Anda di halaman 1dari 19

MODUL PRAKTIKUM

MORFOLOGI FISIOLOGI TUMBUHAN

Visi
Menjadi program studi Farmasi (S1) yang unggul dalam
bidang Farmasi Bahan Alam yang berlandaskan nilai-
nilai Islam dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang
mampu bersaing di tingkat Nasional

PM-UMM-02-12/L1
Program Studi S1 Farmasi
Fakultas Ilmu Kesehatan
2017

1
MODUL PRAKTIKUM
MORFOLOGI FISIOLOGI TUMBUHAN

Disusun oleh :
Imron Wahyu Hidayat, M.Sc., Apt

PM-UMM-02-12/L1

Program Studi S1 Farmasi


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Magelang
2017

2
PENGESAHAN

Modul Praktikum
Morfologi Fisiologi Tumbuhan
PM-UMM-02-12/L1

Revisi : 00
Tanggal : Maret 2017
Dikaji Ulang Oleh : Ketua Program Studi S1 Farmasi
Dikendalikan Oleh : Gugus Kendali Mutu Fakultas
Disetujui Oleh : Dekan

NO. DOKUMEN : PM-UMM-02-22 TANGGAL : Maret 2017


NO. REVISI : 00 NO. HAL : -
Disiapkan Oleh : Diperiksa Oleh: Disahkan Oleh :
Koordinator Praktikum Ka. Prodi S1 Farmasi Dekan

Imron Wahyu H, M.Sc.,Apt Tiara Mega Kusuma, M.Sc., Apt Puguh Widiyanto,S.Kp., M.Kep
NIDN. 0625108103 NIDN. 0607048602 NIDN. 0621027203

Catatan : Dokumen ini milik Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Magelang
dan TIDAK DIPERBOLEHKAN dengan cara dan alasan apapun membuat salinan tanpa seijin
Dekan

3
PENGANTAR

Assalamualaikum, wr, wb

Alhamdulillah, buku petunjuk praktikum Morfologi Fisiologi Tumbuhan


berhasil disusun. Buku petunjuk ini disusun sebagai sarana untuk membantu mahasiswa
dalam menunjang tercapainya kompetensi S1 Farmasi di bidang farmasi bahan alam.
Mahasiswa diharapkan dapat membaca dan memahami materi sebelum pelaksanaan
praktikum agar berjalan lancar dan tertib.
Buku petunjuk praktikum Farmakologi dibuat dengan harapan pada akhir
pelaksanaan praktikum ini mahasiswa mampu memahami konsep absorpsi, distribusi,
metabolisme dan eskresi obat.
Penyusun menyadari bahwa buku ini tidak terlepas dari kekurangan, oleh karena
itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan buku ini. Penyusun berharap semoga buku ini dapat bermanfaat. Amiin.

Wassalamualaikum, Wr. Wb

Magelang, Maret 2017

Koordinator Praktikum

4
Tata Tertib Pelaksanaan Praktikum

1. Mahasiswa wajib hadir di ruang praktikum sesuai jadwal praktikum yang


berlaku.
2. Mahasiswa yang datang terlambat lebih dari 15 menit tidak
diperkenankan mengikuti kegiatan praktikum.
3. Mahasiswa wajib membawa farmasi kit disetiap kegiatan praktikum.
4. Mengikuti pretest sebelum praktikum dimulai.
5. Bila nilai pretest memenuhi standar (≥60) mahasiswa dapat mengikuti
praktikum sesuai prosedur dan aturan yang berlaku (untuk mata
praktikum tertentu).
6. Sebelum praktikum dimulai mahasiswa wajib mengenakan jas
laboratorium.
7. Mahasiswa meminjam peralatan ke laboran dengan mengisi Daftar Bon
Alat.
8. Selama praktikum berlangsung, mahasiswa wajib menjaga ketertiban dan
ketenangan laboratorium.
9. Selama pelaksanaan praktikum mahasiswa tidak diperkenankan
meninggalkan ruang praktikum tanpa ijin dosen atau asisten pembimbing
praktikum.
10. Setelah selesai praktikum, mahasiswa wajib merapikan dan
membersihkan kembali peralatan dan tempat praktikum sesuai ketentuan
yang berlaku.
11. Mahasiswa wajib absen dijurnal praktikum dan mengisi kartu kendali
praktikum.
12. Mahasiswa wajib membuang sampah praktikum sesuai ketentuan yang
berlaku.
13. Mahasiswa wajib melaporkan alat-alat yang rusak dan pecah ke laboran.
14. Mahasiswa wajib mengganti peralatan yang rusak atau pecah sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
15. Mahasiswa wajib membuat laporan resmi praktikum sesuai dengan hasil
praktikum.

