41
d. Keadaan Umum
1. Keadaan Sakit : Klien tampak sakit: ringan/ sedang / berat/
tampak tidak sakit
Alasan : tidak bereaksi / berbaring lemah / duduk /
aktif / gelisah / posisi tubuh : supine / pucat
/ sianosis / sesak nafas /
Penggunaan alat medik : Infus NaCl 14 tpm
Lain lain : Tidak ada
2. Kesadaran
Kualitatif : Compos mentis
Kuantitatif
Coma Glasglow Scale : Respon motorik :6
Respon bicara :5 TOTAL = 14
Respon buka mata : 3
Kesimpulan : Kesadaran Penuh
Flaping Tremor / Asterixis : Tidak terdapat Flapping Tremor
3. Tanda-Tanda Vital
a. Tekanan darah : 115/59 mmHg
MAP : 115+ 2 (59) = 156
3
Kesimpulan : Perfusi ginjal memadai
b. Denyut nadi : 73 x / menit
c. Pernapasan
Frekuensi : 20 x/menit
Irama : Teratur
d. Suhu : 36oC
e. Jenis : Axillar
e. Pengkuran
1. Lingkar lengan atas : Tidak dikaji
2. Lingkar kulit triceps : Tidak dikaji
3. Tinggi badan : 160 cm Berat badan : 60Kg
IMT : 24 Kg
Catatan : Berat badan normal
f. Genogram
Keterangan :
: Laki – Laki
: Perempuan
X : Klien
: Meninggal
x
: Tinggal Serumah
3. Pola Eliminasi
a. Data subyektif
1) Keadaan sebelum sakit :
Klien mengatakan sebelum sakit dapat BAB dan BAK dengan
normal dan tidak ada masalah. Klien mengatakan frekuensi BAB
1x dalam sehari tetapi kadang juga 2 hari sekali baru BAB,
sedangkan BAK lebih dari 4 kali dalam sehari.
2) Keadaan sejak sakit :
Sejak sakit, keluarga klien mengatakan klien tidak bisa BAB
dan BAK seperti biasa di kamar mandi karena tidak bisa berjalan
ke kamar mandi. Keluarga mengatakan semenjak sakit klien
menggunakan pampers. Keluarga klien mengatakan semenjak
sakit belum ada BAB, tetapi BAK 4-5 kali sehari.
b. Data obyektif
1) Observasi :
Tidak teraba adanya distendi abdomen.Klien mengatakan pola
BAB dan BAK selama sakit tidak ada masalah.
2) Pemeriksaan fisik
a) Peristaltik usus : 14 x/m
b) Palpasisuprapublik : Kosong
c) Nyeri ketuk ginjal : Kiri : Tidak ada nyeri
Kanan : Tidak ada nyeri
d) Mulut urethra : Tidak adanya lesi/ peradangan
e) Anus : Tidak dikaji
i. Peradangan : Tidak ada peradangan
ii. Fisura : Tidak ada fisura
iii. Hemorhoid : Tidak ada hemoroid
iv. Prolapsus recti : Tidak ada diagnosti recti
4. Pola Aktivitas dan Latihan
a. Data subjektif
1) Keadaan sebelum sakit :
Klien mengatakan sebelum sakit dapat beraktivitas seperti
biasa dan secara mandiri tanpa memeNaClukan bantuan alat
maupun oranglain.
2) Keadaan sejak sakit :
Sejak sakit klien mengatakan hanya bisa berbaring, klien
juga mengatakan sering mengeluh nyeri di bagian luka ulkus
dekubitus di bagian bokong dan tumit kaki saat mau bergerak dan
memindahkan posisi saat berbaring. Klien juga mengatakan
aktivitasnya seperti makan, minum, ganti baju dibantu keluarga.
b. Data objektif
1) Observasi
a) Aktivitas harian 0 : Mandiri
2 : Bantuan orang
4 : Bantuan penuh
- Mandi :2
- Berpakaian :2
- Kerapian :2
- Buang air besar :2
- Buang air kecil :2
- Mobilisasi ditempat tidur : 2
- Ambulasi :2
b) Postur tubuh : Berbaring lemah
c) Gaya berjalan : lurus.
d) Anggota gerak yang cacat : Tidak ada
e) Fiksasi : Tidak ada
f) Trakheostomi : Tidak ada Trakheostomi
2) Pemeriksaan fisik
a) JVP : Tidak dikaji
Kesimpulan : Tidak dikaji
b) Capillary refill : Kembali < 3 detik
c) Thoraks dan pernapasan
- Inspeksi : Bentuk thoraks : Simetris,
tidak ada kelainan
Stidor : Tidak ada
Dyspnea d’Effort : Tidak ada
Sianosis : Tidak ada
- Palpasi : vocal fremitus : sama perut kanan dan kiri
- Perkusi : Sonor
Batas paru hepar : Tidak teraba
Kesimpulan :-
- Auskultasi
Suaranapas : Vesikuler
Suara ucapan : -
Suara tambahan : Tidak ada
d) Jantung
i. Inspeksi
Ictus cordis : Tidak teNaClihat adanya
kelainan
Penggunaan alat pacu jantung : Tidak ada
ii. Palpasi :
Ictus Cordis : Teraba di ICS 5, línea
midclavicularis sinistra
Thrill :Negatif
iii. Perkusi :
Batas atas jantung : ICS 3, linea midclavicularis kiri.
