Oleh :
Irfan Maulana
111711013
Oleh :
Irfan Maulana
111711013
i
LEMBAR PERSETUJUAN
DIPERSYARATKAN UNTUK UJIAN SKRIPSI
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Kepala Program Studi S1 Keperawatan
Stikes Hang Tuah Tanjungpinang
Nim : 111711013
Angkatan : 2020/2021
ii
SURAT PERNYATAAN
Bersama ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya
sendiri dan belum pernah dikumpulkan oleh orang lain untuk memperoleh gelar
pernyataan saya ini tidak benar, maka saya bersedia dicabut gelar akademik yang
Yang menyatakan
Irfan Maulana
NIM. 111711013
iii
KATA PENGANTAR
Retardasi Mental Dengan Tingkat Kemandirian Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada
Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk meraih gelar
Tanjungpinang. Penyusunan skripsi ini tak lepas dari bimbingan dan bantuan dari
semua pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis ini mengucapkan terimakasih
pada:
2. Ns. Yusnaini Siagian, S.Kep, M.Kep selaku Wakil Ketua I Sekolah Tinggi
iv
6. Bapak/ibu dosen dan staf Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah
moral, spiritual dan material yang telah diberikan, serta doa yang selalu
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari
kata sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran ataupun kritikan yang
Penulis
v
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH TANJUNGPINANG
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
Laporan Penelitian
September 2021
Irfan Maulana
ABSTRAK
Kesehatan mulut merupakan hal penting untuk kesehatan secara umum dan
kualitas hidup. Anak merupakan usia rentan terhadap kesehatan mulut karena
masih memerlukan bantuan dari orang tua maupun keluarga untuk membimbing
dalam menjaga kebersihan gigi dan mulutnya, begitu pula pada anak
berkebutuhan khusus. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Hubungan Tingkat
Retardasi Mental dengan Tingkat Kemandirian Kesehatan Gigi dan Mulut pada
Anak Berkebutuhan Khusus di SLBN 01 Kijang Lama Tanjungpinang. Penelitian
ini menggunakan desain analitik korelasional yang mengkaji hubungan antara
variabel. Sampel penelitian sebanyak 56 responden dengan menggunakan teknik
total sampling. Instrumen penelitian berupa kuesioner. Hasil analisis yang
diperoleh dari pengolahan data menggunakan uji Spearman Rank menunjukkan
bahwa ada hubungan tingkat retardasi mental dengan tingkat kemandirian
kesehatan gigi dan mulut pada anak berkebutuhan khusus dengan nilai ρ-value=
0,001. Diharapkan peran orangtua serta pendidik dalam memberikan edukasi
maupun konseling tentang kesehatan gigi dan mulut terhadap anak berkebutuhan
khusus sehingga mampu merawatnya secara mandiri.
vi
DAFTAR ISI
vii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data .................................................................................39
B. Pengujian Persyaratan Analisis .......................................................42
C. Pengujian Hipotesis .........................................................................42
D. Pembahasan Hasil Penelitian ...........................................................42
E. Keterbatasan Penelitian ...................................................................52
BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan ......................................................................................53
B. Saran ................................................................................................54
C. Implikasi ..........................................................................................54
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................56
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kesehatan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya
yang hidup dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Faktor utama yang
2019).
dan kualitas hidup. Mulut sehat berarti terbebas kanker tenggorokan, infeksi
dan luka pada mulut, penyakit gusi, kerusakan gigi, kehilangan gigi, dan
7,0%, Gorontalo 5,4%, Sulawesi Selatan 5,3%, banten 5,0%, Sumatera Barat
5,0%. Sedangkan di pulau Jawa, Jawa Barat mendapatkan posisi kelima setelah
DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Timur dan Jawa Tengah yaitu sebanyak
1
2
dalam menjaga kebersihan gigi dan mulutnya begitu pula pada anak
berkebutuhan khusus yang memiliki resiko yang sangat tinggi pada masalah
kemandirian pada usia remaja atau dewasa. Kemandirian pada anak usia
kreatif dan aktif serta dapat berdiri sendiri sesuai dengan kondisi dan
Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu bagian yang tidak dapat
kesehatan gigi dan mulut yaitu tingkat kebersihan gigi dan mulut. Kesehatan
gigi dan mulut adalah hal terpenting dalam kesehatan secara keseluruhan.
