Anda di halaman 1dari 12

KEBERADAAN NILAI MORAL DALAM KUMPULAN SAJAK

NUN KARYA ABDUL WACHID B.S. (KAJIAN HERMENEUTIKA)

Amelia NIM 214110102207


Universitas Islam Negeri Profesor Kyai Haji Safuddin Zuhri Purwokerto
ardalia99@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan penulisan ini ialah untuk mengetahui dan memahami nilai moral dalam Puisi Abdul
Wachid B.S. Terkhusus dalam Kumpulan Sajak Nun. Penulisan ini menggunakan metode
penelitian kualitatif dengan jenis studi pustaka. Yang mana teknik pengumpulan datanya dengan
jalan mengkaji bacaan berupa catatan kuliah, buku-buku, literatur serta peraturan-peraturan
yang ada kaitannya dengan pembahasan. Objek penelitian dalam tulisan ini ialah Buku
Kumpulan Sajak Nun. Penulis menggunakan hermeneutika untuk mengetahui makna nilai moral
dalam karya sastra tersebut. Hermeneutika sebagai metode penafsiran akan selalu relevan jika
diterapkan dalam memahami makna nilai moral dalam Puisi Abdul Wachid B.S, karena
kebenaran yang diperoleh tergantung pada orang yang melakukan interpretasi, bersifat luwes
sesuai dengan perkembangan zaman serta sifat open-mindedness-nya1.
Kata kunci: Puisi, Nilai Moral Buku Sajak Nun, Hermeneutika

ABSTRACT
The purpose of this research is understand moral values in the poetry by Abdul Wachid B.S,
especially in the book Collection of Poems of Nun. The method used in this paper is to use
qualitative research methods with the type of literature study. The data collection technique is by
reviewing the readings in the form of books, literature and regulations that have to do with the
problem under study. The object of research in writing is a book collection of Nun's poems. To
understand moral values ini this book auhor using hermeneutics. Hermeneutics as a method of
interpretation will always be relevant if applied in understanding the meaning of moral values in
Abdul Wachid B.S's Poetry because the truth obtained depends on the person doing the
interpretation and hermeneutics is flexible in accordance with the times and its open-mindedness. So
that later they can interpret, provide understanding or translat.
Keywords: Poetry, Moral Values, NUN's Poetry Book, Hermeneutics