Kepala Laboratorium Farmasi

Fitriana Yuliastuti, M.Sc., Apt

5
Format Laporan dan Kriterian Penilaian

Laporan Resmi :

1. Cover laporan: nama mata praktikum, judul pertemuan, logo universitas,


nama dan NIM penyusun, nama prodi, nama fakultas, nama universitas,
tahun.
2. Isi
a. Judul praktikum
b. Tujuan praktikum
c. Dasar teori
d. Metode praktikum/cara kerja
e. Hasil praktikum
f. Pembahasan disertai jurnal ilmiah
g. Kesimpulan
h. Daftar pustaka

Kriteria Penilaian :
Indikator Point
Pretest/posttest 20
Skill Lab 40
Laporan 10
Responsi 30

6
PERTEMUAN KE-1

MORFOLOGI FISIOLOGI DAUN

1. Capaian Pembelajaran :

a. Menguasai konsep teoritis berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang


kefarmasian, riset, dan pengembangan diri;
b. Mampu menerapkan IPTEK dalam melakukan riset, pengembangan diri secara
berkelanjutan di bidang kefarmasian, khususnya terkait farmasi bahan alam

2. Tujuan Praktikum :

Setelah menyelesaikan praktikum ini maka mahasiswa mampu


menguasai morfologi dan fisiologi tumbuhan

3. Dasar Teori

Daun (Lat: folium) merupakan alat tubuh yang penting bagi


tumbuhtumbuhan karena banyak proses metabolisme yang terjadi di daun
misalnya proses fotosintesis menghasilkan bahan yang sangat dibutuhkan
oleh tubuh tumbuhan untuk kelangsungan hidupnya. Semua daun mula-mula
berupa tonjolan jaringan yang kecil, yaitu primordia pada waktu ujung pucuk
tumbuh, primordia daun baru mulai terbentuk menurut pola khas untuk tiap
jenis tumbuhan.
Secara morfologi dan anatomi, daun merupakan organ tubuh yang
paling bervariasi. Batasan secara menyeluruh dari semua tipe daun yang
terlihat pada tumbuhan disebut phyllom (filom). Berdasarkan variasi
tersebut, folium dapat digolongkan ke dalam: daun lebar, profil, katafil,
hipsofil, kotiledon, dan lain-lain. Daun lebar (daun hijau) berfungsi khusus
untuk melakukan fotosintesa, biasanya berbentuk pipih mendatar sehingga
mudah memperoleh sinar matahari. Katafil adalah sisik pada tunas atau
batang di bawah tanah, berfungsi sebagai pelindung atau tempat menyimpan
cadangan makanan.
Profil merupakan daun pertama yang tumbuh paling bawah di cabang
lateral, pada monokotil hanya ada satu helai profil, sedang pada dikotil
dijumpai dua helai profil. Hypsofil merupakan tipe-tipe brachtea yang
bergabung dengan bunga dan berfungsi sebagai pelindung, kadang-kadang
hypsofil berwarna cerah dan menyerupai mahkota bunga. Kotiledon
merupakan daun pertama pada tumbuhan.
Bagian-bagian utama dan tambahan pada daun adalah sebagai
berikut.

