Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MODEL-MODEL KOMUNIKASI

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Komunikasi Kesehatan

Dosen : Dr.Andi Asrina,SKM., M.kes

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2

NAMA : SUHANA

NIM : 14120200047

KELAS : B3

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan dalam
menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, penulis
tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa pula shalawat
serta salam tercurahkan kepada Nabi agung Muhammad SAW yang syafa’atnya kita
nantikan kelak.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, sehingga makalah “MODEL-MODEL KOMUNIKASI ” dapat diselesaikan.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Kesehatan.
Penulis berharap makalah tentang penyusunan kalimat ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.

Penulis menyadari makalah ini masih perlu banyak penyempurnaan karena


kesalahan dan kekurangan. Penulis terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar
makalah ini dapat lebih baik. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini,
baik terkait penulisan ataupun konten penulis memohon maaf. Demikian yang dapat
penulis sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Maros,21 Februari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………….......…

KATA PENGANTAR …………………………………………...……………..i

DAFTAR ISI …………………………………………………………………...ii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………...……………….1

A. Latar Belakang ……………………………………..………………………...1

B. Rumusan Masalah ………………………………………...………………….1

C. Tujuan Penulisan …………………………………………...………………...1

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………...………..2

A. Model-model Komunikasi ……….………………………………..…………2

B. Jenis Komunikasi……………………………………………………………..8

C. Tingkatan Komunikasi………………………………….…………………….8

D. Metode komunikasi…………………………………………………………...9

BAB III PENUTUP ………………………………………..………………….11

A. Simpulan …………………………………………...……………………….11

B. Saran ………………………………………………..……………………….11

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………...………….12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi sangat dibutuhkan untuk interaksi sesama manusia, oleh


karena itu komunikasi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sehari-
hari, sehingga tanpa adanya komunikasi, kehidupan manusia tidak akan berjalan
dengan sempurna. Karena komunikasi itu memiliki peranan sangat penting,
dibuatlah suatu model komunikasi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja model-model komunikasi?
2. Apa saja jenis komunikasi?
3. Apa saja tingkatan komunikasi?
4. Bagaimana metode kesehatan?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang saja jenis komunikasi
2. Untuk mengetahui tingkatan komunikasi
3. Untuk mengetahui bagaimana metode komunikasi

1
BAB II
PEMBAHASAN

Model komunikasi adalah gambaran yang sederhana dari proses


komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara satu komponen komunikasi
dengan komponen lainnya.Menurut Sereno dan Mortensen, suatu Model
komunikasi merupakan deskripsi ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk
terjadinya komunikasi.

A. Model-model Komunikasi

1.     Model Stimulus-Respons

Model Stimulus-Respons (S-R) adalah komunikasi paling dasar. Model


ini dipengaruhi oleh disiplin psikologi, khususnya yang beraliran teori
behavioristik. Model tersebut menggambarkan hubungan Stimulus-Respons.
Dalam konsep yang fokusnya pada lingkungan, pada dasarnya setiap kejadian
selalu terdapat stimulus dan respons (Mubarak, 2011, p. 64).

Dalam konsep yang fokusnya pada lingkungan, pada dasarnya setiap


kejadian yang kita allami selalu terdapat stimulus dan respon. Kejadian yang ada
menuntut kita untuk menerjemahkan kedalam proses pikir kita berupa proses
belajar dengan menggunakan komunikasi intrapersonal, dimana dalam jiwa
manusia terdiri atas kumpulan bermacam-macam tanggapan yang terbentuk
karena adanya stimulus dan respon.

Model stimulus-respon yang melibatkan stressors dan strains, ditambah


dengan sebuah bentuk hubungan yang penting karena hubungan antara
seseorang dan lingkungannya mendorong seseorang untuk bereaksi dan
bertindak untuk memenuhi tuntutan yang harus dipenuhi. Proses ini melibatkan
interaksi dan penyesuaian secara berkesinambungan yang disebut transactions,
antara sesorang dan lingkungannya, dimana keduanya saling memengaruhi satu
sama lain.

