Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH CRITICAL BOOK REVIEW

EKONOMI SUMBER DAYA ALAM


“Kepemilikan Sumber Daya Alam”

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Muhammad Fitri Rahmadana,M.Si.

DISUSUN OLEH
SITI KHOIDOH (7203141014)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah senantiasa  memberkati
dalam menyelesaikan Critical Book Review (CBR), adapun tugas ini dikerjakan untuk
memenuhi mata kuliah Ekonomi Sumber Daya Alam. Kami telah menyusun CBR ini
dengan sebaik-baiknya tetapi mungkin masih ada kekurangan untuk mencapai
kesempurnaan. Kami selaku penulis menerima berbagai kritik yang sifatnya
membangun agar CBR ini menjadi lebih baik lagi.

Dalam Penulisan Makalah ini kami sampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini
khususnya kepada Bapak Dosen pengampu Dr. Muhammad Fitri Rahmadana,M.Si.,
selaku pembimbing mata kuliah Ekonomi Sumber Daya Alam yang telah meluangkan
waktu, tenaga dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam
rangka penyusunan tugas ini.

Selanjutnya, kami berharap semoga CBR ini bisa memberikan manfaat serta
menambah wawasan bagi para pembaca. Semoga CBR ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
dan kata-kata yang kurang berkenan.

Medan, 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii

BAB I.................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.............................................................................................................1

1.1 RASIONALISASI PENTINGNYA CBR..........................................................1

1.2 TUJUAN PENULISAN CBR.............................................................................1

1.3 MANFAAT PENULISAN CBR........................................................................1

1.4 IDENTITAS BUKU YANG DI RIVIEW..........................................................2

A. BUKU UTAMA.................................................................................................2

B. BUKU PEMBANDING.....................................................................................2

BAB II...............................................................................................................................4

BAB 2 BARANG PUBLIK, EKSTERNALITAS, DAN HAK KEPEMILIKAN.......4

BAB 4 PERSPEKTIF KEPEMILIKAN SUMBER DAYA ALAM.............................6

BAB III............................................................................................................................13

PENUTUP.......................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 RASIONALISASI PENTINGNYA CBR

Rasionalisasi pentingnya CBR seringkali kita bingung memilih buku referensi


untuk kita baca dan pahami. Terkadang kita memilih satu buku, namun kurang
memuaskan hati kita. Misalnya dari segi analisis bahasa mengenai pembahasan
Ekonomi Sumber Daya Alam. Oleh karenan itu, penulis membuat Critcal Book Review
ini untuk mempermudah pembaca dalam memilih buku referensi, terkhusus pada pokok
bahasan tentang Ekonomi Sumber Daya Alam.

1.2 TUJUAN PENULISAN CBR

 Untuk memberikan uraian mengenai hal-hal yang terkait Ekonomi Sumber Daya
Alam, khususnya mengenai Kepemilikan SDA
 Menambah pengetahuan tentang Ekonomi Sumber Daya Alam.
 Meningkatkan berfikir kritis terhadap Ekonomi Sumber Daya Alam .
 Untuk penyelesaian tugas CBR Ekonomi Sumber Daya Alam.

1.3 MANFAAT PENULISAN CBR

Agar mampu mengetahui Ekonomi Sumber Daya Alam, khususnya mengenai


Kepemilikan SDA dan bisa lebih berfikir kritis mengenai khususnya mengenai
Kepemilikan SDA pada Ekonomi Sumber Daya Alam. Mampu memberikan informasi
kepada lingkungan bagaimana perkembangan khususnya mengenai Kepemilikan
Sumber Daya Alam di Indonesia. Dan agar meningkatkan _literasi mengenai apa saja
yang terkait dalam Ekonomi Sumber Daya Alam .