1
.Sumaryono, hermeneutic sebuah metode filsafat (yogyakarta: kanisius, 1993), 136.
PENDAHULUAN Nilai adalah sesuatu yang memiliki
Menurut Waluyo (Dani, 2013:9) harga dalam kehidupan suatu kaum untuk
puisi ialah karya sastra dengan bahasa mempertahankan hidup dan kehidupannya,
yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi sehingga nilai dalam suatu kehidupan
rima dengan bunyi yang padu dan menjadi landasan hidup bermasyarakat,
pemilihan kata-kata kias (imajinatif). berbangsa, dan bernegara.2 Sejalan dengan
pendapat tersebut, nilai dipandang sebagai
Puisi termasuk dalam kategori
realitas abstrak. Nilai kita rasakan dalam hati
karya sastra berupa tulisan yang disusun
kita masing-masing sebagai daya pendorong
sedemikian rupa dengan menggunakan
atau prinsip-prinsip yang menjadi pedoman
susunan kata estetis dan dapat
dalam hidup.
menghasilkan makna multi tafsir yang
dapat menggugah dan menggerakan hati Demikian, keberadaan nilai dalam
pembacanya dalam bentuk pesan, amanat kehidupan masyarakat dapat dijadikan
atau pembentuk suasana hati semata. alternatif sebagai alat untuk mendidik,
memperkuat identitas dan karakter dalam
Keberadaan nilai moral dalam
menghadapi masa depan sebagai generasi
karya Abdul Wachid B.S. yang berjudul
penerus bangsa. Salah satu nilai yang harus
Kumpulan Sajak Nun tentu dapat kita
menjadi perhatian khusus untuk dikaji
temui dan terapkan dalam kehidupan
melalui sudut pandang kearifan lokal budaya
sehari-hari.
masa lampau adalah nilai moral.
Seiring perkembangan zaman,
Moral bersumber pada hati nurani
eksistensi budaya semakin melemah
manusia, meskipun manusia mencoba untuk
dalam membangun karakter bangsa.
mengabaikan. Namun, suara hati nurani
Banyak fenomena perilaku yang terjadi di
tetap berseru dan terdengar agar manusia
masyarakat yang semakin hari semakin
tidak melakukan perbuatan yang
mengkhawatirkan. Pergaulan yang
menyimpang dari prinsip kesusilaan.
cenderung bersifat terbuka telah
Sehingga suara hati nurani sebagai sumber
menyebabkan banyak masyarakat tidak
moralitas manusia pada dasrnya merupakan
lagi memedulikan tatanan nilai moral dan
salah satu upaya menahan dan menyadarkan
etika. Bahkan berbagai fenomena sosial
manusia dari perbuatan yang buruk.
yang terjadi berupa tindakan masyarakat
yang mengarah pada sebuah kehancuran,
munculnya berbagai tindakan yang Moral dalam kehidupan manusia
merugikan orang lain, pengabaian diri memiliki kedudukan yang sangat penting.
yang dapat merugikan diri sendiri, sampai Nilai-nilai moral sangat diperlukan bagi
munculnya krisis akhlak. 2
Muhammad Ali, “Struktur Makro Puisi Lisan”
manusia, baik sebagai pribadi mauapun kita sebagai mahluknya selalu berdzikir atau
sebagai bagian dari suatu kelompok ingat kepada Allah.
masyarakat maupun bangsa. Hasil tersebut diperoleh dari konsep
pemaknaan yang digunakan dalam penelitian
Sebagai orang mukmin kita sangat
ini yaitu konsep yang berdasarkan teori
dianjurkan mencontoh budi pekerti dan
hermeneutika Paul Ricouer. Hermeneutika
keluhuran akhlak Rasulullah Saw terdapat
menurut Paul Ricoeur merupakan aturan-
dalam Al-Quran Surah Al-Ahzab ayat 21
aturan dalam penafsiran terhadap sebuah

‫لقد كان لكم في رسول هلل أسوة حسنة لمن كان‬ teks atau tanda-tanda atau simbol-simbol

