DI SUSUN OLEH :
Puji Syukur penulis sampaikan kepada Tuhan yang telah memberikan Rahmat serta
karunia kepada penulis sehingga penulis berhasil menyelesaikan paper ini dengan adapun
paper yang saya buat ini mengenai PPPL1 tentang salah satu tokoh Alkitab.
Paper ini di ajukan guna memenuhi tugas mata kuliah sebagai persyaratan mengikuti UAS.
Saya menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kesempurnaan,karena paper ini mungkin
masih ada kesalahan serta kekurangan. Namun harapan saya paper ini bisah memberikan
informasih bagi pembaca dan bermanfaat untung mengembangkan wawasan dan
meningkatkan ilmu pengetahuan bagi kita semua.penulis juga berterima kasih kepada pihak
yang telah melakukan waktu untuk memberi dukungan dalam menyelesaikan paper ini.
Dalam hal ini penulis berterima kasih kepada:
1. Handri Geradus M,Th sebagai dosen,yang telah memberikan waktu untuk memberi
bimbingan dalam mata kuliah PPPL1 .
2. Serta semua orang yang telah memberikan motivasi kepada saya sehingga saya bisa
menyelesaikan Tugas ini dengan baik.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar isi
BAB 1 Pendahuluan
Latar belakang
A. Alasan memilih Judul
Rumusan Masalah
B. Tujuan penulisan
C. Sistem penulisan
Bab II landasan Teori
A. Defenisi Ayub
B. Defenisi kesalahan Ayub
C. Defenisi imam Ayub
Bab III pembahasan
A. Latar belakang kitab Ayub
B. Ayat -Ayat kunci kitab Ayub
C.
Bab IV Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Alasan Pemilihan Judul
Adapun menjadi alasan penulis memilih judul dalam paper ini, karena
penulis melihat bagaimana dalam kitab Yesaya 58;1-14 bagaimana Israel
membawa kepalsuan tentang kesalehannya yang hanya pura-pura menunjukkan
sikap yang tidak baik, sifat-sifat kepalsuan yang dilakukan Israel pada saat itu.
Banyak orang beranggapan bahwa seseorang itu dikatakan “ saleh” bila dia
mampu menjalankan setiap ketentuan dan tuntutan ajaran agamanya. Namun
anggapan ini sangat berbahaya, bila ketentuan dan tuntutan ajaran agama
tersebut dijalankan dengan motivasi salah misalnya, agar dipuji orang dan
disebut sebagai orang Saleh misalnya secara khusus, yesaya menyinggung pola
berpuasa yang salah. Puasa dianggap cukup bila kita tidak makan dan minum,
namun penindasan, pemerasan kelaliman terhadap para buruh, orang asing dan
kaum lemah tetap dilakukan. Bukankah hanya orang-orang munafik yang
melakukan hal ini? Tuhan Yesus dalam perjanjian baru mengecam : “ celakalah
hai orang munafik!”
Kesalehan yang sejati Allah menghendaki agar berpuasa, umat belajar
untuk memiliki kesungguhan hati dan merendahkan diri tujuan agar kita terlepas
dari keinginan untuk menindas orang lain, terlepas dari sikap egois dan serakah.
Berpuasa berarti bertobat yaitu meninggalkan cara hidup yang lama dan
memiliki hidup yang baru sesuai dengan kehendak Allah: membela hak yang
lemah memberi makan yang lapar membeli pakaian yang telanjang dan lain-
lain. Apakah pengenalannya hamba tuhan tentang Allah yang dilayani tidak
hanya dasar pengetahuan teknologi dan memperkaya pemahaman yang tentang
Allah, tetapi jaga mempengaruhi pada kehidupan pelayanannya bagi seorang
hamba Tuhan yang percaya Allah sebagai realitas tertinggi dan meyakini teoritis
kuasanya akan menjadi dasar untuk membangun pondasi pelayanan sesuai
dengan panggilan yang Allah telah nyatakan kepadanya, sehingga dalam
pelayanan ia pun akan berdasar kepada kemahakuasaan Allah untuk menggapai
seluruh saran pelayanannya.
B. Tujuan penulisan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan:
A. Untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk ikut ujian akhir
semester
B. Untuk memenuhi standar kelulusan akademik
C. Sistematika penulisan Untuk mempermudah membaca paper ini
penulis memberikan sistematika penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Defenisi Ayub
D. Tujuan penulisan
A. Kesimpulan
Kesimpulan Yang dapat kami tarik dari kitab ini adalah Mengenai
esensi dari penderitaan yang di alami Oleh orang benar. Penderitaan
tersebut untuk menunjukkan kemahakuasaan Tuhan dan untuk Mengajar
orang benar pentingnya mempercayai Tuhan sepenuhnya.penderitaan
tidak selalu di akibatkan oleh Dosa, tetapi penderitaan juga bisa di pakai
Tuhan untuk membawa manusia Kepada pemahan yang baru tentag
Tuhan,menguji,memurnikan, dan memberi pelajaran atau menguatkan
jiwa manusia,bahwa ketika semuanya hilang ,bahwa Allah yang
tersisa.dan itu cukup intinya semua adalah segi kehidupan manusia bisa
menjadi Alat yang di gunakan Oleh Tuhan Untuk mengajar manusia
tentang dirinya, Ayub adalah orang yang berbudi baik Dan mempunyai
kekayaan yang luar biasa, yang kemudian mengalami musibah, hebat ia
kehilangan semua anaknya,dan segalah harta bendanya, lalu di hinggapi
penyakit kulit yang menjijikan dalam tiga rangkanya percakapan yang
tersajak Si penulis menggambarkan Bagaimana teman teman Ayub, dan
Ayub sendiri yang menanggapi malapetaka itu, Pokok yang penting
dalam percakapan itu ialah menyinggung caranya Allah memperlukan
manusia pada bagian terakhir Allah sendiri Menyatakan dirinya kepada
Ayub.
DAFTAR PUSTAKA