LP Postpartum Haemorrhage - Compress
LP Postpartum Haemorrhage - Compress
DISUSUN OLEH
VAULYN JOVANDA
1611116102
b. Ruptura serviks
Terapinya adalah ruptura serviks ditarik keluar sehingga
tampak jelas, ruptura serviks dijahit kembali tanpa melibatkan
endoserviks, untuk memastikan kesembuhan dan menghentikan
perdarahan dapat dipasang tampon vagina selama 24 jam.
c. Hematoma
Terapinya adalah pada hematoma kearah bagian dalam sekitar
parametrium, retroperineal, perlu dilakukan laparatomi, untuk
mencari dan menghentikan sumber perdarahan, hematoma sekitar
vagina, vulva, dan perineum perlu dilakukan evaluasi untuk mencari
sumber dan menghentikan perdarahannya, hematoma kecil pada
vulva mungkin dapat diabsorbsi.
d. Perlukaan vagina, vulva dan perineum
Terapinya adalah sumber perlukaan dijahit kembali sehingga
dapat menghentikan perdarahan, menghindari infeksi,
mengembalikan fungsinya sebagai alat reproduksi.
e. Episiotomi
Terapinya adalah luka episiotomi harus dijahit kembali untuk
mengembalikan fungsi alat reproduksi dan menghilangkan sumber
perdarahannya, mengurangi sebanyak mungkin infeksi.
f. Trauma lain
Terapinya simfisolisis konservatif dengan jalan mengikat
bokong sekuatnya sehingga simfisis mendekat dan akan sembuh
sendiri. Profilaksis untuk kehamilan selanjutnya harus operasi.
g. Perdarahan karena gangguan pembekuan darah
Terapi yang dilakukan adalah dengan transfusi darah dan
produknya seperti plasma beku segar, trombosit, fibrinogen dan
heparinisasi atau pemberian EACA (epsilon amino caproic acid).
F. Komplikasi
Komplikasi perdarahan post partum primer yang paling berat yaitu
syok. Bila terjadi syok yang berat dan pasien selamat, dapat terjadi
komplikasi lanjutan yaitu anemia dan infeksi dalam masa nifas. Infeksi dalam
keadaan anemia bisa berlangsung berat sampai sepsis. Pada perdarahan yang
disertai oleh pembekuan intravaskular merata dapat terjadi kegagalan fungsi
organ-organ seperti gagal ginjal mendadak.
G. Faktor Predisposisi Perdarahan Postpartum
Faktor yang mempengaruhi perdarahan post partum adalah:
1. Usia
Wanita yang melahirkan anak pada usia lebih dari 35 tahun
merupakan faktor predisposisi terjadinya perdarahan post partum yang
dapat mengakibatkan kematian maternal. Hal ini dikarenakan pada usia
diatas 35 tahun fungsi reproduksi seorang wanita sudah mengalami
penurunan dibandingkan fungsi reproduksi normal.
2. Paritas
Salah satu penyebab perdarahan post partum adalah multiparitas.
Paritas menunjukan jumlah kehamilan terdahulu yang telah mencapai
batas viabilitas dan telah dilahirkan. Hal yang menentukan paritas adalah
jumlah kehamilan yang mencapai viabilitas, bukan jumlah janin yang
dilahirkan. Uterus yang telah melahirkan banyak anak, cenderung bekerja
tidak efesien dalam semua kala persalinan.
3. Anemia
Anemia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan penurunan
nilai hemoglobin di bawah nilai normal, dikatakan anemia jika kadar
hemoglobin kurang dari 11 g/dl. Kekurangan hemoglobin dalam darah
dapat menyebabkan komplikasi lebih serius bagi ibu baik dalam
kehamilan, persalinan, dan nifas. Oksigen yang kurang pada uterus akan
menyebabkan otot-otot uterus tidak berkontraksi dengan adekuat
sehingga dapat timbul atonia uteri yang mengakibatkan perdarahan post
partum.
4. Riwayat persalinan
Riwayat persalinan di masa lampau sangat berhubungan dengan
hasil kehamilan dan persalinan berikutnya. Bila riwayat persalinan yang
dulu buruk petugas harus waspada terhadap terjadinya komplikasi dalam
persalinan yang akan berlangsung. Riwayat persalinan yang buruk ini
dapat berupa abortus, kematian janin, eklampsi dan preeklampsi, sectio
caesarea, persalinan sulit atau lama, janin besar, infeksi dan pernah
mengalami perdarahan ante partum dan post partum.
5. Bayi makrosomia
Bayi besar adalah bayi lahir yang beratnya lebih dari 4000 gram.