‫يرج هللا واليوم األخر وذكر هللا كثيرا‬ yang dikelompokkannya juga sebagai teks.
Hermeneutika berusaha menentang
Artinya: Sesungguhnya telah ada pemisahan dari makna itu sendiri yang
padada (diri) Rasullalah itu suri teladan menjadi landasan sebuah teks.' Dengan
yang baik bagimu (yaitu) Bagi orang yang demikian, interpretasi dipahami sebagai
mengharap (rahmat) Allah dan upaya menyatukan, menyamakan, membuat,
(kedatangan) hari kimat dan dia banyak kemudian merumuskannya menjadi konsep
menyebut Allah ( QS Al-Ahzab: 21) sendiri. Interpretasi dikatakan berhasil ketika
tujuan penginterpretasian tercapai. yaitu
Berdasarkan pada beberapa
mengaktualisasikan makna teks untuk.
pandangan atau pemaparan di atas, maka
pembaca saat ini.
kedudukan karya sastra dianggap memiliki
Untuk memberikan penguatan dalam
peran dalam penyampaian pesan-pesan
penelitian ini, maka ada beberapa penelitian
moral kepada setiap pembacanya. Karya
yang dianggap relevan dengan kajian yang
sastra yang dimaksud dapat dilihat baik itu
dilakukan peneliti, salah satunya adalah
dalam bentuk sastra lisan maupun sastra
penelitian yang dilakukan oleh Aditiyas
tulis.
Tanjungsari yang berjudul Tafsir Sajak Nun
Terbukti adanya keberadaan tiga
Dalam Kumpulan Sajak Nun Karya Abdul
buah sajak yang mengandung nilai moral
Wachid B.S.: hermenutika interpretasi Paul
yaitu pada puisi “Masjid Saka Tunggal”,
Ricoeur. Kemudian penelitian yang dilakukan
“Syi’iran Sunan Bonang”, dan “Dzikir
oleh Adi Purnomo yang berjudul Nilai Akhlak
Para Pelupa”. Sajak “Masjid Saka
Dalam Kumpulan Sajak Nun Karya Abdul
Tunggal” mengandung model kaidah
Wachid B.S dan Relevansinya (Kajian
fathanah di dalamya, puisi “Syi’iran
Hermenutika). Penelitian ini diharapkan dapat
Sunan Bonang” betapa istiqomahnya
memberikan sumbangsih terkait nilai moral
dalam mensyiarkan agama yang harus
kepada masyarakat dan generasi penerus
dijadikan teladan bagi kita. Puisi “Dzikir
bangsa. Selain itu, penelitian ini dapat
Para Pelupa” yang mengisyartkan agar
dimanfaatkan dan dikaji oleh peneliti berikut a) Membaca Buku Kumpulan Sajak
selanjutnya. Nun Karya Abdul Wachid B.S.secara intensif
METODE serta mengidentifikasi data memungkinkan
dengan pendekatan hermeneutika, yang berisi
Jenis penelitian ini adalah penelitian
nilai moral yang dapat dilihat dari segi
kepustakaan. Penggunaan metode analisis
pengetahuan moral, pemahaman moral dan
isi dalam penelitian ini bertujuan untuk
tindakan moral; b) melakukan interpretasi dan
menafsirkan dan mengungkapkan makna
analisis terhadap data yang berisi nilai moral
yang tersamarkan di dalam sajak yang
dari segi pengetahuan moral pemahaman
sudah disebutkan sebelumnya. Dimana
moral dan tindakan moral c) membuat
Pendekatan hermeneutika digunakan dalam
kesimpulan.
penelitian ini sebagai suatu bentuk
penafsiran untuk mengungkapkan muatan HASIL PENELITIAN
nilai moral.
Melihat keterkaitan antara karya sastra
Metode analisis isi dan pendekatan dengan nilai moral, maka Lickona
hermeneutika diyakini peneliti tepat. dan menjelaskan bahwa karakter yang baik
memadai untuk mengungkapkan nilai moral melipuri tiga komponen yakni pengetahuan
dalam Kumpulan Sajak Nun Karya Abdul moral yang mengarah pada kebiasaan dalam
Wachid B.S Dengan menggunakan metode berpikir, perasaan moral mengarah pada
analisis isi dan pendekatan hermeneutika kebiasaan dalam hati, dan tindakan moral
dapat dilakukan prosedur analisis yang mengarah pada kebiasaan dalam bertindak.”
terfokus dengan langkah-langkah penelitian Dengan demikian komponen moral tersebut
yang jelas. Hal ini digunakan untuk dapat mengarahkan satu kehidupan moral
menentukan kriteria validitas yang jelas serta dapat membentuk kedewasan moral.
terhadap sumber data.
Pembahasan nilai moral pada
Teknik pengumpulan data dalam Kumpulan Sajak Nun diuraikan berdasarkan
penelitian ini dilakukan mereduksi data, tiga komponen moral di atas. Selanjumya
yakni proses memilih, memfokuskan, komponen nilai tenebut akan diuraikan secara
menyederhanakan, meringkuas, dan terperinci dan dikaji dengan menggunakan
mengubah data mentah. Data dikumpulkan pendekatan hermeneutika berdasarkan
melalui studi pustaka, yaitu kegiatan prospektif Paul Ricoeur sebagai berikut:
menelaah buku dan literatur lainnya untuk
Kaidah Moral Dalam Islam
mendapatkan teori sesuai dengan masalah
penelitian. Seorang pengkaji islam asal Jepang
yang bernama Izutsu (1993:20) membagi
Pengumpulan dan analisis data
konsep etika religious Al-Quran kepada tiga
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
tataran. Pertama, menunjuk pada relasi tuhan
dan manusia pada yang pertama ini pandang ini disebut istilah popular philisopy
ditunjukan bagaimana sikap yang of moraliti. Kedua, melihat akhlak dalam
diperlihatkan tuhan kepada manusia yang hubungan dengan ilmu pengetahuan. Cara
tercermin dalam keagungan sifat-sifat-Nya. pandang ini disebut dengan istilah
Kedua, menunjuk pada relasi manusia philisophical. Ketiga, melihat akhlak dalam
dengan Tuhan. Relasi kedua ini hubunganya dengan masalah kejiwaan, cara
memperlihatakan prilaku yang diperlihatkan pandang ini disebut dengan istilah myisitical-
manusia dihadapkan tuhan. Di sini psccho logical (Abidin Ahmad, 1975:19-20).
kedudukan manusia adalah sama.
Biografi Penulis
Persamaan sebagai makhluk Allah dengan
segala hak dan kewajibanya. Ketiga, relasi Abdul Wachid B.S

