SHALAT JUM’AT
Pembimbing:
Dra. ISTIANAH
Disusun Oleh :
Ica ila rohmatillah
Aninda Adelia Syafitri
Natasya aurelia yuniska
MTsN 1 Lamongan
Tanun 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Shalat Jum’at” dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata pelajaran fikih . Selain itu,
makalah ini bertujuan untuk menambah Ilmu dan wawasan Shalat Jum’at sesuai
dengan syariat islam bagi para pembaca dan juga kami sebagai penulis.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada ibu Dra. ISTIANAH selaku
pembimbing Mata pelajaran fikih. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu diselesailannya makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh dengan itu
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
Daftar Isi
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
BAB I......................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................4
1.3 Tujuan Masalah............................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................................5
2.1 Hukum Melaksankan Shalat Jum’at..............................................................................................5
2.2 Syarat-Syarat Melaksanakan Shalat Jum’at..................................................................................6
2.3 Tata cara shalat Jum’at.................................................................................................................8
2.4 Rukun, Syarat dan Tata cara Khutbah Jum’at................................................................................9
2.5 Sunah-Sunah Dalam Melaksanakan Shalat Jum’at.....................................................................11
2.6 Hikmah Melaksanakan Shalat Jum’at.........................................................................................11
BAB III..................................................................................................................................................12
PENUTUP..............................................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................................12
3.2 Saran..........................................................................................................................................12
Daftar Pustaka......................................................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
“Hari Jumat adalah ‘tuannya’ semua hari, dan hari yang paling agung. Di mata Allah, hari
Jumat lebih agung dari hari ldul Fitri dan ldul Adha.”
Sholat Jumat juga merupakan ibadah wajib tersendiri bagi kaum Laki-laki. Terkecuali, seperti
perempuan dan musafir. Bahkan, Allah SWT mengampuni 600 ribu penghuni neraka di hari
Jumat. Bagi orang-orang yang meninggal di hari Jumat, Allah juga akan mencatatkan pahala
syahid dan dijaga dari siksa kubur.
Dalam Al-Qur’an sendiri juga terdapat surat yang dinamai dengan surat Al-Jum’ah, surat yang
ke-62. Dalam ayat sembilan pada surat tersebut juga terdapat penjelasan tentang peritah untuk
melaksanakan shalat Jum’at. Ayat tersebut berbunyi sebagai berikut.
Yā ayyuhallażīna āmanū iżā nụdiya liṣ-ṣalāti miy yaumil-jumu'ati fas'au ilā żikrillāhi wa żarul
baī', żālikum khairul lakum ing kuntum ta'lamụn
“Wahai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, maka
bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Demikian itu adalah
baik bagimu sekalian jika mengetahui”
Artinya, seorang muslim laki-laki harus meninggalkan pekerjaannya untuk mengingat Allah.
Jangan sampai disibukkan dengan urusan dunia, yaitu jual-beli atau perdagangan, dan
segeralah menuju sholat Jumat.
Selain itu, dalil sholat Jumat dari sunnah, di antaranya adalah sabda Rasulullah saw:
"Demi Allah, berhentilah para lelaki yang sering meninggalkan sholat Jumat atau Allah akan
mengunci hati mereka dan menjadikannya orang-orang yang lalai" (Hadis Riwayat Muslim dari
Abi Hurairah).
Diriwayatkan juga dalam hadits riwayat Nasaa'i dari Hafshah, Rasulullah SAW bersabda:
"Pergi menunaikan shalat Jumat wajib bagi semua lelaki yang sudah baligh."
Bahkan, orang yang meninggalkan sholat Jumat layak diberi hukuman. Sesuai sabda Rasulullah
saw kepada mereka yang melalaikan sholat Jumat:
"Aku berniat menyuruh para lelaki untuk shalat berjamaah, lalu aku akan bakar rumah-rumah
orang yang meninggalkan shalat Jumat." (HR. Ahmad dan Muslim dari Ibnu Mas'ud).
BAB II
PEMBAHASAN
Yā ayyuhallażīna āmanū iżā nụdiya liṣ-ṣalāti miy yaumil-jumu'ati fas'au ilā żikrillāhi wa żarul
baī', żālikum khairul lakum ing kuntum ta'lamụn
Artinya :
Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, maka bersegeralah
kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu
jika kamu mengetahui.