Batas kanan jantung : ICS 3, linea parasternalis kanan
Batas kiri jantung : ICS 4, linea midclavicularis kiri
iv. Auskultasi :
Bunyi Jantung II (A) : Tunggal di ICS 2 Linea Sternalis
kanan
Bunyi Jantung II (P) : Tunggal di ICS 2 Linea Sternalis
kiri
Bunyi Jantung I (T) : Tunggal di ICS 4 Linea Sternalis
kiri
Bunyi Jantung I (M) : Tunggal di ICS 5 Linea
Midclavicularis
Bunyi Jantung III : Irama Gallop : Negatif
Murmur : Negatif
Tempat :
Grade :
HR : 110x/menit
e) Lengan dan tungkai :
i. Atrofi otot : Tidak ada atrofi otot
Tempat :-
ii. Rentang gerak : Tidak ada keterbatasan rentang
gerak
Mati sendi :Tidak ada
Kaku sendi :Tidak ada
iii. Uji kekuatan otot
Ekstremitas atas : Kiri 1 2 3 4 5
Kanan
1 2 3 4 5
Ekstremitas bawah : Kiri 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
Kanan
2. Quality
a. Bagaimana dirasakan :
Klien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti tertusuk-tusuk dan perih
selama 1-3 menit dengan skala nyeri 5.
b. Bagaimana dilihat :
Klien tampak gelisah, klien tampak meringis menahan nyeri, tampak sesekali
mengubah posisi tidurnya dan teNaClihat lemah.
3. Region
a. Dimana lokasinya :
Klien mengatakan nyeri di bagian bokong serta tumit sebelah kanan.
b. Bagaimana penyebarannya :
Klien mengatakan nyeri di bagian bokong dan tumit kaki sebelah kiri dan nyeri
yang di rasakan menyebar sampai kedaerah punggung kanan serta diseluruh
kaki bagian kanan.
4. Severity(menggangu aktivitas) :
Klien mengatakan sangat mengganggu aktivitas klien.
b. Data Obyektif
1) Observasi :
Klien tampak gelisah, klien tampak meringis menahan nyeri,
skala nyeri yang dirasakan 5 (nyeri sedang).
3) Pemeriksaan fisik
a) Penglihatan
- Cornea : Tampak bersih
- Visus : Klien dapat melihat dengan baik
- Pupil : Isokhor kanan dan kiri
- Lensa mata : Lensa berwarna hitam
- Tekanan Intra Ocular (TIO) : Tidak ada nyeri tekan
b) Pendengaran
- Pina : Tampak
- Canalis : Tampak bersih
- Membran Tympani : Tampak utuh
- Test Pendengaran : Klien dapat mendengar dengan baik
c) Pengenalan rasa posisi pada gerakan lengan dan tungkai :-
d) Nervus Cranialis I : Klien dapat menghirup bau Minyak kayu putih
e) Nervus Cranialis II : Kien dapat membaca dengan jarak 30 cm
f) Nervus Cranialis V (Sensorik) : Berespon terhadap sentuhan
g) Nervus Cranialis VII (Sensorik) : Klien dapat menggerakkan alis
h) Nervus Cranialis VIII (Pendengaran) : Klien dapat mendengar dengan
baik dan jelas.
i) Test Romberg : Tidak dikaji
2) Pemeriksaan fisik
a) Kelainan bawaan yang nyata : Tidak ada kelainan bawaan
b) Abdomen : Bentuk : Simetris kiri dan kanan
Bayangan vena : Tidak ada bayangan vena
Benjolan / Massa : Tidak tampak adanya massa
c) Kulit : Lesi pada kulit : tampak ada luka ulkus
dekubitus di bagian bokong
serta tumit kaki sebelah
kanan
d) Penggunaan protes : Hidung
2) Pemeriksaan fisik
a) Tekanan darah :Berbaring : 115/59 mmHg
Duduk : Tidak dikaji
Berdiri :Tidak dikaji
b) Kesimpulan : hipotensi ortostatik : Negatif
c) Heart rate : 73x/menit
d) Kulit : Keringat dingin : Tidak ada
Basah : Tidak ada
11. Pola Sistem Nilai Kepercayaan
a. Data Subyektif
1) Keadaan sebelum sakit :
Klien mengatakan sebelum sakit klien selalu melaksanakan
sholat 5 waktu, klien mengatakan bergama islam. Klien percaya
adanya tuhan dan klien percaya dengan agama yang dianutnya.