2
Dalam keperawatan kebutuhan dasar manusia sebagai penopang hidup
merupakan stimulus bagi seseorang yang menjadikan seeseorang tergerak untuk
bereaksi dan bertindak atas stimulus yang dirasakan dan dikehendaki sehingga
timbul reaksi untuk mencapai tujuan. Hal ini terjadi karena dalam model
stimulus respon ada tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan negative maupun
tujuan positif. Bila stimulus yang datang baik, maka akan direspon baik,
sebaliknya bila stimulus yang datang negative maka akan direspon negative.
Dalam memicu stimulus dibutuhkan kesadaran yang tinggi model ini
menunjukkan komunikasi sebagai proses aksi reaksi yang  sangat sederhana.

Dengan demikian model stimulus respon mengabaikan komunikasi


proses khususnya yang berkenaan dengan factor manusia. Secara implisit ada
amsumsi ada model stimulus respon ini yang menyatakan perilaku (respon)
manusia dapat diramalkan. Ringkasannya, komunikasi dianggap statis; manusia
dianggap berperilaku kekuatan dari luar (stimulus), bukan berdasarkan
kehendak, keinginan, atau kemauan bebasnya. Model ini lebih sesuai bila
diterapkan pada sistem pengendalian suhu udara dari pada perilaku
manusia (Mubarak, 2011, p.64-65).

2.     Model Shannon-Weaver
Dalam model ini, komunikasi dipandang sebagai suatu
“sistem”, ldimana “sumber” informasi (source) memilih informasi yang
dirumuskan (encode) menjadi pesan (message) dan selanjutnya pesan ini dikirim
dengan “isyarat” (signal) melalui “saluran” (channel) kepada “penerima”
(receiver). Kemudian penerima menerjemahkan pesan tersebut dan
mengirimkannya ke tempat tujuan (destination) (Notoadmojo, 2005, p. 148).
Pola komunikasi yang diterapkan adalah komunikasi satu arah yang berlangsung
tanpa ada timbal balik secara langsung. Apabila adanya hambatan (noise) dalam
berkomunikasi, dapat mengganggu keefektifan dari proses komunikasi.
a.     Tingkat kedengaran manusia
b.     Gangguan persepsi
c.      Mispersepsi psikososial
d.     Hardware/software

3
e.      Lingkungan, dl
3.     Model Lasswell
Model ini umumnya digunakan dalam komunikasi massa di mana
komunikator sangat powerful mampu mempengaruhi komunikan dan
menganggap pesan yang disampaikan mampu membawa efek dalam diri
komunikan. Lasswell (1948) mengemukakan tiga fungsi komunikasi,
yaitu: pertama, pengawasan lingkungan yang mengingatkan anggota-anggota
masyarakat akan bahaya dan peluang dalam lingkungan; kedua, korelasi
berbagai bagian terpisah dalam masyarakat yang merespons lingkungan;
dan ketiga, transmisi warisan sosial dari suatu generasi ke generasi lainnya.
terdapat tiga kelompok spesialis yang bertanggung jawab melaksanakan fungsi-
fungsi ini. Dalam penyebaran pola hidup sehat, decision maker merupakan
pengendali lingkungan, sedangkan tokoh masyarakat dan juga LSM bertindak
serta membantu mengorelasikan atau mengumpulkan respons orang-orang
terhadap informasi baru. Anggota keluarga dan tenaga kesehatan di lapangan
mengalihkan warisan sosial (Mubarak, 2011, p. 68)
Unsur-unsur dalam komunikasi ini menggunakan lima pertanyaan, yaitu:
a.     Who (komunikator)
b.     Say what (pesan yang disampaikan)
c.      In which channel (saluran komunikasi)
d.     To whom (penerima pesan)
e.      With what effect (efek komunikasi yang disampaikan)

4.     Model SMCR (Model Berlo)


Model ini menampilkan yang variabel dalam komunikasi
yakni source (sumber), message (pesan), channel (media),
dan receiver (penerima). Model SMCR melihat proses komunikasi berdasarkan
keterampilan, sikap, pengetahuan dan latar belakang budaya yang berbeda dari
sumber informasi (source). Sementara itu, pesan (message) yang disampaikan
biasanya mengandung elemen-elemen tertentu, seperti struktur, isi dan kode-
kode yang unik. Pesan tersebut ditransfer melalui saluran yang melibatkan
pendengaran, penglihatan, sentuhan, bau dan rasa. Kemudian penerima

