Anda di halaman 1dari 18

PENGGUNAAN DAN PEMBERIAN OBAT

CAIRAN INTRAVENA

No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman : 1/9

UPT
dr. Ratna Inawati
PUSKESMAS
NIP.19801219 200904 2
SUKOREJO 001

1.Pengertian Penggunaan Dan Pemberian Obat Dan/Cairan Intravena merupakan


tindakan yang dilakukan pada pelanggan yang memerlukan masukan
cairan atau obat langsung ke dalam pembuluh darah vena dalam
jumlah dan waktu tertentu dengan menggunakan infus set

2.Tujuan Sebagai Acuan Penerapan langkah-langkah untuk melakukan


pemberian obat secara langsung kedalam intravena tindakan Pada
keadaan emergency resusitasi jantung paru, untuk memberikan respon
yang cepat terhadap pemberian obat, untuk memasukkan dosis obat
dalam jumlah obat dalam jumlah besar secara terus menerus melalui
infuse, untuk menurunkan ketidaknyamanan pelanggan dengan
mengurangi kebutuhan dengan injeksi intramuskuler dan untuk
memasukkan obat yang tidak dapat diberikan secara oral atau
intramuskuler.
3.Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Sukorejo No : 440/ /311.34/2018
Tentang penerapan menejemen resiko baik dalam pelaksanaa
program maupun pelayanan di Puskesmas Sukorejo.
4.Referensi Pedoman Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas.

5.Alat dan Bahan 5.1 Alas plastik dan handuk kecil


5.2 Manset tangan; bisa juga digunakan manset sfigmomanometer
5.3 Kapas alkohol dan Kassa Steril
5.4 Betadine (1-2 % dalam air, 70 % alkohol)
5.5 Sarung Tangan Steril
5.6 Plester dan stiker kosong
5.7 Set infus dan cairan infus
5.8 Jarum infus (abbocath, wing needle/butterfly
PENGGUNAAN DAN PEMBERIAN OBAT CAIRAN INTRAVENA
UPT.
No. Dokumen :
PUSKESMAS
No. Revisi :
SUKOREJO SOP
Tanggal Terbit :

Halaman : 2/9

6. Langkah-langkah 6.1 Mencuci tangan


6.2 Menjelaskan prosedur dan tujuannya (pada pelanggan dan
keluarga)
6.3 Memberikan posisi semi fowler atau terlentang
6.4 Menggulung lengan baju pelanggan
6.5 Meletakkan manset 5 cm di atas siku
6.6 Menghubungkan cairan infus dengan set infus dan
gantungkan (periksa label infus sesuai dengan program terapi
cairan yang akan diberikan)
6.7 Mengalirkan cairan dengan selang menghadap ke atas
sehingga udara didalamnya keluar
6.8 Mengencangkan klem sampai infus tidak menetes dan
pertahankan kesterilan sampai pemasangan pada tangan
disiapkan
6.9 Mengencangkan manset atau jika menggunakan
sfigmomanometer, tekanan ditempatkan dibawah tekanan
sistolik
6.10 Menganjurkan pelanggan untuk mengepal dan membukanya
beberapa kali, palpasi dan pastikan vena yang akan ditusuk.
(kriteria vena / pembuluh darahnya lihat tabel. 1)
6.11 Membersihkan kulit dengan cermat menggunakan kapas
alkohol, lalu diulangi dengan menggunakan kasa betadine dan
arahnya melingkar dari dalam keluar lokasi tusukan.
6.12 Menggunakan ibu jari untuk menekan jaringan dan vena 5 cm
diatas tusukan.
6.13 Memegang jarum dalam posisi 30 derajat sejajar vena yang
akan ditusuk, lalu tusuk perlahan dan pasti.

UPT. PENGGUNAAN DAN PEMBERIAN OBAT CAIRAN INTRAVENA


No. Dokumen :
PUSKESMAS
SUKOREJO No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman : 3/9

6.14 Merendahkan posisi jarum sejajar kulit dan teruskan tusukan


jarum ke dalam vena sampai terlihat darah mengalir keluar dari
pembuluh darah.
6.15 Melepaskan tekanan manset
6.16 Sambungkan slang infus dengan kateter infus (abbocath, wing
needle/butterfly) dan buka klem infus sampai cairan mengalir
lancar.
6.17 Mengolesi dengan salep betadine di atas penusukan
6.18 Memfiksasi posisi jarum dengan plester, letakkan kasa steril
diatasnya. Atur kasa steril pada lokasi jarum supaya berjendela
agar mudah dievaluasi terhadap tanda-tanda inflamasi. Bila ada
gunakan plester steril yang transparan.
6.19 Mengatur tetesan infus sesuai ketentuan; pasang stiker yang
sudah diberi tanggal pada lokasi yang mudah terlihat.

 Hal-hal yang perlu diperhatikan ( kewaspadaan)

a. Ganti lokasi tusukan setiap 48-72 jam dan gunakan set infus baru

b. Ganti kasa steril penutup luka setiap 24-48 jam dan evaluasi tanda
infeksi

c. Observasi tanda / reaksi alergi terhadap infus atau komplikasi lain

d. Jika infus tidak diperlukan lagi, buka fiksasi pada lokasi penusukan

e. Kencangkan klem infus sehingga tidak mengalir

f. Tekan lokasi penusukan menggunakan kasa steril, lalu cabut jarum


infus perlahan, periksa ujung kateter terhadap adanya embolus

g. Bersihkan lokasi penusukan dengan anti septik.


PENGGUNAAN DAN PEMBERIAN OBAT CAIRAN INTRAVENA
UPT.
No. Dokumen :
PUSKESMAS
No. Revisi :
SUKOREJO SOP
Tanggal Terbit :

Halaman : 4/9

h. Mendokumentasikan waktu pemberian, jenis cairan dan tetesan,


jumlah cairan yang masuk, waktu pemeriksaan kateter , serta
reaksi pelanggan

Tempat/ lokasi vena perifer yang sering digunakan pada


pemasangan infus

Vena supervisial atau perifer kutan terletak di dalam fasia


subcutan dan merupakan akses paling mudah untuk terapi
intravena. Vena-vena tersebut diantaranya adalah :

1. Metakarpal

2. Sefalika

3. Basilika

4. Sefalika mediana

5. Basilika mediana

6. Antebrakial mediana

Pemilihan Vena

1. Vena tangan paling sering digunakn untuk terapi IV rutin

2. Vena lengan depan : periksa dengan teliti kedua lengan


sebelum keputusan dibuat, sering digunakan untuk terapi
rutin

3. Vena lengan atas : juga digunakan untuk terapi IV


PENGGUNAAN DAN PEMBERIAN OBAT CAIRAN INTRAVENA
UPT.
No. Dokumen :
PUSKESMAS
No. Revisi :
SUKOREJO SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 5/9
4. Vena ekstremitas bawah : digunakan hanya menurut kebijakan
institusi dan keinginan dokter

5. Vena kepala : digunakan sesuai dengan kebijakan institusi dan


keinginan dokter ; sering dipilih pada bayi

6. Insisi : dilakukan oleh dokter untuk terapi panjang

7. Vena subklavia : dilakukan oleh dokter untuk terapi jangka panjang


atau infus cairan yang mengiritasi (hipertonik)

8. Jalur vena sentral: digunakan untuk tujuan infus atau mengukur


tekanan vena sentral

Contoh Vena sentral adalah : v. subkalvia, v. jugularis


interna/eksterna, v. sefalika atau v.basilika mediana, v. femoralis,
dll.

9. Vena jugularis : biasanya dipasang untuk mengukur tekanan vena


sentral atau memberikan nutrisi parenteral total (NPT) jika melalui
vena kava superior.

10. Vena femoralis : biasanya hanya diguakan pada keadaan darurat


tetapi dapat digunakan untuk penempatan kateter sentral untuk
pemberian NTP.

11. Pirau arteriovena (Scribner) : implantasi selang palastik antara


arteri dan vena untuk dialisis ginjal

12. Tandur (bovine) : anastomoisis arteri karotid yang berubah sifat


dari cow ke sistem vena ; biasanya dilakukan pada lengan atas
untuk dialisis ginjal

13. Fistula : anastomoisis bedah dari arteri ke vena baik end


atau side to side untuk dialisis ginjal

14. Jalur umbilikal : rute akses yang biasa pada UPI neonatus
Tabel. 1. Pertimbangan dasar dalam pemilihan sisi (vena)

Jenis Keuntungan Kerugian


No
Vena
1. Vena Cocok untuk Tidak cocok
Perifer kebanyakan untuk obat-
obat dan cairan obatan yang
isotonik mengiritasi

Cocok untuk Tidak cocok


terapi jangka untuk terapi
pendek jangka panjang

Biasanya mudah Sukar untuk


untuk diamankan pada
diamankan pelanggan yang
agitasi
2. Vena Cocok untuk Obat-obatan
Sentral obat-obatan harus diencerkan
yang mengiritasi
Resiko
atau cairan
komplikasi yang
hipertonik
berhubungan
Cocok untuk dengan
terapi jangka pemasangan
panjang kateter vena
sentral, seperti
infeksi,
hemothoraks,
pneumothoraks.

Tidak disukai
karena bisa
terganggu oleh
pelanggan

UPT. PENGGUNAAN DAN PEMBERIAN OBAT CAIRAN INTRAVENA

PUSKESMAS SOP No. Dokumen :


No. Revisi :

Tanggal Terbit :
SUKOREJO
Halaman : 7/9

D. Faktor yang mempengaruhi pemilihan sisi (vena)

1. Umur pelanggan : misalnya pada anak kecil, pemilihan sisi adalah


sangat penting dan mempengaruhi berapa lama IV berakhir.

2. Prosedur yang diantisipasi : misalnya jika pelanggan harus


menerima jenis terapi tertentu atau mengalami beberapa prosedur
seperti pembedahan, pilih sisi yang tidak terpengaruh oleh apapun

3. Aktivitas pelanggan : misalnya gelisah, bergerak, takbergerak,


perubahan tingkat kesadaran

4. Jenis IV : jenis larutan dan obat-obatan yang akan diberikan sering


memaksa tempat-tempat yang optimum (mis, hiperalimentasi
adalah sangat mengiritasi vena-vena perifer)

5. Durasi terapi IV : terapi jangka panjang memerlukan pengukuran


untuk memelihara vena; pilih vena yang akurat dan baik, rotasi sisi
dengan hati-hati, rotasi sisi pungsi dari distal ke proksimal (mis,
mulai di tangan dan pindah ke lengan)

6. Ketersediaan vena perifer bila sangat sedikit vena yang


ada ,pemilian sisi dan rotasi yang berhati – hati menjadi sangat
penting ; jika sedikit vena pengganti ( mis ,pemasangan kateter
broviac atau hickman atau pemasangan jalur PICC )

7. Terapi Ivsebelumnya :flebitis sebelumnya membuat vena menjadi


tidak baik untuk di gunakan ; kometerapi sering membuat vena
menjadi buruk (mis,mudah pecah atau sklerosis )

UPT. PENGGUNAAN DAN PEMBERIAN OBAT CAIRAN INTRAVENA

PUSKESMAS SOP No. Dokumen :


No. Revisi :

Tanggal Terbit :
SUKOREJO
Halaman : 8/9

8. Pembedahan sebelumnya : jangan gunakan ekstremitas yang


terkena pada pelanggan dengan kelenjar limfe yang telah di
angkat (mis, pelanggan mastektomi ) tanpa izin dari dokter .

9. Sakit sebelumnya :jangan gunakan ekstremitas yang sakit pada


pelanggan dengan stroke .

10. Kesukaan pelanggan : jika mungkin ,pertimbangkan kesukaan


alami pelanggan untuk sebelah kiri atau kanan dan juga sisi .

