disampaikan oleh seseorang atau sekelompok orang yang terhormat
dan memiliki otoritas melainkan kesahihan itu terkait dengan kecocokan pada
fakta yang sudah diketahui.
tidak sedikit ilmuwan yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk
melakukan pekerjaan dasar yang bersifat deskriptif yaitu melakukan identifikasi
karakterisasi dan klasifikasi terhadap gejala yang sedang diamati sekalipun
demikian jangan lantas beranggapan bahwa tujuan ilmu sekedar membuat
deskripsi kegiatan itu hanyalah tahap awal dari penelitian ilmiah tujuan akhir ilmu
adalah menjelaskan identifikasi pada sebab-sebab dasar gejala yang diteliti.
penjelasan ilmiah dalam sosiologi dilakukan melalui konstruksi strategi teoritis
dan teori strategi teoritis adalah rangkaian global yang terdiri atas asumsi-asumsi
dasar konsep dan prinsip-prinsip yang mengarahkan ia dirancang untuk diterapkan
pada gejala sosial secara luas tujuannya adalah melahirkan teori-teori spesifik dan
mendorong berbagai macam penelitian untuk menguji teori tersebut adapun teori
adalah rangkaian pernyataan spesifik yang saling berhubungan serta dirancang
untuk menjelaskan gejala tertentu.
teori lebih sempit daripada strategi teoritis strategi teoritis umumnya diterapkan
pada rangkaian gejala yang terdiri atas berbagai teori yang berkaitan walaupun
diterapkan pada gejala-gejala yang berbeda berbagai teori yang saling berkaitan
itu mempunyai banyak kesamaan sebab semua berasal dari rangkaian asumsi
konsep dan prinsip yang secara global memiliki kesamaan.
para sosiolog melakukan pengujian empiris baik terhadap strategi teoritis maupun
terhadap teori sebuah strategi teoritis dikatakan baik apabila melahirkan teori teori
spesifik yang didasarkan pada pengujian empiris yang cermat strategi teoritis yang
sekadar didukung teori-teori yang tidak kukuh dan tidak berlaku dinilai lemah
strategi teoritis semacam ini tidak cukup meyakinkan dan tidak akan banyak
membantu dalam teoretisasi dan penelitian lanjutan.
terdapat sejumlah strategi teoretis yang berbeda dalam sosiologi kontemporer
semua strategi teoritis ini mempunyai pendukung dan dasar masing-masing.
satu strategi idealis perdebatan tak henti-henti terjadi dikalangan para
sosiolog mereka mempermasalahkan keunggulan pendekatan idealisme yang
dipertentangkan dengan pendekatan materialisme dalam menelaah kehidupan
sosial manusia pendekatan-pendekatan idealis berusaha menjelaskan ciri dasar
kehidupan sosial dengan merujuk pada daya kreatif pikiran manusia para pakar
pendekatan ini percaya bahwa keunikan manusia terletak pada fakta bahwa
manusia memberikan makna makna simbolik terhadap tindakan-tindakan yang
dilakukannya ia menciptakan rangkaian gagasan dan cita-cita yang terperinci dan
menggunakan konstruk mental dalam mengarahkan perilakunya karakteristik-
karakteristik perilaku yang beragam dalam suatu masyarakat dilihat oleh para
idealis sebagai hasil serangkaian gagasan dan cita-cita yang beragam juga,
(Sanderson,2003)
versi idealisme kontemporer yang paling terkenal terdapat dalam karya antropolog
Perancis Claude Levi-Ctrauss(1963). dalam kajiannya ia mengajukan sebuah
pendekatan terhadap berbagai masyarakat pendekatan Levi dikenal dengan istilah
pendekatan strukturalisme gagasan utama pendekatan ini adalah bahwa manusia
dimanapun mempunyai kecenderungan untuk berpikir dalam bingkai pertentangan
kembar kecenderungan untuk berpikir dalam bingkai pertentangan kembar ini
sangat melekat dalam pikiran manusia organisasi masyarakat pada dasarnya
menurut Levi mengikuti pola pertentangan kembar yang sangat penting dalam
kebudayaan atau masyarakat yang ada saat ini pertentangan kembar dasar yang
dimaksud oleh Levi meliputi posisi alam yang secara pasti berpasang-pasangan
laki-laki-perempuan alam -kebudayaan bumi-langit mentah-matang dan
seterusnya.
