Anda di halaman 1dari 6

LP IMPAKSI GIGI

1. Cover
2. Konsep Penyakit
 Pengertian
Impaksi gigi adalah gigi yang jalan erupsi normalnya terhalang, dan insiden impaksi yang
sering terjadi adalah gigi molar tiga (gigi geraham) (Fragiskos, 2007). Dapat disimpulkan
bahwa impaksi gigi adalah keadaan dimana gigi mengalami kegagalan erupsi secara normal
dalam pertumbuhan, dikarenakan terhalang oleh gigi dan tulang sekitarnya sehingga tidak
tersedianya ruangan yang cukup. Manusia normal memiliki empat gigi geraham ketiga, yaitu di
setiap sisi rahang ; atas kanan, atas kiri, bawah kanan, bawah kiri. Gigi geraham ketiga ini
adalah gigi yang paling terakhir muncul. Normalnya gigi ini sudah muncul ketika berumur 15-
21 tahun. Namun, seringkali gigi geraham ketiga ini tidak berhasil muncul dan malah terjebak
di dalam tulang rahang yang menyebabkan rasa nyeri yang berlebihan.

Klasifikasi jenis gigi impaksi menurut George Winter berdasarkan posisi gigi M3 terhadap gigi
M2 yaitu :
a. Vertikal
b. Horizontal
c. Inverted
d. Mesioangular (miring ke mesial)
e. Distoangular (miring ke distal)
f. Bucco angular (miring ke bukal)
g. Linguo angular (miring ke lidah)

Klasifikasi jenis gigi impaksi menurut Archer terbagi dalam 5 kelas yaitu berdasarkan
hubungan antara ramus mandibula dengan molar kedua dengan cara membandingkan lebar
mesio-distal molar ketiga dengan jarak antara bagian distal molar kedua ke ramus mandibular
(Archer).
a. Kelas I : ukuran mesio-distal gigi molar ketiga lebih kecil dibandingkan jarak antara distal
gigi molar kedua dengan ramus mandibula.
b. Kelas II : ukuran mesio-distal gigi molar ketiga lebih besar dibandingkan jarak antara distal
gigi molar kedua dengan ramus mandibula.
c. Kelas III : seluruh atau sebagian besar molar ketiga berada di dalam ramus mandibula.

 Etiologi
Impaksi gigi molar tiga (gigi geraham) rahang bawah disebabkan karena :
a. Kurang tempat
b. Posisi ectopic
c. Obstruksi jalur erupsi
d. Mineralisasi yang terhambat

 Manifestasi Klinik
1. Nyeri atau sakit gigi
2. Pembengkakan gusi
3. Demam
4. Sakit kepala
5. Sakit bilamakan
6. pusing

 Patofisiologi
Menurut Thomas Dodson, DMD, MPH, seorang profesor bedah mulut dan rahang dari Harvard
School of Dental Medicine dalam laman Everyday Health. Ungkapnya, bentuk mulut seseorang
akan memengaruhi bagaimana pertumbuhan gigi bungsunya di kemudian hari. Sebagian orang
mengalami impaksi karena ukuran rahangnya kecil sementara ukuran gigi bungsunya cukup
besar. Rahang yang sempit tidak memungkinan gigi tersebut untuk menembus ke luar gusi
sehingga malah terjebak dan menyebabkan sakit. Dapat disimpulkan bahwa impaksi gigi adalah
keadaan dimana gigi mengalami kegagalan erupsi secara normal dalam pertumbuhan,
dikarenakan terhalang oleh gigi dan tulang sekitarnya sehingga tidak tersedianya ruangan yang
cukup. Manusia normal memiliki empat gigi geraham ketiga, yaitu di setiap sisi rahang ; atas
kanan, atas kiri, bawah kanan, bawah kiri. Gigi geraham ketiga ini adalah gigi yang paling
terakhir muncul. Normalnya gigi ini sudah muncul ketika berumur 15-21 tahun. Namun,
seringkali gigi geraham ketiga ini tidak berhasil muncul dan malah terjebak di dalam tulang
rahang yang menyebabkan rasa nyeri yang berlebihan.

 Pathway
(Di foto, ntar di kirim)

 Komplikasi
Secara normal, molar ketiga emerge antara umur 18-24 tahun.3 Menurut National Institute for
health and Clinical Excellence (NICE), gigi molar yang mengalami impaksi ini bila tidak
dicabut, maka akan menimbulkan masalah. Masalah yang ditimbulkan yaitu perubahan
patologis, seperti inflamasi jaringan lunak sekitar gigi, resorpsi akar, penyakit tulang alveolar
dan jaringan lunak, kerusakan gigi sebelahnya, perkembangan kista dan tumor, karies bahkan
sakit kepala atau sakit rahang (National Institute for Health and Clinical Excellence).

