Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SHALAT JUM’AT

Dosen Pengampu :
Toto Tohari S.Th.I.,M.A

Disusun Oleh :
 Muhammad Allif Hardiansyah (2002033037)
 Dafa Wahyu Kuncoro (2002033023)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR HAMKA


PROGRAM STUDI D3 PERPAJAKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JAKARTA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Shalat Jum’at” dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ibadah Akhlak. Selain
itu, makalah ini bertujuan untuk menambah Ilmu dan wawasan Shalat Jum’at
sesuai dengan syariat islam bagi para pembaca dan juga kami sebagai penulis.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Toto Tohari S.Th.I., M.Ag
selaku dosen Mata Kuliah Ibadah Akhlak. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu diselesailannya makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh dengan itu
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 28 Oktober 2021

Penulis
Daftar Isi
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
BAB I......................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................4
1.3 Tujuan Masalah............................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................................5
2.1 Hukum Melaksankan Shalat Jum’at..............................................................................................5
2.2 Syarat-Syarat Melaksanakan Shalat Jum’at..................................................................................6
2.3 Tata cara shalat Jum’at.................................................................................................................8
2.4 Rukun, Syarat dan Tata cara Khutbah Jum’at................................................................................9
2.5 Sunah-Sunah Dalam Melaksanakan Shalat Jum’at.....................................................................11
2.6 Hikmah Melaksanakan Shalat Jum’at.........................................................................................11
BAB III..................................................................................................................................................12
PENUTUP..............................................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................................12
3.2 Saran..........................................................................................................................................12
Daftar Pustaka......................................................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Shalat Jum’at adalah aktivitas ibadah salat wajib yang dilaksanakan secara berjama'ah bagi
lelaki muslim setiap hari Jumat. Shalat yang dilakukan dengan berjamaah bersama di waktu
siang hari (Dzuhur), namaun pelaksanaannya berbeda dengan shalat Dzuhur. Jika shalat Dzuhur
ini berjumlah empat rakaat, shalat Jum’at mempunyai jumlah dua rakaat, yang sebelum
pelaksanaannya didahului dengan khutbah terlebih dahulu. Shalat Jum’at diwajibkan bagi
setiap muslim laki-laki yang sudah akil baligh.
Mendirikan sholat Jumat hukumnya adalah fardhu 'ain (wajib), bagi yang mengingkarinya akan
dianggap kafir karena telah diberikan dalil sholat Jum’at yang jelas. Dalil keutamaan sholat
Jumat disebutkan dalam hadist Abi Lubanah yang diriwayatkan secara marfu':

“Hari Jumat adalah ‘tuannya’ semua hari, dan hari yang paling agung. Di mata Allah, hari
Jumat lebih agung dari hari ldul Fitri dan ldul Adha.”

Sholat Jumat juga merupakan ibadah wajib tersendiri bagi kaum Laki-laki. Terkecuali, seperti
perempuan dan musafir. Bahkan, Allah SWT mengampuni 600 ribu penghuni neraka di hari
Jumat. Bagi orang-orang yang meninggal di hari Jumat, Allah juga akan mencatatkan pahala
syahid dan dijaga dari siksa kubur.
Dalam Al-Qur’an sendiri juga terdapat surat yang dinamai dengan surat Al-Jum’ah, surat yang
ke-62. Dalam ayat sembilan pada surat tersebut juga terdapat penjelasan tentang peritah untuk
melaksanakan shalat Jum’at. Ayat tersebut berbunyi sebagai berikut.

َ‫ُوا ْٱلبَ ْي َع ۚ ٰ َذلِ ُك ْم َخ ْي ٌر لَّ ُك ْم ِإن ُكنتُ ْم تَ ْعلَ ُمون‬


۟ ‫صلَ ٰو ِة ِمن يَوْ ِم ْٱل ُج ُم َع ِة فَٱ ْس َعوْ ۟ا لَ ٰى ِذ ْكر ٱهَّلل ِ َو َذر‬
ِ ‫ِإ‬ َ ‫ٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءا َمنُ ٓو ۟ا ِإ َذا نُو ِد‬
َّ ‫ى لِل‬

Yā ayyuhallażīna āmanū iżā nụdiya liṣ-ṣalāti miy yaumil-jumu'ati fas'au ilā żikrillāhi wa żarul
baī', żālikum khairul lakum ing kuntum ta'lamụn

“Wahai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, maka
bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Demikian itu adalah
baik bagimu sekalian jika mengetahui”

Artinya, seorang muslim laki-laki harus meninggalkan pekerjaannya untuk mengingat Allah.
Jangan sampai disibukkan dengan urusan dunia, yaitu jual-beli atau perdagangan, dan
segeralah menuju sholat Jumat.