7
1. Tangkai daun (petiolus): merupakan bagian daun yang mendukung
helaiannya dan berfungsi untuk menempatkan helaian daun pada posisi
sedemikian rupa sehingga dapat memperoleh cahaya matahari
sebanyakbanyaknya. Bentuk dan ukuran tangkai daun berbeda-beda menurut
je nis tumbuhannya, biasanya berbentuk silinder dengan sisi atas agak pipih
dan menebal pada pangkalnya. Dilihat pada penampang lintangnya ada yang
bulat berongga, pipih dan tepinya melebar, bersegi, atau setengah lingkaran.
2. . Helaian daun (lamina): merupakan bagian daun yang terpenting
dan lekas menarik perhatian sehingga suatu sifat yang sesungguhnya hanya
berlaku untuk helaiannya, disebut pula sebagai sifat daunnya. Suatu
tumbuhan dapat memperlihatkan bentuk daun yang berlainan pada satu
pohon, oleh karena itu, dikatakan memperlihatkan sifat heterofilli. Gejala
heterofilli ini dapat terjadi karena umur, modifikasi, atau memang
mempunyai daun yang berbeda yang diakibatkan oleh perubahan fungsinya.
Sifat-sifat daun yang biasanya diberikan dalam pengenalan suatu jenis
tumbuhan adalah bentuk, ukuran, ujung, pangkal, susunan urat-urat daun,
tepi, warna, permukaan atas/bawah, tekstur, dan lainlain.
3. Pelepah/upih daun (vagina): merupakan bagian daun yang melekat
atau melingkupi batang, juga mempunyai fungsi sebagai pelindung kuncup
yang masih muda (misal pada daun tebu), dan memberi kekuatan pada
batang tanaman (misal pada pohon pisang).
4. Daun penumpu (stipula), biasanya berupa dua helai daun yang
kecil, terletak dekat pangkal tangkai daun, dan umumnya berguna
melindungi kuncup yang masih muda.
5. Lidah-lidah (ligula), yaitu suatu selaput kecil yang umumnya
terdapat pada batas antara upih dan helaian daun pada keluarga rumput-
rumputan (Graminae). Alat ini berguna mencegah mengalirnya air hujan ke
dalam ketiak antara batang dan upih daun, sehingga pembusukan dapat
dihindarkan.
4. Pelaksanaan Praktikum
a. Alat dan bahan :
Alat : Nampan / bak preparat.
Bahan : Daun mangga (Mangifera nidiea) ,Daun akasia (Acacia
auricuh formis)
b. Cara Kerja :
1) Tuliskan nama jenis dan suku dari bahan yang disediakan.
2) Amati daun daun tumbuhan yang dihadapi dan tuliskan apakah daun
tersebut termasuk daun lengkap atau daun tidak lengkap.
3) Gambarkan sehelai daun mangga (Mangifera indica) dan berikan
keterangan yang lengkap mengenai tipe: a) pangkal daun b) ujung
daun c) tepi daun d) bangun daun e) pertulangan daun f) permukaan
daun g) warna daun
5. Latihan
1) Mahasiswa melakukan praktek pengamatan daun
2) Mahasiswa melaporkan hasil praktikum

8
PERTEMUAN KE-2

MORFOLOGI FISIOLOGI AKAR

1. Capaian Pembelajaran :

a. Menguasai konsep teoritis berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang


kefarmasian, riset, dan pengembangan diri;
b. Mampu menerapkan IPTEK dalam melakukan riset, pengembangan diri secara
berkelanjutan di bidang kefarmasian, khususnya terkait farmasi bahan alam

