Bedah Intelektual JEKI dan Etika Kedokteran (BIJAK) 2
Jakarta , 1 Maret 2020 Perundungan Arti: Menyakiti orang lain, baik secara fisik maupun psikis, dalam bentuk kekerasan verbal, sosial, atau fisik berulang kali dan dari waktu ke waktu misalnya memanggil nama seseorang dengan julukan yang tidak disukai, memukul, menendang, menyebarkan rumor, mengancam atau merongrong. Perundungan adalah suatu tindakan penggunaan kekuasaan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok orang, baik secara verbal, fisik, maupun psikologis sehingga korban merasa tertekan, trauma, dan tak berdaya. Perundungan Di dunia pendidikan kedokteran Kebiasaan yang sulit dihentikan ibarat penyakit kronik Mengalami perundungan: mahasiswa (sesudah tahun ke 3-4), residen, sejawat lebih muda, sejawat perempuan. Ketika mahasiswa bekerja dalam kelompok kecil atau perorangan. Sebab-sebab : perilaku senior, tidak ada perlindungan dari fakultas atau asosiasi profesi, sulit menerima perubahan, menganggap sebagai kebiasaan Seolah-olah hidden curriculum Perundung Dokter senior Tenaga pendidik Residen Perawat Mahasiswa Pasien Pemilik otoritas
Tidak menyadari bahwa mereka melakukan perbuatan yang
tidak terpuji Memiliki sifat psikososial buruk Terundung Pada umumnya mahasiswa kedokteran Peserta pendidikan dokter spesialis (PPDS) Dokter perempuan Lulusan asing atau internasional Perundungan UK : 220 diantara 594 anggota BMA menyatakan pernah mengalami peundungan Kanada : survei terhadap 833 residen 75 % pernah menerima perlakuan tidak pantas 77 % residen pernah dirundung pasien 55,3% oleh paramedis 51,9 % oleh staf medis 35,7 % oleh residen lain 7,6 % oleh pengelola program studi 85,7 % residen bedah dirundung paling sedikit residen kedokteran kel. Perundungan Mahasiswa Perundungan dipersepsikan sebagai suatu pendekatan untuk meningkatkan kualitas pendidikan Penelitian pada 2300 mahasiswa di 16 FK, 85% mahasiswa mengalami tindak kekerasan atau pelecehan, 40% mahasiswa mengalami kedua perlakuan buruk itu Faktor etnis dan gender tidak ada Dilakukan oleh mahasiswa lain, maupun pasien. Residen dan tenaga pendidik paling sering disalahkan Bentuk Perundungan Dapat berupa perilaku kekerasan meliputi pemaksaan, baik secara fisik maupun psikologis terhadap seseorang atau kelompok yang lebih lemah. Dapat berupa ancaman terhadap kelangsungan pendidikan, ancaman terhadap martabat, harga diri, isolasi, beban kerja berlebih, pengaruh terhadap kepercayaan diri Kebiasaan merundung bisa terus menerus berlangsung, semakin buruk dan merugikan Akibat Perundungan Gangguan kestabilan psikologi dalam kemampuannya, pilihan karir, kemampuan untuk bertahan Perundungan : kekerasan fisik, verbal, relasional dan cyber Dapat berupa pukulan, cekikan, kekerasan verbal dapat berbentuk julukan celaan, fitnahan, pernyataan tidak pantas Cyber- memanfaatkan teknologi, media sosial dll. Perundungan di FK Dapat berupa tindakan pelemparan barang, mengecilkan pendapat residen,teriakan, ancaman, dan komentar tak pantas Bentuk lain yang lebih kecil misalnya nada bicara yang sinis, penolakan saran-saran Dilakukan oleh senior atau pengajar terhadap peserta didik junior Siklus kekerasan seolah-olah menjadi kurikulum tersembunyi yang diwariskan secara terus-menerus Bisa berakibat penyalahgunaan kewenangan Perundungan dan HAM UU No.39 Tahun 1999 pasal 33 ayat 1 menyatakan : “Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan, penghukuman, atau perlakuan kejam, tidak manusiawi, merendahkan derajat dan martabat kemanusiannya” Universal Declaration of Human Rights pasal 26 ayat 2: “Education shall be directed to the full development of the human personality and to the strengthening of respect for the human rights and fundamental freedom,…” Hak Azasi Manusia Pendidikan seharusnya membuat seorang individu berkembang dengan selalu mengutamakan rasa hormat Selain berhak mendapatkan ilmu dari pendidik, setiap peserta didik berhak mendapatkan perlindungan dan rasa aman dari berbagai bentuk perundungan di lingkungan pendidikan Dengan demikian, perundungan merupakan salah satu bentuk pelanggaran terhadap hak azasi manusia Akibat Perundungan Sebagian terundung menganggap bahwa perundungan yang mereka alami merupakan upaya meningkatkan kualitas kompetensi dan kemampuan beradaptasi di dunia kerja Akibat negatif bisa persisten : Gangguan psikologis Pengaruh kinerja masa depan Pilihan karir Kemampuan bertahan di profesi yang bersangkutan Alkoholisme, depresi Upaya bunuh diri Penurunan kemampuan kognitif sebesar 60% Penurunan koordinasi psikomotor Mencegah dan Menghentikan Perundungan Institusi pendidikan mempunya peran penting antara lain: Perbaikan kurikulum khususnya dalam hal sosial emosional, mengedukasi staf pengajar tentang kesetaraan dan etika kesejawatan Staf pengajar menjadi role model dalam menghentikan upaya tidak pantas Penyelesaian kasus perundungan Sarana untuk pelaporan Pemberian sanksi yang tegas dan objektif Kesepakatan antar institusi pendidikan bersama AIPKI dan KKI Regulasi pencegahan perundungan Peran MKEK Menginisiasi perbaikan kurikulum Memperkenalkan nilai-nilai etik dasar Pendidikan mengedepankan kesatuan, tanggung jawab, integritas, etika kesejawatan Mengingatkan kembali KODEKI Kerjasama dengan DE PDsp kesimpulan Perundungan di dunia pendidikan kedokteran masih kerap terjadi, terutama terhadap peserta didik junior Pada kenyataannya perundungan merupakan pelanggaran terhadap hak azasi manusia dan nilai-nilai etika dasar Upaya mengatasi perundungan harus dilakukan terus menerus, berupa intervensi institusi pendidikan dalam hal perbaikan kurikulum, menciptakan lingkungan kerja aman dan nyaman, serta memperkuat kesadaran tiap individu untuk menghentikannya. Kerjasama antar lembaga terkait juga diperlukan dalam penetapan kebijakan yang selaras demi kepentingan bersama