Selain itu, dalil sholat Jumat dari sunnah, di antaranya adalah sabda Rasulullah saw:
"Demi Allah, berhentilah para lelaki yang sering meninggalkan sholat Jumat atau Allah akan
mengunci hati mereka dan menjadikannya orang-orang yang lalai" (Hadis Riwayat Muslim dari
Abi Hurairah).

Diriwayatkan juga dalam hadits riwayat Nasaa'i dari Hafshah, Rasulullah SAW bersabda:

"Pergi menunaikan shalat Jumat wajib bagi semua lelaki yang sudah baligh."

Bahkan, orang yang meninggalkan sholat Jumat layak diberi hukuman. Sesuai sabda Rasulullah
saw kepada mereka yang melalaikan sholat Jumat:

"Aku berniat menyuruh para lelaki untuk shalat berjamaah, lalu aku akan bakar rumah-rumah
orang yang meninggalkan shalat Jumat." (HR. Ahmad dan Muslim dari Ibnu Mas'ud).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa hukum Melaksanakan Shalat Jum’at ?
2. Apa saja syarat-syarat melaksanakan shalat Jum’at ?
3. Bagaimana tata cara shalat Jum’at ?
4. Apa saja Rukun Khutbah & syarat-syarat Khutbah ?
5. Apa saja sunah-sunah dalam melaksankan shalat Jum’at ?
6. Apa Hikmah melaksanakan shalat Jum’at ?

1.3 Tujuan Masalah


1. Mengetahui dan memahami hukum melaksanakan shalat Jum’at
2. Mengetahui syarat-syarat shalat Jum’at
3. Mengetahui dan Memahami tata cara shalat Jum’at
4. Mengetahui dan memahami Rukun, syarat & tata cara Khutbah
5. Mengetahui sunah-sunah Khutbah
6. Mengetauhi Hikmah shalat Jum’at
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hukum Melaksankan Shalat Jum’at


Sholat Jumat hukumnya fardhu ain, artinya wajib atas tiap-tiap laki-laki yang dewasa yang
beragama Islam merdeka dan tetap dalam negeri. Tidak wajib Jumat bagi wanita, anak-anak,
hamba sahaya, dan musafir. Allah SWT berfirman dalam surat Al Jumuah ayat 9.

  َ‫ُوا ْٱلبَ ْي َع ۚ ٰ َذلِ ُك ْم َخ ْي ٌر لَّ ُك ْم ِإن ُكنتُ ْم تَ ْعلَ ُمون‬


۟ ‫صلَ ٰو ِة ِمن يَوْ ِم ْٱل ُج ُم َع ِة فَٱ ْس َعوْ ۟ا لَ ٰى ِذ ْكر ٱهَّلل ِ َو َذر‬
ِ ‫ِإ‬ َ ‫ ٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءا َمنُ ٓو ۟ا ِإ َذا نُو ِد‬Arab-
َّ ‫ى لِل‬

Yā ayyuhallażīna āmanū iżā nụdiya liṣ-ṣalāti miy yaumil-jumu'ati fas'au ilā żikrillāhi wa żarul
baī', żālikum khairul lakum ing kuntum ta'lamụn
Artinya :
Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, maka bersegeralah
kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu
jika kamu mengetahui.

