Formulasi Sediaan Pasta
Formulasi Sediaan Pasta
Rahmi Nofita
Pengertian pasta
Farmakope Indonesia edisi IV, pasta adalah sediaan semi padat yang
mengandung satu atau lebih bahan obat yang digunakan untuk pemakaian
topical.
Terdiri dari :
1. Zat aktif
2. Basis
3. Zat tambahan (pengawet, antoksidan, emolien,
emulsifier, surfaktan, zat penstabil, peningkat
penetrasi)
A. Zat aktif
Zat aktif yang sering digunakan adalah zinc oksid, sulfur, dan zat
aktif lainnya yang dapat dibuat jadi sediaan semisolid.
Penggunaan untuk:
antiseptik, perlindungan, penyejuk kulit, dan absorben, sehingga
zat aktif yang sering digunakan adalah zat aktif yang memiliki
aktivitas farmakologi seperti tsb.
Sifat zat aktif yang perlu diperhatikan yaitu zat aktif harus mampu
didispersikan secara homogen pada basis namum dapat lepas
dari basis dan dapat menembus kulit untuk mencapai tujuan
farmakologisnya.
B. Basis
Pengawet
Perlu diperhatikan interaksi dengan bahan aktif dan
wadah
Efektif terhadap kontaminan bakteri
Tidak mengiritasi
Emulsifier
Emulsifier anionik (Na, lauril sulfat, TEA)
Emulsifier kationik (amm, Kuartener, cetrimide)
Emulsifier nonionik (ester glikol, ester gliserol)
Humektan
Mengurangi kehilangan air pada sediaan semisolid
Contoh: gliserol dan PEG
Metode Pembuatan
Metode pembuatan pasta sama dengan pembuatan salep.
Metode fusion(pelelehan)
Zat pembawa dan zat berkhasiat dilelehkan bersama dan diaduk
sampai membentuk fase yang homogen.
Metode triturasi
Zat yang tidak larut dicampur dengan sedikit basis atau bahan
pembantu, kemudian dilanjutkan dengan penambahan sisa
basis. Bisa juga digunakan pelarut organik untuk melarutkan
bahan aktifnya baru ditambahkan basisnya.
Macam-macam pasta
1.Pasta Berlemak
Pasta berlemak adalah suatu salep yang mengandung
lebih dari 50% zat padat (serbuk).
Contoh pasta berlemak:
Acidi Salicylici Zinci Oxydi Pasta (F.N. 1978)
Zinci Pasta (F.N.1978)
Resorcinoli Sulfurici Pasta (F.N. 1978).
Macam-macam pasta
Pasta Zinci Oxydi
R/ Zyncy Oxydi 25
Amily Tratici 25
Vaselin Flavi 50
Pada Zinc Oxyda dibuat dengan cara menggerus kemudian
mencampurkan 25% dari masing-masing Zinc Oxyda dan Amylum
dengan Vaselin putih.
Hasilnya berupa salep yang padat, kaku, tidak meleleh pada suhu tubuh
serta mampu mengabsorbsi uap air jenuh lebih besar dan biasa
digunakan sebagai astringen dan pelindung.
Pasta juga sering digunakan menjadi pembawa untuk bahan obat
lainnya.
Macam-macam pasta
Resorcinoly Sulfuricy Pasta
R/ Resorcinoli 5
Sulfur 5
Zinci Oxydi 40
Cetramacologi 1000 3
Cetostearyakoholi 12
Paraffin Liquid 10
Vaselin Flavi Ad 100
Pasta berlemak ternyata kurang berminyak dan ternyata lebih menyerap dibandingkan
dengan salep karena tingginya kadar obat yang mempunyai afinitas terhadap air.
Pasta ini cenderung menyerap sekresi seperti serum dan mempunyai daya penetrasi
dan daya maserasi yang lebih rendah dari salep.
Pasta ini digunakan untuk lesi akut yang cenderung membentuk karat, mengelembung
dan mengeluarkan cairan..
Macam-macam pasta
2.Pasta Kering Contoh:
Pasta kering adalah suatu R/ Bentonit 1
pasta bebas lemak Sulf Praecip 2
mengandung ± 60% zat Zinci Oxydi 10
padat (serbuk).
