MODEL-MODEL KOMUNIKASI
NAMA : SUHANA
NIM : 14120200047
KELAS : B3
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan dalam
menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, penulis
tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa pula shalawat
serta salam tercurahkan kepada Nabi agung Muhammad SAW yang syafa’atnya kita
nantikan kelak.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, sehingga makalah “MODEL-MODEL KOMUNIKASI ” dapat diselesaikan.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Kesehatan.
Penulis berharap makalah tentang penyusunan kalimat ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
B. Jenis Komunikasi……………………………………………………………..8
C. Tingkatan Komunikasi………………………………….…………………….8
D. Metode komunikasi…………………………………………………………...9
A. Simpulan …………………………………………...……………………….11
B. Saran ………………………………………………..……………………….11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja model-model komunikasi?
2. Apa saja jenis komunikasi?
3. Apa saja tingkatan komunikasi?
4. Bagaimana metode kesehatan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang saja jenis komunikasi
2. Untuk mengetahui tingkatan komunikasi
3. Untuk mengetahui bagaimana metode komunikasi
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Model-model Komunikasi
1. Model Stimulus-Respons
2
Dalam keperawatan kebutuhan dasar manusia sebagai penopang hidup
merupakan stimulus bagi seseorang yang menjadikan seeseorang tergerak untuk
bereaksi dan bertindak atas stimulus yang dirasakan dan dikehendaki sehingga
timbul reaksi untuk mencapai tujuan. Hal ini terjadi karena dalam model
stimulus respon ada tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan negative maupun
tujuan positif. Bila stimulus yang datang baik, maka akan direspon baik,
sebaliknya bila stimulus yang datang negative maka akan direspon negative.
Dalam memicu stimulus dibutuhkan kesadaran yang tinggi model ini
menunjukkan komunikasi sebagai proses aksi reaksi yang sangat sederhana.
2. Model Shannon-Weaver
Dalam model ini, komunikasi dipandang sebagai suatu
“sistem”, ldimana “sumber” informasi (source) memilih informasi yang
dirumuskan (encode) menjadi pesan (message) dan selanjutnya pesan ini dikirim
dengan “isyarat” (signal) melalui “saluran” (channel) kepada “penerima”
(receiver). Kemudian penerima menerjemahkan pesan tersebut dan
mengirimkannya ke tempat tujuan (destination) (Notoadmojo, 2005, p. 148).
Pola komunikasi yang diterapkan adalah komunikasi satu arah yang berlangsung
tanpa ada timbal balik secara langsung. Apabila adanya hambatan (noise) dalam
berkomunikasi, dapat mengganggu keefektifan dari proses komunikasi.
a. Tingkat kedengaran manusia
b. Gangguan persepsi
c. Mispersepsi psikososial
d. Hardware/software
3
e. Lingkungan, dl
3. Model Lasswell
Model ini umumnya digunakan dalam komunikasi massa di mana
komunikator sangat powerful mampu mempengaruhi komunikan dan
menganggap pesan yang disampaikan mampu membawa efek dalam diri
komunikan. Lasswell (1948) mengemukakan tiga fungsi komunikasi,
yaitu: pertama, pengawasan lingkungan yang mengingatkan anggota-anggota
masyarakat akan bahaya dan peluang dalam lingkungan; kedua, korelasi
berbagai bagian terpisah dalam masyarakat yang merespons lingkungan;
dan ketiga, transmisi warisan sosial dari suatu generasi ke generasi lainnya.
terdapat tiga kelompok spesialis yang bertanggung jawab melaksanakan fungsi-
fungsi ini. Dalam penyebaran pola hidup sehat, decision maker merupakan
pengendali lingkungan, sedangkan tokoh masyarakat dan juga LSM bertindak
serta membantu mengorelasikan atau mengumpulkan respons orang-orang
terhadap informasi baru. Anggota keluarga dan tenaga kesehatan di lapangan
mengalihkan warisan sosial (Mubarak, 2011, p. 68)
Unsur-unsur dalam komunikasi ini menggunakan lima pertanyaan, yaitu:
a. Who (komunikator)
b. Say what (pesan yang disampaikan)
c. In which channel (saluran komunikasi)
d. To whom (penerima pesan)
e. With what effect (efek komunikasi yang disampaikan)
4
(receiver) menginterpretasikan pesan tersebut juga didasarkan pada
keterampilan, sikap, pengetahuan dan latar belakang sosio budaya yang berbeda,
sehingga seringkali terjadi salah interpretasi dalam proses komunikasi
(Notoadmojo, 2005, p. 149)
Salah satu kekuatan dari model ini adalah bahwa komunikasi dilihat
sebagai suatu proses yang dinamis, bukan sekadar peristiwa yang statis.
