Anda di halaman 1dari 14

1

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN


KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
PROGRAM STUDI PROFESI NERS FKM UMI

Nama Mahasiswa yang mengkaji : Hikmah Alamiah NIM : 14420202176

No. RM : 11 10 80
Tanggal : Rabu, 19 Mei 2021
Ruang : Walet

I. DATA UMUM
1. Identitas Klien
Nama : Ny. S Umur : 48 Tahun
Tempat/Tanggal lahir : 02-02-1973 Jenis kelamin : P
Status perkawinan : Janda Agama : Islam
Pendidikan terakhir : S1 Suku : Makassar
Pekerjaan : Honorer Lama bekerja : -
Alamat : Jl. Dg Tata 1
Tanggal masuk RS : 19-05-2021 Ruangan : Walet
Golongan darah : Sumber info : Klien

2. Penanggung jawab / pengantar


Nama : Tn. F Umur : 26 th
Pendidikan terakhir : S1 Pekerjaan : Swasta
Hubungan dengan klien : Anak
Alamat : Jl. Dg Tata III

II. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI


1. Keluhan utama : BAB encer

2. Alasan masuk RS : Klien datang ke IGD ditemani oleh anaknya dengan keluhan nyeri
daerah perut, BAB encer sejak ±1 hari yang lalu dengan frekuensi
5x disertai nyeri
3. Riwayat Penyakit : P : sebelum dan sesudah
BAB Q : nyeri seperti
tertekan
R : nyeri daerah abdomen
S : skala 3
T : hilang timbul
4. Data Medik
A. Dikirim oleh : √ UGD Dokter Praktek
B. Diagnosa Medik

2
o Saat masuk : Diare akut

3
III. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
1. Penyakit yang pernah dialami :
Klien mengatakan pernah dirawat di RS dengan anemia 2 tahun yang lalu.
2. Riwayat Alergi :
Klien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi.
3. Riwayat Imunisasi :
Klien mengatakan imunisasi lengkap saat masih kecil.

IV. RIWAYAT KESEHATAN


KELUARGA G1
?

G2 ? ? ? ?
? ? ?

? 48

26 19 14
G3
Keterangan :
: laki-laki : klien
: perempuan ? : tidak diketahui
: garis menikah-------------------tinggal serumah
: garis keturunan X : Meninggal

Penjelasan :
G1 : Ayah klien telah meninggal dunia. Ibu klien masih hidup.
G2 : Klien merupakan anak ke 3 dari 4 bersaudara. Klien telah bercerai dengan suaminya. Klien
memiliki 3 orang anak dan 2 anak masih tinggal bersama klien
G3 : Anak klien ada 3 orang. 1 laki – laki dan 2 perempuan.

4
RIWAYAT PSIKO-SOSIO-SPIRITUAL

1. Pola koping :
Klien mengatakan bisa menerima keadaan penyakitnya dan menyerahkanya kepada
Allah SWT.
2. Harapan klien terhadap penyakitnya :
Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan bisa beraktivitas seperti semula.
3. Faktor stressor :
Tampak kecemasan dari keluarga dan pasien.
4. Konsep diri :
Klien mengatakan masih sangat bersyukur dan dapat menerima penyakitnya.
5. Adaptasi :
Klien mampu beradaptasi dengan lingkugan rumah sakit.
6. Hubungan dengan anggota keluarga :
Klien nampak sangat akrab dengan anggota keluarganya.
7. Aktivitas sosial :
Selama mengalami perawatan klien tidak dapat mengikuti aktifitasnya.
8. Bahasa yang sering digunakan :
Klien berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia.
9. Kegiatan keagamaan / pola ibadah :
Klien mengatakan sering ke masjid untuk sholat sebelum sakit.

