Visi
Menjadi program studi Farmasi (S1) yang unggul dalam
bidang Farmasi Bahan Alam yang berlandaskan nilai-
nilai Islam dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang
mampu bersaing di tingkat Nasional
PM-UMM-02-12/L1
Program Studi S1 Farmasi
Fakultas Ilmu Kesehatan
2017
1
MODUL PRAKTIKUM
MORFOLOGI FISIOLOGI TUMBUHAN
Disusun oleh :
Imron Wahyu Hidayat, M.Sc., Apt
PM-UMM-02-12/L1
2
PENGESAHAN
Modul Praktikum
Morfologi Fisiologi Tumbuhan
PM-UMM-02-12/L1
Revisi : 00
Tanggal : Maret 2017
Dikaji Ulang Oleh : Ketua Program Studi S1 Farmasi
Dikendalikan Oleh : Gugus Kendali Mutu Fakultas
Disetujui Oleh : Dekan
Imron Wahyu H, M.Sc.,Apt Tiara Mega Kusuma, M.Sc., Apt Puguh Widiyanto,S.Kp., M.Kep
NIDN. 0625108103 NIDN. 0607048602 NIDN. 0621027203
Catatan : Dokumen ini milik Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Magelang
dan TIDAK DIPERBOLEHKAN dengan cara dan alasan apapun membuat salinan tanpa seijin
Dekan
3
PENGANTAR
Assalamualaikum, wr, wb
Wassalamualaikum, Wr. Wb
Koordinator Praktikum
4
Tata Tertib Pelaksanaan Praktikum
5
Format Laporan dan Kriterian Penilaian
Laporan Resmi :
Kriteria Penilaian :
Indikator Point
Pretest/posttest 20
Skill Lab 40
Laporan 10
Responsi 30
6
PERTEMUAN KE-1
1. Capaian Pembelajaran :
2. Tujuan Praktikum :
3. Dasar Teori
7
1. Tangkai daun (petiolus): merupakan bagian daun yang mendukung
helaiannya dan berfungsi untuk menempatkan helaian daun pada posisi
sedemikian rupa sehingga dapat memperoleh cahaya matahari
sebanyakbanyaknya. Bentuk dan ukuran tangkai daun berbeda-beda menurut
je nis tumbuhannya, biasanya berbentuk silinder dengan sisi atas agak pipih
dan menebal pada pangkalnya. Dilihat pada penampang lintangnya ada yang
bulat berongga, pipih dan tepinya melebar, bersegi, atau setengah lingkaran.
2. . Helaian daun (lamina): merupakan bagian daun yang terpenting
dan lekas menarik perhatian sehingga suatu sifat yang sesungguhnya hanya
berlaku untuk helaiannya, disebut pula sebagai sifat daunnya. Suatu
tumbuhan dapat memperlihatkan bentuk daun yang berlainan pada satu
pohon, oleh karena itu, dikatakan memperlihatkan sifat heterofilli. Gejala
heterofilli ini dapat terjadi karena umur, modifikasi, atau memang
mempunyai daun yang berbeda yang diakibatkan oleh perubahan fungsinya.
Sifat-sifat daun yang biasanya diberikan dalam pengenalan suatu jenis
tumbuhan adalah bentuk, ukuran, ujung, pangkal, susunan urat-urat daun,
tepi, warna, permukaan atas/bawah, tekstur, dan lainlain.
3. Pelepah/upih daun (vagina): merupakan bagian daun yang melekat
atau melingkupi batang, juga mempunyai fungsi sebagai pelindung kuncup
yang masih muda (misal pada daun tebu), dan memberi kekuatan pada
batang tanaman (misal pada pohon pisang).
4. Daun penumpu (stipula), biasanya berupa dua helai daun yang
kecil, terletak dekat pangkal tangkai daun, dan umumnya berguna
melindungi kuncup yang masih muda.
5. Lidah-lidah (ligula), yaitu suatu selaput kecil yang umumnya
terdapat pada batas antara upih dan helaian daun pada keluarga rumput-
rumputan (Graminae). Alat ini berguna mencegah mengalirnya air hujan ke
dalam ketiak antara batang dan upih daun, sehingga pembusukan dapat
dihindarkan.
4. Pelaksanaan Praktikum
a. Alat dan bahan :
Alat : Nampan / bak preparat.
Bahan : Daun mangga (Mangifera nidiea) ,Daun akasia (Acacia
auricuh formis)
b. Cara Kerja :
1) Tuliskan nama jenis dan suku dari bahan yang disediakan.