 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dimaksud adalah berbagai pemeriksaan seperti teknik panoramic,
proyeksi waters, proyeksi oklusal, poto penapikal, radiologi, laboratorium maupun pemeriksaan
lain, seperti: pemeriksaan masa perdarahan (bledding time) dan masa pembekuan (clotting
time) darah pasien, elektrolit serum, hemoglobin, protein darah, dan hasil pemeriksaan radiologi
berupa foto thoraks, EKG dan ECG.

 Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
Dalam penatalaksanaan medis yang bisa dilakukan yaitu operasi odontektomi, istilah
odontektomi digunakan dalam tindakan operasi untuk mengeluarkan gigi impaksi
(terpendam). Odontektomi atau surgical extraction adalah metode pengambilan gigi dari
soketnya setelah pembuatan flap dan mengurangi sebagian tulang yang mengelilingi gigi
tersebut, insiden impaksi yang sering terjadi adalah gigi molar tiga (gigi geraham)
(Fragiskos, 2007).
 Lain-lain yang perlu dimasukkan

3. Konsep Keperawatan (Berdasarkan Teori)


a. Pengkajian
1. Identitas Pasien : Nama, umur jenis kelamin, alamat, pendidikan, nama orang tua, pendidkan
orang tua, dan pekerjaan orang tua.
2. Keluhan Utama : Alasan/keluhan imfaksi gigi yang menonjol pada pasien untuk datang ke
rumah sakit adalah cabut gigi.
3. Riwayat Penyakit Sekarang : Didapatkan adanya keluhan panas mendadak impaksi gigi
kesadaran kompos mentis.
4. Riwayat Penyakit yang Pernah Diderita : Penyakit apa saja yang pernah diderita. Pada impaksi
gigi, biasa mengalami serangan ulangan odontektomi dengan tipe virus yang lain. Kondisi
Lingkungan Sering terjadi di daerah yang padat penduduknya dan lingkungan yang kurang bersih
(seperti air yang menggenang dan gantungan baju di kamar).
5. Pemeriksaan Fisik : Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi dari
ujung rambut sampai ujung kaki. Berdasarkan tingkatan (grade) imfaksi gigi, keadaan fisik
adalah sebagai berikut :
a. Grade I: kesadaran kompos mentis, keadaan umum lemah, tanda-tanda vital dan andi lemah.
b. Grade II: kesadaran kompos mentis, keadaan umum lemah, ada perdarahan spontan petekia,
perdarahan gusi dan telinga, serta nadi lemah, kecil, dan tidak teratur.
c. Grade III: kesadaran apatis, somnolen, keadaan umum lemah, nadi lemah, kecil, dan tidak
teratur, serta tensi menurun.
d. Grade IV: kesadaran koma, tanda-tanda vital: nadi tidak teraba, tensi tidak terukur, pernapasan
tidak teratur, ekstremitas dingin, berkeringat, dan kulit tampak biru.

6. Sistem Integumen
a. Adanya petekia pada kulit, turgor kulit menurun, dan muncul keringat dingin, dan lembab.
b. Kuku sianosis/tidak.
c. Kepala dan leher. Kepala terasa nyeri, muka tampak kemerahan karena demam (flusy), mata
anemis, hidung kadang mengalami perdarahan (epistaksis) pada grade II, III, IV. Pada mulut
didapatkan bahwa mukosa mulut kering, terjadi perdarhan gusi, dan nyeri telan. Sementara
tenggorokan mengalami hyperemia pharing dan terjadi perdarahan telinga (pada grade II, III, IV).
d. Dada. Bentuk simetris dan kadang-kadang terasa sesak. Pada foto thorax terdapat adanya
cairan yang tertimbun pada paru sebelah kanan (efusi pleura), rales (+), ronchi (+) yang biasanya
terdapat pada grade III dan IV.
e. Abdomen. Mengalami nyeri tekan, pembesaran hati (hepatomegaly), dan asites.