2) Keadaan sejak sakit :
Klien mengatakan sejak sakit klien tidak dapat melakukan
ibadah seperti biasanya. Klien hanya berdoa diberi kesembuhan
terhadap penyakitnya dan agar diberikan kesehatan selalu.
b. Data Obyektif
1) Obervasi :
Klien tampak percaya dengan adanya tuhan, klien tampak
berdoa agar diberikan kesembuhan terhadap penyakitnya.
12. Hasil Pemeriksaan Penunjang
No Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
L= 14-18%
1. Hemoglobin 7,2 %
W= 13-16%
2. Leukosit 8.900 mm3 4.000 – 10.000 mm3
3. Trombosit 374.000 mm3 150.000 - 400.000 mm3
L= 40-48%
4. Hematocrit 23 %
W= 37-43%
5. Erytrosit 3,7 Juta/mm3 4 – 16 Juta/mm3
(MELFA SAFITRI)
Tabel 4.5
ANALISA DATA
2. DS : penurunan Hambatan
- Klien mengatakan badannya terasa lemah. kekuatan otot, mobilitas fisik
- Klien mengatakan sulit untuk beraktivitas karena nyeri pada luka
nyeri. ulkus dekubitus
- Klien mengatakan semua aktivitasnya dibantu
keluarga.
DO :
- Klien tampak berbaring lemah.
- Klien tampak terpasang infuse NaCl pada tangan
kanan
3. DS : Neuropati Gangguan
- Pasien mengatakan merasa nyeri di bagian bokong perifer integritas kulit
serta tumit kaki sebelah kanan
DO :
- Terdapat luka/ulkus di bagian bokong serta tumit
kaki sebelah kanan
- Luas luka di bokong kurang lebih 7 cm
- Diameter luka kurang lebih 4 cm
- Luka berwarna kuning, terdapat pes berwarna
kekuning”an dan bau khas
- Warna kulit di sekitar/ tepi luka berwarna hitam
- Derajat luka merupakan derajat III sampai ke
tendon/ tulang
Tabel 4.6
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pemberian Analgetik
Defenisi : pengunaan agen farmakologi untuk mengurangi atau
menghilangkan nyeri.
Intervensi :
1. Tentukan lokasi nyeri, karakteristik, kualitas, dan keparahan
sebelum pengobatan.
2. Cek riwayat alergi obat.
3. Libatkan klien dalam pemilihan analgetik yang akan digunakan.
4. Pilih analgetik secara tepat/ kombinasi lebih dari satu analgetik
jika telah diresepkan.
5. Monitor tanda-tanda vital, sebelum dan sesudah pemberian
analgetik.
6. Monitor reaksi obat dan efek samping obat.
7. Dokumentasikan respon dari analgetik dan efek-efek yang tidak
diinginkan.
8. Lakukan tindakan-tindakan untuk menurunkan efek analhetik
(konstipasi/ iritasi lambung)
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu
Tabel 4.8
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN DAN EVALUASI
Edukasi:
1. Menganjurkan mengkonsumsi
makanan tinggi kalori dan protein
Hasil: Keluarga pasien mengatakan
pasien hanya makan sebanyak 2-3
sendok makan tiap kali makan.
Keluarga pasien mengatakan pasien
tidak selera makan.
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian antibotik
06:30
IMPLEMETASI KEPERAWATAN
Hari/Tanggal : 17 Oktober 2021 Ruangan : Mangkai
Nama Klien : Tn. Z Diagnosa : Ulkus Dekubitus
Umur : 81 Tahun
Edukasi:
Menganjurkan mengkonsumsi makanan
tinggi kalori dan protein
Hasil: Keluarga pasien mengatakan
pasien hanya makan sebanyak 2-3
sendok makan tiap kali makan.
Keluarga pasien mengatakan pasien
tidak selera makan.
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian antibotik
06:30
IMPLEMETASI KEPERAWATAN
Hari/Tanggal : 18 Oktober 2021 Ruangan : Mangkai
Nama Klien : Tn. Z Diagnosa : Ulkus Dekubitus
Umur : 81 Tahun
Edukasi:
Menganjurkan mengkonsumsi makanan
tinggi kalori dan protein
Hasil: Keluarga pasien mengatakan
pasien hanya makan sebanyak 2-3
sendok makan tiap kali makan.
Keluarga pasien mengatakan pasien
tidak selera makan.
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian antibotik
06:30