Hadirin, Pada ayat tersebut, ada salah satu kalimat
pokok yang akan menjadi pembahasan dalam َأ ْش َه ُد َأنْ اَل ِإلَ َه.ِالطا َعات َّ َأ َم َر َنا ِب َترْ ك ْال َم َناهِيْ َوفِعْ ِل ْاَ ْل َحمْ ُد هّٰلِل ِ الَّذِي khutbah kali ini, yaitu perihal pemberian Allah َوَأ ْش َه ُد َأنَّ َسيِّدنا م َُح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُ ُه، ْك لَ ُه َ ِإالَّ هللاُ َوحْ َدهُ اَل َش ِري ٰ kepada orang-orang beriman berupa “furqan”. َ ِّ ص ِّل َو َسل ْم َعلى َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد ّ َ اَلل ُه َّم.ِال َّداعِ ي ِب َق ْولِ ِه َوفِعْ لِ ِه ِإلَى الرَّ َشاد Para ulama memiliki banyak penafsiran dalam ٍ ب َو َعلَى ال َّت ِاب ِعي َْن لَ ُه ْم بِِإحْ َس ان ِ َو َعلَى ٰالِ ِه َوَأصْ َح ِاب ِه ْال َها ِدي َْن لِلص ََّوا mengartikan salah satu penggalan ayat ini. َ ِا َّتقُ ْوا، َف َيااَ ُّي َها ْالمُسْ لِم ُْو َن،ُب َأمَّا َبعْ د هللا َح َّق ُت َقاتِه ِ ِإلَى َي ْو ِم ْال َمآ ْ :الى فِي ِك َت ِاب ِه ال َك ِري ِْم ُ ْ َأ َ َواَل َتم ُْو ُتنَّ ِإالَّ َو نـت ْم مُسْ لِم ُْو َن َف َق ْد َقا َل هللاُ َت َع ٰ ٓيا َ ُّي َها الَّ ِذي َْن ٰا َم ُن ْٓوا اِنْ َت َّتقُوا هّٰللا َ َيجْ َع ْل لَّ ُك ْم فُرْ َقا ًنا َّو ُي َك ِّفرْ َع ْن ُك ْم َسي ِّٰا ِت ُك ْم Imam Abul Fida’ Ismail bin Umar bin Katsir ad- َو َي ْغفِرْ َل ُك ۗ ْم َوهّٰللا ُ ُذو ْال َفضْ ِل ْال َعظِ ي ِْم Dimisyqi, atau yang lebih masyhur dengan sebutan Imam Ibnu Katsir (wafat 774 H), dalam Jamaah shalat Jumat rahimakumullah kitab tafsirnya menjelaskan makna kata tersebut. Islam sebagai agama yang paripurna mengajarkan Beliau mengutip beragam pendapat ulama. bagi semua pemeluknya untuk selalu tunduk pada Pendapat pertama, yaitu menurut Ibnu Abbas, setiap perintah Allah, seperti shalat lima waktu, ‘Iqrimah, Qatadah, dan Muqatil bin Hayyan, kata zakat, puasa, dan haji bagi yang sudah memenuhi furqan memiliki makna jalan keluar. Dengan kata syarat dan ketentuannya, serta menjauhi segala lain, orang-orang yang bertakwa akan selalu diberi larangan-Nya, seperti mencuri, zalim, zina, jalan keluar oleh Allah dari setiap masalah dan berdusta dan lain sebagainya. urusannya.