2.2 Syarat-Syarat Melaksanakan Shalat Jum’at


Ada Dua macam syarat dalam melaksanakan shalat Jum’at, yaitu syarat wajib dan syarat Sah.
Adapun syarat-syarat shalat Jum’at adalah :
Syarat Wajib Shalat Jum’at :
1. Islam, baligh, dan berakal
Syarat wajib sholat Jumat yang pertama adalah beragama islam, sudah baligh, dan
berakal sehat. Selain ketiga syarat tersebut, menurut madzhab Maliki ada tujuh
tambahan lagi yaitu tidak sedang haidh atau nifas, sudah masuk waktu sholat, tidak
sedang tertidur, tidak lupa, tidak membenci sholat Jumat, adanya aliran air untuk yang
tinggal di dataran tinggi, dan dapat dilakukan sesuai kemampuannya.

2. Laki-laki
Syarat wajib sholat Jumat selanjutnya adalah laki-laki. Sholat Jumat tidak diwajibkan bagi
perempuan. Tetapi jika perempuan ingin melaksanakan sholat Jumat diperbolehkan
dengan beberapa syarat tertentu.

3. Merdeka
Maksudnya merdeka adalah mereka yang bukan seorang budak atau hamba sahaya. Hal
ini tertulis dalam riwayat hadist nabi yang berbunyi "Jumat adalah kewajiban bagi setiap
Muslim secara jamaah kecuali empat orang. Hamba sahaya yang dimiliki, perempuan,
anak kecil dan orang sakit". (HR. Abu Daud).
4. Tinggal di Tempat Dilaksanakannya Sholat Jumat
Sholat Jumat tidak diwajibkan bagi seorang musafir kecuali musafir tersebut berniat
menetap selama kurang lebih 4 hari. Sholat Jumat diwajibkan bagi seseorang yang
menetap di suatu kota maupun daerah yang luas. Sholat Jumat diwajibkan bagi mereka
yang bermukim di sebuah daerah.

5. Tidak Mendapatkan Halangan


Syarat wajib sholat Jumat yang kelima adalah tidak mendapatkan halangan yang berarti
mereka yang sehat, merasa aman, merdeka, dapat berjalan, tidak ada hal yang
menahannya, tidak hujan lebat, berlumpur, maupun bersalju, dan lain sebagainya.

Adapun diluar semua itu, atau orang yang mempunai halangan-halangan tertentu, tidak
terkena hukum wajib dalam melaksankan ibadah shalat Jum’at. Misalnya : perempuan, masih
anak-anak (belum baligh), orang yang sakit, orang yang sedang dalam kondisi berpergian, orang
yang mengalami gangguan jiwa (gila). Untuk orang yang sedang berpergian usahakan untuk
melaksanakannya di mesjid yang ada pada rute perjalanannya, meskipun dalam kondisi ini tidak
ada larangan untuk meninggalkannya. Tetapi, yang terpenting adalah ketika orang yang dalam
kondisi berpergian tersebut meninggalkan shalat Jumat, maka orang terrsebut harus tetap
melaksankan shalat Dzuhur (sebagai gantinnya).
Sedangkan untuk syarat-syarat sah melaksanakan shalat Jumat tersebut adalah :

