Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SHALAT JUM’AT
Di Ajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Tafsir Ahkam Dosen

Pengampu: Bpk. Prof. Dr. H. Hasan Bisri, M. Ag

Di Susun Oleh kelompok 3 :

Reni Setiani (1213040109)

Rona Nashiroh (1213040119)

Rizki Firmansyah (1213040117)

KELAS C

PROGAM STUDI PERBANDINGAN MADZHAB DAN HUKUM

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG


TAHUN AKADEMIK 2021/2022

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, puji syukur kehadirat
Allah SWT, berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul " Shalat
Jum’at " . Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Tafsir Ahkam.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan baik
dari susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan hati yang lapang dan
tangan terbuka, kami menerima segala saran dan kritik yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Ucapan terima kasih saya ucapkan kepada Dosen pengampu Mata kuliah Tafsir Ahkam Bapak
Prof. Dr. H. Hasan Bisri, M. Ag. yang telah memberikan tugas pembuatan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menambah wawasan
kita dalam mempelajari Tafsir Ahkam serta dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Bandung, 2 April 2022

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

Isi

KATA PENGANTAR............................................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

1.1Latar Belakang ................................................................................................................ 1

1.2 Tujuan Masalah ........................................................................................................ 2

1.3 Metode Penelitian ................................................................................................... 2

BAB 2 PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3

2.1 Penyajian Ayat- Ayat mengenai Shalat Jum’at .…………………………................................. 3

2.2 Tafsir Mufradhat ........................................................................................................... 4

2.3 Asbab Al-Nuzul ............................................................................................................. 6

2.4 Hadits mengenai Shalat Fardu ……………………………................................................................ 6

2.5 Rincian Tafsir ................................................................................................................. 7

2.6 Kandungan Hukum ....................................................................................................... 9

BAB 3 PENUTUP .................................................................................................................. 10

3.1 Kesimpulan .................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 11

ii
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Allah telah menganugerahkan bermacam-macam keistimewaan dan keutamaan kepada umat


ini. Diantara keistimewaan itu adalah hari Jum’at, setelah kaum Yahudi dan Nasrani dipalingkan
darinya. Al-Hafidz Ibnu Katsir berkata: “Hari ini dinamakan Jum’at, karena artinya
merupakanturunan dari kata al-jam’u yang berarti perkumpulan, karena umat Islam
 berkumpul pada hari itu setiap pekan di balai-balai pertemuan yang luas.Allah SWT
memerintahkan hamba-hamba-Nya yang mukmin berkumpuluntuk melaksanakan ibadah
kepada-Nya. Allah berfirman Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan
shalat Jum'at, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dantinggalkanlah jual
beli[1475]. yang demikian itu lebih baik bagimu jikakamu mengetahui. (al-Jumuah:
9)Maksudnya: apabila imam telah naik mimbar dan muazzin telahazan di hari Jum'at, Maka
kaum muslimin wajib bersegera memenuhi panggilan muazzin itu dan meninggalakan semua
pekerjaannya. Di dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW., bersabda, “Sebaik -baikhari di kala
matahari terbit ialah hari jum’at. Pada hari inilah Nabi Adam
AS diciptakan. Pada hari ini pila, Ia dimasukan kedalam surge. Dan tidaklah hari kiamat akan
terjadi kecuali pada hari jum’at”. Sabda Rasulallah SAW: “sesungguhnya hari Jum’at penghulu
 semua hari dan paling agung disisi Allah, ia lebih agung di sisi Allah dari hari Raya Idul Adha
dan Idul Fitri. Dalam hari Jum’at trdapat lima keutamaan : pada hari itu Allah menciptakan
Adam, padahari itu Allahmenurunkan adam ke bumi, pada hari itu allah mewafatkan adam,
padahari itu ada satu saat yang tidaklah seorang hamba meminta kepada
Allah sesuatu melainkan dia pasti memberikannya selama tidak meminta
suatu yang haram, dan pada hari itu akan terjadi kiamat. Tidaklah malaikat yang dekat
(kepada Allah), langit, bumi, angin, gunung, dan lautan, melainkan mereka semua merindukan
hari Jum’at.” (HR. Ibnu Majah).