5
VI. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum pasien
1) Klien tampak lemah,
2) Kesadaran Compos Mentis
Tanda-tanda vital dan antropometri :
TD: 110/80 mmHg
N: 72x/m
S: 36,5 oC
P: 20x/m
BB : 69 kg
TB : 160
cm
IMT : 26,95 kg/m2
2. Head to Toe
a. Kulit/integumen
1) Inspeksi : Kulit klien berwarna kuning langsat, tidak terdapat adanya lesi,
tidak terdapat adanya edema.
2) Palpasi : Kulit klien teraba hangat, turgor kulit kering.
b. Kepala & rambut
1) Inspeksi : Kepala klien berbentuk bulat, tidak tampak adanya benjolan, tidak
ada lesi di kepala, rambut tampak lurus berwarna hitam dan dan beberapa
putih.
2) Palpasi : Tidak teraba adanya benjolan di kepala dan nyeri tekan.
c. Mata/penglihatan
1) Inspeksi : Tidak ada kantung mata, tidak ikterik.
2) Palpasi : Tidak terdapat adanya nyeri tekan.
d. Hidung/penghiduan
1) Inspeksi : Hidung klien tampak normal, tidak ada sekret.
2) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan baik pada sinus frontalis, maxsilaris dan sinus
etmodialis
e. Telinga/pendengaran
1) Inspeksi : Telinga klien tampak simetris kiri dan kanan, tidak ada luka, daun
telinga tampak bersih, tidak ada cairan, tidak ada serumen pada telinga, klien
dapat mendengar dengan baik. Tidak ada luka daerah telinga.

6
2) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada telinga kanan dan kiri.
f. Mulut dan gigi
a. Inspeksi : Bibir klien tidak pecah – pecah, tidak ada luka, tidak ada karies gigi,
dan mulut tampak bersih, tonsil tampak merah dan membesar.
g. Leher
a. Inspeksi : Tidak ada pembengkakan pada kelenjar tiroid, tidak ada distensi
vena jugularis.
b. Palpasi : Tidak teraba adanya pembengkakan kelenjar tiroid.
h. Dada
a. Inspeksi : Bentuk dada : Normal chest. Ekspansi dada : Simetris kiri dan kanan
saat inspirasi dan ekspirasi. Frekuensi napas normal 20x/menit. Ritme napas
apnea/ normal.
b. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba adanya massa/tumor paru
mengembang simetris saat inspirasi, fremitus taktil normal.
c. Perkusi : Terdengar bunyi sonor pada lapang paru.
d. Auskultasi : Terdengar bunyi napas vesicular.
i. Jantung
a. Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak.
b. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan. Nadi : 72x/m.
c. Palpasi : Terdengar bunyi pekak pada area jantung.
d. Auskultasi : Terdengar bunyi S1 lub dan S2 dub.
j. Abdomen
a. Inspeksi : Bentuk simetris kiri dan kanan, tidak tampak adanya pembengkakan
pada abdomen.
b. Auskultasi : Bising usus 10x/menit pada kuadra kanan bawah.
c. Palpasi : Tidak teraba adanya pembengkakan pada abdomen, eslatisitas kulit
normal.
d. Perkusi : Suara abdomen saat di perkusi terdengar bunyi timpani.
k. Ekstremitas atas & bawah :
a. Inspeksi : Tidak tampak adanya oedema, tidak tampak adanya artrofi atau
hipertrofi.
b. Palpasi : Tidak terdapat adanya nyeri tekan dan fraktur.

7
VII. AKTIVITAS SEHARI-HARI

Aktivitas
No. Sebelum Sakit Saat Sakit
Sehari-hari
1. Nutrisi Selera makan : baik Selera makan : menurun
Menu makan : nasi, Menu makan : nasi,
sayur, lauk pauk sayur, lauk pauk
Frekuensi makan : Frekuensi makan :
3x sehari 3x sehari
Porsi dihabiskan Porsi tidak dihabiskan
2. Cairan Jenis minuman : air putih Jenis minuman : air putih
Frekuensi : 10 gelas/hari Frekuensi : 8 gelas/hari.
3. Eliminasi BAB Tempat pembuangan : Tempat pembuangan :
WC Frekuensi : 1-2x/hari WC Frekuensi : ±5x/hari
Konsistensi : lunak. Konsistensi : encer
4. Eliminasi BAK Frekuensi 3-4x/hari Frekuensi : 3-4x/hari
Warna : jernih Warna : kuning
5. Istirahat tidur Jam tidur siang : tidak Jam tidur siang : tidak
menentu menentu
Jam tidur malam : 23.00 – Jam tidur malam : 23.00 –
07.00 06.00
6. Olahraga Klien jarang berolahraga. Tidak olahraga
7. Personal Mandi : 2x/hari Mandi : 1x/hari
hygiene Gunting kuku : 1x/minggu Gunting kuku : -
Cuci rambut : 2x/hari Cuci rambut : -