Menurut kepustakaan bayi yang besar baru dapat menimbulkan dytosia
kalau beratnya melebihi 4500 gram. Kesukaran yang timbul dalam
persalinan adalah karena besarnya kepala atau besarnya bahu. Karena
regangan dinding rahim oleh anak yang sangat besar dapat menimbulkan
inertia dan kemungkinan perdarahan postpartum lebih besar.
6. Kehamilan ganda
Kehamilan ganda dapat menyebabkan uterus terlalu meregang,
dengan overdistensi tersebut dapat menyebabkan uterus atonik atau
perdarahan yang berasal dari letak plasenta akibat ketidakmampuan
uterus berkontraksi dengan baik.
H. Pencegahan
1. Persiapan sebelum hamil untuk memperbaiki keadaan umum dan
mengatasi setiap penyakit kronis , anemia, dan lain-lain sehingga pada
saat hamil dan persalinan pasien tersebut ada dalam keadaan optimal.
2. Mengenal faktor predisposisi perdarahan postpartum seperti multiparitas,
anak besar, hamil kembar, hidroamnion, bekas seksio, ada riwayat
perdarahan post partum sebelumnya dan kehamilan predisposisi tinggi
lainnya yang resikonya akan muncul saat persalinan.
3. Persalinan harus selesai dalam waktu 24 jam.
4. Kehamilan risiko tinggi agar melahirkan di fasilitas rumah sakit rujukan.
5. Kehamilan risiko rendah agar melahirkan di tenaga kesehatan terlatih dan
menghindari persalinan dukun.
6. Menguasai langkah-langkah pertolongan pertama menghadapi
perdarahan post partum dan mengadakan rujukan sebagaimana mestinya.
I. Prognosis
Prognosis pada penderita perdarahan postpartum sangat bergantung
pada penatalaksanaan yang diberikan. Jika tatalaksana yang diberikan cepat
dan tepat maka tentu saja prognosis pada penderita dengan perdarahan akan
baik pula. Namun apabila tatalaksana yang diberikan tidak adekuat maka
mortalitas akan meningkat.
J. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Alasan dan Keluhan Masuk Rumah Sakit
Apa yang dirasakan saat itu ditunjukkan untuk mengenali
tanda atau gejala yang berkaitan dengan perdarahan post partum
misalnya antonio uteri, retensio plasenta robekan jalan lahir, vagina,
perineum, adanya sisa selaput plasenta dan biasanya ibu nampak
perdarahan banyak > 500 CC.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Dikaji untuk mengetahui apakah seorang ibu menderita
penyakit yang bisa menyebabkan perdarahan post partum seperti
aspek fisiologis dan psikologisnya.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Dikaji untuk mengetahui apakah seorang ibu pernah menderita
penyakit lain yang menyertai dan bisa memperburuk keadaan atau
mempersulit penyembuhan. Seperti penyakit diabetes melitus dan
jantung.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Meliputi penyakit yang diderita pasien dan apakah keluarga
pasien ada yang mempunyai riwayat yang sama.
4) Seksualitas
Tinggi fundus atau keadaan uterus gagal kembali pada ukuran
dan fungsi kehamilan.
Pemeriksaan diagnostik:
1) Golongan darah
Menentukan Rh, golongan ABO dan pencocokan silang
2) Jumlah darah lengkap
3) Kultur uterus dan vaginal
Mengesampingkan infeksi pasca partum
4) Urinalisis
Memastikan kerusakan kandung kemih
5) Profil koagulasi
Peningkatan degeradasi kadar produk fibrin/produk spilit fibrin
(SDP/FSP).
6) Sonografi
Menentukan adanya jaringan plasenta yang tertahan.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan vaskuler berlebihan.
b. Resiko syok (hipovolemik) b.d penurunan aliran darah ke jaringan.
c. Ketidakefektifan perfusi jaringan b.d hipovolemia.
d. Intoleransi aktifitas b.d penurunan suplai oksigen keseluruh tubuh.
e. Defisit perawatan diri b.d kelemahan
f. Resiko infeksi b.d trauma jaringan, stasis cairan tubuh, penurunan
Hb.
g. Nyeri akut b.d trauma/distensi jaringan
h. Ansietas b.d perubahan dalam fungsi peran
3. Intervensi Keperawatan
Pelepasan jaringan
Kontraksi uterus lambat Serviks dan vagina
endometrium
Atonia uteri
Lokhea Keluar Port de entry kuman
Robekan jalan lahir
Kurang perawatan Resiko Infeksi
Invasi Bakteri
Perdarahan Nyeri