2) Amati daun daun tumbuhan yang dihadapi dan tuliskan apakah daun
tersebut termasuk daun lengkap atau daun tidak lengkap.
3) Gambarkan sehelai daun mangga (Mangifera indica) dan berikan
keterangan yang lengkap mengenai tipe: a) pangkal daun b) ujung
daun c) tepi daun d) bangun daun e) pertulangan daun f) permukaan
daun g) warna daun
5. Latihan
1) Mahasiswa melakukan praktek pengamatan daun
2) Mahasiswa melaporkan hasil praktikum
8
PERTEMUAN KE-2
1. Capaian Pembelajaran :
2. Tujuan Praktikum
3. Dasar Teori
Akar merupakan bagian bawah sumbu tumbuhan dan umumnya tumbuh
di dalam tanah dengan arah tumbuh ke pusat bumi dan menjauhi cahaya.
Berbeda dengan batang, akar tidak berbuku, tidak beruas, dan tidak
mempunyai daun atau bagian-bagian lainnya. Akar tumbuh terus pada
ujungnya, bentuknya sering kali meruncing hingga mudah menembus tanah,
dan warnannya keputihan atau kekuningan
Perlu diingat bahwa akar tunggang hanya dijumpai pada tanaman yang
ditanam dari biji. Walaupun termasuk ke dalam tumbuhan dikotil, suatu
tumbuhan tidak akan mempunyai akar tunggang jika tidak ditanam dari biji,
misalnya pada jenis-jenis tanaman budi daya yang diperbanyak dengan
cangkokan atau stek. Bentuk-bentuk akar yang menyusun sistem perakaran
tunggang, antara lain: a. Bentuk tombak (fusiformis): pangkalnya besar
meruncing ke ujung dengan serabut-serabut akar sebagai percabangan,
biasanya menjadi tempat penimbunan makanan, misalnya pada wortel
(Daucus carota), lobak (Raphanus sativus). Berdasarkan bentuknya akar ini
disebut pula akar tombak
Bentuk gasing (napiformis) : pangkal akar besar membulat, cabangcabang
akar hanya pada ujung yang sempit meruncing, misalnya pada bengkuang
(Pachyrrhizus erosus) dan bit (Beta vulgaris). Berdasarkan bentuk-bentuknya
akar ini disebut akar gasing. Bentuk – bentuk akar yang menyusun sistem
perakaran serabut, antara lain: a. Bentuk benang : sistem perakaran yang
9
menyusunnya kecil-kecil dan halus seperti benang, misal pada padi (Oryza
sativa). Sistem perakaran yang demikian disebut dengan akar benang. b.
Bentuk tambang : sistem perakaran yang menyusunnya kaku, keras dan
cukup besar seperti tambang, misal pada pohon kelapa (Cocos nusifera).
Sistem perakaran demikian disebut juga akar tambang. c. Bentuk lengan :
sistem perakaran yang menyusunnya akar-akar serabut yang besar-besar dan
menyerupai lengan dan tidak banyak memperlihatkan percabangan, misal
pada pohon pandan (Pandanus tectorius).
4. Pelaksanaan Praktikum
5. Latihan
10
PERTEMUAN KE-3
MORFOLOGI FISIOLOGI BATANG
1. Capaian Pembelajaran :
2. Tujuan Praktikum :
3. Dasar Teori
Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan penting sehingga sering
dikatakan sebagai sumbu tubuh tumbuhan. Batang sebagian besar tumbuhan
terletak di atas tanah, namun ada pula batang yang terdapat di dalam tanah,
bahkan ada tumbuhan yang tampak tidak berbatang (planta acaulis) walaupun
sesungguhnya berbatang hanya sangat pendek sekali sehingga seolah-olah tidak
berbatang. Tumbuhan biji berkeping dua (Dicotyledonae) pada umumnya
mempunyai batang yang di bagian bawahnya lebih besar dan semakin ke ujung
semakin mengecil, bercabang atau tidak bercabang. Sebaliknya, tumbuhan biji
berkeping tunggal (Monocotyledonae) mempunyai batang yang dari pangkal
sampai ujung batang tidak menunjukan perbedaan besarnya.
Umumnya batang pada tumbuhan mempunyai bentuk bulat, bersegi, pipih
dengan permukaan batang licin, beralur bentuk bersayap, berambut, dan berduri.