VIII. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan Darah Lengkap (19/05/2021)

Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan


WBC 4.94 10^3/uL 4.00 – 10.00
Neu# 3.01 10^3/uL 2.00 – 7.00
Lym# 1.38 10^3/uL 0.80 – 4.00
Mon# 0.29 10^3/uL 0.12 – 0.80
Eos# 0.24 10^3/uL 0.02 – 0.50
Bas# 0.02 10^3/uL 0.0 – 0.10
Ncu% 60.8 % 50.0 – 70.0
Lym% 27.9 % 20.0 – 40.0
Mon% 5.8 % 3.0 – 12.0
Eos% 4.9 % 0.5 – 5.0
Bas% 0.6 % 0.0 – 1.0
RBC 4.83 10^6/uL 4.00 – 5.50

8
HGB 12.7 g/dL 11.0 – 16.0
HCT 37.3 % 37.0 – 54.0
MCV 77.2 fL 80.0 – 100.0
MCH 26.3 pg 27.0 – 34.0
MCHC 34.0 g/dL 32.0 – 36.0
RDW-CV 12.7 % 11.0 – 16.0
RDW-SD 41.2 fL 35.0 – 56.0
PLT 211 10^3/uL 150 – 400
MPV 9.5 fL 6.5 – 12.0
PDW 16.2 9.0 – 17.0
PCT 0.199 % 0.108 – 0.282

Pemeriksaan Imunoserologi (19/05/2021)


Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Keterangan
Antigen SARS-
Negatif Negatif Swab Nasofaring
CoV-2

Pemeriksaan Laboratorium (19/05/2021)

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan


KIMIA DARAH
Gula Darah Sewaktu 142 mg/dl 100 – 40
Ureum 20 mg/dl 10 – 50
Creatinin 0.8 mg/dl 0,5 – 1,2
SGOT 20 u/l 5 – 40
SGPT 15 u/l 5 – 41

IX. PENATALAKSANAAN MEDIS/TERAPI


Terapi Medis /Pengobatan
a. IVFD RL : golongan cairan kristaloid digunakan sebagai sumber
elektrolit.
b. Neurobion 1 amp / 12 jam / drips : merupakan vitamin neurotropic
digunakan untuk defisiensi Vit.B1, B6 dan B12.
c. Santagesik 1 amp / 8 jam / IV : obat yang digunakan untuk mengatasi
nyeri akut atau kronik berat.
d. Ranitidin 1 amp / 12 jam / IV : golongan obat histamine digunakan untuk
menurunkan asam lambung.
e. Ketorolac / 8 jam / IV : golongan obat OAINS digunakan untuk
meredakan peradangan dan nyeri
f. Dexanta 3 x 1 : berfungsi untuk menangani gejala kelebihan asam
lambung, seperti mual, mulas, sakit perut, nyeri ulu hati dan kembung
g. Lodia 3 x 1 : merupakan obat antidiare dengan kandungan Loperamid
HCl 2 mg.
h. L – bio 3 x 1 : obat yang berfungsi membantu melindungi system
pencernaan serta memperbaiki fungsi normal saluran perencanaan.