diantara manusia dalam kerangka relasi Abdul Wachid B.S Lahir pada 7
manusia dengan tuhanya, pada yang ketiga Oktober 1966 di Desa Bluluk, Lamongan.
ini bisa di sebut ‘etika sosial’. Etika sosial Wahid B.S. memulai pendidikan di desanya,
yang mengatur pergaulan di antara manusia di SD Bluluk 1. SMP-nya diselesaikan di
dalam islam dikenal dengan sebutan al- babat, SMP Negri 1 Babat. Sejak SMA,
ahkam al-khuluqiyah. Wacid B.S belajar di Yogyakarta. Di SMA

Kata “moral” berasal dari bahasa Negeri Argomuyo Yogyakarta. Pernah Kuliah

latin mores, jamak dari kata mos, diartikan di Universitas Cokroaminoto Gadjah Mada

dengan adat kebiasaan. Dalam bahasa Fakultas Ilmu Budaya, jurusan Sastra

Indonesia, moral sering didefinisikan Indonesia. Wachid B.S juga lulus S-2 di

dengan kata susila. Kata moral dipakai Universitas Gadjah Mada. Wachid B.S meraih

untuk menunjuk kepda suatu tindakan atau gelar Doktor setelah menyelesaikan studi S-3

perbuatan yang sesuai dengan ide-ide umum di Universitas Negeri Sebelas Maret

yang berlaku dalam suau komunitas atau Surakarta.

lingkungan tertentu. Dari batasan ini ada Buku tunggal yang menghimpun
yang menyatakn bahwa kata moral lebih sajak-sajak Wachid B.S., antara lain: Rumah
banyak bersifat praktis dari pada teoritis cahaya, Ijinkan Aku Mencintaimu, Tunjammu
(Ya’qub, 1988:14). Kekasih, Beribu Rindu Kekasihku, Yang

Pembicaraan tentang moral dan Kepayang, Hyang, dan Nun. Setelah menulis

etika dikalangan islam selalu dikaitkan puisi, Wachid B.S juga menulis beberapa

dengan akhlak. Menurut Hilip K. Hiti, ada karya lain, yaitu: Sastra Melawan Slogan,

tiga cara pandang yang berbeda di kalangan Religiositas Alam: dari Suraelisme ke

islam ketika melihat persoalaan akhlak. spiritualisme D. Zawawi Imron, Sastra

Pertama, melihat akhlak dalam hubungan- Pencerahan dan banyak buku lainya,. Buku

Nya dengan ‘tertib sopan sehari-hari’. Cara puisi Nun adalah buku puisi tunggal Abdul
Wachid B.S. yang terbit pada 2020 dan
merupakan salah satu buku puisi “jangan terlalu banyak air
tunggalnya. kalau tak ingin tenggelam
jangan banyak angin
bila tak tahan masuk angin
Sajak “Masjid Saka Tunggal”
jangan bermain api
masjid satu pilar jika takut terbakar
di tengahnya empat sayap jangan terlalu memuja bumi
seperti totem tergambar jika tak ingin terjatuh”
bawah tiang kaca pelapis senyap

empat kiblat dan lima lurus


ada tahun pendirian prasasti sufiyah, amarah, lawwmah, muthmaninnah
berarunglah jiwa jiwa manusia
abad 12 sebelum wali sang hingga hidup hanyalah alif
di tanah yang disucikan agama kuna
sebuah batu menhir tegak meraja cikakak, wangon, 4 januari 2016
di hutan dengan ratusan kera

