Anda di halaman 1dari 47

IDENTIFIKASI JENIS DAN ASPEK BIOLOGI IKAN BARONANG

(Siganidae) HASIL TANGKAPAN NELAYAN


DI TEMPAT PELELANGAN IKAN MUARA ANGKE
JAKARTA UTARA

SUHERMAN

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2021 M / 1443 H
IDENTIFIKASI JENIS DAN ASPEK BIOLOGI IKAN BARONANG
(Siganidae) HASIL TANGKAPAN NELAYAN
DI TEMPAT PELELANGAN IKAN MUARA ANGKE
JAKARTA UTARA

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Pada Program
Biologi Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta

SUHERMAN
11140950000054

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2021 M / 1443 H
IDENTIFIKASI JENIS DAN ASPEK BIOLOGI IKAN BARONANG (Siganidae)
Suherman HASIL TANGKAPAN NELAYAN Tangerang Selatan
11140950000054 DI TEMPAT PELELANGAN IKAN MUARA ANGKE 2021 M/1443 H

JAKARTA UTARA
IDENTIFIKASI JENIS DAN ASPEK BIOLOGI
IKAN BARONANG (siganidae) HASIL TANGKAPAN NELAYAN
DI TEMPAT PELELANGAN IKAN MUARA ANGKE
JAKARTA UTARA

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Pada Program
Biologi Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta

SUHERMAN
11140950000054

Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Fahma Wijayanti, M. Si


Narti Fitriana, M. Si
NIP. 196903172003122001
NIDN. 0331107403

Mengetahui,
Ketua Program Studi Biologi
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Priyanti, M.Si
NIP. 197505262000122001
PENGESAHAN UJIAN

Skripsi yang berjudul ”Identifikasi Jenis dan Aspek Biologi Ikan Baronang
Hasil Tangkapan Nelayan di Tempat Pelelangan Ikan Muara Angke Jakarta
Utara” yang ditulis oleh Suherman, NIM 11140950000054 telah diuji dan
dinyatakan LULUS dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 11 agustus 2021. Skripsi ini telah diterima
untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) program Studi Biologi Fakultas
Sains dan Teknologi UIN Syariff Hidayatullah Jakarta.

Menyetujui

Penguji I Penguji II

Dr. Priyanti, M.S.i Dr. Dasumiati, M.Si


NIP : 197505262000122001 NIP :197309231999032002

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Fahma Wijayanti, M. Si Narti Fitriana, M. Si


NIP. 196903172003122001 NIDN. 0331107403

Mengetahui

Dekan fakultas Ssains dan Teknologi Prodi Biologi

Ir.Nashrul Hakiem, S.si.,M.T.,Ph.D Priyanti, M.Si


NIP. 197106082005011005 NIP. 197505262000122001
PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN KEASLIAN SKRIPSI INI BENAR-


BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN
SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI
ATAU LEMBAGA LAIN.

Jakarta, Agustus 2021

Suherman
NIM. 11140950000054
ABSTRAK

Suherman. Identifikasi Jenis dan Aspek Biologi Ikan Baronang (Siganidae)


Hasil Tangkapan Nelayan di Tempat Pelelangan Ikan Muara Angke, Jakarta
Utara. Skripsi. Program Studi Biologi. Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. 2021. Dibimbing oleh Fahma Wijayanti dan Narti
Fitriana.

Ikan baronang termasuk ke dalam famili Siganidae. Ikan baronang merupakan


ikan yang banyak diminati oleh masyarakat, sehingga keberadaan ikan baronang
di habitat mengalami penurunan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jenis
dan karakteristik berdasarkan morfometri dan meristik ikan baronang hasil
tangkapan nelayan di Tempat Pelelangan Ikan Muara Angke. Metode yang
digunakan dalam penelitan ini adalah metode survei. Karakter meristik ikan
baronang yang diamati jumlah jari-jari keras dan lunak sirip punggung, jumlah
jari-jari sirip keras dan lunak dubur, sedangkan karakter morfometri yang diamati
meliputi panjang kepala, panjang total dan panjang baku. Identifikasi yang telah
dilakukan menunjukkan terdapat tiga jenis ikan baronang tangkapan nelayan yaitu
Siganus javus, (Linennaeus, 1766). S. vermiculatus, (valenciennes, 1835) dan S.
gutattus, (Bloch, 1787). Indeks keanekaragaman jenis menunjukkan berada pada
kategori rendah dengan nilai indeks 0.8. Ikan baronang yang ditangkap nelayan
tergolong juvenile (panjang total 14–19 cm) pada ikan S. javus dan dewasa
(Panjang total 20–45 cm) pada semua jenis ikan. Karakter meristik yang
dihasilkan XIII.10 pada sirip Punggung, sedangkan sirip dubur sebanyak VII.9.
Ikan baronang yang di tangkap oleh nelayan TPI Muara Angke memiliki kondisi
yang baik serta layak tangkap dan termasuk perikanan berkelanjutan.

Kata kunci: Siganus javus, S. vermiculatus, S. gutattus, Tempat Pelelangan Ikan


Muara Angke Jakarta Utara.

I
ABSTRACT

Suherman Identified the Types and the Biological Aspects of Baronang Fish
(Siganidae) Catched by Fishermen at the Fish Auction Place, Muara Angke,
North Jakarta. Thesis. Biology Study Program. Syarif Hidayatullah State
Islamic University Jakarta. 2021. Supervised by Fahma Wijayanti and Narti
Fitriana

Siganidae families, baronang, is consumption fish most demanded by the people


so that the population reaches a low in the wild. The aim was to analyze the types
and the characteristics of the body of fish based on the morphometric and meristik
character of baronang, which were caught by fishermen at Tempat Pelelangan
Ikan, Muara Angke. Research was done by survey method. The meristik character
was observed about the dorsal fin hard and soft rays, anal hard and soft fin rays,
while morphometric character was observed about head length, total length and
standard length. The identified specimens were Siganus javus (Linennaeus, 1766),
S. vermiculatus (valenciennes, 1835) and S. gutattus (Bloch, 1787). Diversity
index showed 0,8 of value which was low. The juvenile fish (total grilled 14-19
cm) were only found for S. javus whereas adult fish were found for all types.
furthermore S. javus, and S. vermiculatus, meristik characters were XIII.10 of
dorsal fin while anal fin were VII.9. Baronang fish, at TPI Muara Angke, were
good condition factors and good to catch and in sustainable condition.

Keywords: Siganus javus, S. vermiculatus, S. gutattus, Tempat Pelelangan Muara


Angke Jakarta Utara.

II
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Semesta Alam serta Rahmat dan
Karunia yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi penelitian
dengan baik. Skripsi penelitian ini merupakan salah satu syarat kelulusan dalam
memperoleh gelar sarjana sains pada Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Laporan hasil penelitian dengan judul “Identifikasi jenis dan aspek biologi
ikan baronang (Siganidae) hasil tangkapan nelayan di Tempat Pelelangan Ikan
Muara Angke, Jakarta Utara” ini diharapkan dapat menjadi penelitian yang
bermanfaat untuk masyarakat pada umumnya. Penulis banyak mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dan memberikan
dukungan baik dalam berbagai hal. Ucapan terimakasih penulis haturkan kepada:
1. Ir.Nashrul Hakiem, S.Si., M.T., Ph.D, Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Dr. Priyanti, M.Si., ketua prodi prodi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi
3. Narti Fitriana, M.Si, Sekretaris Program Studi Biologi sekaligus sebagai
Pembimbing II dan Pembimbing Akademik penulis yang telah membimbing
penulis dalam melaksanakan penulisan skripsi penelitian ini.
4. Dr. Fahma Wijayanti, M.Si Pembimbing I yang bersedia membimbing dan
memberi nasihat yang membangun kepada penulis.
5. Dosen-Dosen Biologi yang telah membimbing dan memberi nasihat yang
membangunn kepada penulis
6. Teman-teman Biologi angkatan 2014 yang telah membantu penulis dan
memberi arahan sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi penelitian ini.
7. Seluruh teman-teman di kelompok studi Marine Biology Club (MBC) yang ikut
memberikan saran dan kritik kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi
penelitian ini.
Penulis menyadari penyusunan skripsi masih jauh dari sempurna. Penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar di
kemudian hari penulis dapat menghasilkan karya ilmiah yang lebih baik lagi.
Jakarta, Agustus 2021
Penulis

III
DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK .............................................................................................................. I
ABSTRACT .......................................................................................................... II
KATA PENGANTAR ......................................................................................... III
DAFTAR ISI ........................................................................................................ IV
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................V
DAFTAR TABEL ............................................................................................. VII
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... VIII