1
1.4 IDENTITAS BUKU YANG DI RIVIEW

A. BUKU UTAMA

Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan (Teori


Judul
dan Aplikasi)
Edisi/cetakan Kedua
Pengarang Akhmad Fauzi, Ph. D.
ISBN 9789790000000
Tahun 2006
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Kota Terbit Jakarta
Jumlah hlm 260 hlm
Tanggal review 10 Oktober 2019

2
B. BUKU PEMBANDING

Pengelolaan Sumber Daya Alam Indonesia (Perfektif


Judul
Ekonomi, Etika, Dan Praksis Kebijakan)
Edisi -
Pengarang Bustanul arifin
ISBN 9796881918
Tahun 2001
Penerbit Penerbit erlangga
Kota Terbit Jakarta
Jumlah hlm 176 hlm
Tanggal review 22 oktober 2019

3
BAB II
PEMBAHASAN

2. 1. BUKU UTAMA

BAB 2 BARANG PUBLIK, EKSTERNALITAS, DAN HAK KEPEMILIKAN

BARANG PUBLIK
Dalam pandangan ekonomi, barang dapat diklarifikasikan menurut keriteria-
keriteria penggunaan atau konsumsinya dan hak pemiliknya. Dari sisi konsumsinya kita
dapat mengklarifikasikan apakah barang tersebut menimbulkan ketersaingan untuk
mengkonsumsinya atau tidak. Dalam bahasa ekonomi, kondisi ini sering disebut sebagai
biaya oportunitas yang positif dari segi konsumsi.
Dari sisi hak kepemilikan, suatu barang dapat dilihat dari kemampuan si pemilik
(produsen) untuk mencegah pihak lain untuk memilikinya. Sifat ini sering juga disebut
sifat excludable. Sebaliknya, dari sisi pihak konsumen, kita bisa melihat misalnya,
apakah konsumen memiliki hak atau tidak untuk mengkonsumsi. Berdasarkan sifat-sifat
diatas, barang publik secara umum dapat didefinisikan sebagai barang dimana jika di
produksi, produsen tidak memiliki kemampuan mengendalikan siapa yang hendak
mendapatkannya.

HAK DAN REZIM KEPEMILIKAN

Masalah hak kepemilikn menjadi hal pokok untuk berhasilnya efisiensi alokasi
sumber daya dan bekerjanya pasar. Kegagalan dalam menentukan dengan jelas hak
kepemilikan juga akan menimbulkan eksternalitas, khususnya dalam kaitan dengan
pengelolaan sumber daya alam. Jika hak kepemilikan atas SDA tidak dimiliki oleh
seseorang atau sekelompok orang, tidak ada hak yang sah yang memungkinkan mereka
melarang pihak lain untuk mengkonsumsi sumber daya tersebut.
Sumber daya alam sering dikategorikan sebagai ‘free of gift’ di mana hak
pemilikan sering menjadi problematik. Dengan demikian, penting kiranya untuk

4
memahami konsep hak pemilikan dalam kaitannya dengan pengelolaan sumber daya
alam.
Hak pemilikan ( property right) adalah klaim yang sah terhadap sumber daya
ataupun jasa yang dihasilkan dari sumber daya tersebut. Hak kepemilikan juga dapat
diartikan sebagai suatu gugus karakteristik yang memberikan kekuasaan kepada pemilik
hak. Karakter tersebut menyangkyut ketersediaan manfaat, kemampuan untuk membagi
atau mentransfer hak, derajat eksklusivitas dari hak, dan durasi penegakan hak. Perlu
juga dicermati bahwa meski hak kepemilikan menyangkut klaim yang sah, hak tersebut
tidak bersifat mutlak. Hak kepemilikan sering dibatasi oleh dua hal, yakni hak oranglain
dan ketidaklengkapan.

Lebih jauh lagi Barzel (1993) menyatakan bahwa konsep hak pemilikan terkait
erat dengan biaya transaksi yang dikemukakan oleh Coase (1960). Biaya transaksi
sendiri diartikan sebagai biaya yang dikeluarkan untuk memperoleb, mentransfer dan
melindungi hak. Jika biaya transaksi nol, hak pemilikan terlengkapi. Namun, jika biaya
transaksi tinggi, sangatlah sulit untuk menetapkan hak pemilikan karena potensi
manfaat atas sumber daya atau aset tidak akan diketahui.

Hak pemilikan terhadap sumber daya alam umumnya terdiri dari (Gibb and Bromey,
1989) :

1) Shat prpery di mana klaim pemilikan berada di tangan pemerintah.

2) Prinate prpery di mana klaim pemilikan berada pada individu atau kelompok
usaha (korporasi)

3) Common prapery atau ommumal prper di mana individu atau kelompok


memiliki klaim atas sumber daya yang dikelola bersama.