2. Tujuan Praktikum

Setelah menyelesaikan praktek ini maka mahasiswa memiliki


kemampuan menguasai morfologi fisiologi batang

3. Dasar Teori
Akar merupakan bagian bawah sumbu tumbuhan dan umumnya tumbuh
di dalam tanah dengan arah tumbuh ke pusat bumi dan menjauhi cahaya.
Berbeda dengan batang, akar tidak berbuku, tidak beruas, dan tidak
mempunyai daun atau bagian-bagian lainnya. Akar tumbuh terus pada
ujungnya, bentuknya sering kali meruncing hingga mudah menembus tanah,
dan warnannya keputihan atau kekuningan
Perlu diingat bahwa akar tunggang hanya dijumpai pada tanaman yang
ditanam dari biji. Walaupun termasuk ke dalam tumbuhan dikotil, suatu
tumbuhan tidak akan mempunyai akar tunggang jika tidak ditanam dari biji,
misalnya pada jenis-jenis tanaman budi daya yang diperbanyak dengan
cangkokan atau stek. Bentuk-bentuk akar yang menyusun sistem perakaran
tunggang, antara lain: a. Bentuk tombak (fusiformis): pangkalnya besar
meruncing ke ujung dengan serabut-serabut akar sebagai percabangan,
biasanya menjadi tempat penimbunan makanan, misalnya pada wortel
(Daucus carota), lobak (Raphanus sativus). Berdasarkan bentuknya akar ini
disebut pula akar tombak
Bentuk gasing (napiformis) : pangkal akar besar membulat, cabangcabang
akar hanya pada ujung yang sempit meruncing, misalnya pada bengkuang
(Pachyrrhizus erosus) dan bit (Beta vulgaris). Berdasarkan bentuk-bentuknya
akar ini disebut akar gasing. Bentuk – bentuk akar yang menyusun sistem
perakaran serabut, antara lain: a. Bentuk benang : sistem perakaran yang

9
menyusunnya kecil-kecil dan halus seperti benang, misal pada padi (Oryza
sativa). Sistem perakaran yang demikian disebut dengan akar benang. b.
Bentuk tambang : sistem perakaran yang menyusunnya kaku, keras dan
cukup besar seperti tambang, misal pada pohon kelapa (Cocos nusifera).
Sistem perakaran demikian disebut juga akar tambang. c. Bentuk lengan :
sistem perakaran yang menyusunnya akar-akar serabut yang besar-besar dan
menyerupai lengan dan tidak banyak memperlihatkan percabangan, misal
pada pohon pandan (Pandanus tectorius).

4. Pelaksanaan Praktikum

a. Alat dan bahan :

Alat : bak preparat


Bahan : Wortel (Daucus carota), b) Bengkuang (Pachyrrizus erosus)

b. Cara kerja : (Stevani, 2016)

a) Tuliskan nama jenis dan suku dari bahan-bahan yang tersedia.


b) Amati dengan seksama dan terperinci.
c) Gambarkan secara rinci dari bahan yang disediakan dan beri
keterangan yang benar.

5. Latihan

1) Mahasiswa mengamati morfologi fisiologi akar


2) Mahasiswa membuat laporan praktikum

10
PERTEMUAN KE-3
MORFOLOGI FISIOLOGI BATANG

1. Capaian Pembelajaran :

a. Menguasai konsep teoritis berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang


kefarmasian, riset, dan pengembangan diri;
b. Mampu menerapkan IPTEK dalam melakukan riset, pengembangan diri secara
berkelanjutan di bidang kefarmasian, khususnya terkait farmasi bahan alam

2. Tujuan Praktikum :

Setelah menyelesaikan praktek ini maka mahasiswa memiliki kemampuan


menguasai morfologi fisiologi batang

3. Dasar Teori
Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan penting sehingga sering
dikatakan sebagai sumbu tubuh tumbuhan. Batang sebagian besar tumbuhan
terletak di atas tanah, namun ada pula batang yang terdapat di dalam tanah,
bahkan ada tumbuhan yang tampak tidak berbatang (planta acaulis) walaupun
sesungguhnya berbatang hanya sangat pendek sekali sehingga seolah-olah tidak
berbatang. Tumbuhan biji berkeping dua (Dicotyledonae) pada umumnya
mempunyai batang yang di bagian bawahnya lebih besar dan semakin ke ujung
semakin mengecil, bercabang atau tidak bercabang. Sebaliknya, tumbuhan biji
berkeping tunggal (Monocotyledonae) mempunyai batang yang dari pangkal
sampai ujung batang tidak menunjukan perbedaan besarnya.
Umumnya batang pada tumbuhan mempunyai bentuk bulat, bersegi, pipih
dengan permukaan batang licin, beralur bentuk bersayap, berambut, dan berduri.
Batang tumbuh ke arah datangnya cahaya matahari, namun mengenai arahnya
dapat memperlihatkan berbagai variasi seperti tegak lurus, menggantung (pada
anggrek), menyulur berbaring (pada semangka), merunduk, memanjat (pada sirih
dan fanili), dan sebagainya

11
4. Pelaksanaan Praktikum

a. Alat dan bahan :