4
(receiver) menginterpretasikan pesan tersebut juga didasarkan pada
keterampilan, sikap, pengetahuan dan latar belakang sosio budaya yang berbeda,
sehingga seringkali terjadi salah interpretasi dalam proses komunikasi
(Notoadmojo, 2005, p. 149)
Salah satu kekuatan dari model ini adalah bahwa komunikasi dilihat
sebagai suatu proses yang dinamis, bukan sekadar peristiwa yang statis.
Sedangkan kekurangan dari model ini adalah tidak adanya mekanisme “umpan
balik” (feed-back) dalam proses tersebut. Apabila model ini diaplikasikan dalam
komunikasi kesehatan, maka model ini tidak mampu menjelaskan betapa
banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi antar-
petugas kesehatan dengan klien yang memiliki latar belakang keterampilan dan
sosio budaya berbeda. Mekanisme “umpan balik” diperlukan agar proses
komunikasi menjadi lebih dinamis dan dapat menghindari mis-interpretasi kedua
belah pihak. Namun demikian, model ini sangat bermanfaat untuk komunikasi
antar-petugas kesehatan. Di bawah ini adalah gambar yang mengilustrasikan
tentang model SMCR (Notoadmojo, 2005, p. 149)
SOURCE MESSAGE CHANNEL RECEIVER
Keterampilan Keterampilan
Elemen Penglihatan
berkomunikasi berkomunikasi
Sikap Struktur Pendengaran Sikap
Pengetahuan Isi Sentuhan Pengetahuan
Sistem sosial Treatments Senyuman Sistem sosial
Budaya Kode Merasakan Budaya
Gambar 4: Model Berlo

5.     Speech Communication Model


Model ini pertama kali dikembangkan oleh Miller (1972) yang melihat
bahwa proses komunikasi terdiri dari tiga variabel, yakni pembicara (speaker),
pendengar (receiver), dan umpan balik (feed-back). Dalam hal ini, pembicara
menyampaikan “pesan” (informasi) berdasarkan sikap tertentu, sedangkan
pendengar menginterpretasikan pesan tersebut berdasarkan sikap yang berbeda.
Kemudian pendengar memberikan umpan balik (baik positif maupun negatif)

5
kepada pembicara. Demikian seterusnya sehingga terjadi proses komunikasi
yang hidup dan dinamis (Notoadmojo, 2005, p. 150).
Model ini tampak sangat sederhana (over simplified) untuk menjelaskan proses
komunikasi yang kompleks dan rumit dalam realitas, namun sangat mudah
dipahami untuk menjelaskan proses komunikasi antar-manusia. Hal-hal inilah
yang merupakan kekuatan dan kelemahan dari Speech Communication
Model (Notoadmojo, 2005, p.
6.     Model Aristoteles
Model Aristoteles adalah model komunikasi yang paling klasik, sering
disebut juga dengan Model Retoris (Rhethorical Model) yang kini lebih dikenal
dengan komunikasi publik (public speaking) atau pidato. Model Aristoteles ini
melibatkan persuasi dimana berisi suatu anjuran untuk melakukan dan
mengimplementasikan suatu kegiatan sesuai dengan isi pesan. Untuk itu harus
dipersiapkan siapa yang menyampaikan (etos- kepercayaan pada sipenyampai
pesan), argumen yang dipersiapkan (logos, logika dalam pendapat) dan
bagaimana membawa dan memaikan emosi khalayak untuk tertarik pada isi
pesan (phatos-emosi khalayak). Dengan kata lain, faktor-faktor yang memaikan
peran dalam menentukan efek persuasi suatu pidato meliputi isi pidato,
susunannya, dan cara penyampaiannya (Mubarak, 2011. p. 66).
Dalam perkembangan selanjutnya model Aristoteles diimplementasikan
dengan menempatkan baliho-baliho ditempat strategis yang berisi anjuran untuk
melakukan kegiatan sesuia isi pesan. Namun, banyak pakar berpendapat bahwa
penempatan baliho di tempat strategis merupakan bentuk komunikasi massa dan
hal tersebut kurang tepat bila ditinjau dari spesifik tujuan yang diingin dicapai
sesuai dengan karakteristik dari komunikasi persuasi (Mubarak, 2011. p. 67).
Tiga unsur utama dalam Model Aristoteles adalah sebagai berikut:
a.     Pembicara (speaker)
b.     Pesan (message)
c.      Pendengar (listener)
Dalam Model Aristoteles ini tidak memuat unsur-unsur lainnya yang
dikenal dalam model komunikasi, seperti, umpan balik, efek dan kendala atau
gangguan komunikasi. Dengan demikian, komunikasi ini terkesan sangat simpel