Sedangkan kekurangan dari model ini adalah tidak adanya mekanisme “umpan
balik” (feed-back) dalam proses tersebut. Apabila model ini diaplikasikan dalam
komunikasi kesehatan, maka model ini tidak mampu menjelaskan betapa
banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi antar-
petugas kesehatan dengan klien yang memiliki latar belakang keterampilan dan
sosio budaya berbeda. Mekanisme “umpan balik” diperlukan agar proses
komunikasi menjadi lebih dinamis dan dapat menghindari mis-interpretasi kedua
belah pihak. Namun demikian, model ini sangat bermanfaat untuk komunikasi
antar-petugas kesehatan. Di bawah ini adalah gambar yang mengilustrasikan
tentang model SMCR (Notoadmojo, 2005, p. 149)
SOURCE MESSAGE CHANNEL RECEIVER
Keterampilan Keterampilan
Elemen Penglihatan
berkomunikasi berkomunikasi
Sikap Struktur Pendengaran Sikap
Pengetahuan Isi Sentuhan Pengetahuan
Sistem sosial Treatments Senyuman Sistem sosial
Budaya Kode Merasakan Budaya
Gambar 4: Model Berlo
5
kepada pembicara. Demikian seterusnya sehingga terjadi proses komunikasi
yang hidup dan dinamis (Notoadmojo, 2005, p. 150).
Model ini tampak sangat sederhana (over simplified) untuk menjelaskan proses
komunikasi yang kompleks dan rumit dalam realitas, namun sangat mudah
dipahami untuk menjelaskan proses komunikasi antar-manusia. Hal-hal inilah
yang merupakan kekuatan dan kelemahan dari Speech Communication
Model (Notoadmojo, 2005, p.
6. Model Aristoteles
Model Aristoteles adalah model komunikasi yang paling klasik, sering
disebut juga dengan Model Retoris (Rhethorical Model) yang kini lebih dikenal
dengan komunikasi publik (public speaking) atau pidato. Model Aristoteles ini
melibatkan persuasi dimana berisi suatu anjuran untuk melakukan dan
mengimplementasikan suatu kegiatan sesuai dengan isi pesan. Untuk itu harus
dipersiapkan siapa yang menyampaikan (etos- kepercayaan pada sipenyampai
pesan), argumen yang dipersiapkan (logos, logika dalam pendapat) dan
bagaimana membawa dan memaikan emosi khalayak untuk tertarik pada isi
pesan (phatos-emosi khalayak). Dengan kata lain, faktor-faktor yang memaikan
peran dalam menentukan efek persuasi suatu pidato meliputi isi pidato,
susunannya, dan cara penyampaiannya (Mubarak, 2011. p. 66).
Dalam perkembangan selanjutnya model Aristoteles diimplementasikan
dengan menempatkan baliho-baliho ditempat strategis yang berisi anjuran untuk
melakukan kegiatan sesuia isi pesan. Namun, banyak pakar berpendapat bahwa
penempatan baliho di tempat strategis merupakan bentuk komunikasi massa dan
hal tersebut kurang tepat bila ditinjau dari spesifik tujuan yang diingin dicapai
sesuai dengan karakteristik dari komunikasi persuasi (Mubarak, 2011. p. 67).
Tiga unsur utama dalam Model Aristoteles adalah sebagai berikut:
a. Pembicara (speaker)
b. Pesan (message)
c. Pendengar (listener)
Dalam Model Aristoteles ini tidak memuat unsur-unsur lainnya yang
dikenal dalam model komunikasi, seperti, umpan balik, efek dan kendala atau
gangguan komunikasi. Dengan demikian, komunikasi ini terkesan sangat simpel
6
dan statis. Saat seseorang berbicara, pesannya akan berjalan kepada khalayak,
dan khalayak mendengarkan.pesan dirancang sedemikian rupa untuk
memengaruhi khalayak agar mau memerima pesan (Mubarak, 2011. p. 67).