2. Laki-laki
Syarat wajib sholat Jumat selanjutnya adalah laki-laki. Sholat Jumat tidak diwajibkan bagi
perempuan. Tetapi jika perempuan ingin melaksanakan sholat Jumat diperbolehkan
dengan beberapa syarat tertentu.
3. Merdeka
Maksudnya merdeka adalah mereka yang bukan seorang budak atau hamba sahaya. Hal
ini tertulis dalam riwayat hadist nabi yang berbunyi "Jumat adalah kewajiban bagi setiap
Muslim secara jamaah kecuali empat orang. Hamba sahaya yang dimiliki, perempuan,
anak kecil dan orang sakit". (HR. Abu Daud).
4. Tinggal di Tempat Dilaksanakannya Sholat Jumat
Sholat Jumat tidak diwajibkan bagi seorang musafir kecuali musafir tersebut berniat
menetap selama kurang lebih 4 hari. Sholat Jumat diwajibkan bagi seseorang yang
menetap di suatu kota maupun daerah yang luas. Sholat Jumat diwajibkan bagi mereka
yang bermukim di sebuah daerah.
Adapun diluar semua itu, atau orang yang mempunai halangan-halangan tertentu, tidak
terkena hukum wajib dalam melaksankan ibadah shalat Jum’at. Misalnya : perempuan, masih
anak-anak (belum baligh), orang yang sakit, orang yang sedang dalam kondisi berpergian, orang
yang mengalami gangguan jiwa (gila). Untuk orang yang sedang berpergian usahakan untuk
melaksanakannya di mesjid yang ada pada rute perjalanannya, meskipun dalam kondisi ini tidak
ada larangan untuk meninggalkannya. Tetapi, yang terpenting adalah ketika orang yang dalam
kondisi berpergian tersebut meninggalkan shalat Jumat, maka orang terrsebut harus tetap
melaksankan shalat Dzuhur (sebagai gantinnya).
Sedangkan untuk syarat-syarat sah melaksanakan shalat Jumat tersebut adalah :
1. Shalat Jumat dan kedua khutbah dilakukan di waktu zuhur seperti yang dijelaskan dalam
hadits berikut.
ُصلِّي ْال ُج ُم َعةَ ِح ْينَ تَ ِم ْي ُل ال َّش ْمس
َ َُأ َّن النَّبِيَّ َكانَ ي
“Sesungguhnya Nabi Saw melakukan shalat Jumat saat matahari condong ke barat (waktu
zhuhur)”. (HR.al-Bukhari dari sahabat Anas).
2. Dilaksanakan di area pemukiman warga. Boleh juga dilaksanakan di luar bangunan masjid
seperti lapangan.
ُ َواَل يُ ْشتَ َرطُ َأ ْن يُ ْعقَ َد ْال ُج ُم َعةُ فِي رُ ْك ٍن َأوْ َم ْس ِج ٍد بَلْ يَجُوْ ُز فِي الصَّحْ َرا ِء ِإ َذا كاَنَ َم ْع ُدوْ داً ِم ْن ِخطَّ ِة ْالبَلَ ِد فَِإ ْن بَ ُع َد ع َِن ْالبَلَ ِد بِ َحي
ْث
يَتَ َر َّخصُ ْال ُم َسافِ ُر ِإ َذا ا ْنتَهَى ِإلَ ْي ِه لَ ْم تَ ْن َعقِ ْد اَ ْل ُج ُم َعةُفِ ْيهَا
“Jumat tidak disyaratkan dilakukan di surau atau masjid, bahkan boleh di tanah lapang apabila
masih tergolong bagian daerah pemukiman warga. Bila jauh dari daerah pemukiman warga,
sekira musafir dapat mengambil rukhshah di tempat tersebut, maka Jumat tidak sah
dilaksanakan di tempat tersebut”. (al-Ghazali, al-Wasith, juz.2, hal.263, [Kairo: Dar al-Salam],
cetakan ketiga tahun 2012).
3. Rakaat pertama harus dilaksanakan secara berjamaah.
Apabila dalam rakaat kedua jamaah Jumat niat mufaraqah (berpisah dari Imam) dan
menyempurnakan ibadahnya sendiri-sendiri, maka shalat Jumat tetap sah.