Batang tumbuh ke arah datangnya cahaya matahari, namun mengenai arahnya
dapat memperlihatkan berbagai variasi seperti tegak lurus, menggantung (pada
anggrek), menyulur berbaring (pada semangka), merunduk, memanjat (pada sirih
dan fanili), dan sebagainya
11
4. Pelaksanaan Praktikum
5. Latihan
12
PERTEMUAN KE-4
MORFOLOGI FISIOLOGI BUNGA
1. Capaian Pembelajaran :
3. Dasar Teori
13
lain: a. Daun pelindung = brachtea b. Daun tangkai = brachteola c. Seludang
bunga = Spatha d. Daun pembalut = bractea involucralis = involucrum
4. Pelaksanaan Praktikum
b.Cara kerja :
5. Latihan
14
PERTEMUAN KE-5
MORFOLOGI FISIOLOGI BUAH DAN BIJI
1. Capaian Pembelajaran :
2. Tujuan Praktikum :
3. Dasar Teori
Buah yang semata-mata terjadi dari ovari dan tidak ada bagian bunga
yang berkembang menyerupai buah terbentuk buah sejati. Sedangkan bila
bagian bunga berkembang sehingga menyerupai buah akan terbentuk buah
semu. Buah semu dapat dibedakan dalam: a. Buah semu tunggal, misalnya
pada Physalis minima b. Buah semu ganda, misalnya pada Fragraia vesca c.
Buah semu majemuk, misalnya pada Ficus elastica Buah sejati dapat
dibedakan atas tiga kelompok utama, yaitu: 1. Buah sejati tunggal, meliputi:
a. Buah sejati tunggal kering (discous) b. Buah sejati tunggal berdaging
(carnous) 2. Buah sejati ganda, misalnya Michelia champaca, Annona
squamosa 3. Buah majemuk sejati, misalnya Pandanus satius
Buah sejati tunggal dapat dibedakan dalam: A. Buah sejati tunggal kering,
terdiri dari: 1. Buah sejati tunggal kering dngan satu biji, meliputi: buah padi
(caryopsis), buah kurung (achenium), buah keras (nux), buah keras bersayap
(samara). 2. Buah sejati tunggal kering mengandung banyak biji (jika masak
dapat pecah menjadi beberapa bagian biji (mericarp)), meliputi: a. Buah
terbelah (schyzocarpium), meliputi: buah terbelah dua (diachenium), terbelah
tiga (triachenium), terbelah empat (tetrachenium)
Buah berkendaga, meliputi: Berkendaga dua (diococcus), berkendaga tiga
(tricoccus), berkendaga banyak (polycoccus). c. Buah kotak, meliputi: buah
bumbung (folliculus), buah polong (legume), buah labak (siliqua), buah
15
kotak sejati (capsula). B. Buah sejati tunggal berdaging, umumnya tidak
pecah jika sudah masak.Dapat dibedakan atas: 1. Buah buni (bacca),
misalnya Carica papaya 2. Buah mentimun (pepo), misalnya Cucumis
sativus 3. Buah jeruk (hesperidium), misalnya Citrus maxima 4. Buah batu
(druppa), misalnya Cocos nucifera 5. Buah delima, misalnya Punica
granatum 6. Buah apel (pomum), misalnya Pirus mallus
4. Pelaksanaan Praktikum
5. Latihan
16
PERTEMUAN KE-6
DETERMINASI TANAMAN
1. Capaian Pembelajaran :
2. Tujuan Praktikum :
3. Dasar Teori
17
suatu takson, harus diusahakan jangan menggunakan pokok yang sama lagi,
agar diperoleh gambaran yang lebih banyak dari pada takson
tersebut.Gunakan sedapat mungkin sifat-sifat makroskopis dalam
memisahkan taksa. Data-data sitologis yang harus menggunakan mikroskop
tidak praktis. Juga hindarkan penggunaan dasar penggolongan pada
penyebaran geografis, sebab sulit diketahui batas-batasnya. Jumlah
kromosom meskipun penting sebagai sifat biologis tetapi tidak akan berarti
dalam mendeterminasikan tumbuh-tumbuhan secara praktis.
4. Pelaksanaan Praktikum
b. Cara kerja :
a. Ambil daun paku air Azolla pinnata, periksalah di bawah
mikroskop. Gambar talus Anabaena azollae.
b. Ambillah tanah/air sawah yang mengandung koloni Nostoc sp.
dan Oscillatoria sp. Kemudian amati di bawah mikroskop dan
gambar sel dan koloninya.
a. Susunlah deskripsi dan klasifikasi masing-masing jenis.
b. Pelajarilah ciri-ciri morfologi untuk mengidentifikasi golongan
Cyanobacteria dan membedakan antar jenis-jenis yang diamati,
kemudian susunlah kunci dikotomnya.
c. Jelaskan peran masing-masing jenis yang diamati.
5. Latihan
18
DAFTAR PUSTAKA
19