Perawatan kesehatan gigi menjadi hal yang perlu di perhatikan bagi semua
3
2018).
dalam gigi sebagai berikut pelikel, materi alba, debris, kalkulus, dan plak gigi.
Plak merupakan deposit lunak yang membentuk lapisan biofilm dan melekat
pada permukaan gigi dan gusi serta permukaan jaringan keras yang buruk
mental, fisik dan emosi yang berbeda dengan anak normal. Anak berkebutuhan
khusus mengalami gangguan dalam berkembang, baik dari segi fisik maupun
mental serta memerlukan pelayanan yang spesifik. Berbeda dengan anak pada
antara lain tuna netra (kehilangan indera penglihatan), tuna rungu (keterbatasan
pada pendengaran dan berbicara), tuna grahita (retardasi mental), tuna daksa
(keterbatasan pada kondisi fisik atau motorik), tuna laras (karakteristik anak
diakibatkan oleh faktor kerusakan pada otak, kelainan emosional dan kurang
dengar), anak dengan gangguan pada waktu belajar (siswa yang sering kali
gigi dan mulut yang lebih rendah dibandingkan dengan individu normal.
Tingkat pengetahuan tentang menjaga kesehatan gigi dan mulut yang rendah
Sekolah Luar Biasa (SLB) adalah sekolah khusus bagi anak usia sekolah
kelainan fisik atau mental, perilaku dan sosial agar mampu mengembangkan
Salah satu indikator kesehatan gigi dan mulut adalah tingkat kebersihan
gigi dan mulut. Hal tersebut dapat dilihat secara klinis dari ada tidaknya
deposit-deposit organik, seperti pelikel, materia alba, debris, kalkulus, dan plak
gigi. Plak merupakan deposit lunak yang membentuk lapisan biofilm dan
melekat pada permukaan gigi dan gusi serta permukaan jaringan keras lainnya
dalam rongga mulut. Kebersihan gigi dan mulut merupakan suatu tindakan
untuk membersihkan gigi dan gusi untuk mencegah penyakit gigi dan mulut
(Nuraskin, 2020).
5
B. Rumusan Masalah
penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan tingkat retardasi mental dengan
tingkat kemandirian kesehatan gigi dan mulut pada anak berkebutuhan khusus
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
gigi dan mulut pada anak kebutuhan khusus di SLBN 01 Kijang Lama
Tanjungpinang 2021.
gigi dan mulut pada anak kebutuhan khusus di SLBN 01 Kijang Lama
Tanjungpinang 2021.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat aplikasi
mental dengan tingkat kemandirian kesehatan gigi dan mulut pada anak
kebutuhan khusus
2. Manfaatkan akademik/teoritis/keilmuan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Teori
a. Pengertian
(abnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa kanak-
(Pratiwi, 2013).
7
8
berjalan, makan, dan membersihkan diri perlu dibantu oleh orang lain.
dua, yaitu penatalaksanaan bagi anak retardasi mental itu sendiri dan
mental.
1) Penatalaksanaan psikiatri
a) Psikoedukasi
b) Psikoterapi
yang dapat dipilih yaitu terapi baca, terapi perilaku, terapi bicara,
c) Psikofarmaka
a) Terapi individu
tentang apa yang baik dan yang tidak baik dan juga latihan dirumah
a. Pengertian
berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa dan anak yang memiliki
1) Kelainan Mental
a) Mental Tinggi
tugas.
b) Mental rendah
2) Kelainan Fisik
(amputasi).
d) Kelainan Wicara
dengan wicara
15
3) Kelainan Emosi
a) Gangguan Perilaku
Disorder)
akibatnya
prematur.
antara lain anak lahir sebelum waktunya, lahir dengan bantuan alat,
masa dimana kelainan itu terjadi setelah bayi dilahirkan atau saat
a. Pengertian
ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasa yang tidak nyaman.
mulut yang buruk adalah karies, gingivitis (radang gusi), dan sariawan.