Perhitungan Tetesan Infus

1. Tetesan Makro : 1cc = 15 tetes

Rumus :

Tetesan/menit = Jumlah cairan yang dimasukkan (cc)

Lamanya infus (jam) x 4

2. Tetesan Mikro : 1cc = 60 tetes

Rumus :

Tetesan/menit = Jumlah cairan yang dimasukkan (cc)

Lamanya infus (jam)

UPT. PENGGUNAAN DAN PEMBERIAN OBAT CAIRAN INTRAVENA

PUSKESMAS SOP No. Dokumen :


SUKOREJO
No. Revisi :
Tanggal Terbit :

Halaman : 9/9

7.Bagan Alur

8.Unit Terkait UGD, RAWAT INAP, PONED, IMUNISASI

9. Dokumen Terkait Buku injeksi, Rekam medis

10. Rekaman Historis Perubahan

No Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan

Tanggal

PENGGUNAAN DAN PEMBERIAN OBAT CAIRAN


INTRAVENA

DAFTAR No. Dokumen :


No. Revisi :

TILIK TanggalTerbit :

Halaman : 1/9

UPT. dr. Ratna


PUSKESMAS Inawati
SUKOREJO
NIP.19801219
200904 2 001

No Langkah Kegiatan Ya Tidak

1 Apakah Langkah-langkah

1. Mencuci tangan
2. Menjelaskan prosedur dan tujuannya (pada pelanggan dan
keluarga)
3. Memberikan posisi semi fowler atau terlentang
4. Menggulung lengan baju pelanggan
5. Meletakkan manset 5 cm di atas siku
6. Menghubungkan cairan infus dengan set infus dan gantungkan
(periksa label infus sesuai dengan program terapi cairan yang
akan diberikan)
7. Mengalirkan cairan dengan selang menghadap ke atas
sehingga udara didalamnya keluar
8. Mengencangkan klem sampai infus tidak menetes dan
pertahankan kesterilan sampai pemasangan pada tangan
disiapkan
9. Mengencangkan manset atau jika menggunakan
sfigmomanometer, tekanan ditempatkan dibawah tekanan
sistolik
10. Menganjurkan pelanggan untuk mengepal dan membukanya
beberapa kali, palpasi dan pastikan vena yang akan ditusuk.

UPT. PENGGUNAAN DAN PEMBERIAN OBAT CAIRAN INTRAVENA


No. Dokumen :
PUSKESMAS
Dafta No. Revisi :
SUKOREJO
r Tilik Tanggal Terbit :

Halaman : 2/9

No Langkah Kegiatan Ya Tidak

11. Membersihkan kulit dengan cermat menggunakan kapas


alkohol, lalu diulangi dengan menggunakan kasa betadine dan
arahnya melingkar dari dalam keluar lokasi tusukan.
12. Menggunakan ibu jari untuk menekan jaringan dan vena 5 cm
diatas tusukan.
13. Memegang jarum dalam posisi 30 derajat sejajar vena yang
akan ditusuk, lalu tusuk perlahan dan pasti.
14. Merendahkan posisi jarum sejajar kulit dan teruskan tusukan
jarum ke dalam vena sampai terlihat darah mengalir keluar dari
pembuluh darah.
15. Melepaskan tekanan manset
16. Sambungkan slang infus dengan kateter infus (abbocath, wing
needle/butterfly) dan buka klem infus sampai cairan mengalir
lancar.
17. Mengolesi dengan salep betadine di atas penusukan
18. Memfiksasi posisi jarum dengan plester, letakkan kasa steril
diatasnya. Atur kasa steril pada lokasi jarum supaya berjendela
agar mudah dievaluasi terhadap tanda-tanda inflamasi. Bila ada
gunakan plester steril yang transparan.
19. Mengatur tetesan infus sesuai ketentuan; pasang stiker yang
sudah diberi tanggal pada lokasi yang mudah terlihat.