1.2 Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui pengertian sholat jum’at


2. Untuk mengetahui hukum shalat jum’at
 3. Untuk mengetahui kewajiban mengerjakan shalat jum’at
 4. Untuk mengetahui orang-orang yang berkewajiban menunaikan shalat jum’at
 5. Untuk mengetahui syarat sah shalat jum’at
 6. Untuk mengetahui waktu shalat jum’at
7. Untuk mengetahui tempat penyelenggaraan shalat jum’at
 8. Untuk mengetahui hal-hal yang menjadi keharusan dalam khutbah jum’at

1
9. Untuk mengetahui rukun-rukun khutbah
10. Untuk mengetahui hikmah shalat jum’at
11. Untuk mengetahui metode pembelajaran tentang sholat jum’at

1.3 Metode Penulisan

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Penyajian Ayat-Ayat yang mengenai Shalat Jum’at

٩ ﴿  َ‫﴾يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ِإ َذا نُو ِد َي لِل َّصاَل ِة ِم ْن يَوْ ِم ْال ُج ُم َع ِة فَا ْسعَوْ ا ِإلَ ٰى ِذ ْك ِر هَّللا ِ َو َذرُوا ْالبَ ْي َع ۚ ٰ َذلِ ُك ْم َخ ْي ٌر لَ ُك ْم ِإ ْن ُك ْنتُ ْم تَ ْعلَ ُمون‬
Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum´at, maka bersegeralah
kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu
jika kamu mengetahui.

١٠ ﴿  َ‫ض َوا ْبتَ ُغوا ِم ْن فَضْ ِل هَّللا ِ َو ْاذ ُكرُوا هَّللا َ َكثِيرًا لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُون‬
ِ ْ‫صاَل ةُ فَا ْنت َِشرُوا فِي اَأْلر‬
َّ ‫ت ال‬ ِ ُ‫﴾فَِإ َذا ق‬
ِ َ ‫ضي‬

Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah
karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.

َ ‫ارةً َأ ْو لَ ْه ًوا ا ْنفَضُّ وا ِإلَ ْيهَا َوتَ َر ُك‬


‫وك قَاِئ ًما ۚ قُلْ َما ِع ْن َد هَّللا ِ َخ ْي ٌر ِم َن اللَّه ِْو َو ِم َن‬ َ ‫َوِإ َذا َرَأ ْوا تِ َج‬
﴾١١ ﴿ ‫ين‬ ِ ‫التِّ َجا َر ِة ۚ َوهَّللا ُ َخ ْي ُر الر‬
َ ِ‫َّازق‬
Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju
kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhotbah). Katakanlah: "Apa yang di
sisi Allah lebih baik daripada permainan dan perniagaan", dan Allah Sebaik-baik Pemberi rezeki.

2.2 Tafsir Mufrodhat

A. Q.S Al - Jumuah : 9-1

Pada surat al – Jumuah ayat 9 – 11 ini terdapat penjabaran mengenai kosa kata perkata yang
menjelaskan makna kata – perkata pada ayat diatas sebagai berikut

3
“Nudiya” diambil dari kata “an – nida” yang berarti panggilan dengan suara keras.

“Al – Jumuah” nama hari yang terkenal,yakni hari raya umat Islam secara mingguan.

“Fas – ‘au” berasal dari kata “as – sa’yu” yang maknanya cepat dalam berjalan dan
menyegerakan langkah.

“Dzikrillahi” maksud dzikrulloh disini adalah shalat Jumat.

“Wadzaru al – bai’a” berarti tinggalkanlah aktivitas dagang, transaksi ekonomi, dan segala
sesuatu yang berkaitan dengan jual beli dan pekerjaan.

“Qudhiyatish Shalah” berarti kamu telah mendirikan shalat dan selesai darinya.

“Fantasyiru fil ardhi” berarti berpencarlah kamu di muka bumi untuk mengusahakan
kemaslahatanmu.

“Wabtaghu” maknanya ialah carilah.

“Fadhlillahi” maksud dalam ayat ini adalah rezeki dan perdagangan, dan pekerjaan yang halal.

“Infaddhu ilaiha” beraarti mereka menuju ke arahnya, dan meninggalkanmu (Muhammad)

“Watarakuka qa iman” berarti meninggalkanmu saat berkhutbah di atas mimbar.