18
Gosok gigi merupakan upaya atau cara yang terbaik untuk perawatan
gigi dan dilakukan paling sedikit dua kali dalam sehari yaitu pagi dan
pada waktu akan tidur. Dengan menggosok gigi yang teratur dan benar
maka plak yang ada pada gigi akan hilang. Hindari kebiasaan menggigit
benda-benda yang keras dan makan makanan yang dingin dan terlalu
panas. Gigi yang sehat adalah gigi yang rapi, bersih, bercahaya, gigi tidak
berlubang, dan didukung oleh gusi yang kencang dan berwarna merah
muda. Pada kondisi normal, dari gigi dan mulut yang sehat ini tidak
tercium bau tak sedap. Kondisi ini hanya dapat dicapai dengan perawatan
sisa-sisa makanan yang tertinggal pada gigi dan mukosa. Hal-hal yang
aliran saliva, lidah, pipi serta susunan gigi geligi dalam lengkung
rahang.
19
2) Plak
Plak adalah semua yang tertinggal pada gigi dan gingiva setelah
berkumur kuat. Plak yang sangat tipis (kurang dari 10-20 μ) baru
3) Kalkulus
terbentuk dan melekat pada permukaan gigi, dan objek solid lainnya
yang ada dalam rongga mulut, misalnya gigi tiruan dan restorasi
4) Material Alba
terjaga kebersihannya.
5) Stain Gigi
patah.
4) Memakai sikat gigi yang berbulu banyak, halus, dan kecil sehingga
5) Meletakkan sikat pada sudut 45º di pertemuan antara gigi dan gusi dan
lain :
1) Ambil sikat gigi dan pasta gigi, peganglah sikat gigi dengan cara anda
pipi dengan cara menjalankan sikat gigi pelan-pelan dan naik turun.
kanan dan kiri dengan gerakan maju mundur sebanyak 10-20 kali.
sebelah kanan dan kiri. Lengkung gigi bagian depa dapat dilakukan
rahang bawah.
5) Terakhir sikat juga lidah dengan menggunakan sikat gigi atau sikat
menggosok gigi.
4. Kemandirian
a. Pengertian
awalan “ke” dan akhiran “an”, kemudian membentuk satu kata keadaan
atau kata benda. Karena kemandirian berasal dari kata “diri”, maka
tentang perkembangan diri itu sendiri, yang dalam konsep Carl Rogers
disebut dengan istilah self, karena diri itu merupakan inti dari
b. Bentuk-Bentuk Kemandirian
1) Kemandirian Emosi
2) Kemandirian Ekonomi
3) Kemandirian Intelektual
4) Kemandirian Sosial
interaksi dengan orang lain dan tidak bergantung pada aksi orang lain.
23
c. Ciri-Ciri Kemandirian
terutama sekali dengan orang tua atau orang dewasa lainya yang
lingkunganya
24
berikut:
sebagai berikut :
berikut:
ketergntungan
kehidupan
B. Kerangka Teori
Gambar 2.3
Kerangka Teori
hubungan dan kaitan antara variabel yang satu dengan yang lainnya
Gambar 2.3
Kerangka Konseptual Penelitian
27
D. Hipotesis
A. Desain Penelitian
jawaban atas pertanyaan yang sedang dipelajari dan untuk menangani berbagai
ini, peneliti memutuskan mana yang spesifik yang akan diadopsi dan apa yang
1. Tahap persiapan
persetujuan.
