Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM

TITRASI ASAM BASA

Nama anggota :
- Faaza Novitasari (7)
- Firgi Arya Duta (9)
- Ilham Adib Priatama (14)
- Mohammad Amboko Azizul Hakim (19)
- Salma Naila Syailendra Purnomo (30)
- Syamsul Huda (35)
Kelas : XI MIPA 2

SMA NEGERI 1 SUBAH


Tahun Pelajaran 2021/2022
I. TUJUAN
Menentukan konsentrasi asam atau basa yang dititrasi larutan
standart.

II. DASAR TEORI


Salah satu penerapan reaksi netralisasi adalah titrasi. Titrasi
merupakan prosedur yang bertujuan untuk menentukan banyaknya
suatu larutan dengan konsentrasi yang telah diketahui agar tepat
habis bereaksi dengan sejumlah larutan yang dianalisis (ingin
diketahui kadarnya). Titrasi yang mengacu pada sejumlah volume
larutan dikenal dengan istilah titrasi volumetrik. Pengukuran
volume diusahakan setepat mungkin menggunakan alat buret, pipet
gondok, dan pipet volumetrik.

Titrasi yang melibatkan reaksi antara asam dan basa dikenal


dengan istilah titrasi asam basa atau asidi alkalimetri. Titrasi
dilakukan dengan cara mereaksikan sedikit demi sedikit atau tetes
demi tetes larutan basa atau asam melalui buret ke dalam larutan
asam atau basa dengan volume tertentu yang terletak dalam labu
erlenmeyer (sambil digoyang) sampai keduanya tepat habis
bereaksi, ditandai dengan berubahnya warna indikator.

Tepat pada saat warna indikator berubah, penambahan (titrasi)


dihentikan dan volumenya dicatat sebagai volume titik akhir
titrasi. Larutan yang diletakkan di dalam buret disebut larutan
penitrasi. Indikator yang digunakan pada titrasi asam basa adalah
indikator yang mempunyai trayek perubahan warna pada pH
sekitar 7, sebab pada saat asam kuat dan basa kuat telah tepat habis
bereaksi, pada saat itu pH larutan akan sama dengan 7.

Perubahan warna indikator menandai tepat bereaksinya kedua


larutan tidak selamanya tepat seperti perhitungan secara teoritis.
Volume larutan penitrasi yang diperoleh melalui perhitungan
secara teoritis disebut dengan volume titik ekuivalen. Perbedaan
volume titik akhir titrasi dengan titik ekivalen disebut dengan
kesalahan titrasi. Besar kecilnya kesalahan titrasi ditentukan leh
pemilihan indikator. Jika indikatornya semakin tepat, kesalahan
titrasinya kecil.
III. ALAT DAN BAHAN
 Tabung reaksi 5 buah
 Pipet tetes 3 buah
 Rak tabung reaksi 1 buah
 Indikator Fenoltalein
 Larutan HA × M 20 mL
 Larutan NaOH 0,1 M 40 mL

IV. CARA KERJA


1. Masukkan masing-masing 10 tetes larutan HA ke dalam 5
tabung reaksi.
2. Tambahkan 2 tetes indikator Fenoltalein ke dalam masing-
masing tabung.
3. Tabung pertama ditetesi dengan larutan NaOH 0,1 M sampai
larutan berwarna merah muda (Catat jumlah tetesan yang
diperlukan).
4. Ulangi percobaan ke-3 untuk tabung ke-2, 3, 4, dan 5.

V. HASIL PENGAMATAN
No. Tabung Larutan HA × M Larutan NaOH 0,1 M
1 10 tetes 11 tetes
2 10 tetes 25 tetes
3 10 tetes 15 tetes
4 10 tetes 20 tetes
5 10 tetes 35 tetes
Volume rata-rata 21,2 tetes

VI. PERTANYAAN
1. Tuliskan reaksi yang terjadi!
2. Hitunglah konsentrasi HA !
3. Buatlah kesimpulan dari percobaan di atas!
VII. PEMBAHASAN
1. Reaksi yang terjadi adalah HA + NaOH → HaA + H 2O
2. a ∙ M 1∙ V 1¿ b ∙ M 2∙ V 2
10 ∙ M 1∙ 0,1=1 ∙21,2 ∙1
M 1∙ 1=21,2
21,2
M 1¿
1
M 1¿ 21,2 M
3. Titrasi adalah prosedur untuk menentukan kadar (konsentrasi)
suatu larutan berdasarkan reaksi asam basa dengan larutan yang
sudah diketahui kadarnya. Kesalahan titrasi yang hanya sebesar
1 mL tidak terlalu berpengaruh pada perhitungan kadar larutan.

Anda mungkin juga menyukai