1. Shalat Jumat dan kedua khutbah dilakukan di waktu zuhur seperti yang dijelaskan dalam
hadits berikut.
ُ‫صلِّي ْال ُج ُم َعةَ ِح ْينَ تَ ِم ْي ُل ال َّش ْمس‬
َ ُ‫َأ َّن النَّبِيَّ َكانَ ي‬
“Sesungguhnya Nabi Saw melakukan shalat Jumat saat matahari condong ke barat (waktu
zhuhur)”. (HR.al-Bukhari dari sahabat Anas).
2. Dilaksanakan di area pemukiman warga. Boleh juga dilaksanakan di luar bangunan masjid
seperti lapangan.
ُ ‫َواَل يُ ْشتَ َرطُ َأ ْن يُ ْعقَ َد ْال ُج ُم َعةُ فِي رُ ْك ٍن َأوْ َم ْس ِج ٍد بَلْ يَجُوْ ُز فِي الصَّحْ َرا ِء ِإ َذا كاَنَ َم ْع ُدوْ داً ِم ْن ِخطَّ ِة ْالبَلَ ِد فَِإ ْن بَ ُع َد ع َِن ْالبَلَ ِد بِ َحي‬
‫ْث‬
‫يَتَ َر َّخصُ ْال ُم َسافِ ُر ِإ َذا ا ْنتَهَى ِإلَ ْي ِه لَ ْم تَ ْن َعقِ ْد اَ ْل ُج ُم َعةُفِ ْيهَا‬
“Jumat tidak disyaratkan dilakukan di surau atau masjid, bahkan boleh di tanah lapang apabila
masih tergolong bagian daerah pemukiman warga. Bila jauh dari daerah pemukiman warga,
sekira musafir dapat mengambil rukhshah di tempat tersebut, maka Jumat tidak sah
dilaksanakan di tempat tersebut”. (al-Ghazali, al-Wasith, juz.2, hal.263, [Kairo: Dar al-Salam],
cetakan ketiga tahun 2012).
3. Rakaat pertama harus dilaksanakan secara berjamaah.
Apabila dalam rakaat kedua jamaah Jumat niat mufaraqah (berpisah dari Imam) dan
menyempurnakan ibadahnya sendiri-sendiri, maka shalat Jumat tetap sah.
4. Menurut pendapat kuat dalam mazhab Syafi’i, jumlah minimal melaksanakan shalat Jumat
adalah 40 orang. Namun, terdapat pendapat lain yang mengatakan bahwa shalat Jumat tetap
dianggap sah apabila hanya ada 4 - 12 orang.
Al-Jamal al-Habsyi sebagaimana dikutip Syekh Abu Bakr bin Syatha mengatakan:
َ ‫ب ال َّشافِ ِع ِّي بِِإقَا َمتِهَا بَِأرْ بَ َع ٍة َأوْ بِ ْاثن َْي َع َش َر فَاَل بَْأ‬
‫س بِ َذلِكَ ِإ ْذ اَل‬ ِ ‫قَا َل ْال َج َم ُل ْال َح ْب ِش ُّي فَا ِ َذا َعلِ َم ْال َعا ِم ُّي َأ ْن يُقَلِّ َد بِقَ ْلبِ ِه َم ْن يَقُوْ ُل ِم ْن َأصْ َحا‬
‫ُعس َْر فِ ْي ِه‬
“Berkata Syekh al-Jamal al-Habsyi; Bila orang awam mengetahui di dalam hatinya bertaklid
kepada ulama dari ashab Syafi’i yang mencukupkan pelaksanaan Jumat dengan 4 atau 12 orang,
maka hal tersebut tidak masalah, karena tidak ada kesulitan dalam hal tersebut”. (Syekh Abu
Bakr bin Syatha, Jam’u al-Risalatain, hal.18).
5. Melaksanakan shalat Jumat dilakukan satu kali. Sebagaimana dijelaskan oleh Syekh Abu Bakr
bin Syatha’, yaitu:
‫اف ْال َم َحلِّ بِال َّشرْ ِط‬ ْ ‫ان اَوْ لِقِتَا ٍل بَ ْينَهُ ْم اَوْ لِبُ ْع ِد َأ‬
ِ ‫ط َر‬ ِ ‫ْق ْال َم َك‬ َ ِ‫ص ُل َأ َّن ُع ْس َر اجْ تِ َما ِع ِه ْم اَ ْل ُم َج ِّو َز لِلتَّ َع ُّد ِد ِإ َّما ل‬
ِ ‫ضي‬ ِ ‫َو ْال َحا‬
“Kesimpulannya, sulitnya mengumpulkan jamaah Jumat yang memperbolehkan berbilangannya
pelaksanaan Jumat adakalanya karena faktor sempitnya tempat, pertikaian di antara penduduk
daerah atau jauhnya tempat sesuai dengan syaratnya”. (Syekh Abu Bakr bin Syatha, Jam’u al-
Risalatain, hal.4).
6. Didahului dengan dua sesi khutbah. Sebelum shalat Jumat dilakukan, harus terlebih
melakukan dulu dua khutbah. Ketetapan ini sesuai dengan hadits Nabi Muhammad SAW
sebagai berikut.
َ ِ ‫َأ َّن َرسُو َل هَّللا‬
‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َكانَ يَ ْخطُبُ قَاِئ ًما ثُ َّم يَجْ لِسُ ثُ َّم يَقُو ُم فَيَ ْخطُبُ قَاِئ ًما‬
“Rasulullah Saw berkhutbah dengan berdiri kemudian duduk, kemudian berdiri lagi
melanjutkan khutbahnya”. (HR. Muslim).

