Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Bidang study : Keperawatan Komunitas


2. Topik : Senam Hipertensi
3. Sub topik :
1) Pengertian Senam Hipertensi
2) Manfaat Senam Hipertensi
3) Cara senam Hipertensi.
4) Hal hal yang perlu di perhatikan penderita Hipertensi

4. Sasaran : Ibu-ibu Kader RW 02 Wonokromo


5. Tempat : Balai RW 02 Wonokromo
6. Hari/Tanggal : 20 November 2017
7. Waktu : 1 x 30 menit

I. LATAR BELAKANG

Penyakit darah tinggi yang lebih dikenal sebagai hipertensi merupakan


penyakit yang mendapat perhatian dari semua kalangan masyarakat, mengingat
dampak yang ditimbulkannya baik jangka pendek maupun jangka panjang
sehingga membutuhkan penanggulangan jangka panjang yang menyeluruh dan
terpadu. Hipertensi, saat ini terdapat adanya kecenderungan bahwa masyarakat
perkotaan lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan masyarakat pedesaan.
Hal ini antara lain dihubungkan dengan adanya gaya hidup masyarakat kota yang
berhubungan dengan resiko penyakit hipertensi seperti stress, obesitas
(kegemukan), kurangnya olahraga, merokok, alkohol, dan makan makanan yang
tinggi kadar lemaknya.
Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan
tekanan darah, tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan
diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara
perlahan atau bahkan menurun drastis.
Senam adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta terencana
yang dilakukan secara tersendiri atau berkelompok dengan maksud meningkatkan
kemampuan fungsional raga untuk mencapai tujuan tersebut.
Dalam bahasa Inggris terdapat istilah exercise atau aerobic yang merupakan
suatu aktifitas fisik yang dapat memacu jantung dan peredaran darah serta
pernafasan yang dilakukan dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga
menghasilkan perbaikan dan manfaat kepada tubuh. Senam berasal dari bahasa
yunani yaitu gymnastic (gymnos) yang berarti telanjang, dimana pada zaman
tersebut orang yang melakukan senam harus telanjang, dengan maksud agar
keleluasaan gerak dan pertumbuhan badan yang dilatih dapat terpantau
(Suroto,2004).
Senam merupakan bentuk latihan-latihan tubuh dan anggota tubuh untuk
mendapatkan kekuatan otot, kelentukan persendian, kelincahan gerak,
keseimbangan gerak, daya tahan, kesegaran jasmani dan stamina. Dalam latihan
senam semua anggota tubuh (otot-otot) mendapat suatu perlakuan. Otot-otot
tersebut adalah gross muscle (otot untuk melakukan tugas berat) dan fine
muscle (otot untuk melakukan tugas ringan).
Senam hipertensi yang dibuat oleh Menteri Negara Pemuda dan Olahraga
(MENPORA) merupakan upaya peningkatan kesegaran jasmani kelompok lansia
yang jumlahnya semakin bertambah. Senam lansia sekarang sudah diberdayakan
diberbagai tempat seperti di panti wredha, posyandu, klinik kesehatan, dan
puskesmas. (Suroto, 2004).
Senam hipertensi adalah olahraga ringan dan mudah dilakukan, tidak
memberatkan yang diterapkan pada lansia. Aktifitas olahraga ini akan membantu
tubuh agar tetap bugar dan tetap segar karena melatih tulang tetap kuat,
memdorong jantung bekerja optimal dan membantu menghilangkan radikal bebas
yang berkeliaran di dalam tubuh. Jadi senam lansia adalah serangkaian gerak nada
yang teratur dan terarah serta terencana yang diikuti oleh orang lanjut usia yang
dilakukan dengan maksud meningkatkan kemampuan fungsional raga untuk
mencapai tujuan tersebut.
II. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah mendapatkan penjelasan tentang bagimana senam hipertensi
bapak-bapak dan ibu-ibu diharapkan mengetahui dan mampu melakukan
senam hipertensi.
.
III. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah diberikan penyuluhan pasien dan keluarga dapat:
a. Menjelaskan pengertian senam Hipertensi/Darah Tinggi
b. Menjelaskan Manfaat hipertensi
c. Mampu mempraktikkan cara Senam Hipertensi/Darah tinggi
d. Menjelaskan hal hal yang perlu di perhatikan penderita Hipertensi

IV. SASARAN
Ibu-ibu Kader RW 02 Wonokromo

V. MATERI
a. Pengertian senam Hipertensi/ Darah Tinggi
b. Manfaat Senam Hipertensi
c. Cara senam Hipertensi.
d. Hal hal yang perlu di perhatikan penderita Hipertensi