Alat : bak preparat


Bahan : Tumbuhan bayam (Amaranthus spinosus), Tumbuhan teki
(Cyperus rotundus)

b. Cara kerja : (Stevani, 2016)


a) Tulis nama jenis tumbuh-tumbuhan yang disediakan.
b) Gambarlah setiap jenis tumbuhan dan beri keterangan yang lengkap.
c) Amati dan tuliskan tiap jenis dari bahan yang tersedia dengan cara
mengisi tabel tabulasi pengamatan yang tertera pada lembar kerja

5. Latihan

1) Mahasiswa melakukan pengamatan batang


2) Mahasiswa membuat laporan hasil praktikum

12
PERTEMUAN KE-4
MORFOLOGI FISIOLOGI BUNGA

1. Capaian Pembelajaran :

a. Menguasai konsep teoritis berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang


kefarmasian, riset, dan pengembangan diri;
b. Mampu menerapkan IPTEK dalam melakukan riset, pengembangan diri secara
berkelanjutan di bidang kefarmasian, khususnya terkait farmasi bahan alam
2. Tujuan Praktikum :

Setelah menyelesaikan praktek ini maka mahasiswa memiliki kemampuan


memahami morfologi dan fisiologi bunga

3. Dasar Teori

Bunga merupakan salah satu organ generatif yang menjadi karakter


pembeda utama pada proses pengelompokkan tumbuhan. Pemilihan ini
dikarenakan karakter bunga diyakini tidak mudah mengalami perubahan
oleh pengaruh lingkungan.
Walaupun demukian pada jenis-jenis tertentu adakalanya bagian
bunga termodifikasi menjadi bentuk lain dan berfungsi sama dengan bagian
yang digantikan.
Secara umum dalam satu bunga terdapat bagian-bagian sebagai
berikut: 1. Tangkai bunga = pedicellus 2. Dasar bunga = receptaculum :
tempat melekat semua organ bunga 3. Hiasan bunga = perianthium, terdiri
dari :Kelopak = calyx (lembaran kelopak = sepal) dan Tajuk bunga =
mahkota (lembaran mahkota = petal) 4. Organ kelamin jantan = androecium,
terdiri dari : Benang sari = stamen dan kotak serbuk sari = anthera 5. Organ
kelamin betina = Gymnacium = putik = pistilum, terdiri dari: Carpela = daun
buah , Stylus = tangkai putik dan Stigma = kepala putik
Bunga Mejemuk = Anthotaxis = Inflorescentia, jika dalam satu
tangkai terdapat banyak anak bunga. Bagian-bagian bunga majemuk : 1.
Bagian yang bersifat seperti batang/ cabang, antara lain: a. Ibu tangkai bunga
= pedunculus = pedunculus comunnis = rachis b. Tangkai bunga = pedicellus
c. Dasar bunga = receptaculum 2. Bagian yang bersifat seperti daun, antara

13
lain: a. Daun pelindung = brachtea b. Daun tangkai = brachteola c. Seludang
bunga = Spatha d. Daun pembalut = bractea involucralis = involucrum

4. Pelaksanaan Praktikum

a. Alat dan bahan :


Alat : bak preparat
Bahan : Hibiscus rosa-sinensis 2. Canna indica]

b.Cara kerja :

a. Tulis species dan famili dari objek 2.


b. Gambar objek dan bagian-bagiannya secara lengkap.
c. Tentukan bagian-bagian dan karakterisitiknya
d. Buat keterangan dipinggir kanan bawah
e. Buat tabel perbandingan karakter

5. Latihan

1) Mahasiswa melakukan pengamatan bunga


2) Mahasiswa melaporkan hasl pengamatan

14
PERTEMUAN KE-5
MORFOLOGI FISIOLOGI BUAH DAN BIJI

1. Capaian Pembelajaran :

a. Menguasai konsep teoritis berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang


kefarmasian, riset, dan pengembangan diri;
b. Mampu menerapkan IPTEK dalam melakukan riset, pengembangan diri secara
berkelanjutan di bidang kefarmasian, khususnya terkait farmasi bahan alam