Makna moral pada puisi “Masjid Saka


empat sayap penopang yang Tunggal”
menempel di saka empat kiblat dan lima
lurus Puisi memiliki keunikan tersendiri

empat mata angin dan satu pusat tak dimana judul bisa menjadi bagian bait-bait
terputus sajak Masjid sak tunggal masjid satu pilar di
tegahnya empat sayap seperti totem
manusia dikelilingi tergambar bawah tiang kaca pelapis senyap.
api, angin, air, dan bumi Ada tahun pendirian prasasti……

bahwa hidup haruslah seimbang Secara pembahasaan puisi “Masjid Saka


Tunggal” seolah menceritakan sebuah
yang hidup mestinya seperti alif kejadian yang mengakibatkan ketidakteguhan
jangan bengkok pendirian. Setiap bait dari puisi seolah
yang bengkok bukanlah manusia memberikan gambaran kepada pembaca
mengenai apa yang sedang dialami oleh
empat penjuru penulis. Dalam paragraph pertama puisi
mata memandang Masjid satu pilar di teengahnya empat sayap

hati berdendang seperti totem tergamabr bahwa tiang pelepas

lagu senyap, menandakan bahwa masjid yang


awalnya berdiri kokoh dengan satu pilar bahwa ketentuan hanyalah hak milik hyang
maha tuan
kini mulai senyap. bait ada tahun
penderian prasasti, prasasti berarti sebuah
penanda atau saksi bahwa sesuatu telah ketika tongkatnya menunjuk pohon siwalan

didirikan. sebuah tongkat azimat keramat


tak pernah lepas tangan, kemana hati berkiblat
Selanjutnya pada paragraph ke empat dan
bernafas makrifatullah hingga tamat
lima manusia dikelilingi api, angin, air dan
bumi bahwa hidup haruslah seimbang,
sebuah tongkat berharga dari pohon emas
yang hhidup mestinya seperti alif jangan
tangan kebaikan, tongkat saling berpegang
bengkok yang bekok bukanlah manusia,
cinta berbalas
menafsirkan bahwa hidup sebagai manusia
tongkat kebaikan, tangan saling menyambung
harus teguh dalam pendirianya, seimbang cinta tak terwatas
dalam jalan hidup namun kokoh prinsipnya.
Penulis juga memberikan pesan pada sebuah tongkat yang menuntun istiqomah
paragraph ketujuh jangan terlalu banyak lebih mulia dari seribu nasab yang karamah
air kalau tak ingin tenggelam jangan
banyak angin bila tak tahan masuk angin
bunyi bonang di masa kecil itu
jangan bermain apai jika takut
ditabuh kembali oleh jama’ah hati yang
terbakarjangan terlalu memuja bumi jika
berdendang di ribuan surau
tak ingin terjatuh, pesan singkat yang penuh
menjadi penenang jiwa yang galau
dengan makna tertunjuk kepada manusia
yang terlarut dalam permainan dunia, dalam
“Tombo ati iku limo perkarane
bait tersebut seloah menjelaskan janganlah
Kaping pisan moco Qur’an lan maknane
kita menyepelekan sesuatu jika kita tak
ingin kena akibatnya. Kaping pindo sholat wengi lakonono
Kaping telu wong kang sholeh kumpulono
Sajak “ Syi’iran Sunan Bonang”
Kaping papat kudu weteng ingkang luwe
bunyi bonang di masa kecil itu Kaping limo dzikir wengi ingkang suwe
ditabuh kembali oleh hati yang Salah sawijine sopo iso ngelakoni
sembahyang disebuah surau sentana Mugi-mugi gusti Allag nyembadani”
disini tidak ada cegak yang menegak
namun hidup selalu tegak
kuterejo, tuban,
kamis, 21 januari 2016
ketika kanjeng sunan terjatuh
tersebabb tanganya, tercabut rumput
Nilai moral dalam sajak “Syi’iran Sunan
menangislah penuh sesal
Bonang”
Setiap bait dari Sajak Syi’iran sepuluh hari pertama dia begitu berat
Sunan Bonang Mengandung makna tersurat, menuntun keakuanku yang
puisi ini menceritakan seorang tokoh berarat dari khianat ke khianat yang
dengan kisah syiar agama dengan tahu tetapi memegahkan
istiqomah, penulis memberikan gambaran
kepada pembaca terhadap sosok Sunan
Bonang untuk mengenang kisah dalam
pura-pura ketidaktahuan berjlan
syiar-Nya, di paragraph terakhir penulis
mata tanpa nurani di setiap jalan
menuliskan syairan Tombo ati iku limo
di setiap peristiwa ditegahkan oleh cemas
perkarane Kaping pisan moco Qur’an lan
bom waktu itu semoga tidak meledakan runag
maknane kaping pindo sholat wengi
lakonono kaping telu wong kang sholeh
sepuluh hari kedua dia begitu tersengat
kumpulono kaping papat kudu wetwng
melihat ketubuhanku yang
ingkang luwe kaping limo dzikir wengi
tidak kuasa menahan syahwat
ingkang suwe salah sawijine sopo iso
ngelakoni mugi-mugi gusti Allah siang menahan makan minum