seorang antropolog kenamaan Sheryy Ortner (1974), menerapkan pendekatan
strukturalisme Levi untuk menjelaskan peranan jenis kelamin dalam berbagai
kebudayaan dunia secara khusus dengan pendekatan ini ini menjelaskan alasan
wanita secara universal merupakan jenis kelamin yang tersubordinasi artinya
dalam setiap masyarakat manapun wanita dan aktivitas yang dilakukannya dinilai
rendah kenyataan ini menurut masuk pada bingkai pertentangan kembar alam
kebudayaan dalam pikiran manusia wanita diasosiasikan sebagai alam sedangkan
laki-laki diasosiasikan sebagai kebudayaan wanita dipandang lebih dekat dengan
alam baik kaitannya dengan proses fisiknya maupun dalam aktivitasnya wanita
mengalami menstruasi hamil menyusui dan mempunyai hubungan dekat dengan
anak-anak ini menjadikan wanita tampak lebih dekat dengan alam dibandingkan
laki-laki sebaliknya laki-laki dipandang lebih dekat dengan kebudayaan sebab
mereka lebih dekat dengan berbagai aktivitas budaya seperti aktivitas politik dan
agama secara umum manusia meletakkan kebudayaan di atas alam akibatnya
secara umum wanita dipandang rendah seperti posisi alam yang sering diubah
oleh kebudayaan.
teori serupa tetapi dengan penekanan tertentu dikembangkan juga oleh Marshall
Sahlin (1976), seorang antropolog Amerika kenamaan ia membuat penjelasan
provokatif tentang kebiasaan makan daging sapi yang dilakukan orang Amerika
sekalipun demikian teori sahlins tentang ini masih harus ditimbang ulang dan
memerlukan pembuktian lebih lanjut.
sahlins menyatakan bahwa daging sapi adalah makanan yang bernilai paling
tinggi hal ini berkaitan dengan asosiasi indo Eropa kuno yang mengaitkan sapi
dengan kejantanan ini dipertahankan selama ribuan tahun dan terus mengarahkan
pikiran kita tentang daging yang tepat mengaku heran karena orang Amerika tidak
memakan daging anjing padahal masyarakat lain memakannya seperti Cina kita
tidak memakan daging anjing kata sahlins karena anjing-anjing itu
mengingatkannya kita pada manusia karena kita mengembangkannya hubungan
yang dekat dengan anjing pikiran kita menolak untuk menjadikannya sebagai
santapan makanan malam sangat mengerikan makan malam dengan daging teman
dekat yang terkadang kita gendong cium dan tidur bersama.
idealisme versi lainnya terdapat pada tulisan-tulisan sosiologi kontemporer
Amerika Tarcott Persons (1937-1966). person menyatakan bahwa inti setiap
masyarakat adalah jalinan makna kepercayaan dan nilai yang dianut bersama
kepercayaan dan nilai suatu masyarakat dapat membentuk struktur dasar mereka
dalam mengorganisasikan kehidupan sosialnya masyarakat modern menurut
parsons sangat terorganisasi dengan bingkai dasar-dasar nilai kekristenan dan
demokrasi liberal sangat yakin bahwa karena orang barat mengembangkan sistem
nilai keagamaan dan politik ini mereka mampu memecahkan problem
kemasyarakatan tertentu yang masih menimpa masyarakat lain yang sistem nilai
dan kepercayaannya berbeda.
dua strategi materialis bahkan para pendukung parsons dan kawan-kawannya
ditolak mentah-mentah oleh penganut strategi materialis bagian terpenting dari
kehidupan manusia menurut para materialis adalah adaptasi terhadap lingkungan
fisik tingkat teknologi dan sistem organisasi ekonomi faktor-faktor ini merupakan
pembentuk persyaratan dasar eksistensi manusia.
bagi para materialis bagian terpenting dari kehidupan manusia adalah adaptasi
terhadap lingkungan fisik adaptasi ini harus dilakukan dengan menciptakan
teknologi dan sistem ekonomi setelah teknologi dan sistem ekonomi diciptakan ia
akan menentukan sifat pola-pola sosial lain yang dilahirkan masyarakat manusia
jenis teknologi dan sistem ekonomi yang berbeda akan melahirkan jenis pola-pola
sosial yang berbeda pula.
para materialis umumnya menganggap gagasan dan cita-cita manusia berasal dari
pola-pola sosial yang diciptakan sebelumnya sebagaimana para idealis mereka
juga mengakui kapasitas kreatif pikiran manusia akan tetapi mereka berpendapat
bahwa gagasan dan cita-cita bukan sesuatu yang lahir dengan sendirinya ia lahir
sebagai respon terhadap berbagai kondisi materi dan sosial yang dihadapinya.