“Khairur raziqin” berarti Dia (Allah) lah sebaik – baik pemberi rezeki, karena Allah
menganugerahkan rezeki kepada orang yang mengimaninya dan menyembahnya, juga kepada
orang yang kafir terhadapnya dan mengingkarinya.[

2.3 Asbab Al Nuzul

A. Q.S Al -Jumuah : 9-11

Dari jabir bahwa ketika Rasulullah Saw, berkhutbah pada hari jum'at, datang khafilah yang
membawa dagangan dari syam.Orang- orang yang sedang mendengarkan khutbah pada keluar
menjemput rombongan khalifah itu, sehingga hanya tinggal 12 orang saja yang duduk
mendengarkannya.

4
2.4 Hadits mengenai Shalat Jum’at

Rasulullah SAW mewajibkan shalat Jumat bagi laki-laki melalui sabdanya: “(Sholat) Jumat
adalah hak yang wajib atas setiap Muslim dengan berjamaah, kecuali bagi empat golongan,
yaitu: (1) Hamba Sahaya; (2) Wanita; (3) Anak kecil; (4) Orang sakit.” (HR. Abu Dawud).

Oleh karena itu, Rasulullah juga mengancam orang-orang yang meninggalkan shalat Jumat.
Beliau bersabda, “Hendaknya suatu kelompok menyudahi perbuatannya dalam meninggalkan
shalat Jumat atau (pilihannya) Allah SWT akan mengunci mati batin mereka, kemudian mereka
menjadi lalai sungguhan.” (HR. Muslim).

Dalam Hadits lain Rasulullah bersabda, “Siapa yang meninggalkan tiga kali shalat Jumat karena
meremehkan, niscaya Allah akan menutup hatinya.” (HR. Abu Dawud, An-Nasai, dan Ahmad).

Menurut Imam Al-Mubarakfuri dalam buku Superberkah Shalat Jumat, maksud hati yang
tertutup dalam hadits di atas adalah akan terhalang suatu kebaikan kepada seseorang yang
meninggalkan shalat Jumat. Bahkan, ancaman ini juga diulang pada hadits lain, yaitu:

“Dari Abdullah bin Mas'ud, Nabi Muhammad SAW bersabda di hadapan kaum yang
meninggalkan shalat Jumat, "Sungguh saya benar-benar ingin memerintahkan seorang laki-laki
untuk mengimami manusia (jamaah shalat) lalu saya akan bakar rumah-rumah kaum
meninggalkan shalat Juma." (HR. Al-Hakim).

Merujuk buku Hukum-hukum Terkait Ibadah Shalat Jumat karya Ahmad Sarwat, Islam adalah
agama yang penuh kasih sayang terhadap umatnya. Karenanya, ada beberapa keadaan yang
menjadikan seseorang diperbolehkan untuk tidak menghadiri shalat Jumatan, yaitu:

Ketika sedang hujan lebat disertai angin kencang, dan banjir yang menyebabkan orang sulit
keluar rumah menuju mesjid. Hal-hal lain yang dapat menjadi uzur (halangan) seseorang untuk
tidak menunaikan shalat Jumat, di antaranya :

1. Sedang dalam perjalanan (safar);


2. Sakit yang memberatkan untuk pergi ke masjid;
3. Menahan keluarnya sesuatu dari dua jalan (qubul dan dubur);
4. Menghawatirkan keselamatan dirinya (ketakutan yang mencekam);
5. Sedang di tugasi untuk menjaga pengoperasian alat-alat berharga.

5
2.5 Rincian Tafsir

A. Q.S Al - Jumuah : 9-11

Tafsir Surah al-Jumu’ah ayat 9-11 menjelaskan tentang anjuran untuk


meninggalkan perniagaan ketika azan jum’at telah dikumandangkan hingga selesainya sholat
jum’at. Tafsir Surah al-Jumu’ah ayat 9-11 ini juga tidak lepas dari kisah Dihyah al-Kalbi dari Syam
yang ketika datang membawa berbagai macam barangan sehingga banyak orang yang
meninggalkan sholat untuk menuju perdagangan tersebut, padahal perilaku itu merupakan
suatu kekeliruan.