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
1.3. Tujuan ........................................................................................................... 3
1.4. Manfaat ......................................................................................................... 3
1.5 Kerangka Berpikir ......................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Siganidae .................................................... 5
2.2. Identifikasi .................................................................................................... 6
2.3 Habitat ........................................................................................................... 8

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................................... 11
3.2 Alat Dan Bahan ........................................................................................... 11
3.3 Cara Kerja.................................................................................................... 11

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Morfometri dan Meristik ............................................................................ 15
4.2. Jenis dan Jumlah Hasil Tangkapan .......................................................... 188
4.3. Panjang Total dan Berat ............................................................................. 19
4.2. Keanekaragaman Jenis Ikan Baronang ....................................................... 21
4.4 Faktor Kondisi ............................................................................................. 21

BAB V Kesimpulan dan Saran


5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 23
5.2 Saran ......................................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 24

LAMPIRAN ......................................................................................................... 27

IV
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kerangka berfikir: Identifikasi Jenis Dan Aspek Biologi Ikan Baronang
(Siganidae) Hasil Tangkapan Nelayan Di Tempat Pelelangan Ikan
Muara Angke Jakarta Utara…………………………………………4
Gambar 2. Morfologi ikan baronang (A). Tompel blackspot kuning (B).
baronang tulis memiliki ciri khusus garis tidak putus pada bagian
bawah perut ........................................................................................ 5
Gambar 3. Peta Tempat Pengelolaan Ikan Muara Angke Jakarta ................... 111
Gambar 4. Pengukuran morfometri ................................................................. 133
Gambar 5. Siganus javus ................................................................................. 166
Gambar 6. Siganus vermiculatus ..................................................................... 177
Gambar 7. Siganus gutattus............................................................................... 17
Gambar 8. Persentase Hasil Tangkapan Ikan Baronang ................................. 188
Gambar 9. Faktor kondisi ikan baronang. ......................................................... 22

V
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1. Penjelasan karakter morfometri ikan ...................................................... 13
Tabel 2. Hasil perhitungan rata-rata ukuran morfometri dan meristik ikan
baronang di TPI Muara Angke ............................................................... 15
Tabel 3. Panjang total dan berat rata-rata ikan baronang ...................................... 20

VII
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Foto Tempat Penelitian .................................................................... 27
Lampiran 2. Rumus faktor Kondisi Ikan Baronang ............................................. 29
Lampiran 3. Rumus keanekaragaman Ikan Baronang ......................................... 31
Lampiran 3. Jumlah, Panjang, Berat Ikan Baronang ........................................... 32

VIII
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar yang dilalui oleh garis


khatulistiwa, letak astronomis Indonesia antara 6o LU-11o LS dan 95o BT-141o
BT. Wilayah Indonesia memiliki wilayah perairan yang cukup luas dibandingkan
dengan wilayah daratan. Perairan Indonesia khususnya laut memiliki luas sekitar
290.000 km2. Sebagian besar penduduk yang bertempat tinggal di daerah pasisir
memiliki mata pencarian sebagai nelayan. Menurut data pemerintah jumlah
nelayan sekitar 1.459.874 nelayan (Kementrian Kelautan dan Perikanan, 2020).
Para nelayan menjual hasil tangkapannya di Tempat Pelelangan Ikan saat
mendarat.
Tempat Pelelangan Ikan (TPI) merupakan tempat yang dapat digunakan
untuk mendistribusikan ataupun menjual hasil tangkapan nelayan kepada pembeli.
Salah satu TPI yang banyak dimanfaatkan di sekitar Jakarta adalah TPI Muara
Angke. Muara Angke berlokasi di Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan,
Kotamadya Jakarta Utara. Pelabuhan kapal ikan yang berada di Muara Angke
memiliki luas ±67 hektar yang dibangun di Jakarta. Menurut Dinas Kelautan dan
Perikanan Provinsi Jakarta, TPI Muara Angke dijadikan sebagai pusat turunnya
ikan dari kapal nelayan, kemudian dilakukan proses jual beli berdasarkan
Undang-Undang No.31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Wijayanti et al., 2018).
Salah satu komoditi perikanan di TPI Muara Angke, yaitu ikan baronang
Ikan baronang merupakan salah satu ikan target bagi nelayan. Ikan
baronang memiliki habitat di perairan pesisir tropis maupun subtropis yang berada
di Samudra Hindia sampai Pasifik Barat. Ikan baronang memiliki habitat di
sekitar terumbu karang, lamun, perairan payau, dan perairan sungai. Ikan
baronang juga dapat hidup di perairan tercemar seperti pelabuhan. Ikan baronang
yang tinggal di terumbu karang memiliki ukuran 20-45 cm, sedangkan yang
berada di padang lamun ikan baronang masih dalam kategori juvenile dengan
ukuran 14-16 cm. Ikan baronang yang dapat hidup di perairan payau dan perairan

1
2

laut terdiri dari beberapa jenis di antaranya Siganus guttatus dan Siganus
vermiculatus (Munira et al., 2010)
Menurut data KKP tahun 2018, produksi ikan baronang pada tahun 2015
sampai 2017 terdapat peningkatan. Pada tahun 2015 produksi ikan Baronang
berjumlah 47.930,57 ton mengalami peningkatan pada tahun 2017 yang berjumlah
115.937,14 ton. Pada tahun 2018 produksi ikan baronang mengalami penurunan
dengan jumlah 97.615,49 ton ikan baronang. Banyaknya permintaan dari
masyarakat dalam mengkonsumsi ikan baronang, menyebabkan aktivitas
penangkapan ikan baronang oleh nelayan semakin meningkat. Hal ini
mengakibatkan penurunan jumlah populasi ikan di habitatnya
Hasil penelitian Hardayani (2018), ikan baronang yang berhasil ditangkap
di perairan penangkapan Karimun Jawa adalah S. javus memiliki ukuran sekitar
16-31 cm yang tergolong ukuran juvenile. Hasil dari penelitian Indriani et al.
(2020), faktor kondisi ikan baronang S. guttatus di perairan Sei Carang Tanjung
Pinang menunjukan nilai faktor kodisi 1.7. Hal ini menunjukan bahwa ikan
baronang yang ditangkap kondisi baik dan layak untuk ditangkap.
Perikanan yang sustainable dapat tercipta dengan penangkapan ikan yang
masuk kategori layak tangkap dan dapat dilihat dari karakter morfometri dan
meristik. Morfometri dan meristik merupakan aspek biologis yang dapat mejadi
acuan dalam pengendalian penangkapan ikan baronang di alam agar tidak terjadi
overfishing. Pendataan tersebut perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi ikan
baronang, sebagai acuan bagi pengeloaan di Pelabuhan TPI Muara Angke agar
tidak terjadi penurunan populasi dari ikan baronang di alam. Status konservasi
ikan baronang menurut data Internatuional of United Conservation Nation
(IUCN) adalah Least Concern atau resiko rendah (Spinefoot, 2017).

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini :

1) Bagaimana jenis ikan baronang hasil tangkapan nelayan TPI Muara


Angke?
2) Bagaimana karakteristik morfometri dan meristik ikan baronang hasil
tangkapan nelayan TPI Muara Angke?
3

3) Bagaimana aspek biologis dari ikan baronang hasil tangkapan nelayan TPI
Muara Angke?

1.3. Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:


1) Mengetahui jenis–jenis ikan baronang hasil tangkapan nelayan TPI Muara
Angke
2) Mengidentifikasi karakteristik morfometri dan meristik ikan baronang
hasil tangkapan nelayan TPI Muara Angke
3) Mengetahui aspek biologis dari ikan baronang hasil tangkapan nelayan
TPI Muara Angke

1.4. Manfaat

Manfaat dalam penelitian ini adalah memberikan informasi kepada


masyarakat terhadap jenis-jenis ikan famili Siganidae yang banyak diminati dan
untuk mengetahui ukuran ikan baronang yang di daratkan oleh nelayan dan
mengetahui status penangkapan sehingga dapat ditentukan strategi pengelolaan
sumberdaya ikan baronang di TPI Muara Angke.
4

1.5 Kerangka Berpikir


Kerangka berpikir pada penelitian yaitu:

Informasi ikan baronang dan ukuran


ikan baronang yang ditangkap oleh
nelayan Muara Angke

Habitat

Menurut data
pemerintah jumlah
nelayan sekitar Ikan baronang
1.459.874 Perairan
berfamili
subtropis
Siganidae dan
dan tropis
memiliki satu
genus Siganus

Ikan baronang akan di


daratkan di TPI Muara
Terumbu karang
Angke
dan padang
lamun
Jenis ikan
baronang
mengalami
Aktivitas nelayan penurunan setiap
menangkap ikan tahunnya
baronang secara
berlebihan

Keanekaragaman Ikan
Baronang (Siganus) dari
Hasil Tangkapan Nelayan di
Tempat Pelelangan Ikan
Muara Angke DKI Jakarta

Gambar 1. Kerangka berpikir : Identifikasi Jenis Dan Aspek Biologi Ikan


Baronang
(Siganidae) Hasil Tangkapan Nelayan Di Tempat Pelelangan Ikan Muara
Angke, Jakarta Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Siganidae

Kasifikasi pada ikan baronang berdasarkan karakter morfologinya menurut


Durray (1990) termasuk ke dalam kingdom Animalia, filum Chordota, kelas
Osteichthyes, subkelas Acteropterigii, ordo Perciformes. Ikan baronang termasuk
ke dalam famili Siganidae yang hanya terdiri dari satu genus yaitu Siganus
(Khordik & Gufran, 2003). Di Indonesia sendiri terdapat 12 jenis ikan baronang,
Siganus cannalicus, S. javus, S. guttatus, S. vermiculatus , S. chysospilos, S.
corallines, S. virgatus, S. puellus, S. rivulatus, S. stella, S. vulpinus, dan S. spinus
contoh dari ikan jenis ikan baronang seperti pada gambar 2(Ilham., 2018).