Karl Marx (1818-1883) dan Friedrich Engels (1820-1895) adalah 2 sosiolog
Jerman yang pertama kali memunculkan pendekatan materialis terhadap
kehidupan sosial kedua sosiologi ini satu persepsi dalam mengembangkan sebuah
klaim yang disebut materialis sejarah (historical materialism). klaim ini
dikembangkan sebagai perlawanan langsung terhadap idealisme yang saat itu
banyak mewarnai filsafat Jerman walaupun materialis sejarah dibangun untuk
memahami masyarakat kapitalis modern, Marx dan Engels menganggap bahwa
materialis sejarah dapat diterapkan terhadap seluruh kehidupan masyarakat
manusia baik masa lalu maupun masa kini.
Marx dan Engels membagi komponen pokok masyarakat pada dua jenis
pertama komponen infrastruktur paling riil dari komponen ini adalah pola
produksi komponen infrastruktur dibagi menjadi dua kategori yaitu 1 kekuatan-
kekuatan produksi yang terdiri atas bahan-bahan mentah yang diperlukan
masyarakat dalam produksi ekonomi dan 2 tingkat teknologi yang tersedia
termasuk kategori kedua adalah sifat khusus dari berbagai sumber daya alam
seperti kualitas tanah. Marx dan Engels menyatakan bahwa pada sebagian
masyarakat kekuatan-kekuatan produksi dimiliki secara komunal oleh seluruh
masyarakat akan tetapi dalam masyarakat lain pemilikan dan dominasi pribadi
atas kekuatan produksi tampak dan terjadi kelompok yang memegang kekuatan-
kekuatan produksi dapat memaksa kelompok-kelompok lain bekerja untuk
mereka.
kedua, komponen suprastruktur komponen ini terdiri atas semua aspek
kehidupan masyarakat yang tidak termasuk dalam infrastruktur seperti politik
hukum kehidupan keluarga agama serta gagasan dan cita-cita. Marc dan Engels
berpendapat bahwa infrastruktur dan suprastruktur masyarakat saling berkaitan
walaupun dinyatakan bahwa suprastruktur terkadang dapat mempengaruhi
infrastruktur mereka menegaskan bahwa arus utama hubungan kasual itu bergerak
dari infrastruktur menuju suprastruktur dengan kata lain mereka percaya bahwa
pikiran dan tindakan manusia yang terdapat dalam suprastruktur masyarakat pada
umumnya dibentuk oleh ciri-ciri infrastrukturnya mereka juga memandang bahwa
perubahan sosial dalam suprastruktur terjadi karena adanya perubahan dalam
infrastruktur masyarakat inilah esensi materialisme Marx dan Engls.
materialisme Marx dan Engels, dinyatakan oleh banyak sosiolog terutama
para idealis sebagai strategi yang tidak kuat dalam mengkaji kehidupan sosial dan
harus ditolak akan tetapi akhir-akhir ini pandangan ini bangkit kembali secara
meyakinkan dan banyak sosiologi kontemporer mengikuti prinsip dasar hubungan
kausal materialistis yang diajukan oleh Marx dan Engels para penolak Marx dan
Engels dari kalangan idealis kontemporer hampir rata-rata menolak secara total
akan tetapi sebagian mereka ada yang menolak sebagiannya saja mereka
menyatakan bahwa pandangan Marx dan Engels bukan tidak valid tetapi terlalu
menyederhanakan realitas sosial para sosiolog ini sering mengusulkan
penggabungan strategi materialis dan strategi idealis mereka berpendapat bahwa
kehidupan sosial adalah hasil bersama dari kondisi material gagasan dan cita-cita.
tiga strategi fungsionalisme strategi yang dikenal dengan fungsionalisme
muncul menjadi bagian dari analisis sosiologi pada tahun 1940-an strategi teoritis
ini mencapai kejayaannya pada tahun 1950-an. pada masa jayanya fungsionalisme
menjadi strategi teoritis standar yang diikuti mayoritas sosiolog dan hanya
sebagian kecil yang menentangnya mulai tahun 1960-an, dominasi teoritis
fungsionalisme mendapat tantangan keras dan validitas teoritisnya banyak
dipertanyakan strategi teoritis ini segera memasuki masa kerontokan meskipun
mayoritas sosiolog saat ini sepertinya tidak menganjurkan pendekatan
fungsionalis dalam mengkaji kehidupan sosial fungsionalisme masih tetap
didukung secara serius oleh kelompok minoritas yang masih memiliki kekuatan
secara sosiologis
pemikiran pokok fungsionalisme adalah sebagai berikut
a. masyarakat merupakan sistem yang kompleks yang terdiri atas bagian-bagian
yang saling berhubungan dan saling bergantung setiap bagian tersebut
berpengaruh secara signifikan terhadap bagian-bagian lainnya.