 Ayat 9

Allah menerangkan bahwa apabila muazin mengumandangkan azan pada hari Jumat, maka
hendaklah kita meninggalkan perniagaan dan segala usaha dunia serta bersegera ke masjid
untuk mendengarkan khutbah dan melaksanakan salat Jumat, dengan cara yang wajar, tidak
berlari-lari, tetapi berjalan dengan tenang sampai ke masjid, sebagaimana sabda Nabi saw:

‫صلُّ ْوا َو َما فَاتَ ُك ْم‬ ِ َّ ‫الصالَةُ فَالَ تَْأُتوها تَسعو َن وْأُتوها مَتْ ُشو َن علَي ُكم‬ ِ ‫ِإ َذا ُأقِيم‬
َ َ‫السكْينَةَ فَ َما َْأد َر ْكتُ ْم ف‬ ُ ْ َ ْ َ ْ َ َْ ْ َ ْ َّ ‫ت‬ َْ
)‫ (رواه البخاري و مسلم عن أيب هريرة‬.‫فََأمِت ُّْوا‬

Apabila salat telah diiqomahkan, maka janganlah kamu mendatanginya dengan tergesa-gesa.
Namun datangilah salat dalam keadaan berjalan biasa penuh ketenangan. Lalu, berapa rakaat
yang kamu dapatkan maka ikutilah, sedangkan rakaat yang ketinggalan maka sempurnakanlah.
(Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah).

Seandainya seseorang mengetahui betapa besar pahala yang akan diperoleh orang yang
mengerjakan salat Jumat dengan baik, maka melaksanakan perintah itu (memenuhi panggilan
salat dan meninggalkan jual-beli), adalah lebih baik daripada tetap di tempat melaksanakan jual-
beli dan meneruskan usaha untuk memperoleh keuntungan dunia. Firman Allah:

6
١٧   ۗ‫َوااْل ٰ ِخَرةُ َخْيٌر َّواَْب ٰقى‬

Padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal. (al-A’la/87: 17)

 Ayat 10

Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa setelah selesai melakukan salat Jumat, umat Islam
boleh bertebaran di muka bumi untuk melaksanakan urusan duniawi, dan berusaha mencari
rezeki yang halal, sesudah menunaikan yang bermanfaat untuk akhirat. Hendaklah mengingat
Allah sebanyak-banyaknya dalam mengerjakan usahanya dengan menghindarkan diri dari
kecurangan, penyelewengan, dan lain-lainnya. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu yang
tersembunyi apalagi yang tampak nyata, sebagaimana firman Allah:

١٨   ࣖ ‫َّه َاد ِة الْ َع ِز ْي ُز احْلَ ِكْي ُم‬ ِ ‫ٰعلِم الْغَْي‬


َ ‫ب َوالش‬ ُ
Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata. Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.
(at-Tagabun/64: 18).

Dengan demikian, tercapailah kebahagiaan dan keberuntungan di dunia dan di akhirat.


Dianjurkan kepada siapa yang telah selesai salat Jumat membaca doa yang biasa dilakukan oleh
Arrak bin Malik

ِ ْ َ‫ وا ْنتشرت َكما َأمرتَيِن فَارزقْيِن ِمن ف‬،‫ َِأجبت دعوتَك وصلَّيت فَ ِريضتك‬،‫اَللَّه َّم‬
َ ْ‫ َوَأن‬،‫ك‬
‫ت َخْي ُر‬ َ ‫ضل‬ ْ ْ ُ ْ ْ ْ َ َ ُ ْ َ َ َ َ ََ ْ ُ ْ َ َ َ َ ْ َ ُ ْ ُ
)‫ (رواه ابن ايب حامت‬. َ ‫الرا ِزقِنْي‬
َّ

“Ya Allah! Sesungguhnya aku telah memenuhi panggilan-Mu, dan melaksanakan kewajiban
kepada-Mu, dan bertebaran (di muka bumi) sebagaimana Engkau perintahkan kepadaku, maka
anugerahkanlah kepadaku karunia-Mu. Engkaulah sebaik-baik Pemberi rezeki.” (Riwayat Ibnu
Abi Hatim)

7
 Ayat 11

Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Muslim, Ahmad, dan at-Tirmidzi dari Jabir bin ‘Abdullah bahwa
ketika Nabi saw berdiri berkhotbah pada hari Jumat, tiba-tiba datanglah rombongan unta
(pembawa dagangan), maka para sahabat Rasulullah bergegas mendatanginya sehingga tidak
ada yang tinggal mendengarkan khotbah kecuali 12 orang. Saya (Jabir), Abu Bakar, dan Umar
termasuk mereka yang tinggal, maka Allah Ta‘ala menurunkan ayat: wa idza ra’au tijaratan au
lahwan, sampai akhir surah).