2. Tujuan Praktikum :

Setelah menyelesaikan praktek ini maka mahasiswa memiliki kemampuan


menguasai morfologi fisiologi buah

3. Dasar Teori
Buah yang semata-mata terjadi dari ovari dan tidak ada bagian bunga
yang berkembang menyerupai buah terbentuk buah sejati. Sedangkan bila
bagian bunga berkembang sehingga menyerupai buah akan terbentuk buah
semu. Buah semu dapat dibedakan dalam: a. Buah semu tunggal, misalnya
pada Physalis minima b. Buah semu ganda, misalnya pada Fragraia vesca c.
Buah semu majemuk, misalnya pada Ficus elastica Buah sejati dapat
dibedakan atas tiga kelompok utama, yaitu: 1. Buah sejati tunggal, meliputi:
a. Buah sejati tunggal kering (discous) b. Buah sejati tunggal berdaging
(carnous) 2. Buah sejati ganda, misalnya Michelia champaca, Annona
squamosa 3. Buah majemuk sejati, misalnya Pandanus satius
Buah sejati tunggal dapat dibedakan dalam: A. Buah sejati tunggal kering,
terdiri dari: 1. Buah sejati tunggal kering dngan satu biji, meliputi: buah padi
(caryopsis), buah kurung (achenium), buah keras (nux), buah keras bersayap
(samara). 2. Buah sejati tunggal kering mengandung banyak biji (jika masak
dapat pecah menjadi beberapa bagian biji (mericarp)), meliputi: a. Buah
terbelah (schyzocarpium), meliputi: buah terbelah dua (diachenium), terbelah
tiga (triachenium), terbelah empat (tetrachenium)
Buah berkendaga, meliputi: Berkendaga dua (diococcus), berkendaga tiga
(tricoccus), berkendaga banyak (polycoccus). c. Buah kotak, meliputi: buah
bumbung (folliculus), buah polong (legume), buah labak (siliqua), buah

15
kotak sejati (capsula). B. Buah sejati tunggal berdaging, umumnya tidak
pecah jika sudah masak.Dapat dibedakan atas: 1. Buah buni (bacca),
misalnya Carica papaya 2. Buah mentimun (pepo), misalnya Cucumis
sativus 3. Buah jeruk (hesperidium), misalnya Citrus maxima 4. Buah batu
(druppa), misalnya Cocos nucifera 5. Buah delima, misalnya Punica
granatum 6. Buah apel (pomum), misalnya Pirus mallus

4. Pelaksanaan Praktikum

a. Alat dan bahan :


Alat : bak preparat
Bahan : Ricinus communis, Myristica fragrans

b. Cara kerja (Stevani, 2016)


a) Tulis species dan famili dari objek
b) Gambar objek secara lengkap dan rinci.
c) Tentukan bagian-bagian, type dan karakterisitik buah
d) Buat keterangan dipinggir kanan bawah
e) Buat tabel perbandingan karakteristik buah

5. Latihan

1) Mahasiswa melakukan pengamatan


2) Mahasiswa melaporkan hasil pengamatan

16
PERTEMUAN KE-6
DETERMINASI TANAMAN

1. Capaian Pembelajaran :

a. Menguasai konsep teoritis berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang


kefarmasian, riset, dan pengembangan diri
b. Mampu menerapkan IPTEK dalam melakukan riset, pengembangan diri secara
berkelanjutan di bidang kefarmasian, khususnya terkait farmasi bahan alam