VI. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab

VII. MEDIA
 LEAFLET

VIII. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
 Peserta hadir ditempat penyuluhan
 Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Balai RW 02 Wonokromo
 Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya

2. Evaluasi Proses
 Peserta antusias terhadap materi penyuluhan yang disampaikan oleh
pembicara
 Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan sebelum
kegiatan selesai
 Peserta terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan

3. Evaluasi Hasil

a. Mampu Menjelaskan pengertian penyakit hipertensi dengan benar.


b. Mampu Menjelaskan pengertian senam Hipertensi/Darah Tinggi
c. Mampu Menjelaskan Manfaat hipertensi/Darah tinggi
d. Mampu mempraktikkan cara Senam Hipertensi/Darah tinggi
e. Mampu Menjelaskan hal hal yang perlu di perhatikan penderita
Hipertensi
IX. KEGIATAN PENYULUHAN

No. Kegiatan Penyuluhan Tugas Penyuluh Respon Audien Waktu


1. Pembukaan. a.Menyampaikan salam a.Menjawab salam 5
b. Perkenalan b.Mendengarakan Menit
c.Menyampaikan c.Memberi respon
tujuan
d.Kontrak waktu
e.Tes awal
2. Kegiatan Inti a.Menjelaskan a.Mendengarkan 15
pengertian Hipertensi dengan seksama Menit
b.Menjelaskan
pengertian senam
hipertensi
c.Menjelaskan Manfaat
senam hipertensi
d.Mempraktikkan cara
senam hipertensi.
e.Hal hal yang perlu di
perhatikan
b.Memberikan
· Tanya jawab. Pertanyaan
3. Penutup a.Menarik kesimpulan a.Mendengarkan dan 5
mencatat Menit
b.Mengucap salam b.Menjawab salam.
penutup
X. Setting tempat

:Moderator

:Penyaji

:Fasilitator

:Observer

:Peserta

XI. PENGORGANISASIAN
 Pembawa Acara : Tifanny Ekky R
 Pemateri : Varinta Putri P
 Fasilitator : Widya Nindi, Vika Fernanda
 Observer : Rifka Anggryny

XII. DAFTAR PUSTAKA :


Bompa TO. (1994). Theory and Methodology of Training The Key to Athletic
Performance. 2nd Edition, Iowa: Kendall/Hunt Publishing Company.
Dede Kusmana. (2002). Olahraga bagi Kesehatan Jantung. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Dede Kusmana. (2006). Olahraga Untuk Orang Sehat dan Penderita Penyakit
Jantung. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
John MF Adam. (2006). Obesitas dan Sindroma Metabolik. Makassar:
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
Made Astawan. Cegah Hipertensi dengan Pola Makan
Materi Penyuluhan

A. Pengertian Senam Hipertensi :

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan
darah dalam pembuluh darah arteri (nadi) secar terus-menerus lebih dari suatu
periode.hipertensi menambah beban kerja jantung dan arteri yang bila berlanjut dapat
menimbulkan kerusakan jantung dan pembuluh darah. Udjianti, 2010.
Hipertensi juga didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan
atau tekanan darah diastolic ≥ 90 mmHg.
Menurut WHO, batasan tekanan darah yang masih dianggap normal adalah
140/90 mmHg, sedangkan tekanan darah ≥ 160/95 mmHg dinyatakan sebagai
hipertensi. Tekanan darah diantara normotensi dan hipertensi disebut
sebagai borderline hypertension (Garis Batas Hipertensi). Batasan WHO tidak
membedakan usia dan jenis kelamin.
Salah satu cara pemeliharaan kesegaran jasmani dengan melakukan senam , karena
dapat merangsang aktifitas kerja jantung untuk melakukan perubahan yang
menguntungkan dalam tubuh seseorang yang melaksanakannya. Hal ini merupakan
usaha preventif/pencegahan tujuannya untuk meningkatkan jumlah interaksi oksigen
yang diproses di dalam tubuh dalam waktu tertentu.