Pada ayat ini Allah mencela perbuatan orang-orang mukmin yang lebih mementingkan kafilah
dagang yang baru tiba dari pada Rasulullah, sehingga mereka meninggalkan Nabi saw dalam
keadaan berdiri berkhotbah.

Ayat ini ada hubungannya dengan peristiwa kedatangan Dihyah al-Kalbi dari Syam (Suriah),
bersama rombongan untanya membawa barang dagangannya seperti tepung, gandum, minyak
dan lain-lainnya. Menurut kebiasaan apabila rombongan unta dagangan tiba, wanita-wanita
muda keluar menyambutnya dengan menabuh gendang, sebagai pemberitahuan atas
kedatangan rombongan itu, supaya orang-orang datang berbelanja membeli barang dagangan
yang dibawanya.

Selanjutnya Allah memerintahkan Nabi-Nya supaya menyampaikan kekeliruan perbuatan


mereka dengan menegaskan bahwa apa yang di sisi Allah jauh lebih baik daripada keuntungan
dan kesenangan dunia. Kebahagiaan akhirat itu kekal, sedangkan keuntungan dunia akan
lenyap.

Ayat ini ditutup dengan satu penegasan bahwa Allah itu sebaik-baik pemberi rezeki. Oleh karena
itu, kepada-Nyalah kita harus mengarahkan segala usaha dan ikhtiar untuk memperoleh rezeki
yang halal, mengikuti petunjuk-petunjuk-Nya dan rida-Nya.

8
2.6 Kandungan Hukum

Allah Swt telah memilih hari Jum’at sebagai hari besar untuk peribadatan bagi kaum
Muslimin karena pada hari ini Dia telah menyempurnakan penciptaan mahluk-Nya. Panggilan
untuk melaksanakan shalat jumat sangat tegas, bahkan seseorang yang sedang berniagapun
harus menghentikan aktifitas perniagaanya dan bersegera memenuhi panggilan muadzin untuk
melaksanakan ibadah shalat jum’at. Bukan mengabaikan seruan muadzin dan memilih
kesesatan seperti kaum Yahudi yang lebih memilih hari Sabtu sebagai hari besar peribadatan
mereka, dan juga kaum Nasrani yang memilih hari Minggu sebagai hari ibadah mereka.

Menunaikan ibadah shalat jum’at merupakan kewajiban bagi laki-laki mukmin mukalaf.
Panggilan untuk melaksanakan shalat jumat petunjuk ayatnya sangat tegas. Bahkan orang yang
sedang berniagapun harus ditinggalkan dan bersegera memenugi panggilan muadzin dan
meninggalkan semua pekerjaannya untuk segera shalat juma’at.

9
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Metode pembelajaran fiqih tentang sholat jum’at adalah suatu cara yangdigunakan oleh
seorang guru dalam menyampaikan materi tentang sholat jum’at kepada murid atau peserta
didik dengan menggunakan berbagai cara yangmudah dipahami oleh peserta didik sehingga
tujuan dari sebuah pembelajarandapat tercapai secara efektif dan efesien.

Shalat Jum'at adalah ibadah shalat yang dikerjakan di hari jum'at duarakaat secara berjamaah
dan dilaksanakan setelah khutbah. Shalah Jum'atmemiliki hukum wajib 'ain bagi setiap muslim
laki-laki / pria dewasa beragamaislam, merdeka sudah mukallaf, sehat badan serta muqaim
(bukan dalamkeadaan mussafir) dan menetap di dalam negeri atau tempat tertentu dan shalat
jum’at juga memiliki syarat-syarat wajib dan syarat syah nya yang harusdilaksanakan, supaya
shalat jumat nya menjadi sempurna.

10
Daftar Pustaka

Ibnu Katsir, Tafsîr al-Qur’ân al-‘Adzîm

Kementerian Agama, Alqur’an dan Tafsirnya

Tafsir Al-Qasimi (Mahasinu Al-Ta'wil) - Muhammad Jamaluddin Al-Qasimi

https://tafsiralquran.id/tafsir-surah-al-jumuah-ayat-9-11/

https://mywordislamic.wordpress.com/2017/11/12/tafsir-q-s-al-jumuah-ayat-9-11/

11

Anda mungkin juga menyukai