Anda di halaman 1dari 2

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH TUGAS 1

Nama mahasiswa: pahrezi derizky

Nomor induk mahasiswa/NIM: 044963523

Kode/nama mata kuliah: HKUM4209/ilmu Negara

Kode/nama UPBJJ: 2/toboali

Masa ujian: 2022/23.2 (2023.1)

NO 1

Kekuasaan adalah suatu kemampuan mempengaruhi agar pihak lain mengikuti hal yang diinginkan
oleh pihak yang mempengaruhi. Dalam konteks ilmu negara maka pihak yang memiliki kekuasaan
adalah negara. Kewenangan adalah kekuasaan yang dilembagakan. Salah satu karakteristik
kewenangan adalah adanya legitimasi artinya kewenangan adalah kekuasaan yang terlegitimasi.
Namun demikian, tidak semua kekuasaan memiliki legitimasi. Dengan adanya legitimasi maka
kekuasaan akan sah dan lebih lanjut akan semakin kuat. Dalam pandangan Engels kekuasaan itu
berasal dari masyarakat yang berkuasa di atas masyarakat. Dari rumusan ini, kekuasaan dapat ditarik
pada pengertian yang lebih umum, yaitu sebagai suatu kesempatan bagi seseorang atau kelompok
untuk mewujudkan kehendaknya dalam bentuk suatu aksi sosial bagi mereka yang menentang
maupun tidak (Giddens dan Held, 2000: 21-23). Secara lebih jernih Hannah Arendt memperlihatkan
bahwa kekuasaan (power) harus dibedakan dengan tajam dari paksaan dan penindasan (force).
Menurutnya, kekuasaan adalah suatu pola hubungan antar manusia yang tinggi derajatnya dan
hidup dari pengakuan bebas mereka yang berada dalam hubungan kekuasaan itu. Dasar hukum dari
prinsip ini dapat ditemukan dalam konstitusi atau UUD (Undang-Undang Dasar) dari negara yang
bersangkutan. Sebagai contoh, dalam UUD 1945 Indonesia, pasal 1 ayat (2) menyatakan bahwa
"Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar". Dengan
kata lain, rakyat diakui memiliki kedaulatan atas negara dan memegang kekuasaan tertinggi dalam
negara.

Namun, meskipun rakyat dianggap sebagai pemegang kekuasaan di negara demokrasi, hal ini tidak
berarti bahwa kekuasaan sepenuhnya berada di tangan rakyat secara langsung. Dalam praktiknya,
rakyat seringkali memilih wakil- wakilnya untuk memimpin negara dan mengambil keputusan atas
nama mereka. Oleh karena itu, peran wakil-wakil rakyat, seperti anggota parlemen atau pejabat
publik lainnya, sangat penting dalam menjalankan kekuasaan yang telah diberikan oleh rakyat.

NO 2

Pengesahan kekuasaan tergantung dari bentuk negara, sifat-sifat dari tujuan dalam negara itu.
Sebagai contoh adalah dalam negara demokrasi. Dilihat dari bentuk negaranya adalah demokrasi,
sifatnya adalah demokratis, dan tujuannya adalah untuk rakyat. Maka disini yang menentukan dan
berpengaruh terhadap jalannya pengesahan adalah suara rakyat. Pengesahan kekuasaan tergantung
dari bentuk negara serta sifat-sifat dari pemerintahan dalam negara itu. Hal ini bisa dilihat dari
kenyataan dan fakta yang ada. Misalnya, dalam negara-negara otoriter dan diktator, dasar
kekuasaan daripada orang- orang yang memegang organisasi itu adalah kekuasaan itu. Pada zaman
Nazi Jerman misalnya, yang menjadi dasar kekuasaan itu adalah kekuasaan dari seorang bernama
Hitler. Pada waktu itu merupakan suatu kenyataan bahwa Hitler memiliki kekuasaan untuk
menguasai kelompok manusia yang dipersatukan oleh organisasinya. Keadaan yang sama juga
terjadi pada zaman Fasisme di Italia ataupun komunis di Soviet Rusia. Lain halnya dengan keadaan di
dalam negara-negara yang demokratis. Disini kekuasaan daripada bergantung dari rakyat selaku
pemegang kedaulatan. Oleh karena itu, dalam suatu negara yang demokratis dasar dari kekuasaan
dan pengakuan adanya kekuasaan adalah kemauan dari rakyat yang diperintah itu sendiri. Rakyatlah
yang mengesahkan organisasi kekuasaan bernama negara tersebut.

NO 3

Kemudian, pada zaman modern Georg Jellinek dalam bukunya yang berjudul Allgemeine Staatslehre,
mengklasifikasikan bentuk negara ke dalam dua jenis, yaitu republik dan monarki. Jellinek memakai
istilah monarki sebagai antithesis dari bentuk negara yang disebut republik. Menurut Jellinek
perbedaan antara monarki dan republik adalah mengenai sistem pemerintahannya, tetapi kemudian
Jellinek sendiri mengartikannya sebagai perbedaan bentuk negara (Sochino, 1980: 174).

Dalam ajarannya tentang klasifikasi negara Jellinek mempergunakan kriteria cara terbentuknya
kemauan negara tersebut. Dipakainya kriteria terbentuknya kemauan negara karena menurut
Jellinek negara adalah suatu kesatuan yang mempunyai dasar- dasar hidup. Berdasar hal tersebut
maka negara mempunyai kemauan atau kehendak. Kemauan negara itu bersifat abstrak, sedangkan
dalam bentuknya yang kongkret kemauan negara itu menjelma menjadi hukum atau undang-
undang. Jadi, undang- undang merupakan perwujudan dari kehendak atau kemauan negara. Kita
dapat melihat atau mempelajari cara terbentuknya undang-undang dari kemauan negara itu.
Dengan kata lain cara terbentuknya undang-undang merupakan cara terbentuknya kemauan negara
Menurut Jellinek ada dua macam cara mengenai terbentuknya kemauan negara itu (Sochino, 1980:
174-175):

1. Kemauan negara itu terbentuk atau tersusun di dalam jiwa seseorang yang menggunakan wujud
atau bentuk fisik. Hal tersebut berarti kemauan negara itu hanya ditentukan oleh satu orang tunggal,
tiada orang atau badan lain, yang dapat ikut campur dalam pembentukan kehendak negara itu,
kemauan negara yang terbentuk secara demikian ini disebut kemauan fisik, dan negara yang
mempunyai kemauan fisik disebut monarki. Dalam monarki undang-undang negara hanya
ditentukan atau dibuat oleh orang tunggal.

2. Kemauan negara itu terbentuk atau tersusun di dalam suatu dewan. Dewan itu adalah suatu
pengertian yang adanya hanya di dalam hukum, dan sifatnya abstrak, serta berbentuk yuridis.
Memang sebenarnya anggota-anggota daripada dewan itu, yaitu orang, masing-masing adalah
kenyataan dan berbentuk fisik, tetapi dewan itu merupakan kenyataan yuridis karena dewan itu
merupakan sebuah konstruksi hukum. Adanya dewan merupakan akibat yang ditetapkan oleh
peraturan hukum, dimana beberapa orang merupakan suatu kesatuan, dan dianggap sebagai suatu
persoon. Kehendak negara yang terbentuk atau tersusun secara demikian ini disebut kehendak atau
kemauan yuridis, dan negara yang memiliki kemauan yuridis ini disebut Republik

Anda mungkin juga menyukai