2.3 Tata cara shalat Jum’at


Sholat Jumat dilaksanakan sebagaimana sholat dua rakaat lainnya.
Namun demikian, sebelum sholat Jumat, makmum diharuskan mendengarkan khutbah.
Berikut ini adalah tata cara sholat Jumat:
1. Niat, kemudian Takbiratul Ikhram
‫ض ال ُج ْم َع ِة َر ْك َعتَ ْي ِن ُم ْستَ ْقبِ َل ْالقِ ْبلَ ِة اَدَا ًء َماْ ُموْ ًما هَّلِل ِ تَ َعالَى‬ َ ُ‫ا‬
َ ْ‫صلِّ ْي فَر‬

“Ushollii fardlol jum’ati rak’ataini mustaqbilal qiblati adaa-an ma-muuman lillaahi


ta’aala.”
“Aku niat melakukan salat Jumat 2 rakaat, sambil menghadap kiblat, saat ini, menjadi
makmum, karena Allah ta’ala.”
2. Membaca Doa Iftitah
3. Membaca/mendengar surat Al Fatihah yang dibaca imam
4. Membaca/mendengarkan surat atau ayat-ayat yang dibaca imam
5. Ruku' disertai Tuma'ninah
6. Sujud disertai Tuma'ninah
7. Duduk di antara dua sujud disertai dengan Tuma'ninah kemudian membaca doa:
‫ار ُز ْقنِ ْي َوا ْه ِدنِ ْي َوعَافِنِ ْي َواعْفُ َعنِّ ْي‬
ْ ‫ارفَ ْعنِ ْي َو‬
ْ ‫اجبُ ْرنِ ْي َو‬ ْ ‫َر ِّب ا ْغفِ ْرلِ ْي َو‬
ْ ‫ار َح ْمنِ ْي َو‬
(Robbi firli warhamni wajburni warfakni wahdini waafini wafuani)
9. Sujud kedua, lalu membaca  ‫ ُس ْب َحانَ َربِّ َي ْاالَ ْعلَى َوبِ َح ْم ِد ِه‬ 
(Subhanna robbial akla wabihamdi)
10. Berdiri kembali dan melaksanakan sholat seperti rakaat pertama hingga tasyahud (tahiyyat)
akhir
11. Mengucapkan salam

2.4 Rukun, Syarat dan Tata cara Khutbah Jum’at


 Rukun ini adalah sesuatu yang tidak boleh ditingalkan dalam suatu ibadah, dalam hal ini
khutbah Jum’at. Rukun-rukun ini harus dipenuhi orang yang berkhutbah (khotib) dalam
khutbah Jum’at yang disampaikannya, adapun rukun-rukun khutbah Jum’at adalah :
1. Rukun Khutbah Jumat Pertama Baca Hamdalah dan Dua kalimat syahadat.
Membaca hamdalah adalah mengucapkan lafadz alhamdulillah, innalhamda lillah,
ahmadullah atau lafadz-lafadz yang sejenisnya pada awal khutbah Jumat. Dasarnya
adalah hadits nabi SAW : ‫ ُكلُّ َكالَ ٍم الَ يُ ْب َدُأ فِي ِه باِل َح ْم ِد هَّلِل ِ فَهُ َو َأجْ َذم‬Semua perkataan yang tidak
dimulai dengan hamdalah maka perkataan itu terputus. (HR. Abu Daud).
2. Rukun Khutbah Jumat Kedua Bershalawat Kepada Nabi SAW.
Rukun khutbah Jumat kedua yakni membaca Shalawat kepada Rasulullah SAW bisa
dengan lafadz yang sederhana, seperti : ‫ص ِّل َعلَى ُم َح َّم ٍد‬ َ ‫ اللَّهُ َّم‬Ya Allah limpahkanlah shalawat
kepada Muhamamd Tidak diharuskan menyampaikan salam, dan juga tidak harus
dengan shalawat kepada keluarga beliau. Minimal sekali hanya sekedar shalawat saja.
3. Rukun Khutbah Jumat Ketiga Membaca Petikan Ayat Al-Quran.
Sebagian ulama mengatakan bahwa karena khutbah Jumat itu pengganti dari dua rakaat
shalat yang ditinggalkan, maka membaca ayat Al-Quran dalam khutbah hukumnya
ٍ َ ‫ َكانَ يَ ْق َرأ آيا‬Rasulullah SAW membaca
َ َّ‫ت َويُ َذ ِّك ُر الن‬
wajib. Dasarnya adalah hadits Nabi SAW: ‫اس‬
beberapa ayat Al-Quran dan mengingatkan orang-orang.