A B

Gambar 2. Morfologi ikan baronang (A). Tompel blackspot kuning (B). baronang
tulis memiliki ciri khusus garis tidak putus pada bagian bawah perut
(Firdauzi, 2017).

Ikan baronang merupakan ikan yang termasuk ke dalam golongan famili


Siganidae. Ikan baronang dapat dikenal dengan mudah oleh masyarakat, ikan
baronang banyak diketahui dengan istilah rabbit fish dikarenakan ikan baronang
memiliki cara makan yang hampir sama dengan hewan kelinci. Ikan baronang
memiliki cara makan dengan menggigit makanannya secara berulang kali. Ukuran
tubuh dari ikan baronang tergolong kecil sampai sedang, ukuran tubuh ikan
baronang memiliki kisaran 20-45 cm (Kordik & Gufran, 2003)
Ciri–ciri ikan baronang salah satunya terdapat bagian jari–jari sirip, di
antaranya sirip punggung, sirip anal, dan sirip perut. Ikan baronang memiliki
ukuran dan bentuk tubuh yang beranekaragam seperti bentuk bulat sampai
lonjong. Ukuran mulut relatif kecil, mulut yang di dalamnya terdapat gigi-gigi

5
6

yang tajam yang seperti alat pemotong. Ikan baronang memiliki duri-duri yang
tajam pada bagian sirip punggung yang memiliki kelenjar racun yang difungsikan
untuk membela diri dari predator alami. Bagian-bagian ikan baronang memiliki
beberapa sirip di antaranya sirip punggung, dan sirip dubur. Setiap sirip memiliki
dua bagian yaitu sirip keras dan sirip lunak dengan jumlah yang berbeda–beda
sesuai dengan jenis ikan baronang (Ilham, 2018).
Warna pada ikan baronang dapat berubah warna sesuai dengan kondisi
tempat tinggalnya. Fungsi dari perubahan warna pada ikan baronang untuk
menghindari bahaya dari predator alaminya. Ikan baronang dapat hidup di
perairan lepas maupun hidup di daerah tambak. Ikan yang hidup di perairan lepas
maupun yang di perairan tambak memiliki perbedaan yang signifikan di
antaranya, ikan baronang yang hidup di daerah tambak memiliki warna yang
gelap, sedangkan ikan baronang yang hidup di perairan lepas memiliki warna
yang cukup terang (Munira et al., 2010).

Ikan baronang dalam islam dijelaskan dalam surat Al-qur’an surat Al-
maidah ayat 96, yakni:

‫ج وا‬ُ ‫خ َر ال ْ ب َ ْح َر ل ِ ت َأ ْك ُ ل ُوا ِم نْ ه ُ ل َ ْح ًم ا طَ ِر ي ًّا َو ت َسْ ت َ ْخ ِر‬


َّ َ ‫َو ه ُ َو ال َّ ِذ ي س‬
ْ َ ‫اخ َر ف ِ ي ِه َو ل ِ ت َب ْ ت َغ ُوا ِم ْن ف‬
‫ض لِ ِه‬ ِ ‫ك َم َو‬ َ ْ ‫ِم نْ ه ُ ِح ل ْ ي َ ة ً ت َل ْ ب َ س ُ و ن َ َه ا َو ت َ َر ى الْ ف ُ ل‬
‫َو ل َ ع َ ل َّ ك ُ ْم ت َشْ ك ُ ُر و َن‬

Artinya : Dan Dialah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu
dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan
dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar
padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya
kamu bersyukur.

2.2. Identifikasi

Istilah identifikasi dalam Bahasa inggris yaitu “to identify”, diartrikan


memberikan suatu gambaran sebagai tanda kenal diri, bukti diri, ataupun untuk
menerangkan, mengetahui identitas dari suatu makhluk hidup, baik berupa
7

tumbuhan, hewan, maupun manusia. Mengidentifikasi sebagai bentuk usaha


manusia untuk mempelajari, meneliti dan menganalisis suatu organisme sampai
diketahui sifat dan ciri-ciri organisme. Fungsi untuk mengidentifikasi sebagai
untuk menentukan nama ilmiah dari ciri-ciri makhluk hidup, untuk mengetahui
taksonomi dari makhluk hidup yang sudah teridentifikasi. Cara untuk mengetahui
dan mengidentifikasi ciri-ciri ikan dapat dilakukan dengan mengunakan metode
morfometri dan meristik (Kilawati, 2017).
Karakter morfologis (morfometri dan meristik) adalah metode yang
digunakan untuk mengetahui cara identifikasi ikan dalam bidang biologi
perikanan. Cara yang digunakan dalam proses identifikasi ikan dengan
menggunakan metode morfometri dengan melakukan pengukuran anggota tubuh
ikan dan saling menghubungkan kekerabatan dari jenis ikan yang memiliki fungsi
untuk menentukan variasi dalam taksonomi. Morfometri adalah mengukur bagian
dari anggota tubuh ikan, misalkan pegukuran panjang total yang pengukuran
dengan cara dari bagian moncong atas sampai bagian akhir sirip individu, panjang
sirip, sirip punggung, sirip perut, sirip anal (Akmal et al., 2018).
Pengukuran tubuh ikan memiliki fungsi untuk mengetahui ciri- ciri
taksonomi pada ikan dan mengidentifikasi dari jenis ikan, ikan memiliki tubuh
yang berbeda–beda dari jenis ikan lainnya. Perbedaan pada tubuh ikan banyak
faktor yang menyebabkan tubuh ikan berbeda yaitu pada umur ikan, jenis
kelamin, dan lingkungan tempat ikan hidupnya. Faktor kimia-fisika yaitu suhu,
salinitas, dan Ph yang mempengaruhi pertumbuhan ikan, ukuran ikan dan jenis
ikan (Khayra et al., 2016). Morfometri merupakan cara untuk mendeskripsikan
atau mengidentifikasi jenis ikan dan menentukan stok jenis ikan pada perairan
yang mendasarkan atas perbedaan morfologi ikan yang diamati. Satuan untuk
pengukuran dengan mengunakan centimeter (cm) (Widiyanto, 2008).
Pengukuran morfometri terdiri dari 24 karakter yang dapat digunakan
sebagai kunci identifikasi ikan. Pengukuran sering digunakan dalam
mengidentifikasi terdiri dari panjang total, panjang baku, dan panjang kepala.
Pengukuran lainnya seperti panjang sirip punggung, sebelum sirip punggung,
panjang orbital dan lebar badan. Panjang sirip punggung, tinggi batang individu,
panjang rahang atas, dan panjang rahang bawah. (Efendie, 2002).
8

Mengindentifikasi ikan selain menggunnakan cara morfometri juga dapat


digunakan cara meristik. Berbeda dengan morfometri yang digunakan cara
pengukuran bagian-bagian tubuh ikan. Sedangkan, meristik mengunakan cara
menghitung jumlah bagian-bagian tubuh ikan (counting methods). Bagian-bagian
tubuh ikan yang dihitung dengan mengunakan metode meristik yaitu jumlah jari-
jari sirip, jumlah sisik, jumlah gigi, jumlah tapis insang, jumlah kelenjar buntu,
jumlah vertebra, dan jumlah gelembung renang. (Halid & Malawa, 2017).