4. Menurut pendapat kuat dalam mazhab Syafi’i, jumlah minimal melaksanakan shalat Jumat
adalah 40 orang. Namun, terdapat pendapat lain yang mengatakan bahwa shalat Jumat tetap
dianggap sah apabila hanya ada 4 - 12 orang.
Al-Jamal al-Habsyi sebagaimana dikutip Syekh Abu Bakr bin Syatha mengatakan:
َ ب ال َّشافِ ِع ِّي بِِإقَا َمتِهَا بَِأرْ بَ َع ٍة َأوْ بِ ْاثن َْي َع َش َر فَاَل بَْأ
س بِ َذلِكَ ِإ ْذ اَل ِ قَا َل ْال َج َم ُل ْال َح ْب ِش ُّي فَا ِ َذا َعلِ َم ْال َعا ِم ُّي َأ ْن يُقَلِّ َد بِقَ ْلبِ ِه َم ْن يَقُوْ ُل ِم ْن َأصْ َحا
ُعس َْر فِ ْي ِه
“Berkata Syekh al-Jamal al-Habsyi; Bila orang awam mengetahui di dalam hatinya bertaklid
kepada ulama dari ashab Syafi’i yang mencukupkan pelaksanaan Jumat dengan 4 atau 12 orang,
maka hal tersebut tidak masalah, karena tidak ada kesulitan dalam hal tersebut”. (Syekh Abu
Bakr bin Syatha, Jam’u al-Risalatain, hal.18).
5. Melaksanakan shalat Jumat dilakukan satu kali. Sebagaimana dijelaskan oleh Syekh Abu Bakr
bin Syatha’, yaitu:
اف ْال َم َحلِّ بِال َّشرْ ِط ْ ان اَوْ لِقِتَا ٍل بَ ْينَهُ ْم اَوْ ِلبُ ْع ِد َأ
ِ ط َر ِ ْق ْال َم َك َ ِص ُل َأ َّن ُع ْس َر اجْ تِ َما ِع ِه ْم اَ ْل ُم َج ِّو َز لِلتَّ َع ُّد ِد ِإ َّما ل
ِ ضي ِ َو ْال َحا
“Kesimpulannya, sulitnya mengumpulkan jamaah Jumat yang memperbolehkan berbilangannya
pelaksanaan Jumat adakalanya karena faktor sempitnya tempat, pertikaian di antara penduduk
daerah atau jauhnya tempat sesuai dengan syaratnya”. (Syekh Abu Bakr bin Syatha, Jam’u al-
Risalatain, hal.4).
6. Didahului dengan dua sesi khutbah. Sebelum shalat Jumat dilakukan, harus terlebih
melakukan dulu dua khutbah. Ketetapan ini sesuai dengan hadits Nabi Muhammad SAW
sebagai berikut.
َ ِ َأ َّن َرسُو َل هَّللا
صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َكانَ يَ ْخطُبُ قَاِئ ًما ثُ َّم يَجْ لِسُ ثُ َّم يَقُو ُم فَيَ ْخطُبُ قَاِئ ًما
“Rasulullah Saw berkhutbah dengan berdiri kemudian duduk, kemudian berdiri lagi
melanjutkan khutbahnya”. (HR. Muslim).
“Aku niat melakukan salat Jumat 2 rakaat, sambil menghadap kiblat, saat ini, menjadi
makmum, karena Allah ta’ala.”
2. Membaca Doa Iftitah
3. Membaca/mendengar surat Al Fatihah yang dibaca imam
4. Membaca/mendengarkan surat atau ayat-ayat yang dibaca imam
5. Ruku' disertai Tuma'ninah
6. Sujud disertai Tuma'ninah
7. Duduk di antara dua sujud disertai dengan Tuma'ninah kemudian membaca doa:
ار ُز ْقنِ ْي َوا ْه ِدنِ ْي َوعَافِنِ ْي َواعْفُ َعنِّ ْي
ْ ارفَ ْعنِ ْي َو
ْ اجبُ ْرنِ ْي َو ْ َر ِّب ا ْغفِ ْرلِ ْي َو
ْ ار َح ْمنِ ْي َو
(Robbi firli warhamni wajburni warfakni wahdini waafini wafuani)
9. Sujud kedua, lalu membaca ُس ْب َحانَ َربِّ َي ْاالَ ْعلَى َوبِ َح ْم ِد ِه
(Subhanna robbial akla wabihamdi)
10. Berdiri kembali dan melaksanakan sholat seperti rakaat pertama hingga tasyahud (tahiyyat)
akhir
11. Mengucapkan salam
Adapun tata cara khutbah shalat Jumat sesuai dengan sunnah yang telah dianjurkan.