4. Rukun Khutbah Jumat Keempat Nasihat atau Wasiyat.


Nasihat atau washiyat yang menjadi rukun intinya sekedar menyampaikan pesan untuk
taat kepada Allah SWT dan sejenisnya. Atau setidaknya untuk menjauhi larangan-
larangan dari Allah SWT. Misalnya seperti lafadz berikut ini : ‫اص ْي ِه‬ ِ ‫اَ ِطيعُوا هللاَ َواجْ تَنِبُوا َم َع‬
Taatilah Allah dan jauhilah maksiat
5. Rukun Khutbah Kelima Membaca Doa dan Permohonan Ampunan.
Doa atau pemohonan ampun untuk umat Islam dijadikan rukun yang harus disampaikan
dalam khutbah Jumat menurut mazhab As-Ssyafi'iyah. Minimal sekedar membaca lafadz
:‫ت‬ِ ‫ اللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْسلِ ِم ْينَ َوالمـ ُ ْسلِ َما‬Ya Allah ampunilah orang-orang muslim dan muslimah .

Rukun Khutbah Jumat Menurut Ulama 3 Mazhab Ahmad Sarwat menjelaskan, para
ulama berbeda pendapat ketika menyebutkan apa saja yang merupakan rukun dalam
khutbah Jumat. Sehingga ketika dijumlahkan, ternyata jumlahnya berbeda-beda pada
tiap mazhab. Dalam pandangan Mazhab Al-Hanafiyah memang terdengar aneh bagi
Muslim di Indonesia karena menyebutkan rukun khutbah jumat itu hanya satu, yaitu
membaca hamdalah, tahlil dan tasbih.

 Adapun syarat-syarat dalam menyampaikan khutbah Jum’at ini adalah :


1. Sudah masuk waktu shalat Jum’at
2. Orang yang berkhutbah (khotib) sedang dalam keadaan suci serta tertutup auratnya
3. Menyampaikan materi khutbah dengann suara yang jelas
4. Menederhanakan materi khutbah (tidak berkepanjangan)
5. Duduk sejenak antara khutbah pertama dan kedua

 Adapun tata cara khutbah shalat Jumat sesuai dengan sunnah yang telah dianjurkan.
Tata cara khutbah shalat Jumat sesuai sunnah tersebut merupakan tata cara khutbah
Jumat sesuai anjuran Rasul.
Berikut tata cara khutbah shalat Jumat sesuai sunnah yang perlu dipahami dan dipraktikkan:

1. Khatib berdiri di atas mimbar atau tempat yang lebih tinggi lalu mengucapkan salam. Tata
cara khutbah shalat Jumat sesuai sunnah yang pertama adalah mengucapkan salam. Setelah
berdiri, khatib dianjurkan untuk mengucapkan salam pada jamaah yang ada sebagaimana
disebutkan dalam hadits Jabir bin Abdullah,

“Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam jika telah naik mimbar biasa mengucapkan
salam”. HR Ibnu Majah, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Ibnu Majah.

2. Duduk menanti azan selesai sambil menirukan azan. Setelah mengucap salam, maka
suara azan akan dikumandagkan. Khatib dianjurkan untuk duduk mendengarkan dan
menirukan hingga azan selesai.

3. Kemudian berdiri untuk berkhutbah. Sebelum memulai berkhutbah hendaknya membuka


khutbah sesuai dengan rukun khutbah, yaitu dengan membaca alhamdulilah, sanjungan
kepada Allah, syahadat, shalawat, bacaan ayat-ayat taqwa, dan perkataan amma ba’d.