Suatu sumber daya alam bisa saja tidak memiliki klaim yang sah sehingga tidak bisa
dikatakan memiliki hak pemilikan. Sumber daya seperti ini dikatakan sebagai qpra aes
(Grima dan Barkes, 1989). Dengan pemahaman di atas, perbedaan antara hak pemilikan
dan akses terhadap sumber daya semakin jelas. Dengan mengambil contoh dua tipe
akses yang berbeda, yakni akses terbuka (open accesss) dan akses terbatas (Limited
access) , maka secara umum ada empat kemungkinan kombinasi antara hak pemilikan
dan akses yang digambarkan dengan garis penuh.

5
Perlu diperhatikan bahwa pemberian hak kepemilikn tidak sepenuhnya
menghilangkan eksternalitas, hanya meningkatkan manfaat dari pertukaran (gains from
trade) atas eksternalitas. Pemberian hak kepemilikan merupakan salah satu langkah
efektif untuk mengurangi eksternalitas. Dengan demikian, kerusakan bisa dihitung dan
tawar-menawar bisa dilakukan sehingga eksternalitas bisa dikurangi, karena pemberian
hak akan meningkatkan gains (manfaat ekonomi) dari salah satu pihak dengan
menurunkan gains dari pihak lain.

Salah satu tipologi eksternalitas yang sering men jadi perhatian dalam ilmu ekonomi
adalah eksternalitas teknologi yang melibatkan konsumsi dan produksi. Meski keduanya
bisa menimbulkan eksternalitas positif maupun negatif, namun demikian dalam
pembahasan eknomi sumber daya sering kali yang menjadi perhatian serius adakah
eksternalitas negatif.

2. 2. BUKU PEMBANDING

BAB 4 PERSPEKTIF KEPEMILIKAN SUMBER DAYA ALAM

Pengertian sumberdaya alam meliputi semua sumberdaya dan sistem yang


bermanfaat bagi manusia dalam hubungannya dengan teknologi, ekonomi dan keadaan
social tertentu.Karena perkembangannya definisi itu mencakup system ekologi dan
lingkungan. Setelah dikuasai manusia sumberdaya tersebut disebut barang-barang
sumberdaya ( resource commodity ). Jadi, sumberdaya alam tergantung pada keadaan
yang kita warisi dari saat lampau, tingkat teknologi saat ini maupun yang akan datang,
serta kondisi ekonomi maupin selera.

Adanya sumberdaya alam dapat dilihat dalam arti persediaan atau stok yang ada
pada suatu saat ( reserve ) atau aliran dari barang-barang sumberdaya alam atau jasa
yang dihasilkan oleh stok sumberdaya alam tersebut. Stok menunjukkan apa yang
diketahui tersedia bagi penggunaan sepanjang waktu, sedangkan aliran barang dan jasa
menunjukkan bahwa barang dan jasa sedang dimanfaatkan. Macam Sumber daya alam
ada yang dapat diperbaharui, contohnya: matahari, gelombang laut, tanah pertanian,
hutan, perikanan, udara dan air  dan ada yang tidak dapat diperbaharui, contohnya: bijih
mineral, minyak fosil.

6
Dapat diperbaharuinya sumberdaya alam tergantung pada cara pengelolaan yang
tidak merusak, seperti pada tanah pertanian, perikanan, pembuangan sampah karena
beberapa perubahan terhadap sumberdaya alam tidak dapat dikembalikan
lagi ( irreversible ). Tersedianya sumberdaya alam tergantung pada tersedianya
teknologi, tingkay biaya dan kendala social.

Pengertian mengenai perubahan ini sangat penting dalam kaitannya dengan


sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui, dan memang jenis sumberdaya inilah
yang seringkali dikhawatirkan akan segera punah.

Sumberdaya alam yang belum diketemukan dibedakan antara sumberdaya yang


secara hipotesis atau spekulatif diketahui dan sumberdaya yang sama sekali belum kita
mengerti apakah itu ada atau tidak apalagi berapa banyak tersedianya sumberdaya
tersebut.

Dari segi ekonomi, sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui dibedakan menjadi:

1) Sumberdaya yang nonekonomis ( sumberdaya yang jumlahnya banyak karena


belum diketahui kegunaanya )

2) Sumberdaya yang subekonomis ( mempunyai potensi apabila diperlukan )

3) Sumberdaya ekonomis ( sumberdaya yang sudah memiliki nilai ekonomis dan


sudah dikenal penggunaannya.

