Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dekubitus merupakan suatu keadaan dimana ada kerusakan jaringan

setempat atau luka yang diakibatkan oleh tekanan dari luar yang berlebih, dan

pada umumnya terjadi pada pasien yang menderita penyakit kronik yang

sering berbaring lama di tempat tidur . Kerusakan integritas kulit dapat berasal

dari luka karena trauma dan pembedahan, namun dapat disebabkan juga

karena kulit tertekan dalam waktu yang lama yang menyebabkan iritasi dan

akan berkembang menjadi dekubitus atau luka tekan. Dekubitus juga beresiko

tinggi pada orang-orang yang mengalami kerusakan syaraf, misalnya akibat

stroke, trauma cideran dan diabetes serta koma, namun saat ini masih banyak

terdapat pasien stroke yang mengalami dekubitus tersebut lebih banyak terjadi

di bagian tulang belakang atau punggung (Sari, 2017).

Kejadian ulkus dekubitus pada pasien stroke di Indonesia tergolong cukup

tinggi dan perlu mendapatkan perhatian dari kalangan tenaga kesehatan

terutama perawat. Berdasarkan sensus kependudukan dan demografi Indonesia

(SKDI) tahun 2016 sebanyak 1 juta setiap tahun dengan prevalensi 6,1 per

1000 penduduk. Hasil terjadinya dekubitus secara umum dilaporkan bahwa 5-

11% terjadi pada perawatan acut care, 15-25% diperawatan jangka panjang

dan 7-12% ditatanan perawatan homecare.

Kerusakan integritas kulit pada pasien yang terkena ulkus dekubitus

mengakibatkan terjadinya infeksi, insiden kejadian ulkus dekubitus di Jawa

Timur yaitu 55,3% dan di kabupaten Jombang yaitu 43,4%. Berdasarkan data
dari laporan indikator mutu pelayanan di salah satu Rumah Sakit di

Tanjungpinang, angka kejadian dekubitus pada bulan Januari sampai dengan

Desember 2018 tercatat 129 pasien dengan dekubitus. Periode bulan Januari

sampai dengan September 2019 tercatat 84 pasien dengan dekubitus yang di

rawat dengan tirah baring. Angka ini relative tinggi mengingat batas standart

toleransi angka kejadian dekubitus 5/1000 kejadian, dan akan semakin

meningkat serta menimbulkan komplikasi yang sering mengakibatkan

meningkatnya biaya, lama perawatan di Rumah Sakit, memperlambat program

rehabilitasi bagi penderita jika tidak dilakukan upaya dalam mencegahnya.

Ulkus dekubitus biasa disebut dengan ulcus pressure terjadi pada daerah

kulit yang menutupi tulang yang menonjol yang dipengaruhi beberapa faktor,

diantaranya karena imobilisasi ditempat tidur, pergesekan, perubahan posisi

yang kurang dan mengakibatkan paraplegia atau penurunan fungsi sensorik

dari gerak tubuh dalam jangka waktu yang lama. Masalah ini menjadi problem

yang serius karena mengakibatkan meningkatnya biaya dan memperlambat

perawatan dan program rehabilitas bagi pasien atau penderita. Selain itu

dekubitus juga menyebabkan nyeri yang berkepanjangn, rasa tidak nyaman

dan dapat menyebabkan komplikasi berat yang mengarah ke sepsis dan infeksi

kronis. Namun yang menjadi perhatian adalah penanganan dan pencegahan

pada penderita pasien kronis agar menurunkan angka kejadian ulkus dekubitus

yang mengancam kehidupan (Sari, 2016).

Pasien yang mengalami bedrest total harus diubah sesuai dengan tingkat

aktivitas, kemampuan persepsi dan rutinitas sehari-hari dengan dilakukannya

posisi alih baring setiap 2 jam dan 4 jam. Posisi alih baring dapat memberikan
rasa nyaman pada pasien, mempertahankan atau menjaga postur tubuh dengan

baik menghindari komplikasi yang mungkin timbul akibat tirah baring seperti

luka tekan dekubitus. Posisi alih baring dapat mencegah dekubitus pada

daerah tulang yang menonjol yang bertujuan untuk mengurangi penekanan

akibat tertahannya pasien pada satu posisi tidur tertentu yang dapat

menyebabkan lecet, posisi alih baring ini adalah pengaturan posisi yang

diberikan untuk mengurangi tekanan dan gaya gesek pada kulit, menjaga

bagian kepala tempat tidur dan menurunkan peluang terjadi dekubitus akibat

gaya gesek, alih posisi atau alih baring (Sari, 2016).