6
dan statis. Saat seseorang berbicara, pesannya akan berjalan kepada khalayak,
dan khalayak mendengarkan.pesan dirancang sedemikian rupa untuk
memengaruhi khalayak agar mau memerima pesan (Mubarak, 2011. p. 67).
7.     Model schramm
Model schramm memberikan gambaran proses komunikasi dari yang
sederhana sampai yang kompleks dengan menghadirkan tiga model. Model yang
pertama adalah Wilbur Schramm 1954 yang memperkenalkan model yang
sangat sederhana, dimana dalam berkomunikasi  yang dibutuhkan perangkatnya
hanya ada tiga unsur yaitu sumber (source), pesan (message), sasaran
(desfination). Model ini terkesan sangat sederhana sekali karena hanya
beriontasi pada penyampaian sinyal saja tanpa memperhatikan sisi lainnya dan
mengesampingkan lainnya, yang terpenting inti sinyal sudah dikomunikasikan
pada sasarannya.
Dalam perkembangannya, sumber informasi tidak cukup hanya
ditransmisikan kesasaran saja melainkan juga membutuhkan kesamaan bidang
pengalaman (field of exprince) sehinggan dari model yang sederhana tersebut
dikembangkan lagi menjadi model yang kedua dengan menambah unsur bidang
pengalaman, agar pesan bisa diterima oleh penerima pesan dengan baik.
          Model yang kedua schramm memperkenalkan gagasan bahwa kesamaan
dalam bidang pengalaman, sumber dan sasaranlah yang sebenarnya
dikomunikasikan, karena bagian sinyal itulah yang dianut sama oleh sumber dan
sasaran.
Model ketiga schram mengganggap komunikasi sebagai interaksi dengan
kedua pihak, yang menyandi , menafsirkan, dan menyandi balik,
mentransmisikan dan menerima sinyal. Disini kedua belah pihak sama-sama
berfungsi sebagai encorder, interpreter, mmaupun decorder. Ketika sumber
memberikan pesan kepada tujuan maka sumber bertindak sebagi encorder
sedangkan tujuan bertindak sebagi decorder.

7
B. Jenis komunikasi
1. Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan simbol-
simbol atau kata-kata baik dinyatakan secara lisan maupun tulisan, yang
dilakukan antara pembicara dan pendengar yang menggunakan lisan atau bicara
sehingga pesan yang disampaikan dapat dimengerti atau dipahami. Komunikasi
verbal terdiri dari dua macam yaitu komunikasi verbal reseptif dan komunikasi
verbal ekspresif. Komunikasi verbal reseptif adalah komunikasi yang dilakukan
secara pasif atau merespon atau memahami diantaranya membaca ujaran atau
tulisan untuk memahami apa yang diujarkan atau ditulis oleh lawan bicaranya.
Komunikasi verbal ekspresif adalah komunikasi yang dilakukan secara aktif
dalam menyampaikan pesan secara langsung dalam menggunakan bahasanya,
diantaranya ejaan jari isyarat.

2. Komunikasi Non-verbal

Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang menggunakan pesan


tanpa kata dan memberi arti pada komunikasi verbal. Komunikasi nonverbal
dapat dibedakan menjadi dua yaitu komunikasi nonverbal ekpresif dan
komunikasi nonverbal reseptif. Komunikasi nonvernal terdiri dari nonverbal
reseptif terdiri dari membaca ujaran, membaca mimik, membaca isyarat dari
lawan bicaranya.