Talci 10
Icthamoli 0,5
Glycerini
Aquae aa 5
s.ad.us.ext
Macam-macam pasta
3.Pasta pendingin
Pasta pendingin merupakan campuran serbuk minyak lemak
dan cairan berair, dikenal dengan Salep Tiga Dara.
R/ Zinci Oxydi
Olei Olivae
Calcii Hidroxydi Solutio aa 10
Macam-macam pasta
Tipe emulsi yang terjadi A/M, untuk ketabilan dapat diganti sebagian minyak kira-
kira 3% dengan Cera alba. Penggerusan jangan terlalu karena dapat memecah
emulsi.
Penstabilan dapat pula dilakukan dengan penambahan Acidum Oleinicum crudum
(1 tetes per 5 gram minyak) dicampur dulu pada minyak.
Pada pencampuran dengan Aqua Calcis akan terbentuk sabun Ca-Oleat, yang
akan menstabilkan emulsi A/M, setelah itu ditambah ZnO dan dicampur ad
homogen.
Macam-macam pasta
4.Pasta Dentifriciae (Pasta Gigi)
1. Konsistensi
Konsistensi menunjukan reologi pasta, kemudahan
dikeluarkan dari tube, kemampuan mempertahankan
bentuk dan tidak terserap masuk ke bulu sikat.
Konsistensi dievaluasi berdasar :
Densitas (piknometer)
Viskositas (Brookfield viskometer)
Kohesivness
Ektrudability
Pasta gigi
2. Abrasive
Sebagai standar dipakai Ca pirofosfat dengan nilai 100, skor
bahan lain berkisar 0-500 relatif terhadap standar.
Dipengaruhi oleh:
• Kekerasan
• Bentuk kristal
• Ukuran partikel
Cleansing and Polishing
Efek cleaning dan polishing berasal dari bahan abrasif.
Tingkat abrasi yang ideal tidak lebih dari 125, diatas nilai
tersebut merusak dentin.
Pasta gigi
Bahan abrasif Konsentrasi Kisaran skor
Alumina 20-40% 150-500
Dikalsium fosfat, anhidrous 30-50% 250-400
3. Penampilan
4. Busa
5. Rasa
6. Stabilitas
1. Abrasive
• Tujuan pemakaian : Provide cleaning dan polishing.
• Umumnya digunakan 20-50% dari total formulasi.
a. Kapur/ Kalsium karbonat precipitat
Tidak mahal, tersedia dalam kisaran derajat densitas yang
luas, impurities silika, tingkat abrasifitas bervariasi, popularitas
rendah
Inkom. dengan sod.flouride kompatibel dengan sod.
monofluorofosfat
Konsentrasi sebagai abrasive (30-50%)
Pasta gigi
b. Kalsium fosfat
Dikalsium fosfat dihidrat ( low abrasion, good polishing, inkom
dengan fluoride, perlu stabiliser untuk mencegah caking,
hardening, grittiness).
Dikalsium fosfat anhidrous (very abrasive, low concentration,
inkom dengan fluoride).
Tetrakalsium pirofosfat (kurang populer krn inkom dgn fluoride)
Tidak larut dalam sodium metafosfat.
Lebih mahal, kompatibel degan fluoride, moderately abrasive,
banyak produsen menarik produk dengan kandungan ini
karena banyak konsumen beralih ke silika.
Pasta gigi
c. Silika
Abrasive silika (nanoabsorbent, tidak berbau, hambar, good
abrasive at low conc, efek minimal pada konsistensi akhir
produk)
Penebalan silika ( extremely smallsized particles, large surface
area, capability of swelling and thickening, capable absorbing,
holding liquid, biaya murah, tidak reaktif, kompatibel dengan
fluoride karena digunakan dalam konsentrasi kecil.
Dapat membentuk “clear gel” dengan menyesuaikan indek
refraksi pelarut (konsentrasi 10-30%)
Pasta gigi
d. Hidradet alumina
Harga murah, kompatibel dengan fluoride, tidak seefektif silika
sebagai thickening agent.
e. Sodium bikarbonat
Populer sebagai pasta gigi baking soda
Efek abrasive at conc. >its water solubility (5-30%), mild
abrasive, mudah dibilas, granular texture,rasa asin (sulit
disamarkan), semakin besar partikel semakin kurang asin
Efek abrasive yang ringan perlu dikombinasi dengan abrasive
lain seperti silika, kalsium karbonat
Pasta gigi
2. Bahan pengikat
Merupakan bahan alami atau sintetik berupa hidrokoloid.