7. Model schramm
Model schramm memberikan gambaran proses komunikasi dari yang
sederhana sampai yang kompleks dengan menghadirkan tiga model. Model yang
pertama adalah Wilbur Schramm 1954 yang memperkenalkan model yang
sangat sederhana, dimana dalam berkomunikasi yang dibutuhkan perangkatnya
hanya ada tiga unsur yaitu sumber (source), pesan (message), sasaran
(desfination). Model ini terkesan sangat sederhana sekali karena hanya
beriontasi pada penyampaian sinyal saja tanpa memperhatikan sisi lainnya dan
mengesampingkan lainnya, yang terpenting inti sinyal sudah dikomunikasikan
pada sasarannya.
Dalam perkembangannya, sumber informasi tidak cukup hanya
ditransmisikan kesasaran saja melainkan juga membutuhkan kesamaan bidang
pengalaman (field of exprince) sehinggan dari model yang sederhana tersebut
dikembangkan lagi menjadi model yang kedua dengan menambah unsur bidang
pengalaman, agar pesan bisa diterima oleh penerima pesan dengan baik.
Model yang kedua schramm memperkenalkan gagasan bahwa kesamaan
dalam bidang pengalaman, sumber dan sasaranlah yang sebenarnya
dikomunikasikan, karena bagian sinyal itulah yang dianut sama oleh sumber dan
sasaran.
Model ketiga schram mengganggap komunikasi sebagai interaksi dengan
kedua pihak, yang menyandi , menafsirkan, dan menyandi balik,
mentransmisikan dan menerima sinyal. Disini kedua belah pihak sama-sama
berfungsi sebagai encorder, interpreter, mmaupun decorder. Ketika sumber
memberikan pesan kepada tujuan maka sumber bertindak sebagi encorder
sedangkan tujuan bertindak sebagi decorder.
7
B. Jenis komunikasi
1. Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan simbol-
simbol atau kata-kata baik dinyatakan secara lisan maupun tulisan, yang
dilakukan antara pembicara dan pendengar yang menggunakan lisan atau bicara
sehingga pesan yang disampaikan dapat dimengerti atau dipahami. Komunikasi
verbal terdiri dari dua macam yaitu komunikasi verbal reseptif dan komunikasi
verbal ekspresif. Komunikasi verbal reseptif adalah komunikasi yang dilakukan
secara pasif atau merespon atau memahami diantaranya membaca ujaran atau
tulisan untuk memahami apa yang diujarkan atau ditulis oleh lawan bicaranya.
Komunikasi verbal ekspresif adalah komunikasi yang dilakukan secara aktif
dalam menyampaikan pesan secara langsung dalam menggunakan bahasanya,
diantaranya ejaan jari isyarat.
2. Komunikasi Non-verbal
C. Tingkatan komonukasi
Yaitu komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang yang berupa proses
pengolahan informasi melalui panca indera dan sistem syaraf manusia.
8
dasarnya bisa lebih dari dua orang selama pesan atau informasi yang
disampaikan bersifat pribadi.
D. Metode Komunikasi
9
2. Komunikasi massa adalah komunikasi yang dilakukan melalui media
massa modern, yang meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang luas,
siaran radio dan televisi yang ditujukan kepada umum, dan film yang
dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop (Effendy, 2007: 79).
10
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dari penjelasan yang telah dijelaskan dimuka, maka ada beberapa hal
yang dapat penulis simpulkan :
B. Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
https://www.e-jurnal.com/2013/12/ragam-tingkatan-komunikasi.html?m=1
12
Soal dan jawaban;
2. Gestur. Misalnya, kamu menunjukkan gestur tubuh yang tidak nyaman saat
berbicara, maka lawan bicara akan tahu jika kamu tidak tidak terganggu
3. Bahasa tubuh. Misalnya, saat ada orang sedang bicara dengan menyilangkan
tangan dan dahinya berkerut, maka kemungkinan ia merasa kesal dan marah
karena suatu hal.
4. Sentuhan. Misalnya, ada teman kerjamu yang sedang sedih, maka kamu bisa
menunjukkan empatimu dengan memegang atau mengusap punggungnya.
13
4. Apakah komunikasi itu penting?
14