C. Tingkatan komonukasi

1. Komunikasi Intrapribadi (Intrapersonal Communication)

Yaitu komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang yang berupa proses
pengolahan informasi melalui panca indera dan sistem syaraf manusia.

2. Komunikasi Antarpribadi (Interpersonal Communication)

Yaitu kegiatan komunikasi yang dilakukan seseorang dengan orang lain


dengan corak komunikasinya lebih bersifat pribadi dan sampai pada tataran
prediksi hasil komunikasinya pada tingkatan psikologis yang memandang
pribadi sebagai unik. Dalam komunikasi ini jumlah perilaku yang terlibat pada

8
dasarnya bisa lebih dari dua orang selama pesan atau informasi yang
disampaikan bersifat pribadi.

3. Komunikasi Kelompok (Group Communication)

Yaitu komunikasi yang berlangsung di antara anggota suatu kelompok.


Menurut Michael Burgoon dan Michael Ruffner dalam Sendjaja,(1994) memberi
batasan komunikasi kelompok sebagai interaksi tatap muka dari tiga atau lebih
individu guna memperoleh maksud atau tujuan yang dikehendaki seperti berbagi
informasi, pemeliharaan diri atau pemecahan masalah sehingga semua anggota
dapat menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lainnya dengan akurat.

4. Komunikasi Organisasi (Organization Communication)

Yaitu pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam


kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005).

5. Komunikasi Massa (Mass Communication)

Komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai suatu jenis komunikasi


yang ditujukan kepada sejumlah audien yang tersebar, heterogen, dan anonim
melalui media massa cetak atau elektrolik sehingga pesan yang sama dapat
diterima secara serentak dan sesaat.

D. Metode Komunikasi

1. Komunikasi interpersonal adalah termasuk pesan pengiriman dan penerimaan


pesan antara dua atau lebih individu. Hal ini dapat mencakup semua aspek
komunikasi seperti mendengarkan, membujuk, menegaskan, komunikasi
nonverbal , dan banyak lagi. Sebuah konsep utama komunikasi interpersonal
terlihat pada tindakan komunikatif ketika ada individu yang terlibat tidak seperti
bidang komunikasi seperti interaksi kelompok, dimana mungkin ada sejumlah
besar individu yang terlibat dalam tindak komunikatif. Deddy Mulyana (2005)
menyatakan: “komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah
komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap
pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal
ataupun nonverbal.” (Mulyana, 2005:73).

9
2. Komunikasi massa adalah komunikasi yang dilakukan melalui media
massa modern, yang meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang luas,
siaran radio dan televisi yang ditujukan kepada umum, dan film yang
dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop (Effendy, 2007: 79).

10
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Dari penjelasan yang telah dijelaskan dimuka, maka ada beberapa hal
yang dapat penulis simpulkan :

1. Model komunikasi adalah gambaran yang sederhana dari proses komunikasi


yang memperlihatkan kaitan antara satu komponen komunikasi dengan
komponen lainnya.Menurut Sereno dan Mortensen, suatu Model komunikasi
merupakan deskripsi ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya
komunikasi.

2. Tingkatan Komunikasi terdiri dari, Komunikasi Intrapribadi, Komunikasi


Antarpribadi, Komunikasi Kelompok, Komunikasi Organisasi, dan Komunikasi
Massa

3. Jenis komunikasi yakni,komunikasi verbal dan non-verbal

4. Komunikasi interpersonal adalah termasuk pesan pengiriman dan penerimaan


pesan antara dua atau lebih individu

5. Komunikasi massa adalah komunikasi yang dilakukan melalui media massa


modern, yang meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang luas, siaran
radio dan televisi yang ditujukan kepada umum, dan film yang dipertunjukkan di
gedung-gedung bioskop (Effendy, 2007: 79)

B. Saran

Apa yang kita mengerti dan pahami tentang Model-model Komunikasi


sekiranya dalam berkomunikasi harus menggunakan komunikasi dengan model
yang pas dalam komunikasi. Dimana komunikasi yang baik antara satu yang lain
harus saling berhubungan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Hasmayati, E. (2016). Model Komunikasi Orangtua Tunarungu Yang Memiliki


Anak Mendengar. Jurnal Untirta, I(2), 178-179.