Mengerjakan semua kewajiban dan meninggalkan Pendapat kedua, yaitu menurut Mujahid, furqan semua larangan merupakan kata lain dari istilah memiliki arti keselamatan di dunia dan akhirat. takwa. Takwa menjadi salah satu pokok dalam Bisa juga diartikan sebagai pertolongan dari Allah. ajaran Islam yang harus tertanam dalam jiwa Sedangkan pendapat ketiga, yaitu menurut setiap muslim dan muslimah. Dengannya, ia akan Muhammad bin Ishaq, dan penafsiran ini dinilai menjadi hamba Allah yang benar-benar iman dan lebih umum oleh Ibnu Katsir dari penafsiran percaya atas semua ketentuan dan ketetapan- sebelumnya, yaitu sebuah kemampuan untuk bisa Nya. hati-hati dan cermat dalam mengambil sebuah keputusan, Jamaah shalat Jumat rahimakumullah, Allah ‘azza wa jall dalam Al-Qur’an mengulang kata taqwa ( (فُرْ َقا ًنا) َأيْ َفصْ اًل َبي َْن:ْن ِإسْ َحاق ِ َقا َل م َُح َّم ُد ب )تقــوىsebanyak 15 kali. Hal itu tentu menjadi ْال َح ِّق َو ْالبَاطِ ِل sebuah bukti bahwa di antara ajaran pokok dalam Islam adalah adanya unsur ketakwaan kepada Artinya, “Muhammad bin Ishaq telah berkata, Allah dalam diri semua umat Islam. (maksud) furqanan itu adalah (kemampuan) untuk membedakan antara yang hak dan yang batil.” Selain melakukan semua perintah dan larangan, (Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur’anil Azim, [Darut dengan takwa kepada-Nya, seseorang akan Thayyibah: 1999, tahqiq: Syekh Sami bin menjadi pribadi yang bijaksana. Hal ini Muhammad], juz IV: 43). sebagaimana yang telah dijanjikan oleh Allah dalam Al-Qur’an: Maksud dari kemampuan untuk membedakan antara yang benar dan yang batil, adalah bahwa ٰ ٓيا َ ُّي َها الَّ ِذي َْن ٰا َم ُن ْٓوا اِنْ َت َّتقُوا هّٰللا َ َيجْ َع ْل لَّ ُك ْم فُرْ َقا ًنا َّو ُي َك ِّفرْ َع ْن ُك ْم َسي ِّٰا ِت ُك ْم orang yang bertakwa akan menjadi pribadi yang َو َي ْغفِرْ َل ُك ۗ ْم َوهّٰللا ُ ُذو ْال َفضْ ِل ْال َعظِ ي ِْم bijaksana. Ketika ia dihadapkan dengan dua hal, antara benar dan salah, maka ia akan memilih Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman! Jika yang benar, dan meninggalkan yang salah karena kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan pengetahuan dan anugerah tersebut. memberikan furqan (kemampuan membedakan antara yang hak dan batil) kepadamu dan Dengan berpedoman pada pendapat Muhammad menghapus segala kesalahanmu dan mengampuni bin Ishaq tersebut, bisa disimpulkan bahwa siapa (dosa-dosa)mu. Allah memiliki karunia yang besar” saja yang bertakwa kepada Allah, dengan (QS Al-Anfal [8]: 29). melakukan semua perintah-Nya dan meninggalkan semua larangan-Nya, maka Allah akan memberikan anugerah berupa kemampuan untuk akhirat, adalah sebagaimana yang disampaikan membedakan antara yang benar dan yang salah. oleh Imam ar-Razi, yaitu:
Dengan anugerah tersebut, ia akan menjadi َّ َف،ِال اآْل خ َِرة ُالث َواب ِ َوَأمَّا فِي َأحْ َو seorang hamba yang mendapatkan pertolongan ِ هللا َو ْال َماَل ِئ َك ِة َو ُك ُّل َه ِذ ِه اَأْلحْ َو ال ِ َو ْال َم َنا ِف ُع ال َّداِئ َم ُة َوال َّتعْ ظِ ي ُم م َِن dari Allah swt. Ia akan mendapatkan keselamatan دَ ا ِخلَ ٌة في الفرقان. dunia dan akhirat, diberikan jalan keluar dalam urusan-urusan dunianya, mendapatkan Artinya, “Sedangkan dalam aspek akhirat, maka keselamatan kelak di hari kiamat, diampuni semua (orang yang bertakwa akan mendapatkan) pahala, dosa-dosanya. manfaat yang terus menerus, kemuliaan dari Allah dan malaikat. Semua ini masuk dalam kata Jamaah shalat Jumat rahimakumullah, furqan.” (Imam ar-Razi, Tafsir Mafatihul Ghaib, Selain kutipan Imam Ibnu Katsir tersebut, rasanya [Beirut, Darul Ihya at-Turats: tanpa tahun], juz XV: kurang lengkap jika belum menelaah penafsiran 476). dan pemikiran salah satu ulama tafsir abad kelima yang sangat terkenal dan masyhur dengan luasnya Selain itu, ar-Razi juga menjelaskan bahwa orang- pandangannya dalam ilmu Al-Qur’an, yaitu Imam orang yang bertakwa kepada Allah juga akan Fakhruddin ar-Razi. mendapatkan ampunan atas dosa-dosa yang dilakukan di dunia. Dengan ampunan tersebut, ia Menurut ulama kelahiran Thabaristan, Iran akan tergolong menjadi ahli surga, dan tersebut, kata furqanan dalam Surat Al-Anfal ayat mendapatkan kenikmatan-kenikmatan yang ada di 29 itu memiliki dua arti: (1) anugerah dari aspek dalamnya. duniawi; dan (2) anugerah dari aspek ukhrawi. Orang-orang yang bertakwa akan mendapatkan Demikian penjelasan singkat perihal anugerah anugerah furqan di dunia dan akhirat kelak. yang akan didapatkan oleh orang-orang yang beriman kepada Allah. Dengan mengetahuinya, Secara aspek dunia, orang yang beriman akan semoga kita bisa meningkatkan kualitas dianugerahi banyak hal oleh Allah, di antaranya ketakwaan, dengan memperbanyak ibadah dan akan mendapatkan hidayah dan pengetahuan, meninggalkan semua larangan, sehingga bisa hatinya akan lapang dan tenang. Allah hilangkan menjadi hamba yang mendapatkan anugerah segala sifat-sifat tercela dalam dirinya, seperti iri, berupa furqan sebagaimana pada ayat di atas. dengki, sombong, dan penyakit hati lainnya. Semua itu mereka dapatkan tidak lain karena َ َأقُ ْو ُل َق ْولِيْ ٰه َذا َوَأسْ َت ْغ ِف ُر ِإ َّن ُه ه َُو ْال َغفُ ْو ُر،ُ َفاسْ َت ْغ ِفر ُْوه،هللا لِيْ َولَ ُك ْم sesungguhnya, ketika hati sudah dekat kepada الرَّ ِح ْي ُم. Allah dengan takwa, maka semua hal-hal yang telah disebutkan akan Allah hilangkan, dan diganti Khutbah II menjadi cahaya kasih sayang. هّٰلِل لى َت ْوفِ ْي ِق ِه َ لى ِإحْ َسا ِن ِه َوال ُّش ْك ُر لَ ُه َع َ اَ ْل َحمْ ُد ِ َع Selain itu, orang yang beriman akan mendapatkan ْك لَ ُه َوَأ ْش َه ُد أنَّ َسيِّدَ َنا َ َوَأ ْش َه ُد َأنْ اَل ِإ ٰل َه ِإالَّ هللاُ َوحْ دَ هُ اَل َش ِري.َِواِمْ ِت َنا ِنه derajat yang tinggi di sisi manusia dan Allah, ص ِّل َعلَى َس ِّي ِد َنا َ اَل ٰلّ ُه َّم .