Anda di halaman 1dari 5

Nama:Maria Grasiana Yuliana Mau

Npm:200404020007

Prodi :Akuntansi

1. Biaya adalah besaran dana dikeluarkan oleh perusahaan dengan tujuan menghasilkan
suatu produk atau jasa. Beban pengeluaran tersebut mencakup seluruh kebutuhan proses
produksi hingga pemasaran.
2. Karakteristik biaya adalah sebagai berikut:
a. Uang: Biaya aktiva harus dinyatakan dengan uang.
b. Hak pemakaian: Perusahaan akan mempunyai hak untuk mengggunakan aktiva
atau mendapatkan berbagai manfaat dari penggunaan aktiva tersebut.
c. Nilai: Biaya suatu aktiva mencerminkan nilai ekonomis yang nantinya tersebut
akan digunakan oleh perusahaan.
d. Kondisi dan pembatasan: hak atas pemakaian bersifat tak bersyarat dan jika aktiva
tersebut milik perusahaan melalui pembelian maka hak perusahaan akan aktiva
menjadi tidak dapat dibatasi.
e. Unsur Waktu: Jika aktiva memberikan waktu pemakaian yang lama maka akan
mencerminkan biaya yang berbeda.
f. Berwujud dan tak berwujud: karena aktiva merupakan hak yang memiliki umur
ekonomis.
g. Nilai Guna: kegunaan merupkan esensi dari biaya aktiva, tanpa nilai guna
perusahaan tidak akan melakukan pengadaan (perolehan) aktiva.
3. Landasan Pikiran dan Kriteria Pengakuan Biaya
Pengakuan biaya tidak dibedakan dengan pengakuan rugi. Pengakuan
menyangkutmasalah kriteria pengakuan yaitu apa yang harus dipenuhi agar penurunan
nilai aset yangmemenuhi definisi biaya atau rugi dapat diakui dan masalah saat
pengakuan yaituperistiwa atau kejadian apa yang menandai bahwa kriteria pengakuan
telah dipenuhi.
a) Konsumsi manfaat (consumption of benefits)Biaya atau rugi diakui bilamana
manfaat ekonomik yang dikuasai entitas telahdimanfaatkan atau dikonsumsi.
b) Lenyapnya atau berkurangnya manfaat masa mendatang. (loss or lack of
futurebenefits).Biaya atau rugi diakui bilamana aset yang telah diakui sebelumnya
diperkirakan telahberkurang manfaaat ekonomiknya atau tidak lagi mempunyai
manfaat ekonomik.
c) Keterhabisan kos (cost expiration) Pencatatan jumlah rupiah biaya secara formal
ke dalam sistem pembukuan sehingga jumlah tersebut terrefleksi dalam statemen
keuangan.
4. Basis asosiasi antara biaya dan pendapatan adalah sebagai berikut:
1) Asosiasi sebab dan akibat
Konsep upaya dan capaian menyatakan bahwa biaya merupakan upaya dalam
rangka mendapatkan capaian berupa pendapatan. Ini berarti ada hubungan sebab
akibat antara biaya dan pendapatan. Oleh karena itu, basis penandingan yang
paling tidak masuk akal adalah sebab akibat walaupun basis ini lebih merupakan
asumsi dari pada kenyataan karena dalam banyak hal sulit dibuktikan secara
meyakinkan bahwa biaya menyebabkan pendapatan.
2) Alokasi Sistemantik dan Rasional
Alokasi sistemantik dan rasional merupakan proses penandingan dengan perioda
sebagai penakar pendapatan dan biaya. Proses ini sering disebut penandingan
perioda. Dalam pengakuan biaya, diasumsikan bahwa yang menerima manfaat
dari potensi jasa adalah perioda bukannya produk.
3) Pembebanan arbitrer
Kalau tidak ada alasan yang kuat untuk menunda pembebanan kos untuk
mencapai penandingan sebab akibat dan juga tidak ada dasar alokasi yang layak,
suatu kos biasanya akan langsung dibebankan dalam perioda terjadinya. Ini
berarti bahwa kos ditandingkan dengan pendapatan secara arbitrer. Penandingan
arbitrer tidak selalu berkaitan dengan pengakuan rugi. Kos suatu potensi jasa akan
segera diakui sebagai biaya atau rugi kalau terbukti bahwa manfaat ekonomiknya
menjadi lenyap atau berkurang.
5. Saat pengakuan biaya:
a. Adanya hubungan dengan Pendapatan
b. Diakui pada perioda yang sama dengan perioda diakuinya pendapatan