4. Khatib berkhutbah dengan berdiri, menghadapkan wajah kepada jamaah. Saat


berkhutbah, khatib dianjurkan untuk berdiri dan menghadapkan wajahnya pada para
jamaah. Namun, jika khatib tidak dapat berdiri maka khutbah dapat dilakukan dengan posisi
duduk.

5. Duduk di antara dua khutbah. Saat telah menyampaikan khutbah pertama hendaknya
khatib duduk sejenak untuk beristirahat sebelum menyampaikan khutbah kedua.

6. Khutbah Jumat hendaknya tidak terlalu panjang. Khutbah hendaknya tidak boleh lebih
lama dari durasi shalat Jumat.

7. Hendaknya khatib fasih dan keras suaranya. Dalam berkhutbah, khatib hendaknya
melantangkan suara dan menyampaikan khutbahnya dengan jelas. Hal ini agar jamaah yang
mendengarkan paham akan kata-kata yang diucapkan.

8. khutbah hendaknya disudahi dengan permohonan ampunan kepada Allah SWT. Saat
mencapai akhir khutbah, hendaknya ditutup dengan kalimat permohonan ampun pada
Allah SWT. Kalimat permohonan ampun ini dapat disampaikan pada khutbah kedua.

2.5 Sunah-Sunah Dalam Melaksanakan Shalat Jum’at

1. Bersuci atau membersihkan tubuh (mandi) terlebih dahulu sebelum berangkat ke


masjid.
2. Memakai pakaian yang bagus, sopan dan rapi.
3. Memakai minyak wangi.
4. Memotong kuku dan merapikan rambut yang sudah panjang dengan rapi.
5. Bersegera untuk pergi ke mesjid dan usahkan shalat tahiyyatul masjid setelah sampai ke
masjid.
6. Semari menunggu khutbah bacalah Al-Qur’an atau berdzikir mengingat Allah Swt.
7. Mendengarkan dengan baik khutbah Jum’at yang disampaikan oleh khotib, dab tidak
ramai.

2.6 Hikmah Melaksanakan Shalat Jum’at

1. Untuk meningkatkan iman dan takwa kita kepada Allah Swt.


2. Menjalin hubungan silatuhrahmi sesama muslim
3. Menambah wawasan kita melalui materi-materi yang ada dalam khutbah Jum’at
4. Untuk mendapatkan ampunan dari Allah Swt.
5. DLL

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa shalat Jum’at diwajibkan bagi kaum
laki-laki. Mendirikan sholat Jumat hukumnya adalah fardhu 'ain (wajib), bagi yang
mengingkarinya akan dianggap kafir karena telah diberikan dalil sholat Jum’at yang jelas.
Adapun syarat-syaratnya sebagaimana syarat-syarat shalat lainnya.

3.2 Saran

Makalah yang disajikan ini tidak lepas dari kekurangan dan bahkan belum sempurna.
Untuk itu kami mohon maaf dan kritikannya guna perbaikan makalah ini selanjutnya. Semoga
bermanfaat. Amin.

Daftar Pustaka

- https://www.portal-ilmu.com/2020/01/shalat-jumat-pengertian-hukum-rukun_11.html
- https://news.detik.com/berita/d-5367196/5-syarat-wajib-sholat-jumat-yang-harus-
diketahui
- https://kumparan.com/berita-hari-ini/6-syarat-sah-shalat-jumat-yang-wajib-dipahami-
1vPv0j4naS5/full
- https://www.inews.id/lifestyle/muslim/rukun-khutbah-jumat/5
- https://www.99.co/blog/indonesia/tata-cara-sholat-jumat/
- https://id.berita.yahoo.com/tata-cara-khutbah-shalat-jumat-063520143.html?
guccounter=1&guce_referrer=aHR0cHM6Ly93d3cuZ29vZ2xlLmNvbS8&guce_referrer_si
g=AQAAAJ4TNkxwg7n6agUewcd7dRxcGrxVPHJlK32xSbaIvA9O5qqFvnecOt321RR8GI6FX
qDyb0wYJo5fKAh75nCzk4J3bG7OMxiHPLc4zvbDS96FfHlOwdzoqrldjhnKJ19KDAu4jxPIS6
psIdEP_AUYIAKCxVor8BSQtUgvcjPZz2MR
-

Anda mungkin juga menyukai