ِإلى ِرضْ َوا ِنه َ ْم َُحم ًَّدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُ ُه ال َّداعِ ي َفيا َ اَ ُّي َها،ُم َُح َّم ٍد َو َعلَى ٰا ِل ِه َوَأصْ َح ِاب ِه َو َسلِّ ْم َتسْ ِل ْيمًا َك ِثيْرً ا َأمَّا َبعْ د mendapatkan pertolongan, dan bagian secara هللا َأ َم َر ُك ْم َ َّهللا فِ ْي َما َأ َم َر َوا ْن َته ُْوا َعمَّا َن َهى َواعْ لَم ُْوا َأن َ ال َّناسُ ِا َّتقُوا khusus dari-Nya, sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Al-Qur’an, yaitu: َِبَأمْ ٍر َبدَ َأ فِ ْي ِه ِب َنفسِ ِه َوثـنى ِب َم ِئك ِت ِه ِبق ْدسِ ِه َوقا َل تعالى ِإنَّ هللا َ َ َ َ ُ َ آَل َ َ ْ صلُّ ْوا َعلَ ْي ِه َو َسلِّم ُْوا َ لى ال َّن ِبيّ َيآ اَ ُّي َها الَّ ِذي َْن ٰا َم ُن ْوا َ ُصلُّ ْو َن َع َ َو َمآَل ِئ َك َت ُه ي ٰ ص ِّل َو َسل ْم َعلَى َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد َو َعلَى ا ِل َس ِّيدِنا َ م َُح َّم ٍد ِّ َ اَل ٰلّ ُه َّم .َتسْ لِ ْيمًا َ َوهلِل ِ ْالع َِّزةُ َول َِرسُولِ ِه َول ِْلمُْؤ ِمن ِين ض َع ِن ْال ُخلَ َفا ِء َ ْك َو َمآَل ِئ َك ِة ْال ُم َقرَّ ِبي َْن َوار َ ِاِئك َو ُر ُسل َ َو َعلَى َأ ْن ِب َي ان َو َعلِيّ َو َعنْ َبقِ َّي ِة الص ََّحا َب ِة َ الرَّ اشِ ِدي َْن َأ ِبي َب ْك ٍر َو ُع َم َر َوع ُْث َم Artinya, “Dan kekuatan itu hanya miliki Allah, َ َّض َعنا َ ْْن َوار ِ ان ِإلى َي ْو ِم ال ِّدي ٍ َوال َّت ِاب ِعي َْن َو َت ِابعِي ال َّت ِاب ِعي َْن لَ ُه ْم بِِإحْ َس Rasul-Nya, dan bagi orang-orang mukmin.” (QS Al- ِ اغفِرْ ل ِْلمُْؤ ِم ِني َْن َو ْالمُْؤ ِم َنا ت ْ اَل ٰلّ ُه َّم ِك َيا َأرْ َح َم الرَّ ا ِح ِمي َْن َ َم َع ُه ْم ِب َرحْ َمت Munafiqun [63]: 8). َأ ٰ َأل اَللّ ُه َّم عِ َّز اِإْلسْ اَل َم.ِت اَ حْ َيآ ُء ِم ْن ُه ْم َو ْا مْ َوات َأل ِ َو ْالمُسْ لِ ِمي َْن َو ْالمُسْ لِ َما َك ْالم َُوحِّ ِد َّية ْ َ َك َوال ُمش ِر ِكي َْن َوانصُرْ عِ َباد ْ ْ َ َْو ْالمُسْ لِ ِمي َْن َوَأ ِذ َّل ال ِّشر Sedangkan anugerah yang akan didapatkan oleh اخ ُذ ْل َمنْ َخ َذ َل ْالمُسْ لِ ِمي َْن َو دَ مِّرْ َأعْ دَ ا َء ْ ص َر ال ِّدي َْن َو َ َوا ْنصُرْ َمنْ َن ْ اَلل ُه َّم ْاد َفعْ َع َّنا ال َباَل َء َو ْا َلو َبا َء .ْن ّ ٰ orang-orang yang bertakwa kepada Allah kelak di ِ ِك ِإلَى َي ْو َم ال ِّدي َ ْن َواعْ ِل َكلِ َمات ِ ال ِّدي َ ْ َ ْ ْالز ِز َل َوالم َِح َن َوس ُْو َء الفِتن ِة َوالم َِح َن َما ظ َه َر ِمن َها َو َما َبط َن َعن َ ْ ْ ْ اَل َّ َو ان ْالمُسْ لِ ِمي َْن عآم ًَّة َيا َربَّ اِئر ْالب ُْل َد َِب َل ِد َنا ِإ ْندُو ِنيْسِ يَّا خآص ًَّة َو َس ِ اب َ ٰ ْال َعالَ ِمي َْنَ .ر َّب َنا ٰاتِنا َ فِى ال ُّد ْن َيا َح َس َنة َوفِي ا خ َِر ِة َح َس َنة َوقِ َنا َعذ َ ً اْل ً ارَ .ر َّب َنا َظلَ ْم َنا َأ ْنفُ َس َنا َوِإنْ َل ْم َت ْغفِرْ لَ َنا َو َترْ َحمْ َنا لَ َن ُك ْو َننَّ م َِن ال َّن ِ ْأ ْال َخاسِ ِري َْن .عِ َبا َد ِ ان َوِإيْتآ ِء ذِي هللا َي ُم ُر ِباْل َع ْد ِل َو ْاِإلحْ َس ِ هللا ! ِإنَّ َ َّ َ ُ َّ َ ُ ُ ْ ْ ْ ْ بى َو َي ْن َهى َع ِن ال َفحْ شآ ِء َوال ُمن َك ِر َوال َبغي َيعِظك ْم ل َعلك ْم َتذكر ُْو َن ْ ْالقُرْ َ لى ِن َع ِم ِه َي ِز ْد ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر ِ هللا هللا ْال َعظِ ْي َم َي ْذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكر ُْوهُ َع َ َو ْاذ ُكرُوا َ َ أ ْك َب ُر