4) Sumberdaya alam yang dari segi geologis sudah diketahui macam dan
banyaknya serta dari segi ekonomis sudah dapat digunakan, maka sumberdaya
inilah yang kita nyatakan sebagai persediaan sumberdaya alam ( reserve ) yang
meningkat bila ada eksplorasi yang berhasil dan berkurang bila mengalami
kerusakan dan diambil manusia.

ISU POKOK SUMBER DAYA ALAM

Pertanyaan: ”Berapa lama dan dalam keadaan apa kehidupan manusia dapat
berlangsung terus dibumi ini dengan persediaan tertentu dari sumberdaya yang melekat
disuatu tempat (insitu resources), yang dapat di perbarui tetapi dapat rusak, serta
terbatasnya sistem lingkungan?”. Laporan kelompok Roma dalam “Batas-batas

7
pertumbuhan menunjukan kemungkinan dunia akan gagal atau kolap karena
sumberdaya alam yang penting (seperti bahan bakar minyak dan batu bara) terbatas
jumlahnya; sedangkan tingkat konsumsi negara harus meningkat”.

Isu kedua mengenai lokasi persediaan yang diketahui.Misalnya persediaan


minyak dunia banyak dan terus diketemukan, tetapi persediaan tadi semakin jauh dari
para konsumen terutama negara – negara barat. Isu ketiga adanya pengalaman sejarah
mengenai pergeseran dari sumber daya yang dapat diperbarui (renewable resources)
kesumberdaya yang tidak yang tidak dapat  diperbarui (stok resources). Isu keempat
berhubungan dengan kebijakan penggunaan sumberdaya alam pada masa yang lampau
di mana banyak tindakan yang tidak bijaksana, berpandangan dekat eksploitasi yang
terlalu rakus Terhadap sumberdaya alam.

Isu kelima, apakah kita telah benar-benar mengerti peranan dan pentingnya
sumberdaya alam dan lingkungan sebagai faktor-faktor penting bagi pertumbuhan
ekonomi dimasa lampau. Isu keenam ialah bahwa kita semakin tergantung pada
sumberdaya alam yang semakin rendah kualitasnya. Isu ketujuh semakin memburuknya
keadaan lingkungan Isu kedelapan ialah tentang peranan yang diberikan kepada
mekanisme pasar dalam menentukan bagai mana sumberdaya alam itu dapat dikelola
sepanjang waktu.

Alternatif-alternatif yang digunakan untuk meningkatkan suatu perekonomian


dalam kaitannya dengan sumber daya alam yang tetap jumlahnya antara lain:
Sumberdaya dihabiskan secara cepat dalam Suate periode dengan pertumbuhan yang
cepat dan standar hidup yang tinggi diikuti dengan kehancuran suatu sistem kehancuran
suatu sistem kehidupan secara cepat pula.

Sumberdaya alam dimanfaatkan perlahan-lahan, sehingga tingkat pendapatan


dan standar hidup rendah, tetapi untuk jangka waktu yang lama. Sumberdaya
dimanfaatkan secara cepat guna menciptakan kemampuan untuk menciptakan
kemampuan untuk menggantikan sumberdaya yang dapat di perbarui untuk
menggantikan sumberdaya yang habis pakai sehingga produksi perekonomian dapat
terus berlangsung Sumber daya di hemat penggunaanya ( coserved) dan dimanfaatkan
sedikit demi sedikit, tetapi akan menjadi usang bila terdapat penemuan teknologi baru.

8
Perubahan teknologi serta disubtitusi sumberdaya yang dapat diperbarui bagi
yang tidak dapat diperbarui akan dapat memelihara kelangsungan pertumbuhan produk
nasional bruto tetapi memburuknya lingkungan akan mengurangi kesejahteraan
manusia.

Perspektif Kepemimpinan sumberdaya Alam

Pada tahun 1952, mendiang pProfesor S.V. Ciriacy –Wntrup, salah satu pioneer
dan ahli ekonomi sumberdaya alam dari University of California Berkley menuju
fugitive resources sumberdaya alam yang cepat sekali rusak dan hilang. Figikutive
resourcessebagai istilah yang sempat sangat popular itu sebenarnya ditunjukkkan
kepada sumberdaya alam yang tidak bertuan (open access).Hal ini berarti bahwa privilis
(priviliege) pemanfaatan dan penggunaan sumber daya tersebut bersifat terbuka.Siapa
cepat dia dapat. Siapa saja dan kelompok social manapun boleh memanfaatkan,
menebang kayu, menambang, menggali sumur minyak, mengambil pasir ,menggembala
ternak, dan sebagainya.

Akan tetapi, setiap orang tidak mempunyai hak apa apa terhadap sumberdaya
tersebut, kecuali kesempatan untuk memanfaatkan saja Akibatnya, nasib sumberdaya
alam tersebut, Kecuali kesempata untuk memanfaatkan saja. Akibat nya, nasib
sumberdaya alam menjadi tidak menentu , serba pendek atau cepat habis, singkat nya
keterbukaan atau ketidak pastiaan pemilikan sumberdaya alam menjadi salah satu
penyebab hancur nya sumberdaya alam. Jurus utama untuk menanggulangi masalah di
atas adalah kepemilikan (priperthy right) atau hak pakai melalui penyempurnaaan
aturan main dan hukum / kebijakan public plus control, pengawasan, dan enforcement
terhadap pelaksanaan aturan tersebut, Mungkin beberapa orang setuju mangut mangut
sambil mengoreksi diri sendiri dan sepakat terjang nya, atau bahkan tidak tau harus
berbuat apa.

Mitos Strategi Kepemilikan Bersama

Enam belas tahun setelah sumberdaya alam yang cepat rusak dijuluki sebagai
fugitive resouerces , barulah dunia akademik dibuat gunjang ganjing oleh pernyataan

9
the taragedy of thr commons yang digelar oleh professor Garetth Hardin di majalah
ilmiah
Paling bergensi science, edisi tahun 1968. Professor hardin adalahseorang
biology tepat nya ahlli ekologi manusia University of California, santa Barbara.
Menurut sumber daya milik bersama adalah menjadi fugitive cepat rusak dan sumber
tragedibagi kelangsungan hidup manusia yang jelas jelas sangat tergantung pada
sumberdaya alam dan lingkungan.
Disini Hardin jelas jelas keliru menterjemahkan perspektif kepemilikan
(property right) yang dikomrakakan oleh Ciriacy wantrup.Sumberdaya milik bersama,
kata Hardin, hanya sesuai dengan zaman dahulu kala dan konsep milik bersama itu
hanya layak diterapkan pada waktu penduduk bumi tidak sepadat sekarang ini. Hardin
begitu gigih untuk membuang jauh jauh konsep kepemilikan bersama itu hanya dapat
diterapkan pada waktu penduduk bumu tidak sepakat sekarang ini . Hardin, hanya
sesuai dengan para pengikut nya termasuk di Indonesia, ternyata telah mengutamakan
konsep sumber daya alam tak bertuan (open access ) dengan sumber daya milik umum
(common property ).

Empat Macam Kepemilikan

Pada hakekatnya terdapat empat macam hak kepemilikan atas sumber daya yang
sangat berbeda satu dengan lainnya :

1. Milik negara ( satate property ). Para individu mempunyai kewajiban untuk


mematuhi aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah atau departemen yang
mengelola sumberdaya itu. Demikian pila, departemen bersangkutan mempunyai
hak untuk memutuskan aturan main penggunanya. Contoh sumberdaya alam
milik negara ini adalah tanah hutan, mineral serta sumberdaya alam lain yang
dikuasai negara untuk hidup orang banyak.

2. Milik pribadi (private property). Para individu mempunyai hak untuk hidup hak
untuk memanfaatkan sumber daya sesuai aturan dan norma yang berlaku (socially
acceftabel uses ) serta mempunyai kewajiban untuk menghindari pemanfatan

10
sumber daya yang eksesif dan tak dapat dibenarkan menurut kaidah norma yang
berlaku (socially acceftabel uses). Misalnya lahan pertanian yang dimiliki
perorangan yang termasuk disini.

3. Milik umum (Common property). Kelompok masyarakat yang berhubungan


dengan sumber daya milik umum mempunyai hak untuk tidak mengikut sertakan
individu lain yang bukan berasal darim kelompok itu , disamping kewajiban untuk
mematuhui kewajibannya sebagai orang luar. Sementara itu, setiap anggota
kelompok masyarakat yang taerikat dalam system social tertentu untuk mengolah
sumber daya mempunyai hak dan kewajiban untuk memelihara pelestariaannya
sesuai dengan aturan yang disepakati bersama.

4. Tak bertuan (Open access). Dalam hal ini tidak ada unsur kepemilikan atau
sumber daya tersebut sehingga setiap orang dari kelompok social manapun hanya
memiliki prifilis (Privilege), siapa cepat dia dapat, tetapi bukan ha

Perkembangan Argumen Perspektif Kepemilikan

Jika pertumbuhan penduduk dianggap salah satu penyebab rusaknya sumber


daya alam dan lingkungan, maka akan mengalami kerusakan tidak hanya sumber
daya alam milik bersama, tetapi juga ke tiga kata gori lainnya, sumber daya milik
negara, milik pribadi, dan yang bertuan. Oleh karna itu, permasalahannya bukan
terletak pada laju pertumbuhan penduduk yang tinggi saja, tetapi juga kejelasan konsep
hak kepemilikan yang dianut dan berlaku di lingkungan setempat.
Disamping itu, saat ini mudah sekali ditemukan dan dibuktikan bahwa tanah
umum atau tanah negara yang kebetulan dikuasai serta diusahakan oleh pribadi atau
perusahaan melalui perjanjian konsesi, atau yang dikenal dengan hak pengusahaan
hutan itu, lebih cepat hancur dan gundul tak terkecuali di negeri ini.Apalagi para
pemengang konsesi itu beranggapan bahwa 20 tahun masa tegang pengusahaan hutan
diterjemahkan sebagai kesempatan emas untuk menambang kekayaan dari hutan
tampah memperhitungkan kelestariannya atau nasib generasi mendatang.

11
Dengan kata lain tidak berlebihan jika disimpulkan bahwa sumber daya hutan
yang ada sekarang betul betul cepat menguap, cepat habis, dang gampang rusak alias
fugiti. Bagaimana dengan soal efisiensi? Dengan kriteria ekonomi apapun dari yang
paling sederhana seperti rasio biaya dan manfaat (benefit and cosratio), sampai yang
paling canggih dan melibatkan kesejahteraan rakyat ( social welfare), pengusaha hutan
atau pengusaha sumber daya milik umum yang diserahkan kepada pribadi atau
perusahaan sama sekali tidak efisien. Apalagi jika diperhitungkan resiko rusaknya
kualitas sumber daya tersebut akibat penggunaan yang cenderung eksesif akhir akhir
ini.

12
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Menurut buku utama, dijelaskan bahwa dari sisi hak kepemilikan, suatu barang
dapat dilihat dari kemampuan si pemilik (produsen) untuk mencegah pihak lain untuk
memilikinya. Sifat ini sering juga disebut sifat excludable. Sebaliknya, dari sisi pihak
konsumen, kita bisa melihat misalnya, apakah konsumen memiliki hak atau tidak untuk
mengkonsumsi. Berdasarkan sifat-sifat diatas, barang publik secara umum dapat
didefinisikan sebagai barang dimana jika di produksi, produsen tidak memiliki
kemampuan mengendalikan siapa yang hendak mendapatkannya. Dan Sumber daya
alam sering dikategorikan sebagai ‘free of gift’ di mana hak pemilikan sering menjadi
problematik. Dengan demikian, penting kiranya untuk memahami konsep hak pemilikan
dalam kaitannya dengan pengelolaan sumber daya alam.

Sedangkan, pada buku kedua dapat kita ketahui bahwa sumberdaya alam dapat
dilihat dalam arti persediaan atau stok yang ada pada suatu saat ( reserve ) atau aliran
dari barang-barang sumberdaya alam atau jasa yang dihasilkan oleh stok sumberdaya
alam tersebut. Stok menunjukkan apa yang diketahui tersedia bagi penggunaan
sepanjang waktu, sedangkan aliran barang dan jasa menunjukkan bahwa barang dan jasa
sedang dimanfaatkan. Macam Sumber daya alam ada yang dapat diperbaharui,
contohnya: matahari, gelombang laut, tanah pertanian, hutan, perikanan, udara dan air 
dan ada yang tidak dapat diperbaharui, contohnya: bijih mineral, minyak fosil.

13
DAFTAR PUSTAKA

Arifin. B., 2001, Pengelolaan Sumber Daya Alam Indonesia (Perfektif Ekonomi, Etika,
Dan Praksis Kebijakan), Jakarta, Penerbit Erlangga.

Fauzi. A., 2006, Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan (Teori dan Aplikasi),
Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama.

14

Anda mungkin juga menyukai