B. Hal-hal yang perlu diperhatikan ( kewaspadaan)

a. Ganti lokasi tusukan setiap 48-72 jam dan gunakan set infus
baru
b. Ganti kasa steril penutup luka setiap 24-48 jam dan evaluasi
tanda infeksi
PENGGUNAAN DAN PEMBERIAN OBAT CAIRAN INTRAVENA
UPT.
No. Dokumen :
PUSKESMAS
Dafta No. Revisi :
SUKOREJO
r Tilik Tanggal Terbit :

Halaman : 3/9

No Langkah Kegiatan Ya Tidak

c. Observasi tanda / reaksi alergi terhadap infus atau komplikasi lain


d. Jika infus tidak diperlukan lagi, buka fiksasi pada lokasi penusukan
e. Kencangkan klem infus sehingga tidak mengalir
f. Tekan lokasi penusukan menggunakan kasa steril, lalu cabut jarum infus
perlahan, periksa ujung kateter terhadap adanya embolus
g. Bersihkan lokasi penusukan dengan anti septik. Bekas-bekas plester
dibersihkan memakai kapas alkohol atau bensin (jika perlu)
h. Mendokumentasikan waktu pemberian, jenis cairan dan tetesan, jumlah
cairan yang masuk, waktu pemeriksaan kateter (terhadap adanya
embolus), serta reaksi pelanggan (terhadap cairan yang telah masuk
D. C. Tempat/ lokasi vena perifer yang sering digunakan pada
pemasangan infus

Vena supervisial atau perifer kutan terletak di dalam fasia subcutan dan
merupakan akses paling mudah untuk terapi intravena. Vena-vena
tersebut diantaranya adalah :

1. Metakarpal

2. Sefalika

3. Basilika

4. Sefalika mediana

5. Basilika mediana

6. Antebrakial mediana
E
PENGGUNAAN DAN PEMBERIAN OBAT CAIRAN INTRAVENA
UPT.
No. Dokumen :
PUSKESMAS
SUKOREJO Daftar No. Revisi :

Tilik Tanggal Terbit :

Halaman : 4/9

No Langkah Kegiatan Ya Tidak

Pemilihan Vena

1. Vena tangan paling sering digunakn untuk terapi IV rutin

2. Vena lengan depan : periksa dengan teliti kedua lengan


sebelum keputusan dibuat, sering digunakan untuk terapi
rutin

3. Vena lengan atas : juga digunakan untuk terapi IV

4. Vena ekstremitas bawah : digunakan hanya menurut


kebijakan institusi dan keinginan dokter

Vena kepala : digunakan sesuai dengan kebijakan institusi dan


keinginan dokter ; sering dipilih pada bayi

6. Insisi : dilakukan oleh dokter untuk terapi panjang

7. Vena subklavia : dilakukan oleh dokter untuk terapi jangka


panjang atau infus cairan yang mengiritasi (hipertonik)

8. Jalur vena sentral: digunakan untuk tujuan infus atau


mengukur tekanan vena sentral

Contoh Vena sentral adalah : v. subkalvia, v. jugularis


interna/eksterna, v. sefalika atau v.basilika mediana, v.
femoralis, dll.

9. Vena jugularis : biasanya dipasang untuk mengukur tekanan


vena sentral atau memberikan nutrisi parenteral total (NPT)
jika melalui vena kava superior.

10. Vena femoralis : biasanya hanya diguakan pada keadaan


darurat tetapi dapat digunakan untuk penempatan kateter
sentral untuk pemberian NTP.

11. Pirau arteriovena (Scribner) : implantasi selang palastik


antara arteri dan vena untuk dialisis ginjal

12. Tandur (bovine) : anastomoisis arteri karotid yang berubah


sifat dari cow ke sistem vena ; biasanya dilakukan pada
lengan atas untuk dialisis ginjal

13. Fistula : anastomoisis bedah dari arteri ke vena baik end


atau side to side untuk dialisis ginjal

14. Jalur umbilikal : rute akses yang biasa pada UPI neonatus
PENGGUNAAN DAN PEMBERIAN OBAT CAIRAN INTRAVENA
UPT.
No. Dokumen :
PUSKESMAS
Dafta No. Revisi :
SUKOREJO
r Tilik Tanggal Terbit :