Beberapa penatalaksanaan non farmakologis yang dapat digunakan adalah

aromaterapi. Efek aromaterapi positif karena aroma yang segar dan harum

merangsang sensori dan akhirnya mempengaruhi organ lainnya sehingga

dapat menimbulkan efek yang kuat terhadap emosi. Aromatetrapi ditangkap

oleh reseptor dihidung, kemudian memberikan informasi lebih jauh karena

diotak yang mengontrol emosi dan memori serta memberikan informasi ke

hipotalamus yang merupakan pengatur sistem internal tubuh, sistem

seksualitas, suhu tubuh, dan reaksi terhadap stress.

Aromaterapi banyak dimanfaatkan sebagai pengobatan, khususnya

penyembuhan beragam penyakit, meskipun aromaterapi ditujukan sebagai

terapi pendukung. Aromaterapi rosemary merupakan salah satu minyak yang

paling aman sekaligus mempunyai daya antiseptik yang kuat, antivirus dan

anti jamur serta dapat meringankan nyeri dan sakit kepala. Aromaterapi juga

biasa digunakan pada linimen yang dipercaya mempercepat penyembuhan sel-

sel kulit yang terbakar sinar matahari, terluka, dan rash. Karena banyak
khasiatnya, minyak rosemary merupakan salah satu minyak yang terpopuler

dalam aromaterapi. Tindakan ini bertujuan klien mampu mengikuti tehnik

relaksasi aromaterapi rosemary yaitu Menganjurkan pasien untuk menarik

nafas dalam dan menghirup aromaterapi rosemary yang diteteskan pada air

hangat selama lebih kurang 15 menit, menghembuskan secara perlahan,

melemaskan otot-otot tangan, kaki, perut, dan punggung serta mengulangi hal

yang sama sambil terus konsentrasi hingga didapat rasa nyaman, tenang dan

rileks.

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk mengambil

Asuhan Keperawatan Nyeri Pada Tn. Z Dengan Ulkus Dekubitus Dan

Penerapan Relaksasi Aroma Therapy Rosemary Di Rumkital Dr. Midiyato

Suratani Tanjungpinang.

B. Perumusan Masalah

Bagaimanakah gambaran analisa penatalaksanaan Asuhan Keperawatan

Nyeri Pada Tn. Z Dengan Ulkus Dekubitus Dan Penerapan Relaksasi Aroma

Therapy Rosemary Di Rumkital Dr. Midiyato Suratani Tanjungpinang ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penulisan Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) ini bertujuan untuk

melakukan analisa terhadap kasus kelolaan pada pasien Asuhan

Keperawatan Nyeri Pada Tn. Z Dengan Ulkus Dekubitus Dan Penerapan

Relaksasi Aroma Therapy Rosemary Di Rumkital Dr. Midiyato Suratani

Tanjungpinang untuk Mencegah terjadinya Luka Dekubitus.


2. Tujuan Khusus

a. Menganalisis kasus kelolaan pada pasien dengan diagnosa medis

Ulkus Dekubitus

b. Menganalisis intervensi Pengaruh Ulkus Dekubitus dengan

Aromaterapi Rosemary Pada Pasien Tn. Z Dengan Ulkus Dekubitus

untuk mencegah terjadinya Luka Dekubitus di Ruang Mangkai di

Rumkital Dr. Midiyato Suratani Tanjungpinang.

D. Manfaat penelitian

1. Bagi penulis

Sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang

didapat selama perkuliahan khususnya dibidang keperawatan tentang

Asuhan Keperawatan Nyeri Pada Tn. Z Dengan Ulkus Dekubitus Dan

Penerapan Relaksasi Aroma Therapy Rosemary Di Rumkital Dr. Midiyato

Suratani Tanjungpinang

2. Bagi insitusi pendidikan

a. Menambah khasanah kepustakaan dibidang ilmu kesehatan yaitu

dalam bidang ilmu keperawatan dalam menambah referensi intervensi

keperawatan mandiri.

b. Sebagai bahan masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan

langsung dalam Karya Tulis Ilmiah ini untuk tenaga kesehatan.

3. Bagi rumah sakit

a. Hasil karya tulis ilmiah ini dapat digunakan sebagai tambahan

referensi karya ilmiah yang bertujuan untuk mengembangkan ilmu

kesehatan khususnya dibidang keperawatan.


b. Agar dapat meningkatkan kualitas asuhan keperawatan, khususnya

pada pasien ulkus dekubitus dengan tirah baring lama.


7

Anda mungkin juga menyukai