Untuk menjaga formulasi yang terdiri dari likuid dan solid menjadi pasta
halus.
Peningkatan viskositas mencegah keluarnya air dari pasta.
Konsentrasi 0.9%-2.0%.
Yang paling populer CMC,yanglainnya karagenan, tragakan ,sodium alginat.
Desain bahan pengikat yang optimum menghasilkan pasta mudah
dikeluarkan dari tube, bisa menjaga bentuk tidak melesak masuk bulu sikat,
lembut, mudah dibilas.
Kekurangan dengan CMC kadang terdapat kontaminan debu selulosa enzim
yang merusak viskositas pasta
Pasta gigi
4. Humektan
Untuk mencegah kekeringan dan kehilangan kelembaban
Memuaskan rasa mulut
Sorbitol (70%) : terasa sejuk, manis sedang, lebih murah dari
gliserin.
Gliserin : populer tapi menimbulkan sensasi hangat di mulut, lebih
mahal dari sorbitol atau propilenglikol (5%-10%).
Propilenglikol : baik dalam memecahkan properities,low
viskos,rasa pahit membatasi penggunaan. Penggunaan
dikombinasi dengan gliserin
Pasta gigi
5. Pemanis
Sodium sakarin 0.05%-0.25%
Siklamat
6. Perasa
Konsentrasi 0.2%-2.0%
Hindari konsentrasi tinggi (iritasi)
Minyak: peppermint, spearmint, wintergreen, anise
Pasta gigi
7. Water
9. pH Regulator
Buffering system untuk menyesuaikan pH produk akhi.r
Pasta gigi
10. Bahan lain
Bahan aktif
Anticarries : sodium fluoride, stannous fluoride, sodium monofluorofosfat
Desensitizing agent: formaldehid, sodium sitrat, strontium klorid
hexahidrate, potasium nitrat
Reduksi plat : klorhexidin glukonat, sodium borat, sanguinaria, sodium
pirofosfat, zinc sitrat, triklosan, dan berbagai minyak atsiri
Buffer untuk mempertahankan pH
Pewarna tersertifikasi
Pemutih gigi (hidroksi peroksida 3%)
Pasta gigi
Kriteria Formula
Metode Preparasi
Metode 2
Campurkan bahan pengikat bahan abrasive dalam keadaan
padat
Selanjutnya campur dengan fase cair yang mengandung
humektan, preservatif dan pemanis kedalam mixer. Setelah
terbentuk pasta yang homogen, tambahkan perasa dan
detergen, diaduk berlahan
Kemas kedalam tube.
Pasta gigi
Evaluasi Sediaan pasta
1. Abrasiveness
2. Cleansing property
3. Karakter busa
4. Pengamatan organoleptis
5. Homogenitas
6. Ukuran partikel
7. Penetapan kadar zat aktif
8. pH sediaan
9. Uji Viskositas (nilai viskositas dipengaruhi oleh zat pengental, surfaktan yang dipilih,
proporsi fase terdispersi dan ukuran partikel).
10. Uji stabilitas fisik
11. Pemeriksaan konsistensi (penetrometer)
12. In votro animal testing (oral toxicity dan mucosal irritation)
13. Ketertarikan produk dan kemungkinan efek negatif pada manusia
14. evaluasi klinik : alergi, iritasi, masalah oral yang lain.
Pasta gigi
Stabilitas
• Penampilan, warna
• Keseragaman
• Rasa
• Berat bersih
• pH
• Viskositas
Pasta gigi
Pengemasan
Kesimpulan
Pasta merupakan sediaan semisolid yang mengandung
bahan tidak larut dalam jumlah besar sehingga sifatnya
kaku dibandingkan salep. Penggunaan pasta selain untuk
penanganan luka juga banyak digunakan dalam pasta gigi.
Kandungan bahan abrasive yang sifatnya tidak larut dalam
pasta gigi menyebabkan pasta gigi termasuk dalam
kategori sediaan pasta.