Mubarak, W. D. (2011). Komunikasi Dalam Keperawatan: Teori dan Aplikasi.


Jakarta: Salemba Medika .

Notoadmodjo. (2005). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya . Jakarta:


Rineka Cipta.

Rahmadiana, M. (2012). Komunikasi Kesehatan: Sebuah Tinjauan. Jurnal


Psikogenesis, I(2), 89.

https://www.e-jurnal.com/2013/12/ragam-tingkatan-komunikasi.html?m=1

12
Soal dan jawaban;

1. Berikan contoh dari jenis komunikasi yaitu komunikasi non verbal


dalam kehidupan sehari-hari!

Jawab; Contoh jenis komunikasi non verbal di antaranya;

1. Ekspresi wajah. Misalnya, saat kita merasa bersemangat dengan ekspresi


ekspresi wajah seperti akan muncul. Sedangkan, saat sudah bosan ekspresi
wajah cemberut akan keluar dengan sendirinya.

2. Gestur. Misalnya, kamu menunjukkan gestur tubuh yang tidak nyaman saat
berbicara, maka lawan bicara akan tahu jika kamu tidak tidak terganggu

3. Bahasa tubuh. Misalnya, saat ada orang sedang bicara dengan menyilangkan
tangan dan dahinya berkerut, maka kemungkinan ia merasa kesal dan marah
karena suatu hal.

4. Sentuhan. Misalnya, ada teman kerjamu yang sedang sedih, maka kamu bisa
menunjukkan empatimu dengan memegang atau mengusap punggungnya.

5. Penampilan. Misalnya, saat kamu akan melakukan tes interview kerja ,


tentunya penampilanmu juga akan membuat oleh para rekruter.

2.Apakah komunikasi verbal dan non verbal penting di dunia kerja?

Jawab; Komunikasi nonverbal memegang peranan yang sangat penting dalam


dunia kerja. Mengapa demikian? Karena kegiatan sehari-hari di tempat kerja
pastinya kita tidak bisa lepas dari jenis komunikasi verbal seperti ucapan dan
tulisan. Namun, komunikasi nonverbal tidak boleh dilupakan karena dapat
mendukung keterampilan komunikasi kita saat bekerja,

3. Di dalam model stimulus respona di katakan bahwa model ini


dipengaruhi oleh disiplin psikologi, khususnya yang beraliran
behavioristik. Pertanyaan saya apa yang di maksud aliran teori
behavioristik

Jawab; Teori Behavioristik adalah teori yang mempelajari perilaku manusia.


Perspektif behavioral berfokus pada peran dari belajar dalam menjelaskan
tingkah laku manusia dan terjadi melalui rangsangan berdasarkan (stimulus)
yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif (respons) hukum-hukum
mekanistik.

13
4. Apakah komunikasi itu penting?

Jawab; Komunikasi sangat penting bagi semua aspek kehidupan manusia.


Komunikasi manusia dapat mengekspresikan gagasan, perasaan, harapan dan
kesan kepada sesama serta memahami gagasan, perasaan dan kesan orang lain.
Komunikasi tidak hanya mendorong perkembangan kemanusiaan yang utuh,
tetapi juga menciptakan hubungan sosial yang sangat diperlukan dalam
kelompok sosial apapun

5. Berikan contoh Model Berlo di kehidupan sehati-hari?

Jawab ; Contoh di kehidupan sehari-hari misalnya, ketika guru SD


menyampaikan materi dengan metode cermah dan menggunakan alat bantu
laptop,slide yang harus sesuai dengan yang diajarkan agar lebih menarik maka
slide itu dapat disisipkan gambar ataupun video sehingga murid-muridnya lebih
mengerti dan semangat dalam belajar.

14

Anda mungkin juga menyukai