9
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN

ANALISA DATA

DATA ETOLOGI MASALAH


DS :
1. Klien mengeluh diare dengan
frekuensi ±5 x / hari
2. Konsistensi BAB encer.
Malabsorbsi
DO : ↓
Intoleransi laktosa
1. Turgor kulit tampak kering ↓
2. Mukosa bibir klien pecah – pecah Zat sulit diserap tubuh

3. HCT 37.3 Pergeseran cairan dan elektrolit ke dalam usus Hipovolemia
4. TD : 110/80 ↓
Peningkatan motilitas
5. Suhu : 36.5 usus

Diare

Kehilangan cairan aktif

1
DS :
1. Klien mengeluh nyeri sebelum dan
sesudah BAB.
2. Klien mengatakan nyeri seperti
tertekan. Invasi kuman/bakteri/virus pada saluran cerna
3. Klien mengatakan nyeri daerah ↓
Terjadinya peradangan pada saluran cerna
abdomen ↓
DO : Merangsang pengeluaran zat kimia (histamine,
bradikinin, serotonin)
1. N : 72x/m ↓
Nyeri Akut
2. Klien tampak gelisah. Merangsang impuls saraf sekitar

3. Skala nyeri 3 Rangsangan di antarkan ke thalamus
4. Bising usus 10x/m ↓
Nyeri dipersepsikan

Nyeri

1
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No. Diagnosis Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan Rasional
1. Hipovolemia berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1) Periksa tanda dan gejala 1) Mengetahui tanda dan gejala
dengan kehilangan cairan keperawatan 3x24 jam hipovolemia hipovolemia
aktif ditandai dengan diare diharapkan hipovolemia 2) Monitor intake dan output 2) Mengetahui balance cairan
dengan frekuensi ±5x/hari, membaik dengan kriteria hasil : 3) Berikan asupan oral 3) Memenuhi kebutuhan cairan
konsistensi encer, turgor 1. Frekuensi BAB 1x/hari 4) Anjurkan perbanyak
4) Memenuhi kebutuhan cairan
kulit kering, mukosa bibir 2. Konsistensi BAB lunak asupan cairan oral
pecah – pecah 3. Turgor kulit elastis 5) Kolaborasi pemberian cairan 5) Mengganti cairan yang hilang
4. Mukosa bibir lembab IV isotonis (RL)
2. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1) Identifikasi lokasi, karakteristik, 1) Mengetahui nyeri dan
dengan agen pencedera keperawatan 3x24 jam durasi, frekuensi, kualitas, membantu perencanaan tindakan
fisiologis (inflamasi tonsil) diharapkan Nyeri berkurang intensitas dan skala nyeri. keperawatan yang tepat.
ditandai dengan klien dengan kriteria hasil : 2) Berikan teknik non
2) Membantu meredakan nyeri.
mengeluh nyeri menelan, 1. Klien tidak mengeluh farmakologis untuk
skala nyeri 2, nyeri seperti nyeri saat menelan mengurangi rasa nyeri. 3) Membantu menjaga kualitas
ditusuk – tusuk, tampak 2. Skala nyeri 1 atau 0 3) Fasilitasi istirahat dan tidur. tidur
tonsil merah dan membesar 3. Tonsil tidak membesar 4) Jelaskan penyebab, periode dan 4) Untuk menginformasikan
pemicu nyeri.: kepada klien agar bias
5) Kolaborasi pemberian meminimalisir penyebab.
analgetik, jika perlu. 5) Membantu meredakan nyeri
dengan farmakologis.

1
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Tanggal Diagnosis Keperawatan Waktu Implementasi Keperawatan Evaluasi