c. Penandingan didasarkan pada kelayakan ekonomik
d. Menanding tidak berarti mengkompensasi
6. Masalah-masalah penandingan yang berkaitan dengan: sediaan, fasilitas fisis, tanah, aset
takberwujud, dan sumber alam:
a) Sediaan
 Indentifikasi khusus
 Masuk pertama keluar pertama(MPKP)
 Rata-rata berbobot
 Sediaan norma
 Masuk terkahir leluar pertama(MTKP)
b) Faslitas fisis
 Bagian dari kos falitas fisis yang di anggap telah diserap manfaatnya
menjadi biaya perioda
 Hasil pertimbangan/kebjaksanaan(judgment)
 Alokasi kos secara sistematik dan rasional
 Secara konseptual tidak berbeda dengan pos biaya lainnya
 Akumulasi dana
 Pemulihan investasi
 Proses penilaian(penurunan nilai ekonomik)
c) Tanah
 Sebagai tempat (site) uasaha dan hak milik permanen,fungsi tanah
bersifat permanen sehingga tidak didepresiasi
 Tanah bukan hak milik permanen dapat dideprisiasi
 Bagian kos tanah yang merepresentasi manfaat produktif dapat diapresiasi
 Akuntansi tanah di atur dalam PSAK NO.47.
d) Aset tak berwujud
 Dari segi asosiasi dengan pendapatan,sama seperti fasilitas fisis
 Kos asset tak berwjud harus dialokasi secara sistematis sepanjang umur
yuridis/ekonomik
 Umur ekonomik lebih unggul/layak untuk meng-amortisasi asset tak
berwujud daripada umur yuridis
 Goodwill melekat pada perusahan secara keseluruhan atau melekat pada
atribut spesifik?
 Kos organisasi permanen atau perlu didepresiasi?
e) Sumber Alam
Sumber alam yang akan habis melalui proses penambangan dan tidak
dapatdiperbarui, sering disebut Caset habis pakaiC. Biaya sumber alam tersebut
harusdiserap secara sistematik ke produksi atas dasar pengambilan atau konsumsi,
biaya yang diserap ini disebut deplesi. Deplesi adalah biaya atau upaya
untukmenghasilkan pendapatan harus ditentukan secara objekti# dan rasional
tanpamemperhatikan pengaruhnya terhadap laba bersih.
7. Menyusun statemen laba-rugi dengan penyajian yang layak
1) Tentunya buat terlebih dahulu jurnal transaksi. Jika berkaitan dengan laba rugi,
berarti menggunakan akun-akun pendapatan, beban, dan turunannya.
2) Posting transaksi ke buku besar.
3) Laporan laba-rugi dalam rangkaian siklus akuntansi disusun setelah neraca saldo
dan jurnal penyesuaian disusun atau setelah penyusunan kertas kerja atau neraca
lajur.
4) Mengapa laporan laba-rugi disusun setelah kertas kerja? Hal ini karena sumber
dalam penyusunan laporan laba-rugi berasal dari kolom laba-rugi yang terdapat
pada kertas kerja. Untuk dapat menyusun laporan laba-rugi perusahaan kita
hanya perlu mengutip semua saldo-saldo akun pendapatan dan beban dalam
kolom laba-rugi yang terdapat pada kertas kerja.
5) Sebelum memulai menyusun laporan laba rugi perusahaan, perlu diketahui format
laporan laba-rugi, secara sederhana formatnya adalah pada atas laporan harus
dituliskan identitas perusahaan, jenis laporan yang disajikan (yaitu laporan laba-
rugi) dan periode, setelah itu di bawahnya memuat 3 komponen pokok yaitu
pendapatan total, beban total dan laba atau rugi. Jadi ketiga komponen tersebutlah
yang menjadi inti laporan yang akan ditampilkan dalam laporan laba-rugi
perusahaan.
6) Komponen pendapatan dan beban dapat dikutip dari kertas kerja dalam kolom
laba-rugi sedangkan komponen laba atau rugi merupakan selisih dari total
pendapatan dan total beban (selisih komponen 1 dan 2), apabila total pendapatan
lebih besar daripada total beban maka akan terjadi laba sebaliknya apabila total
pendapatan lebih kecil dari total beban maka akan terjadi rugi.
7) Jika laporan laba rugi ini sudah jadi, barulah pihak yang berkepentingan dapat
menilai kinerja perusahaannya.

Anda mungkin juga menyukai