NIM : 044041457
JURUSAN : Ilmu Hukun
MATA KULIAH : Ilmu Negara
1.Berdasarkan uraian tersebut dapat dikatakan bahwa
negara itu sebenarnya merupakan suatu proses yang
setiap waktu dapat mengalami perubahan.
2.
A.Georg Jellinek dalam bukunya yang berjudul
Allgemeine Staatslehre, mengklasifikasikan bentuk
negara ke dalam dua jenis, yaitu republik dan monarki.
Jellinek memakai istilah monarki sebagai antithesis dari
bentuk negara yang disebut republik. Menurut Jellinek
perbedaan antara monarki dan republik adalah
mengenai sistem pemerintahannya, tetapi kemudian
Jellinek sendiri mengartikannya sebagai perbedaan
bentuk negara (Sochino, 1980: 174).
Dalam ajarannya tentang klasifikasi negara Jellinek
mempergunakan kriteria cara terbentuknya kemauan
negara tersebut. Dipakainya kriteria terbentuknya
kemauan negara karena menurut Jellinek negara
adalah suatu kesatuan yang mempunyai dasar-dasar
hidup. Berdasar hal tersebut maka negara mempunyai
kemauan atau kehendak. Kemauan negara itu bersifat
abstrak, sedangkan dalam bentuknya yang kongkret
kemauan negara itu menjelma menjadi hukum atau
undang-undang. Jadi, undang-undang merupakan
perwujudan dari kehendak atau kemauan negara. Kita
dapat melihat atau mempelajari cara terbentuknya
undang-undang dari kemauan negara itu. Dengan kata
lain cara terbentuknya undang-undang merupakan
cara terbentuknya kemauan negara Menurut Jellinek
ada dua macam cara mengenai terbentuknya kemauan
negara itu (Sochino, 1980: 174-175):
2.
2 Monarki terbatas,
3. Monarki konstitusional.
1. Negara Kesatuan;
2. Negara Serikat
3. Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Sumber HKUM4209 halaman 4.16-4.18