Tata cara khutbah shalat Jumat sesuai sunnah tersebut merupakan tata cara khutbah
Jumat sesuai anjuran Rasul.
Berikut tata cara khutbah shalat Jumat sesuai sunnah yang perlu dipahami dan dipraktikkan:
1. Khatib berdiri di atas mimbar atau tempat yang lebih tinggi lalu mengucapkan salam. Tata
cara khutbah shalat Jumat sesuai sunnah yang pertama adalah mengucapkan salam. Setelah
berdiri, khatib dianjurkan untuk mengucapkan salam pada jamaah yang ada sebagaimana
disebutkan dalam hadits Jabir bin Abdullah,
“Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam jika telah naik mimbar biasa mengucapkan
salam”. HR Ibnu Majah, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Ibnu Majah.
2. Duduk menanti azan selesai sambil menirukan azan. Setelah mengucap salam, maka
suara azan akan dikumandagkan. Khatib dianjurkan untuk duduk mendengarkan dan
menirukan hingga azan selesai.
3. Kemudian berdiri untuk berkhutbah. Sebelum memulai berkhutbah hendaknya membuka
khutbah sesuai dengan rukun khutbah, yaitu dengan membaca alhamdulilah, sanjungan
kepada Allah, syahadat, shalawat, bacaan ayat-ayat taqwa, dan perkataan amma ba’d.
5. Duduk di antara dua khutbah. Saat telah menyampaikan khutbah pertama hendaknya
khatib duduk sejenak untuk beristirahat sebelum menyampaikan khutbah kedua.
6. Khutbah Jumat hendaknya tidak terlalu panjang. Khutbah hendaknya tidak boleh lebih
lama dari durasi shalat Jumat.
7. Hendaknya khatib fasih dan keras suaranya. Dalam berkhutbah, khatib hendaknya
melantangkan suara dan menyampaikan khutbahnya dengan jelas. Hal ini agar jamaah yang
mendengarkan paham akan kata-kata yang diucapkan.
8. khutbah hendaknya disudahi dengan permohonan ampunan kepada Allah SWT. Saat
mencapai akhir khutbah, hendaknya ditutup dengan kalimat permohonan ampun pada
Allah SWT. Kalimat permohonan ampun ini dapat disampaikan pada khutbah kedua.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa shalat Jum’at diwajibkan bagi kaum
laki-laki. Mendirikan sholat Jumat hukumnya adalah fardhu 'ain (wajib), bagi yang
mengingkarinya akan dianggap kafir karena telah diberikan dalil sholat Jum’at yang jelas.
Adapun syarat-syaratnya sebagaimana syarat-syarat shalat lainnya.
3.2 Saran
Makalah yang disajikan ini tidak lepas dari kekurangan dan bahkan belum sempurna.
Untuk itu kami mohon maaf dan kritikannya guna perbaikan makalah ini selanjutnya. Semoga
bermanfaat. Amin.
Daftar Pustaka
- https://www.portal-ilmu.com/2020/01/shalat-jumat-pengertian-hukum-rukun_11.html
- https://news.detik.com/berita/d-5367196/5-syarat-wajib-sholat-jumat-yang-harus-
diketahui
- https://kumparan.com/berita-hari-ini/6-syarat-sah-shalat-jumat-yang-wajib-dipahami-
1vPv0j4naS5/full
- https://www.inews.id/lifestyle/muslim/rukun-khutbah-jumat/5
- https://www.99.co/blog/indonesia/tata-cara-sholat-jumat/
- https://id.berita.yahoo.com/tata-cara-khutbah-shalat-jumat-063520143.html?
guccounter=1&guce_referrer=aHR0cHM6Ly93d3cuZ29vZ2xlLmNvbS8&guce_referrer_si
g=AQAAAJ4TNkxwg7n6agUewcd7dRxcGrxVPHJlK32xSbaIvA9O5qqFvnecOt321RR8GI6FX
qDyb0wYJo5fKAh75nCzk4J3bG7OMxiHPLc4zvbDS96FfHlOwdzoqrldjhnKJ19KDAu4jxPIS6
psIdEP_AUYIAKCxVor8BSQtUgvcjPZz2MR
-