2. Tujuan Praktikum :

Setelah menyelesaikan praktek ini maka mahasiswa memiliki


kemampuan memahami cara membuat kunci determinasi

3. Dasar Teori

Dalam menyusun suatu kunci determinasi, diperlukan pengetahuan


yang cukup tentang morfologi, istilah botani dan kecermatan dalam
membedakan sifat-sifat golongan tumbuhan (takson (sng.); taksa (pl.)) yang
satu terhadap golongan yang lain dengan tajam. Kunci disusun secara
dikotomis atau menggarpu. Ada dua macam kunci, yaitu: 1. Yoked atau
indented key, ini bila bahan hanya sedikit karena memakan ruangan, tetapi
keuntungannya lebih cepat dan jelas untuk pengenalan. 2. Bracketed atau
parallel key, ini hanya memerlukan ruangan sedikit, jadi bisa untuk bahan
yang banyak, tetapi kurang langsung untuk digunakan mendeterminasi
Dalam menyusun kunci supaya diperhatikan/dikerjakan hal-hal
berikut: 1. Pisahkan bahan-bahan menjadi dua golongan yang mempunyai
sifat-sifat jelas berbeda. 2. Tentukan sifat-sifat yang berlawanan sebagai
pembeda satu dan lainnya, sehingga kedua bait membentuk suatu
perbandingan yang berlawananBila salah satu bait menunjukkan suatu takson
tertentu (OTU) maka sifat-sifat yang dimiliki oleh takson ini digambarkan
secara definitif. Sementara itu, bait yang lain tak perlu definitif (karena bisa
dipecah lagi). 4. Pokok (subyek) dalam kedua bait dari suatu kuplet harus
sama. Pada contoh di atas dalam bait 2, pokok dari kuplet ialah bunga betina.
5. Sebaliknya pokok (subyek) dari kuplet berikutnya untuk menuju pada

17
suatu takson, harus diusahakan jangan menggunakan pokok yang sama lagi,
agar diperoleh gambaran yang lebih banyak dari pada takson
tersebut.Gunakan sedapat mungkin sifat-sifat makroskopis dalam
memisahkan taksa. Data-data sitologis yang harus menggunakan mikroskop
tidak praktis. Juga hindarkan penggunaan dasar penggolongan pada
penyebaran geografis, sebab sulit diketahui batas-batasnya. Jumlah
kromosom meskipun penting sebagai sifat biologis tetapi tidak akan berarti
dalam mendeterminasikan tumbuh-tumbuhan secara praktis.

4. Pelaksanaan Praktikum

a. Alat dan bahan :

Alat : bak preparat


Bahan : Azolla pinnata

b. Cara kerja :
a. Ambil daun paku air Azolla pinnata, periksalah di bawah
mikroskop. Gambar talus Anabaena azollae.
b. Ambillah tanah/air sawah yang mengandung koloni Nostoc sp.
dan Oscillatoria sp. Kemudian amati di bawah mikroskop dan
gambar sel dan koloninya.
a. Susunlah deskripsi dan klasifikasi masing-masing jenis.
b. Pelajarilah ciri-ciri morfologi untuk mengidentifikasi golongan
Cyanobacteria dan membedakan antar jenis-jenis yang diamati,
kemudian susunlah kunci dikotomnya.
c. Jelaskan peran masing-masing jenis yang diamati.

5. Latihan

1. Mahasiswa mengamati tanaman


2. Mahasiswa melaporkan bagian bagian sel hasil pengamatan

18
DAFTAR PUSTAKA

Kartasapoetra, G., 2004, Budidaya Tanaman Berkhasiat Obat Ed V, Jakarta


BALITBANG Depkes, 2000, Inventaris Tanaman Obat Indonesia I-VI, Jakarta
Depkes RI, Materia Medika, Jakarta
Anonim, 2016, Peratutan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2016
tentang Formularium Obat Herbal Asli Indonesia
Mutschler, E, 1991, Dinamika Obat Farmakologi dan Toksikologi Edisi Kelima,
Penerbit ITB,Bandung
Nugroho, A.E., 2014, Farmakologi, Obat-Obat Penting dalam Pembelajaran
Ilmu Farmasi dan Dunia Kesehatan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Priyanto, Batubara, L., 2010, Farmakologi Dasar Untuk Mahasiswa Farmasi dan
Keperawatan ed III, Leskonfi
Siswandono, Soekardjo, B., 2000, Kimia Medisinal Edisi 2, Airlangga University
Press, Surabaya
Stevani, H, 2016, Modul Bahan Ajar Cetak Farmasi Praktikum Farmakologi,
Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan, Badan
Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan,
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
Turner, R.A., 1965, Screening Methods in Pharmacology, Academis Press, New
York
Wells,B.G., DiPiro,J.T., Schwinghammer,T.L., DiPiro,C.V., 2015,
Pharmacotherapy Handbook. Ninth Edition, McGraw-Hill Education

19

Anda mungkin juga menyukai