b. setiap bagian dari sebuah masyarakat eksis karena bagian tersebut memiliki
fungsi penting dalam memelihara eksistensi dan stabilitas masyarakat secara
keseluruhan.
c. semua masyarakat mempunyai mekanisme untuk mengintegrasikan dirinya
sebagai satu dengan yang lain salah satunya mekanisme ini adalah komitmen para
anggota masyarakat terhadap serangkaian kepercayaan dan nilai yang sama.
d. masyarakat cenderung mengarah pada suatu keadaan equilibrium dan
homeostatis gangguan pada salah satu bagiannya cenderung menimbulkan
penyesuaian pada bagian lain dalam upaya mencapai harmoni atau stabilitas.
e. perubahan sosial merupakan kejadian yang tidak biasa dalam masyarakat
apabila terjadi perubahan itu pada umumnya akan membawa konsekuensi
konsekuensi yang menguntungkan masyarakat secara umum.
para penganut fungsionalisme menampakan minat pada perdebatan antara
penganut materialisme dan idealisme meskipun sebagian kecil dari mereka secara
eksplisit berpihak kepada salah satunya mereka berpihak pada idealisme meskipun
sebagian fungsionalis berpihak pada pandangan idealis kebanyakan mereka
mengambil posisi tengah-tengah dengan berargumentasi bahwa baik faktor
materiil maupun faktor gagasan dan cita-cita keduanya mempunyai pengaruh yang
krusial terhadap sifat dan an-nas ar-raudhah pola sosial posisi ini konsisten
dengan klaim fungsionalisme bahwa masyarakat merupakan sistem yang terdiri
atas bagian-bagian yang saling bergantung yang selalu sama lainnya saling
mempengaruhi.
pada tahun 1960 and fungsionalisme mendapat kritik tajam secara
sederhana kritik-kritik penting yang diarahkan pada fungsionalisme adalah
sebagai berikut.
a. fungsionalisme cenderung terlalu menekankan pada tingkat ketika masyarakat
manusia bersifat harmonis stabil dan merupakan sistem yang terintegrasi dengan
baik
b. fungsionalis yang berlebihan pada harmoni dan stabilitas cenderung
mengabaikan konflik sosial yang merupakan ciri dasar kebanyakan masyarakat
titik
c. dengan terlalu mengutamakan harmoni sosial dan mengabaikan konflik sosial,
fungsionalis cenderung mengarahkan pada di konservatif dalam mengkaji
kehidupan sosial. artinya, mereka cenderung mendukung perlunya
mempertahankan segala pengaturan yang ada dalam sebuah masyarakat.
d. dalam mengkaji sebuah masyarakat, mereka pada umumnya hanya mengkaji
satu titik massa tertentu (masa kini), sehingga menerapkan pendekatan yang jelas-
jelas ahistoris dalam mengkaji kehidupan sosial.
e. karena fungsionalis mengabaikan dimensi historis dalam mengkaji kehidupan
sosial mereka kesulitan menerangkan perubahan sosial.
Perbedaan antara fungsionalisme dan analisis fungsional adalah
fungsionalisme mencakup pemikiran dasar yang telah disebutkan di atas,
sedangkan analisis fungsional menyajikan taktik metodologis dasar yang
mengasumsikan bahwa fenomena tertentu harus dianalisis dan dipahami dari
sudut pandang signifikansi adaptasinya.
Analisis fungsional sering digunakan dalam ilmu-ilmu sosial secara
terlepas dari prinsip-prinsip fungsionalisme. Karl marx, misalnya, sering
menggunakan sebuah tipe analisis fungsional. Ketika menegaskan bahwa gagasan
dan cita-cita suatu masyarakat harus dipahami dalam kaitannya dengan tujuan-
tujuan yang mendukung kelompok sosial yang kuat, dia jelas menggunakan
analisis fungsional. Contoh lain, sejumlah sosiolog modern berusaha menjelaskan
alasan bangsa Israel kuno berpantang memakan daging babi, pantangan yang juga
masih diikuti oleh kalangan Yahudi ortodoks. Sebagian sosiolog ini memahami
masalah tersebut dengan melihat kegunaan pantangan ini bagi bangsa Israel kuno.