b. Pemeriksaan Penunjang
Dental radiogram ini mernegang peranan yang pentjng dalam menegakkan diagnosis yang secara
klinis tidak terlihat, merencanakan perawatan dan mengevaluasi hasil perawatan. Untuk
menunjang ini, diperlukan radiogram yang dibuat dengan teknik yang tepat (Kresnanda, 2014).
c. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut
2. Hipertemia
3. Resiko Defisit Nutrisi

d. Penetapan Tujuan dan Kriteria Hasil


1. Tingkat Nyeri (L.08066)
Tujuan dan kriteria hasil diharapkan Tingkat Nyeri (L.08066) Menurun dengan kriteria hasil :
1) Keluhan nyeri dari skala 1 (Meningkat) menjadi skala 5 (Menurun)
2) Meringis dari skala 1 (Meningkat) menjadi skala 5 (Menurun)
3) Kesulitan Tidur dari skala 1 (Meningkat) menjadi skala 5 (Menurun)
Keterangan :
1 = Meningkat
2 = Cukup meningkat
3 = Sedang
4 = Cukup menurun
5 = Menurun

2. Termoregulasi (L.14134)
Tujuan dan kriteria hasil diharapkan Termoregulasi (L.14134) Membaik dengan kriteria hasil :
1) Suhu tubuh dari skala 1 (Memburuk) menjadi skala 5 (Membaik)
2) Suhu kulit dari skala 1 (Memburuk) menjadi skala 5 (Membaik)
Keterangan :
1 = Memburuk
2 = Cukup Memburuk
3 = Sedang
4 = Cukup Membaik
5 = Membaik

3. Status Nutrisi
Tujuan dan kriteria hasil diharapkan Status Nutrisi (L.03030) Membaik dengan kriteria hasil :
1) Frekuensi makan dari skala 1 (Memburuk) menjadi skala 5 (Membaik)
2) Nafsu makan dari skala 1 (Memburuk) menjadi skala 5 (Membaik)

Keterangan :
1 = Memburuk
2 = Cukup Memburuk
3 = Sedang
4 = Cukup Membaik
5 = Membaik

e. Rencana Keperawatan
No SDKI SIKI Rasional
1. Nyeri Akut Manajemen Nyeri (I.08238) Mengidentifikasi
Observasi dan mengelola
 Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, pengalam
frekuensi, kualitas dan intensitas nyeri sensorik atau
 Identifikasi skala nyeri emosional yang
 Identifikasi skala nyeri non verbal berkaitan
 Identifikasi faktor yang memperberat dan dengan
memperingan nyeri kerusakan
jaringan atau
Terapeutik fungsional
 Berikan teknik nonfarmakologis untuk dengan onset
mengurangi rasa nyeri mendadak atau
 Kontrol lingkungan yang memperberat lambat dan
rasa nyeri berintensitas
ringan hingga
Edukasi berat dan
 Jelaskan strategi meredakan nyeri konstan.
 Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri

Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian analgetik

2. Hipertermia Manajemen Hipertermia (I.15506) Mengidentifikasi


Observasi dan mengelola
 Identifikasi penyebab hipertermia (mis. peningkatan
Dehidrasi, terpapar lingkungan panas, suhu tubuh
pengunaan incubator) akibat disfungsi
 Monitor suhu tubuh termoregulasi

Terapeutik
 Sediakan lingkungan yang dingin
 Longgarkan atau lepaskan pakaian
 Berikan cairan oral

Edukasi
 Anjurkan tirah baring

Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intravena, jika perlu

3. Resiko Defisit Manajemen Gangguan Makan (I.03111) Mengidentifikasi


Nutrisi Observasi dan mengelola
 Monitor asupan dan keluaran makanan diet yang buruk,
dan cairan serta kebutuhan kalori olahraga
berlebihan dan
Terapeutik atau pengeluaran
 Timbang berat badan secara rutin makanan dan
 Diskusikan perilaku makan dan jumlah cairan
aktivitas fisik (olahraga) yang sesuai berlebihan

Edukasi
 Anjurkan pengaturan diet yang tepat
 Anjurkan keterampilan koping untuk
penyelesaian masalah perilaku makan
Kolaborasi
 Kolaborasi dengan ahli gizi tentang target
berat badan, kebutuhan kalori dan pilihan
makan

4. Daftar Pustaka
Fragiskos, 2007. Impaksi gigi. Scribd.com
Diah, 2019.Lp Impaksi Gigi. Scribd.com
Winter G, impaksi gigi. Rskgm.bandung.go.id
Dodson T, Harvard School of Dental Medicine. Everyday Health
National Institute for health and Clinical Excellence (NICE).
PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Edisi 1 cetakan II. Jakarta : DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi 1 cetakan II. Jakarta : DPP PPNI
PPNI (2017). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1 cetakan II. Jakarta : DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai