Oleh:
Dr Doni Fajri
Pembimbing:
dr. Johannas, Sp.An
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
BAB II STATUS PASIEN.....................................................................................2
2.1. Identitas Pasien..............................................................................................2
2.2. Anamnesis.....................................................................................................2
2.3 Pemeriksaan Fisik....................................................................................3
2.4. Pemeriksaan Penunjang...............................................................................7
2.5 Asesmen dan Tatalaksana Anestesi..........................................................8
2.6. Tahapan anestesi.....................................................................................10
BAB III TINJAUAN PUSTAKA........................................................................13
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................16
BAB V KESIMPULAN.......................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
STATUS PASIEN
2.2. Anamnesis
Keluhan Utama
Nyeri Pinggang Kanan sejak 2 bulan yang lalu, hilang timbul, meningkat
sejak 1 minggu yang lalu
2
Riwayat hipertensi sejak 5 tahun yang lalu, mengkonsumsi obat
Amlodipin 1x10 mg, Spironolakton 1x1, Furosemid 1x10 mg
Riwayat penyakit jantung sejak 1 tahun yang lalu, sesak saat
aktivitas berat, adanya bengkak pada tungkai bawah, Riwayat
terbangun malam hari karena sesak tidak ada, konsumsi obatan
ISDN 2x5 mg
Riwayat alergi dan asma disangkal.
Riwayat Operasi
Pasien tidak ada riwayat operasi sebelumnya
Riwayat Anestesi
Pasien tidak pernah menjalani tindakan anestesi sebelumnya
AMPLE
A : Riwayat alergi makanan dan obat-obatan disangkal
M : Pasien sedang mengonsumsi obat-obatan hipertensi dan jantung ,
Riwayat operasi sebelumnya (-)
P : Riwayat darah tinggi dan Penyakit jantung.
L : Pasien terakhir makan dan minum 6 jam sebelum operasi
E : Pasien mengeluhkan nyeri pinggang
3
2.3 Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital
TD : 142/96 mmHg
Nadi : 76 kali/menit, regular, kuat angkat, terisi penuh
RR : 19 kali/menit
Saturasi O2 : 98% (room air)
Suhu : 36,5oC
Status gizi
BB : 50 kg
TB : 150 cm
IMT : 22,5 (normal)
A. Airway
Objective (Look Listen Feel)
Look : Pasien dapat menjawab pertanyaan dan berbicara lancar
saat ditanya.Tidak ada trauma maxillofasial atau jejas pada leher
Listen : Tidak ada suara nafas tambahan (gurgling, snoring,
stridor)
Feel : Hembusan nafas (+).
Assessment: Kesan tidak ada sumbatan jalan nafas (benda padat,
cairan)
Airway paten
Penilaian LEMON :
L (Look) : Tidak terdapat kelainan yang dapat
menimbulkan kesulitan untuk intubasi atau ventilasi.
4
E (Evaluation) : Jarak antara gigi seri atas - bawah 3 jari.
M (Mallampati Score): Grade 1
O (Obstruction) : Tidak ada trauma, DBN.
N (Neck Mobility) : Tidak terdapat keterbatasan gerakan leher.
B. Breathing
Objective :
Look : Pasien bernapas spontan, gerakan dinding dada simetris, Suara napas
vesikuler, tidak ada retraksi iga, tidak ada penggunaan otot-otot bantu
pernapasan, frekuensi napas 19 kali/menit
Feel : Tidak ada nyeri tekan di daerah dada
Assessment: Ventilasi dan ekspansi paru baik
C. Circulation
Objective
– Akral hangat, capillary refill time (CRT) <2 detik
– Nadi teraba, frekuensi nadi 76 kali/menit, isi dan tegangan
cukup
– Tekanan darah 142/96 mmHg
– Sudah terpasang IVFD Ringer Laktat 20 tpm
Assessment: Sirkulasi baik
Action : IVFD Ringer Laktat 20 tpm teruskan
D. Disability
Objective
Pemeriksaan mini neurologis
Glasglow coma scale (GCS) 15 (E4V5M6)
Pupil isokor ø 3 mm/3 mm, reflek cahaya langsung dan tidak
langsung (+/+)
Motorik : Paresis (-)
5
Assessment : Hasil pemeriksaan mini neurologis baik
E. Exposure
Pasien memakai baju operasi dan diselimuti
Pemeriksaan Kepala
Mata : Konjungtiva anemis (-), sclera ikterik (-), pupil isokor,
reflek cahaya (+/+)
Hidung : Tidak tampak adanya deviasi septum nasal
Mulut : Sianosis (-), mukosa kering (-), sianosis (-), gigi palsu (-)
Mandibula : Gerakan sendi temporomandibular tidak terbatas
Leher : Thorak inline, JVP tidak ada distensi
Pemeriksaan Thoraks
Inspeksi : Dinding dada dan gerakan dinding dada simetris, tidak ada
retraksi iga dan penggunaan otot-otot bantu pernapasan
Palpasi: Vokal fremitus simteris kanan dan kiri
Perkusi: Sonor diseluruh lapangan paru, batas jantung dbn
Auskultasi: Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-), bunyi jantung
S1 dan S2 normal reguler, murmur (-), gallop (-).
Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi: Abdomen cembung, tidak tampak pembesaran atau scar,
terdapat luka bekas operasi pada pinggang kiri
Auskultasi: Bising usus (+) 7 kali/menit
Perkusi: Terdengar suara timpani pada lapangan abdomen
Palpasi : Abdomen supel.
Pemeriksaan ekstremitas
6
CRT < 2 detik, akral hangat, tidak ada edema , tidak ada sianosis.
Hemostasis
PT : 13.6 detik
INR : 0.95
APTT : 33,8 detik
Kimia Darah
Ureum : 39 mg/dl
Creatinin : 1,2 mg/dl
AST/ALT : 26/35 mg/dl
GDS : 82 mg/dl
Albumin : 3,4 mg/dl
Na/K/Cl : 150/4,4/113
Radiologi
Foto Thorax
Cor : Cardiomegali
Pulmo : Dalam batas normal
7
EKG : Sinus Rhythm, HR 75 bpm, LVH
Echocardiografi :FS Sistolik Menurun LV EF 37%, Hipokenitik Anteroseptal, LV
Dilatasi
Persiapan Pasien
Pada pasien telah dijelaskan prosedur pembiusan.
Pasien telah puasa 6 jam sebelum operasi.
Pasien di instruksikan untuk oral hygne, mengosongkan kandung kemih
dan berdoa
8
Pasien dipastikan tidak menggunakan gigi palsu dan melepaskan
perhiasan, lensa kontak maupun aksesoris lainnya.
Akses intravena satu jalur loading cairan kristaloid (Ringer Laktat) dengan
menggunakan tranfusi set no. 18 telah terpasang di tangan kanan dan
menetes lancar.
Pasien diminta untuk melepaskan besi-besi yang ada atau melekat ditubuh
pasien.
Pakaian pasien dilepas dan diganti dengan baju operasi.
Pasien diposisikan tidur terlentang.
Di kamar operasi, pasien dipasang tensimeter, EKG, saturasi oksigen dan
disambugkan ke monitor. Evalusi nadi, tekanan darah, dan saturasi
oksigen. Pada pasien ini didapatkan nadi pre anastesi 70 kali/menit,
tekanan darah 130/70 mmHg, dan saturasi oksigen 100%.
Persiapan Alat
Mempersiapkan mesin anestesi, monitor, selang penghubung (connector),
face mask, tensimeter, oksimeter, memastikan selang gas O2 dan N2O
terhubung dengan sumber sentral, mengisi vaporizer sevoflurane dan
isoflurane.
Mempersiapkan STATICS yaitu:
Stetoskop
Tube/ETT jenis kingking nomor 6,5; 7; 7,5 dan Spuit 20 cc
Airway (Guedel nomer 8, 9, dan 10)
Tape/hipafix (plester) 2 lembar ukuran 15x1,5 cm dan 3 lembar
ukuran 5x3cm
Introducer: stilet
Connector
Suction dengan kanul nomor 10
Mempersiapkan spuit obat ukuran 3, 5 dan 10 cc.
Alat infus kontinius.
9
Obat Anestesi
Standby Norepinefrin, Dobutamine
Midazolam 10 mg
Fentanyl 200 mcg
Rocuronium 30 mg
Tramadol 100 mg
10
Operasi dimulai pukul 08.00 berjalan selama 2 jam. Operasi selesai hingga
pukul 10.00. Durante operasi kisaran TD adalah sistolik 100-120 mmHg. TD
diastolik berkisar di 60-80 mmHg, MAP 64-113 mmHg, nadi pasien 58 - 88
x/menit, dan saturasi O2 99-100%. ETCO2 durante operasi pada jam awal operasi
(08.00 - 10.00) berkisar di antara 30-35 mmHg,
Pada pukul 10.00, operasi berjalan dengan baik dan dilakukan penjahitan
dan posisi dinetralkan.
Balance cairan Durante Operasi
Komponen Jumlah
EBV 65 ml x 50 = 3250 ml
Maintenance 90 ml / jam
Chart Title
SISTOLIK NADI DIASTOLIK
140
120
100
80
60
40
20
0
. 00 . 10 . 20 . 30 . 40 . 50 . 00 . 10 . 20 . 30 . 40 . 50 . 00
09 09 09 09 09 09 10 10 10 10 10 10 11
11
Post Operatif
12
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi
Nefrektomi
13
b. Jika penempatan kateter vena sentral dianggap perlu, pemilihan sisi
ipsilateral untuk operasi nefrektomi untuk pungsi vena sentral subklavia
atau jugularis internal harus dipertimbangkan untuk meminimalkan risiko
pneumotoraks bilateral
c. Penilaian infeksi, metastasis tulang, dan risiko perdarahan dapat
mempengaruhi keputusan untuk memasukkan prosedur neuraksial dalam
rencana anestesi.
d. Injeksi neuraksial atau penempatan kateter sebelum induksi anestesi
(misalnya, penyisipan kateter epidural) dapat diikuti dengan penempatan
intraakses arteri dan vena sentral setelah induksi anestesi dalam banyak
kasus
14
3.5 Manajemen Pasca Operasi
15
BAB IV
PEMBAHASAN
16
Segera setelah operasi selesai, hentikan aliran obat anestesi. Untuk anestesi
umum pantenkan jalan nafas, tanda tanda vital, oksigenasi, dan level kesadaran
pasien harus tetap di evaluasi saat pasien sudah berada di ruang perawatan.
Pengukuran yang kontinyu dari tekanan darah, denyut nadi, dan laju pernafasan
dilakukan setiap 5 menit selama 15 menit atau sampai stabil, dan setiap 15 menit
setelahnya. Oximetri harus di monitor pada semua pasien. Semua pasien yang
dalam pemulihan anestesi umum harus mendapatkan suplementasi oksigen dan
monitor oximetri.
17
BAB V
KESIMPULAN
18
DAFTAR PUSTAKA
19