Steel
y Stainless steel merupakan paduan baja (besi +
karbon) dengan unsur Chromium
y Kandungan Chromium minimal 10,5%
y Terdapat unsur paduan lain seperti :
y Molibdenum (Mo)
y Kromium (Cr)
y Nikel (Ni)
y Aluminium (Al)
y Managan (Mn)
Sejarah Stainless Steel
y Tahun 400 – 500 SM, baja sudah ditemukan
penggunaannya di eropa.
y Tahun 250 SM bangsa India menemukan cara
membuat baja
y Tahun 1000 M, baja dengan campuran unsur lain
ditemukan pertama kali pada 1000 M pada kekaisaran
fatim yang disebut dengan baja damascus.
y 1300 M, rahasia pembuatan baja damaskus hilang.
y 1700 M, baja kembali diteliti penggunaan dan
pembuatannya di eropa.
y Pada tahun 1821, Berthier ahli metalurgi
berkebangsaan Perancis mendapatkan bahwa baja
paduan yang ditambah dengan chrom dapat
tahan terhadap beberapa jenis asam namun
memilki sifat rapuh
y Harry Brearley pada Januari 1915 dalam artikel
surat kabar The New York Times.
Mempublikasikan stainless steel dan dianggap
sebagai penemu Stainless Steel.
Sifat‐Sifat Stainless Steel
1. Sifat Kimia (Chemical Properties)
Meliputi cirri‐ciri dari komposisi kimia dan
pengaruh suatu unsur tambahan terhadap stainless
steel.
‐Tahan Karat
‐ Tahan terhadap kondisi suhu tinggi
2. Sifat – sifat Fisik (Physical Properties)
Meliputi sifat logam yang tidak dipengaruhi oleh tenaga
luar, yaitu : berat jenis, daya hantar listrik dan panas,
sifat magnet, dan struktur mikro logam
y Sifat mekanik (Mechanical Properties)
Ialah sifat dan perilaku bahan bilamana
dipengaruhi gaya dari luar
Grafik modulus elastisitas berbagai jenis Stainless Steel
Tabel sifat‐sifat Stainless Steel
Ketahanan Ketahanan
Jenis Stainless Respon Ketahanan Metode Keulettan Kemampuan
Temperatur Temperatur
Steel Magnet Korosi Hardening (Ductility) Welding
Tinggi Rendah
Austenitic Tidak Sangat Tinggi Cold Work Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi
y Penambahan unsur Kromium (Cr)
y Penambahan kromium (Cr) pada paduan
bertujuan meningkatkan ketahanan
korosi dengan membentuk lapisan oksida
(Cr2O3) dan ketahanan terhadap oksidasi
temperatur tinggi
y Penambahan unsur Molibdenum (Mo)
y Penambahan Molibdenum (Mo)
bertujuan untuk memperbaiki ketahanan
korosi pitting dan korosi celah dan untuk
mencegah terjadinya korosi akibat ion
klorida
y Penmbahan unsur Aluminium (Al)
y Unsur aluminium (Al) meningkatkan
pembentukan lapisan oksida pada
temperature tinggi.
y Penambahan unsur Nikel (Ni)
y Penambahan nikel (Ni) bertujuan untuk
meningkatkan ketahanan korosi dalam
media pengkorosi netral atau lemah.
Nikel juga meningkatkan keuletan dan
mampu bentuk logam. Penambahan nikel
meningkatkan ketahanan korosi
tegangan
Struktur atom Stainless Steel
1. Stainless steel bentuk struktur BCC (Body
Centered Cubic).
y Dalam hal ini cell unit dari atom‐atom disusun sebagai
sebuah kubus dengan atom‐atom menempati
kedelapan dari sudut kubus dan satu atom berada di
pusat kubus
y Struktur kristal BCC mempunyai kerapatan atom yang
lebih rendah dibandingkan logam dengan struktur
kristal FCC
y Struktur kristal BCC lebih sulit dibentuk
y Struktur BCC terdapat pada martensitik , duplex dan
Ferritik
Gambar struktur atom bentuk bcc
2. Stainless steel bentuk struktur FCC (Face
Centered Cubic).
‐ Dalam hal ini, cell unit adalah sebuah kubus
dengan atom‐atom menempati kedelapan dari
sudut kubus dan atom lainnya berada pada pusat
masing‐masing dari enam keenam bidang kubus.
‐ Struktur kristal FCC mempunyai kerapatan
atom yang lebih tinggi dibandingkan logam
dengan struktur kristal BCC
‐ Mudah dibentuk
‐ struktur FCC terdapat pada Stainless Steel jenis
Austenitic
Gamabar struktur atom bentuk FCC
Gambar mikrostruktur stainless stell jenis ferrite dan martensite
Klasifikasi Stainless Steel
y Berdasarkan persentasi kandungan unsur tambahan
•Ferritic, 10.5‐27% Cr
•Martensitic, 11.5‐18% Cr, 0.1‐1.2% C
•Austenitic, 16‐26% Cr, 6‐22% Ni
•Duplex, 18‐30% Cr, 3‐9% Ni
•Precipitation Hardened SS, 17% Cr, 4‐10% Ni + Al,
Cu, Ti, Nb
Ferritic Stainless Steels
y Baja paduan dengan10.5‐27% Cr.
y Type AISI 405, 430, 446.
y Bersifat magnetik
y Tidak dapat dikeraskan dengan perlakuan panas tapi
dapat dikeraskandengancold‐work
y Dapat dicold‐work maupun dihot‐work
y Pada kondisi annealed → Keuletan dan ketahanan korosi
tertinggi, kekuatan mencapai 50% lebih tinggi daripada
baja plain carbon, ketahanan korosi dan machinability
lebih baik daripada stainless steel martensitic.
Martensitic Stainless Steels
‐Baja paduan dengan 11.5‐18% Cr, 0.1‐1.2% C
–Type AISI 403, 410, 416, 420, 440A, 501 dan 502.
–Bersifat magnetik
–Dapat dikeraskan dengan perlakuan panas
–Dapatdicold‐work maupundihot‐work
–Machinabilitynyabagus
–Ketangguhanbaik
–Ketahanankorosinyacukupbagusterhadapcuacatetapi
tidaksebaikstainless steel ferriticmaupunaustenitic.
Austenitic Stainless Steels
–Baja paduan dengan 16‐26% Cr, 6‐22% Ni
–Type AISI 201, 202, 301, 302, 304, 304L, 321, 347
–Bersifat non magnetic pada kondisi annealed
–Tidak dapat di keraskan dengan perlakuan panas
–Dapat dihot‐work dan dicold‐work.
–Memiliki shock resistant yang tinggi
–Sulit di machining kecuali dengan penambahan S atau Se
–Sifat tahan korosinya paling baik diantara jenis lainnya.
–Kekuatan pada temperature tinggi dan ketahanan scaling
sangatbaik.
Precipitation‐Hardening Stainless
Steels
–Baja paduan dengan 17% Cr, 4‐10% Ni + Al, Cu, Ti, Nb
–Type 17‐4 PH, 17‐7 PH, PH 15‐7 Mo, 17‐10 P
–Baja tahan karat yang mengalami pengerasan
presipitasi
–Mudah dipabrikasi
–Kekuatan tinggi
–Keuletan relatif baik
–Ketahanan korosinya baik
Dupleks stainless Steels
y Kandungan kronium 18‐30% dan nikel 3‐9%
y Type 2205 , S31803 dan S32205
y merupakan campuran dari type Austenitic dan
Ferritic dengan perbandingan masing masing 50%
y Tahan terhadap air panas
y Tahan terhadap lingkungan klorida
y Tahan karat
y kekuatan tinggi
Proses pembuatan Stainless Steel
y Umumnya sama dengan proses pembuatan baja
paduan yang lain
1. proses konvertor
y proses Bassemer (asam)
y proses Thomas (basa)
2. proses Siemens Martin
3. proses Basic Oxygen Furnace
4. proses dapur listrik
5. proses dapur kopel
6. proses dapur Cawan
y Perbedaan terletak pada penambahan logam paduan
dan produk yang dihasilkan
Kodefikasi
y Sistem AISI dan SAE
Terdiri dari tiga angka
y Angka paling depan menunjukan kelas Stainless Steel dan
dimulai dengan angka 3, misalnya :
y Angka 3 menunjukan kelas Austenitik
y Angka 4 menunjukan kelas feritik dan martensitik
y Angka ke‐dua menunjukan kadar unsur Kromium
y Angka 1 menunjukan kadar kromium 16%‐18%
y Angka 2 menunjukan kadar kromium 17%‐19%
y Angka 3 menunjukan kadar kromium 18%‐20%
y Angka ketiga menunjukan kadar unsur Nikel
y Angka 1 menunjukan kadar Nikel 6‐8%
y Angka 2 menunjukan kadar Nikel 8‐10%
y Angka 3 menunjukan kadar nikel 8‐10%
Tabel kodefikasi Sistem Aisi
Aplikasi
y Stainless Steel banyak digunakan dlam kehidpan
sehari‐hari, seprti :
y Peralatan rumah tangga
y Konstruksi bangunan
y Peralatan industri
y Peralatan bedah
y Otomotif
y Aksesoris
y Peralatan lab tahan karat
y Gambar produk Stainless Steel pada masing‐masing
bidang aplikasi
Sumber :
http://images.google.co.id/images?um=1&hl=id&q=stainless+steel&sa
The stainless steel island (a cafe) in the river Mur.
APLIKASI DALAM PERTANIAN
Bangunan dengan bahan dari Stainless Steel
Sumber : http: www.
wikipedia.htm