Halaman : 6/9

Unit :
Nama Petugas :
Tanggal Pelaksanaan :
No Langkah Kegiatan Ya Tidak

Tabel. 1. Pertimbangan dasar dalam pemilihan sisi (vena)

Jenis Vena Keuntungan Kerugian


No
1. Vena Perifer Cocok untuk Tidak cocok untuk
kebanyakan obat obat-obatan yang
dan cairan isotonik mengiritasi

Cocok untuk terapi Tidak cocok untuk


jangka pendek terapi jangka
panjang
Biasanya mudah
untuk diamankan Sukar untuk
diamankan pada
pelanggan yang
agitasi
2. Vena Sentral Cocok untuk obat- Obat-obatan harus
obatan yang diencerkan
mengiritasi atau
Resiko komplikasi
cairan hipertonik
yang berhubungan
Cocok untuk terapi dengan
jangka panjang pemasangan
kateter vena
sentral, seperti
infeksi,
hemothoraks,
pneumothoraks.

Tidak disukai
karena bisa
terganggu oleh
pelanggan (namun
masih mungkin)
. F. Faktor yang mempengaruhi pemilihan sisi (vena)

1. Umur pelanggan : misalnya pada anak kecil, pemilihan sisi adalah


sangat penting dan mempengaruhi berapa lama IV berakhir.

2. Prosedur yang diantisipasi : misalnya jika pelanggan harus


menerima jenis terapi tertentu atau mengalami beberapa prosedur
seperti pembedahan, pilih sisi yang tidak terpengaruh oleh
apapun

3. Aktivitas pelanggan : misalnya gelisah, bergerak, takbergerak,


perubahan tingkat kesadaran

PENGGUNAAN DAN PEMBERIAN OBAT CAIRAN INTRAVENA


UPT.
No. Dokumen :
PUSKESMAS
SUKOREJO Daftar No. Revisi :

Tilik Tanggal Terbit :

Halaman : 8/9

Unit :
Nama Petugas :
Tanggal Pelaksanaan :
No Langkah Kegiatan Ya Tidak

4. Jenis IV : jenis larutan dan obat-obatan yang akan diberikan


sering memaksa tempat-tempat yang optimum (mis,
hiperalimentasi adalah sangat mengiritasi vena-vena perifer)

5. Durasi terapi IV : terapi jangka panjang memerlukan


pengukuran untuk memelihara vena; pilih vena yang akurat
dan baik, rotasi sisi dengan hati-hati, rotasi sisi pungsi dari
distal ke proksimal (mis, mulai di tangan dan pindah ke
lengan)

6. Ketersediaan vena perifer bila sangat sedikit vena yang


ada ,pemilian sisi dan rotasi yang berhati – hati menjadi
sangat penting ; jika sedikit vena pengganti
( mis ,pemasangan kateter broviac atau hickman atau
pemasangan jalur PICC )

7. Terapi Ivsebelumnya :flebitis sebelumnya membuat vena


menjadi tidak baik untuk di gunakan ; kometerapi sering
membuat vena menjadi buruk (mis,mudah pecah atau
sklerosis )

8. Pembedahan sebelumnya : jangan gunakan ekstremitas yang


terkena pada pelanggan dengan kelenjar limfe yang telah di
angkat (mis, pelanggan mastektomi ) tanpa izin dari dokter .

9. Sakit sebelumnya :jangan gunakan ekstremitas yang sakit


pada pelanggan dengan stroke .

10. Kesukaan pelanggan : jika mungkin ,pertimbangkan


kesukaan alami pelanggan untuk sebelah kiri atau kanan
dan juga sisi .

G. Perhitungan Tetesan Infus


1. Tetesan Makro : 1cc = 15 tetes
Rumus :
Tetesan/menit = Jumlah cairan yang dimasukkan (cc)
Lamanya infus (jam) x 4
2. Tetesan Mikro : 1cc = 60 tetes
Rumus :
Tetesan/menit = Jumlah cairan yang dimasukkan (cc)
Lamanya infus (jam)

Anda mungkin juga menyukai