nyembadani, memberikan pesan kepada


manusia untuk mendapatkan kemaslahatan tetapi malam memanjakan diri
atau kedamaian dan ketenangan spiritual, kenikmatan duniawi
dengan shalat, membaca Al-Qur’an, puasa, menjadikan lidah menjulur
berkumpul dengan orang-orang yang syahwat meliur sampai sahur
shaleh, dan terus berdzikir kepada Allah.
Dan itu merupakan obat hati. bom waktu semoga tidak meledakan diri
pintu-pintu itu bukan saja bisa menutup
tetapi pintipintu bahkan sudajh hancur
Sajak “Dzikir Para Pelupa’
bagaimana manusia pergi akan kembali?
tidak terasa ramadan akan pergi lagi
dari rumah hatiku yang sepuluh hari ketiga dia masih berharap
kotor dan nestapa keajaiban kisah musa dan bani israil
padahal dia belum selesai mengurai dalam barisan pendoa yang memanggil
harapharap cemas semoga shalawat masih
bagaiana menata perabotan memanggil

rumah dan tanggatangga


menuju surga yang Ya allah bihaa ya allah bihaa
bertambah hari kian kusaksiakan ada Ya allah bikhusnul khatimah
sebelum tubuh
berkalang tanah DAFTAR PUSTAKA

purbalingga, 4 juli 2016

Nilai Moral Sajak “Dzikir Para Pelupa”

Secara pembahasaan puisi Dzikir


Para Pelupa ini seolah menjelaskan
sesorang yang lalai terhadap pahala di bulan
ramdan, puisi ini bercerita tentang para
manusia di bulan Ramadan yang hanya
menjadikan suatu kebiasaan adat. Dari
setiap bait sajak mengandung makna yang
tersurat sehingga memberkan gambaran
terhadap pembaca. Penulis juga
menyampaikan do’a pada akhir paragraph
puisi menandakan penulis memohon kepada
Allah.

SIMPULAN

Dalam Kumpulan Sajak Nun Karya


Abdul Wacid B.S. ditemukan tiga sajak yang
yang mengandung nilai kaidah moral, yakni
“Masjid Saka Tungggal, “Syi’iran Sunan
Bonang”, “Dzikir Para Pelupa”. Puisi
“Masjid saka tunggal mengandung model
kaidah fathanah didalmanya. Pusis “Syi’iran
sunsn bonang betapa istiqomahnya dalam
mensyiarkan agama yang harus menjadi
teladan bagi kita. Puisi “dzikir para pelupa’
yang mengisyartkan agar kita selalu
berdzikir terhadap Allah.

Budiarto, W. (2021). Epistemologi Komunikasi Transendental. Yogyakarta: CV Cinta Buku.


Farah, N. (2019). Analisis Hermenuetika . Yaqzhan, Vol, 5 No 1.
Kadirun, L. (2019). Suatu Pendekatan Hermenuetika. DIAELEKTIKA.
Tanjungsari, A. (n.d.). Tafsir Sajak Nun Dalam Kumpulan Sajak Nun Karya AbduL Wachid B.S
Heremenuetika Interpretasi Paul Ricoeur.
Wachid B.S, A. (2020). Kumpulan Sajak Nun. Yogyakarta: Cinta Buku.
Shamir Pulungan (2011). Membangun Moralitas Melalui Pendidikan Agama, Al-Hikmah, Vol, 8
no 1

Anda mungkin juga menyukai