28
29
2. Tahap pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pengurusan surat izin
validitas dan reliabilitas, setelah itu membuat surat izin penelitian, kontrak
2021, pada tahap ini membuat hasil pengolahan data, menyusun laporan
mendapat persetujuan
4. Tempat penelitian
1. Populasi
2. Sampel
ini adalah dengan teknik total sampling. Prinsip utama total sampling adalah
a. Kriteria inklusi :
b. Kriteria ekslusi
1. Variabel Penelitian
2. Definisi Operasional
terhadap variable.
Table 3.1
Definisi Oprasional
Tanjungpinang
penelitian
Instrumen merupakan alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti
merupakan daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, sudah matang
1. Uji validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-
benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2018). Uji validitas akan
semuanya.
2. Uji Reliabilitas
mengukur dapat dipercayai atau dapat diandalkan. Uji Reliabilitas adalah uji
yang penting. Hal ini disebabkan karena data yang diperoleh langsung dari
siap untuk disajikan. Untuk memperoleh penyajian data sebagai hasil yang
sebagai berikut:
a. Editing
b. Coding
atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Pada penelitian umur 7-12
tahun diberi kode 1, sedangkan 13-17 tahun diberi kode 2. Jenis kelamin
3.
c. Data Entry
isian kuesioner terisi penuh dan benar serta sudah melewati proses
dapat dianalisis.
d. Scoring
e. Cleanning
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
2018).
2. Analisa data
a. Analisa Univariat
b. Analisa Bivariat
Jika nilai sig < 0,05 maka dapat disimpulkan terdapat korelasi
nilai > 0,05 maka, dapat disimpulkan tidak terdapat korelasi yang
I. Pertimbangan Etik
penelitian yaitu The five right of human subjects in research (Polit & Beck
lakukan dan apa yang dilakukan terhadap mereka serta untuk mengontrol
kapan dan bagaimana informasi tentang mereka dibagi dengan orang lain.
biodata, hasil transkip koesioner dalam tempat khusus yang hanya dapat
diakses oleh peneliti. Semua bentuk data hanya digunakan untuk keperluan
tidak perlu takut data yang bersifat rahasia dan pribadi diketahui orang lain.
4. Justice
A. Deskripsi Data
Rank.
1. Analisa Univariat
Tabel 4.1
Karakteristik responden berdasarkan umur dan jenis kelamin
di SLBN 01 Kijang Lama Tanjungpinang
Karakteristik f %
Umur
7-12 52 92.9%
13-17 4 7,1%
39
40
Karakteristik f %
Jenis Kelamin
Laki-laki 31 55,4%
Perempuan 25 44,6%
Total 56 100%
Tabel 4.2
Tingkat Retardasi
F %
Mental
Ringan 16 28,6%
Sedang 35 62,5%
Berat 5 8,9%
Total 56 100%
Tabel 4.3
Tingkat kemandirian
f %
kesehatan gigi dan mulut
Baik 0 0%
Cukup 0 0%
Kurang 56 100%
Total 56 100%
(100%).
2. Analisa Bivariat
Tabel 4.4
gigi dan mulut pada anak berkebutuhan khusus di SLBN 01 Kijang Lama
C. Pengujian Hipotesis
Spearman Rank yaitu ada hubungan yang signifikan antara tingkat retardasi
gigi dan mulut pada anak berkebutuhan khusus di SLBN 01 Kijang Lama
Tanjungpinang.
a. Umur
tahun. Anak merupakan usia rentan terhadap karies dan penyakit mulut
resiko yang sangat tinggi pada masalah kebersihan gigi dan mulutnya
menyikat gigi yang baik benar pada kategori cukup, hal tersebut
anak buruk.
b. Jenis Kelamin
berjalan, makan, dan membersihkan diri perlu dibantu oleh orang lain.
kategori sangat tinggi, kelompok usia 16-18 tahun kategori tinggi dan
Kondisi rongga mulut ini sangat dipengaruhi oleh faktor usia (terutama
Octiara, 2018).