B. Manfaat senam hipertensi


Manfaat senam Hipertensi adalah sebagai berikut :
Untuk meningkatkan daya tahan jantung dan paru-paru serta membakar lemak
yang berlebihan di tubuh karena aktifitas gerak untuk menguatkan dan membentuk
otot dan beberapa bagian tubuh lainnya, seperti: Pinggang, Paha, Pinggul, Perut dan
lain-lain. Meningkatkan kelentukan, keseimbangan koordinasi, kelincahan, daya
tahan dan sanggup melakukan kegiatan-kegiatan atau olah raga lainnya. Bila
seseorang mempunyai motivasi untuk berlatih rutin dapat merupakan suatu program
penurunan berat badan.
C. Cara Senam Hipertensi
Kondisi penderita hipertensi secara medis berbeda dengan orang sehat. Untuk itu,
perlu Senam yang juga dilakukan secara khusus. Latihannya harus bertahap dan tidak
boleh memaksakan diri. Gerakan dengan intensitas ringan dapat dilakukan perlahan
sesuai kemampuan.Menurut Niniek Soetini SSt Ft, Fisioterapis Siloam Hospitals
Surabaya, contoh latihan yang bisa diterapkan setiap hari adalah sebagai berikut:
Pemanasan:
1. Tekuk kepala ke samping, lalu tahan dengan tangan pada sisi yang sama
dengan arah kepala. Tahan dengan hitungan 8-10, lalu bergantian dengan sisi
lain.
2. Tautkan jari-jari kedua tangan dan angkat lurus ke atas kepala dengan posisi
kedua kaki dibuka selebar bahu. Tahan dengan 8-10 hitungan. Rasakan
tarikan bahu dan punggung.
Inti:
· GERAKAN - GERAKAN TANGAN
1.Mengangkat tangan kedepan, ke atas, ke samping, ke belakang
2.Gerakan tangan membuka dan menyilang
3.Mendorong dan memompa ke depan, ke atas, dan ke samping
4.Gerakan tangan meninju, ke depan, ke samping, ke atas, ke bawah, dan menyilang
5.Gerakan mengayun satu tangan atau dua tangan
6.Tepukan, antara lain kedua tangan menepuk, tangan menepuk paha, bahu, dan lain
sebagainya
· GERAKAN - GERAKAN KAKI
1.Berjalan di tempat
2.Berbaris
3.melangkah satu atau dua langkah
4.Melompat satu kaki atau dua kaki ke samping, ke depan, dan ke belakang
5.Mengangkat lutut
6.Tendangan, ke belakang, ke depan, dan ke samping
7.Geraka cha cha cha
8.Gerakan menggeser kaki, menyeret kaki, dan lain sebagainya

Pendinginan:
1. Kedua kaki dibuka selebar bahu, lingkarkan satu tangan ke leher dan tahan dengan
tangan lainnya. Hitungan 8-10 kali dan lakukan pada sisi lainnya.
2. Posisi tetap, tautkan kedua tangan lalu gerakkan ke samping dengan gerakan
setengah putaran. Tahan 8-10 kali hitungan lalu arahkan tangan ke sisi lainnya dan
tahan dengan hitungan sama.

D. Hal hal yang perlu di perhatikan penderita Hipertensi


Untuk mencapai tekanan darah normal, selain melakukan senam secara rutin
dengan takaran cukup, beberapa hal di bawah ini juga perlu mendapat perhatian:
1. Jika kelebihan berat badan.
Seseorang yang mengalami kelebihan bobot badan, kemungkinan mengalami
hipertensi meningkat lebih dari tiga kali lipat. Resiko itu akan terus meningkat
dengan bertambahnya bobot badan. Menurnkan bobot badan merupakan strategi
sangat efektif dlam mengatur pola hidup untuk menormalkan tekanan darah. Bila kita
berhasil menurunkan bobot badan 2,5 – 5 kg saja, tekanan darah diastolik dapat
diturunkan sebanyak 5 mmHg. Penurunan bobot badan 10 kg dapat melipatduakan
perbaikan ini.
2. Kurangi asupan natrium (sodium).
Ternyata, bila seseorang mendapat asupan garam secara berlebihan dalam jangka
waktu lama kemungkinannya mengalami tekanan darah tinggi juga lebih besar.
Karena itu, kurangi asupan garam sampai kurang dari 2.300 mg (satu sendok teh)
setiap hari. Dalam banyak penelitian diketahui, pengurangan konsumsi garam
menjadi setengah sendok teh per hari, dapat menurunkan tekanan sistolik sebanyak 5
mmHg dan tekanan darah diastolik sekitar 2,5 mmHg. Pengaruh ini kebanyakan
terjadi pada para lansia.
3. Usahakan cukup asupan kalium (potassium).
Kalium banyak terdapat dalam buah-buahan dan sayur mayur. Mineral ini
menurunkan tekanan darah dengan meningkatkan jumlah natrium yang terbuang
bersama air kencing.Dengan setidaknya mengonsumsi buah-buahan sebanyak 3 - 5
kali dalam sehari, seseorang bisa mencapai asupan potasium yang cukup.
4. Batasi konsumsi alkohol.
Konsumsi alkohol berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah. Para peminum
berat mempunyai resiko mengalami hipertensi empat kali lebih besar ketimbang
mereka yang tidak minum-minuman beralkohol. Jelaslah, kalau mereka
menghilangkan kebiasaan tersebut, tekanan darahnya akan turun.

Anda mungkin juga menyukai