2.3 Habitat
2.3.1 Terumbu Karang
Terumbu karang merupakan hewan karang yang bersimbiosis dengan
tumbuhan alga yang disebut zooxanthellae. Terumbu karang yang terbentuknya
dari endapan-endapan dari kandungan batuan massif kalsium karbonat (CaCO3)
yang dihasilkan dari karang yang berbentuk terumbun. Terumbu karang bertempat
tinggal di perairan yang jernih. (Hadi et al., 2018).
Terumbu karang hidup di perairan yang jernih memiliki fungsi bagi
ekosistem laut, baik dari pesisir pantai maupun dari biotanya. Fungsi dari terumbu
karang bagi pesisr pantai di antaranya menahan gelombang laut, dan melindungi
pantai dari hempasan ombak dan arus. Fungsi terumbu karang bagi biota adalah
dijadikannya tempat tinggal bagi biota, reproduksi, dan tempat mencari makan
bagi biota lainnya (Supriharyono, 2000).
Ekosistem terumbu karang hidup di perairan yang jernih yang terbentuk
dari kelangsungan hidup biota lainnya, seperti karang, siput, dan alga. Perairan
tropis merupakan tempak yang cocok untuk berkembangnya terumbu karang.
Terumbu karang di perairan memiliki sifat yang sensitif terhadap pengaruh
lingkungan. (Yuliani. et al., 2016).
Suhu, salinitas, substrat, dan cahaya merupakan faktor–faktor untuk
membantu keberadaan terumbu karang di habitatnya. Terumbu karang dapat
bertahan hidup di suatu perairan yang memiki suhu sekitar 23 oC sampai 25 oC,
faktor lainnya yang mempengaruhi bagi terumbu karang untuk hidup yaitu faktor
cahaya yang mempengaruhi ke dalaman hidup di perairan. Kedalaman perairan
maksimal untuk hidupnya terumbu karang sekitar 25 m. Apabila terumbu karang
mengalami kekurangan cahaya dapat menggakibatkan proses fotosintesis
9

mengalami keterlambatan bagi terumbu karang. Kekurangan hasil dari kalsium


karbonat akan mempengaruhi terhadap proses terbentuknya terumbu karang
(Supriharyono, 2000).
Faktor cahaya dapat mempengaruhi bagi kehidupan terumbu karang di
habitat, berdasarkan faktor cahaya yang mempengaruhi pertumbuhan karang dapat
dibagi dua kumpulan karang hermatipik dan ahermatipik (Barus et al., 2018).
Karang hermatipik merupakan pembagunan utama yang memiliki struktur karang
yang berasal dari sel–sel tumbuhan yang melakukan simbiosis dengan
zooxanthella. Zooxanthella dapat melakukan proses fotosintesis yang memiliki
kegunaan untuk menghasilkan oksigen bagi kehidupan karang yang di mana
zooxanthella memiliki fungsi untuk menghambat laju penumpukan zat kapur yang
dilakukan di polip karang. Karang ahermatik yaitu karang yang tidak
menghasilkan terumbu (Haerul, 2013).
Fungsi terumbu karang bagi kehidupan ekosistem peraiaran baik secara
langsung maupun tidak langsung. Manfaat terumbu karang di antaranya sumber
daya hayati yang bisa menghasilkan produk yang memiliki nilai ekomomis yang
tinggi bagi kelangsungan hidup biota laut. Seperti udang karang, ikan karang,
teripang, alga, dan kerang mutiara. Manfaat lain terumbu karang bagi
kelangsungan hidup lain adalah menyajikan bahan makanan bagi biota laut
lainnya dan dijadikanya tempat pemijahan bagi jenis biota laut lainnya (Haerul,
2013).

2.3.2 Padang Lamun


Padang lamun merupakan tumbuhan yang yang hidup di perairan laut,
padang lamun termasuk tumbuhan Angiospermae. Padang lamun adalah
ekosistem yang hidup di perairan yang dangkal, padang lamun dapat bertahan
hidup di perairan yang memiliki suhu yang hangat, padang lamun memanfaatkan
pasir sebagai tempat untuk bertumbuhnya yang banyak ditumbuhi oleh tumbuhan
lamun. Habitat bagi tumbuhan lamun dapat bertahan hidup dengan ke dalaman
sekitar 40 m di bawah air laut. Tumbuhan lamun memiliki aspek morfologi yang
terdiri dari akar, bunga, daun, batang, buah, dan biji. Fungsi dari akar lamun tidak
dapat mengambil atau membawa air menuju ke daun, karena daun dapat
menyerap air dengan sendirinya. Sistem perakaran lamun terlihat nyata, dedaunan,
10

dan sistem internal yang berfungsi untuk transporatsi untuk membawa gas dan
nutrient yang dilakukan stomata. Tumbuhan lamun dapat meresap nutrien yang
melalui tudung akar ( Zurba, 2018).
Lamun hidup di daerah pesisir pantai yang memiliki manfaat bagi pesisir
laut di antaranya sebagai penyaring nutrient yang berasal dari sungai maupun laut,
sebagai pemecah gelombang dan arus, menstabilkan sedimen, dan membantu
pengendapan substrat. Manfaat lamun bagi kehidupan biota di antaranya sebagai
tempat pemijahan bagi ikan mulai dari bertelur hingga juvenile. Manfaat lainnya
padang lamun sebagai tempat berlindung dari predator, meningkatan kesediaan
makanan, dan mengurangi komposisi hidup bagi biota laut lainnya (Zurba, 2018).
Menurut Zurba (2018), terdapat sifat–sifat pada tumbuhan lamun yang
dapat hidup di air laut di antaranya mampu hidup di air asin, dapat berfungsi
normal di bawah perairan air, mempunyai sistem berkembang biak, melaksanakan
daur generatif di dalam air, dapat bertahan hidup dengan organisme lain dalam
lingkungan air laut. Tumbuhan lamun dapat beradaptasi dengan cepat hal ini
membuktikan penyebaran lamun yang luas memiliki waktu yang cepat.
Tumbuhan lamun dapat bertahan hidup di habitat midintertidal sampai ke
dalaman 50m sampai 60 m, lamun memanfaatkan substrat untuk bertahan hidup,
lamun biasa hidup di substrat yang keras ataupun yang lunak (Zurba, 2018).
Menurut Mukhsin & Kamal (2014), fungsi secara ekologi pada tumbuhan lamun
di antaranya, sumber utama produktifitas primer, sumber makanan, penstabil
dasar perairan, tempat berlindung, tempat berkembang biak, menahan kuat arus,
menghasilkan oksigen.
Lamun berpengaruh terhadap konservasi keberlangsungan hidup dari ikan
baronang. Ikan baronang memanfaatkan tumbuhan lamun untuk bertempat tinggal
pada fase juvenile, waktu pemijahan ikan baronang, serta menjadikanya lamun
sebagai makanan dari ikan baronang. tetapi ikan baronang pada fase dewasa akan
meninggalkan daerah padang lamun dan akan berada daerah terumbu karang
untuk bertempat tinggal (Kordik & Gufran, 2003).
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian dilakukan pada Maret 2021 dan berlokasi di Tempat Pelelangan
Ikan (TPI) Muara Angke, Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Kotamadya
Jakarta Utara (Gambar 3.). Pelabuhan kapal ikan yang berada di Muara Angke
memiliki luas ± 67 hektar yang dibangun di Jakarta. Muara Angke memiliki titik
kordinat 6o 6’ 22’’LS dan 106 o 46’ 28’’BT.

Gambar 3. Peta Tempat Pelelangan Ikan Muara Angke Jakarta

3.2 Alat Dan Bahan


Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku identifikasi ikan
Fishes of Pacific dan Marine Fishes, buku catatan, pulpen, pengaris, Millimeter
Block. Bahan yang digunakan adalah ikan baronang yang didapatkan dari Tempat
Pelelangan Ikan (TPI) Muara Angke.

3.3 Cara Kerja


Pendataan dilakukan dengan mengunakan metode survei yang bersamaan
dengan aktivitas bongkar muat nelayan. Waktu pengambilan data sebanyak tiga
kali dalam seminggu, rentang waktu satu bulan. Data yang diambil meliputi

11
12

jumlah setiap jenis ikan baronang, dan ukuran dari ikan baronang yang didaratkan
oleh nelayan. Sedangkan pengamatan biologi meliputi panjang, dan berat tubuh.
Setiap jenis yang berbeda akan diukur dengan cara morfometri, meristik, dan ikan
akan ditimbang untuk mengetahui berat dari ikan baronang. Morfometri
merupakan salah satu cara untuk mendeksripsikan jenis ikan dan menentukan stok
pada suatu perairan dengan berdasarkan atas perbedaan morfologi yang diamati,
dengan satuan cm (sentimeter), bagian–bagian yang diukur yaitu panjang total
(PT), Panjang Baku (PB), Panjang Kepala (PK), dan dihitung jumlah secara
meristik bagian-bagian yang dihitung jumlah sirip keras dan sirip lunak kaudal,
sirip keras dan lunak dubur (Baldwin,2003).