48
bertanggung jawab, kreatif dan aktif serta dapat berdiri sendiri sesuai
perawatan diri masih terbatas. Penelitian yang dilakukan oleh Wertalik and
50,5% dari siswa sepakat bahwa menggigit kuku dengan gigi itu tidak
sehat untuk gigi kita, sedangkan sebanyak 75% siswa setuju bahwa tidak
perlu mencuci tangan ketika tidak ada kotoran yang terlihat, sebanyak 77%
dari siswa melakukan mandi di alternatif hari dan hanya 13% dari siswa
baik itu dari fisik ataupun intelektual. Dengan adanya dukungan dari
pada umumnya.
Kijang Lama Tanjungpinang dengan p value 0,001 < (0,05) nilai koefisien
positif.
lebih kuat dan lebih aktif dalam memberikan dukungan baik secara
bahwa dukungan sosial sangat dibutuhkan oleh ABK, salah satunya yaitu
kali sehari dilakukan oleh 19 orang (31,7%) dan tiga atau lebih dari sehari
sebanyak 18 orang (30%) dan yang jarang melakukan gosok gigi sebanyak
antara satu dan 3 menit (35%) dan tiga menit atau lebih (28,3%), pasta
gigi digunakan oleh 80% sampel dan 28,3% ditambahkan menyikat gigi
kasus dan sebanyak 38,3% yang menyikat gigi sendiri tapi masih dalam
pengawasan.
E. Keterbatasan Penelitian
2. Keterbatasan peneliti dalam meneliti pada tahun 2021 adalah penelitian ini
online.
BAB V
KESIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
35 repsonden (62,5%).
kesehatan reproduksi remaja dengan p value 0,001 < 0,05 nilai koefisien
53
54
B. Saran
saran yaitu :
2. Bagi Masyarakat
anak.
C. Implikasi
Mental dengan Tingkat Kemandirian Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak
DAFTAR PUSTAKA
LEMBAR KUESIONER
Data Umum Anak
Nama anak :
Jenis kelamin : a. Laki-laki
b. Perempuan
Umur :
Anak ke :
Retardasi mental : Ringan Sedang Berat
Petunjuk pengisian
Isi pertanyaan ini dengan tanda check list ataus silang pada kolom yang sudah
tersedia. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jujur dan sesuai dengan
kemandirian kesehatan gigi dan mulut pada anak berkebutuhan khsusus
Bapak/Ibu
Jawaban
No Kegiatan
Ya Tidak
1 Apakah anak anda waktu menyikat gigi yang tepat adalah
pagi setelah sarapan dan malah sebelum tidur
2 Apakah anak anda menggunakan sikat gigi yang
tangkainya lurus, bulu sikat halus, ujung sikat bulat dan
kecil
3 Apakah anak anda menggosok gigi dengan cara bagian
depan digosok dengan gerakan naik turun posisis gigi
tertutup
4 Apakah anda anak menggosok giginya tanpa bantuan
orang lain
5 Apakah anak anda setelah makan membersihkan
mulutnya
6 Apakah anda anda membersihkan sudut bibirnya setelah
makan
7 Apakah anak anda setelah menggosok gigi berkumur-
kumur dengan pembersih mulut
8 Apakah anak anda menjaga pola makan yang merusakan
gigi dan mulut
9 Apakah anak anda menyikat gigi dengan benar
10 Apakah anak anda membersihkan mulut dengan tepat
11 Apakah anak anda menggunakan odol gigi yang tepat
12 Apakah anda anda menggosok gigi dengan odol gigi
13 Apakah anak anda menggosok gigi 2 kali sehari
14 Apakah anak anda menjaga kesehatan gigi dan mulut
sebelum tidur malam
15 Apakah anak anda membersihkan mulut dengan kumur
yang mengandung mint
16 Apakah anak anda rutin menyikat gigi dipagi hari