Rabu, 19 Hipovolemia berhubungan dengan 09.30 1. Memeriksa tanda dan gejala S:
Mei 2021 kehilangan cairan aktif ditandai hipovolemia O : turgor kulit kering, mukosa bibir
dengan diare dengan frekuensi 09.40 2. Memonitor intake dan output pecah-pecah, TD 110/80
09.40 3. Memberikan asupan oral
±5x/hari, konsistensi encer, turgor A : hipovolemia
09.45 4. Menganjurkan perbanyak
kulit kering, mukosa bibir pecah – asupan cairan oral P : pertahankan intervensi
pecah 09.30 5. Kolaborasi pemberian cairan IV
isotonis (RL)
Rabu, 19 Nyeri akut berhubungan dengan 09.30 1. Mengidentifikasi lokasi, S : klien mengeluh nyeri sebelum
Mei 2021 agen pencedera fisiologis karakteristik, durasi, frekuensi, dan sesudah BAB
(inflamasi tonsil) ditandai dengan kualitas, intensitas dan skala nyeri. O : skala nyeri 3
09.35 2. Memberikan teknik non A : nyeri akut
klien mengeluh nyeri menelan,
farmakologis untuk P : pertahankan intervensi
skala nyeri 2, nyeri seperti ditusuk mengurangi rasa nyeri.
– tusuk, tampak tonsil merah dan 09.35 3. Memfasilitasi istirahat dan tidur.
membesar 09.45 4. Menjelaskan penyebab, periode
dan pemicu nyeri.:
11.00 5. Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu.
Kamis, 20 Hipovolemia berhubungan dengan 14.00 1. Memeriksa tanda dan gejala S:
Mei 2021 kehilangan cairan aktif ditandai hipovolemia O : turgor kulit kering, mukosa bibir
dengan diare dengan frekuensi 14.10 2. Memonitor intake dan output pecah-pecah, TD 110/90
14.20 3. Memberikan asupan oral A : hipovolemia
±5x/hari, konsistensi encer, turgor
14.10 4. Menganjurkan perbanyak P : pertahankan intervensi
kulit kering, mukosa bibir pecah – asupan cairan oral
pecah 14.10 5. Kolaborasi pemberian cairan
IV isotonis (RL)
Kamis, 20 Nyeri akut berhubungan dengan 14.00 1. Mengidentifikasi lokasi, S : klien mengeluh nyeri sebelum

1
Mei 2021 agen pencedera fisiologis karakteristik, durasi, frekuensi, dan sesudah BAB
(inflamasi tonsil) ditandai dengan kualitas, intensitas dan skala nyeri. O : skala nyeri 2
klien mengeluh nyeri menelan, 14.10 2. Memberikan teknik non A : nyeri akut
farmakologis untuk P : pertahankan intervensi
skala nyeri 2, nyeri seperti ditusuk
mengurangi rasa nyeri.
– tusuk, tampak tonsil merah dan 14.20 3. Memfasilitasi istirahat dan tidur.
membesar 14.10 4. Menjelaskan penyebab, periode
dan pemicu nyeri.:
15.00 5. Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu.
Jumat, 21 Hipovolemia berhubungan dengan 08.00 1. Memeriksa tanda dan gejala S:
Mei 2021 kehilangan cairan aktif ditandai hipovolemia O : turgor kulit kering, mukosa
dengan diare dengan frekuensi 08.10 2. Memonitor intake dan output lembab, TD 120/70
08.10 3. Memberikan asupan oral A : hipovolemia teratasi
±5x/hari, konsistensi encer, turgor
08.20 4. Menganjurkan perbanyak P : hentikan intervensi
kulit kering, mukosa bibir pecah – asupan cairan oral
pecah 08.10 5. Kolaborasi pemberian cairan IV
isotonis (RL)
Jumat, 21 Nyeri akut berhubungan dengan 08.00 1. Mengidentifikasi lokasi, S : klien mengatakan sudah tidak
Mei 2021 agen pencedera fisiologis karakteristik, durasi, frekuensi, nyeri
(inflamasi tonsil) ditandai dengan kualitas, intensitas dan skala O : skala nyeri 1
08.10 nyeri. A : nyeri teratasi
klien mengeluh nyeri menelan,
2. Memberikan teknik non P : hentikan intervensi
skala nyeri 2, nyeri seperti ditusuk farmakologis untuk
– tusuk, tampak tonsil merah dan 08.20 mengurangi rasa nyeri.
membesar 08.20 3. Memfasilitasi istirahat dan tidur.
4. Menjelaskan penyebab, periode
11.00 dan pemicu nyeri.
5. Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu.

Anda mungkin juga menyukai