3.4. Analisis Data

Data penelitian diperoleh secara deskriptif kuatitatif dengan cara


menjabarkan suatu data dengan menggunakan metode survei. Metode survei data
yang diambil secara bersamaan dengan aktivitas bongkar muat nelayan untuk
mengetahui jenis ikan baronang yang ditangkap oleh nelayan, serta panjang dan
berat ikan Baronang. Data yang dijabarkan dalam bentuk tabel dan gambar.

3.4.1 Keanekaragaman Jenis Ikan Baronang


Penelitian dengan menggunakan metode purposive sampling. Berdasarkan
ikan yang di daratkan oleh nelayan di TPI Muara Angke, Indeks keanekaragaman
jenis ikan baronang dihitung menggunakan indek Shannon-Wiener sebagai
berikut
H’=
Keterangan
Pi = Ni / N
Ni = jumlah individu ikan
N = jumlah total ikan

Menurut Odum (1994), keanekaragaman terdapat tiga kategori yang jika


nilai <1 keanekaragaman di suatu habitat tergolong rendah, jika nilai
keanekaragaman 1 sampai 3 maka keanekaragaman di suatu habitat tergolong
sedang. Jika nilai keanekaragaman >3 maka nilai keanekaragaman di suatu habitat
tergolong tinggi.
13

3.4.2 Faktor Kondisi (K)


Faktor kondisi digunakan untuk mengetahui kondisi ikan dengan keadaan
yang baik dan untuk mengetahui ikan sudah layak untuk dijual. Faktor kondisi
dihitung mengunakan rumus persamaan Efendie (1997) sebagai berikut:

Keterangan: K= faktor kondisi


W = bobot ikan
L = panjang ikan

3.4.3 Morfometri
Bagian tubuh ikan yang diukur meliputi panjang total, panjang baku dan
pajang kepala (Tabel 1). Satuan ukuran yang digunakan dalam penelitian ini
adalah cm. Cara pengukuran morfometri ikan baronang dapat dilihat pada
Gambar.4. Hasil dari perhitungan ikan baronang dapat ditulis mengunakan angka.

Tabel 1. Penjelasan karakter morfometri ikan

No. Karakter Morfometri Penjelasan


1 Panjang Total Jarak garis lurus yang diukur dari ujung
moncong hingga ujung sirip individu paling
belakang
2 Panjang Baku Jarak garis lurus yang diukur dari ujung
moncong hingga dasar sirip individu
3 Panjang Kepala Jarak garis lurus yang diukur dari ujung
moncong hingga operculum.

Gambar 4. Pengukuran morfometri (Turang et al., 2019)


14

3.4.4 Meristik
Meristik merupakan bagian cara mengidentifikasi dengan cara menghitung
bagian-bagian tubuh ikan. Perhitungan meristik dihitung pada bagian sirip yang
dihitung terdapat dua bagian yaitu jari-jari sirip keras dan jari-jari sirip lunak pada
setiap bagian sirip ikan. Hasil perhitung jari-jari keras sirip dapat ditulis dengan
huruf romawi, sedangkan pada jari-jari lunak dapat ditulis dengan angka.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Morfometri dan Meristik


Morfometri adalah cara mengidentifikasi ikan dengan menggunakan
pengukuran pada anggota tubuh ikan, sedangkan meristik merupakan cara
mengidentifikasi dengan menghitung jumlah bagian–bagian tubuh ikan.
Identifikasi secara morfometri pada ikan meliputi panjang total, panjang baku, dan
panjang kepala. Menurut Irman & Achmar (2017), aspek-aspek yang dihitung
dalam identifikasi meristik diantaranya jumlah sirip keras dan sirip lunak
punggung, dan jumlah sirip keras dan sirip lunak dubur atau anal.
Berdasarkan hasil penelitian mengenai morfometri dan meristik, diketahui
terdapat tiga jenis ikan baronang, yaitu Siganus javus, Siganus vermiculatus, dan
Siganus gutattus. Menurut Woodland (1997), ikan famili Siganidae khususnya
genus Siganus memiliki jari-jari keras dan jari-jari lunak sirip panggung XIII.10
dan jari-jari keras dan jari-jari lunak sirip dubur VII.9 Hasil pengukuran dan
morfometri dan perhitungan meristik dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil perhitungan rata-rata ukuran morfometri dan meristik ikan


baronang di TPI Muara Angke

MORFOMETRI MERISTIK
Jumlah Jumlah
Panjang Panjang
Panjang Jari-jari Jari-jari
Jenis Total Kepala
Baku (cm) Sirip Sirip
(cm) (cm)
Punggung Dubur
S. javus 26,28 20,34 5,71 XIII.10 VII.9
S. vermiculatus 29,34 22,55 5,73 XIII.10 VII.9
S. guttatus 28,33 22,11 6,02 XIII.10 VII.9

4.1.1. Siganus javus (Baronang Tulis) (Linennaeus, 1766)


Ikan baronang jenis S. javus yang didapatkan pada penelitian ini memiliki
pengukuran panjang total terkecil sebesar 14 cm, ukuran panjang total terbesar
yaitu 45 cm dan memiliki panjang total rata-rata sebesar 26.3 cm. Panjang baku
yang didapatkan dari hasil pengukuran sebesar 15-30 cm. Panjang baku memiliki

15
16

nilai rata-rata sekitar 20.34 cm. Panjang kepala didapatkan sebesar empat sampa 7
cm. Menurut Kordik & Gufran, (2003), panjang dari ikan baronang jenis S. javus
memiliki panjang maksimal sebesar 45 cm. Perhitungan secara meristik
didapatkan hasil yakni, XIII jari-jari keras dan sepuluh jari–jari lunak.
Perhitungan jumlah meristik di bagian dubur memiliki sekitar VII jari-jari keras,
sembilan jari–jari lunak.

Gambar 5. Siganus javus (Linennaeus, 1766)

S. javus biasanya dikenal dengan ikan baronang tulis. Baronang tulis


memiliki ciri–ciri pada bagian punggung berwarna agak gelap, terdapat lingkaran
kecil yang berwarna biru yang terletak di bagian kepala sampai individu, dibagian
atas tubuh ikan baronang. Bagian bawah tubuh ikan terdapat garisan melengkung
yang terdapat di bagian perut ikan baronang tulis. S. javus memiliki warna kuning
di bagian sirip dan di bawah mata. S. javus memiliki gigi yang halus serta
memiliki badan yang ramping. Habitat dari ikan baronang jenis S. javus hidup
perairan yang dangkal.

4.1.2. Siganus vermiculatus (Valenciennes, 1835) (Baronang Batik)


Siganus vermiculatus biasa dikenal dengan ikan baronang batik. Baronang
batik memiliki ciri-ciri pada bagian punggung berwarna agak gelap. Ikan
baronang batik memiliki sisi tubuh yang tertutup oleh garis berkelok layaknya
seperti batik. Garis berkelok terdapat di seluruh tubuh ikan baronang batik dari
kepala sampai individu ikan baronang batik (gambar 6).

Ikan baronang jenis S. vermiculatus yang didapatkan pada penelitian ini


memiliki pengukuran panjang total sebesar 45 cm, dan panjang total rata–rata
17

29.34 cm. Panjang baku yang didapatkan sebesar 15-30 cm. panjang baku ikan
baronang jenis S. vermiculatus rata-rata 22.55 cm. Panjang kepala ikan baronang
jenis S. vermiculatus didapatkan sekitar 4-7 cm. Menurut Kordik & Gufran,
(2003), ikan baronang jenis S. vermiculatus memiliki panjang maksimal Sebesar
45 cm.

Gambar 6. Siganus vermiculatus (Valenciennes, 1835) (Baronang Batik)

Perhitungan secara meristik ikan baronang jenis S. vermiculatus


didapatkan hasil XIII jari-jari keras, 10 jari–jari lunak pada sirip punggung.
Perhitungan meristik di bagian dubur sekitar VII jari-jari keras, Sembilan jari-jari
lunak.

4.1.3. Siganus gutattus (Bloch, 1787) (Baronang Tompel)


Siganus gutattus biasanya dikenal dengan ikan baronang tompel. Di semua
tubuh ikan baronang tompel terdapat bintik–bintik kecil yang berwarna keoranye.
Baronang tompel memiliki satu bintik yang besar yang berwarna kuning di bagian
ujung sirip punggung.

Gambar 7. Siganus gutattus (Bloch, 1787) (Baronang Tompel)


18

Ikan baronang jenis S. gutattus yang didapatkan memiliki pengukuran


panjang total sebesar 35 cm. Panjang total rata–rata 28.37 cm. Panjang baku S.
gutattus didapatkan pegukuran sebesar 30 cm. Panjang baku S. gutattus rata–rata
22.11 cm. Panjang kepala S. gutattus didapatkan sebesar 7 cm. Menurut Kordik
& Gufran, (2003), panjang dari ikan S. gutattus memiliki panjang maksimal
sekitar 35 cm. Perhitungan secara meristik dapat dihasilkan sekitar XIII jari-jari
keras sirip punggung, 10 jari-jari lunak sirip punggung. Perhitungan jumlah
meristik di bagian sirip dubur memiliki VII jari-jari keras, sembilan jari-jari lunak.

4.2. Jenis dan Jumlah Hasil Tangkapan


Berdasarkan hasil penelitian ikan baronang dari hasil tangkapan nelayan di
TPI Muara Angke Jakarta Utara, didapatkan tiga jenis ikan baronang, yaitu
Siganus javus (Linennaeus, 1766), Siganus gutattus (Bloch, 1787), dan Siganus
vermiculatus (Valenciennes, 1835). Total ikan baronang yang didapatkan pada
penelitian ini sebanyak 350 individu. Hasil tangkapan terbanyak yaitu jenis S.
javus sebanyak 235 individu, S. gutattus sebanyak 60 individu, dan S.
vermiculatus memiliki penangkapan yang paling sedikit berjumlah 55 individu
ikan baronang. Ketiga jenis ikan baronang tersebut memiliki status Least Concern
menurut data IUCN

Gambar 8. Persentase Hasil Tangkapan Ikan Baronang


19

Ikan baronang yang didaratkan di TPI Muara Angke Jakarta Utara


meruapakan hasil tangkapan dari beberapa tempat, diantaranya Kalimantan,
Tegal, Cirebon, dan Kepulauan Seribu. Ikan baronang jenis S. javus merupakan
ikan yang paling dominan pada penelitian ini sebesar 68% (Gambar 5). Menurut
Suardi (2019), ikan baronang jenis S. javus berhabitat di muara sungai dan pesisir.
Keberadaan ikan baronang jenis S. javus yang berada di perairan dangkal,
mempermudah para nelayan maupun pemancing ikan baronang untuk
mendapatkannya.

Ikan baronang jenis S. gutattus didapatkan sebesar 17%. Ikan baronang


jenis S. gutattus merupakan ikan yang berhabitat di daerah pesisir. Ikan baronang
jenis S. gutattus mudah untuk ditangkap oleh nelayan dengan menggunakan alat
tangkap bubu. Hal ini disebabkan karena keberadaaan ikan baronang menempati
pesisir yang dangkal. Menurut Indriani et al. (2020), ikan baronang jenis S.
gutattus mengalami eksploitasi yang tinggi dan memiliki nilai ekonomis sehingga
dapat menyebabkan terjadinya penurunan tangkapan. Faktor lainnya yang
menyebabkan penurunan tangkapan ikan baronang adalah faktor habitat yang
mengalami perubahan. Peningkatan upaya penangkapan terhadap ikan baronang
jenis ini membuat status konservasi di habitatnya memiliki resiko rendah atau
Least Concern menurut data IUCN.

Ikan baronang jenis S. vermiculatus merupakan ikan yang paling sedikit


didapatkan pada penelitian ini yaitu sebesar 15%, hal ini dikarenakan kondisi ikan
di habitat tempat nelayan melakukan penangkapan tidak terlalu banyak.
Persebaran dari Ikan baronang jenis S. vermiculatus lebih banyak ditemukan
didaerah Sulawesi (Gunderman et al.,1983). Menurut Tuegeh et al. (2012), ikan
baronang vermiculatus sering ditangkap oleh nelayan di daerah minahasa.

4.3. Panjang Total dan Berat


Ukuran panjang total dapat menentukan tingkat kematangan ikan
baronang. Terlihat pada tabel 2 panjang total rata-rata ikan S. javus yang
tertangkap sebesar 26.28 cm. Ukuran panjang total terkecil yang didapat sebesar
14 cm dengan kategori juvenile dan ukuran terpanjang sebesar 40 cm yang masuk
ke dalam kategori dewasa. Menurut Kordik & Gufran (2003), ikan beronang yang
20

berukuran 14-18 cm masuk ke dalam tingkat juvenile, sedangkan ukuran 19-45


cm termasuk ke dalam tingkat dewasa. Siganus javus memiliki berat rata-rata
sebesar 463.25 g. Ukuran terbesar ikan S. javus yang pernah tertangkap sebesar 45
cm (Kordik & Gufran, 2003).

Tabel 3. Panjang total dan berat rata-rata ikan baronang

Std. Deviasi
Panjang Total Berat
Jenis Rata – Rata Rata - Rata Panjang Berat
(cm) (g) Rata-Rata Rata-Rata
S. javus 26,28 383,74 5,31 196,3
S. virmiculatus 28,94 461,04 5,77 187,6
S. gutattus 28,33 463,25 4,14 190,5

Berdasarkan hasil penelitian identifikasi dan karakteristik tubuh, panjang


total rata–rata ikan baronang jenis S. gutattus sebesar 28.33 cm. Hasil identifikasi
menunjukkan bahwa ikan S.guttatus yang tertangkap termasuk dalam kategori
dewasa dengan kisaran ukuran 20–35 cm. Menurut Kordik & Gufran (2003),
ukuran ikan baronang jenis S. gutattus pada masa juvenile memiliki ukuran 15–18
cm, serta memiliki ukuran maksimal sebesar 35 cm.
Jenis ikan baronang S. vermiculatus memlki ukuran 20–45 cm, dengan rata
–rata panjang total sebesar 28.94 cm. S. vermiculatus secara umum memiliki
ukuran sebesar 30 cm dan dapat mencapai ukuran sebesar 45 cm (Woodland,
1997). Ikan baronang jenis S. vermiculatus merupakan ikan yang paling sedikit
didapatkan di TPI Muara Angke Jakarta Utara, karena eksploitasi dan
penangkapan ikan baronang ini semakin meningkat. Status ikan baronang jenis S.
vermiculatus menurut data IUCN memiliki resiko rendah ukuran ikan baronang
jenis S. vermiculatus memiliki ukuran maksimal sebesar 40 cm.
Selain panjang total, untuk mengetahui layak atau tidaknya ikan yang
ditangkap oleh nelayan, faktor lainnya yakni dapat diukur dengan berat tubuh
ikan. Berat tubuh ikan baronang yang didapatkan pada penelitian ini memiliki
bobot berat sebesar 76-850 g. Siganus gutattus memiliki berat rata–rata sebesar
463.25 g, sedangkan S. vermiculatus terdapat bobot berat dengan memiliki rata–
21

rata sebesar 461.03 g. Siganus javus memiliki bobot rata-rata terkecil sebesar
383.73 g.

4.2. Keanekaragaman Jenis Ikan Baronang


Indeks keanekaragaman H’ dapat digunakan sistematik untuk mengetahui
jumlah komunitas dari setiap spesies maupun individu dari makhluk hidup di
habitat. Indeks keanekaragaman untuk mempermudah memberikan informasi
mengenai macam dan jumlah organisme. Keanekaragaman biota dapat diketahui
dari banyak atau sedikit biota dalam suatu komunitas, nilai suatu
keanaekaragaman tergantung dari jumlah individu per spesies di habitat. Semakin
banyak biota yang ditemukan individu dari setiap spesies yang ditemukan, maka
nilai keanekaragaman akan semakin tinggi. Namun, semakin sedikit biota yang
ditemukan maka nilai keanekaragaman semakin rendah (Hamid & Kamri., 2019).
. Nilai keanekaragaman jenis ikan baronang dari hasil penelitian di TPI
Muara Angke sebesar 0.86. Menurut Odum (1994), nilai keanekargaman jenis
kurang dari satu maka nilai dari keanekaragaman termasuk ke dalam kategori
rendah. Menurut Fahrizal (2017), keanekaragaman jenis ikan yang rendah
disebabkan kerena tingkat nutrisi di perairan sangat mempengaruhi nilai
keanekaragaman bagi ikan terumbu.

4.4 Faktor Kondisi


Faktor kondisi merupakan suatu parameter yang memiliki fungsi sebagai
acuan kondisi pertumbuhan suatu populasi dan kelayakan dari suatu spesies ikan.
Faktor kondisi didapatkan melalui panjang total ikan dan berat ikan. Faktor yang
mempengaruhi kondisi dari ikan dapat dilihat dari segi fisik. Faktor yang
mempengaruhi perubahan variasi dari jenis pada faktor kondisi yaitu, umur dari
ikan, makanan ikan, dan habitat ikan.

Nilai Faktor kondisi rata-rata pada ikan baronang dalam penelitian ini
berkisar 1.8–1.9 (gambar 9). Nilai faktor kondisi pada penelitian ini menunjukan
bahwa ikan baronang yang ditangkap oleh nelayan menunjukan bahwa ikan
baronang dalam keadaan yang baik. Menurut Efendy (1997), apabila nilai dari K
tidak kurang dari satu dan tidak melebihi nilai tiga menunjukan bahwa kondisi
22

ikan baronang dalam kondisi yang baik. Ikan yang didapatkan dalam penelitian
memiliki tubuh yang kurang pipih dan cenderung berisi. Penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Sudarno (2018), menjelaskan bahwa faktor kondisi dari ikan
baronang memiliki nilai rata-rata K adalah 1.00 –1.50.

Gambar 9. Faktor kondisi ikan Baronang


Ikan baronang jenis S. javus memiliki nilai rata-rata pada faktor kondisi
sebesar 1.98. Ikan baronang jenis S. javus memiliki nilai faktor kondisi yang
terendah 1.046, dan tertinggi 2.996. Jenis ikan lainnya yang didapatkan, yaitu S.
vermiculatus memiliki nilai rata–rata faktor kondisi sebesar 1.84. Ikan baronang
jenis S. vermiculatus memiliki nilai faktor kondisi yang terendah 1.072, dan
tertinggi 2.88. Ikan baronang jenis S. gutattus memiliki nilai rata–rata faktor
kondisi sebesar 1.94. Ikan baronang S. gutattus memiliki nilai faktor kondisi
terendah 1.39, tertinggi 2.96. umur dari ikan baronang pada fase juvenile dengan
range 12-18 cm. kematangan umur ikan baronang dalam kondisi yang baik range
18.2-45 cm.
Menurut Effendi (1997), faktor kondisi memiliki nilai k satu sampa dua
menunjuk faktor kondisi ikan dalam keadaan baik dari segi ikan komersil. Faktor
kondisi mempengaruhi secara fisik secara survival dan reproduksi. Selain itu, juga
dapat digunakan untuk mengetahui kualitas dan kuantitas daging ikan secara
komersil. Ciri-ciri ikan dalam kondisi yang baik memiliki penampakan yang segar
seperti dalam keadaan yang cerah dan terang, tidak berlendir, dan mengkilat. Ikan
yang segar memiliki bau yang segar dan normal seperti keberadaan ikan di tempat
asalnya. Mata ikan tidak berlendir dan cerah serta menonjol kedepan.
BAB V
Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini yakni didapatkan tiga
jenis ikan baronang dari TPI Muara Angke yaitu, Siganus javus, Siganus
vermiculatus, Siganus gutattus.
Karakteristik tubuh ikan baronangyang didapatkan di TPI Muara Angke
Jakarta Utara, ikan baronang memiliki tubuhya kurang pipih, memiliki tipe sisik
cycloid, dan jari-jari pada sirip punggung dan anal, memiliki kelenjar racun.
Rentang panjang ikan baronang pada ukuran juvenile bersekitar 14-19 cm dan
rentang panjang tubuh ikan baronang dewasa sekitar 20-45 cm.

5.2 Saran
Saran dari penelitian ini memberikan edukasi terhadap nelayan bahwa ikan
baronang memiliki status konservasi least Concern atau resiko rendah. Sehingga
penangkapan ikan baronang hanya diperbolehkan berukuran dewasa dan apabila
tertangkap ikan baronang berukuran juvenile lebih baik dilepaskan kembali
dikarenakan supaya keberlangsungan hidupnya terjaga dan tetap lestari di
habitatnya.

23
DAFTAR PUSTAKA

Affandi, R. 1992. Ichtyologi. Suatu Pendoman Kerja Laboratorium. Bogor. IPB


Akmal, Y., Saifuddin, F., & Zulfahmi, I. (2018). Karakteristik Morfometri dan
Studi Ostologo Ikan Kaureling. Samudra Akuatika, 2(1), 35-45.
Allen, G., Steene, R., & Humann, P. N. D. (2003). Reef Fish Identification
Tropical Pacific Fishes. Singapura : New Word Publication Inc..
Allen, G., Swainston, R., & Ruse, J. (2019). Marine Fishes. Journal of Chemical
Information and Modeling, 53(9), 1689-1699.
Barus, S. B., Prartono, T., & Soedarma, D. (2018). Pengaruh Lingkungan
Terhadap Bentuk Pertumbuhan Terumbu Karang di Perairan Teluk
Lampung. Ilmiah dan Teknologi Tropis, 10(3), 699-709.
Duray, M.N., 1990. Biologi and Culture of Siganids Aquaculture Departemen
SEAFDEC. Philippines. 47p.

Efendie, M. (1997). Biologi Perikanan. Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusatama.

Efendie, M. (2002). Biologi Perikanan. Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusatama.


Fahrizal., A. (2017). Keanekaragaman Jenis dan Status Sumber Daya
IkanTerumbu Ekonomis Penting di Perairan Dobo kepulauan Aru.
Skripsi
Firdauzi, D. (2017). Dampak Penangkapam Ikan Baronang (Siganidae) Terhadap
Ikan Target dan Keseimbangan Rantai Makanan di Perairan Kepulauan
Seribu. Institut Pertanian Bogor.
Gundermann, N., Popper, M.D, Lichatowich, T. (1983). Biology and Life Cycle
of Siganus vermiculatus (Siganidae, pisces). Pacific Science. 37(2).
Hadi, A. H., Giyanto. Prayudha, B., Hafist, M., & Suharsono, B. A. (2018). Status
Terumbu Karang. Jakarta : Oseanografi Lipi.
Haerul. (2013). Analisis Keragaman dan Kondisi Terumbu Karang di Pulau
Surappolompo. Kap Pangkep Makassar (Skripsi). Makassar.
Halid., I. & Mallawa., A. (2017). Biodinamika Populasi untuk Penangkapam
Baronang Lingkis Berkelanjutan. Bogor : IPB Press.
Hamid., A. & Kamri., S. (2019). Keanekaragaman Jenis Ikan Hasil Tangkapan
Sampingan (BYCATCH) Perikanan Rajungan di Teluk Langsoko dan
Kendari Sulawesi Tenggara. Marine Fisheries. 10(2), 215-224

24
25

Handayani, M. (2018). Karakteristik Biologi dan Teknologi Daerah Penangkapan


Ikan Karang di Perairan karimun Jawa. (Skripsi). Institute Pertanian
Bogor.
Ilham, M. (2018). Sebaran dan Komposisi Jenis Ikan Famili Siganidae
Berdasarkan Ekosisitem yang Berbeda di Perairan Teluk Laikang
Kabupaten Takalar. Biodjati, 3(1), 23-25.
Indriyani, Y., Susiana., Rochmady. (2020). Hubungan panjang-bobot dan faktor
kondisi ikan baronang (Siganus S. guttatus, Bloch 1787) di perairan Sei
Carang, Kota Tanjungpinang, Indonesia. Agrikan: Jurnal Agribisnis
Perikanan. 13(2), 327-333.
Khayra, A., Muchlisin, A. Z., & Sarong. A. M. (2016). Morfometri Lima Spesies
Ikan yang Dominan Tertangkap di danau Aneuk Kota Subang. Jurnal
Depik, 5(2), 57-66.
Khordik, H., & Gufran, H. (2003). Budidaya Ikan Baronang Dengan
Menggunakan Keramba Jaring Apung. Gowa : Dahara Prize.
Kilawati, Y. (2017). IKTIOLOGI MODERN. Malang : UB Press.
Kkp. (2018). Pencarian Produksi Ikan Dengan Perbandingan. 19 Oktober 2020.
www.Statistika.KKP.go.id.
Kkp. (2020). DJPT Sosialisasi Juknis Bantuan Premi Asuransi Nelayan. 19
Oktober 2020. www.KKP.go.id.
Muchsin, I., & Kamal. M. (2014). Status Trofik Ikan yang Berasosiasi Dengam
Lamun (Seagrass) di Tanjung Luar Lombok Timur. Jurnal Biologi
Tropis, 14(2), 162-170.
Munira, Sulistiono, & Zairion. (2010). Distribusi dan Potensitok Ikan Baronang
(Siganus Canaliculatus) di Padang lamun Selat Lonthoir, Kepulauan
Banda. Maluku. Iktiologi Indonesia, 10(1), 25-33.
Odum, E. P. (1994) Dasar-Dasar Ekologi (Edisi Ketiga). Yogyakarta:
Penerjemah Tjahjono Samingar.
Spinefoot, M. (2017). Siganus Rivulatus. The IUCN Red List Of Threatened
Species, 8235. www.iucnredlist.org.
Suardi., Wiryawan., B. Taurusman., A.,A. Santoso., J. & Riyanto., M. (2019).
Dinamika Hasil Tangkapan Baronang (Siganus. Sp) pada Rumpon Hidup
Secara Spesial-Temporal di Pesisir UloUlo Kabupaten Luwu. Marine
Fisheries. 10(1). 45-57.
Sudarno. Asriyana. & Arami., H. (2018). Hubungan Panjang Bobot dan Faktor
Kondisi Ikan Baronang (Siganus. Sp) di Perairan Tondonggeu
Kecamatan Abeli Koto Kendari. Jurnal Sains dan Inovasi Perikanan.
2(1). 30 -39.
26

Supriharyono, M. (2000). Pengelolaan Ekosistem Terumbu Karang. Yogyakarta :


Djambatan.
Tuegeh, S., Tilaar F.F., Manu, D.G. (2012). Beberapa Aspek Biologi Iksan
Baronang (Siganus vermiculatus) di Perairan Arakan Kecamatan
Tatapaan Kabupaten Minahasa Selatan. Jurnal Ilmiah Platax. 1(1).
Turang, R., Watung, V.N.R., & Lohoo, A. (2019) Struktur Ukuran, Pola
Pertumbuhan dan Faktor Kondisi Ikan Baronang (Siganus Canaliculatus)
dari Perairan Teluk Totok kecamatan Ratatotok Kabupaten Minahasa
tenggara. Jurnal Ilmiah Platax , 6(2), 83-88.
Widiyanto, N. I. (2018). Kajian Pola Pertumbuhan dan Ciri Morfometri-Meristik
Beberapa Spesies Ikan Layur (Super Famili Trichiuroidae) di Perabuhan
Ratu, Sukabumi, Jawa Barat. (Skripsi). Institute Pertanian Bogor.
Wijayanti. F., Abrari, M. P., & Fitriana, N. (2018). Keanekaragaman Spesies dan
Status Konservasi Ikan Pari di Tempat Pelelangan Ikan Muara Angke
Jakarta Utara. Jurnal Biodjati, 3(1), 23.
Woodland, D., 1997. Siganidae. Rabbitfishes (spinefoots). p. 3627-3650. In K.E.
Carpenter and V. Niem (eds.) FAO Identification Guide for Fishery
Purposes. The Western Central Pacific. 837 p.
Yuliani, W., Ali, M .S. & Saputri, M. (2016). Pengelolaan Ekosistem Terumbu
Karang oleh Masyarakat di Kawasan Lhoksedu Kecamatan Leupung
Kabupaten Aceh. Mahasiswa Pendidikan Biologi. 1(1), 1-9.
Zurba, N. (2018). Pengenalan Padang Lamun. Lhoksumawe: Unimal Press.
LAMPIRAN

Lampiran 1 : Foto Tempat Penelitian

(A) (B)

(C) (D)

(E) (F)

27
28

Keterangan :
Gambar A : Tempat Pelabuhan Kapal
Gambar B : Proses Timbangan pas Turun Kapal
Gambar C : Tempat Pelelangan Ikan
Gambar D : Pasar Muara Angke
Gambar E : Morfometri Ikan
Gambar F : Menimbang Berat Ikan
29

Lampiran 2. Faktor Kondisi ikan baronang

Rumus faktor kondisi

Jenis berat (gram) panjang (mm) 10^5 faktor kondisi


Siganus javus 220 250 100000 1,408
Siganus javus 220 250 100000 1,408
Siganus javus 200 230 100000 1,643790581
Siganus javus 205 220 100000 1,925244177
Siganus javus 210 226 100000 1,819256676
Siganus javus 76 150 100000 2,251851852
Siganus javus 76 150 100000 2,251851852
Siganus javus 100 155 100000 2,685374778
Siganus javus 99 155 100000 2,65852103
Siganus javus 100 160 100000 2,44140625
Siganus javus 80 152 100000 2,278028867
Siganus javus 99 157 100000 2,558210266
Siganus javus 98 158 100000 2,484590469
Siganus javus 100 155 100000 2,685374778

Jenis berat (gram) panjang (mm) 10^5 faktor kondisi


Siganus
virmiculatus 245 252 100000 1,530962179
Siganus
virmiculatus 259 258 100000 1,508136484
Siganus
virmiculatus 230 240 100000 1,663773148
Siganus
virmiculatus 233 243 100000 1,623817061
Siganus
virmiculatus 249 253 100000 1,53758022
Siganus
virmiculatus 450 250 100000 2,88
Siganus
virmiculatus 500 270 100000 2,540263171
Siganus
virmiculatus 470 263 100000 2,583631747
Siganus
virmiculatus 320 248 100000 2,097949045
Siganus
virmiculatus 300 240 100000 2,170138889
Siganus
virmiculatus 249 232 100000 1,994047009
Siganus
virmiculatus 250 220 100000 2,347858753
30

Siganus
virmiculatus 355 255 100000 2,140956344
Siganus
virmiculatus 200 203 100000 2,390792484

Jenis berat (gram) panjang (mm) 10^5 faktor kondisi


Siganus Guttatus 630 298 100000 2,380629206
Siganus Guttatus 490 272 100000 2,434946189
Siganus Guttatus 688 328 100000 1,949696029
Siganus Guttatus 400 270 100000 2,032210537
Siganus Guttatus 370 264 100000 2,010897543
Siganus Guttatus 292 246 100000 1,961451302
Siganus Guttatus 300 249 100000 1,943225556
Siganus Guttatus 415 278 100000 1,931584488
Siganus Guttatus 400 270 100000 2,032210537
Siganus Guttatus 325 245 100000 2,209963536
Siganus Guttatus 275 238 100000 2,039866861
Siganus Guttatus 215 226 100000 1,862572311
Siganus Guttatus 375 260 100000 2,133591261
Siganus Guttatus 315 257 100000 1,855714597
31

Lampiran 3 : Keanekaragaman Ikan Baronang

Rumus Keanekaragaman
H’=

Jenis jumlah Pi pi ln pi ln pi H'


- -
Siganus javus 235 0,671429 0,39835 0,26746
-
Siganus virmiculatus 55 0,157143 -1,8506 0,29081 0,8606
- -
Siganus Guttatus 60 0,171429 1,76359 0,30233
350 -0,8606
32

Lampiran 4 : Jumlah, panjang, berat ikan baronang


Berat
Ukuran rata-rata rata-rata
Jenis (cm) (g)
Dewasa dewasa
Siganus javus 25 220
25 220
23 200
22 205
22,6 210
15 76
15 76
15,5 100
15,5 99
16 100
15,2 80
15,7 99
15,8 98
15,5 100
16 99
16 99
16,4 100
14,4 75
16 100
15 77
15,5 98

Berat
rata-rata
Jenis Ukuran rata-rata (cm) (g)
dewasa Dewasa
Siganus virmiculatus 25,2 245
Siganus virmiculatus 25,8 259
Siganus virmiculatus 24 230
Siganus virmiculatus 24,3 233
Siganus virmiculatus 25,4 294
Siganus virmiculatus 25 450
Siganus virmiculatus 27 500
Siganus virmiculatus 26,3 470
Siganus virmiculatus 24,8 320
Siganus virmiculatus 24 300
Siganus virmiculatus 23,2 294
Siganus virmiculatus 22 250
33

Siganus virmiculatus 25,5 355


Siganus virmiculatus 20,3 200
Siganus virmiculatus 28,4 395
Siganus virmiculatus 25 350
Siganus virmiculatus 24,5 300
Siganus virmiculatus 20 250
Siganus virmiculatus 24,7 315
Siganus virmiculatus 22 260
Siganus virmiculatus 21,5 169
Siganus virmiculatus 23,6 236

Ukuran Berat
rata-rata rata-rata
Jenis (cm) (g)
Dewasa Dewasa
Siganus Guttatus 29,8 630
Siganus Guttatus 27,2 490
Siganus Guttatus 32,8 688
Siganus Guttatus 27 400
Siganus Guttatus 26,4 370
Siganus Guttatus 24,6 292
Siganus Guttatus 24,9 300
Siganus Guttatus 27,8 415
Siganus Guttatus 27 400
Siganus Guttatus 24,5 325
Siganus Guttatus 23,8 275
Siganus Guttatus 22,6 215
Siganus Guttatus 26 375
Siganus Guttatus 25,7 315
Siganus Guttatus 21 200
Siganus Guttatus 21,2 150
Siganus Guttatus 22,8 182
Siganus Guttatus 23 200
Siganus Guttatus 23,3 222
Siganus Guttatus 25 260
Siganus Guttatus 23,5 195
Siganus Guttatus 35 695
Siganus Guttatus 25,6 250
Panjang dan berat ikan baronang
Jumlah Ikan Baronang
Jenis Jumlah
34

S. Guttatus 60
S. virmiculatus 55
S. javus 247
362

Anda mungkin juga menyukai